Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 151 ayat untuk Yang Benar AND book:40 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.80) (Mat 10:24) (sh: Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus (Minggu, 28 Januari 2001))
Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus

Seperti orang Yahudi pada zaman Yesus, beberapa gereja masa kini mempunyai pengharapan bahwa kedatangan Yesus identik dengan kedamaian. Namun pernyataan Yesus membalikkan harapan mereka karena Ia datang justru membawa pemisahan dan 'konflik' (ayat 34). Meskipun Dia adalah Sang Raja Damai, dunia akan menolak Dia dan pemerintahan-Nya, sehingga umat manusia akan terpecah-belah (ayat 35- 36). Yesus ingin para murid-Nya tidak memiliki pengharapan yang salah tentang Yesus dan Injil Kerajaan Allah, karena itu Ia mengulangi pernyataan 'Aku datang', hingga 3 kali.

Namun Yesus mengingatkan bahwa pemahaman yang benar tentang misi Yesus tidak dimaksudkan untuk membuat para murid-Nya undur. Sebaliknya murid Kristus harus mutlak setia kepada-Nya, melebihi kesetiaan kepada orang-orang yang mempunyai hubungan darah paling dekat sekalipun (ayat 37). Tidak hanya itu murid Kristus dituntut untuk menundukkan kehendak pribadinya di bawah kehendak Allah (ayat 38). Yesus menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat, karena hubungan antara murid Yesus - Yesus - Allah Bapa sangat indah dan erat. Perlakuan yang diterima oleh murid karena imannya akan dirasakan juga oleh Yesus dan Allah Bapa. Berdasarkan perlakuan yang diterima murid Yesus, Allah Bapa dapat menghukum ataupun memberkati (ayat 40-42). Hubungan ini menunjukkan betapa istimewanya dan berharganya murid Kristus di hadapan Allah. Ia rela mengidentifikasikan diri-Nya dengan murid-Nya sehingga masalah dan penderitaan murid-Nya adalah masalah dan penderitaan Allah.

Renungkan: Hai Kristen, janganlah gentar dan mundur, nyatakan kesetiaan kita kepada-Nya. Bagi Allah yang begitu setia dan menghargai kita, tidak ada persembahan yang lebih indah selain kesetiaan dan ketaatan Kristen yang mutlak kepada-Nya.

Bacaan untuk Minggu Epifania 4

Ulangan 18:15-22

I Korintus 7:32-35

Markus 1:21-28

Mazmur1

Lagu: Kidung Jemaat 450

PA 4 Matius 8:28-34

Di dunia ekonomi manusia dikategorikan sebagai aset. Konsep ini bukan meninggikan manusia, justru merendahkan manusia. Karena di dalam neraca keuangan aset adalah harta perusahaan yang dapat diperlakukan semaunya oleh pemilik perusahaan untuk menghasilkan untung besar. Manusia adalah makhluk yang sangat berharga di hadapan Allah. Yesus melalui mukjizat di Gadara menegaskan hal itu.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1 Apa makna teriakan kedua orang yang mendatangi Yesus (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">29)? Berdasarkan teriakan mereka, apakah mereka bermaksud menantang-Nya ataukah untuk menyerahkan diri? Jelaskan! Kebenaran apakah yang Anda dapatkan yang berhubungan dengan Yesus?

2 Apakah Yesus menjawab teriakan mereka? Mengapa? Apakah permintaan mereka kepada Yesus (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">31)? Mengapa mereka meminta izin kepada Yesus untuk memasuki babi-babi? Berdasarkan permintaannya, apa yang diakui oleh setan-setan itu tentang Yesus?

3 Bandingkanlah dampak tindakan Yesus terhadap kedua orang itu dengan dampak perbuatan setan-setan itu terhadap mereka dan babi-babi! Berdasarkan perbandingan itu apa yang dapat Anda simpulkan tentang misi Yesus dan misi setan di dunia?

4 Bagaimana respons orang-orang setempat terhadap tindakan Yesus? Bagaimana penilaian mereka terhadap babi dan manusia? Salah satu berkat yang mereka terima dalam peristiwa keluarnya setan dari kedua orang itu adalah daerah mereka yang dulunya rawan sekarang menjadi aman (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">28), mengapa mereka nampaknya tidak melihat berkat ini?

5 Tak seorang pun di daerah itu yang melakukan usaha untuk menolong kedua orang itu, namun Yesus yang tidak mempunyai hubungan apa-apa dengannya justru memulihkannya. Kebenaran apa yang kita dapatkan tentang Yesus?

6 Ada manusia yang nampaknya lebih nyaman bila setan hidup bersama dengan mereka, walaupun mereka menyadari bahwa setan banyak melakukan tindakan yang merugikan. Setujukah Anda dengan pendapat ini? Jelaskan! Adakah contoh dalam masyarakat Anda yang mendukung kebenaran ini?

7 Bagaimanakah masyarakat sekarang menghargai sesamanya? Apa yang dapat kita lakukan untuk meneladani Tuhan Yesus?

(0.80) (Mat 6:5) (sh: Hubungan rahasia yang dikembangkan (Selasa, 16 Januari 2001))
Hubungan rahasia yang dikembangkan

Kita perlu mengembangkan hubungan kita dan Allah yang 'rahasia' itu dengan pergi ke kamar, menutup pintu, dan berdoa kepada-Nya. Artinya kita perlu menyediakan waktu dan tempat secara khusus untuk berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, sehingga kita semakin mengenal-Nya secara pribadi dan bukan sekadar mengenal tentang Dia. Di samping itu kita pun perlu belajar prinsip doa yang benar dan sikap-sikap yang harus kita miliki ketika kita menghadap Dia dalam doa.

Perkataan Bapa kami yang di surga mengajarkan bahwa di dalam doa, Allah yang jauh dari manusia (di surga) menjadi dekat dengan umat-Nya (Bapa kami). Dikuduskanlah nama-Mu menyatakan bahwa kita mengakui Allah sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang kudus. Kita mengekspresikan penghormatan kita kepada-Nya, mengakui Dia sebagai Allah yang hidup, aktif, dan berperan dalam hidup manusia. Datanglah kerajaan- Mu mengungkapkan pengakuan kita bahwa Allahlah Raja yang sah atas seluruh penciptaan dan merindukan pemerintahan-Nya secara penuh terealisasi dalam kehidupan kita dan dunia. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga merupakan pernyataan bahwa kita tunduk dan taat kepada-Nya dalam segala hal. Kita tidak membedakan hal yang `suci' dan yang `sekuler'. Memohon Berikanlah kami... adalah pernyataan kepercayaan kita yang besar kepada Allah bahwa kita selalu dicukupkan dengan apa yang diberikan tiap hari tanpa keinginan untuk menumpuk harta bagi diri sendiri. Tiap hari yang baru kita lihat sebagai kesempatan untuk mengalami kebaikan Allah bagi kita. Permohonan Ampunilah kami. merupakan manifestasi dari merendahkan diri di hadapan Allah. Kita sadar akan kelemahan dan kegagalan kita namun kita pun bersukacita karena Allah tetap mengasihi kita. Kasih Allah yang mengampuni akan mendorong kita untuk berbelas kasihan kepada orang lain yang bersalah kepada kita. Ini merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan kemurahan Allah. Kita bersandar kepada Allah yang akan melepaskan kita dari pencobaan, jika kita tidak dengan sengaja mencari pencobaan ketika kita mengatakan Jauhkanlah kami....

Renungkan: Ketika kita mendatangi Allah dengan sikap seperti di atas, maka relasi dengan Allah akan semakin dalam dan bertumbuh.

(0.80) (Mat 23:1) (sh: Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (1) (Rabu, 7 Maret 2001))
Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (1)

Lebih banyak orang pintar daripada orang baik. Demikian pula di kalangan para pemimpin rohani, terlebih mudah kita mencari hamba Tuhan yang pandai di mimbar daripada yang kaya teladan hidup rohani. Seringkali kita mendengar semakin dekat seorang bergaul dengan hamba Tuhan, semakin ia kecewa dengan kemunafikannya, karena apa yang diperbuat tidak sesuai dengan apa yang dikatakan.

Yesus mengenal dengan baik bagaimana kehidupan para pemimpin agama Yahudi: penindas (4), haus pujian (5), gila hormat (6-7), munafik dan batu sandungan (13-15), dan membuat peraturan rohani yang tidak benar (16-22). Mereka yang seharusnya menjadi panutan ternyata memakai topeng kesucian rohani untuk menyelubungi kebobrokan dan kemunafikan. Maka Yesus memperingatkan para murid- Nya untuk tidak mencontoh mereka (3) dan mengajarkan bagaimana seharusnya dedikasi murid-murid-Nya (8-10). Prinsip kebenaran bagi murid-murid-Nya bertolak belakang dengan prinsip dunia yang mengajarkan bahwa semakin tinggi kedudukan semakin dihormati dan ditinggikan (11- 12). Prinsip inilah yang seharusnya mendasari kehidupan para pemimpin rohani, bukan jabatan dunia yang penting tetapi jabatan di mata Allah yang diraih melalui kerendahan hati dan kesediaan direndahkan. Semakin seorang murid belajar bagaimana menyangkal keakuan dan kehormatan diri, maka dia akan semakin meninggikan Yesus, Gurunya. Seorang pelayan menyediakan dirinya melakukan segala pekerjaan demi menyenangkan tuannya, demikianlah seorang pelayan Tuhan yang berdedikasi kerendahan hati.

Tepat sekali bila Yesus berkali-kali menggunakan kata 'celakalah' untuk mengecam para pemimpin agama Yahudi. Sepertinya memang tidak ada lagi kata lain yang lebih tepat. Akibat perbuatan mereka yang paling fatal adalah menghalangi orang-orang masuk Kerajaan Sorga (13), karena mereka bukan membawa orang percaya kepada Yesus tetapi kepada diri mereka sendiri (15). Allah sendiri yang akan menghukum mereka karena penyesatan yang telah mereka lakukan.

Renungkan: Kesombongan rohani karena memiliki pengetahuan doktrin yang mendalam tanpa aplikasi hidup sesuai firman Tuhan, akan membawa jemaat dan diri sendiri tersesat dari jalan kehidupan kekal.

(0.80) (Mat 26:14) (sh: Ruang Anda dipenuhi Yesuskah? (Rabu, 16 Maret 2005))
Ruang Anda dipenuhi Yesuskah?


Perjamuan Paskah yang sedang Yesus rayakan sarat makna dan sarat suasana. Makna perjamuan itu bukan saja merayakan pembebasan Israel purba dari penjajahan Mesir, tetapi makna baru, yaitu penyiapan bagi penderitaan sang Anak Manusia. Dengan demikian suasana haru memang menandai perjamuan tersebut. Suasana haru karena kasih Yesus itu menjadi lebih kental ketika perempuan di Betania mencurahkan ungkapan kasihnya kepada Yesus dengan minyak mahal. Sayang sekali bahwa peringatan sarat makna dan suasana itu dinodai oleh rencana pengkhianatan Yudas.

Lawan ternyata tidak saja berasal dari kalangan luar. Orang yang sekian tahun belajar dari Yesus kini pergi mengajukan proposal penyerahan Yesus (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">15). Mulai momen itu, ia bukan lagi pengikut Yesus, tetapi tekun merancang siasat untuk menyerahkan Yesus (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16). Meski dalam perjamuan roti tak beragi Yesus berupaya mengembalikan Yudas, namun ia bersikeras meneruskan pengkhianatannya (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">25). Pertanyaan Yudas ini menunjukkan sikapnya yang entah tidak paham atau tidak menerima Yesus kecuali sekadar rabi saja. Pertanyaan itu bertujuan menutupi kejahatannya, namun Yesus terus terang membongkar rencana busuk Yudas.

Seperti dalam nas kemarin, kini pun kita menjumpai keterlibatan seorang yang rela meminjamkan ruang rumahnya untuk kepentingan Yesus menyiapkan para murid-Nya menghadapi momen dahsyat yang sedang menjelang. Hidup dan pengurbanan Yesus tanpa pamrih dikaruniakan-Nya bagi semua orang. Namun, di sekitar Yesus tetap saja ada dua macam orang, yaitu mereka yang akan menolak Yesus seperti Yudas dan mereka yang merespons kasih Yesus dengan benar. Kasih dan arti pengurbanan Yesus sampai sekarang tetap tidak berubah. Demikian pun kemungkinan dua macam tanggapan bertolak belakang ini masih bisa terjadi pada masa kini.

Renungkan: Peka dan sudikah kita mengakui bahwa hanya Yesus berhak memenuhi ruang di hati kita?

(0.80) (Mat 4:3) (jerusalem: Anak Allah) Sebutan alkitabiah ini tidak perlu selalu mengungkapkan "anak" dengan arti sesungguhnya dan sepenuh-penuhnya. Dapat juga berarti "anak angkat" saja berkat suatu pilihan dari pihak Allah yang menciptakan hubungan khas antara Allah dan makhlukNya. Dengan arti sedemikian itu para malaikat disebut "anak Allah", Ayu 1:16, atau bangsa terpilih, Kel 4:22; Wis 18:13, atau orang-orang Israel, Ula 14;1; Hos 2:1; bdk Mat 5:9,45, dll, atau para pemimpin mereka, Maz 82:6. Kalau sebutan itu ditrapkan pada Raja Mesias, 1Ta 17:13; Maz 2:7; Maz 89:27, maka tak perlu bahwa Mesias itu lebih dari seorang manusia. Tak perlu juga bahwa sebutan itu mempunyai arti lain di mulut iblis, Mat 4:3,6, di mulut orang yang kerasukan roh jahat, Mar 3;11; Luk 5:7; Luk 4:41, atau di mulut kepala lasykar, Mar 15:39; bdk Luk 23:47. Bahkan perkataan sorgawi yang terdengar waktu Yesus dibaptis, Mat 3:17, atau dimuliakan, Mat 17;5, pada diriNya tidak mengandung arti lebih mendalam dari kerelaan ilahi khas, yang dikurniakan kepada Mesias-Hamba Tuhan; juga pertanyaan yang diajukan Imam Besar, Mat 26:63, kiranya tidak memikirkan sesuatu yang lain dari pada Mesias-manusia. Hanya sebutan "Anak Allah" terbuka untuk suatu arti yang lebih mendalam sehingga dapat berarti juga anak yang sesungguhnya. Dan Yesus sendiri menyarankan arti lebih mendalam itu dengan menyebut diriNya sebagai "Anak", Mat 21:37, yang mempunyai Allah sebagai BapaNya secara istimewa, Yoh 20:17 dan bdk "Bapaku", Mat 7:21, dll, sehingga Yesus melebihi para malaikat, Mat 24:36. Sebab Yesus dengan Allah mempunyai hubungan unggul, baik dalam hal pengetahuan maupun kasih, Mat 11:27. Keterangan-keterangan semacam itu didukung keterangan lain mengenai harkat ilahi Mesias, Mat 22:42-46, dan asal-usul sorgawi "Anak Manusia", Mat 8:20+, dan diteguhkan oleh kejayaan kebangkitan. Maka ungkapan "Anak Allah" mendapat arti ilahi yang sesungguhnya, sebagaimana juga terdapat misalnya dalam surat-surat Paulus, Rom 9:5+. Selama Yesus hidup, murid-muridNya tidak menyadari arti ilahi semacam itu dengan jelas (Mat 14:33 dan Mat 16:16, yang menambah sebutan "Anak Allah" pada teks lebih tua seperti tercantum dalam Markus, tentu saja memperlihatkan kepercayaan yang sudah berkembang). Namun demikian kepercayaan yang mereka peroleh sesudah Paskah dengan pertolongan Roh Kudus, sungguh-sungguh bertumpu pada perkataan dan keterangan Yesus sendiri. Yesus benar-benar menyatakan kesadarannya bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Bapa, sejauh keterangan semacam itu dapat dipahami dan diterima oleh orang sezamanNya.
(0.80) (Mat 7:21) (full: MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU. )

Nas : Mat 7:21

Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (bd. ayat Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46). Sekalipun demikian, ini tidak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Hal ini benar karena berbagai alasan yang berikut:

  1. 1) Pengampunan Allah diberikan kepada kita melalui iman dan pertobatan yang dimungkinkan oleh kasih karunia dan kematian Kristus sebagai korban karena dosa kita

    (lihat cat. --> Mat 26:28;

    [atau ref. Mat 26:28]

    Luk 15:11-32; 18:9-14).
  2. 2) Ketaatan pada kehendak Allah memang merupakan syarat yang tetap berlaku untuk keselamatan, namun Kristus juga menyatakan bahwa ketaatan itu merupakan kasih karunia yang berkaitan dengan keselamatan dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian kita harus senantiasa berdoa untuknya, menerimanya, dan mengamalkannya dengan iman dan usaha yang sungguh-sungguh. Perhatikanlah doa Bapa Kami (Mat 6:9-13) dan banyak nasihat lainnya yang ditujukan kepada orang percaya agar mematikan dosa dan mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup kepada Allah (bd. Rom 6:1-23; 8:1-17; 12:1-2;

    lihat cat. --> Mat 5:6;

    [atau ref. Mat 5:6]

    lihat art. KEHENDAK ALLAH).

  3. 3) Kita mampu melakukan kehendak Allah dan menjalankan hidup benar oleh karena kasih karunia, kuasa Allah dan hidup rohani yang terus-menerus diberikan kepada kita melalui Kristus (Ef 2:5). Alkitab menyatakan bahwa "karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah ... karena kita ini buatan Allah" (Ef 2:8-10).
  4. 4) Allah senantiasa menyediakan kemampuan untuk menaati Dia sebagaimana hal itu dikehendaki oleh-Nya. Penyediaan kemampuan tersebut termasuk tindakan penebusan Allah. "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya"

    (lihat cat. --> Fili 2:13).

    [atau ref. Fili 2:13]

    Namun, kasih karunia yang diberikan Allah ini tidaklah membatalkan tanggung jawab atau tindakan manusia. Kita harus menanggapi dengan positif penyediaan ketaatan itu dari Allah (Ef 4:22-32; Yud 1:20-21,24;

    lihat cat. --> Fili 2:12)

    [atau ref. Fili 2:12]

    karena kita tetap bebas untuk menolak kasih karunia Allah, menolak untuk menghampiri Allah melalui Kristus

    (lihat cat. --> Ibr 7:25),

    [atau ref. Ibr 7:25]

    dan menolak untuk berdoa memohon dan menerima kehidupan yang taat

    (lihat cat. --> Mat 5:6;

    [atau ref. Mat 5:6]

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.80) (Mat 13:44) (sh: Mencari sebuah nilai (Kamis, 8 Februari 2001))
Mencari sebuah nilai

Nilai suatu benda dapat terletak pada benda itu sendiri atau ada faktor lain di luar benda tersebut yang membuatnya berarti. Sebagai contoh: sebuah cincin emas sangat berarti karena nilai dirinya sendiri; berbeda halnya dengan sebuah cincin imitasi, akan berarti bagi seorang gadis karena cincin tersebut adalah pemberian sang kekasih hati. Cincin emas murni tidak akan luntur nilainya ditelan zaman, namun cincin imitasi mungkin akan berubah tidak bernilai karena kekasih hati sang gadis telah pergi meninggalkannya.

Yesus menekankan betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga melalui 2 gambaran: (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">1) harta yang terpendam di ladang. Ketika orang menemukan harta terpendam ini, ia sangat bersukacita karena menemukan sesuatu yang sangat bernilai. Maka segala miliknya yang lain menjadi tidak berarti dibandingkan harta tersebut. Ia rela menjual segala miliknya demi mendapatkan harta yang terpendam itu. (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2) seorang pedagang sengaja mencari mutiara karena ia tahu betapa berharganya mutiara itu. Maka setelah ia menemukan mutiara yang dicarinya, ia segera menjual segala miliknya untuk membeli mutiara tersebut. Kedua perumpamaan ini menggambarkan betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga, namun tidak setiap orang yang mendengarnya mengerti hal ini. Seorang yang menyadari betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga, dengan sukacita akan meninggalkan apa pun dalam dunia ini asalkan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Adakah sesuatu yang lebih bernilai dalam hidup Anda sehingga menghalangi untuk mendapatkan Kerajaan Sorga? Sebagai penutup, Yesus kembali mengingatkan tentang kesudahan zaman dimana akan terjadi pemisahan antara orang benar dan orang fasik. Bila tiba akhir zaman maka tidak ada lagi kesempatan bagi orang fasik untuk menyesali keadaannya, karena semuanya sudah terlambat. Ini pun menjadi peringatan bagi kita bahwa kesempatan ini sangat terbatas.

Renungkan: Nilai apakah yang sedang kita cari? Seperti orang yang menemukan harta terpendam dan seperti seorang yang mencari mutiara, ataukah seperti orang-orang yang menolak Yesus karena mencari kebenaran berdasarkan hikmat manusia? Hikmat manusia tidak dapat menembus nilai kekekalan yang dimiliki Yesus. Seorang yang mau membuka hatinya bagi kebenaran-Nya, akan menggali nilai kekekalan di dalam Diri-Nya.

(0.79) (Mat 11:1) (sh: Mengatasi ragu dan bimbang (Rabu, 26 Januari 2005))
Mengatasi ragu dan bimbang

Yohanes pembaptis dipenjarakan karena berani menegur Herodes Antipas yang menikahi istri saudaranya. Dari penjara Yohanes mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Yesus (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">3). Bimbang dan ragukah ia kini? Bukankah ia pelopor dalam pemberitaan tentang Yesus? Tampaknya Yohanes bukan sekadar menyampaikan pertanyaannya pribadi (Perhatikan bentuk jamak `kami' dalam ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">3). Ia dan para muridnya butuh kepastian bahwa Yesus sungguh adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan. Yohanes ingin Yesus memberi bukti jelas melalui perkataan dan perbuatan Yesus bahwa kesaksian Yohanes selama ini tentang Yesus benar. Bagaimana Yesus mengatasi keraguan itu?

Pertama, Yesus menunjuk pada demonstrasi nyata kuasa Allah dalam pelayanan-Nya. Pelayanan Yesus mengokohkan kesaksian Yohanes selama ini tentang Dia. Kedua, ucapan Yesus itu menunjuk kepada Yesaya 35:5-6; 61:1. Yesus adalah penggenap nubuat Yesaya. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, merupakan petunjuk bahwa Roh Allah bekerja dalam dan melalui diri Yesus. Ini tanda kehadiran Allah di dunia. Ketiga, Yesus menunjuk pada nubuatan Maleakhi tentang peran Yohanes (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">10). Yesus mengakui pentingnya pelayanan Yohanes (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11a). Posisi Yohanes pembaptis adalah seperti titik temu PL dan PB. Karena itu di antara segala nabi, ia yang terbesar. Namun, karena orang masuk surga melalui Yesus bukan melalui PL, yang terkecil dalam surga pun menjadi lebih besar daripada Yohanes (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11b).

Pelayanan dan pergumulan Yohanes menunjukkan keutamaan Yesus. Tatkala keraguan muncul, Yesus tidak tinggal diam. Ia tidak ingin orang terus ragu tentang Dia. Karya Yesus, kesaksian firman tentang Yesus, dan perlakuan kasih Yesus akan menguatkan iman dan pengharapan yang tergoyah.

Responsku: Yesus, firman tentang Yesus, karya Yesus untukku, dan firman-Nya kepadaku, ingin kupegang teguh sepanjang jalan imanku.

(0.79) (Mat 26:17) (sh: Tubuh-Nya dipecahkan dan darah-Nya dicurahkan (Jumat, 6 April 2001))
Tubuh-Nya dipecahkan dan darah-Nya dicurahkan

Saat-saat terakhir Yesus sudah hampir tiba. Ia ingin mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Yesus tahu bahwa hidupnya sebagai manusia akan berakhir di atas kayu salib. Ia taat kepada kehendak Bapa, Ia rela menuntaskan misi yang diemban-Nya sampai tiba waktu-Nya. Ia memaparkan apa yang akan terjadi dan menyatakan bahwa salah satu sang pelaku skenario penangkapan diri-Nya justru murid-Nya sendiri. Sempat dalam detik-detik terakhir, Ia masih mengingatkan Yudas. Rupanya Yudas tidak lagi memiliki kepekaan akan perbuatan dosa yang sedang dirancangkan. Justru tanpa merasa bersalah ia balik bertanya kepada Yesus. Apa yang dilakukan oleh Yudas menggambarkan betapa jahatnya dosa. Dosa membuat manusia buta akan kebenaran, tidak memiliki pendengaran yang peka terhadap teguran dan nasihat. Dosa membuat manusia melakukan yang jahat asal dirinya diuntungkan, walaupun lebih kurang tiga tahun Yudas bersama dalam tim pelayanan Tuhan Yesus, ia dekat dengan Tuhan Yesus, ternyata hatinya tidak terbuka dan mengenal dengan benar siapa Yesus. Ia tega menjual Yesus dengan 30 keping uang perak.

Misi yang harus diselesaikan sebagai Juruselamat memang harus melalui penderitaan sampai mati. Ia harus menanggung murka Allah. Salib adalah cara Allah yang harus ditaati demi menyelamatkan manusia berdosa dari kematian kekal akibat murka Allah. Melepaskan dan menebus manusia dari dosa dan murka Allah inilah yang sedang akan diemban oleh Yesus. Dengan memakai simbol roti yang dipecah-pecahkan lalu dimakan dan anggur yang diminum Tuhan Yesus menggambarkan apa yang akan terjadi pada diri-Nya pada hari menjelang Paskah. Tubuh-Nya akan dihancurkan sampai mati dan darah-Nya akan dicurahkan. Barangsiapa makan tubuh-Nya dan minum darah- Nya yakni mau mengakui pengorbanan-Nya dan menerima Ia sebagai Juruselamat, maka pengampunan dosa akan diberikan dan suatu hari kelak akan bersama dengan Tuhan dalam kerajaan Bapa.

Renungkan: Kematian Yesus memproklamirkan kemenangan telak atas dosa dan membuka jalan bagi manusia berdosa mengalami kemenangan atas dosa dan menghantar manusia masuk dalam hidup dan kemuliaan kekal dalam kerajaan Bapa.

(0.79) (Mat 16:21) (sh: Memang tak mudah jalannya (Jumat, 16 Februari 2001))
Memang tak mudah jalannya

Keberadaan Mesias sejati bertolak belakang dengan Mesias dalam konsep pemahaman orang-orang Yahudi. Kontras antara pemahaman dan realita menyebabkan mereka menolak Yesus, anak tukang kayu, yang akan menderita bahkan mati disalib seperti penjahat besar. Memang benar jalan yang akan dilalui-Nya tidak mudah, begitu pula dengan pengikut-Nya.

Murid-murid-Nya pun masih memiliki konsep pemahaman yang sama dengan orang Yahudi. Petrus protes dengan pernyataan Yesus bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">21). Perhatian Petrus hanya kepada penderitaan-Nya sehingga mengabaikan kebangkitan-Nya. Itulah sebabnya ia mengatakan bahwa Allah pasti akan melindungi Yesus. Ternyata Petrus belum sungguh-sungguh mengerti arti pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16). Yesus menyatakan teguran keras: "Enyahlah Iblis!" menandakan teguran yang sangat serius karena Iblislah yang paling senang bila rencana keselamatan melalui Yesus gagal.

Kemudian Yesus mengalihkan perhatian kepada semua murid-Nya, dan menyatakan tentang konsekuensi orang yang mau mengikut-Nya. Seperti Yesus yang mengambil jalan salib, maka semua pengikut-Nya pun harus mengikuti jejak-Nya. Yesus sedang mengubah konsep murid-murid tentang panggilan hidup mereka, bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena harus siap mempersembahkan hidup seutuhnya bagi- Nya. Rela menyingkirkan segala keinginan bila tidak sesuai dengan-Nya, rela mengalami berbagai kesulitan, pergumulan, tantangan, dan ancaman karena Dia, dan mengarahkan langkah kita mengikuti jejak-Nya (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">24). Yesus memberikan alasan melalui suatu paradoks yang bernilai kekekalan. Bila seorang menikmati kesenangan dunia, ia akan kehilangan kesempatan hidup selamanya, sebaliknya bila seorang rela kehilangan kesempatan hidup di dunia, ia akan memperoleh kehidupan yang mulia di dalam kekekalan (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">25-26). Bila ia memilih yang kedua, maka Anak Manusia akan menyambutnya dalam kemuliaan-Nya (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27).

Renungkan: Motivasi mendapatkan kesuksesan dan ketenaran sebagai pengikut-Nya akan membawa kepada kehancuran dan kekecewaan. Jalan yang seharusnya kita tapaki menuju kemuliaan-Nya memang tidak mudah, karena Ia tidak pernah menjanjikan kemudahan tetapi kehidupan kekal bersama Dia dalam perjuangan memikul salib-Nya.

(0.79) (Mat 20:29) (sh: Semarak menghantar jalan salib (Senin, 26 Februari 2001))
Semarak menghantar jalan salib

Ada saat pujian datang, ada pula saat kecaman datang; demikianlah yang dialami Yesus. Ia tahu bahwa sudah tiba saat- Nya Ia harus ke Yerusalem untuk menempuh jalan salib, tetapi sesuai dengan nubuatan nabi, Yesus mengalami suasana semarak pujian orang banyak yang mengikuti-Nya. Namun sayangnya mereka hanya mengenal-Nya sebagai nabi dari Nazaret. Mengapa demikian?

Sebelum tiba di Yerusalem, ketika Yesus keluar dari Yerikho, dua orang buta berseru kepada-Nya. Mereka memanggil Yesus sebagai Anak Daud, suatu sebutan yang berkaitan dengan Kemesiasan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang sangat tidak bersimpati melihat orang buta yang membutuhkan pertolongan, Yesus tergerak hatinya oleh belas kasihan untuk menolong mereka. Walaupun Ia sudah tahu kebutuhan mereka, tetapi Ia bertanya lebih dahulu apa yang mereka kehendaki dari Yesus. Mereka mengatakan suatu kebutuhan utama, yakni supaya Ia mencelikkan mata mereka. Respons Yesus (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">34) semata-mata bukan karena teriakan mereka, tetapi karena kehendak-Nya untuk menjamah mereka dan menyembuhkan. Kemesiasan-Nya sungguh nyata melalui kuasa-Nya mencelikkan mereka.

Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya menuju Yerusalem. Tiba di Betfage, suatu desa di Bukit Zaitun, Ia menyuruh 2 murid-Nya untuk meminjam keledai betina dengan anaknya. Kemudian Ia menunggangi keledai tersebut. Segala sesuatunya terjadi di dalam rencana dan pengaturan-Nya sesuai nubuatan nabi (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2-5). Sejumlah besar orang menyambut-Nya dan menyebut-Nya: Anak Daud dan Dia yang datang dalam nama Tuhan (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">9). Kedua sebutan ini sesungguhnya menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, namun ternyata sebutan ini hanya keluar dari bibir mereka tanpa pemahaman yang selaras dengan pengakuan. Ia menerima segala perlakuan mereka karena Ia datang sebagai penggenap nubuatan nabi, walaupun Ia tahu bahwa mereka menyambut-Nya hanya sebagai nabi besar dan bukan seorang Mesias (ayat Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11).

Renungkan: Mungkin Kristen sering terlalu mudah menyanyikan pujian atau menyerukan haleluya sebagai respons atas kebenaran firman Tuhan, tanpa didasari pemahaman dan pengenalan yang benar, yang selaras dengan pengakuan melalui bibir.

(0.78) (Mat 18:15) (full: APABILA SAUDARAMU BERBUAT DOSA. )

Nas : Mat 18:15

Dalam ayat Mat 18:15-17 Yesus menguraikan cara mendisiplinkan atau menerima kembali seorang saudara Kristen yang berbuat dosa kepada seorang anggota lain di dalam gereja. Mengabaikan ajaran Kristus ini berarti berkompromi secara rohani dan akhirnya mengakibatkan kehancuran kepada gereja sebagai umat Allah yang kudus (bd. 1Pet 2:9;

lihat cat. --> Mat 5:13).

[atau ref. Mat 5:13]

  1. 1) Tujuan disiplin gerejani ialah melindungi nama baik Allah (Mat 6:9; Rom 2:23-24), menjaga kemurnian moral dan integritas ajaran gereja (1Kor 5:6-7; 2Yoh 1:7-11), serta berusaha untuk menyelamatkan anggota yang tidak patuh dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar (1Kor 5:5; Yak 5:19-20).
  2. 2) Anggota yang berdosa itu harus lebih dahulu dihadapi dan ditegor di bawah empat mata. Apabila ia mau mendengarkan, maka ia harus diampuni (ayat Mat 18:15). Apabila ia tidak mau mendengarkan saudara seimannya (ayat Mat 18:15-16), dan setelah itu satu atau dua anggota lain (ayat Mat 18:16), akhirnya masih tidak mau mendengarkan jemaat, maka ia harus dianggap sebagai "seorang yang tidak mengenal Allah", yaitu, seseorang yang bukan anggota Kerajaan Allah, terpisah dari Kristus dan hidup di luar kasih karunia (ayat Mat 18:17; bd. Gal 5:4). Ia tidak berhak menjadi anggota gereja dan harus dikucilkan dari persekutuan gereja.
  3. 3) Kebiasaan untuk menjaga kemurnian gereja ini bukan saja dilaksanakan dalam hal dosa dan kedursilaan, tetapi juga dalam hal ajaran yang sesat dan ketidaksetiaan terhadap iman PB yang asli dan mendasar

    (lihat cat. --> Gal 1:9 dan

    lihat cat. --> Yud 1:3;

    [atau ref. Gal 1:9; Yud 1:3]

    lihat art. GURU-GURU PALSU, dan

    lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  4. 4) Disiplin gerejani harus dilaksanakan dengan rendah hati, kasih, penyesalan, dan pemeriksaan diri

    (lihat cat. --> Mat 23:37;

    [atau ref. Mat 23:37]

    2Kor 2:6-7; Gal 6:1).
  5. 5) Dosa di dalam gereja yang melibatkan kebejatan seksual harus ditangani berdasarkan 1Kor 5:1-5 dan 2Kor 2:6-11. Bentuk-bentuk dosa yang berat ini menuntut penyesalan dan perkabungan dari seluruh jemaat (1Kor 5:2), hukuman yang setimpal bagi pelanggar itu (2Kor 2:6) dan pengucilan dari gereja (1Kor 5:2,13). Kemudian hari, setelah masa pertobatan yang nyata, orang itu dapat diampuni, menerima pernyataan kasih lagi dan diterima kembali dalam persekutuan (2Kor 2:6-8).
  6. 6) Dosa seorang penatua, setelah ditangani di bawah empat mata, juga harus diumumkan kepada jemaat, dan dikenakan tindakan disiplin di depan umum, yaitu, "ditegur di depan semua orang agar yang lain itu pun takut" (Gal 2:11-18;

    lihat cat. --> 1Tim 5:20;

    [atau ref. 1Tim 5:19-20]

    lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

  7. 7) Para pemimpin gereja dan para gembala jemaat lokal sebaiknya mengingat bahwa mereka ditugaskan untuk menjaga seluruh kawanan domba Allah

    (lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

    Tuhan akan meminta pertanggungjawaban pribadi dari mereka atas "darah semua orang" (Kis 20:26) yang terhilang karena para pemimpin gagal mengembalikan, mendisiplinkan, atau mengucilkan mereka sesuai dengan maksud dan kehendak Allah (bd. Yeh 3:20-21; Kis 20:26-27;

    lihat cat. --> Yeh 3:18).

    [atau ref. Yeh 3:18]

(0.78) (Mat 24:37) (full: KEDATANGAN ANAK MANUSIA. )

Nas : Mat 24:37

Pernyataan Yesus mengenai "kedatangan Anak Manusia" menunjuk kepada dua peristiwa: kepada tahap pertama dari kedatangan-Nya kembali pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga (yaitu pada saat keangkatan orang kudus zaman gereja,

lihat cat. --> Mat 24:42;

lihat cat. --> Yoh 14:3; dan

lihat cat. --> Wahy 3:10;

[atau ref. Mat 24:42; Yoh 14:3; Wahy 3:10]

lihat art. KEANGKATAN GEREJA),

dan kepada tahap kedua dari kedatangan-Nya setelah masa kesengsaraan besar, apabila Ia akan membinasakan orang jahat dan mengumpulkan semua orang benar dalam kerajaan-Nya (Wahy 19:11-20:4). Kita menjumpai petunjuk rangkap dua ini ketika Kristus berbicara tentang tiga macam golongan manusia dalam ilustrasinya tentang "zaman Nuh" (ayat Mat 24:37-44). Hubungan antara ketiga golongan ini dengan kedatangan Kristus adalah sebagai berikut:

  1. 1) Orang tidak percaya pada masa kesengsaraan besar, yang dilambangkan oleh korban air bah pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui saat kedatangan kembali Kristus sehingga tidak siap dan oleh karena itu mereka dibinasakan pada akhir zaman (ayat Mat 24:38-39,43; bd. Luk 17:26-28). Peristiwa ini merupakan tahap kedua dari kedatangan-Nya kembali, yaitu yang terjadi setelah masa kesengsaraan besar.
  2. 2) Orang percaya pada masa kesengsaraan besar, dilambangkan oleh Nuh. Karena tanda-tanda akhir zaman, orang kudus masa kesengsaraan besar mengetahui waktu yang hampir tepat dari kedatangan Tuhan sehingga mereka siap siaga dan diselamatkan. Kristus kembali untuk menjemput mereka pada saat yang telah dinantikan (ayat Mat 24:27; bd. Kej 7:4;

    lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

    Peristiwa ini juga menunjuk kepada tahap kedua dari kedatangan Kristus.
  3. 3) Orang percaya masa kini atau orang kudus yang hidup sebelum masa kesengsaraan besar, yang dilambangkan oleh murid Yesus. Mereka tidak mengetahui saat Kristus kembali untuk mengangkat mereka ke sorga (ayat Mat 24:42,44;

    lihat cat. --> Yoh 14:3;

    [atau ref. Yoh 14:3]

    bd. 1Tes 4:14). Tidak ada tanda-tanda nyata yang mendahului kedatangan Tuhan untuk menjemput mereka karena Kristus telah mengatakan bahwa peristiwa itu akan terjadi pada saat yang tidak terduga (ayat Mat 24:42,44). Perhatikanlah bahwa Yesus tidak menyamakan murid (yaitu orang kudus zaman gereja) dengan Nuh (yaitu orang percaya masa kesengsaraan besar), tetapi dengan korban air bah pada zaman Nuh (bd. "mereka tidak tahu akan sesuatu" dari ayat Mat 24:39 dengan "kamu tidak tahu" dari ayat Mat 24:42). Maksudnya, orang kudus dalam satu arti adalah sama dengan korban air bah: mereka tidak akan mengetahui saat kedatangan Kristus dan akan terkejut ketika Ia datang, sama seperti para korban air bah tidak mengetahui saat terjadinya air bah dan terkejut ketika air bah itu datang. Karena itu semua orang kudus pada zaman gereja harus senantiasa siap sedia (ayat Mat 24:44).
(0.74) (Mat 1:1) (ende)

INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS

KATA PENGANTAR

Tentang pengarang Indjil ini

Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.

Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">2:13-17 dan oleh Lukas dalam Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.

Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.

Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.

Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.

Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.

Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.

Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.

Tentang susunan karangan

Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.

Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.

Tudjuan karangan Mateus

Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.

Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.

Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.

Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.

Dalam Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.

Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. Yang+Benar+AND+book%3A40&tab=notes" ver="ende">1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.

(0.74) (Mat 13:44) (ende)

"Harta" "Mutiara". Siapa jang mengerti benar-benar akan nilai-nilai abadi Keradjaan Allah, dia rela mengurbankan segala harta-benda dan kesukaan-kesukaan duniawi untuk memperolehnja.

(0.74) (Mat 11:4) (jerusalem) Dengan menunjuk pada nubuat Yesaya, Yesus menyatakan bahwa zaman Mesias benar-benar dimulai,tetapi dengan jalan karunia dan keselamatan dan tidak dengan jalan kekerasan dan hukuman. Bdk Luk 4:17-21
(0.74) (Mat 27:11) (jerusalem: Engkau sendiri mengatakannya) Yesus mengakui bahwa benar-benar raja paling sedikit dengan arti tertentu, meskipun Ia sendiri tidak pernah mengatakannya. Lihat Mat 26:25,64; dan bdk Yoh 18:33-37+.
(0.71) (Mat 3:15) (ende: Kebenaran)

Dalam Perdjandjian Lama orang jang tjara hidupnja tjotjok dengan hukum taurat, jaitu dengan kehendak Allah, disebut "orang benar". Sesuai dengan itu "kebenaran" disini berarti: kehendak Allah.

(0.71) (Mat 11:16) (ende: Kaum zaman ini)

ialah kaum Jahudi, chususnja kaum parisi, jang bagaikan kanak-kanak, tidak berpikir dan mengedjar sadja kesenangan hidup, tanpa tahu membedakan apa jang bernilai benar.

(0.71) (Mat 5:9) (ende: Menaruh roh perdamaian)

Atau barangkali lebih tepat "para pendamai". Dimaksudkan mereka jang sendiri berusaha hidup dalam perdamaian dengan semua orang, tetapi djuga jang berusaha memperdamaikan orang jang sedang dalam perselisihan atau permusuhan.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA