(0.22) |
(Gal
1:1)
|
(ende) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di
Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian
ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar
didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi
Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih
djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu
mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat-
umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat:
mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan
daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak
"melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis.
Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat
"kepada umat-umat Galatia" ini membaringkan+diri&tab=notes" ver="ende">4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari
propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu
keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia,
jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk
tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa,
mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan
berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini
dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang
disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis.
Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah
barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk
pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan
Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi
pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan
Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat
Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis
surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut
Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada
kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja
waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. membaringkan+diri&tab=notes" ver="ende">1:9. Dan jang dichawatirkan
pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan
sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga
mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan
"Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita
mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran-
adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut
mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah,
kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan
didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat
terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran-
andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum
masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali
dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang
tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga
kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja,
melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat
Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja.
pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol
dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan
pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan
sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini
tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar
sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
|