Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 225 ayat untuk dijadikan-Nya berhasil AND book:[1 TO 39] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.23) (1Sam 18:16) (sh: Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud. (Selasa, 27 Januari 1998))
Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud.

Gagal dengan rencana pertama, Ia lanjutkan jurus mautnya kedua, dengan rencana yang lebih keji dan rendah. Anak perempuannya dijadikan perangkap bagi Daud. Saul berencana mengambil Daud menjadi menantu dan mengangkatnya menjadi panglima perang. Tujuannya adalah mengorbankan Daud dalam perang dengan Filistin. Saul semakin licik, yang menjadi istri Daud bukan Merab (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">19), melainkan Mikhal (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">20). Tuhan mengatur lain, sehingga Mikhal menjadi istri Daud. Jebakan Saul belum berakhir. Saul yang tidak lagi didiami Roh Tuhan merupakan contoh buruk bagi semua orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

"Tak akan dibiarkan-Nya orang benar itu goyah!" Berbagai jebakan dan perangkap yang direncanakan Saul tak berhasil. Daud lebih unggul dari semua panglima Saul (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">30). Melihat ini bukankah kita semakin diyakinkan, bahwa jika menggantungkan seluruh keberadaan kita kepadaNya, tak akan dibiarkan-Nya kita goyah dan kuatir. Dia berjalan di depan sebagai Panglima yang siap berperang untuk kita (dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">23:10">Yos. 23:10).

Doa: Terima kasih Tuhan, karena Engkau sahabatku terpercaya yang menghibur dan pelindungiku.

(0.23) (1Sam 28:1) (sh: Daud terjepit. (Senin, 09 Februari 1998))
Daud terjepit.

Keputusan swpihak yang ditempuh Daud, tanpa melibatkan Tuhan, mulai mendatangkan kesulitan dirinya. Daud diperhadapkan dengan pilihan-pilihan pahit. Ibarat makan buah simala kama. Sampai berapa lama Daud mampu bertahan dalam dusta dan kepura-puraan? Pengalaman menyatakan, pada saat kita mulai meninggalkan Allah dan mengatasi persoalan dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, kita akan terus terdorong melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Tanpa kita sadari semakin lama kita semakin menjauh dari-Nya.

Saul pun terjepit. Saul stress karena tak dapat menerima kenyataan bahwa dia telah ditolak oleh Tuhan dan bahwa Daud telah dipilih oleh Allah untuk menggantikannya. Datang kepada Tuhan tidak mungkin, karena ia sudah tahu bahwa Tuhan telah undur dan tidak lagi mau menjawab doa-doanya. Alternatif yang paling akhir menurut Saul adalah meminta bantuan paranormal. Dari cerita ini jelas sekali bahwa ketidaksetiaan kepada Allah, akan menjerumuskan manusia dari dosa yang satu ke dosa yang lain, sampai kepada kesesatan yang mematikan.

Renungkan: Di dalam dunia ini ada dua jalan, dua pilihan, dari dua asal yang berbeda posisi. Iblis tidak setara Allah, namun bila kita tidak memihak Allah, ia bisa berhasil memangsa kita.

(0.23) (1Sam 30:1) (sh: Terjepit namun tetap percaya. (Rabu, 11 Februari 1998))
Terjepit namun tetap percaya.

Kita pasti pernah mengalami keadaan terjepit, karena berbagai kondisi. Meski jarang mengalami situasi terjepit seberat Daud, namun seringkali iman percaya kita cukup tergoncang. Tidak demikian dengan Daud. Kesulitan yang dialaminya begitu besar, membuat ia dan rakyatnya meratap sampai kehabisan air mata. Namun dalam situasi terjepit itu, ia tidak kehabisan iman malah memperkuat iman kepada Tuhan (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6; Bdk. Mzm. 56:4-5).

Jalan keluar dari Tuhan. Selain tergoncang iman, keterjepitan mudah membuat kita mencari jalan keluar yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi Daud justru lebih dulu mencari kehendak dan memohon berkat Tuhan. Tentu saja semua usaha adalah sah dan dapat Tuhan pakai. Namun apakah usaha kita mengatasi masalah itu dialaskan dan dibangun di atas prinsip iman dan campur tangan Tuhan? (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7-20).

Menang bersama. Keberhasilan bisa membuat lupa daratan, lupa teman dekat. Daud dengan tegas menolak usul mereka yang berhati jahat (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22-23). Ia mengingatkan bahwa kemenangannya bukan hasil kekuatan dan strategi mereka semata tetapi karunia Tuhan (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">23).

Doa: Ajar kami memahami situasi sesuai kehendak-Mu, agar berseru saat terjepit, bersyukur bersama saat berhasil.

(0.23) (2Sam 7:18) (sh: Generasi penerus. (Selasa, 24 Februari 1998))
Generasi penerus.

Anak-anak dalam keluarga merupakan generasi keluarga, bangsa dan negara. Keberhasilan pembangunan dan kejayaan sebuah bangsa, terletak pada bagaimana generasi penerusnya dipersiapkan. Tawuran, pemakaian dan peredaran obat terlarang, mabuk minuman keras, pornografi, serta hal-hal lain yang mengarah pada pelanggaran hukum dan moral, meracuni hidup generasi muda sekarang. Hura-hura, pesta, ngeceng di Mal seolah menjadi trend gaya konsumtif para ABG. Demikian juga hidup bebas, terutama pergaulan sex. Semua pengaruh buruk bagi generasi muda dapat dihindari apabila di dalam keluarga senantiasa ada keterbukaan, ada kasih dan campur tangan Allah.

Jaminan hari esok. Daud mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas keluarganya. Setiap orang tua berharap agar anak-anaknya berhasil dalam pendidikan maupun pekerjaan, hidup dalam damai sejahtera dan rukun. Jaminan utama ialah nilai-nilai rohani yang terwujud karena Allah yang menjadi sumber keceriaan keluarga dan dambaan utama, sehingga seluruh keluarga kenal Tuhan, penjamin sejahtera kehidupan; bukan deposito dan cadangan harta lain.

Renungkan: Dalam arti tertentu kondisi hubungan orangtua dengan Tuhan tercermin dalam kondisi rohani anak-anak mereka.

(0.23) (2Sam 13:1) (sh: Mata gelap. (Minggu, 28 Juni 1998))
Mata gelap.

Kecantikan Tamar membuat nafsu Amnon, saudaranya bangkit. Amnon sangat menginginkan Tamar, tapi sadar bahwa itu tidak mungkin. Amnon berguru kepada si licik, Yonadab untuk mengatur siasat jahat. Mata Amnon sudah gelap. Nafsu dan keinginan daging telah membutnya tidak dapat melihat bahwa Tamar yang ingin diperkosanya itu adalah saudara satu ayah. Nafsu dan keinginan daging memang selalu membuat mata kita tidak dapat melihat jelas dengan akal sehat.

Hati gelap. Mata yang gelap berasal dari hati yang gelap. Bila nafsu itu tidak diluruskan Tuhan tetapi dituruti saja, ia akan membuat hati tambah gelap. Tamar berusaha memperingatkan Amnon agar jangan memperlakukan perbuatan terkutuk itu, tetapi Amnon sudah digelapkan oleh dosa. Walaupun Tamar memberikan jalan keluar supaya Amnon memintanya dari Daud secara baik-baik, tapi hati Amnon tak mampu menimbang yang baik. Bahkan begitu gelapnya hati Amnon, setelah ia berhasil memperkosa Tamar, kemudian dia tidak mau bertanggungjawab. Adiknya dibiarkan menanggung derita dan malu sendiri. Inilah jahatnya hati yang gelap.

Renungkan: Kepuasan yang berasal dari nafsu terpenuhi tidak pernah menghasilkan sukacita, melainkan rasa takut dan dosa.

Doakan: Orang yang masih hidup dalam belenggu nafsu dan dosa.

(0.23) (2Sam 19:40) (sh: Benih-benih pertengkaran. (Senin, 13 Juli 1998))
Benih-benih pertengkaran.

Strategi yang Daud lancarkan beberapa waktu menjelang kepulangannya ke Yerusalem tidak sepenuhnya berhasil dengan baik. Masing-masing orang Israel dan Yehuda merasa pihak merekalah yang paling berhak atas raja. Saling curiga, iri, dan kesombongan telah menjadi benih pertengkaran dan permusuhan yang merusak persatuan dan kesatuan mereka. Meski mereka berasal dari satu keluarga, ternyata rukun bersatu adalah hal yang sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah pengalaman masa lalu yang dicemari dosa tidak sungguh diselesaikan dalam kasih karunia Tuhan.

Wajar. Terjadinya konflik atau pertengkaran dalam suatu komunitas adalah wajar, karena itu merupakan bagian dari dinamika kehidupan berkomunitas. Dalam dinamika itu keragaman pendapat justru akan memperluas wawasan berpikir. Tetapi jika pertengkaran itu berlarut dan menjurus pada permusuhan yang dijiwai perasaan benci, iri dan ambisi memenangkan diri sendiri maka cepat atau lambat perpecahan pun akan terjadi dan pasti akan sungguh menghancurkan.

Renungkan: Bangunlah sebuah ruang dalam hati Anda, tempat Anda berjumpa Allah beroleh hikmat dan kendali diri.

Doa: Engkau telah mendoakan agar kami menjadi satu hingga dunia percaya. Tolong kami Tuhan, untuk memperjuangkannya.

(0.23) (2Sam 20:1) (sh: Mengail di air keruh. (Selasa, 14 Juli 1998))
Mengail di air keruh.

Lagi-lagi kita melihat kelicikan manusia. Ketegangan yang terjadi di antara suku-suku Israel dan Yehuda dimanfaatkan oleh Seba untuk memperoleh kekuasaan. Ia menghasut bangsa Israel dengan menyebarkan isu buruk tentang Daud, dan hasutan itu berhasil. Akankah ada sejahtera dalam hati bila memperoleh kedudukan dengan fitnah dan hasutan?

Pengabdian yang tulus. Untuk memadamkan pemberontakan Seba, Daud menunjuk Abisai, saudara Yoab, namun kita juga membaca bahwa Yoab ikut berjuang meski sudah tidak termasuk pasukan Daud. Kesediaan Yoab berjuang didasarkan pada kerinduannya mengabdi kepada raja bahkan kepada Tuhan sendiri yang mengangkat Daud sebagai raja Israel.

Nasihat bijaksana. Keberadaan seorang perempuan itu tidak diperhitungkan dalam budaya Yahudi. Tetapi ketika Yoab bermaksud menghancurkan kota Abel-bet-Maakha, tampillah seorang perempuan mengingatkan dengan pertanyaan yang singkat namun sarat makna (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">16-19). Hal ini mencerminkan kepedulian seseorang terhadap tindakan fatal dan mendatangkan banyak korban.

Renungkan: Meski bukan hal besar yang mampu Anda lakukan, sebuah kepedulian itu besar artinya. Bayangkan andai Tuhan tak peduli kepada ciptaan-Nya apa yang terjadi?

(0.23) (2Sam 23:8) (sh: Tak bisa seorang diri. (Selasa, 21 Juli 1998))
Tak bisa seorang diri.

Siapa tidak mengenal kehebatan Daud? Namun Daud tidak mungkin berhasil tanpa bantuan orang-orang lain. Kita membaca begitu banyak nama orang yang pernah membantu dia. Mereka bukan semata-mata melakukan pekerjaan remeh bagi Daud, sebab mereka mempertaruhkan nyawa mereka. Ada yang memimpin pertempuran melawan delapan ratus orang musuh. Ada yang membunuh begitu banyak sampai tangannya lesu. Ada yang menerobos perkemahan musuh demi air, menewaskan para pahlawan musuh, membunuh singa dan pasti masih banyak lagi.

Alat dalam tangan Tuhan. Para pahlawan Daud itu adalah alat di tangan Tuhan. Tuhanlah yang telah membangkitkan semangat juang sehingga mereka memiliki kesediaan berkorban. Daud menghargai pengorbanan mereka, sehingga pernah tak sampai hati meminum air yang diambil dengan susah payah dari perkemahan musuh. Daud lalu mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada Tuhan. Agaknya Daud menghubungkan setiap pengorbanan para pahlawannya dengan campur tangan Tuhan. Apakah kita juga membiarkan diri berbuat demikian dalam hidup ini?

Renungkan: Dalam hidup sehari-hari saja kita membutuhkan orang lain, apalagi jika harus menghadapi perkara yang besar.

(0.23) (2Sam 24:1) (sh: Pendaftaran Rakyat. (Rabu, 22 Juli 1998))
Pendaftaran Rakyat.

Selaku seorang raja, Daud telah meraih banyak sukses. Semua itu merupakan kemurahan hati Tuhan semata. Patutlah Daud bersyukur pada Tuhan dengan segala kerendahan hati. Tapi, agaknya Tuhan mulai melihat kesombongan terselip di dasar hati Daud, bangga bisa memimpin bangsa besar dan kuat, juga banyak berprestasi besar. Akhirnya Tuhan menyuruh Daud (dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">21:1">1Taw. 21:1, 'melalui iblis'), agar melakukan pendaftaran atas rakyat Israel. Daud yang sudah bergaul dengan Tuhan begitu lama, seharusnya sudah mengenal baik sifat Tuhan, bahwa perintah-Nya itu hanya bersifat menguji hati Daud. Tapi sayang Daud kurang peka, sehingga segera melaksanakan pekerjaan besar yang lama menelan banyak dana.

Hukuman dan penyesalan. Dosa Daud mendatangkan hukuman Tuhan berupa penyakit sampar yang membinasakan ribuan jiwa rakyat. Ketika Daud menyesal, serta bersedia menanggung segala akibat dosanya, Tuhan sudah lebih dahulu menyesal, bahwa terpaksa harus mendatangkan malapetaka itu. Kesucian dan kasih-Nya memang sering tampak sekaligus dalam hidup ini karena keduanya selaras tak terpisahkan dalam diri Tuhan.

Doa: Tuhan beri hamba-Mu kerendahan hati pada saat hidup berhasil; untuk senantiasa melihat pada kemurahan-Mu semata.

(0.23) (1Raj 2:1) (sh: Belajar dari kegagalan (Minggu, 25 Juli 2004))
Belajar dari kegagalan

Nasihat Daud kepada Salomo sungguh baik. Daud tidak menggurui Salomo bagaimana menjadi raja. Daud memberi dorongan kepada Salomo untuk berhasil dalam hal yang Daud gagal lakukan selama memerintah sebagai raja Israel supaya kerajaan Salomo kokoh.

Apakah kegagalan Daud selama memerintah? Pertama, Daud gagal menjalankan perintah Allah dengan sempurna, maka ia mendesak Salomo untuk menjalankan hukum Allah dengan benar (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2-4). Kedua, Daud gagal membereskan masalahnya dengan Yoab, sehingga ia mendesak Salomo untuk mengurusnya (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5-6). Ketiga, Daud seharusnya memberikan penghargaan kepada anak-anak Barzilai, tapi ia tidak melakukannya sehingga ia mendorong Salomo bermurah hati kepada mereka (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7). Keempat, Daud tidak memberikan hukuman yang pantas kepada Simei yang mengutukinya. Sekarang ia mendesak Salomo untuk mengurusnya (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-9). Daud mendorong Salomo untuk menyelesaikan benang kusut yang Daud tinggalkan, supaya Salomo dapat memikirkan kemajuan masa depannya.

Demikian pula dengan kehidupan kita sekarang ini. Pada masa lampau kita sering kali gagal. Dengan pertolongan Tuhan, kita perlu memeriksa kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi. Dengan hikmat Tuhan, mari kita bereskan sekarang. Bersama Tuhan kita dapat luput dari mengulang-ulang kesalahan yang sama.

Renungkan: Sejarah telah mencatat kegagalan hidup Daud. Biarlah catatan itu tidak hanya untuk Salomo tetapi juga menjadi nasihat bagi kehidupan kita semua.

(0.23) (2Taw 26:1) (sh: Berkat berubah menjadi kutuk (Minggu, 30 Juni 2002))
Berkat berubah menjadi kutuk

Uzia dipilih bangsa Yehuda menggantikan Amazia ayahnya sejak usia enam belas tahun dan memerintah sampai lima puluh dua tahun lamanya. Satu hal yang langka. Pada awal masa pemerintahannya ia sangat memperhatikan Tuhan -- peranan nabi Zakharia yang menjadi pendamping besar sekali di sini. Berkat Tuhan melimpah ke atasnya. Mulai dari penaklukan bangsa-bangsa Filistin, Amon, dan Arab, bahkan nama Uzia tersohor sampai ke Mesir -- salah satu negara raksasa pada zamannya (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8). Tuhan memberinya kesempatan untuk menambahkan beberapa bangunan dan memperkuat tembok kota Yerusalem, memberkati ekonomi rakyat terutama dalam bidang pertanian dan peternakan (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">10). Juga dalam bidang militer, Yehuda menjadi negara yang kuat karena mempunyai pasukan elite yang hebat dan berhasil mengembangkan teknologi militer yang canggih pada zamannya (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">11-15).

Sayang berkat tidak disambut dengan rendah hati. Uzia lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan, meremehkan Tuhan. Ketetapan Tuhan yang membagi kuasa pemerintahan dari penyelenggaraan ibadah tak ia hiraukan. Ia lancang membakar sendiri ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di tempat kudus (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">17), melecehkan Azarya yang seharusnya bertugas dan marah besar ketika diperingatkan. Akibatnya, Tuhan membuatnya mendadak terkena kusta di dahi yang memaksanya keluar dari rumah Tuhan karena najis. Ia dikarantina karena penyakit itu. Ironis bahwa seorang raja yang tersohor harus mati dalam kesepian dan kesendirian dengan tanda kutuk hadir seterusnya di tubuhnya.

Renungkan: Kesombongan bukan saja akar segala dosa, tetapi juga awal segala celaka.

(0.23) (Ezr 2:1) (sh: Orang Yahudi mau tetap tinggal di Babilonia karena mereka (Rabu, 1 Desember 1999))
Orang Yahudi mau tetap tinggal di Babilonia karena mereka

sudah berhasil dalam perdagangan dan usaha mereka. Dengan kata lain, "buat apa kembali ke Yerusalem, negeri yang membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali, bila sudah memiliki kehidupan yang mapan di negeri orang?" Karena itu hanya orang-orang yang digerakkan hatinya oleh Allah yang berkomitmen untuk kembali. Mungkin yang tinggal, menganggap keputusan yang mereka ambil adalah tepat, karena faktor kenyamanan; tetapi nama mereka tidak dicantumkan dalam firman Allah. Sebaliknya, mereka yang kembali ke Yerusalem mendapatkan berkat yang tidak dapat dinilai dengan uang dan harta, yaitu nama mereka tercantum dalam firman Allah dan menyaksikan pembangunan kembali Bait Allah. Manakah yang kita pilih?

Hati yang terbuka. Mengapa mereka memilih untuk tetap tinggal di Babilonia? Kenikmatan dan kemapanan sering menutup hati dan mata terhadap pimpinan Tuhan. Biarlah hati kita selalu terbuka terhadap pimpinan Tuhan, sehingga apabila Ia memanggil dan menggerakkan hati untuk melakukan pekerjaan dan kehendak-Nya, maka dengan penuh kerelaan kita meresponinya.

Renungkan: Bukalah hati dan persilakan Tuhan menggenapkan rencana-Nya melalui kita.

(0.23) (Mzm 54:1) (sh: Mengandalkan pertolongan Tuhan. (Selasa, 03 Maret 1998))
Mengandalkan pertolongan Tuhan.

Peristiwa pengkhianatan kembali dialami Daud. Kali ini, pengkhianatan datang dari orang Zifi yang justru dipercaya dan diharapkan mampu memberi perlindungan. Bagaimana perasaan dan reaksi bila Anda menghadapi kondisi seperti itu? Wajar bila timbul perasaan sakit hati dan reaksi marah. Tetapi hal itu tidak terjadi pada Daud. Ia tidak mempersilakan perasaan dan reaksi itu timbul dan menguasai dirinya. Daud berhasil menguasai keadaan emosinya karena ia hanya pada Allah memusatkan perhatian (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">54:1-2" context="true" vsf="TB">3-4), dan melihat bagaimana campur tangan Allah dalam perjalanan dan pengalaman hidupnya.

Iman yang berserah dan berharap. Inilah kunci kesuksesan Daud menguasai keadaan dirinya. Jelas sekali bahwa Daud mengimani Allah yang adil, berkuasa dan maju membelanya (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">54:4" context="true" vsf="TB">6). Hal itu pulalah yang membuat Daud tidak terjebak dan terbenam dalam kemalangannya. Iman yang membuatnya mengenal Allah dengan jelas, membuat ia mampu berserah, berharap penuh dan memperoleh hikmat untuk bertindak bijak.

Renungkan: Pengalaman sesakit apa pun bila dihadapi dengan iman teguh, justru akan melahirkan sikap hidup terpuji.

Doa: Tuhan, ajar kami melihat kepahitan dalam pandangan-Mu.

(0.23) (Mzm 127:1) (sh: Ciri Kristen sejati (Selasa, 7 September 1999))
Ciri Kristen sejati

Seseorang yang memiliki citra Kristen sejati akan nampak dari sikap, prinsip, pandangan, dan gaya hidupnya. Salah satu ciri Kristen sejati adalah ketergantungannya kepada Tuhan. Mungkin ia seorang yang kuat, mampu, dan serba bisa dalam berbagai hal, tetapi ia bukan seorang yang menggantungkan hidupnya pada kekuatan diri, karena ia menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Ketika ia mampu dan berhasil melakukan suatu hal, ia tidak akan mengakuinya sebagai hasil kekuatannya sendiri, tetapi karena Tuhan yang memampukannya. Ia tidak akan menjadi sombong atau berusaha mencuri kemuliaan Tuhan. Kristen sejati dengan tulus hati mengakui bahwa segala sesuatu berasal dan Tuhan yang Maha Kuasa dan menggantungkan hidupnya hanya pada-Nya.

Berkat Tuhan. Segala sesuatu adalah sia-sia jika bukan Tuhan yang memberkati. Manusia boleh berusaha sekuat tenaga, namun tanpa turut campur tangan Tuhan semuanya sia-sia. Manusia boleh mengakui keberhasilan dan kehebatan seseorang, tetapi bila pekerjaan itu tidak diberkati Tuhan, pada akhirnya akan menjadi sia-sia. Pekerjaan sederhana yang diberkati Tuhan jauh lebih indah dibandingkan pekerjaan hebat yang tidak mengikutsertakan Tuhan.

Renungkan: Sudahkah Tuhan terlibat dalam seluruh kehidupanku?

(0.23) (Mzm 129:1) (sh: Kesabaran dalam kesesakan (Kamis, 9 September 1999))
Kesabaran dalam kesesakan

Israel mengalami kesesakan sejak "masa mudanya" karena kebencian orang fasik yang berusaha menghancurkannya. Di mana pun umat-Nya berada terlebih sering mengalami penderitaan dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kadang penderitaan yang dialami berlangsung terus-menerus, sehingga menyesakkan umat. Namun harus diakui bahwa ternyata usaha orang fasik untuk menghancurkan umat-Nya tak pernah berhasil. Justru umat-Nya semakin tersebar dan meluas ke penjuru dunia. Sabarlah dalam kesesakan!

Tuhan membatasi penderitaan. Tuhan mengenal umat-Nya dan Ia membatasi penderitaan bagi umat-Nya. Ia tidak begitu saja membiarkan umat-Nya menderita melebihi kemampuannya. Penderitaan dipakai-Nya untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya. Dan ketika orang fasik berlaku melebihi perizinan-Nya, Ia sendiri yang bertindak membebaskan umat-Nya dari cengkeraman tangan mereka.

Keadaan akhir. Tuhan itu adil; Ia akan menyudahi perbuatan orang fasik, membuat mereka malu, dan mereka akan mundur. Inilah akhir kehidupan mereka: buruk dan memalukan. Barangsiapa yang bertahan dalam kesesakan dan tetap setia pada Tuhan akan menikmati keadilan Tuhan di masa yang akan datang. Ia senantiasa ingat akan umat-Nya.

(0.23) (Ams 4:1) (sh: Nasihat mencari hikmat (Senin, 26 Juli 1999))
Nasihat mencari hikmat

Hikmat itu sedemikian sangat penting, sehingga sampai disejajarkan dengan makna hidup seseorang. Tidak ada satu orang pun yang ingin menyia-nyiakan hidupnya, apabila ia memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Demikian pula seseorang yang menyadari bahwa hikmat adalah sesuatu yang sangat berharga, maka ia akan mencari dan memeliharanya. Hikmat inilah yang akan menuntunnya berjalan di jalan lurus dan tidak pernah tersandung. Orang yang menyadari betapa berharganya hikmat, sampai kapan pun tidak akan melepaskannya.

Manfaat hikmat. Pertama, beroleh pengertian tentang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk; kedua, mengerti dan menghargai makna hidup; ketiga, membuat seseorang dihargai dan dihormati; dan keempat, panjang umur. Orang yang mau mencari dan memelihara hikmat akan menikmati manfaat ini. Banyak orang pada zaman ini yang mencari dan hidup menurut hikmat dunia, dan merasa bahwa diri mereka telah berhasil meraih makna hidup, namun sesungguhnya mereka telah dikelabui oleh sesuatu yang fana (harta, kedudukan, kuasa, kepopuleran, dll.). Hikmat Allah sajalah yang dapat menuntun kita untuk menemukan makna hidup yang kekal, yang tidak pernah akan diambil dari kita.

(0.23) (Ams 8:14) (sh: Kuasa hikmat (Senin, 2 Agustus 1999))
Kuasa hikmat

Hikmat memimpin para raja memerintah dan para pembesar menetapkan keadilan. Hikmat membuat para pembesar, para bangsawan, dan semua hakim berkuasa. Tanpa hikmat, pemerintahan rapuh, keadilan diputarbalikkan, kuasa disalahgunakan. Itu sebabnya, banyak kita jumpai hal demikian dari generasi demi generasi. Sedikit sekali kita menemukan seorang pemimpin yang mau dipimpin dengan kuasa hikmat. Mereka cenderung memimpin dengan kuasa dan kemampuan dirinya sendiri, sehingga tidak menghasilkan rakyat yang makmur, adil, dan sejahtera; sebaliknya menimbulkan perpecahan, ketidakpuasan, rusaknya citra bangsa dan kemerosotan standar moral.

Jangan mengabaikan hikmat. Berbahagia orang yang tidak mengabaikan hikmat tetapi mencintainya, karena ia akan menjadi orang bijak dan hidupnya berkenan di hadapan Tuhan. Hikmat juga ada ketika Allah membentuk bumi dan segala isinya. Allah tidak pernah bertindak tanpa hikmat-Nya. Ia tidak pernah mengabaikannya. Raja Salomo memerintah dengan adil karena hikmat yang dari Allah ada di dalam hatinya (1Raj. 3:28). Daniel dapat mengartikan mimpi raja yang tidak berhasil diartikan oleh semua orang bijaksana di Babel, juga karena ada hikmat Allah.

Renungkan: Perkara besar dan ajaib terjadi melalui kita apabila mau dipimpin oleh hikmat Allah.

(0.23) (Yes 14:1) (sh: Tuhan sayang umat-Nya. (Senin, 05 Oktober 1998))
Tuhan sayang umat-Nya.

Secara khusus Yesaya menyebut bahwa Tuhan menyayangi Yakub dan memilih Israel. Meskipun mereka berdosa, tetapi karena Tuhan pada dasarnya penuh kasih sayang, maka Ia akan menerima pertobatan mereka. Yang disebutkan Yesaya ini tampaknya lebih luas daripada sekadar Israel. Dengan menyebut bahwa bangsa-bangsa lain akan berpadu dengan mereka, nubuat ini menunjuk kepada persekutuan umat Tuhan yang bersifat antar bangsa yang diwujudkan oleh karya penyelamatan Yesus Kristus.

Kejatuhan Babel. Keperkasaan Babel tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Meski ia berhasil meninggikan diri sampai ke langit (ingat kisah di Kej. 12), namun dari ketinggian tempat kedudukan bintang-bintang itu Allah telah melempar mereka jatuh ke dalam nista. Kekuatan mereka dipatahkan. Kisah Babel ini terulang berulangkali dalam kisah umat manusia yang menyombongkan diri ingin menjadi Allah. Itulah hakikat dosa bukan? Dosa demikian itu memang dianjurkan Iblis yang telah berusaha meninggikan diri menyetarai Allah. Tidak heran bila banyak penafsir melihat perikop ini juga melukiskan tentang pemberontakan dan kejatuhan Iblis.

Renungkan: Sia-sia saja membangun kerajaan Anda sendiri. Tunduk dan takutlah kepada Tuhan, Ia akan membuat Anda ambil bagian dalam Kerajaan-Nya.

Doa: Ya Tuhan, berikanlah kepekaan di saat kami ingin sombong diri.

(0.23) (Yes 32:1) (sh: Raja adil. (Sabtu, 28 November 1998))
Raja adil.

Seluruh bangsa di muka bumi mendambakan seorang pemimpin atau raja yang adil; yang mampu menjalankan pemerintahan dengan benar; dan mampu memberikan kesejahteraan lahir-batin kepada rakyatnya. Mungkin ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-8, diucapkan sehubungan dengan naiknya Hizkia sebagai raja Israel saat itu. Tetapi, rupanya Hizkia tidak sepenuhnya berhasil memenuhi keinginan rakyat. Bacaan ini menyiratkan nubuatan janji Mesianis. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, nubuat itu tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Raja yang benar; bahkan Dia sendiri adalah kebenaran (">Yoh. 14:6). Karena itu "di mana ada kebenaran, di situ tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya" (ayat dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">14:17" context="true">17).

Adil dan benar" yang dunia tawarkan. Keadilan dan kebenaran dunia baru dapat diberlakukan jika kuasa dan harta campur tangan. Itulah konsep keadilan dan kebenaran yang dunia tawarkan. Bayangkan bila orang-orang yang berkuasa dan berharta saja yang memperoleh perlakuan itu; sedangkan rakyat jelata yang tak berharta atau berkuasa hanya menjadi korban kebuasan penguasa lalim! Harus pupuskah perjuangan demi keadilan dan kebenaran? Yesus Kristus yang adalah "Kebenaran dan Hidup", membuka tangan menawarkan keadilan yang sesungguhnya. Berbahagialah yang menyambutnya!

(0.23) (Yes 56:9) (sh: Pemimpin-pemimpin yang mencari untung (Kamis, 18 Maret 1999))
Pemimpin-pemimpin yang mencari untung

Sungguh celaka para pengawal yang tidak mengawal, para gembala yang tidak menggembala. Mereka dipercayakan tugas, tetapi hanya mencari untung bagi diri mereka sendiri. Mereka seumpama anjing-anjing bisu, yang tidak menyalak ketika bahaya datang mengancam. Inilah gambaran para pemimpin umat Israel yang dicela oleh Tuhan. Mereka berbaring, melamun dan suka tidur saja. Mereka hanya tahu bersuka ria dan tidak takut pada hukuman Tuhan. Tuhan bukannya tidak memperhatikan keadaan tersebut. Tuhan menegaskan bahwa Dia tidak berkenan pada orang-orang seperti itu (dijadikan-Nya+berhasil+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">57:3-5).

Pemimpin gereja. Pemimpin gereja yang berhasil bukan saja pemimpin yang hanya mampu memberikan penghiburan kepada jemaat, tetapi pemimpin yang juga mampu melakukan hal-hal yang berkenan kepada Allah. Namun, belakangan ini kerap kita temui pemimpin gereja yang berlebihan, yang mengutamakan kepentingan pribadi. Akibatnya, jemaat kecewa, dan meninggalkan gereja. Terhadap umat-Nya yang dilupakan oleh para pemimpin, Allah menyatakan penghiburan-Nya. Dia tidak membiarkan umat-Nya ini hilang binasa dengan sia-sia.

Doa: Tuhan, ajar kami untuk menjadi gembala kepercayaan-Mu, yang penuh tanggung jawab atas domba-domba yang Kau percayakan.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA