Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 7271 ayat untuk tak akan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.26) (Yoh 1:10) (full: DUNIA TIDAK MENGENALNYA. )

Nas : Yoh 1:10

Yang dimaksud dengan "dunia" di sini adalah masyarakat secara keseluruhan yang terorganisir dan bekerja terlepas dari Allah, Firman dan pemerintahan-Nya. Dunia ini tidak akan pernah mengaku Kristus tetapi akan bersifat acuh tak acuh atau memusuhi Kristus dan Injil-Nya hingga kesudahan zaman (lih. Yak 4:4). Bagi Yohanes dunia adalah lawan terbesar dari Juruselamat dalam sejarah keselamatan (bd. Yak 4:4; 1Yoh 2:15-17; 4:5).

(0.26) (Ibr 13:5) (full: JANGANLAH KAMU MENJADI HAMBA UANG. )

Nas : Ibr 13:5

Perhatikan bahwa nasihat ini muncul setelah peringatan mengenai kedursilaan (ayat Ibr 13:4). Keserakahan dan kedursilaan terkait sangat erat dalam PB (1Kor 5:11; 6:9-10; Ef 5:3; Kol 3:5). Terlalu sering cinta akan kelimpahan harta dan kemewahan serta keinginan yang tak henti-hentinya akan kekayaan membuka peluang untuk terjerumus dalam dosa-dosa seksual (lih. 1Tim 6:6-10).

(0.26) (Why 15:7) (full: PENUH BERISI MURKA ALLAH. )

Nas : Wahy 15:7

Ini akan menjadi yang terakhir di antara hukuman-hukuman ilahi atas dunia yang jahat sebelum pemerintahan Kristus. Kenyataan bahwa tak seorang pun dapat masuk ke dalam Bait Suci sebelum berakhir semua malapetaka itu berarti bahwa tidak seorang pun dapat menaikkan doa syafaat untuk menghentikan hukuman itu (ayat Wahy 15:8). Allah telah menyatakan kesudahannya; hukuman-Nya akan lengkap dan tanpa belas kasihan.

(0.26) (Mzm 56:8) (jerusalem: menghitung-hitung) Sengsara orang benar seolah-olah dicantumkan pada "rekening" yang nanti (berupa hukuman) akan dibayar kepada musuh orang benar
(0.25) (Dan 11:36) (full: MENINGGIKAN DAN MEMBESARKAN DIRINYA. )

Nas : Dan 11:36-45

Nubuat-nubuat di dalam ayat-ayat ini tidak cocok untuk Antiokhus. Disebutnya "akhir zaman" (ayat Dan 11:35,40) menunjukkan bahwa nubuat ini melompat ke depan sampai akhir zaman dan menunjuk tokoh yang dilambangkan Antiokhus, yaitu antikristus

(lihat cat. --> Dan 7:8;

lihat cat. --> Dan 9:27).

[atau ref. Dan 7:8; 9:27]

Antikristus akan menjadi pemimpin diktator yang akan menampilkan dirinya sebagai lebih besar dari dewa manapun dan akan mengucapkan "kata-kata yang tak senonoh" (hujatan) terhadap Allah yang benar; ia akan dibiarkan berhasil untuk sesaat sehingga menggenapi nubuat ini. Dia tidak menunjukkan sikap menghormati "para allah (Allah) nenek moyangnya" (ayat Dan 11:37; Ibrani _'elohim_ yang bisa berarti dewa atau Allah); ia juga tidak akan menghiraukan "pujaan orang-orang perempuan" (beberapa orang beranggapan bahwa yang dimaksud adalah Tamuz, dewi kesuburan Babel; Yeh 8:14). Satu-satunya dewa yang akan dihormatinya ialah "dewa benteng-benteng" (ayat Dan 11:38) yang mungkin mengacu kepada kemahirannya sendiri dalam berperang. Ia juga akan membagi-bagi kembali semua wilayah yang telah ditaklukkannya sehingga menguntungkan dirinya (ayat Dan 11:39).

(0.25) (Mat 24:29) (sh: Tanda-tanda menjelang kedatangan Tuhan. (Kamis, 16 April 1998))
Tanda-tanda menjelang kedatangan Tuhan.

Berbagai bencana dan malapetaka yang terjadi bukan saja meliputi bumi tempat manusia hidup. Bencana dahsyat yang tak terperikan juga akan menghantam isi langit. Hal-hal yang Tuhan paparkan di sini adalah bahasa kiasan yang intinya menegaskan bahwa seluruh ciptaan yang telah terceApr dosa ini suatu waktu akan hancur dan berakhir. Bila semua itu sudah terjadi, seperti halnya musim panas segera akan tiba sesudah pohon ara mulai bertunas, demikian pun Tuhan atas sejarah dan atas jagad raya ini akan tiba, untuk menghakimi semua dan membalas setimpal.

Perkataan Tuhan pasti. Banyak orang makin mempertimbangkan bahwa kata-kata Tuhan Yesus ini tidak perlu diartikan harfiah atau ditanggapi serius. Kiranya sikap itu dijauhkan Tuhan dari kita. Langit dan bumi ini pasti akan berlalu, tetapi sabda yang diucapkan-Nya pasti akan digenapi. Yang Kristen harapkan bukanlah akhir zaman, tetapi tibanya zaman baru yang Tuhan Yesus janjikan dan ciptakan untuk umat tebusan-Nya. Marilah kita arahkan hati penuh kepada Hari itu.

Renungkan: Orang yang mengabaikan sabda Tuhan tentang kedatangan-Nya sedang mempermainkan masa depannya sendiri.

Doa: Tatkala dunia membuat kami gentar atau berharap, ingatkan bahwa Yesus penentu masa depan dunia, pasti akan datang kembali.

(0.25) (Yes 57:1) (sh: Peringatan bagi pemimpin! (Kamis, 25 Agustus 2005))
Peringatan bagi pemimpin!

Salah satu penyebab kehancuran sebuah bangsa adalah sikap para pemimpinnya yang tidak takut akan Tuhan. Mereka tidak takut akan Tuhan dengan berlaku jahat, tidak adil, dan menindas rakyat.

Nas hari ini membongkar perbuatan para pemimpin Israel yang tidak mengusahakan kesejahteraan rakyat sehingga umat Allah sangat menderita (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">1). Para pemimpin ini ternyata menjalin hubungan dengan kuasa kegelapan. Mereka menyembah dewa-dewa kesuburan, seperti Baal dan Asytoret, melakukan pelacuran bakti, beribadah kepada dewa Molokh, dan memanggil arwah orang mati (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">3, 5-9). Para pemimpin ini merasa kedudukan mereka kuat dan aman, berperilaku saleh, dan sama sekali tidak menyadari perbuatan mereka dibenci Allah (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">10-12). Mereka tidak menyadari bahwa Allah akan menghukum mereka dan tak satu pun dari dewa-dewa itu dapat menolong mereka.

Oleh karena perbuatan para pemimpin umat itu maka umat Allah tersandung jatuh dalam dosa (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">14). Keduanya akan dihukum Allah apabila tidak bertobat (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">17, 20-21). Namun, mereka yang menyesali perbuatan dosanya serta berpaling dari segala tingkah laku jahatnya akan kembali mendapatkan kemurahan-Nya (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">15, 18-19). Sesungguhnya Allah penuh dengan kasih dan pengampunan, tujuan-Nya adalah damai sejahtera bagi umat-Nya.

Kita harus mendoakan para pemimpin kita, baik yang di gereja maupun yang di pemerintahan agar mereka takut akan Tuhan dan menjalankan kepemimpinan mereka untuk kesejahteraan umat yang dipimpin. Kita sendiri harus menjaga diri supaya jangan mencontoh para pemimpin munafik yang tidak takut akan Tuhan. Tuhan sendiri akan membalas orang jahat dengan hukuman yang setimpal, tetapi Dia akan menyelamatkan umat-Nya yang saleh dengan anugerah yang melimpah.

Camkan: Tuhan adil! Dia akan membalaskan setiap orang berdasarkan perbuatan masing-masing.

(0.25) (Ams 24:19) (sh: Tinggalkan sikap pandang bulu dan pemalas (Senin, 30 Oktober 2000))
Tinggalkan sikap pandang bulu dan pemalas

Pengadilan adalah untuk menegakkan keadilan. Bila di dalam pengadilan tidak ditemukan lagi keadilan, sesungguhnya pengadilan telah kehilangan fungsi dan perannya. Bukan keadilan, ketertiban, keamanan, dan kebenaran yang ditegakkan, namun yang terjadi adalah kekacauan dan penindasan hak orang benar. Kebenaran dan keadilan telah dimanipulasi dengan berbagai cara dan selubung kemunafikan. Tak mudah bagi segelintir orang yang mungkin masih memiliki nurani keadilan dan kebenaran untuk tetap menyuarakannya, karena tidak sedang berhadapan dengan pribadi tertentu tetapi sebuah sistem global.

Betapa menyedihkan ketika kita membaca berbagai kasus yang akhirnya ditangisi oleh pihak lemah setelah keputusan pengadilan dijatuhkan. Apa yang Kristen lakukan melihat kenyataan seperti ini? Mungkin kita tidak dapat melakukan apa pun karena jabatan kita bukanlah seorang hakim, seorang jaksa, atau seorang pembela. Tetapi bila kita berkesempatan menjadi saksi, apa yang harus kita katakan? Penulis Amsal mengatakan bahwa kita harus menjadi saksi kebenaran dan memihak yang benar. Tak ada 'alasan relasi' bagi kita untuk membelanya bila ia memang bersalah. Tak ada alasan juga bagi kita untuk tidak membela orang yang benar karena bukan relasi kita. Sikap pandang bulu tak pernah dibenarkan dalam kasus apa pun.

Selain sikap pandang bulu, sikap pemalas juga harus ditinggalkan. Seorang pemalas tak pernah belajar menghargai waktu dan hidupnya. Ia tak pernah memikirkan kebutuhan hidupnya dan bagaimana cara mencukupinya. Ia tak pernah memikirkan kesusahan masa depan karena lumbungnya kosong. Ia tak pernah berusaha menata hidupnya dari sekarang. Ia baru akan menyadari setelah kemiskinan dan kekurangan melanda hidupnya, tetapi semuanya sudah terlambat. Betapa menderitanya hidup seorang pemalas, karena ia tak pernah menyadari betapa malangnya hidupnya. Ketika ia menyadari ternyata semua sudah terlambat. Kemiskinan dan kekurangan tiba-tiba datang menyerbu, tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk menolaknya.

Renungkan: Sikap pandang bulu dan kemalasan hanya dimiliki oleh orang yang tidak pernah belajar menghargai sesama dan arti kehidupan ini.

(0.25) (Mzm 17:1) (jerusalem: Diburu dengan tak bersalah) Seseorang yang tak bersalah sedikitpun berseru kepada Tuhan untuk melindungi terhadap musuh yang fasih, ganas dan sombong. Dengan berseru kepada keadilan Tuhan, Maz 17:1-2, pemazmur menyatakan diri tidak bersalah, Maz 17:3-5, dan meminta Allah yang berbelaskasihan supaya menolong, Maz 17:6-9; lalu ia menggambarkan keganasan musuh, Maz 17:6-9; lalu ia menggambarkan keganasan musuh, Maz 17:10-12, yang dari padanya Tuhan kiranya akan menyelamatkan pemazmur dan yang kiranya dihukum olehNya, Maz 17:13-14, sehingga pemazmur selamat dan bahagia, Maz 15.
(0.25) (Ayb 18:1) (sh: Hati-hati menuduh sesama sebagai orang fasik (Senin, 13 Desember 2004))
Hati-hati menuduh sesama sebagai orang fasik

Keadilan Tuhan pasti menghukum orang fasik. Hanya ada satu cara menghindarkan diri dari hukuman yaitu: bertobat, mengaku dosa, dan memohon pengampunan-Nya.

Itulah yang diungkapkan Bildad menjawab sikap tegar Ayub bahwa dirinya tidak berdosa (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">2-4). Masalahnya, apa bukti Ayub berdosa? Bildad mulai dengan mengecam sikap Ayub yang dianggapnya sombong, seakan-akan dirinya dan teman-temannya bersikap bodoh dalam menuduh Ayub berdosa (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">1-4). Lalu Bildad meneruskan perkataannya dengan menguraikan nasib orang fasik (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">5-21). Pertama, orang fasik yang tampaknya bernasib terang, akan mengalami kegelapan yang menyebabkan ia akan terhambat dalam jalan kejahatannya (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">5-7). Kedua, orang fasik akan mengalami nasib buruk terjebak oleh perangkap yang dipasangnya sendiri, seperti seorang pemburu terkena umpannya sendiri (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">8-10). Ketiga, segala "nasib sial" akan mengejarnya ke mana pun ia pergi, yakni: kelaparan, penyakit, dan bahkan kematian. (kata "kemah" di sini menunjukkan tubuhnya) (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">11-15). Keempat, orang fasik akan binasa dalam keadaan miskin, kesepian, dan menderita (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">16-21).

Terdapat dua kesalahan dalam paparan Bildad tentang orang fasik ini. Kesalahan pertama adalah Bildad hanya menguraikan nasib `lahiriah' dari orang fasik. Kenyataannya justru banyak orang fasik yang secara lahiriah hidup menyenangkan. Sesungguhnya kesusahan orang fasik lebih bersifat psikis dan hati nurani. Kesalahan kedua adalah Bildad `salah alamat' dengan mengidentikkan Ayub sebagai orang fasik, padahal tak satu pun tuduhan para sahabat Ayub bahwa Ayub berdosa terbukti.

Alkitab menyatakan orang fasik dimurkai Tuhan. Bildad tak berhak meyakini bahwa Ayub adalah orang fasik. Kekeliruan Bildad ini disebabkan hanya melihat penderitaan fisik Ayub saja. Sebenarnya bukan tugas kita untuk menilai bahkan menghakimi orang lain. Hanya firman Tuhan yang boleh dijadikan ukuran fasik tidaknya seseorang.

Camkan: Ukuran yang Anda pakaikan kepada orang lain akan dipakai untuk mengukur Anda.

(0.25) (Mzm 7:1) (ende)

Mazmur ini adalah doa seseorang jang tak bersalah dan jang dikedjar musuh2nja dengan tidak se-mena2 (Maz 7:4-6,13-15). Penuh kepertjajaan ia minta pertolongan Jahwe (Maz 7:2-3,7). Pastilah Tuhan akan mengadili musuh2nja pada hari pengadilan terachir (Maz 7:8-11,17). Mazmur ditamati dengan lagu pudjian jang singkat (Maz 7:17).

(0.25) (2Kor 1:20) (full: AMIN. )

Nas : 2Kor 1:20

Kata penutup "Amin" dalam doa dan pemberitaan orang Kristen mengungkapkan keyakinan akan kasih dan kesetiaan Allah serta kepastian janji-janji-Nya. Itulah suara iman, yang meneguhkan lagi dan menyatu diri dengan kebenaran Injil Kristus yang tak tergoyahkan itu. Dalam kitab Wahy 3:14, Tuhan Yesus disebut sebagai "Amin".

(0.25) (Flp 3:11) (jerusalem: kebangkitan dari antara orang mati) Tak mungkin Paulus di sini berbicara tentang kebangkitan umum. Kebangkitan itu mengenai semua manusia, baik orang yang baik maupun yang jahat. Kebangkitan itupun tidak akan menyelamatkan orang jahat dari kematian kekal, Yoh 5:29. Sebaliknya apa yang dimaksudkan ialah kebangkitan sejati, yakni kebangkitan orang benar. Mereka diambil "dari antara orang mati" dan hidup bersama Kristus, bdk Luk 20:35+.
(0.25) (Ayb 25:1) (sh: Kasih sayang Allah yang tak berkesudahan (Senin, 20 Desember 2004))
Kasih sayang Allah yang tak berkesudahan

Seberapa sering Anda menyadari bahwa di hadapan Allah, manusia kecil dan terbatas? Hari-hari Anda ditandai kesadaran demikiankah?

Bildad menjawab keputusasaan Ayub yang mencari pembelaan Allah, dengan menjabarkan siapakah manusia di hadapan Allah. Menurut Bildad, di hadapan Allah, manusia kecil dan terbatas (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">6). Bagi Bildad, kecil dan terbatas berarti tidak berdaya di hadapan Allah (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">4). Padahal pernyataan ini tidak perlu mengandung makna negatif karena keberadaan manusia yang terbatas dan kecil inilah yang membuat Allah memberikan kasih-Nya pada kita. Hendaklah di dalam curahan kasih Allah itu manusia semakin menyadari kebergantungan mutlak dirinya kepada Allah. Juga menemukan arti diri dan hidupnya dalam persekutuan dengan Allah.

Jika kita sudah memahami dan telah meletakkan makna teologis tersebut dalam pemikiran kita maka kita dapat menerima setiap rencana Allah baik suka maupun duka dengan lapang dada dan hati yang terbuka. Sebaliknya, jika kita berpihak pada pandangan Bildad pada nas ini, maka kita tidak akan pernah menemukan arti positif dari kata "kecil" dan "terbatasnya" manusia di hadapan Allah (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">4). Tanpa pemahaman teologis itu, kita akan terbentuk menjadi orang yang apatis dan tak berpengharapan. Menjadikan diri sendiri apatis dan tak berpengharapan akan menghalangi kita mengalami persekutuan yang indah dengan Allah. Akibatnya, kita cenderung melarikan diri untuk menghindar dari kasih Allah.

Selama manusia hidup, pasti mengalami banyak pergumulan. Semua pergumulan, termasuk penderitaan yang kita alami jika dipahami dalam proporsi teologis dan realitas hidup yang benar, akan memunculkan harapan bagi hidup kita sendiri, bahkan menjadikan kita sanggup menularkan pengharapan itu kepada orang lain. Inilah yang diharapkan berproses dalam diri anak Tuhan.

Renungkan: Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Baik penderitaan, peperangan, kemiskinan, bahkan kematian sekalipun. Justru, kasih Allahlah yang menjadikan keselamatan dinyatakan melalui Yesus Kristus.

(0.24) (Mzm 139:1) (sh: Tak ada yang tersembunyi (Sabtu, 18 September 1999))
Tak ada yang tersembunyi

Hal apakah yang sangat mempengaruhi hidup seseorang? Menurut pemazmur, pikiran, perenungan, dan pengenalan akan Allah berdampak besar dalam kehidupan seseorang. Seluruh keberadaan hidup kita dari yang nampak sampai yang tersembunyi, terbuka di hadapan Allah. Tak seorang pun dapat menyembunyikan diri atau menjauh dari Tuhan. Allah memperhatikan masing-masing pribadi sejak masih dalam kandungan, bayi, anak-anak hingga dewasa. Karena itu Allah sangat mengharapkan kejujuran dan keterbukaan kita di hadapan-Nya. Betapa bermaknanya hidup pribadi seseorang di hadapan Allah!

Kemahatahuan Allah. Kemahatahuan dan kedekatan Allah bukan untuk menangkap kita yang berdosa agar tidak luput dari hukuman-Nya. Justru sebaliknya, Ia akan menjaga dan menuntun kita untuk mencapai yang terbaik. Di mana pun kita berada, ada rasa aman di dalam perlindungan-Nya. Kadang sulit bagi kita untuk mengenal pikiran Allah. Bila kita mau menghitungnya, kita akan menyadari bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah karena Ia mengizinkan dan Ia tetap bersama dengan kita untuk menghadapinya

Doa: Allah yang Maha Tahu, selidikilah diriku, dan tuntunlah aku di jalan-Mu.

(0.24) (Yoh 19:16) (sh: Pergumulan salib (Jumat, 2 April 1999))
Pergumulan salib

Di atas salib, Yesus berjuang antara hidup dan mati. Di atas salib, masa depan umat manusia dan dunia sedang dipertaruhkan. Namun, beberapa meter dari tempat itu, para prajurit sedang santai mengisi waktu senggang, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, hanya untuk mendapatkan sebuah jubah ungu. Apakah pergumulan salib tidak menyentuh hati mereka? Ataukah mereka tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekeliling mereka? Masa depan umat manusia dan dunia terletak pada pergumulan Yesus di atas salib! Apakah kita merasakan getaran pergumulan salib itu dalam hidup kita?

"Aku haus" Tubuh yang mampu mengorbankan segala-galanya untuk orang lain, ternyata adalah tubuh yang rapuh, yang haus seperti juga manusia yang haus. Ia yang berkata "barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi" (Yoh. 6:35); Ia yang bersabda "barangsiapa yang minum air yang Ku berikan ini, ia tidak akan haus selama-lamanya"; sekarang Dia berteriak "Aku haus". Tahukah kita bahwa kita memiliki Tuhan dan Juruselamat yang dimensi-dimensi-Nya tak dapat dibandingkan dengan ukuran ruang seluas apapun dari alam raya ciptaan-Nya ini?

Renungkan: Kita tak akan pernah dapat tuntas memahami penderitaan Yesus. Tetapi yang pasti, di balik peristiwa itu ada misteri kasih yang tak terselami.

(0.24) (Luk 9:18) (sh: Pengakuan dari pengenalan yang benar (Minggu, 23 Januari 2000))
Pengakuan dari pengenalan yang benar

Pertanyaan: "Siapakah Yesus?" tak pernah pupus di sepanjang sejarah era-mesianik. Berbagai asumsi orang tentang Yesus muncul dari kalangan rakyat sampai raja Herodes. Yesus perlu mempertegas pengenalan murid-murid tentang siapa Dia. Yesus bertanya: "Siapakah Aku ini?". Bukan menurut pendapat orang banyak tetapi menurut diri mereka sendiri. Petrus menjawab: "Mesias dari Allah".

Beberapa pengenalan akan Yesus dari orang banyak: Yesus dari Nazaret anak tukang kayu Yusuf, Rabi yang mengajarkan Kerajaan Allah, Penyembuh penyakit, dan Pengusir Setan. Maka mereka berpendapat bahwa Yesus mungkin Yohanes Pembaptis atau nabi Elia yang bangkit. Sama sekali tak ada dalam benak mereka bahwa Yesus adalah Mesias Karena gambaran Mesias yang diharapkan bangsa Yahudi adalah raja yang akan menjadi pembebas dari penjajahan bangsa Roma, raja yang agung dan perkasa. Sedang Yesus, sama sekali tidak menampakkan sifat rajawi-Nya. Pengakuan Petrus dan murid-murid tidak perlu disebarluaskan. Hal ini menjaga terjadinya salah paham dari orang-orang Yahudi tentang Kemesiasan Yesus.

Pengakuan ini amat penting. Yesus adalah nama pribadi, sedangkan Mesias (Kristus) adalah gelar-Nya. Mesias berarti yang diurapi untuk menyelamatkan manusia, bukan hanya dari penderitaan jasmani tetapi dari dosa dan maut. Sepanjang hidup-Nya di dunia Yesus tak dikenal sebagai Mesias yang sudah dinantikan berabad-abad. Kemesiasan-Nya menjadi jelas setelah kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke sorga. Namun bagi murid-murid pengenalan ini amat penting. Sebab menjadi pengikut Yesus tanpa memiliki pengenalan pribadi yang jelas akan mudah terpengaruh oleh pendapat dan pandangan orang banyak yang jelas-jelas salah.

Renungkan: Pengakuan Petrus akan Kemesiasan Yesus lahir karena pengenalannya akan Dia. Pengenalan yang benar melahirkan pengakuan yang benar pula.

(0.24) (Why 21:1) (sh: Sirnanya lara (Rabu, 20 November 2002))
Sirnanya lara

Harapan selalu memiliki dua sisi. Pertama adalah kebahagiaan. Kedua adalah keresahan. Keseluruhan perikop ini selain merupakan kesimpulan dari bagian sebelumnya, sekaligus jendela untuk mengantisipasi teks-teks selanjutnya. Di sini tibalah langit yang baru dan bumi yang baru. Istilah "baru" lebih menunjuk ke perubahan kualitas, suatu transformasi. Artinya, yang lama masih tetap hadir, namun dalam perubahan dahsyat. Perubahan itu seperti tubuh Kristus yang dimuliakan—tubuh itu tetaplah tubuh- Nya, namun diperbarui dalam kilauan kemegahan. Di sana laut tak ada lagi. Ada baiknya kita memahami "laut" secara simbolis. Dalam Alkitab, ‘laut’ bisa menunjuk ke sumber kejahatan (ayat tak+akan&tab=notes" vsf="TB" ver="">12:18), tempat orang-orang mati (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">20:13), dan tempat air secara harfiah. Namun, dalam tak+akan&tab=notes" ver="">21:4 kita melihat bahwa laut sebagai perwakilan dari dunia yang lama, dunia yang penuh dengan penderitaan, kejahatan, dan kematian. Kala laut tiada, lara pun sirna.

Sebuah kota yang kudus turun dari surga. Yerusalem baru adalah gereja Tuhan di mana orang percaya yang setia mempertahankan imannya berkumpul; Seperti pengantin perempuan yang menjaga kemurnian dan keelokan dirinya bagi sang suami tercinta (bdk. tak+akan&tab=notes" ver="">3:12). Orang-orang ini akan masuk ke dalam keintiman tak bertara bersama Allah dan Kristus, sang kekasih hati mereka.

Lalu terdengarlah sebuah suara dari surga (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">3). Suara itu menjadi satu tanda bahwa tiada lagi yang dapat memisahkan mereka yang tetap teguh mempertahankan hubungan dengan Allah dan Kristus. Terjemahan yang lebih setia menyatakan, "Mereka akan menjadi umat-umat-Nya". Bukan hanya bangsa Israel yang dimaksud, namun orang-orang seluruh bangsa, suku, dan bahasa terhisab di dalamnya. Keselamatan menjadi universal, dan kehadiran Allah tak lagi dibatasi tembok-tembok bait Allah. Ia hadir secara penuh senantiasa. Nestapa akan berlalu. Hidup akan selamanya indah.

Renungkan:
Jika nubuat Tuhan tentang penganiayaan terlaksana, bukankah kemuliaan akan tiba jua? Jadilah mempelai Kristus yang senantiasa elok!

(0.24) (Ul 4:25) (sh: Mengambil jarak (Selasa, 29 April 2003))
Mengambil jarak

Musa kini memperingatkan agar orang-orang Israel tidak lupa diri ketika mereka sudah enak tinggal di Tanah Kanaan. Karena kecenderungan Israel yang sering memberontak, Musa memperingatkan dengan keras agar mereka taat kepada Tuhan untuk tidak membuat patung dan menyembahnya, meskipun demi nama Yahweh. Langit dan bumi dipanggil menjadi saksi sebagai suatu pengesahan perjanjian bahwa bangsa Israel akan dihukum. Mereka di sini dikatakan akan disapu habis, tetapi ini adalah sebuah gaya bahasa yang keras -- dalam ayat tak+akan&tab=notes" ver="">27, kita melihat bahwa tidak semua dari mereka akan dibasmi Allah karena ketidaktaatan. Menyembah patung itu sendiri adalah sebuah hukuman. Bila Israel tidak mau menyembah Allah, mereka hanya akan dapat menyembah patung yang bisu dan tuli.

Kesia-siaan menyembah patung itu seyogyanyalah akan membuat Israel kembali kepada Tuhan. Allah yang dikatakan sebagai pencemburu dan tidak sabar (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">24) di sini disebutkan sebagai Allah yang penuh belas kasih. Dalam budaya Timur Dekat purba, jika seorang raja menganugerahkan tanah kepada seorang hamba dan keturunannya, tanah itu tidak akan beralih meskipun ada keturunan hamba itu yang berbuat salah. Hanya orang yang berbuat salah itu yang akan dihukum -- tanahnya tetap menjadi milik keturuan mereka. Ketika Allah berjanji kepada Abraham bahwa Ia akan memberikan tanah perjanjian kepada keturunannya, janji itu juga tak pernah dibatalkan (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">31), hanya mereka yang bersalah akan dihukum.

Allah adalah satu-satunya Allah yang layak untuk disembah. Allah adalah Allah yang begitu mengasihi bapa-bapa leluhur Israel. Ia sendiri (harfiah: dengan wajah-Nya) yang membebaskan mereka dari Mesir (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">38), tanpa memakai perantaraan malaikat.

Renungkan: Ambillah "jarak" dari situasi Anda agar Anda mengingat siapa diri Anda dan siapa Tuhan yang Anda sembah.

(0.24) (Yes 19:1) (sh: Tindakan Allah terhadap Mesir (Sabtu, 4 September 2004))
Tindakan Allah terhadap Mesir

Akan tiba waktunya Allah pasti bertindak untuk menghukum orang-orang yang tidak menghormati-Nya. Apabila penghukuman Allah ini terjadi, maka tak seorang pun yang dapat menghindarinya. Keadaan inilah yang dialami oleh orang-orang Mesir.

Apa saja penghukuman Allah bagi orang Mesir? Pertama, orang Mesir akan mengalami perasaan tidak berdaya dan hancur oleh karena dewa-dewa Mesir tidak mampu menolong mereka, terlebih lagi dewa-dewa Mesir juga tidak dapat menandingi kuasa Allah dalam penghukuman-Nya (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">1). Kedua, terjadi perang saudara di antara mereka sendiri sehingga pengharapan hilang dari tanah Mesir (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">2-3). Ketiga, Allah akan menyerahkan mereka kepada bangsa yang kejam untuk dijajah (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">4). Keempat, Mesir akan kehilangan Sungai Nil yang dibanggakannya karena airnya tidak dapat digunakan dan barang komoditas (barang dagangan utama) negara Mesir akan hancur (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">5-10). Kelima, Allah akan mempermalukan orang-orang Mesir yang pintar, cerdas dan memiliki hikmat duniawi dengan cara menumpulkan pengetahuan mereka, dan menimbulkan kekacauan sehingga cendekiawan Mesir tidak mampu mengatasi masalah negara akibat penghukuman Allah (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">11-15). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang berdaulat atas semua bangsa dan segala ciptaan-Nya di bumi. Ia akan diingat sebagai Allah Israel, sang penguasa alam semesta dan tidak ada allah lain yang setara dengan-Nya (ayat tak+akan&tab=notes" ver="">16-17).

Allah tidak akan membiarkan hukum, perintah dan firman-Nya dipermainkan oleh manusia. Penghukuman Allah bagi orang percaya berakibat kebaikan, sedangkan bagi orang tidak percaya menyebabkan kehancuran. Kita mempunyai kesempatan untuk tidak mengalami penghukuman Allah jika kita mau menghormati-Nya dengan berlaku setia dalam melakukan firman-Nya. Manakah yang Anda pilih?

Renungkan: Orang Kristen dan Gereja di Indonesia tidak hanya bertugas menginjili orang tetapi juga ditugasi Tuhan menjadi penyuara dan pelaku kebenaran. Hanya jika bangsa ini benar, bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA