Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 289 ayat untuk kenyataan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (Yos 10:1) (jerusalem) Gaya sastera bab 10-11 berbeda sekali dengan gaya sastera bab Yos 1-9. Ada dua penyerbuan melawan raja-raja negeri Kanaan yang bersekutu, dan masing-masing penyerbuan berhasil merebut seluruh bagian selatan dan seluruh bagian utara negeri, bab 10 dan bab 11. Semuanya dipimpin oleh Yosua. Ini tidak sesuai dengan Yos 13:1-6; 14:6-13; 15:13-19; 17:12,16 dan Hak 1. Bagian-bagian Yosua dan Hakim ini memperlihatkan bahwa negeri Kanaan berangsur-angsur di rebut dan tidak pernah seluruhnya diduduki Israel. Pandangan ini lebih dekat dengan kenyataan daripada pandangan kitab Yosua, yang menghubungkan dengan Yosua berbagai kejadian yang di dalamnya ia tidak terlibat dan yang terjadi jauh kemudian dari zaman Yosua. hanya dengan jalan itu kitab Yosua berhasil menyajikan suatu pemandangan menyeluruh mengenai perebutan negeri Kanaan.
(0.25) (Hak 6:1) (jerusalem) Kisah panjang mengenai Gideon ini mengumpulkan berbagai tradisi yang berasal dari suku Manasye. Penyusun kitab Hakim menemukan tradisi-tradisi itu sudah dipersatukan, lalu menyadurnya sedikit. Ada beberapa tradisi mengenai tindakan-tindakan kemiliteran yang dilakukan Gideon melawan orang Midian, baik di wilayah bangsa Israel maupun di luar daerah seberang sungai Yordan. Pada tradisi-tradisi tsb ditambah tradisi-tradisi lain yang bersangkutan dengan ibadat, yaitu tentang sebuah mezbah di Ofra yang disahkan, tentang sebuah mezbah guna dewa baal dan tentang tanda guntingan bulu domba. Ceritera-ceritera itu cukup penting oleh karena memperlihatkan kemerosotan agama di Israel yang disebabkan kenyataan bahwa orang Israel mulai menetap di negeri Kanaan dan berkenalan dengan ibadat setempat kepada dewa Baal; ceritera-ceritera itupun memperlihatkan kekacauan di bidang politik yang menyatakan diri dalam ditawarkannya jabatan raja kepada Gideon dan dalam pengalaman yang menyedihkan dengan raja Abimelekh.
(0.25) (1Taw 24:3) (jerusalem: bani Itamar) Zadok dan Ahimelekh di sini tampil bersama dengan sederajat. Ini berdasarkan kenyataan bahwa pada akhir masa pembuangan kedua kaum imam yang dahulu bersaing itu, sudah sepakat. Sebelum masa pembuangan keturunan Zadok saja yang pertugas dalam bait Allah di Yerusalem, sedangkan keturunan Abyatar (dan Eli) disingkirkan oleh raja Salomo, 1Ra 2:27. Lalu keturunan Zadok dan keturunan Abyatar (Eli) masing-masing diberi seorang anak Harun sebagai moyang bdk 1Ta 24:1: Zadok dihubungkan dengan Eleazar, bdk 1Ta 6:4-8,50-53, dan Abyatar yang memang keturunan Lewi, bdk 1Sa 2:27, dihubungkan dengan Itamar, meskipun silsilahnya tidak sampai disajikan. Begitu semua imam dijadikan keturunan Harun.
(0.25) (Kid 1:7) (jerusalem: menggembalakan domba) Ini mungkin menyinggung Kej 37:16. Bdk Yeh 34:1+. Dalam segenap persanjakan cinta ada dua pokok utama yang ditonjolkan. Yang satu ialah: kedua kekasih terpisah dan saling mencari. Pokok kedua yang menonjol (tetapi kurang) ialah: kedua kekasih bertemu dan menikmati persatuannya. Pokok pertama tsb tampil dalam Kid 3:1-4; 4:8; 5:2-8; 6:1. Kid 1:7 ini menempatkan percintaan itu pada latar belakang hidup para gembala domba-kambing, bdk kisah cinta Yakub dan Rahel, Kej 29:1-12. Latar belakang adegan yang tercantum dalam Kid 5:2-8 berbeda. Tetapi semuanya hanya buah khayal penyair, bukannya suatu kenyataan.
(0.25) (Luk 24:6) (full: IA TELAH BANGKIT. )

Nas : Luk 24:6

Kebangkitan Yesus

(lihat cat. --> Mat 28:6)

[atau ref. Mat 28:6]

diperkuat oleh kenyataan berikut ini.

  1. 1) Kubur yang kosong. Jikalau musuh Yesus telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti memperlihatkan-Nya untuk membuktikan bahwa Ia tidak bangkit. Jikalau murid telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti tidak akan pernah mau mengorbankan nyawa dan harta milik mereka untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebohongan. Kubur yang kosong menyatakan bahwa Yesus telah bangkit dan benar-benar Anak Allah.
  2. 2) Keberadaan, kuasa, sukacita, dan pengabdian gereja yang mula-mula. Jikalau Yesus tidak bangkit dan menampakkan diri kepada mereka, mereka tidak akan pernah berubah dari kemurungan kepada sukacita, semangat, dan pengharapan yang luar biasa (ayat Luk 24:52-53).
  3. 3) Penulisan PB. PB ditulis oleh orang yang memberikan nyawanya bagi kebenaran dan keadilan yang diajarkan oleh Yesus. Mereka pasti tidak akan pernah mau bersusah payah untuk menulis tentang seorang Mesias dan pengajaran-Nya jikalau pelayanan-Nya berakhir dalam kematian dan kekecewaan (lih. 1Kor 15:12-19).
  4. 4) Baptisan dalam Roh Kudus dan penyataan-penyataan yang menyertainya di dalam gereja. Fakta bahwa Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta sebagai suatu kenyataan yang dialami oleh orang merupakan bukti bahwa Yesus telah bangkit dan ditinggikan di sebelah kanan Allah (bd. Kis 1:3-5; 2:33). Jika Kristus tidak bangkit, tidak akan pernah ada pengalaman baptisan dalam Roh Kudus (bd. Yoh 16:7).
  5. 5) Berjuta-juta manusia sepanjang 2000 tahun terakhir yang telah mengalami kehadiran Yesus dan kesaksian Roh Kudus di dalam hati dan kehidupan mereka sendiri.
(0.25) (Mzm 75:1) (sh: Keadilan Allah sumber harapan kita (Jumat, 22 April 2005))
Keadilan Allah sumber harapan kita


Mengeluh, mencurahkan gejolak hati saat mengalami kesulitan hidup (pasal 74), adalah wajar. Memuji Tuhan, bersaksi tentang kebesaran-Nya dalam situasi hidup sulit yang sama, wajarkah? Bila Anda menjawab tidak, bersiaplah untuk berubah sesudah merenungkan Mazmur ini!

Situasi dan kondisi boleh sama sukar dan muskil, namun orang beriman bisa maju lebih daripada sekadar bersikap jujur mencurahkan isi hati di hadapan Tuhan. Doa adalah perjumpaan riil dengan Allah. Selain mengakui keberadaan diri secara jujur, doa juga menjumpai dan mengakui keberadaan Allah secara jujur. Bila itu terjadi, firman yang Allah ucapkan akan terdengar ulang secara baru (ayat 3). Prinsip kebenaran dan penghakiman Allah atas orang berdosa dan kenyataan bahwa Allah tak akan membiarkan dunia yang dikasihi-Nya diluluhlantakkan oleh para pelaku kejahatan, bukan lagi teori. Dalam perjumpaan nyata dengan Allah, kebenaran itu akan menjadi kenyataan seturut waktu Allah (ayat 3a). Dari perjumpaan itu, mengalirlah syukur dan kesaksian akan kedahsyatan Allah dan keajaiban karya-karya-Nya (ayat 2).

Sumber harapan kita bukan beberapa aspek diri dan sifat Allah, tetapi keseluruhan-Nya. Kita cenderung hanya menekankan sifat pemurah dan kasih Allah. Padahal Allah menyatakan banyak lagi sifat diri-Nya yang harus kita kenali dan imani penuh. Apabila kita hanya mengimani kebaikan-Nya dan tidak percaya pada keadilan dan penghakiman-Nya, bagaimana kita beroleh penghiburan dan pengharapan menghadapi berbagai kejahatan dalam hidup ini? PeMazmur mampu bersyukur dan bersaksi kendati kesulitan masih menekannya, sebab ia menatap kepada kedaulatan dan keadilan Allah. Kekuatan sejahat sedahsyat apa pun, tunduk ke bawah perintah Allah (ayat 7-8). Kejahatan merajalela segila apa pun, pasti harus menenggak cawan murka Allah (ayat 9).

Renungkan: Perhitungkan Allah sepenuh yang Ia nyatakan dalam firman-Nya, baru Anda dapat memperlakukan kondisi hidup macam apa pun sebagai seorang pemenang.

(0.25) (Mzm 119:161) (sh: Setia dan taat = hidup damai sejahtera (Rabu, 5 Juni 2002))
Setia dan taat = hidup damai sejahtera

Dari ayat-ayat awal sampai akhir Mazmur 119, tidak henti-hentinya pemazmur menggambarkan bagaimana bahagia dan nikmatnya seseorang yang berpegang dan hidup menurut Taurat Tuhan. Ayat 161-176 ini pun menggambarkan hal yang sama.

Menurut pemazmur, damai sejahtera Allah itu antara lain tampak dalam beberapa bentuk. Pertama, keberanian menghadapi musuh-musuh yang mengejarnya tanpa alasan. Artinya ia tidak takut menghadapi ancaman apa pun (ayat 161). Inilah tanda orang yang pasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Dengan sendirinya orang seperti ini merasakan ketenteraman dan kenyamanan dalam kehidupannya (ayat 165). Kedua, tidak mengalami depresi, tidak merasa kalut, tidak melarikan diri dari keberanian untuk menerima kenyataan hidup, dan berusaha memecahkan persoalannya dengan sukacita. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa itu dilakukan bersama Tuhan. Seseorang yang melupakan kenyataan hidupnya dan tidak berusaha memecahkannya dengan dalih iman, sama dengan orang yang hidup di awan-awan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Kecintaan dan kesetiaan pemazmur kepada Taurat sungguh-sungguh telah membawa dia pada damai sejahtera Allah (ayat 163,167). Karena itulah, pemazmur tidak bisa berbuat lain, kecuali memuji-muji Allah terus-menerus (ayat 164,171,172,175). Perlu kita sadari bahwa pujian yang dilakukan pemazmur keluar secara spontan karena kekagumannya pada Allah dan Taurat-Nya. Memuji Tuhan yang dimaksudkan di sini tidak semata-mata dalam bentuk kata-kata dan nyanyian, sebab Tuhan tidak termakan oleh pujian. Memuji Tuhan di sini berarti mengerahkan segala kemampuan, kekuatan, dan segenap jiwa melalui perbuatan-perbuatan baik yang bersumber pada Allah dan Taurat-Nya. Allah sudah mengaruniakan kebaikan, keselamatan, keadilan, dan kebenaran yang nyata dalam Kristus kepada kita. Maka, sudah seharusnya kita memuji-muji Allah dalam perkataan, nyanyian, dan perbuatan kita.

Renungkan: Setia dan taat kepada Tuhan dan Taurat-Nya berarti hidup dalam damai sejahtera Allah.

(0.25) (Ams 10:18) (sh: Hati-hati gunakan lidahmu (Senin, 24 Juli 2000))
Hati-hati gunakan lidahmu

Pernahkah Anda membandingkan antara Basuki Abdullah pelukis kondang, Rudi Hartono maestro bulutangkis, dan Kusni Kasdut seorang pembunuh yang dihukum mati beberapa tahun yang lalu? Apa persamaan yang mereka miliki dan apa yang membedakan mereka? Mereka sama-sama terkenal. Ketenaran mereka disebabkan karena hasil karya tangannya. Namun dua tokoh yang pertama menggunakan tangannya untuk berkarya bagi manusia, sedangkan yang terakhir menggunakan tangannya untuk mengakhiri hidup manusia.

Penulis Amsal memaparkan bagaimana 2 jenis manusia -- manusia bebal dan manusia bijak -- menggunakan lidahnya dan dampak apa yang akan diterimanya. Orang dapat menggunakan lidahnya untuk berdusta demi kepentingannya atau untuk menyakiti perasaan orang lain (18). Ia dapat menggunakannya asal-asalan dan tak dapat dipertanggung-jawabkan (19). Lidah juga dipergunakan untuk memfitnah ataupun memprovokasi pihak lain (31-32).

Orang yang menggunakan lidahnya seperti uraian di atas akan merugikan diri sendiri, itulah dampak yang jelas yang akan diterimanya cepat atau lambat (19). Artinya, kenyataan yang diterima tidak sesuai dengan harapan. Selain kerugian, ia juga akan mendapat celaka karena penyalahgunaan lidah (21, 31). Bagaimana dengan orang benar? Ia menggunakan lidahnya secara hati-hati dan bertanggungjawab (19). Karena itu bibirnya dihargai orang banyak (20). Bibirnya dipergunakan bagi ketenteraman, penghiburan, dan kesejahteraan banyak orang (21, 32). Orang yang mempergunakan bibir dan lidahnya dengan cara yang bijaksana dan benar disebut orang benar. Dan orang benar adalah orang yang paling berbahagia sebab jalan-Nya akan melindunginya (29). Walaupun harus menunggu, namun impiannya akan menjadi kenyataan (28). Akhirnya orang benar akan tetap teguh berdiri walaupun banyak goncangan yang harus dialaminya (30).

Renungkan: Anda bebas memilih untuk menentukan apakah akan menggunakan lidah Anda untuk menghasilkan rangkaian kata-kata indah atau rangkaian kata-kata `busuk'. Namun Anda harus ingat bahwa setelah pilihan dijatuhkan, Anda menjadi terikat untuk menerima apa pun konsekuensi atas pilihan itu.

(0.25) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.25) (Yes 48:12) (sh: Ketika Allah yang menamai umat-Nya (Senin, 8 Agustus 2005))
Ketika Allah yang menamai umat-Nya

Pengakuan Israel tentang jati diri mereka sebagai Israel, keturunan Yehuda, dan milik Allah adalah kosong sebab tidak ditunjang oleh ketaatan dan integritas (ayat 1). Akan tetapi, kini Allah sendiri memanggil mereka dengan nama Israel (ayat 12). Seperti halnya ketika Allah mencipta, semua yang Dia panggil menjadi kenyataan, demikian pula sebutan umat dari Allah kepada Israel tidak pernah merupakan panggilan kosong (ayat 13). Ia yang memanggil teguh, kukuh, dan tak berubah. Panggilan-Nya pun tak berubah dan pasti menjadi kenyataan.

Umat Allah harus belajar menerima rencana Allah dan taat kepada keputusan-keputusan-Nya. Seluruh umat Israel diundang untuk sehati menerima Koresy sebagai alat Tuhan yang ditetapkan-Nya untuk mengurus Babel demi menyelamatkan Israel. Israel harus belajar menerima Koresy sebagai "mesias" (ayat 16b). Tujuan akhir keputusan Allah ini adalah mendidik dan membuat mereka mengalami kebaikan dan syalom dari Allah (ayat 17-19). Kini Israel diminta untuk bertindak. Perintah untuk berlari keluar dari Babel dan janji bahwa Allah akan memimpin mereka dengan jaminan pemeliharaan-Nya, menggemakan saat nenek moyang mereka mengalami peristiwa keluaran dari Mesir (ayat 20). Ketika Allah menamai umat-Nya, peristiwa keluaran akan terus-menerus terjadi!

Penamaan kita sebagai "Kristen" lebih ajaib daripada penamaan Israel. Dengan panggilan itu, orang Kristen diberi status, jati diri, hak, dan tanggung jawab sebagai bagian dari Kristus sendiri. Peringatan Allah terhadap Israel yang nama dan pengakuannya hampa, perlu kita camkan. Hanya jika kita hidup dalam panggilan-Nya dan mengalami dampak kehadiran pembaruan Kristus, kekristenan kita akan menjadi nyata. Jika tidak, kita hanya akan mengecewakan Tuhan dan membawa kesaksian buruk di tengah masyarakat.

Ingat: Nama Kristen berarti pengikut Kristus. Perbuatan buruk yang kita lakukan hanya akan mempermalukan nama Kristus.

(0.25) (Mat 12:38) (sh: Melakukan kehendak Bapa (Minggu, 30 Januari 2005))
Melakukan kehendak Bapa

Pesan penting tiga bagian nas kita hari ini sangat mengejutkan. Meminta tanda, mengalami sebagian kenyataan Kerajaan Allah tidak cukup. Yesus ingin agar orang menjadi bagian dari keluarga Allah dengan melakukan kehendak Allah yaitu menyambut Ia ke dalam kehidupan mereka.

Meminta tanda adalah bukti bahwa mereka jahat dan tidak setia (ayat 39), Yesus telah memberikan tanda, tetapi tidak dilihat orang Farisi. Karena itu, Yesus hanya memberi mereka tanda Yunus. Seperti Yunus "mati" dan bangkit dari perut ikan, Yesus pun akan mati dan bangkit. Jika pesan Yunus disambut dengan pertobatan Niniwe, lebih lagi pesan dan pelayanan Yesus seharusnya disambut juga dengan pertobatan. Contoh lain sikap responsif itu adalah sikap ratu dari selatan yang menjumpai Salomo dan belajar hikmat darinya (ayat 42). Itulah yang kini Yesus tuntut dari mereka. Segala pengalaman ajaib, bahkan mengalami kenyataan pengusiran setan sekali pun tidak memadai. Kekerasan hati yang tidak mau tunduk kepada Yesus akan membuat orang yang sudah mengalami pengusiran setan, kembali dirasuk dengan roh jahat (ayat 43-45). Kekerasan hati demikian akan mengakibatkan mereka mengalami hukuman kekal. Kebebalan mereka kelak akan dihakimi serius sebab Niniwe dan ratu selatan yang kafir saja berespons sepositif itu.

Jadi manusia hanya memiliki dua pilihan, yakni menyembah Allah yang dikenal dalam Yesus atau tetap menjadi budak iblis. Menolak Yesus berarti menolak kehendak Allah. Penolakan terhadap kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa mengakibatkan hal lebih buruk menimpa hidup manusia. Sebaliknya, menerima kehendak penyelamatan Allah dalam Yesus berarti masuk sebagai anggota keluarga Allah. Ketertarikan pada hal-hal ajaib saja tidak merupakan bukti kuat seseorang sudah di pihak Allah. Keberpihakan pada Yesus, itulah yang menentukan nasib kekal manusia.

Renungkan: Anda hanya sekadar tertarik pada hal-hal tentang Yesus, atau sungguh memiliki Dia dalam hidup Anda?

(0.25) (Mat 25:31) (sh: Bukan iman teori tetapi iman kenyataan (Senin, 14 Maret 2005))
Bukan iman teori tetapi iman kenyataan


Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Beberapa hal penting Ia bentangkan. Pertama, seperti halnya Injil harus diberitakan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun meliputi semua bangsa (ayat 32). Kedua, seperti halnya Injil harus direspons oleh masing-masing demikian pun penghakiman itu akan berlaku untuk masing-masing orang (ayat 33). Ketiga, bila dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam kerendahan-Nya, kelak Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (ayat 31). Ketika itu, keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diambil (ayat 34,41).

Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? Bagian ini mengejutkan sekali. Tradisi Protestan mengajarkan bahwa kita selamat bukan karena perbuatan, tetapi karena iman kepada anugerah Allah. Hanya apabila orang menyambut Yesus dan karya penyelamatan-Nya, orang bersangkutan akan selamat. Namun, bagian ini kini seolah mengajarkan hal berbeda. Semua orang kelak akan dihakimi atas dasar perbuatan baik mereka. Mereka yang memiliki perbuatan kasih nyata kepada sesama, masuk ke dalam kebahagiaan kekal (ayat 35-40). Sebaliknya mereka yang tak berbuat kasih dibuang ke dalam siksaan kekal (ayat 41-46).

Karena itu jangan sekali-kali mengabaikan perbuatan nyata demi menekankan prinsip sola gratia. Namun, jangan juga cepat menyimpulkan bahwa keselamatan adalah hasil amal. Yang Tuhan nilai layak bersama Dia ialah mereka yang melakukan perbuatan berjaga-jaga, mengembangkan talenta, dalam keadaan melayani, dst. Semua perbuatan itu menurut komentar Tuhan sendiri adalah perbuatan "untuk Kristus." Hasil dari menerima penyelamatan dari Kristus adalah memiliki kasih Kristus dan memiliki kepekaan Kristus.

Renungkan: Hasil dari diselamatkan adalah Kristus hidup dan berkarya dalam hidup orang. Bila karya nyata itu tidak ada, maka batallah pengakuan imannya tentang Kristus.

(0.25) (Mrk 11:12) (sh: Kuantitas tanpa kualitas? (Senin, 31 Maret 2003))
Kuantitas tanpa kualitas?

Sama seperti manusia kebanyakan, Yesus pun dapat merasakan lapar. Keberadaan pohon ara yang lebat daunnya membangkitkan selera Yesus untuk menikmati buahnya. Tetapi harapan-Nya tidak terpenuhi karena ternyata pohon itu tidak berbuah. Tentu saja Yesus tidak akan menemukan buahnya, karena saat itu belum musim buah ara. Tetapi Yesus kecewa sehingga Ia mengutuk pohon ara tersebut. Mungkinkah Yesus mengutuk pohon ara karena rasa lapar? Tindakan Yesus ini banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa kemarahan Yesus tidak dapat diterima akal sehat.

Jangan kita terburu-buru mengeluarkan pendapat tentang peristiwa ini. Perhatikan apa yang Markus katakan. Markus melihat bahwa kutukan ajaib Yesus ini mempunyai makna simbolis. Pohon ara adalah simbol bagi umat Israel. Sebagai bangsa yang memiliki status umat Allah, Israel adalah pohon ara Allah. Allah berharap bahwa pohon tersebut menghasilkan buah-buah kebenaran sehingga makin banyak orang mengenal-Nya. Tetapi sayang, status mulia itu hanya menjadi kebanggaan hampa karena tidak diiringi kenyataan yang membuktikan keistimewaan tersebut. Secara kuantitas, umat bertumbuh pesat dalam pengetahuan dan pekerjaan keagamaan, tetapi secara kualitas, mereka mandul karena tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Status umat Allah tanpa diiringi dengan kenyataan, hanya akan mempermalukan nama Allah. Ini tampak jelas ketika Yesus melihat bagaimana mereka memperlakukan Bait Suci seperti pasar.

Seperti umat Israel, kita pun menyandang status umat Allah. Jangan membuat Yesus kecewa karena Dia tidak menemukan buah-buah kebenaran dalam diri kita. Membuat Yesus kecewa sama artinya dengan menyiapkan diri menerima nasib seperti pohon ara. Renungkan: Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah yang sepadan, dan tidak puas hanya dengan status dan simbol.

(0.25) (Luk 1:26) (sh: Tidak mengerti namun percaya (Rabu, 24 Desember 2003))
Tidak mengerti namun percaya

Bangsa Yahudi hidup di bawah ketentuan tradisi atau budaya yang sangat ketat dan ekstrim. Salah satunya adalah tidak diperkenankannya hubungan seks di luar nikah, dengan alasan apa pun. Jika itu terjadi maka perempuan yang mengandung akan diusir, bahkan dibuang untuk diasingkan. Ironisnya lagi, perempuan itu dikeluarkan dari ikatan keluarga. Kenyataan ini sempat membuat Maria kuatir karena ia mengandung tanpa pernah berhubungan seks dengan tunangannya.

Sekali lagi, berbeda dengan respons Zakharia. Maria dengan penuh hormat menerima kenyataan tersebut. Itu dikarenakan utusan Tuhan, malaikat Gabriel yang mengunjungi dirinya. Tujuan Gabriel adalah mempersiapkan Maria menjadi alat Allah untuk kelahiran Juruselamat, Yesus. Sebenarnya bagi Maria itu adalah kehormatan besar, karena pada masanya ada kerinduan besar bagi para perempuan di Israel untuk menjadi ibu bagi Mesias (bdk. 1:42). Allah menjatuhkan pilihan-Nya kepada perempuan Maria. Hal itu dinyatakan dengan terus terang oleh Gabriel melalui salamnya “Salam, engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (ayat 28). Hanya saja pemilihan itu memakai cara yang sulit dimengerti dan bahkan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di kalangan Yahudi yang sangat memperhatikan kesucian keluarga. Potensi itu digambarkan di Injil Matius, justru oleh sikap calon suaminya sendiri, Yusuf (Mat. 1:19).

Namun, berbeda dari Zakharia yang ketidakmengertiannya itu membuahkan sikap tidak percaya, Maria justru belajar menerima hal yang sulit itu. Dikarenakan imannya kepada Tuhan ia menerima risiko kehancuran hubungannya dengan Yusuf. Lagipula, Elisabet isteri Zakharia yang juga mengalami kuasa Allah yang ajaib itu, memberikan kekuatan kepada Maria untuk menerima hal sulit itu.

Renungkan: Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Maka orang-orang yang dipilih-Nya dan dipakai-Nya juga harus berani mengatakan, “Ya Tuhan ku percaya, jadilah padaku sekehendak-Mu!”

(0.25) (Yoh 11:33) (sh: Tuhan Yesus menangis (Minggu, 31 Januari 1999))
Tuhan Yesus menangis

"Menangis" merupakan salah satu bentuk ungkapan wajar, sebagai ungkapan perasaan. "Menangis" dapat mewakili perasaan gembira, sedih, haru, kecewa, dlsb. Orang-orang di sekitar Yesus berpikir ketika Yesus menangis. Ada yang berpikir bahwa Yesus menangis karena Ia sangat mengasihi Lazarus. Namun, Yesus menangis selain karena Lazarus, sahabat-Nya, juga karena melihat orang lain berduka atas kematian orang yang dikasihi. Apa yang Yesus lakukan terhadap Marta, Maria dan Lazarus, mengungkapkan kepada banyak orang bahwa sebenarnya telah terjalin hubungan yang kuat dan mendalam di antara mereka. Kenyataan ini selain memberikan penghiburan bagi Marta dan Maria, yang kehilangan Lazarus, juga menghilangkan kekecewaan perasaan mereka terhadap keterlambatan kedatangan Yesus.

Kristuslah pengharapan. Kesedihan yang dirasakan Marta dan Maria, berangsur-angsur sirna karena kehadiran Kristus di tengah-tengah mereka. Kuasa kematian yang tak pernah dapat dikalahkan manusia, ternyata harus tunduk di bawah otoritas kuasa Tuhan Yesus Kristus. Kuasa yang menghadirkan pengharapan dan membungkamkan pandangan negatif para pencemooh.

Hanya Allah yang sanggup. Tidak pernah terjadi dalam sejarah manusia bahwa orang yang sudah mati selama empat puluh hari bisa bangkit dari kuburnya. Suatu mukjizat yang hanya sanggup dilakukan oleh Allah saja. Kalau Yesus bukan Allah, siapa Dia yang berkuasa memberi hidup? Lazarus yang telah busuk itu dikaruniakan-Nya hidup kembali. Lazarus adalah saksi hidup, tak ada yang dapat menyangkal kenyataan ini. Kuasa dahsyat yang dianugerahkan-Nya bagi Lazarus dapat juga memberi kita hidup yang tidak lagi terbelenggu oleh kuasa dosa dan maut.

Renungkan: Semakin menggantungkan harap pada Yesus, semakin kuasa kehadiran dan kebangkitan-Nya memberi hidup berpengharapan.

Doa: Allah Bapa, Sang Pemberi hidup sejati, kuasa-Mu memberi harapan baru di tengah kedukaan, pergumulan, dan keputusasaan. Kami pertaruhkan pengharapan kepada-Mu.

(0.25) (1Kor 14:1) (sh: Menghibur, membangun, dan menasihati (Sabtu, 27 September 2003))
Menghibur, membangun, dan menasihati

Paulus menasihati anggota-anggota jemaat Korintus yang mendapatkan karunia-karunia istimewa dari Tuhan supaya mereka mengejar kasih. Anjuran ini merupakan antisipasi Paulus agar jemaat tidak jatuh ke dalam kesombongan keakuan karena memiliki karunia-karunia yang istimewa. Rupanya ada di antara jemaat yang merasa sangat bangga karena dikaruniai kemampuan berbahasa roh.

Paulus tidak menepis kenyataan itu karena yang bersangkutan merasa memiliki hubungan yang bersangkutan dengan Allah. Namun, yang dikuatirkan oleh Paulus adalah bila hanya orang tersebut yang merasakan manfaat karunia yang dimilikinya. Padahal ada orang- orang atau jemaat yang harus diberi perhatian yang khusus dan sepantasnya melalui karunia yang dimilikinya (ayat 2). Paulus justru menganjurkan kepada mereka untuk mempertimbangkan orang lain sehingga karunia yang mereka miliki bermanfaat membangun kehidupan orang lain. Hal ini sesuai dengan arti dari bernubuat yaitu menyampaikan firman Tuhan yang membangun, menghibur dan menasihati sesama anggota jemaat Kristus untuk hidup lebih sesuai lagi dengan kehendak Tuhan (ayat 3).

Melalui nasihat dan anjuran Paulus kepada jemaat Korintus, kita mendapatkan beberapa pelajaran penting: [1] dengan mempertimbangkan orang lain maka relasi harmonis antara Allah, diri, dan sesama menjadi kenyataan; [2] bahwa karunia itu mengajarkan sesuatu untuk diri kita agar tidak egois dan bangga secara berlebihan. Hal sepantasnya yang kita lakukan adalah menerima segala karunia Allah dengan hati penuh rasa syukur dan terima kasih. Sikap inilah yang membuat karunia itu menjadi berharga dan tidak sia-sia.

Renungkan: Pengalaman rohani yang khas dan istimewa berkenaan dengan hubungan pribadi kita dengan Allah, seharusnya menjadi daya dorong kita untuk memberi tempat bagi orang lain dalam diri dan pelayanan kita.

(0.25) (Why 3:1) (sh: Roh Pemberi Hidup (Jumat, 19 Desember 2003))
Roh Pemberi Hidup

Kota Sardis terletak di atas sebuah bukit yang terlalu kecil untuk perkembangan sebuah kota. Pertumbuhannya yang lambat, membuat kota ini tertinggal dari kota-kota lain yang lebih baru. Pada tahun 17 M sebagian kota ini hancur karena gempa bumi. Penduduk kota Sardis yang puas diri itu harus menyaksikan kehancuran demi kehancuran.

Pada jemaat di kota ini Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Pemilik tujuh Roh Allah dan tujuh bintang. Pernyataan Allah ini merupakan pernyataan bahwa Roh yang dimiliki-Nya, Roh Allah adalah Roh Pemberi Hidup yang sanggup membangkitkan jemaat yang mati. Apa permasalahan jemaat Sardis sehingga Tuhan Yesus harus memperkenalkan Diri-Nya sebagai Roh Pemberi Hidup? Permasalahan mereka adalah menikmati reputasi baik, yang sebenarnya tidak layak dan tidak sesuai dengan kenyataannya, “dikatakan hidup, padahal engkau mati!”

Penilaian Tuhan jauh lebih penting dari pada penilaian seluruh dunia. Apa yang Tuhan katakan adalah kenyataan. Jemaat ini tidak mengenal diri dan keadaan mereka yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus memerintahkan agar jemaat ini bangkit dan menguatkan apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati. Kaki dian dan terangnya belum sepenuhnya padam, masih ada sisa-sisa yang baik yang harus kembali diperjuangkan. Tidak satu pun pekerjaan mereka didapati sempurna di hadapan Allah. Kemungkinan besar jemaat ini masih menjalankan tradisi religius atau ibadah, namun tidak lagi memiliki kehidupan yang paling esensial di dalamnya. Doktrin-doktrin dan pengakuan-pengakuan diterima sebagai satu warisan yang diawetkan dan tidak dilestarikan dalam kehidupan berjemaat.

Renungkan: Apakah jemaat kita adalah jemaat yang berbangga diri dalam kenyataan semu atau sungguh-sungguh mengenal diri di hadapan Allah?

(0.21) (Mzm 97:1) (sh: Pemerintahan Allah, sukacita umat (Jumat, 12 April 2002))
Pemerintahan Allah, sukacita umat

Bersukacita dalam kenyataan dunia yang penuh dengan berbagai jenis kejahatan ini agaknya merupakan hal yang sulit. Lebih-lebih untuk orang beriman yang menderita demi kebenaran atau yang sangat menginginkan agar kebenaran Allah dinyatakan. Namun, mazmur ini dengan tegas mengumandangkan bahwa segenap bumi patut bersukacita karena Allah adalah Raja yang bertakhta di atas kebenaran dan keadilan.

Apa yang merupakan kenyataan surgawi pasti akan mempengaruhi keadaan duniawi kita. Mazmur ini memaparkan gerak arus dari surga turun mempengaruhi dan mengubah dunia ini (lihat ayat 1-4 ke ayat 5, ayat 6a ke ayat 6b-7). Karena Allah benar dan adil, Allah pasti akan menjalankan penghukuman atas dunia ini, suatu sumber sukacita bagi dunia ini (ayat 1), bagi umat Allah (ayat 8), bagi semua orang benar (ayat 11-12). Sifat-sifat Allah dapat dipercayai dan diandalkan sepenuhnya, dan dari sifat-sifat Allah ini, orang beriman boleh menumbuhkan sifat-sifat dan perilaku yang berkenan kepada Allah. Karena Allah sungguh memerintah maka terbuka kemungkinan untuk orang hidup benar dan mengalami sukacita.

Pemerintahan Allah tidak hanya sebatas lingkup rumah ibadah, juga tidak hanya sebatas kehidupan umat-Nya. Bahwa seruan untuk bersukacita ditujukan sampai ke pulau-pulau menunjukkan bahwa pemerintahan Allah merangkul seluas semesta (ayat 1,5). Penampakan Allah yang dipaparkan dalam bentuk awan gelap (ayat 2), halilintar (ayat 3-4a), gempa (ayat 4b-5) menekankan kedahsyatan Allah dilihat dari berbagai gejala alam yang ada dalam kendali-Nya. Penampakan kekuasaan Allah itu bertujuan ganda. Pertama, menegakkan kebenaran dengan akibat melahirkan sukacita dalam hidup orang beriman. Kedua, di pihak lain, pelaksanaan hukuman Allah akan membuat malu mereka yang tidak tunduk kepada-Nya, tetapi pada kekuatan lain di luar Allah. Kekuatan lain yang di sini disebut sebagai para dewa itu, akan Allah taklukkan (ayat 7-9). Sekali lagi, Allah yang memerintah dan sesungguhnya Raja, bukan kejahatan. Meski yang kita lihat dan alami kini seolah tidak demikian, tetapi dengan iman kita menanti dan melihat ke perwujudan pemerintahan Allah atas dunia ini.

Renungkan: Kekudusan Allah adalah sumber kekuatan dan kesukaan bagi orang yang hidup taat kepada-Nya.

(0.21) (Yer 52:1) (sh: Kasih setia Allah (Jumat, 1 Juni 2001))
Kasih setia Allah

Kitab Yeremia ditutup dengan kisah runtuhnya Kerajaan Yehuda. Ini merupakan pengulangan dari II Raja-raja 24:18-25:30 dan Yeremia pasal 40 dan 41. Mengapa ada pengulangan?

Pasal 52 terdiri dari 4 bagian: kejatuhan Yerusalem dan penangkapan Zedekia (1-16), penghancuran Bait Allah (17-23), jumlah rakyat Yehuda yang ikut dalam pembuangan (24-30), dan pembebasan Yoyakhin (31-34). Menarik untuk diperhatikan bahwa dalam pasal-pasal sebelumnya, Yeremia menulis tentang dosa Yehuda dan penghukuman yang akan menimpa dengan kata-kata yang menyatakan emosinya. Namun dalam penutupan yang singkat ini, Yeremia memaparkan kisah kejatuhan Yerusalem, penghancuran Bait Allah, dan penangkapan Zedekia secara lugas dan terus terang. Nampaknya emosi dan perasaan Yeremia sudah kering, tidak ada lagi kesan mengerikan ketika membaca kisah ini. Tragedi dan penderitaan bangsa Yehuda seakan-akan sudah menjadi hal biasa. Tragedi dan penderitaan mereka sudah menjadi sejarah yang harus dipelajari oleh generasi Yehuda selanjutnya agar mereka tidak mengulangi kesalahan dan penderitaan yang sama. Jadi pemaparan kembali kehancuran Yehuda mempunyai tujuan untuk menyatakan kepada generasi muda Yehuda bahwa penghukuman Allah atas umat-Nya yang berdosa itu mengerikan dan menghancurkan kondisi sosial, ekonomi, maupun rohani mereka. Kengerian itu bukan suatu dongeng tapi kenyataan dan kepastian yang akan dialami jika mereka mengulangi kesalahan nenek moyangnya.

Namun mengapa pelepasan Yoyakhin dikisahkan setelah kisah kehancuran ini? Yoyakhin adalah raja Yehuda terakhir bukan Zedekia, sebab Zedekia menjadi raja karena diangkat oleh Yehuda. Kisah pelepasan Yoyakhin karena belaskasihan raja Babel memaparkan bahwa belaskasihan Allah atas umat-Nya adalah kenyataan dan kepastian juga.

Renungkan: Bagi umat Allah penghukuman Allah atas dosa-dosa yang mereka lakukan dan belaskasihan Allah kepada mereka sama-sama pasti. Dua hal itu merupakan 2 sisi mata uang logam yang akan selalu membayangi umat-Nya. Namun karena anugerah dan kasih setia-Nya begitu besar maka kata terakhir bagi umat-Nya adalah belaskasihan Allah atas mereka untuk selama-lamanya. Terpujilah Allah yang kita kenal dalam diri Yesus Kristus Tuhan kita.

(0.21) (Yoh 17:1) (sh: Kemuliaan Allah (Jumat, 22 Maret 2002))
Kemuliaan Allah

Doa adalah ungkapan terjelas dari kondisi hati orang terdalam. Hal ini dapat kita lihat di dalam perumpamaan Yesus tentang doa orang Farisi dan pemungut cukai (Luk. 18:9-13). Dalam doa-Nya ini terpampang jelas siapa Yesus dalam kesadaran diri-Nya, apa sikap- Nya terhadap Bapa, terhadap para murid-Nya, dan terhadap semua orang yang percaya kepada-Nya. Bagian pertama doa yang sering disebut sebagai “Doa Imam Besar Agung” ini berisi permohonan untuk diri-Nya kepada Bapa.

Betapa akrab dan uniknya hubungan Yesus dengan Bapa tampak dalam beberapa hal. Pertama, Dia menengadah ke surga, menandakan hubungan-Nya yang akrab dengan Allah Bapa. Kedua, Dia menyapa Allah sebagai “Bapa” dan menyebut diri-Nya sebagai “Putra-Mu.” Bila kedua hal ini kita gabungkan dengan pernyataan-Nya bahwa Ia sudah memiliki kemuliaan kekal yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum Ia menjadi manusia (ayat 5), kita dapat menyimpulkan bahwa Ia sedang berbicara tentang hubungan yang sangat unik antara diri-Nya dengan Allah Bapa.

Bahwa dalam bagian ini Tuhan Yesus memohon kemuliaan bagi diri-Nya, tidak dapat kita samakan dengan keinginan manusia yang cenderung mencari kehormatan, kemuliaan, atau penghargaan untuk dirinya sendiri. Kemuliaan yang Yesus minta dari Bapa ada dalam hubungan dengan beberapa kenyataan. Pertama, karena Ia sudah memenuhi rencana Bapa untuk memberi hidup kekal. Hidup kekal adalah mengalami hidup Allah. Kita tahu bahwa itu dapat terjadi karena Ia kelak menyerahkan nyawa-Nya dan membuat pengampunan dari Allah dan kasih Allah untuk orang-orang pilihan Allah menjadi kenyataan. Itu diwujudkan-Nya bukan saja melalui ajaran-Nya, tetapi juga melalui sikap hidup-Nya dan bahkan di dalam kematian- Nya. Semua itu karya Yesus yang memuliakan dan menyukakan hati Bapa. Kedua, yang diminta-Nya adalah sesuatu yang memang merupakan hak-Nya. Ia adalah Putra Allah yang rela meninggalkan surga menjadi manusia. Maka, yang diminta-Nya ini adalah pengokohan Bapa bahwa semua yang Yesus lakukan berkenan kepada Bapa.

Renungkan: Agar kita dapat hidup mempermuliakan Allah, Yesus rela meninggalkan kemuliaan-Nya.



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA