Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 941 - 960 dari 990 ayat untuk Sesungguhnya inilah (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.04) (Luk 7:18) (sh: Pembaharuan pribadi awal pembaharuan kolektif (Kamis, 13 Januari 2000))
Pembaharuan pribadi awal pembaharuan kolektif

Yohanes Pembaptis sebagai perintis yang mempersiapkan tampilnya Yesus Sang Mesias, mulai ragu akan misi kedatangan Yesus sebagai Mesias setelah ia mendapatkan laporan kegiatan pelayanan Yesus dari murid-muridnya. Peristiwa yang diceritakan itu bertitik tolak kepada pelayanan pribadi demi pribadi. Padahal harapan bangsa dan Yohanes Pembaptis akan seorang Mesias adalah seorang yang mampu mengadakan perubahan -- perbaikan -- pembaharuan -- pembebasan bangsa dari penjajahan. Dengan kata lain, Yesus diharapkan akan mengadakan tindakan revolusioner, memimpin bangsa Israel memperoleh kemerdekaan dan kebebasan. Tapi sepertinya misi ini belum tampak perealisasiannya. Yohanes mulai meragukan-Nya, karena keterbelengguannnya di dalam penjara pun belum mendapatkan kebebasan. Maka ia menyuruh kedua muridnya untuk menanyakan langsung kepada Yesus tentang Kemesiasan-Nya.

Lukas menempatkan dua peristiwa sebelumnya tentang dua pertobatan pribadi dalam pelayanan Yesus. Hal ini menunjukkan bagaimana cara kerja Allah dalam dunia yang memiliki prioritas kepada pribadi terlebih dahulu, lalu kepada bangsa. Bila dalam pelayanan-Nya Yesus banyak melakukan pembaharuan pribadi, bukan berarti perubahan dan pembaruan secara revolusioner yang diharapkan bangsa Israel tidak menjadi tujuan-Nya. Justru melalui pembaharuan pribadilah maka pembaharuan bangsa secara revolusioner akan tercipta.

Yesus telah mengungkapkan kebenaran, namun masih saja ada orang yang mengeraskan hati terhadap kebenaran itu. Orang Farisi dan ahli taurat yang selalu menganggap diri benar, belum juga terbuka akan kebenaran yang sesungguhnya. Justru para pemungut cukai yang dianggap mereka sebagai orang berdosa, menyatakan respons keterbukaan akan kebenaran dan memberi diri dibaptis. Di mana pun kebenaran diberitakan, selalu menimbulkan berbagai respons, ada yang menerima dengan sukacita dan percaya, ada juga yang tetap menolak dan mengeraskan hati terhadap kebenaran.

Renungkan: Keterlibatan kita dalam misi Kemesiasan Yesus diprioritaskan kepada pribadi dalam mencapai pembaharuan seluruh bangsa. Walaupun ada yang akan menerima atau menolak kebenaran, berita keselamatan harus tetap disampaikan.

(0.04) (Luk 9:43) (sh: Ambisi untuk menjadi yang ter ... (Rabu, 4 Februari 2004))
Ambisi untuk menjadi yang ter ...

Bagi sementara orang keinginan untuk maju, untuk terkenal, untuk berkuasa dan memiliki kredibilitas terpercaya adalah sah-sah saja, wajar-wajar saja. Bahkan tidak sedikit orang yang berambisi untuk itu dan siap menekuninya. Fokus perhatian pada pemenuhan ambisi ini pun terjadi di kalangan para murid Tuhan Yesus. Bahkan mereka dengan sangat ekstrim berani mengungkapkan hal tersebut kepada Yesus. Di saat Tuhan sedang memusatkan perhatian pada urusan kekal Kerajaan Allah dengan syarat-syaratnya yang berat — Ia harus menderita dan dibunuh—dan untuk kepentingan umat manusia, para murid lebih memusatkan perhatian pada ambisi dan kepentingan pribadi mereka (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">46). Itulah sebabnya mengapa para murid tidak mengerti apa maksud ucapan Tuhan Yesus tentang penderitaan-Nya.

Namun, Tuhan Yesus begitu baik dan sabar meladeni kekisruhan pikiran murid-murid-Nya. Padahal, ketidakpahaman mereka terhadap penderitaan yang akan dialami-Nya sebenarnya makin memberatkan pergumulan-Nya. Diambil-Nya seorang anak kecil. Melalui perkataan-Nya, Ia mengubah konsep para murid tentang arti “penting” dan besar. Anak kecil itu didudukkan sebagai pihak yang sering kali tidak dipedulikan orang. Menurut Yesus penilaian seperti ini tidak berlaku dalam Kerajaan Allah. Artinya, mereka yang benar-benar “besar” dan “penting” dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang dengan segala kerendahan hati memperhatikan “orang-orang kecil“ dan “perkara-perkara kecil” (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">48).

Belajar memperhatikan yang kecil dan sedia menjadi kecil, adalah cara untuk mengerti apa sesungguhnya yang diartikan “penting” dalam prioritas Tuhan Yesus. Tuhan Yesus juga mengajar para murid untuk tidak hanya menganggap kalangan sendiri yang paling penting atau paling benar.

Renungkan: Orang yang berbesar hati akan sudi mengakui fakta kehadiran dan karya Allah melalui orang lain.

(0.04) (Yoh 4:1) (sh: Yesus mengangkat harkat perempuan (Selasa, 1 Januari 2002))
Yesus mengangkat harkat perempuan

Dalam berbagai masyarakat, kaum perempuan sering tidak mendapatkan perhatian atau perlakuan yang baik. Tidak jarang mereka direndahkan bahkan dilecehkan. Mereka kerap kali tidak diperlakukan sebagai manusia, melainkan dianggap sebagai benda yang tidak memiliki hak dan martabat. Bagaimana perlakuan Tuhan Yesus terhadap perempuan?

Pada narasi sebelumnya rasul Yohanes memperhatikan secara khusus kaum laki-laki. Namun, ia tidak mengabaikan kaum perempuan. Sekarang secara khusus Yohanes menceritakan tentang seorang perempuan. Siapakah dia? Mari kita berkenalan dengannya. Tidak diberitahu kepada kita siapa namanya. Daerah asalnya kelihatan lebih penting ketimbang nama pribadinya. Ia adalah seorang perempuan dari Samaria (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">7,9). Kombinasi perempuan dengan Samaria merupakan dua hal yang paling tidak disukai orang Yahudi (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">9). Masyarakat di mana ia tinggal juga terlihat tidak menyukainya. Biasanya kaum perempuan mengambil air pada pagi hari atau sore hari secara bersama-sama. Perempuan ini mengambil air sendirian untuk menghindari orang lain (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">6). Mengapa? Kehidupan moralnya, tidak seperti Nikodemus, rendah sekali. Ia sekarang hidup bersama dengan seorang laki-laki tanpa nikah (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">18). Sebagai perempuan yang berasal dari Samaria ia tidak disukai orang Yahudi. Sebagai perempuan dengan moral yang rendah ia tidak disukai masyarakatnya sendiri. Jika demikian siapa yang menerimanya? Tuhan Yesus!

Tuhan Yesus dengan sengaja melintasi daerah Samaria untuk menemui perempuan yang sesungguhnya membutuhkan air hidup lebih dari air untuk kelangsungan hidup jasmaninya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">4,7). Tuhan Yesus mengambil inisiatif membuka pembicaraan (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">8). Meski awalnya perempuan itu tidak memahami arti air hidup yang Yesus tawarkan kepadanya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">10), dengan sabar Tuhan Yesus membimbingnya tiba pada pengertian seperti yang Tuhan maksudkan (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">14).

Renungkan: Tuhan Yesus memperlakukan perempuan dengan baik dan mengangkat derajat dan martabatnya. Ia tidak memberikan perlakuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Mengapa kita masih memperlakukan perempuan seperti sebuah benda?

(0.04) (Yoh 12:9) (sh: Sang raja masuk kota Yerusalem (Rabu, 6 Maret 2002))
Sang raja masuk kota Yerusalem

Situasi makin panas karena pemimpin Yahudi merencanakan pembunuhan bukan terhadap Yesus saja, tetapi juga terhadap Lazarus (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">10). Orang yang beriman dan mengasihi Tuhan tidak saja menerima berkat dalam bentuk yang disukainya, tetapi juga dalam bentuk berbagai risiko yang tidak enak. Tuhan Yesus tahu rencana pembunuhan tersebut, tetapi kini Ia menampakkan diri tidak lagi di kalangan terbatas, namun di kalangan publik di Yerusalem. Itu dilakukannya pada hari raya Paskah, salah satu hari raya penting ketika orang Yahudi melimpah ruah berdatangan ke Yerusalem. Suasana makin ramai karena banyak orang dari berbagai kota datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.

Orang banyak segera menyambut Yesus dengan meriah. Seruan mereka mengandung makna pengharapan. “Hosana” secara harfiah berarti selamatkanlah atau “tolong”. Mereka melambai-lambaikan daun palem, menandakan bahwa mereka sedang menyambut raja yang datang dalam kemenangan. Mungkin seruan Hosana dan lambaian daun palem tidak begitu jelas, namun seruan mereka selanjutnya jelas menunjukkan bahwa mereka menyambut Yesus sebagai raja Israel (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">13). Seruan orang banyak itu mengacu pada firman Tuhan dalam PL, Mazmur 118:26, yang menunjuk pada kehadiran Mesias yang dijanjikan oleh Allah, yaitu Juruselamat yang diurapi, Raja bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Namun demikian, konsep mereka politis sifatnya dan itu berbeda dari maksud Tuhan sesungguhnya.

Ini terlihat dari sikap Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda. Apabila Yesus datang ke Yerusalem dengan maksud menunjukkan bahwa Ia menginginkan kuasa politis, tentu Ia akan mengendarai kuda. Tidak sulit bagi-Nya mendapatkan seekor kuda untuk maksud itu. Tetapi, kini Yesus sengaja mencari seekor keledai muda. Saat menulis Injil ini, Yohanes menjadi paham bahwa kejadian itu menggenapi Zakharia 9:9. Sungguh Yesus adalah Raja dan datang sebagai penggenap nubuat mesianis. Namun, Ia datang dan menggenapi dengan cara lain, dalam cara yang di mata manusia rendah dan lemah.

Renungkan: Yesus yang bagaimanakah yang kita sambut dan akui sebagai Tuhan kita?

(0.04) (Kis 2:14) (sh: Argumen pertama (Senin, 9 Juni 2003))
Argumen pertama

Orang-orang Yerusalem bertanya, mengapa para murid dapat melakukan hal-hal seperti itu? (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">12, 15). Petrus menjawab pertanyaan ini dengan kutipan dari Yoel 2:28-32. Perlu kita perhatikan bahwa Petrus tidak menggunakan kata "digenapi". Tidak semua hal dalam nas yang dikutipnya terjadi pada hari itu. Tidak ada perubahan pada matahari atau bulan, dan Roh Allah baru dicurahkan ke sejumlah orang saja, belum kepada seluruh manusia. Tetapi yang dinyatakan Petrus adalah bahwa yang terjadi sekarang adalah seperti apa yang dijanjikan Allah melalui nubuat nabi Yoel. Bahwa sekarang mereka, Petrus, para murid lain dan orang- orang Yahudi yang mendengarkan, telah berada pada "hari-hari terakhir" (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">17). Bahwa melalui berbagai orang termasuk para budak dan anak-anak, Allah mencurahkan Roh-Nya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">17-18). Ini luar biasa karena di dalam dunia PL, Roh hanya tercurah kepada orang-orang tertentu saja, dan pada saat-saat tertentu. Yang penting di sini adalah bahwa pada saat-saat seperti itu mereka yang berseru kepada Allah akan diselamatkan (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">21).

Kata-kata nabi Yoel yang dikutip oleh Petrus di hadapan orang-orang Israel ini mengandung janji, bahwa mereka yang mau berseru kepada Allah akan diselamatkan dan bahkan menerima pencurahan Roh-Nya. Mereka yang mau percaya akan menjadi bagian dari umat Allah yang bertahan dan terus memberitakan pernyataan Allah pada hari-hari yang terakhir. Dengan percaya kepada Yesus Kristus, yang menjadi pokok pembicaraan Petrus selanjutnya, tiap orang akan menjadi bagian dari penggenapan janji yang indah ini. Sesungguhnya, hari-hari terakhir itu adalah sekarang, dan kita hidup di dalamnya. Siapa dan apapun kita, karena iman Roh Kudus kini bekerja di dalam diri kita.

Renungkan: Alasan pertama mengapa seorang Kristen bersaksi adalah karena Roh Kudus hadir dalam hatinya, sesuai dengan janji Allah.

(0.04) (Kis 5:12) (sh: Beriman meski tidak melihat (Kamis, 19 Juni 2003))
Beriman meski tidak melihat

Kekristenan bukanlah filsafat manusia; kekristenan adalah iman pada Allah yang hidup yang telah menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus. Kekristenan adalah respons kepada inisiatif Allah yang menjangkau manusia untuk membebaskannya dari hukuman dosa. Kekristenan adalah persekutuan -- hidup dekat -- dengan Allah hari lepas hari. Kekristenan adalah dari Allah, melalui Allah, dan untuk Allah. Itu sebabnya kekristenan merupakan sebuah fenomena supernatural -- Allah yang supernatural berkarya pada dan melalui manusia.

Apakah kita yang hidup pada abad ke-21 ini, masih percaya pada mukjizat Tuhan? Mungkin ada di antara kita yang pernah memohon mukjizat namun tidak mendapatkannya. Mungkin ada di antara kita yang kecewa karena Tuhan tidak melakukan mukjizat-Nya di saat kita benar-benar membutuhkannya. Mungkin ada di antara kita yang telah menjadi ragu-ragu atau kurang percaya terhadap mukjizat karena letih meminta dan berharap pada Tuhan.

Mudah sekali bagi kita untuk berdalih, "biar kehendak Tuhan yang jadi" daripada sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan. Satu prinsip yang perlu kita ketahui ialah, iman tidak bertumbuh dalam kepastian yang kasatmata. Dalam daftar prioritas Tuhan, pertumbuhan iman menduduki tempat teratas, bukan kesembuhan atau pelepasan dari penderitaan. Fakta ini tidak menyejukkan hati sebab kita sesungguhnya memiliki daftar prioritas yang sebaliknya: kesembuhan dan pertolongan dalam kesusahan di tempat teratas, pertumbuhan iman di bawah. Namun demikian, Tuhan tetap menginginkan agar kita berharap kepada-Nya hingga pada saat-Nya yang tidak kita ketahui, Ia akan mengulurkan tangan dan berkarya secara supernatural dalam hidup kita. "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yoh. 20:29).

Renungkan: Berdoalah supaya mukjizat terjadi, berimanlah walaupun mukjizat tidak terjadi.

(0.04) (Kis 17:10) (sh: Sikap hati terhadap Injil (Senin, 30 Mei 2005))
Sikap hati terhadap Injil


Mengapa ada orang merespons Injil lalu bertobat, sebaliknya ada pula orang yang menutup diri terhadap Injil? Jawabnya terletak pada sikap hati seseorang!

Bila sebagian orang Yahudi di Tesalonika menutup diri terhadap Injil sehingga mereka membenci kekristenan, maka orang-orang Yahudi di Berea sebaliknya. Mereka memang tidak langsung percaya, namun mereka tidak menolak. Mereka justru menyelidiki Perjanjian Lama untuk mengetahui apakah ajaran Paulus benar. Sikap hati seperti itu membawa dampak ganda. Pertama, kebenaran tentang Yesus dalam Injil mereka terima sehingga pertobatan pun terjadi (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">12a). Kedua, kesediaan menerima Injil menjadi kesaksian bagi orang-orang non Yahudi. Akibatnya orang-orang nonyahudi pun menjadi percaya dan bertobat (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">12b). Sayangnya, sukacita ini terusik oleh perbuatan oknum dari Tesalonika. Provokasi mereka menjadikan penduduk Berea curiga akan maksud Paulus memberitakan Injil (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">13). Mungkin orang percaya Berea mengetahui peristiwa di Tesalonika, sehingga mereka pun mengungsikan Paulus. Paulus akhirnya meninggalkan Berea, namun Silas dan Timotius tetap tinggal untuk membina kerohanian mereka (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">14). Ini membuktikan kesungguhan hati orang percaya Berea yang rindu untuk bertumbuh dalam Tuhan.

Banyak orang menyambut Injil bila disampaikan sebagai janji pengampunan dan berkat semata-mata. Karena itu, saat kita mengabarkan Injil hendaknya juga disertai penggalian firman yang benar dan tepat. Para pendengar Injil harus mendengar perintah untuk bertobat sebelum mendapatkan anugerah keselamatan. Dengan demikian akan nyata sikap hati yang sesungguhnya, yaitu apakah terbuka untuk bertobat dan mau diselamatkan atau menolak Injil dan mencemooh kebenaran.

Berdoa: Mohonlah agar Roh Kudus menyiapkan hati orang yang akan Anda injili hari ini, supaya mereka terbuka dan menerima kebenaran.

(0.04) (Flp 2:12) (sh: Mengerjakan Keselamatan (Jumat, 28 Mei 2004))
Mengerjakan Keselamatan

Setelah Paulus membicarakan Kristus sebagai teladan tertinggi, dia kembali lagi dengan nasihat-nasihat bagi jemaat Filipi. Kehidupan kristen memang laksana sebuah lingkaran spiral yang terus naik ke atas, ada kalanya kita seperti kembali pada sisi yang sama, namun sesungguhnya kita sudah menapaki jalan yang lebih tinggi. Ini disebut progresi, tidak ada pengulangan yang percuma dan sia-sia.

Ketaatan memang harus dinyatakan baik di hadapan manusia maupun tanpa kehadiran seorangpun. Ini disebut integritas. Jemaat Filipi harus belajar untuk menaati Tuhan ketika Paulus hadir maupun tidak hadir (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">12). Mereka yang hanya taat ketika atasan hadir menyatakan kehidupan dualisme, tidak utuh, bahkan sandiwara. Kehadiran Tuhanlah yang memampukan ketaatan yang sejati (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">13).

Paulus kemudian mengajak jemaat Filipi untuk mengerjakan keselamatan yang telah diterima. Bukan bekerja dan berbuat baik agar mendapat keselamatan, melainkan mengerjakan (bhs. Inggris: work out), menggarap apa yang sudah kita terima. Kita harus mengekspresikan keselamatan yang telah kita terima itu dalam perbuatan baik. Dengan takut dan gentar berarti suatu sikap sangat hormat dan perasaan tidak layak serta tidak mampu, dengan demikian membuat kita mengerjakannya dengan kesungguhan dan segenap kekuatan yang ada pada kita.

Paulus sendiri menjadi teladan hidup yang telah mengikuti Kristus. Hidupnya mencurahkan darah sebagai korban dan ibadah iman jemaat yang dilayaninya. Semua itu dilakukan Paulus dengan sukacita, maka jemaat Filipi pun dipanggil untuk dengan sukacita mengerjakan keselamatan mereka. Hasilnya adalah kehidupan yang tidak beraib dan bernoda, bahkan menjadi kesaksian bagaikan bintang yang bersinar menerangi dunia yang berdosa (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">15).

Renungkan: Bertumbuh, bertumbuh, terus bertumbuh! Itulah kenyataan hidup kita seharusnya tiap hari dalam Kristus!

(0.04) (Kol 3:22) (sh: Etika kerja kristiani (Jumat, 13 Juli 2001))
Etika kerja kristiani

Pelanggaran terhadap Hak Azasi Manusia seringkali terjadi dari atasan kepada bawahan. Hal yang melatarbelakangi mengapa atasan bersikap demikian sedikit banyak ditentukan bagaimana cara memandang bawahannya. Seringkali atasan menempatkan bawahan hanya sebagai 'barang/milik' yang bisa diperlakukan semaunya, dan bukan sebagai sesama manusia. Atasan merasa dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, ia bebas memperlakukan bawahannya sekehendak hatinya.

Hal ini pun menjadi perhatian Paulus dalam bacaan kita hari ini. Dapat dikatakan bahwa Paulus sedang mengajarkan etika kerja kristiani. Sebagai bawahan, Kristen harus memiliki beberapa karakteristik: ketaatan, ketulusan, dan kesungguhan (ayat 22-23), bukan dengan motivasi ABS (Asal Bapak Senang) tetapi menempatkan Tuhan sebagai fokus pekerjaan, sehingga siapa pun dan bagaimana pun atasan bukanlah ukuran utama bagi kualitas kerja. Di mana pun atasan sedang berada, di hadapan atau di tempat lain, bawahan tetap bekerja dengan kualitas sama, karena motivasi memberikan hasil karya terbaik untuk menyenangkan Tuhan. Demikian pula dengan atasan, Paulus menasihatkan agar mereka tidak berlaku sewenang- wenang seolah memiliki otoritas tertinggi (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">1). Kepada atasan ataupun bawahan, Tuhan yang menyediakan upah ataupun ganjaran dengan tanpa memandang muka.

Relasi kerja yang benar sesuai dengan etika kerja kristiani adalah apabila atasan dan bawahan masing-masing mengerti tanggung jawabnya, bawahan tidak melampaui apa yang ditetapkan atasan, sedangkan atasan tidak berlaku curang terhadap bawahan. Pelanggaran Hak Azasi Manusia tidak seharusnya terjadi di lingkungan kerja yang memelihara etika kerja kristiani. Karena itulah, rasul Paulus mengingatkan bahwa sesungguhnya kita semua mempunyai tuan di sorga (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">4:1). Dialah yang akan menilai karya kita selama di dunia, upah dan ganjaran diberikan-Nya secara tepat kepada siapa yang layak menerimanya.

Renungkan: Setiap Kristen memiliki 2 status: sebagai bawahan atau pun atasan, karena siapa pun kita, akan mempertanggungjawabkan karya hidup kita kepada Tuhan, tuan di atas segala tuan. Tiada alasan bagi Kristen untuk hidup sesuka hati ketika menyadari bahwa fokus hidup Kristen adalah Kristus.

(0.04) (Yak 5:12) (sh: Antara sumpah dan doa (Rabu, 13 Juni 2001))
Antara sumpah dan doa

Dalam setiap proses pengadilan, setiap orang yang terlibat di dalamnya, terdakwa maupun para saksi, sebelum mereka mengucapkan pembelaan dan kesaksian, terlebih dahulu harus diambil sumpah sesuai agama yang dianutnya. Tujuan pengambilan sumpah itu ialah agar mereka bersikap jujur mengatakan kebenaran. Sumpah adalah sesuatu yang penting karena menyangkut Allah dan manusia. Namun, tidak semua orang melihat hakikat sumpah yang sesungguhnya. Ada orang-orang yang dengan mudah mengucapkan sumpah dalam nama Tuhan hanya untuk memperkuat perkataannya.

Perikop yang kita baca hari ini merupakan nasihat-nasihat Yakobus yang masih berkaitan dengan hari kedatangan Tuhan. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan: [1] Sumpah tidak lagi diperlukan (12) karena dengan kejujuran dan kemurnian kesaksian, seharusnya mampu membuat orang mempercayai kebenaran yang dikatakan. [2] Penderitaan yang dialami seseorang seharusnya menghantarnya untuk menaikkan doa permohonan kepada-Nya dan apabila seseorang bergembira seharusnya menghantarnya untuk menaikkan pujian kepada Allah (13). [3] Penyembuhan terhadap orang yang sakit melalui sarana pengobatan — minyak dan doa penuh iman agar apabila ia berdosa maka dosanya pun diampuni-Nya (14- 16). [4] Kristen berperan menyatakan kebenaran agar orang yang tersesat kembali menemukan jalan kebenaran di dalam Yesus Kristus, sehingga ia mendapatkan keselamatan (19-20).

Melalui nasihat-nasihat di akhir suratnya ini, nampaknya Yakobus sedang mengingatkan seluruh pembaca untuk mengarahkan seluruh hidupnya kepada Dia yang akan datang, sehingga semua yang pengalaman membawa pembaca semakin dekat dan bergantung kepada-Nya. Di samping itu, pembaca juga memiliki peran mempersiapkan orang lain menyambut kedatangan-Nya. Bagaimana pun keadaan kita saat ini, nasihat-nasihat Yakobus menjadi penting bagi kita, karena mengingatkan kita untuk terus mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya dan menyediakan diri untuk dipakai-Nya dalam mempersiapkan orang lain menyambut-Nya pula.

Renungkan: Hai Kristen, kita dipanggil sebagai suatu persekutuan untuk memulihkan hubungan, penyakit, dan masalah- masalah rohani, sampai Maranatha.

Pengantar Kitab Yoel

Di zaman modern bencana alam berarti manusia tidak mempunyai kontrol atas hal-hal tertentu. Dalam PL bencana alam seringkali secara harafiahnya adalah kedaulatan Allah yang mengatur peristiwa tertentu untuk mengajarkan kebenaran rohani. Kitab Yoel memaparkan hal ini secara luar biasa. Serangan belalang yang dahsyat membuat umat Allah kelaparan sekaligus mengantarkan Yoel memanggil orang Israel agar berdoa dan berpuasa (Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">1:13-14). Namun yang lebih lagi, bencana alam itu melambangkan penglihatan datangnya hari Tuhan. Pada hari itu Allah akan menghancurkan umat-Nya dengan menggunakan tangan bangsa-bangsa lain. Karena itulah Allah mendesak umat- Nya untuk berbalik kepada-Nya dengan sepenuh hati (Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">2:12). Kitab Yoel ditutup dengan janji kepada umat-Nya yaitu walau mereka akan mengalami penghukuman, akan datang waktunya Allah mencurahkan Roh-Nya ke atas umat- Nya. Ia akan menghakimi bangsa-bangsa lain dan memberkati umat-Nya.

Penulis dan waktu penulisan. Tidak banyak yang kita ketahui tentang penulis selain arti namanya yaitu Yahweh adalah Allah. Kitab ini tidak memberikan data tentang kapan nubuat ini disampaikan. Waktu penulisannya berkisar antara abad ke-9 hingga ke- 4 s.M. Karena itu ada baiknya kita mengikuti pendapat Calvin bahwa kapan kitab ini ditulis tidak dapat diketahui dengan pasti.

Tema-tema utama: Datangnya hari Tuhan. Kitab Yoel memaparkan: 2 hal tentang hari Tuhan. Pertama, hari Tuhan adalah hari penghakiman atas umat Allah melalui tangan bangsa- bangsa lain (Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">2:2, 11). Kedua, hari Tuhan adalah hari penghakiman atas musuh-musuh umat-Nya (Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">3:2-16, 19), sementara itu umat Allah akan menikmati perlindungan- Nya dan akan diberkati baik secara rohani maupun fisik (2:28-32; 3:16-18, 20, 21). Pertobatan. Seruan pertobatan ditujukan kepada seluruh umat Allah (1:13, 14; 2:15-17). Pertobatan ini harus melibatkan seluruh keberadaan umat Allah meliputi hati (Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">2:12, 13) dan tindakan-tindakan yang dapat dilihat oleh orang lain seperti berkabung, meratap, menangis kepada Allah, dan berpuasa. Yoel juga mengingatkan bahwa motivasi pertobatan mereka terletak pada karakter Allah yang pengasih dan penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia (Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">2:13).

(0.04) (Why 2:8) (sh: Alfa dan Omega (Selasa, 16 Desember 2003))
Alfa dan Omega

Kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Paulus selama perjalanannya yang ketiga, tahun 53-56 (Kis. 19:10). Jemaat di Smirna adalah jemaat yang menderita. Penderitaan yang meliputi beberapa hal: [1] menderita kemiskinan dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat umumnya. Ini terjadi karena orang Kristen di kota ini menolak untuk menyembah Kaisar di kuil; [2] korban fitnah. Orang Kristen yang tidak menyembah Kaisar difitnah dan dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang melanggar peraturan. Firman Tuhan menyebut orang-orang Yahudi ini sebagai “jemaah Iblis”, karena pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan Iblis yang mendakwa dan menuduh orang-orang percaya; [3] menderita di penjara. Penjara adalah suatu hukuman yang biasanya berakhir dengan penderitaan yang keempat yaitu kematian. Istilah kesusahan selama sepuluh hari di sini menunjuk kepada periode yang penuh dan tertentu, namun singkat. Polikarpus adalah seorang teladan yang telah menjadi martir akibat kesetiaannya kepada Kristus. Di kota Smirna keputusan untuk menjadi pengikut Kristus sungguh-sungguh merupakan pengorbanan yang nyata, suatu kehidupan yang berisiko.

Namun, di tengah-tengah penderitaan ini Yesus Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Dia bahkan mengetahui segala sesuatu yang dialami jemaat-Nya, dan itu berada di bawah kuasa-Nya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">10). Dia adalah Penguasa kekal, yang sesungguhnya, jauh lebih tinggi daripada Kaisar. Dia telah mati tetapi hidup kembali, dan telah mengalami penderitaan sampai batas kematian namun berkuasa mengalahkan kuasa kematian.

Renungkan: Hal terindah yang harus kita syukuri adalah bahwa melalui penderitaan itu kemurnian iman kita diuji dan dinyatakan. Bahkan kepada mereka yang setia kepada-Nya sampai batas ajal, akan dikaruniakan mahkota kehidupan. Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk berani menderita bagi-Nya.

(0.04) (Why 3:1) (sh: Roh Pemberi Hidup (Jumat, 19 Desember 2003))
Roh Pemberi Hidup

Kota Sardis terletak di atas sebuah bukit yang terlalu kecil untuk perkembangan sebuah kota. Pertumbuhannya yang lambat, membuat kota ini tertinggal dari kota-kota lain yang lebih baru. Pada tahun 17 M sebagian kota ini hancur karena gempa bumi. Penduduk kota Sardis yang puas diri itu harus menyaksikan kehancuran demi kehancuran.

Pada jemaat di kota ini Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Pemilik tujuh Roh Allah dan tujuh bintang. Pernyataan Allah ini merupakan pernyataan bahwa Roh yang dimiliki-Nya, Roh Allah adalah Roh Pemberi Hidup yang sanggup membangkitkan jemaat yang mati. Apa permasalahan jemaat Sardis sehingga Tuhan Yesus harus memperkenalkan Diri-Nya sebagai Roh Pemberi Hidup? Permasalahan mereka adalah menikmati reputasi baik, yang sebenarnya tidak layak dan tidak sesuai dengan kenyataannya, “dikatakan hidup, padahal engkau mati!”

Penilaian Tuhan jauh lebih penting dari pada penilaian seluruh dunia. Apa yang Tuhan katakan adalah kenyataan. Jemaat ini tidak mengenal diri dan keadaan mereka yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus memerintahkan agar jemaat ini bangkit dan menguatkan apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati. Kaki dian dan terangnya belum sepenuhnya padam, masih ada sisa-sisa yang baik yang harus kembali diperjuangkan. Tidak satu pun pekerjaan mereka didapati sempurna di hadapan Allah. Kemungkinan besar jemaat ini masih menjalankan tradisi religius atau ibadah, namun tidak lagi memiliki kehidupan yang paling esensial di dalamnya. Doktrin-doktrin dan pengakuan-pengakuan diterima sebagai satu warisan yang diawetkan dan tidak dilestarikan dalam kehidupan berjemaat.

Renungkan: Apakah jemaat kita adalah jemaat yang berbangga diri dalam kenyataan semu atau sungguh-sungguh mengenal diri di hadapan Allah?

(0.04) (Why 4:1) (sh: Liturgi surgawi (ayat 1) (Selasa, 9 Agustus 2005))

Orang yang ingin tekun mengikuti Kristus harus tangguh menghadapi ancaman maupun prinsip hidup yang berbeda. Hal apa yang membuat para martir Kristen mampu meninggalkan kesaksian sangat mulia dalam jurang derita terkeji sekalipun? Mengapa para martir masa kini tekun mewujudkan nilai-nilai imannya dalam panggilan hidup mereka, meski harus tersingkirkan dan menjadi kurang sukses?

Penglihatan akan Kristus dalam kemuliaan-Nya, yakni: Gereja kini dan kelak dalam pemuliaan dan nasib dunia sesungguhnya, menjadi kekuatan orang Kristen tekun dan menang dalam kesulitan. Sesudah melihat Kristus, orang Kristen diajak melihat suasana surga. Di pusat terdalam surga terdapat Allah yang bertakhta dan dari pemerintahan-Nya yang mulia itu terpancar anugerah. Warna-warni yang terpancar dari berbagai batu permata itu bagaikan pelangi yang menunjuk kepada pelangi kasih Allah pada zaman Nuh (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">3). Oleh kemurahan-Nya, tercipta suatu umat yang telah dikuduskan dan dimuliakan. Umat tebusan itu secara simbolis digambarkan oleh dua puluh empat tua-tua yang menunjuk kepada dua belas suku Israel dan dua belas rasul.

Kedaulatan Allah juga terpancar dari takhta-Nya. Ia akan membuat laut sumber kekacauan itu takluk hening bagaikan kristal kaca (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">6). Terhadap mereka yang tidak tunduk, Allah adalah kilat dan guruh yang dahsyat. Ia akan menghakimi semua yang menolak kemurahan-Nya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">5). Di hadapan Allah yang Maha Mulia, penuh Kasih, Berdaulat, dan Maha Kudus itu, seluruh isi ciptaan tunduk mengumandangkan liturgi surgawi (6b-9). Hal itu menjadi simfoni utuh saat seluruh umat tebusan-Nya ikut dalam liturgi itu (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">10-11).

Apabila hati kita serasi dengan senandung liturgi surgawi tentang kedaulatan dan pemeliharaan Allah, kita akan beroleh kekuatan moral dan spiritual untuk tekun meninggikan Dia dalam hidup kita tiap hari.

Responsku: __________________________________________________________________________________________

(0.04) (Why 11:1) (sh: Dua Saksi Allah dan Sangkakala Ketujuh (Rabu, 6 November 2002))
Dua Saksi Allah dan Sangkakala Ketujuh

Dalam perikop ini, Yohanes diajak untuk merenungkan keberadaan Gereja, umat Allah, yang di dalamnya Allah hadir bersemayam. Gereja yang berjuang, tertindas dan teraniaya. Tetapi waktu perjuangan itu dibatasi ( 42 bulan) — dan telah ditentukan sendiri oleh Allah. Itulah masa di antara kedatangan pertama Tuhan dan kembali-Nya sebagai Raja. Sepanjang masa itu (ayat 1260 hari=42 bulan) Gereja bernubuat sambil berkabung. Artinya, Gereja memberitakan Injil sambil terus berprihatin dengan kondisi dunia. Ungkapan tentang dua saksi Allah, yang berakar dalam Kitab Zakaria, sesungguhnya mengungkapkan kualitas kesaksian Gereja. Maksudnya, kesaksian Gereja, karena memberitakan Injil Tuhannya, sepenuhnya dapat dipercaya. Dalam kesaksiannya, Gereja mendapat perlawanan hebat, namun tidak dapat dipatahkan. Bahkan malapetaka menanti setiap pihak yang berusaha membungkam kesaksian Gereja. Meskipun demikian, ada saat-saat di mana kelihatannya Gereja terpukul kalah oleh badai aniaya, yakni dengan gugurnya para martir dalam jumlah besar. Kekalahan tersebut disambut gembira oleh masyarakat dunia, yang memang memusuhi Kristus dan Kerajaan-Nya. Kendati demikian datang pula waktunya ketika Gereja bangkit kembali untuk menerima kemuliaan dari Allah (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">11-12) yang di saat yang sama juga merupakan penghakiman bagi dunia, yang terus-menerus menindas Gereja (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">12).

Sangkakala ketujuh akhirnya dibunyikan pula, disusul dengan koor di sorga tentang ketuhanan Allah oleh makhluk-makhluk sorgawi. Isinya adalah perayaan atas kekuasaan Allah dan ucapan syukur atas pelaksanaannya. Dalam pujian tersebut, terungkap pula pemberontakan bangsa-bangsa terhadap Allah, namun Allah akan menindak mereka dengan tegas. Ia akan menjatuhkan hukuman atas mereka, sementara Ia juga mengganjari semua orang yang takut akan Dia (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">18).

Renungkan:
Allah mengenal siapa milik kepunyaan-Nya. Ia juga tahu membedakan siapa yang bukan milik-Nya. Ia mengizinkan umat-Nya berada dalam tekanan sampai kedatangan Putra-Nya sebagai Raja yang penuh kemuliaan.

(0.03) (Yoh 18:36) (full: KERAJAAN-KU BUKAN DARI DUNIA INI. )

Nas : Yoh 18:36

Mengenai sifat sesungguhnya Kerajaan Kristus dan maksud penebusannya, tiga hal perlu diperhatikan:

  1. 1) Yang bukan Kerajaan Kristus. Kerajaan Kristus "bukan dari dunia ini". Kerajaan tersebut tidak berasal dari dunia ini, dan juga tidak berusaha untuk mengambil alih sistem dunia ini. Yesus tidak datang untuk mendirikan suatu pemerintahan teokratis yang politis-religius atau bercita-cita untuk menjadi penguasa dunia. Yesus menyatakan bahwa seandainya itu yang dimaksudkan oleh-Nya maka hamba-hamba-Nya akan melawan. Karena memang kerajaan-Nya tidak demikian sifatnya, mereka tidak mengangkat senjata untuk memberikan peluang bagi Yesus untuk memajukan maksud-Nya di dunia (bd. Mat 26:51-52). Mereka tidak bersekutu dengan partai politik atau golongan sosial atau organisasi sekular untuk mendirikan Kerajaan Allah. Hamba-hamba-Nya menolak untuk mengubah salib menjadi usaha yang sombong untuk memerintah "masyarakat". Daripada menggunakan senjata duniawi (2Kor 10:4), para pengikut Yesus dipersenjatai hanya dengan perlengkapan perang rohani (Ef 6:10-18). Hal ini tidak berarti bahwa para murid Yesus acuh tak acuh saja terhadap tuntutan Allah mengenai pemerintahan yang adil, keadilan, kedamaian atau pembatasan pelanggaran hukum. Orang Kristen harus mengumandangkan "pesan nubuat" kepada pemerintah mengenai tanggung jawab moralnya kepada Allah.
  2. 2) Yang merupakan Kerajaan Kristus. Kerajaan Kristus, yaitu Kerajaan Allah, meliputi kepemimpinan, ke-Tuhanan, kuasa, dan kegiatan rohani Kristus di dalam kehidupan semua orang yang menerima Dia dan menaati Firman kebenaran-Nya (ayat Yoh 18:37). Kerajaan Allah adalah "kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rom 14:17). Kerajaan Allah melawan kekuatan-kekuatan Iblis dengan perlengkapan rohani (lih. Mat 12:28; Luk 11:20; Kis 26:18; Ef 6:12). Peranan gereja ialah sebagai hamba Yesus Kristus dan bukan penguasa dunia dewasa ini. Kekuatannya bukanlah kuasa duniawi, melainkan salib; penderitaan dan penolakannya oleh dunia merupakan kemuliaannya (2Kor 3:7-18). Hanya dengan menyangkal kuasa dunia gereja PB menemukan kuasa Allah. Gereja dewasa ini berhadapan dengan pilihan yang sama; hanya dengan kehilangan nyawanya di dunia ini gereja akan menemukan dirinya di dalam Allah

    (lihat art. KERAJAAN ALLAH).

  3. 3) Yang akan merupakan Kerajaan Kristus. Di masa depan, kerajaan dan pemerintahan Kristus akan di langit baru dan bumi baru; hal ini akan terjadi setelah Dia datang ke bumi untuk menghakimi bangsa-bangsa, membinasakan antikristus, memerintah di dunia ini selama seribu tahun dan kemudian melemparkan Iblis dalam lautan api untuk selama-lamanya (Wahy 19:11-20:15).
(0.03) (1Raj 1:28) (sh: Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois (Selasa, 25 Januari 2000))
Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois

Daud sedang menghadapi kesulitan; bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati. Manuver Adonia merupakan tindakan yang serius karena melibatkan banyak orang penting. Jika dihentikan secara gegabah akan menyebabkan perang saudara dan Daud sendiri pun akan mengalami kesulitan menghadapi Adonia (lihat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">1:6). Namun manuver Adonia harus dihentikan, apa pun yang terjadi kehendak Allah harus ditegakkan. Maka diperlukan suatu tindakan yang memberi dampak menggagalkan rencana Adonia tanpa efek sampingan yang negatif.

Daud di dalam ketaatannya mampu melihat celah yang dapat menghentikan manuver Adonia secara tuntas. Yaitu proses pengangkatan Adonia tidak mempunyai legitimasi yang kuat karena ia belum diurapi oleh seorang imam dan tidak dihadiri oleh nabi yang mewakili suara Allah, dalam prosesinya Adonia tidak menunggang keledai kebesaran Daud yang menandakan bahwa Daud merestui, dan rakyat pun belum mengelu-elukannya. Oleh karena itu Daud tidak sekadar mengumumkan pengangkatan Salomo, tetapi juga menobatkannya dengan prosesi yang lengkap. Hasilnya sangat efektif. Sekutu Adonia bubar dan ia sendiri ketakutan lalu minta pengampunan. Salomo dinobatkan sebagai raja, 'rival'-nya dikalahkan tanpa pertumpahan darah dan Daud terhindar dari kesulitan menghadapi Adonia. Dan yang lebih utama lagi, Daud tetap taat kepada TUHAN Allah Israel yang telah menyertainya. Ketaatan yang ia lakukan adalah ketaatan yang indah dan cerdik. Di samping itu ketaatan Daud adalah ketaatan yang tidak egois, karena ia tidak taat demi ketaatan pribadi. Sesungguhnya dengan kuasa yang masih dimiliki, ia dapat menghentikan Adonia tanpa memperdulikan efek sampingan yang negatif, asalkan ia tetap dapat taat. Namun hal ini tidak ia lakukan. Di dalam ketaatannya, ia masih memikirkan dampaknya bagi orang lain.

Renungkan: Ketaatan Kristen janganlah ketaatan demi ketaatan pribadi, yang tidak peduli apakah perasaan orang lain tersinggung atau stabilitas masyarakat terganggu; ini adalah ketaatan yang salah. Ketaatan Kristen haruslah ketaatan yang tetap dapat menjaga perasaan orang lain, menjaga kestabilitasan masyarakat, tidak merugikan orang lain, dan demi Allah yang hidup. Bila kita memiliki ketaatan sedemikian, maka segala dampak efek sampingan yang negatif dapat dihindarkan.

(0.03) (1Raj 2:1) (sh: Mental, firman, dan tidak setengah-setengah (Rabu, 26 Januari 2000))
Mental, firman, dan tidak setengah-setengah

Dalam masyarakat Indonesia, program asuransi mulai menjamur. Salah satu program asuransi yang paling diminati adalah asuransi bersifat tabungan bagi masa depan anak-anak. Artinya, orangtua membeli sebuah program asuransi yang dapat memberikan bekal bagi masa depan anaknya, baik untuk sekolah maupun keperluan lainnya. Sesungguhnya ini bukan tindakan yang berdosa atau meragukan pemeliharaan Allah. Namun jika yang diutamakan adalah bekal uang bagi masa depan anak-anak, itu berarti menempatkan anak-anak kita pada jalur yang licin dan mengarah kepada jurang kehancuran, karena bekal uang saja tidaklah cukup. Anak-anak perlu sesuatu yang lebih penting daripada sekadar uang, yang mampu menjamin bahwa masa depan mereka menuju kepada kebahagiaan sejati.

Daud pasti juga meninggalkan kekayaan yang besar kepada Salomo. Namun dalam perikop ini hanya nasihat-nasihat Daud kepada Salomo yang dicatat. Hal ini menekankan bahwa nasihat-nasihat Daud jauh lebih berharga dan bermakna bagi Salomo, dibandingkan kekayaan. Di dalam nasihat Daud terdapat sebuah kunci untuk membuka sumber kebahagiaan dan keberhasilan di dalam pemerintahannya dan dinasti selanjutnya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">3-4). Ini menandakan bahwa pemilihan Allah atas Salomo adalah tanpa syarat, namun berkat Allah selanjutnya bersyarat. Berkat ini jauh melebihi harta kekayaan, karena di dalamnya Allah terlibat untuk merealisasikan kebahagiaan dan keberhasilan.

Kunci itu secara khusus terdapat di dalam sikap mental yang kuat dan kokoh dalam mengikut Dia, tidak mudah terombang-ambing dan tergoda (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">2), ketaatan terhadap firman Tuhan dalam kehidupannya (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">3), dan menuntaskan perkara-perkara yang dapat mengganggu masa depan (ayat Sesungguhnya+inilah&tab=notes" ver="">5-10). Dengan kata lain kunci itu meliputi 3 area penting yaitu mental, firman, dan tidak setengah-setengah.

Renungkan: Sudahkah ketiga area di atas menjadi fokus utama bagi kita dalam mempersiapkan anak-anak sebagai generasi penerus, agar mereka memiliki masa depan yang terjamin dan menuju kebahagiaan sejati? Contoh: untuk taat pada firman selalu diperlukan mental yang kuat, namun mental yang kuat juga memerlukan firman. Kemudian mental yang kuat akan membuat tindakan kita tidak setengah-tengah dalam menaati firman-Nya.

(0.03) (2Raj 9:16) (sh: Kehendak Allah di dalam kehendak manusia (Senin, 29 Mei 2000))
Kehendak Allah di dalam kehendak manusia

Pilihan Allah atas Yehu untuk melaksanakan penghukuman-Nya atas keturunan Ahab memang tepat. Ia memiliki kuasa dan kedekatan dengan para pembesar lain. Ia pun mempunyai karakter dan kemampuan yang sangat mendukung. Yehu sangat berantusias dan sangat jeli melihat setiap kesempatan yang ada. Ketika Yoram sedang sakit di Yizreel, ia tidak membuang-buang kesempatan ini. Ia benar-benaar manusia tanpa toleransi dan kompromi. Maka dengan tekad baja ia memacu kudanya menuju Yizreel. Ia juga orang yang sangat fokus kepada tujuan dan sangat efisien dalam mencapainya. Fokusnya tidak bisa dibelokkan dengan kedatangan dua utusan Yoram. Untuk membunuh Izebel ia cukup mencari pendukungnya dan memerintahkan untuk menjatuhkan Izebel. Ia juga tidak mengenal lelah. Setelah menempuh perjalanan jauh, ia langsung berperang melawan Yoram bahkan membunuhnya dengan sekali panah menembus jantungnya. Kemudian segera menyerbu istana Izebel. Baru setelah itu ia istirahat untuk makan dan minum (34). Nubuat yang pernah diucapkan oleh nabi Elia sudah tergenapi.

Sepintas Yehu terlihat sangat bersemangat dalam melaksanakan kehendak-Nya. Namun sesungguhnya tidak demikian. Yehu bersemangat karena secara bersamaan ia juga melaksanakan kehendaknya sendiri. Dia menggunakan agama untuk menggapai ambisi pribadinya. Bahwa dia menunjuk kepada nubuat Elia tentang Ahab bukan merupakan bukti bahwa ia mempunyai iman, namun justru sebagai bukti bahwa ia menggunakan Allah untuk membenarkan pembunuhan yang ia lakukan (25-26). Dia berantusias melaksanakan kehendak-Nya hanya karena kehendak-Nya selaras dengan kehendaknya. Ia pun berani membunuh raja Ahazia walaupun tidak menggunakan tangannya sendiri (27). Dialah yang menjadi tuan atas seluruh tindakannya bukan kehendak-Nya. Motivasinya yang salah telah menjadikan kehendak Allah sebagai alat untuk mencapai ambisinya. Allah mengecamnya melalui nabi Hosea (Hos. 1:4).

Renungkan: Kehendak Allah memang harus dilaksanakan. Namun motivasi dari mereka yang melaksanakannya sangat penting. Salah satu ujian atas komitmen kita kepada kehendak Allah adalah penyerahan diri kepada kehendak-Nya, ketika ketaatan itu bertentangan dengan kepentingan dan kesenangan pribadi.

Minggu Paskah 6

(0.03) (2Raj 14:23) (sh: Memberdayakan atau diperdayai (Selasa, 6 Juni 2000))
Memberdayakan atau diperdayai

Yerobeam yang dalam sejarah disebut Yerobeam II, menggantikan ayahnya Yoas menjadi raja Israel. Sejarah juga mencatat bahwa ia adalah seorang raja dan penguasa yang besar dan agung. Wilayah kekuasaan Yerobeam (25) hanya dapat ditandingi oleh Daud dan Salomo. Karena itu secara sosial dan politik, negara Israel mempunyai pengaruh besar bagi negara-negara tetangganya. Namun yang mengherankan adalah bahwa kitab Raja-raja hanya mengisahkan pemerintahannya dengan sangat singkat (dalam 7 ayat). Bahkan Yerobeam tidak digambarkan sebagai tokoh utama dari kejayaan Israel, melainkan ada tokoh lain yang diketengahkan dan diyakini sebagai Tokoh utama di balik semua itu yaitu Allah.

Sepintas kita melihat kejayaan Israel di zaman Yerobeam II nampaknya berkat usaha dan kerja kerasnya. Namun sesungguhnya tidak. Pada zaman itu kebesaran dan kejayaan bangsa Aram dihancurkan oleh bangsa Asyur. Lemahnya Aram memberikan keuntungan bagi Yerobeam II untuk membawa Israel kembali berjaya. Di samping itu Yerobeam II juga seorang raja yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan membawa bangsanya berdosa kepada Allah. Jadi kejayaannya bukan merupakan karya dan dayanya yang diberkati Allah. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel melalui Musa (Kel. 19:5), mengungkapkan dengan jelas bahwa jika bangsa Israel tetap setia maka berkat akan mengalir. Jadi kejayaan Yerobeam pada waktu itu, dimulai dengan terbebasnya bangsa Israel dari cengkeraman bangsa Aram, adalah wujud kasih dan anugerah Allah yang dinyatakan kepada bangsa Israel agar mereka kembali kepada-Nya. Allah memakai dan melengkapi Yerobeam untuk membawa Israel bertobat, tapi justru mereka semua tetap tidak bertobat (24).

Karena itulah kejayaan Yerobeam tidak dipandang sebagai suatu prestasi besar yang perlu ditulis secara mendetail. Prestasi yang dicapai manusia di dalam dunia betapa pun besar dan hebatnya, tidak ada nilai dan harganya di hadapan Allah bila prestasi itu tidak diberdayakan untuk membawa jiwa-jiwa yang berdosa kembali kepada-Nya.

Renungkan: Kekayaan dan kedudukan yang Anda punyai saat ini adalah perlengkapan yang Allah anugerahkan kepada Anda. Apakah Anda sudah memberdayakannya untuk membawa jiwa kepada Allah ataukah justru Anda yang diperdayai oleh mereka yang tetap dalam dosa.

(0.03) (2Raj 19:14) (sh: Membayar atau dibayar mahal? (Rabu, 12 Juli 2000))
Membayar atau dibayar mahal?

Pemazmur mengatakan bahwa orang fasik bagaikan sekam yang ditiup angin (Mzm. 1:4). Sekam yang biasanya    ditumpuk menjulang tinggi di tepi sawah kelihatan megah, kokoh,    dan kuat. Namun ketika angin datang, maka hancurlah kekokohan dan    kemegahannya dalam sekejap.

Itulah gambaran kehidupan Sanherib raja Asyur dan apa yang terjadi    atasnya. Dalam satu malam 185.000 tentaranya menjadi bangkai.    Siapa yang melakukan? Allah sengaja tidak membunuhnya agar ia    sempat melihat bahwa kekuatan dan kejayaan yang dulu ia    agung-agungkan sesungguhnya tidak ada artinya di hadapan Allah.    Cara kematian yang ditimpakan kepadanya pun memperlihatkan satu    hal yang sangat ironis. Dulu ia memperolok Hizkia bahwa Allah    yang Hizkia sembah tidak mungkin menyelamatkannya. Tapi apa yang    terjadi? Dapatkah allah yang ia sembah menyelamatkannya dari    musuh yang sangat sepele (37). Itulah akhir kehidupan sang raja    'agung' yang menentang batas-batas manusia yang sudah ditetapkan    oleh Allah (27-28). Ia membayar dengan harga yang mahal,    kehancuran kerajaan dan hidupnya, agar dapat  belajar dan    akhirnya mengakui kedaulatan Allah, namun terlambat.

Berbeda sekali dengan Hizkia yang selalu belajar dan mengakui    kedaulatan Allah sampai kondisi dimana seolah-olah tidak ada lagi    pengharapan (15-18). Seperti yang kita lihat setelah ia membaca    surat ancaman dari Sanherib, ia meletakkan permasalahannya di    hadapan Allah, sebab hanya pada Dia yang berdaulat ada    pengharapan sejati (14, 19).  Motivasi yang mendorong dia untuk    terlepas dari segala ancaman bukan semata-mata untuk kebahagiaan    dirinya dan rakyatnya, melainkan agar kedaulatan Allah yang sudah    ia akui, diakui juga oleh bangsa-bangsa lain (19). Berkat yang ia    terima akan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Karena ia    telah dan selalu mengakui kedaulatan Allah dalam setiap    kehidupannya, maka Allah berkenan `membayar' dia dengan harga    yang sangat mahal yaitu keselamatan bagi dirinya dan kerajaannya    (35-37).

Renungkan:    Anda tidak akan pernah dapat mengatur apa yang akan  Allah    lakukan untuk menolong Anda ketika Anda mengakui kedaulatan-Nya    dan mempercayakan diri Anda kepada-Nya. Yang hanya dapat Anda    lakukan adalah tetaplah yakin bahwa Allah akan membayar Anda    dengan mahal yaitu Ia dapat dan akan menolong Anda.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA