Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 440 ayat untuk belum mempunyai AND book:[1 TO 39] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.41) (2Taw 13:4) (jerusalem) Pidato Abia ini disusun oleh si Muwarikh sendiri. Ini sebuah contoh bagaimana orang Lewi pada zaman si Muwarikh berkhotbah. Mereka mengenangkan kejadian-kejadian di masa yang silam untuk mengajar umat sekarang. Si Muwarikh tidak hanya berkhotbah kepada orang pada zaman Abia, tetapi juga dan terutama kepada penduduk Samaria di masanya sendiri. Ia menegaskan bagi mereka bahwa hanya Yehuda saja mempunyai wangsa kerajaan yang sah, Allah sejati dan keimanan yang tulen serta satu-satunya ibadat yang sesuai dengan hukum Taurat (Pentateukh).
(0.41) (2Taw 17:13) (jerusalem) Terkecuali angka-angka yang berlebih-lebihan, berita ini dapat dipercaya karena diangkat dari sebuah sumber yang baik. Yosafat mempunyai sebuah tentara rakyat yang dikerahkan dari tiap-tiap keluarga dan yang terbagi atas beberapa kesatuan (resimen): yang paling penting ialah pasukan Yehuda dan Benyamin. Keseluruhan dipimpin oleh sejumlah perwira tetap. Di samping tentara itu ada pasukan yang bertugas dalam benteng-benteng negeri.
(0.41) (Ayb 31:13) (jerusalem: mengabaikan hak budakku) Hukum taurat bdk Kel 21:2 dst; Ima 25:39 dst; Ula 5:14 dst, selalu menekankan perikemanusiaan terhadap budak dan hamba. Ayu 31:15 melandaskan hak budak dan hamba pada kenyataan bahwa mereka sama seperti tuan dan majikan ciptaan Allah. Paulus menandaskan bahwa budak dan tuan, hamba dan majikan mempunyai satu Tuhan yang sama, Ef 6:9; Kol 4:1.
(0.41) (Yes 24:1) (jerusalem) Bab 24-27 tidak lagi berkata tentang kejadian-kejadian yang tidak lama lagi akan terjadi, tetapi mengenai penghakiman terakhir. Penghakiman itu digambarkan secara puetis dengan diselingi mazmur berupa permohonan dan nyanyian syukur. Bagian ini mempunyai beberapa ciri yang menjadi corak khusus sastera apokaliptik, seperti yang terdapat dalam kitab Daniel dan Zak 9-14 serta buku (apokrip) Henokh. Bagian ini adalah bagian yang di zaman belakangan barulah ditambahkan pada kitab Yesaya. Pasti tidak berasal dari zaman sebelum abad V seb. Mas.
(0.41) (Yeh 14:7) (jerusalem: orang-orang asing) Menurut hukum Yeh 47:22 orang-orang asing yang menetapkan di negeri bangsa Israel, bdk Kel 12:48+. mempunyai hak (dan kewajiban) sama seperti orang pribumi
(0.41) (Am 6:14) (jerusalem: suatu bangsa) Yaitu bangsa Asyur
(0.41) (Mi 6:6) (jerusalem) Seorang benar menanggapi keluhan Tuhan terhadap umatNya. Ini menekankan bahwa dalam pandangan nabi agama mempunyai ciri pribadi. Orang benar itu mengusulkan mempersembahkan korban, sesuai atau tidak dengan hukum. Tetapi usul itu ditolak oleh nabi, Mik 6:8. Nabi mengganti korban dengan sikap keagamaan yang batiniah. Tuntutannya sudah "diberitahukan kepada manusia", yaitu keadilan (Amos Amo 5:21+), kebaikan dan kasih setia (Hos 2:18+) serta kerendahan hati (Yes 7:9+; Yes 30:15+).
(0.41) (2Raj 15:1) (sh: Nilai identitas dan panggilan hidup manusia (Rabu, 7 Juni 2000))
Nilai identitas dan panggilan hidup manusia

Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup Anda.

Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya. Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda, tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.

Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23 dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta panggilan hidupnya.

Renungkan: Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi, rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik. Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan panggilan hidupnya dirampas.

(0.41) (Neh 7:1) (sh: Standar Nehemia (Senin, 20 November 2000))
Standar Nehemia

Kota Yerusalem kini pulih kembali. Tembok kota telah berdiri dan pintu gerbangnya telah dipasang. Lalu Nehemia mengangkat penunggu- penunggu pintu gerbang yaitu para penyanyi dan orang-orang Lewi. Sepintas penunjukkan ini nampak aneh. Para penyanyi dan orang- orang Lewi memang biasa bertugas menjaga pintu namun bukan pintu gerbang kota tetapi pintu gerbang Bait Allah. Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tepat, sebab mereka telah terbiasa sehingga sikap mental dan kewaspadaan terhadap tugas sudah terbentuk.

Nehemia juga mengangkat Hanani sebagai pengawas Yerusalem karena ia adalah saudaranya. Bukan karena alasan koneksi ataupun nepotisme, sebab Nehemia telah membuktikan bahwa hidupnya, saudara- saudaranya, dan bawahannya bebas dari korupsi dan memperkaya diri sendiri. Alasan penunjukkan Hanani sebagai pengawas atas Yerusalem adalah ia mempunyai kredibilitas dan integritas, hingga kepadanya dipercayakan tugas yang berat dan besar. Untuk jabatan panglima benteng Nehemia mengangkat Hananya, seorang yang dapat dipercaya dan takut akan Tuhan. Ada kombinasi yang serasi dan indah dalam kualifikasi yang dimiliki Hananya. Ia tidak hanya mempunyai kredibilitas yang tinggi tetapi juga mempunyai kedewasaan rohani yang lebih matang dari yang lain.

Nehemia tidak berhenti sampai disitu. Ia memberikan perintah yang sangat jelas dan teliti untuk tugas mereka. Sepintas nampaknya Nehemia sangat berlebihan. Mengapa pintu gerbang harus tetap ditutup hingga matahari tinggi? Sekalipun pintu sudah ditutup dan dipalangi, orang-orang masih harus berjaga. Bahkan penjagaan pun dilakukan dari depan rumah para penjaga. Nehemia melakukan itu semua dengan pertimbangan situasi di luar Yerusalem masih sangat rawan. Musuh Israel masih terus berusaha keras menggagalkan segala usaha Nehemia. Nehemia mempunyai tekad untuk menjalankan misi yang dipercayakan kepadanya dengan sempurna dan hasil semaksimal mungkin.

Renungkan: Standar Nehemia pun menjadi tuntutan bagi kita saat ini. Karena itu dalam setiap tugas yang dipercayakan kepada kita hendaklah kita laksanakan dengan standar Nehemia, mulai dari pemilihan orang- orang yang akan menjadi tim hingga ketepatan dan ketelitian kerja.

(0.41) (Mzm 15:1) (sh: Pertanyaan abadi bagi Kristen (Sabtu, 13 Januari 2001))
Pertanyaan abadi bagi Kristen

Mazmur 15 ini harus dihafalkan oleh Kristen sepanjang hidupnya, sebab Mazmur ini berisi pertanyaan dan jawaban yang senantiasa harus ditanyakan dan dijawab oleh Kristen sepanjang kehidupannya sebagai alat evaluasi.

Pertanyaan yang ada dalam mazmur ini sebetulnya tidak perlu diajukan, sebab siapa yang boleh menumpang dalam kemah Allah dan diam di gunung-Nya yang kudus? Siapa yang dapat mempunyai kualitas kehidupan sesuai dengan standar yang dipaparkan oleh pemazmur (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2-5)? Jawabannya adalah tidak seorang pun, kecuali Yesus Kristus dan mereka yang sudah dibenarkan di dalam Dia yaitu Kristen. Jika demikian apakah sekarang Kristen bebas untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri? Tidak! Kristen harus senantiasa berusaha untuk mempunyai gaya hidup seperti yang dipaparkan pemazmur (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2-5), sebab bagaimana mungkin di satu sisi kita bersaksi dan yakin bahwa kita mempunyai persekutuan yang indah dan dekat dengan Allah sedangkan di sisi lain kita melakukan hal- hal yang dibenci oleh-Nya?

Karena itu kualitas kehidupan yang dipaparkan oleh pemazmur harus menjadi bahan evaluasi bagi kehidupan kita.

Pertama, Kristen harus berusaha keras untuk mempunyai kualitas moral yang tidak bercela dalam kehidupan pernikahan, keluarga, sosial, maupun pribadinya (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2). Di tengah-tengah masyarakat dimana moralitas sudah dikalahkan dengan kepentingan dan keuntungan pribadi, tekad Kristen tidaklah mudah.

Kedua, ia juga harus menegakkan keadilan dan tidak mengambil untung dari pihak yang lemah (ayat 2, 3, 5). Kita harus memberikan keadilan bukan mencari keadilan. Seringkali prinsip keadilan ini berbenturan dengan prinsip ekonomi yang sudah terlanjur kita yakini yaitu mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan usaha sekecil-kecilnya. Namun bagaimana pun juga Kristen harus tetap menegakkan keadilan, walaupun konsekuensinya berat.

Ketiga, Kristen harus jujur dalam perkataan tanpa syarat dan menggunakan mulut bibirnya untuk membangun orang lain, bukan untuk menjatuhkannya.

Renungkan: Marilah kita senantiasa menanyakan kepada diri kita pertanyaan pemazmur ini dan mencoba menjawabnya dengan mengevaluasi kehidupan kita di bawah terang uraian pemazmur. Bagaimanakah kualitas kehidupan kekristenan kita?

(0.41) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.40) (1Taw 12:32) (full: MEMPUNYAI PENGERTIAN TENTANG SAAT-SAAT YANG BAIK. )

Nas : 1Taw 12:32

Menurut hikmat tertinggi Allah, Ia mempunyai musim dan saat untuk semua maksud-Nya dan untuk penggenapan semua janji-Nya (bd. Pengkh 3:1). Kita melihat ini dalam alam dan juga dalam kerajaan-Nya di mana ada saat-saat tertentu (Mazm 102:14) dan musim-musim perubahan (Yes 43:18-19) yang sangat penting bagi kesinambungan maksud penebusan-Nya.

  1. 1) Alkitab berkali-kali menyatakan bagaimana umat Allah berulang kali buta terhadap apa yang sedang atau akan dilakukan oleh-Nya. Israel secara keseluruhan buta dan tidak mengetahui ketika "sudah genap waktunya" dan Allah mengutus Anak-Nya menjadi Mesias mereka. Demikian pula, terlalu sering gereja tidak tahu atau tidak memahami kapan Allah sedang menggenapi aspek tertentu dari maksud-Nya.
  2. 2) Orang-orang Isakhar disebutkan secara khusus di dalam Alkitab karena, di antara kedua belas suku Israel, merekalah yang memahami saat-saat yang baik dan mengetahui apa yang sedang dilaksanakan Allah ketika menetapkan Daud atas takhta sebagai orang yang diurapi oleh-Nya. Memahami masa-masa dan musim-musim Allah adalah penting supaya bekerja sama dengan Allah dalam tindakan yang mempunyai maksud tertentu serta merangkul atau memelihara penglihatan yang diberi Allah pada masa-masa perubahan.
(0.39) (Mzm 26:1) (sh: Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan (Selasa, 20 Maret 2001))
Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan

Kehidupan seorang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah adalah kehidupan yang penuh kekuatan dan dinamika yang tinggi. Kesulitan, tantangan, dan penindasan akan datang silih berganti menerjang kehidupannya. Pada waktu badai datang, ia mungkin akan terhempas dan ditenggelamkan olehnya. Namun tidak lama berselang ia akan muncul mengatasi badai itu dengan kekuatan yang baru bahkan dari mulutnya akan keluar puji-pujian yang indah kepada Allah.

Ini bukan suatu teori namun kenyataan yang sudah dialami oleh Daud. Baru saja ia meratap agar ia tidak dibiarkan hancur bersama orang-orang berdosa (9-10), namun segera dilanjutkan dengan ungkapan yang menyatakan kondisinya telah berubah dan kini ia akan memuji-muji Tuhan (12). Mengapa bisa demikian? Sebab Daud mempunyai keyakinan besar dalam doa. Keyakinan Daud yang besar akan doa berdasarkan pada pengenalannya akan Allah dan juga bergantung kepada keyakinannya bahwa ia hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah. Bagi Daud persekutuan yang erat dengan Allah tidak harus dimanifestasikan melalui tindakan supranatural melainkan harus selalu terpancar dari tindakannya dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut manifestasi orang yang akrab dengan Allah: Krisis apa pun tidak akan menggoyahkan kepercayaannya kepada Allah (1b). Ia rindu untuk mempunyai kehidupan yang transparan, tidak ada tipu daya dan kelicikan dalam dirinya, sehingga ia rela untuk diuji oleh Allah (2). Kasih setia Allah selalu menjadi bahan perenungannya dan sumber kekuatan (3). Segala perbuatan dan keputusannya berdasarkan kebenaran Allah (3). Ia tidak memilih jalan yang diambil oleh orang fasik dan tidak mau menikmati hasilnya juga (4-5). Ia selalu menjaga kekudusan hidupnya (6). Menyaksikan imannya dan kasih setia Allah kepada orang lain selalu ia lakukan dengan berbagai cara mulai dari pujian, percakapan, dan tindakan (7). Ia selalu mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah yang lain dan bersekutu dengan mereka (8).

Renungkan: Banyak Kristen yang mengenal Allah dan mempunyai keyakinan doa yang besar namun ketika menghadapi krisis tidak mempunyai kekuatan dan dinamika hidup seperti Daud. Karena itu milikilah persekutuan yang indah dengan Tuhan yang terpancar melalui 8 manifestasi yang Daud ungkapkan.

(0.39) (Yer 10:1) (sh: Bodoh sekaligus sombong (Rabu, 13 September 2000))
Bodoh sekaligus sombong

Perbandingan menyolok antara Allah dan berhala dipaparkan oleh Yeremia. Berhala terbuat dari bahan dasar kayu, sesuatu yang fana dan akan lapuk karena alam dan waktu. Ia ada karena inisiatif manusia yang membuatnya. Ia dibentuk dan diperindah oleh karena akal budi manusia. Ia tidak dapat menopang dirinya sendiri dan bertahan terhadap goncangan jika tidak diperkuat oleh paku dan palu. Ia juga tidak mempunyai kekuatan untuk menggerakkan dirinya sendiri jika tidak digerakkan oleh manusia apalagi mendatangkan berkat bagi manusia dan melindunginya, karena ia tidak pernah hidup. Berhala tidak pernah mempunyai nilai jika tidak diberi oleh manusia. Manusialah pencipta, sumber keberadaan, dan penopang berhala.

Siapa Allah? Tidak ada yang menyamai-Nya dalam hal kebesaran dan keperkasaan-Nya (6). Dialah Allah yang hidup (10), sumber dari segala sesuatu yang pernah ada, yang ada, dan yang akan ada (12). Dialah yang mengatur seluruh alam semesta ini (13). Kebesaran dan kemuliaan Allah disimpulkan dalam ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">12 yaitu: dengan kekuatan-Nya Ia menjadikan langit dan bumi, dengan kebijaksanaan-Nya ia menegakkan dunia dan dengan akal budi-Nya Ia membentangkan langit. Apakah berhala mempunyai kekuatan, kebijaksanaan, dan akal budi seperti Allah?

Manusia yang menyembah berhala adalah manusia bodoh sekaligus sombong. Ia bodoh karena menggantungkan hidupnya pada sesuatu yang tidak mempunyai kekuatan apa pun. Ia sombong karena yakin bahwa hasil ciptaannya memiliki kekuatan luar biasa. Manusia zaman sekarang juga banyak yang sombong dan bodoh walaupun berhala yang disembahnya berbeda bentuknya. Mereka telah menciptakan uang, pekerjaan, jabatan, dunia usaha, ideologi, sistem ekonomi, bahkan agama bagi kepentingan mereka. Mereka yang memberi dan menentukan nilai-nilai semua itu. Namun anehnya kini mereka justru mendewakan dan menggantungkan hidupnya pada apa yang mereka telah ciptakan sendiri. Bahkan yang sangat ironis adalah mereka tega menindas, memeras, melukai, bahkan melenyapkan sesamanya demi berhala-berhala zaman modern ini.

Renungkan: Periksalah kehidupan Anda, adakah Anda juga termasuk barisan orang yang sombong dan bodoh karena mempunyai berhala dan menggantungkan hidup kepada kekuatannya.

(0.39) (Yeh 11:1) (sh: Seorang pemberita firman Tuhan (Kamis, 26 Juli 2001))
Seorang pemberita firman Tuhan

Ini adalah penglihatan terakhir dari 4 penglihatan yang berurutan (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">24). Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat 25 orang pemimpin bangsa Yehuda yang ada di Yerusalem. Karena masyarakat Yehuda yang berasal dari kalangan atas sudah dibawa ke dalam pembuangan, para pemimpin bangsa itu adalah orang-orang yang berasal dari kalangan yang lebih rendah. Yehezkiel mengenal beberapa dari mereka cukup dekat (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1).Penglihatan terakhir ini diikuti dengan perintah kepada Yehezkiel untuk menjadi juru bicara Allah. Kita akan belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan seorang pemberita firman Tuhan.

Pada dasarnya berita yang harus disampaikan oleh Yehezkiel mempunyai tujuan yaitu meresahkan hati yang merasa damai dan tentram atau menentramkan dan menghibur hati yang resah. Ketika para pemimpin bangsa Yehuda yang ada di Yerusalem mempunyai keyakinan bahwa mereka mempunyai masa depan sebab merekalah umat yang berharga bagi Allah (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3), firman Tuhan harus disampaikan untuk meresahkan mereka sebab keyakinan mereka tidak berdasarkan firman-Nya. Sebaliknya penghukuman dan kehancuranlah yang menanti mereka (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7-12). Namun kepada mereka dalam pembuangan yang hatinya resah dan tidak bahagia karena hidup jauh dari tanah pusaka mereka, janji pemulihan terhadap mereka diberikan untuk menentramkan dan menghiburkan (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">14-21). Untuk mencapai tujuan pemberitaan itu, Yehezkiel harus mempunyai keberanian dan mengikis rasa sungkan sebab ia mungkin harus berhadapan dengan para pemimpin serta orang-orang yang dikenalnya. Untuk itu ia tidak perlu kuatir karena Allah akan memberikan legitimasi kepada dirinya untuk menguatkan pemberitaannya (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13).

Seorang pemberita firman Tuhan harus mempunyai hati yang penuh belas kasihan kepada setiap orang, betapa pun jahatnya orang tersebut (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13), karena tujuan akhir dari setiap pemberitaan firman Allah adalah reformasi dan transformasi masyarakat untuk menjadi komunitas Ilahi yang hidup sesuai dengan firman-Nya (ayat 19-20). Tanpa hati yang penuh belas kasihan, ia akan seperti nabi Yunus.

Renungkan: Betapa mulia dan agung tugas seorang pemberita firman Tuhan. Karena itu marilah kita berdoa: Tuhan, jadikan aku saluran firman- Mu, kedamaian-Mu, penghukuman-Mu, dan keselamatan-Mu.

(0.37) (1Raj 12:25) (sh: Kacang lupa kulitnya (Sabtu, 19 Februari 2000))
Kacang lupa kulitnya

Peribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan perjalanan karir Yerobeam sebagai raja. Belum lama ia memegang tampuk pimpinan, ia sudah mengabaikan siapa yang mendudukkan dia sebagai raja, dan melanggar syarat yang harus senantiasa dia penuhi serta batas wewenang yang ia punyai agar takhtanya tetap kokoh. Ia menggantikan Allah dengan ilah-ilah lain dan membuat kuil-kuil di bukit pengorbanan. Bahkan ia mengangkat imam-imam dari rakyat biasa. Berarti ia menjadikan dirinya sebagai pusat dari seluruh sendi kehidupan kerajaan Israel.

Apabila ditinjau dari tujuannya untuk memperkokoh kerajaannya dan menyatukan umatnya, tindakan Yerobeam sangat tepat dan merupakan bukti bahwa ia mempunyai pandangan yang luas dan jauh ke depan. Namun bila ditinjau dari bagaimana cara ia mencapai tujuan tersebut, Yerobeam sudah melakukan suatu kesalahan yang sangat fatal dan komprehensif. Ia mempertahankan kekuasaan sosial dan politik dengan memanipulasi kerohanian bangsanya. Rakyatnya tidak hanya dibawa pada jalan yang berdosa, namun dosa mereka pun adalah dosa yang terstruktur dan terkontrol oleh lembaga politik yang sah. Betapa mengerikan apa yang dilakukan oleh Yerobeam.

Latar belakang Yerobeam adalah anak seorang pegawai istana biasa. Jika ia sekarang menjadi raja, itu bukti bahwa Allah sungguh berdaulat atas sejarah manusia (ayat belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">11:31). Allah pun sudah berjanji bahwa keluarganya akan dibangunkan seperti keluarga Daud jika ia setia kepada-Nya. Mengapa ia harus kuatir bahwa rakyatnya akan meninggalkannya, saat mereka harus pergi ke Yerusalem secara berkala untuk beribadah? Tidakkah ia sudah mendengar dan melihat bahwa Allah akan memecahkan kerajaan Israel menjadi dua, karena ketidaktaatan Salomo? Mengapa ia tetap melanggar perjanjian yang pernah dibuat Allah untuknya? Jawaban dari semua pertanyaan itu adalah seluruh peristiwa menakjubkan yang baru saja ia alami, ternyata tidak membuat iman dan pengenalannya terhadap Allah menjadi mendalam dan berpusat kepada-Nya.

Renungkan: Berkat dan anugerah Allah yang begitu melimpah tidak selalu berdampak positif. Bila seseorang tidak meletakkan berkat Allah dalam perspektif rencana Allah bagi hidupnya, akan menjadi penyesat yang sangat berbahaya baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

(0.37) (2Raj 24:8) (sh: Hukuman Allah memang mengerikan (Kamis, 20 Juli 2000))
Hukuman Allah memang mengerikan

Pernah seorang bertanya di dalam kemarahan dan kebencian yang sudah tak tertahankan melihat kebobrokan moral dan akhlak bangsa kita: "Aku sudah memohon kepada Tuhan berkali-kali, kiranya Ia menjatuhkan hukuman kepada bangsa ini agar mau bertobat. Tapi kenapa Allah belum juga menjatuhkan hukuman-Nya?" Jawabannya adalah Allah, karena kasih-Nya, masih memberikan kesempatan kepada bangsa ini untuk bertobat tanpa harus mengalami penghukuman-Nya. Sebab penghukuman dari Allah sungguh dahsyat dan mengerikan seperti api besar membara yang akan menghanguskan semua yang disentuhnya.

Apa yang dialami Yoyakhin merupakan salah satu contoh betapa dahsyat dan ngerinya penghukuman Allah. Yehuda tidak mungkin lepas dari penghukuman yang sudah dinubuatkan. Mereka tidak bisa lari atau menghindar. Perubahan politik internasional yang biasanya mendatangkan keuntungan malah menciptakan penderitaan yang hebat. Mesir yang menindas Yehuda berhasil ditaklukkan oleh Babel. Namun ini tidak membuat Yehuda menjadi bangsa yang merdeka. Seperti kata pepatah 'lepas dari mulut singa, masuk ke mulut buaya'. Lepas dari Mesir, masuk ke cengkeraman Babel. Peristiwa ini membuat Yoyakhin tidak hanya terpaksa lengser dalam waktu yang sangat singkat (8), namun identitasnya juga dihilangkan secara paksa, dari seorang raja menjadi seorang tawanan; dari kedudukan sosial yang tingi kepada seorang yang tidak berstatus sosial sama sekali. Demikian pula ibunya dan para pembesar lainnya.

Kehilangan identitas secara paksa merupakan penghinaan yang besar dan memberikan tekanan mental yang berat. Nebukadnezar benar-benar rakus, buas, dan sadis sebab ia tidak hanya menguras seluruh kekayaan Yehuda bahkan juga menutup dan memusnahkan kesempatan Yehuda untuk dapat bangkit membangun perekonomian negrinya, karena hanya orang-orang yang tidak mempunyai keahlian untuk membangun kembali negara Yehuda yang ditinggalkan di tanah Yehuda (13-16).

Renungkan: Paparan penghukuman Allah ke atas Yehuda haruslah membuat kita bersyukur bahwa sampai saat ini bangsa kita masih dikasihani oleh-Nya dan mendorong kita untuk terus-menerus menjadi juru-bicara Allah yang menyerukan kebenaran kepada mereka yang sudah bosan mendengarkan kebenaran-Nya.

(0.37) (Ams 15:1) (sh: Keinginan dan air laut memiliki kesamaan (Selasa, 1 Agustus 2000))
Keinginan dan air laut memiliki kesamaan

Air laut, bila semakin banyak diminum, justru semakin membuat haus sebab air laut membuat kerongkongan semakin kering. Demikian pula keinginan, semakin dipenuhi, justru semakin bertambah. Maka kepuasan yang diharapkan menjadi semakin jauh.

Manusia tidak mungkin mendapatkan kepuasan dengan cara memenuhi segala keinginannya karena sifat keinginan tidak terbatas, tidak ada habisnya, dan tidak akan pernah berhenti selama manusia masih bernafas. Karena itu manusia harus berhati-hati dengan keinginannya. Sebab banyak yang mengalami tekanan jiwa karena keinginannya tidak terpenuhi. Banyak juga yang melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau masyarakat demi memenuhi keinginannya seperti mencuri, korupsi, manipulasi, atau menggelapkan uang. Berdasarkan uraian di atas maka keinginan harus dikontrol bukan ditekan agar tidak mengontrol tindakan manusia. Satu-satunya cara yang paling tepat adalah manusia harus belajar untuk memuaskan diri dan menikmati apa pun yang dimiliki (17).

Ada 3 hal yang harus dimiliki manusia agar ia dapat puas dengan segala yang dimilikinya. Pertama, takut akan Tuhan memberikan hati yang tenang. Hati yang tenang adalah tanda dari hati yang puas. Karena hatinya sudah terpuaskan maka ia tidak memerlukan hal-hal lain untuk memuaskan dirinya. Jadi sedikit atau banyak barang yang dimiliki, tidak akan berpengaruh (16). Kedua, kebutuhan utama manusia adalah dikasihi dan mengasihi. Karena itu jika kasih ada di dalam kehidupan seseorang, tidak ada lagi yang akan memberikan kepuasan hatinya (17). Ketiga, hati manusia menentukan suasana kehidupannya (13) sebab hati adalah pusat dari kehendak manusia. Karena itu penting untuk mempunyai hati yang dekat dengan Allah. Ini akan memuaskan hatinya sehingga tidak ada lagi yang diinginkan untuk memuaskan dirinya.

Renungkan: Kapankah terakhir kalinya Anda ingin sekali membeli sesuatu? Setelah Anda membelinya tentunya Anda puas bukan? Namun berapa lama kepuasan itu dapat bertahan? Ketiga hal di atas harus ada dalam kehidupan kita supaya kita tidak dikuasai oleh rupa-rupa keinginan kita. Manakah dari ketiga hal itu yang belum ada dalam diri Anda? Apa yang harus Anda lakukan untuk memilikinya?

(0.37) (Yer 19:1) (sh: Terlambat sudah (Jumat, 29 September 2000))
Terlambat sudah

Berita anugerah bahwa Allah tidak akan menghukum jika bangsa Yehuda mau bertobat dan diperbaharui hidupnya (belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">18:8) diresponi negatif oleh mereka, dengan mengatakan 'tidak ada gunanya' dan menolak untuk bertobat (belum+mempunyai+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">18:12).

Kebenaran dalam peristiwa pemecahan buli-buli ini adalah segala sesuatunya sudah terlambat. Kejahatan bangsa Yehuda sudah bertimbun sampai ke langit dan tidak ada sedikit pun niat mereka untuk bertobat. Bagai kacang lupa kulitnya, mereka melupakan Allah yang telah menuntun keluar dari Mesir, memberi tanah perjanjian, dan memelihara hidup mereka. Mereka berpaling kepada berhala yang sama sekali tidak dan belum pernah mempunyai andil dalam kehidupan mereka (4). Kondisi rohani yang demikian pasti akan diikuti dengan kondisi sosial dan politik yang bobrok. Penindasan orang lemah merajalela. Ibadah dan pembantaian manusia yang lemah dan tak berdaya tidak dapat dibedakan lagi (5). Karena itulah penghukuman Allah yang dahsyat akan datang dan digambarkan dengan pemecahan buli-buli yang dibeli oleh Yeremia.

Buli-buli (bhs. Ibrani: baqbuq) yang dipakai sebagai tempat air minum itu berharga mahal. Bentuknya unik dengan leher menyempit dan tinggi mencapai 25 cm. Baqbuq yang mahal tapi dihancurkan menandakan bahwa walaupun bangsa Yehuda merupakan umat pilihan yang berharga dimata-Nya akan tetap menerima hukuman dahsyat, jika mereka tidak taat. Seperti Yeremia berkuasa atas baqbuq, demikian pula Allah berdaulat atas kehidupan bangsa Yehuda. Dilihat dari bentuknya, jika baqbuq ini pecah maka tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki. Demikian pula bangsa Yehuda yang sudah memberontak kepada Allah, akan dibuang jauh dari tanah perjanjian, menjadi bangsa yang tidak berguna, dan tidak dapat kembali ke negaranya dengan usaha sendiri.

Renungkan: Kebenaran di atas merupakan peringatan keras bagi Kristen masa kini. Kita tidak dapat berlindung di balik dogma yang mengatakan bahwa kita adalah umat yang sangat berharga karena ditebus dengan harga yang mahal yaitu darah Kristus, lalu seenaknya menjalani kehidupan ini tanpa menghiraukan firman Tuhan. Allah tidak segan-segan menghukum umat-Nya sendiri dan menjadikan kita sekumpulan umat beragama yang tidak berguna bagi siapa pun.

(0.37) (Yer 35:1) (sh: Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup (Jumat, 4 Mei 2001))
Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup

Ucapan penghakiman Allah atas Yehuda dinyatakan semakin tegas dengan membandingkan ketidaktaatan bangsa Yehuda dengan ketaatan orang-orang Rekhab. Perbandingan itu merupakan kecaman yang pedas terhadap bangsa Yehuda sebab siapakah orang-orang Rekhab dan siapakah tokoh- tokoh yang terlibat dalam kehidupan mereka, dibandingkan dengan Yehuda dan Tokoh yang terlibat dalam kehidupan mereka. Identitas dan posisi Rekhab dalam kebudayaan Israel tidak begitu jelas sebab mereka hanyalah sekelompok kecil orang yang hidup secara nomaden. Dengan kata lain mereka bukanlah siapa-siapa.

Kecaman yang pedas tepat sekali bagi Yehuda sebab ketidaktaatan mereka bukanlah sekadar kekhilafan namun sudah menjadi karakteristik mereka sebagai sebuah bangsa. Ketidaktaatan adalah pola hidup mereka. Hal itu ditegaskan dengan penggunaan kata ‘terus-menerus’ sebanyak 2 kali untuk mengungkapkan frekuensi Allah berbicara secara langsung kepada mereka maupun mengutus nabi-nabi-Nya agar mereka bertobat (14-15). Bagaimana respons mereka? Sangat kontras dengan orang-orang Rekhab. Ketaatan kepada Yonadab bapak leluhur mereka adalah pola hidup seluruh anggota kelompok Rekhab mulai dari anak-anak hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan (8-9). Ketaatan sebagai pola hidup sudah teruji ketika mereka menolak tawaran Yeremia untuk minum anggur (5-6), sekalipun dapat mendatangkan bencana ataupun risiko atas mereka sebab mereka hanyalah pengungsi di Yerusalem. Identitas mereka terletak pada ketaatan untuk melakukan perintah Yonadab, bapak leluhurnya. Inilah pola hidup dan karakteristik orang-orang Rekhab.

Renungkan: Ini merupakan cambukan keras bagi kita. Jika kepada seorang Yonadab yang hanyalah manusia biasa, mereka menjadikan ketaatan mereka kepada ajarannya sebagai pola hidup, maka seharusnya ketaatan kita kepada ajaran Yesus paling tidak harus menjadi pola hidup kita. Bukankah Yesus bukan sekadar manusia sejati namun Ia juga adalah Allah Pencipta dan Penebus kita? Namun kenyataannya seringkali ketaatan kita belum menjadi pola hidup, melainkan sebagai rayuan atau umpan kepada Allah supaya Ia sudi mencurahkan berkat-Nya. Jika itu gambaran ketaatan kita, bertobatlah agar kita tidak menjadi Yehuda yang mempunyai pola hidup ketidaktaatan.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA