Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 185 ayat untuk Perkara (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.33) (2Raj 11:2) (jerusalem: Yoseba) Menurut 2Ta 22:11 Yoseba (atau: Yosabat) ini adalah isteri imam Yoyada, 2Ra 11:4. Kalau demikian duduknya perkara, mudah dimengerti bahwa ia menyembunyikan Yoas dalam bait Allah, 2Ra 11:3
(0.33) (Ayb 13:18) (jerusalem: menyiapkan perkaraku) Ayub membayangkan bahwa ada perkara antara dirinya dengan Allah. Kali ini ia lupa saja bahwa tidak ada wasit yang melebihi kedua pihak yang berperkara, Ayu 9:32-33. Hakimnya, Allah kali ini hanya dipandang sebagai lawan dalam pengadilan. Bdk Ayu 9:14+.
(0.33) (Pkh 2:26) (jerusalem: Karena kepada orang....) Pengkhotbah mengutip apa yang lazim dikatakan para berhikmat, bdk Ams 11:8; 13:22; Ayu 27:16 dst. Tetapi ajaran ini oleh Pengkhotbah dikatakan "kesia-siaan", suatu ajaran yang tidak memusatkan dan tidak berhasil menjelaskan duduknya perkara.
(0.33) (Luk 12:59) (jerusalem: sampai lunas) Harafiah: sampai dengan "lepton" (mata uang terkecil) yang terakhir. Mat 5:25-26 mengetrapkan perkataan Yesus ini pada masyarakat Kristen: anggota-anggota jemaat harus berdamai dan membereskan perkara mereka satu sama lain. Dalam Lukas perkataan itu mendapat makna eskatologis: penghakiman Allah sudah dekat; maka orang harus cepat membereskan perkaranya.
(0.33) (Kis 18:13) (jerusalem: dengan hukum Taurat) Teks Yunani hanya berkata "hukum". Ini dapat berarti baik hukum Roma, bdk Kis 16:21; 17:7, maupun hukum Taurat Yahudi, yang terlindung oleh hukum Roma. Galio menganggap seluruh persoalannya hanya sebagai soal penafsiran hukum Yahudi saja, (Kis 18:15), dan karenanya tidak bersedia memutuskan perkara itu.
(0.33) (Kis 25:9) (jerusalem: dihakimi di sana) Festus mengakui bahwa perkara Paulus sebuah soal keagamaan yang tidak di bawah wewenang wali negeri, melainkan harus diurus oleh Mahkamah Agama (bdk Kis 25:19-20). Tetapi oleh karena warga negara Roma, maka Paulus tidak boleh diserahkan kepada pengadilan itu, kecuali atas persetujuannya sendiri. Untuk mendapat persetujuan itu Festus menjanjikan bahwa ia sendiri akan hadir mengawasi jalannya pengadilan.
(0.33) (1Kor 6:4) (jerusalem: yang tidak berarti dalam jemaat) Ialah orang beriman yang paling sederhana. Orang itu tentu saja cukup untuk mengurus "perkara yang tidak berarti" (suatu sindiran dan ejekan halus). Terjemahan lain: yang dipandang hina (tidak berarti) oleh jemaat. Kalau demikian maka yang dimaksudkan ialah hakim-hakim kafir, bdk Mat 5:25; 18:17.
(0.33) (Flp 4:10) (sh: Menanggung segala perkara. (Selasa, 3 November 1998))
Menanggung segala perkara.

Dalam hidup dan pekerjaan memberitakan Injil, Paulus tidak bergantung kepada siapa pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pekerjaannya, ia tidak membebani siapa pun, sekalipun ia berhak untuk menerimanya (ayat 15; bdk. 1Kor. 9:17-18). Ia belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan, tahu apa itu kekurangan, apa itu kelimpahan, dan dapat menanggung segala perkara (ayat 11-13). Dengan rendah hati ia mengatakan bahwa semua itu dapat dilakukan karena Tuhan yang memberi kekuatan kepadanya (ayat 13). Paulus mendemonstrasikan bahwa sikap hidup tangguh rohani atau tangguh dalam Tuhan adalah awal dari kemungkinan untuk tangguh dalam segala perkara.

Ucapan terima kasih dan doa. Paulus memuji dan berterima kasih atas perbuatan jemaat di Filipi yang peduli, peka, dan rela memberi. Suatu sikap yang tidak mudah dilakukan di zaman ini. Hal yang perlu digarisbawahi dan diterapkan dalam hidup kekristenan sekarang ini adalah meneladani sikap jemaat Filipi, rela memberi dengan rasa syukur dan yakin penuh pada pemeliharaan Tuhan. Ini membuktikan bahwa di dalam jemaat itu tumbuh subur kasih dan persekutuan. Doa Paulus, "kiranya Tuhan memenuhi segala keperluan jemaat Filipi agar Ia selalu dimuliakan" (ayat 19).

(0.29) (Luk 4:4) (full: HIDUP BUKAN DARI ROTI SAJA. )

Nas : Luk 4:4

Yesus melawan pencobaan Iblis dengan menyatakan bahwa lebih daripada segala yang lain Ia akan hidup dari Firman Allah (bd. Ul 8:3).

  1. 1) Yesus sedang mengatakan bahwa segala hal yang penting dalam kehidupan bergantung kepada Allah dan kehendak-Nya (Yoh 4:34). Memburu sukses, kesenangan, dan perkara-perkara bendawi di luar jalan dan tujuan Allah akan menimbulkan kekecewaan yang pahit dan berakhir dengan kegagalan.
  2. 2) Yesus menekankan kebenaran ini ketika Ia mengajarkan bahwa kita harus mencari dulu Kerajaan Allah (yaitu, pemerintahan, kegiatan, dan kuasa Allah di dalam hidup kita); kemudian baru hal-hal penting lainnya akan dikaruniakan sesuai dengan kehendak dan jalan-Nya

    (lihat cat. --> Mat 5:6;

    lihat cat. --> Mat 6:33).

    [atau ref. Mat 5:6; 6:33]

(0.29) (1Kor 2:16) (full: KAMI MEMILIKI PIKIRAN KRISTUS. )

Nas : 1Kor 2:16

Memiliki pikiran Kristus artinya mengetahui kehendak-Nya serta rencana dan maksud penebusan-Nya (ayat 1Kor 2:9-10). Hal ini berarti menghargai dan memandang segala perkara sesuai dengan cara Allah memandangnya, menilai segala perkara sesuai dengan cara Ia menilainya, mengasihi yang dikasihi-Nya dan membenci yang dibenci-Nya (ayat 1Kor 2:15; Ibr 1:9). Hal ini berarti mengenal kekudusan Allah dan kedahsyatan dosa. Demikianlah, dengan menerima Roh dan menaati Roh itu (ayat 1Kor 2:12) nilai-nilai dan pandangan hidup orang percaya menjadi berbeda sama sekali dari cara dan hikmat zaman ini (bd. Fili 2:5-8).

(0.29) (Kol 3:2) (full: PIKIRKANLAH PERKARA YANG DI ATAS. )

Nas : Kol 3:2

Karena hidup kita ada bersama Kristus di sorga (ayat Kol 3:3), kita harus memikirkan perkara yang di atas dan membiarkan sikap kita ditentukan olehnya. Kita harus menilai, mempertimbangkan, dan memikirkan segala sesuatu dari sudut pandangan kekekalan dan sorga. Tujuan dan sasaran kita hendaknya mencari hal-hal rohani (ayat Kol 3:1-4), melawan dosa (ayat Kol 3:5-11), dan mengenakan watak Kristus (ayat Kol 3:12-17). Semua sifat baik, kuasa, pengalaman, dan berkat rohani ada bersama Kristus di sorga. Ia memberikan hal-hal itu kepada sekalian orang yang dengan sungguh-sungguh meminta, dengan tekun mencari dan terus-menerus mengetok (Luk 11:1-13; 1Kor 12:11; Ef 1:3; 4:7-8).

(0.29) (Mzm 17:1) (jerusalem: Diburu dengan tak bersalah) Seseorang yang tak bersalah sedikitpun berseru kepada Tuhan untuk melindungi terhadap musuh yang fasih, ganas dan sombong. Dengan berseru kepada keadilan Tuhan, Maz 17:1-2, pemazmur menyatakan diri tidak bersalah, Maz 17:3-5, dan meminta Allah yang berbelaskasihan supaya menolong, Maz 17:6-9; lalu ia menggambarkan keganasan musuh, Maz 17:6-9; lalu ia menggambarkan keganasan musuh, Maz 17:10-12, yang dari padanya Tuhan kiranya akan menyelamatkan pemazmur dan yang kiranya dihukum olehNya, Maz 17:13-14, sehingga pemazmur selamat dan bahagia, Maz 15.
(0.29) (Za 3:1) (ende)

Dalam penglihatan ini suatu perkara pengadilan digambarkan pada pintu-gerbang surga. Ketuanja ialah malaekat Jahwe dan iapun mewakiliNja. Datanglah penuduh dan imam Jesjua', si terdakwa. Jesjua' dibela oleh malaekat Jahwe. Ia kan telah diselamatkan oleh Jahwe dari pembuangan. Ia berpakaian perkabungan. Ia lalu ditahirkan dan dilantik sebagai imamagung dalam Jerusjalem jang baru dan sjarat2 djabatannja ditetapkan.

(0.29) (Yl 3:14) (jerusalem: penentuan) Kata Ibrani yang dipakai di sini berarti juga: papan pengirik (yang padanya dipasang barang tajam, misalnya batu), yang dipakai untuk mengirik gandum, bdk Yes 28:28; 41:15; Ams 1:3. Kalau diterjemahkan begitu maka lambang itu sesuai dengan musim menuai, Yoe 3:13, yang mengibaratkan Hari Tuhan. Kalau arti itu dipertahankan naskah Ibrani dapat diterjemahkan: lembah pengirik. Tetapi kata Ibrani yang sama berarti pula: keputusan penentuan yang memutuskan perkara.
(0.29) (Mat 28:19) (jerusalem: dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus) Boleh jadi rumus terperinci ini terpengaruh oleh pemakaian dalam ibadah yang baru kemudian berkembang dalam umat purba. Dalam Kis 1:5+; Kis 2:38+ dikatakan tentang "membaptis dalam nama Yesus". Kemudian dari itu baptisan agaknya dengan tegas dihubungkan dengan ketiga Diri ilahi. Tetapi bagaimanapun juga duduknya perkara, baptisan memang menghubungkan manusia dengan diri Yesus, Juruselamat. tetapi seluruh karya penyelamatan berpangkal pada kasih Bapa dan diselesaikan dengan pencurahan Roh Kudus.
(0.29) (Rm 6:7) (jerusalem) Ayat ini dapat ditafsirkan dengan dua cara. Yang pertama sbb: Oleh karena sudah kehilangan alat dosa, ialah tubuh-dosanya, Rom 6:6, dan oleh karena tidak lagi "dalam daging", Rom 8:9, maka manusia pada dirinya sudah dibebaskan dari dosa, bdk 1Pe 4:1. Cara kedua ialah: Manusia bebas dari dosa sesuai dengan dalil hukum ini: kematian orang yang bersalah menghentikan perkara pengadilan, bdk Rom 7:1.
(0.29) (1Kor 12:1) (sh: Satu Roh, satu Tuhan (Senin, 22 September 2003))
Satu Roh, satu Tuhan

Surat 1 Korintus berisi banyak kritikan dari Rasul Paulus atas praktik-praktik kehidupan mereka. Paulus menganggap bahwa hal tersebut tidak seharusnya terjadi dalam jemaat Tuhan.

Jemaat Korintus adalah jemaat yang sarat dengan karunia-karunia yang istimewa dari Tuhan. Mereka menyadari hal itu, tetapi rupanya mereka lebih memperhatikan kekayaan karunia yang mereka miliki ketimbang memperhatikan Allah, Sang Pemberi. Mereka tidak ingin mencari tahu maksud Allah memberikan karunia-karunia itu kepada mereka. Sebab yang penting bagi mereka adalah bagaimana karunia- karunia tersebut memenuhi segala kepentingan mereka dan memberi kepuasan. Rasul Paulus mengecam sikap ini.

Beberapa oknum di jemaat Korintus yang memperoleh karunia-karunia yang spesifik dari Tuhan rupanya menjadi jumawa dan tinggi hati. Sikap mereka yang merasa diri lebih hebat dari sesama anggota jemaat mengganggu persekutuan jemaat Korintus. Mereka memperlihatkan kepada jemaat kehebatan dan kekuasaan untuk melakukan hal-hal yang istimewa, seperti berkata-kata dengan hikmat dan memiliki pengetahuan (ayat 8), karunia penyembuhan (ayat 9), karunia membuat mukjizat, bernubuat, berkata dalam bahasa roh, dan menafsirkannya (ayat 10). Kebanggaan ini membuat mereka merasa istimewa di mata Tuhan sehingga tidak lagi merasa setara dengan anggota jemaat lainnya. Rasul Paulus mengecam dan mengatakan bahwa: pertama, yang berkarya melalui perkara-perkara istimewa yang manusia lakukan adalah Tuhan (ayat 6,11). Manusia hanyalah alat yang Tuhan pakai. Kedua, melalui perkara-perkara itu, Tuhan ingin menyatakan 'pelayanan-Nya' yang membangun kehidupan iman jemaat (ayat 5), bukan demi kemuliaan dan kepuasan manusia.

Renungkan: Hendaklah setiap kita melihat bahwa karunia-karunia yang kita miliki semata-mata karya Allah untuk menyatakan bahwa Dialah satu-satu-Nya Tuhan bagi jemaat-Nya.

(0.25) (Luk 14:15) (full: PERUMPAMAAN TENTANG PERJAMUAN KAWIN. )

Nas : Luk 14:15-24

Walaupun pada mulanya perumpamaan ini diterapkan kepada Israel dan penolakannya terhadap Injil, dapat juga diterapkan kepada gereja dan setiap orang percaya masa kini.

  1. 1) Pokok perumpamaan ini adalah hari kebangkitan dalam kemuliaan sorgawinya pada masa yang akan datang (ayat Luk 14:14-15; bd. Luk 22:18), yaitu kedatangan Kristus kembali untuk membawa umat-Nya ke dalam Kerajaan Sorgawi.
  2. 2) Orang yang pada mulanya menerima undangan itu tetapi kemudian menolak untuk datang, menggambarkan mereka yang sudah menerima atau kelihatan menerima undangan Yesus kepada keselamatan, namun kasih mereka kepada-Nya dan kepada Kerajaan Sorgawi itu telah menjadi dingin (ayat Luk 14:17-20).
  3. 3) Orang semacam itu tidak lagi menetapkan sasaran mereka berdasarkan standar sorgawi (ayat Luk 14:18-20). Mereka telah menolak nasihat Alkitab untuk "pikirkanlah perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi", sementara menantikan penyataan diri Kristus (Kol 3:1-4). Pengharapan dan hidup mereka terpusat kepada perkara dunia ini, dan mereka tidak lagi merindukan "tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air sorgawi" (Ibr 11:16).
  4. 4) Ayat Luk 14:21-23 menunjukkan bahwa akan ada juga orang yang hatinya bersama dengan Kristus di sorga dan tidak terpusat pada harapan yang ada dalam dunia ini. Mereka berdoa dengan Roh dan mempelai perempuan, "Amin. Datanglah, Tuhan Yesus" (Wahy 22:20).
(0.25) (Ul 19:1) (sh: Di bawah perlindungan sayap Allah (Kamis, 24 Juni 2004))
Di bawah perlindungan sayap Allah

Kita tahu bahwa, keba-nyakan induk burung memiliki sifat alami yang sama. Apabila anak-anaknya terancam, ia berusaha melindunginya dengan memasukkannya ke dalam kepak sayapnya. Ia mengorbankan dirinya untuk melindungi anak-anaknya. Mungkin saja, anak-anak burung ini dikejar musuh karena kesalahan mereka. Ia tetap melindungi mereka di bawah sayapnya.

Hubungan Tuhan dan umat-Nya juga demikian seperti induk burung dan anak-anaknya. Seringkali kita diperhadapkan dengan perkara yang teramat sulit. Mungkin saja perkara ini disebabkan karena kebodohan kita sendiri. Tetapi apapun yang menjadi sumber perkara tersebut, Tuhan ialah Allah yang selalu melindungi kita. Ia tidak pernah melepaskan perlindungan-Nya kepada kita. Apapun bentuk ancaman itu.

Kasih Tuhan itu luas meliputi manusia macam apa saja. Itulah alasan Israel diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Salah satu bentuk kasih yang harus direalisasikan kepada sesama ialah dengan membangun kota-kota perlindungan bagi mereka yang melakukan kesalahan fatal, misalnya tanpa sengaja membunuh. Di dalam kota ini, mereka memperoleh perlindungan dari hukuman yang tidak seharusnya menimpa mereka, misalnya dari dendam orang-orang yang menjadi korban. Orang Israel diminta untuk memelihara kota ini bahkan membuat jalan ke kota ini menjadi lancar (ayat 2, 3). Di kota ini bukan berarti seorang pelaku kejahatan dapat lepas dari tanggung jawabnya. Maksud Tuhan di sini, paling tidak ia dapat memperoleh perlakuan yang adil, sesuai dengan hukum dan terlepas dari rasa dendam korban kejahatannya.

Renungkan: Biarlah Tuhan memakai kita sebagai sumber keadilan di tengah-tengah dunia yang tidak adil dan ingin menang sendiri.

(0.25) (Kis 23:6) (ende: Aku seorang parisi)

Paulus melandjutkan pembelaannja, jang terputus dalam ajat kedua, dan menggunakan satu akal jang berhasil. Ia mentjoba memikat golongan parisi dengan tiba-tiba meneriakkan dan menandaskan, bahwa iapun termasuk golongan mereka, bahwa ia sepaham dengan mereka dalam kepertjajaan akan kebangkitan orang mati, dan bahwa djustru kepertjajaan ini adalah pokok tuduhan orang terhadapnja. Memang inti dan dasar adjarannja ialah kebangkitan Jesus dan kebangkitan manusia dalam Jesus.

Seluruh perhatian sanhedrin beralih dari perkara Paulus kepada pertengkaran orang saduki dan orang parisi tentang soal kebangkitan orang mati, adanja roh-roh dan lain-lain sebagainja. Perdebatan membakar hati demikian sehingga pihak parisi dengan berteriak membela Paulus.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA