Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 401 ayat untuk pengharapan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.37) (Yes 35:1) (sh: Pengharapan keselamatan. (Rabu, 2 Desember 1998))
Pengharapan keselamatan.

Membaca ulang peristiwa demi peristiwa yang dilakonkan bangsa Israel di hadapan Allah, menghantar alur pikir kita pada dua hal: pertama, Israel adalah bangsa yang bebal, cenderung tak tahu berterima kasih; kedua, tidak ada sangkalan bahwa Allah itu pengasih dan setia. Kasih dan setia Allah itulah yang kembali menebar semarak pengharapan umat. Pengharapan yang sempat layu dan kering. Namun pengharapan keselamatan dari Allah berpihak pada mereka. "Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan ... menyelamatkan kamu".

Keselamatan kekal. Lihatlah jangkauan keselamatan yang Allah janjikan pada umat-Nya (ayat 5-9), bukankah itu merupakan ungkapan kerinduan jiwa terdalam semua umat Allah? Ada kesembuhan, pemulihan hubungan, perubahan alam, kedamaian, pembaruan kondisi hidup. Janji yang tidak dibatasi lingkup jasmani dan rohani, melainkan janji yang berdimensi kekal menembus batas-batas keberadaan manusia. Dan keselamatan kekal itu hanyalah berlaku bagi orang-orang yang berjalan, hidup dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28)

(0.36) (Ef 2:12) (jerusalem: tanpa Kristus) Ialah tanpa Mesias
(0.36) (1Kor 15:12) (sh: Pengharapan yang akan datang (Rabu, 1 Oktober 2003))
Pengharapan yang akan datang

Perbedaan pandangan tentang kebangkitan orang mati dalam masyarakat pluralis di Korintus bisa saja mempengaruhi lunturnya iman percaya jemaat Tuhan. Namun, Paulus jeli dalam mengantisipasi masuknya pandangan yang tidak sesuai dengan iman Kristen ke dalam kehidupan jemaat. Paulus menegaskan penolakannya terhadap dua pandangan yang berbeda. Jemaat harus menyimak dengan saksama, jika tidak ingin menjadi orang yang paling malang dari segala manusia (ayat 19).

Pertama, Paulus menolak pandangan orang Saduki dan orang Yahudi yang sangat dipengaruhi konsep Yunani bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Jemaat Korintus pun seharusnya menolak pandangan itu. Dengan gaya retoris, Paulus berargumen bagaimana mungkin ada di antara jemaat yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Pertanyaan Paulus jelas mendorong mereka untuk menerima kebangkitan orang-orang percaya karena mereka sudah setuju dengan Paulus bahwa Yesus telah dibangkitkan (ayat 12-16).

Kedua, Paulus menolak pandangan Yunani tentang imortalitas jiwa tanpa kebangkitan tubuh, sebagaimana orang Farisi. Kebangkitan Kristus tidak hanya mencakup aspek kehidupan iman percaya masa kini tetapi juga pengharapan akan kehidupan masa yang akan datang; pada kehidupan yang akan datang kita akan dibangkitkan bersama Kristus dengan tubuh sorgawi (ayat 18-19; bdk. 15:35-49; Dan. 12:2). Jemaat Korintus seharusnya tidak hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus (ayat 19).

Pandangan-pandangan yang bertentangan dengan kebangkitan Yesus patut ditolak demi menjamin kepercayaan yang tidak sia-sia, hidup dalam pengampunan dosa dan hidup dalam pengharapan yang akan datang.

Renungkan: Iman yang berlandaskan pada kebangkitan Yesus menjamin pengharapan akan kehidupan yang akan datang.

(0.35) (Hag 2:23) (jerusalem: mengambil engkau) Ungkapan ini berarti bahwa Zerubabel dipilih oleh Allah dan diberi tugas penting dalam sejarah penyelamat. Begitulah Allah mengambil, Yos 24:3, orang Lewi. Bil 3:12, dan Daud, 2Sa 7:8. Zerubabel adalah keturunan Daud dan dirinya melanjutkan pengharapan akan Mesias-Raja, bdk 2Sa 7:1+; Yes 7:14+. Diri Zerubabel menjadi titik pengental pengharapan dahulu. Bdk Zak 6:12
(0.33) (Mzm 25:1) (ende)

Mazmur ini tersusun menurut abdjad Hibrani; tiap2 ajat mulai dengan huruf abdjad jang berikut (huruf Bet, Waw dan Kof tiada dalam naskah Hibrani).

Ia adalah doa tobat serta menjatakan pengharapan dan kepertjajaan seorang jang menderita karena kesalahan2nja.

(0.33) (Mzm 130:1) (ende)

Kesadaran akan dosa (Maz 130:1-3) bersama dengan kepertjajaan dan pengharapan pada kebaikan dan belaskasihan Allah (Maz 130:4-6) mentjiptakan lagu tobat ini.

Dan pengarang mengadjak seluruh umatnja, agar ia menaruh kepertjajaan jang sama, kendati dosanja (Maz 130:7-8).

(0.33) (Yer 31:31) (ende)

Ajat2 ini merupakan puntjak dan pusat seluruh kitab Jeremia. Perdjandjian Baru menandaskan, bahwa pengharapan itu terpenuhi oleh Jesus Kristus.

(0.33) (Mat 27:46) (ende: Mengapa Engkau meninggalkan Daku?)

Itulah awal Maz 22. Jesus tentu ingat akan seluruh mazmur itu, dan utjapan itu mengandung suasana seluruh mazmur tersebut, jaitu suasana penjerahan mutlak kepada Allah, kepertjajaan dan pengharapan bulat kepadanja, dan kejakinan, bahwa segala sengsara akan mendjelma mendjadi kemenangan mahadjaja.

(0.33) (Rm 13:12) (ende: Malam)

kehidupan didunia jang masih mengalami kekaburan pengertian dan ketjondongan kepada dosa.

(0.33) (Ef 1:3) (ende: Disurga)

Segala berkat dan rahmat kita ada pada Allah disurga, dan dapat dikatakan, tetap tersedia bagi kita disitu, untuk akan menikmatinja dengan sempurna dalam hidup abadi. Tetapi sekarang djuga kita sudah mempunjainja tersembunji dalam batin kita, sebagai "tjengkeram", jang kita nikmati dalam kepertjajaan dan pengharapan.

(0.33) (Ef 2:6) (ende: Telah mendudukkan kita disurga)

Sebagai anggota Tubuh mistikNja kita ada "dalam Kristus", jaitu dalam Kristus jang duduk dalam kemuliaanNja disurga. Kita sudah mempunjai bagian dalam kemuliaan itu, tetapi masih setjara tersembunji. Kita sedang menikmati "tjengkeramnja" (Efe 1:14) dalam kepertjajaan dan pengharapan dan itu sudah mempengaruhi sikap dan tjara hidup kita. Bdl. Efe 1:18-23.

(0.33) (1Kor 1:7) (full: KAMU TIDAK KEKURANGAN DALAM SUATU KARUNIAPUN. )

Nas : 1Kor 1:7

Paulus memuji orang Korintus karena Allah dalam kasih karunia-Nya (ayat 1Kor 1:4) telah memberi mereka karunia-karunia rohani yang khusus. Karunia semacam itu berharga dan sangat diperlukan untuk menyertai pelayanan Roh Kudus dalam gereja; tanpa karunia tersebut orang percaya akan gagal untuk saling menguatkan dan menolong sebagaimana yang diinginkan oleh Allah. Dalam surat ini Paulus sama sekali tidak berusaha untuk menyisihkan karunia rohani. Sebaliknya, dia berusaha untuk mengubah sikap orang Korintus terhadap karunia rohani agar mereka bisa menggunakan karunia-karunia mereka menurut maksud Allah.

(0.33) (1Ptr 1:3) (full: TELAH MELAHIRKAN KITA KEMBALI. )

Nas : 1Pet 1:3

Lihat art. PEMBAHARUAN.

(0.33) (Neh 6:6) (jerusalem: Gasymu) Orangnya sama dengan Gesyem, Neh 6:1; bdk Neh 2:19+
(0.33) (Yes 7:17) (jerusalem: hari-hari seperti yang belum pernah datang) Maksud ayat ini kurang jelas. Mungkin sekali dimaksudkan masa kesejahteraan dan kejayaan sama seperti zaman raja Daud dan Salomo. Begitu bagian kedua nubuat tentang Imanuel ditutup dengan pengharapan akan masa depan yang bahagia
(0.33) (Yer 3:6) (jerusalem) Bagian ini berasal dari masa pemerintahan raja Yosia dan agaknya diucapkan nabi Yeremia setelah raja itu mulai pembaharuan agama pada th 621. Jelaslah Yeremia tetap menaruh pengharapan bahwa kerajaan Israel akan di pulihkan, bdk Yer 30:1-31:22. Rupanya nubuat Yeremia ini mempengaruhi Yeh 23.
(0.33) (Rat 1:1) (jerusalem)

RATAPAN

Kitab kecil Ratapan dalam Alkitab Ibrani termasuk Ketubim atau Hagiographa (Tulisan-tulisan). Dalam bagian Ketubim ini kitab Ratapan termasuk "lima gulungan" yaitu "megillot" yang dibacakan pada hari-hari Yahudi. Dalam Alkitab Yunani ddan Vulgata, kitab Ratapan menyusul kitab Yeremia dan diberi judul yang menunjukkan Yeremia sebagai pengarangnya. Tradisi yang menganggap Yeremia sebagai pengarang kitab Ratapan berlandaskan 2Taw 35;25 dan didukung isi sajak-sajak itu, yang memang bersesuaian dengan keadaan di zaman Yeremia. Namun tradisi ini tidak dapat dipertahankan. Yeremia, sejauh kita mengenalnya dari nubuat-nubuat yang pasti berasal dari padanya, tidak mungkin berkata, bahwa "nabi-nabi tidak menerima lagi wahyu", Yer 2:9. Tidak mungkin juga, bahwa Yeremia memuji Zedekia, Yer 4:20, atau mengharapkan bantuan dari Mesir, Yer 4:17. Bakat Yeremia yang sangat spontan sulit disesuaikan dengan gaya kitab Ratapan yang bercirikan bahasa kaum terpelajar. Empat sajak pertama kitab Ratapan digubah menurut abjad. Artinya: masing-masing bait mulai dengan salah satu huruf menurut urutannya dalam abjad. Bait kelima berjumlah tepat 22 ayat, yaitu sesuai dengan jumlah huruf abjad Ibrani.

Bab 1, 2 dan 4 kitab Ratapan termasuk jenis sastera lagu-lagu pengubahan. Bab 3 adalah sebuah lagu ratapan perorangan. Bab 5 adalah lagu ratapan umum. (Bab ini dalam bahasa Latin berjudul "Doa Yeremia"). Kitab Ratapan agaknya digubah di Palestina, sesudah kota Yeremia jatuh ke dalam tangan Nebukadnezar, pada thn. 587. Kitab ini kiranya seorang pengarang saja, yang mengungkapkan, rasa duka- cita kota Yerusalem serta penduduknya, dengan kota-kota yang sangat memilukan hati. Walaupun demikian sajak-sajak yang penuh kedukaan ini memancarkan suatu kepercayaan pada Allah yang tidak tergoyahkan serta rasa sesal hati yang mendalam. Kepercayaan dan rasa sesal hati itulah yang menjadikan kitab Ratapan berharga untuk segala zaman. Orang-orang Yahudi melagukan kitab Ratapan pada hari puasa (besar), yang memperingati kehancuran Bait Suci. Liturgi Gereja katolik memanfaatkan kitab ini dalam Pekan Suci yaitu di masa renungan mengenai drama yang pernah berlangsung di gunung Kalvari.

BARUKH

Kitab Barukh termasuk kitab-kitab deuterokanonika, yang tidak tercantum dalam Alkitab Ibrani. Alkitab Yunani (LXX) menempatkan kitab ini antara kitab Yeremia dan kitab Ratapan. Dalam terjemahan Latin, Vulgata, kitab Barukh menyusul kitab Ratapan. Menurut kata pendahuluan, Bar 1:1-14, kitab ini dikarang oleh Barukh, juru tulis nabi Yeremia, di Babel sesudah orang-orang Yahudi diangkat ke pembuangan Kitab ini dikirim ke kota Yerusalem untuk dibicarakan dalam upacara- upacara ibadat. Isi kitab Barukh terdiri atas: sebuah doa pengakuan dosa dan harapan Bar 1:15-3:8, sebuah sajak kebijaksanaan, Bar 3:9-4:4, di mana pengarang menyamakan Hikmat dengan hukum Taurat, dan sebuah nubuat, Bar 4:5- 5:9; dalam bagian terakhir ini Yerusalem dipribadikan dan berkata-kata kepada kaum buangan, sedangkan nabi memberi hati dengan mengingatkan zaman Mesias.

Kata pendahuluan kitab Barukh aslinya ditulis langsung dalam bahasa Yunani. Doa yang tercantum dalam Bar 1:15-3:8, yang mengembangkan doa yang terdapat dalam Dan 9:4-19, aslinya pasti dikarang dalam bahasa Ibrani. Mungkin sekali kedua bagian kitab Barukh berikut juga aslinya dikarang dalam bahasa yang sama. Seluruh kitab agaknya digubah di pertengahan abad ke-1 seb. Mas.

Dalam Alkitab Yunani (LXX) kitab Barukh dipisahkah dari kitab Surat Yeremia padahal Vulgata menyatukan Surat Yeremia dengan kitab Barukh, bab 6, dan memberi kepadanya judul tersendiri.

Surat Yeremia adalah suatu urauan yang menyerang pemujaan berhala. Dengan gaya bahasa yang dangkal pengarangnya menguraikan beberapa pokok yang sudah digarap dalam Yer 10:1-16 dan Yes 44:9-20. Pemujaan berhala yang diserang ialah yang lazim di negeri Babel di zaman agak belakangan. Surat Yeremia yang aslinya mungkin dikarang dalam bahasa Ibrani itu berasal dari zaman Yunani. Tetapi tanggal penyusunannya tidak dapat dipastikan lebih jauh. 2Mak 2:1-3 barangkali menyinggung tulisan itu.

Di Qumran ditemukan sebuah kepingan suatu naskah Yunani Surat Yeremia. Menurut ilmu paleografi kepingan itu berasal dari sekitar thn. 100 seb. Mas.

Nilai utama kumpulan tulisan-tulisan yang dihubungkan dengan Barukh itu ialah: ia memperkenalkan kepada kita kehidupan jemaat Yahudi di perantauan. Kita mendapat tahu, bahwa hidup keagamaan jemaat itu dipupuk oleh hubungan erat dengan kota Yerusalem oleh doa, rasa hormat keagamaan terhadap hukum Taurat, semangat balas dendam kepada musuh dan impian tentang zaman Mesias kelak. Bersama dengan kitab Ratapan tulisan-tulisan itu memberi kesaksian, bahwa diri Yeremia telah dikenang. Sebab kitab Ratapan dan kitab Barukh dihubungkan dengan Yeremia dan muridnya, Barukh. Diri Barukh masih lama dikenang juga. Sebab dalam abad ke-2 Mas. ada dua Apokalips yang dikatakan karangan Barukh, yang satu berbahasa Yunani dan yang lain berbahasa Siria (ada yang beberapa kepingan sebuah terjemahan Yunani).

(0.33) (Hos 2:21) (jerusalem: mendengarkan) Perhatikanlah kata "mendengarkan" yang terulang-ulang. Allah mendengarkan (menanggapi) keinginan ciptaanNya; ciptaan mendengarkan pengharapan manusia yang sesuai dengan rencana Allah. Keadaan dan keselarasan itu justru kebalikan dari keadaan sekarang yang terganggu oleh dosa, bdk Hos 4:3; Kej 3:17 dst; Yes 11:6+; Rom 8:19+.
(0.33) (Mi 7:7) (jerusalem) Ayat ini aselinya menjadi kata penutup kitab Mikha. Nabi sendiri yang berbicara (aku) dan mengucapkan keyakinannya bahwa masih ada keselamatan. Ayat ini menjadi alasan mengapa pada kitab Mikha ditambah beberapa sajak, Mik 7:8-20 yang penuh pengharapan. Sajak-sajak ini mungkin sekali dikarang di masa pembuangan.


TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA