Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 104 ayat untuk memungkinkan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (1Ptr 1:16) (full: KUDUSLAH KAMU. )

Nas : 1Pet 1:16

Allah itu kudus, dan apa yang berlaku bagi Allah juga harus berlaku bagi umat-Nya. Kekudusan mengandung pengertian terpisah dari cara-cara fasik dunia dan dipisahkan untuk mengasihi, melayani, dan menyembah Allah (lih. Im 11:44). Kekudusan adalah sasaran dan maksud pemilihan kita di dalam Kristus (Ef 1:4); itu berarti menjadi serupa dengan Allah dan mengabdi kepada-Nya, sementara hidup untuk menyenangkan-Nya (Rom 12:1; Ef 1:4; 2:10; 1Yoh 3:2-3;

lihat cat. --> Ibr 12:14).

[atau ref. Ibr 12:14]

Kekudusan diperoleh melalui Roh Allah yang menyucikan jiwa kita dari dosa, memperbarui kita menjadi serupa dengan Kristus, dan memungkinkan kita melalui pemasukan kasih karunia untuk menaati Allah sesuai dengan Firman-Nya (Gal 5:16,22-23,25; Kol 3:10; Tit 3:5; 2Pet 1:9). Untuk pembahasan selanjutnya mengenai kekudusan sebagai gaya hidup

lihat art. PENGUDUSAN.

(0.25) (Yoh 2:4) (jerusalem: Mau apakah engkau dari padaKu) Harafiah: apa mengenai Aku dan engkau. Ini sebuah ungkapan dari bahasa Ibrani yang sering terdapat dalam perjanjian lama, Hak 11:12; 2Sa 16:10; 2Sa 19:23; 1Ra 17:18 dll. Ungkapan itu dipakai untuk menolak permintaan seseorang yang dianggap kurang tepat, bahkan dipakai untuk menyatakan bahwa orang tidak mau mempunyai hubungan apapun dengan orang lain. Hanya konteks saja yang memungkinkan menentukan artinya yang tepat. Dalam ayat ini Yesus hanya menyatakan kepada ibuNya "saatNya" belum tiba
(0.25) (Kel 26:1) (sh: Kemah bertabir. (Sabtu, 16 Agustus 1997))
Kemah bertabir.

Semua hal dalam bentuk dan bahan kemah sembahyang itu mengandung makna rohani yang indah bagi umat Tuhan. Salah satu yang sangat penting ialah tabir yang memisahkan ruang maha kudus dari ruang kudus. Allah yang Maha Kudus, karena kebesaran kasih-Nya sedia diam di antara umat-Nya. Meskipun berulang kali mereka berdosa, mengecewakan bahkan berontak melawan Dia. Itu sebabnya Ia ingin menegaskan bahwa kekudusan-Nya tidak dapat dicemari oleh dosa. Umat-Nya tidak dapat menghampiri Dia dengan sembarangan. Ada tabir pemisah. Hanya sekali dalam setahun, Imam Besar boleh memasuki ruang maha kudus itu (Lih.: 6:12;9:6-8">Ibr. 6:12; 9:6-8).

Tabir terkoyak. Ketika Kristus mati, tabir Bait Allah terkoyak dari atas ke bawah (Mat. 27:51). Jelas sekali itu melambangkan bahwa kematian Yesus telah menjadi jalan satu-satunya untuk menghampiri Allah yang Maha Kudus. Tubuh-Nya terkoyak sampai mati, itulah harga yang memungkinkan terkoyaknya tabir pemisah tersebut. Kita kini hidup dalam hadirat-Nya senantiasa, selalu beroleh hak duduk dalam pangkuan-Nya di surga (2:6">Ef. 2:6).

Renungkan: Jangan membuat tabir perintang sendiri bila Allah telah mencabikkan tabir itu dalam korban Kristus.

(0.25) (Ezr 7:1) (sh: Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab (Rabu, 8 Desember 1999))
Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab

Ezra tidak berkesempatan melayani Allah sebagai imam di Babilon. Meskipun dia memiliki garis keturunan yang langsung dari Harun untuk menjadi seorang imam besar, namun lingkungan tidak memungkinkan dia melakukan itu. Keadaan demikian tidak membuat dia menjadi buta Alkitab, sebaliknya menjadi seorang ahli Alkitab. Kerinduan membaca Alkitab bukan terpelihara karena adanya pelayanan, akan tetapi ada dan terpelihara karena persekutuan kita dengan Tuhan yang tak akan dipuaskan dengan hanya melayani.

Hal pertama dan utama. Kesempatan pelayanan yang tidak diperoleh di Babilon, terbuka bagi Ezra ketika dia pulang ke negerinya, yaitu melayani di Bait Allah. Bangsa yang menuju pada pembaharuan itu memerlukan sesuatu yang sangat mutlak yang harus ada dan pertama, yaitu pengajaran firman Tuhan. Namun sebelum pembaharuan tersebut dimulai, pemimpin haruslah mempunyai prioritas yang utama terlebih dahulu, yaitu bahwa ia harus meneliti dan melakukan pengajaran firman Tuhan itu dalam kehidupannya.

Renungkan: Setiap orang yang mengajar dan menyaksikan kebenaran firman Tuhan, harus lebih dahulu membaca, memahami, dan menerapkan pengajaran dalam kehidupannya.

(0.25) (Ayb 1:1) (sh: Imam bagi keluarga (Minggu, 17 Agustus 2003))
Imam bagi keluarga

Pola hidup konsumtif dan hura-hura sudah menjadi bagian dalam kehidupan generasi muda zaman ini. Biasanya rentetan pola hidup semacam ini adalah semakin menjamurnya pengguna narkoba, seks bebas, dlsb. Dalam kondisi demikian, nilai-nilai moral menjadi amburadul. Bagaimana keadaan keluarga, masyarakat, dan bangsa di masa depan jika generasi muda bertindak amoral?

Kehidupan keluarga Ayub merupakan cerminan bagi keluarga kebanyakan yang hidup dalam kecukupan secara finansial (ayat 3-4). Terlepas dari kehidupan anak-anak Ayub, kita perlu belajar dari Ayub. Ayub peka terhadap segala kemungkinan yang dapat membawa anak-anaknya menjauh dari Tuhan. Itu sebabnya setiap kali anak-anaknya menyelesaikan suatu hajatan, Ayub memanggil dan menguduskan mereka melalui persembahan kurban bakaran kepada Allah (ayat 5). Hati yang sensitif memungkinkan Ayub bersikap sebagai pelindung dan imam bagi mereka.

Kalau saja setiap orang tua Kristen masa kini mau memekakan diri mereka terhadap godaan dahsyat yang setiap saat dapat menghantam kehidupan keluarga dan anak-anaknya. Kalau saja para ayah menyediakan waktu untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan bersama anak-anak mereka setiap hari. Keluarga Kristen akan menjadi benteng iman yang berakhlak teguh.

Renungkan: Kepekaan rohani adalah syarat penting bagi orang tua untuk mengarahkan keluarga pada kehidupan yang benar dan menghindarkan mereka dari kehidupan amoral.


Bacaan untuk Minggu ke-11 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:1-3; Roma 8:31-39; Matius 14:13-21; Mazmur 78:14-20,23-29

Lagu KJ 335

(0.25) (Mzm 67:1) (sh: Mazmur Mesias. (Rabu, 29 April 1998))
Mazmur Mesias.

Bacalah Mazmur ini sekali lagi. Singkat tapi padat. Mata kita semakin tercelik. Ini merupakan Mazmur Mesias atau Mazmur Milenium. Bukankah Doksologi dan ucapan Berkat Iman ada di dalamnya? (ayat 67:1" context="true" vsf="TB">2, bdk. Bil. 6:24-25). Siapakah "jalan-Mu" itu, kalau bukan Kristus yang berkata "Akulah jalan" (14:6">Yoh. 14:6)? Siapakah yang memungkinkan kita beroleh keselamatan? Siapakah yang akan memerintah suku-suku bangsa sehingga mereka bersorak? (Bdk. 7:9">Why. 7:9). Bukankah Dia yang memegang pemerintahan atas dunia? (11:15">Why. 11:15).

Segala ujung Bumi. Setiap manusia tinggal di ujung bumi. Pemazmur berharap kiranya setiap orang di segala ujung bumi takut akan Allah. Cocokkah ini dengan Amanat Agung Sang Mesias dalam Mat. 28:19-20? Memang ada fakta, kondisi dan kekacauan di planet bumi. Semakin maju dunia modern ini, justru semakin tercabik-cabik dalam masa globalisasi. Tetapi Kristen harus merindukan agar seluruh ujung bumi diberkati Allah melalui iman percaya mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Biarlah ujung bumi mendengar suara-Nya.

Renungkan: Jangan terpedaya oleh janji persatuan yang di luar Kristus. Hanya Dia yang memulihkan utuh dan mendamaikan kita, yang berporoskan damai dengan Allah.

(0.25) (Pkh 5:7) (sh: Sikap yang mendatangkan hukuman Allah (Minggu, 3 Oktober 2004))
Sikap yang mendatangkan hukuman Allah

Orang mudah mengucapkan sumpah dalam percakapan, pengadilan, janji setia, bahkan ada orang Kristen yang berani bersumpah demi nama Tuhan untuk menutupi kebohongannya atau memperoleh keinginannya.

Sebenarnya, sumpah yang mudah diucapkan berasal dari perkataan berlebihan seperti: ujaran "kotor", sombong, sembrono, fitnah, dll. Kata serupa ini tidak layak diucapkan oleh anak Tuhan sebab mendatangkan hukuman Tuhan (Mat. 12:36-37). Sumpah yang diucapkan dengan menyalahgunakan nama Tuhan demi kepentingan diri menyatakan sikap tidak menghormati Tuhan (Pkh. 5:1-3). Sikap ini dimulai dari hati yang tidak tertuju kepada-Nya (ayat 4:17). Pernahkah Anda membaca tanda peringatan "Awas! Ada anjing galak!" Tanda ini diberikan agar tamu yang berkunjung hati-hati saat masuk rumah itu sebab penghuni rumah memelihara seekor anjing. Cara aman untuk memasuki rumah itu adalah dengan berjalan di samping tuan rumah. Kita pun memerlukan peringatan serupa agar tidak menimbulkan dosa (ayat 5:5). Apabila kita sadar bahwa kita berjalan bersama dengan Tuhan maka kita akan menjadi lebih berhati-hati dengan sumpah, perkataan berlebihan dan semua tindakan (ayat 5:6).

Cara untuk menjaga perkataan dan tindakan kita memperkenan Tuhan adalah berjalan bersama Tuhan. Hiduplah dengan kesadaran penuh bahwa Tuhan melihat dan mengawasi perkataan dan perbuatan kita meskipun Ia tidak hadir secara fisik.

Ingat: Alasi tiap perkataan dan tindakan atas pertimbangan yang cermat.

(0.25) (Pkh 8:2) (sh: Taat pada penguasa. (Selasa, 16 Juni 1998))
Taat pada penguasa.

Kepatuhan warga negara terutama yang Kristen kepada penguasa dan pemerintahan selalu dilandasi oleh motif teologis. "Demi sumpahmu (atau komitmen imanmu) kepada Allah", itulah motif teologis yang harus melahirkan setiap sikap taat kita kepada penguasa. Justru karena motif itulah maka ketaatan kita bukan ketaatan mekanis seperti robot, tetapi ketaatan demi menaati yang lebih tinggi dan lebih berkuasa yaitu Allah dalam segala kebenaran-Nya. Jadi ketaatan Kristen adalah ketaatan kritis dan kreatif.

Keajaiban jalan-jalan Allah. Kesimpulan orang beriman terhadap kenyataan yang terjadi di sekitarnya tidak mungkin bersifat pesimis atau apatis. Bila iman kita lemah, menyaksikan bahwa orang fasik bisa lebih beruntung orang benar bisa mengalami kemalangan, bisa menimbulkan apatisme tadi (ayat 14,15). Namun pengkhotbah mengingatkan bahwa pada akhirnya kelak, dalam pengadilan kekal Tuhan, kebenaran pasti ditegakkan (ayat 12-13). Daripada menyimpulkan salah begitu, lebih baik rendah hati mengakui bahwa akal budi kita terlalu sempit untuk melihat bagaimana keluasan hikmat Allah mengatur masalah-masalah pelik tersebut.

Renungkan: Hikmat sejati memungkinkan orang menyadari keterbatasannya untuk menyelami kedalaman hikmat Allah yang nyata di dalam Yesus Kristus.

Doa: Tolongku selalu mengandalkan kuasa dan hikmatMu, Tuhan.

(0.25) (Mat 23:1) (sh: Pemain sandiwara. (Selasa, 31 Maret 1998))
Pemain sandiwara.

Banyak kelebihan orang Farisi dan ahli Taurat. Tuhan Yesus tak segan mengakui bahwa ajaran mereka tentang Taurat harus didengar oleh para pengikut-Nya. Ketekunan dan kesetiaan mereka mengajarkan hukum-hukum Tuhan itu sedemikian cermat sampai dijuluki menduduki kursi Musa. Sayangnya mereka sendiri tidak melakukan yang mereka ajarkan. Mereka tepat disebut sebagai aktor rohani (ayat 5-10). Mereka tidak patut disebut rabbi sebab tidak memberlakukan kebenaran yang mereka ketahui dan ajarkan kepada orang lain lebih dulu pada diri sendiri.

Belajar pada Allah. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang lebih dulu dipimpin Allah baru kemudian memimpin orang lain. Guru rohani yang benar pun demikian. Lebih dari sekadar tahu kebenaran sebagai pengetahuan, guru rohani harus lebih dulu tahu kebenaran sebagai pengalaman dan penghayatan nyata. Pemimpin dan guru yang demikian akan bersikap rendah hati dan tunduk kepada Allah; dan memandu umat Tuhan untuk mengasihi dan menaati Allah saja.

Renungkan: Imani dan ikuti Yesus Kristus, Pemimpin dan Guru sejati yang memungkinkan kita menaati hukum Allah.

Doa: Ya Tuhan, pimpinlah aku sedemikian rupa sehingga keteladanan dan kepemimpinan mengalir wajar dari dalam hidupku.

(0.25) (Kis 2:1) (sh: Bukan api gadungan (Minggu, 8 Juni 2003))
Bukan api gadungan

Manusia memang kreatif. Misalnya membuat api unggun dalam ruangan yang relatif kecil. Agar "api"nya dapat dikendalikan, maka orang menempelkan potongan panjang kertas krep merah di sisi kipas angin yang dihadapkan ke atas. Jadilah "api unggun" gadungan yang aman, dapat dikendalikan, tidak panas, tidak membakar dan menyebar. Ini bukan api sejati karena tidak panas dan menyebar.

Api, selalu cenderung untuk menyebar dan membakar apapun yang disekitarnya. Demikian juga Roh Kudus dan karyanya. Selalu menyebar, dan justru tidak membatasi diri. Roh Kudus adalah Roh yang menjangkau dan menyebar.

Turunnya Roh Kudus memungkinkan para rasul berkata-kata dalam bahasa-bahasa asing yang sebelumnya belum pernah mereka pelajari (perhatikan bahwa ini berbeda dengan glosolalia). Karunia dan kehadiran Roh Kudus ini tidak membuat para rasul asyik dengan spiritualitas mereka sendiri.

Nas ini memberikan suatu gambaran yang simpel: Roh Kudus turun kepada para rasul sehingga mereka memberitakan perbuatan- perbuatan besar yang Allah lakukan kepada banyak orang lain (ayat 11). Salah satu tanda sejati hadirnya Roh Kudus dalam diri seseorang adalah hadirnya kesediaan dan kemampuan untuk menjangkau orang lain, terutama demi mengabarkan Injil. Tidak bisa tidak.

Renungkan: Kristen beroleh karunia sebagai penyebar api Roh. Biarkan api itu membakar sekitar Anda dalam ketaatan untuk bersaksi.

Bacaan Untuk Hari Pentakosta 1

Yoel 2:28-32; Kisah Para Rasul 2:1-13; Yohanes 16:5-15; Mazmur 104:1-4,24-33

Lagu: Kidung Jemaat 237

(0.25) (Kis 10:1) (sh: Tantangan jenis lain (Senin, 14 Juni 1999))
Tantangan jenis lain

Bagaimana sikap Petrus jika diperhadapkan pada persoalan ras dan agama? Kornelius adalah seorang non-Yahudi. Walaupun ia terkenal saleh, bahkan seisi rumahnya dikatakan takut akan Allah dan memberi sedekah kepada umat Yahudi (1-2); dalam pandangan orang Yahudi ia tetap dianggap sebagai orang "kafir". Dalam Injil tidak pernah diberlakukan perbedaaan ras, sebab semua bangsa adalah sama di hadapan Allah. Jika ada "orang kafir" menjadi pengikut Kristus, mereka pun harus diterima dalam komunitas Kristen. Kejadian ini menunjukkan bahwa Petrus diutus oleh Allah sebagai alat perkembangan gereja yang lebih luas, yaitu menjangkau "orang kafir".

Kerja Allah yang serasi. Allah bekerja dengan serasi dalam diri Petrus dan Kornelius. Keserasian ini tampak dalam tahap-tahap: 1) ketika Petrus berdoa dan melihat penglihatan, utusan Kornelius sedang menuju tempat tinggal Petrus (9); 2) di saat ia kebingungan memikirkan arti penglihatan itu, utusan Kornelius tiba di tempat Petrus (17-18); 3) adanya penegasan Roh Kudus untuk tidak ragu-ragu berangkat (19-20); 4) ketika utusan itu memperkenalkan dirinya, dan menyatakan maksud menjumpai Petrus (22-23). Cara kerja demikian, memungkinkan Petrus memulai misi menjangkau bangsa lain di luar lingkup Yahudi. Betapa indahnya kerja Allah. Sediakan diri Anda seperti Petrus?

(0.25) (Rm 8:1) (sh: Kemerdekaan dalam Kristus. (Sabtu, 30 Mei 1998))
Kemerdekaan dalam Kristus.

Kini Paulus menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikannya di bagian sebelum ini (ps. 3-7). Di dalam Krisus tidak ada lagi penghukuman. Orang yang sungguh menaruh iman dalam Kristus telah dibenarkan, bukan lagi orang hukuman. Taurat yang impoten memberikan kita baik keselamatan maupun kekudusan (karena kelemahan di pihak kita, 3a) kini diganti oleh Injil yang dalam karya Roh memungkinkan kita merdeka. Kita bebas dari hukuman sebab dosa telah dihukum di dalam kematian Yesus di salib (ayat 3).

Allah Tritunggal sumber keselamatan. Dengan indah sekali Paulus melihat Allah Tritunggal terlibat penuh dalam kasih karunia-Nya menyelamatkan manusia. Pertama, Allah Bapa mengutus Anak-Nya sendiri (ayat 3). Kedua, Anak Allah menjelma menjadi manusia dan Dia (Yesus Kristus) telah menggenapi taurat, menanggung hukuman atas dosa, dan dengan jalan itu memberi kita pembenaran dan pengudusan (ayat 4). Ketiga, Roh Kudus menolong agar apa yang telah Yesus kerjakan untuk kita itu dapat menjadi milik dan pengalaman nyata kita (ayat 5-8).

Renungkan: Hidup dalam Roh berarti: 1) hidup kita menjadi baru bukan lagi di dalam dosa, 2) pola pikir kita dikendalikan Roh bukan dosa, 3) sikap baru yaitu tunduk dan cinta kepada Allah bukan lagi berontak melawan Allah.

Doa: Tuntunlah kami menghayati sifat baru dariMu dengan tekun.

(0.25) (Rm 8:18) (sh: Penderitaan orang Kristen. (Senin, 1 Juni 1998))
Penderitaan orang Kristen.

Boleh dikata tiap hari kita mendengar berbagai berita tentang penderitaan yang dialami orang di dunia ini. Orang Kristen sendiri menderitakah? Ya. Seperti halnya Kristus sudah menderita, kita pun ikut menderita bersama-Nya dan karena Dia (ayat 17). Karena kita masih hidup dalam dua zaman, antara zaman lama dan zaman baru, kita sedang berjalan dari penderitaan menuju kemuliaan (ayat 18). Penderitaan itu dialami baik oleh anak-anak Allah maupun segenap isi ciptaan (ayat 21-22). Namun penderitaan yang sedang kita alami ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak (ayat 18).

Sikap Kristen dalam penderitaan. Kristen tidak perlu hancur di dalam penderitaan. Ada beberapa prinsip yang memungkinkan kita menang. Pertama, kita telah menerima karunia sulung Roh yang tidak saja menguatkan kita tetapi juga menjamin bahwa kita akan tiba dalam kemuliaan kelak (ayat 23). Kedua, kita dapat berkeluh kesah kepada Allah tentang tubuh fana kita dan sifat daging dosa kita (ayat 23b). Ketiga, dalam iman dan harap kita menatap ke Hari Tuhan (ayat 24). Keempat, pengharapan itu memberi kita ketekunan, kemenangan dan keselamatan di dalam penderitaan kita.

Renungkan: Kristus yang telah menderita hadir dalam penderitaan kita melalui Roh-Nya untuk mengubah keluh kesah kita menjadi nyanyian syukur.

Doa: Kiranya kemuliaan yang Kau sediakan tidak tertutup oleh penderitaan yang hendak menghentikan ketekunan kami.

(0.25) (1Kor 12:1) (sh: Dari mana asal percaya? (Jumat, 5 September 1997))
Dari mana asal percaya?

Kadang kita dengar komentar angkuh warga gereja tertentu bahwa gereja lainnya tidak ada Roh Kudus. Benarkah pernyataan tersebut? Seperti komentar Tuhan Yesus kepada Petrus (">Mat. 16:17), Paulus pun menegaskan bahwa Roh Kuduslah yang memungkinkan orang beriman dan mengakui Yesus sebagai Tuhan (ayat 16:3" context="true">3b). Roh Kudus bukan saja menghidupkan orang beriman, tapi juga menghidupkan Gereja dengan memberikan berbagai karunia rohani. Gereja yang di dalamnya Yesus dijunjung sebagai Tuhan dan karunia rohani dilayankan, di sanalah Roh hadir dan bekerja.

Paham tentang karunia Roh. Penghayatan tentang karunia rohani seringkali tidak jelas. Ada yang ekstrim, ada yang anti, ada yang bingung. Hal pertama yang rasul inginkan dari kita ialah tahu ajaran yang benar tentang karunia rohani. Kita harus berpegang kepada ajaran firman dan mengukur semua pengalaman atas terang ajaran itu. Hal kedua, harus ada perbedaan mencolok antara tata ibadah di dalam mana karunia rohani dipraktekkan daripada suasana ibadah kepada berhala. Hal ketiga, pasti karunia rohani dalam kita berbeda-beda namun sumber dan tujuannya sama.

Renungkan: Ibadah tak dapat dipisahkan daripada kebenaran dan pengertian.

(0.25) (Flp 2:1) (sh: Murid Kristus mengutamakan orang lain. (Selasa, 27 Oktober 1998))
Murid Kristus mengutamakan orang lain.

Orang Kristen hendaknya mengutamakan orang lain, sehati, sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (ayat 1-4). Paulus ingin orang percaya di Filipi berbeda dari orang yang tidak percaya, yang hanya mementingkan diri sendiri. Di dalam Kristus, egoisme, individualisme tidak mendapat tempat. Sebaliknya di dalam Kristus orang akan rela untuk saling menasehati, menghiburkan, bersekutu dalam Roh, mengobarkan kasih mesra dan belas kasihan.

Hidup Yesus memberdayakan jemaat. Jemaat ada, Kristen beroleh iman dan jatidirinya disebabkan oleh langkah-langkah ketaatan Yesus Kristus seperti yang nyata di dalam inkarnasi, kematian dan kebangkitan-Nya. Pengosongan diri Kristus itu telah memungkinkan terwujudnya keselamatan (ayat 5-10). Pengosongan diri Kristus itu hendaknya kini memberdayakan semua Kristen untuk memiliki prinsip hidup yang sama secara nyata. Hidup Kristus itu berkuasa untuk mengubah kita yang beriman kepada-Nya untuk menolak pementingan diri sendiri, demi untuk menyukakan hati Allah.

Renungkan: Semangat Kristus adalah melayani, bukan dilayani. Adakah semangat demikian dalam hidup kita?

(0.22) (Kel 28:1) (full: HARUN ... MEMEGANG JABATAN IMAM BAGI-KU. )

Nas : Kel 28:1

Tuhan memberikan pengarahan mengenai pelayanan Harun selaku imam besar, dan tugas-tugas keimaman pada umumnya (pasal Kel 28:1-29:46). Imam adalah seorang yang berdiri di hadapan Allah sebagai wakil umat.

  1. 1) Imam bertugas membakar kemenyan, mengawasi kaki dian dan meja roti Kehadiran Allah, mempersembahkan korban di atas mezbah, dan memberkati umat. Mereka juga menghakimi kasus-kasus perdata (mis. Bil 5:5-31) dan mengajarkan Taurat (bd. Neh 8:8-9).
  2. 2) Para imam bertindak selaku perantara di antara umat dengan Allah (bd. ayat Kel 28:12,29-30), menyampaikan kehendak dan perjanjian Allah kepada umat (Yer 33:20-26; Mal 2:4,7), dan menjadi perantara dosa-dosa umat di hadapan Allah. Dalam melaksanakan tugas-tugas itu, mereka mengadakan pendamaian bagi dosa umat dan dosa mereka sendiri (Kel 29:33; Ibr 9:6-8) dan menyatakan kekudusan Allah (ayat Kel 28:38; Bil 18:1).
  3. 3) Bagi orang percaya PB Yesus adalah imam umat Allah. Ia memulai perjanjian yang baru melalui kematian-Nya (Ibr 9:15-22) dan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban sempurna (Ibr 9:23-28). Ia turut merasakan kelemahan kita (Ibr 4:15), tampil di hadapan Allah demi kita (Ibr 9:24), menyelesaikan keselamatan kita (Ibr 10:14), dan memungkinkan kita menghampiri Allah Bapa (Ibr 4:16; 6:19-20; 7:25; 19:19-22).
(0.22) (Ezr 1:1) (full: )

Penulis : Ezra

Tema : Pemulihan Kaum Sisa

Tanggal Penulisan: 450-420 SM

Latar Belakang

Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang, Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.

Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.

Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.

Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka:

  1. (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
  2. (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
  3. (3) Hagai dan
  4. (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
  5. (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.

Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.

Tujuan

Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel

  1. (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
  2. (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.

Survai

Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:

  1. (1) Bagian pertama (pasal 1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci;
  2. (2) Bagian kedua (pasal 7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya.
  3. (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11); pasal 2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal 3 (Ezr 3:1-13), Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar) mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal 4; Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal 5-6; Ezr 5:1--6:22).
  4. (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 (Ezr 6:1-22) dengan pasal 7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM (Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069). Pasal 7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (pasal 9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (pasal 10; Ezr 10:1-44).

Ciri-ciri Khas

Empat ciri utama menandai kitab ini.

  1. (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
  2. (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya (pasal 1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
  3. (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd. Ams 21:1);
  4. (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
    1. (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
    2. (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6), bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan, tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan Yahudi di gereja mula-mula.

(0.22) (Kis 6:3) (full: PENUH ROH DAN HIKMAT. )

Nas : Kis 6:3

Para rasul menetapkan bahwa ketujuh orang yang terpilih itu membuktikan bahwa mereka senantiasa berada di bawah pengaruh Roh Kudus. Rupanya para rasul ini menganggap bahwa tidak semua orang percaya senantiasa penuh dengan Roh. Dengan kata lain, mereka yang gagal untuk hidup setia dalam Roh (Gal 5:16-25) tidak akan penuh dengan Roh lagi. Mengenai istilah "penuh dengan Roh Kudus," dan "dipenuhi dengan Roh Kudus" perhatikan yang berikut ini:

  1. 1) Ungkapan "penuh dengan Roh Kudus" (bd. Kis 6:5; 11:24) mengungkapkan suatu sifat atau keadaan yang berkesinambungan di dalam orang percaya yang diakibatkan oleh kepenuhan Roh Kudus dan yang memungkinkan mereka untuk melayani dengan kuasa Roh serta bernubuat dengan ilham sebagaimana diberikan Roh.
  2. 2) Istilah "dipenuhi dengan Roh Kudus" dipakai dengan tiga pengertian:
    1. (a) untuk menunjukkan penerimaan baptisan dalam Roh Kudus (Kis 1:5; 2:4; 9:17; 11:16);
    2. (b) untuk menunjukkan pemberian kuasa kepada seorang atau orang-orang percaya pada saat tertentu untuk berbicara di bawah dorongan Roh Kudus (Kis 4:8; 13:9; Luk 1:41-45,67-79); dan
    3. (c) untuk menunjukkan suatu pelayanan nubuat umum yang diilhami atau diurapi Roh Kudus tanpa menyebutkan masa pelayanan tersebut (Kis 4:31-33; 13:52; Luk 1:15).
  3. 3) Setelah menerima baptisan dalam Roh pertama kali, orang percaya yang dengan setia hidup dalam Roh, sambil mematikan perbuatan daging (Rom 8:13-14), dapat digambarkan sebagai "penuh dengan Roh Kudus", yaitu, memelihara kepenuhan Roh yang mendiami diri mereka (mis. ketujuh orang yang terpilih itu, khususnya Stefanus, ayat Kis 6:3,5; 7:55; atau Barnabas, Kis 11:24). Juga, mereka yang memelihara kepenuhan Roh, boleh menerima pengisian baru dengan Roh untuk suatu maksud atau tugas tertentu, khususnya suatu kesanggupan ilahi untuk berbicara dibawah dorongan Roh Kudus.
(0.22) (Yak 2:17) (full: JIKA IMAN ITU TIDAK DISERTAI PERBUATAN ... PADA HAKEKATNYA ADALAH MATI. )

Nas : Yak 2:17

Teks :
  1. 1) Iman sejati yang menyelamatkan begitu penting sehingga mau tidak mau harus menyatakan diri di dalam tindakan saleh dan pengabdian kepada Yesus Kristus. Perbuatan tanpa iman adalah perbuatan yang mati. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya

    (lihat cat. --> Yak 2:22;

    lihat cat. --> Rom 1:5;

    [atau ref. Yak 2:22; Rom 1:5]

    lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT;

    dan

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  2. 2) Yakobus mengarahkan ajaran ini kepada mereka di dalam gereja yang mengaku beriman kepada Kristus dan pendamaian oleh darah-Nya, sambil percaya bahwa pengakuan itu saja sudah cukup untuk keselamatan. Mereka berkeyakinan bahwa hubungan pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai Tuhan tidak penting. Yakobus mengatakan bahwa iman semacam itu mati dan tidak menghasilkan keselamatan atau sesuatu yang baik (ayat Yak 2:14-16,20-24). Satu-satunya jenis iman yang menyelamatkan ialah "iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:6).
  3. 3) Pada pihak lain, jangan beranggapan bahwa kita memelihara iman yang hidup hanya dengan usaha kita sendiri. Kasih karunia Allah, Roh Kudus yang mendiami kita dan syafaat Kristus

    (lihat cat. --> Ibr 7:25)

    [atau ref. Ibr 7:25]

    bekerja di dalam kehidupan kita untuk memungkinkan kita menanggapi Allah "yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman" (Rom 1:17). Jikalau kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan pimpinan Roh, maka iman kita akan mati.
(0.22) (Kej 1:26) (sh: Raja atau penatalayan? (Kamis, 30 Januari 2003))
Raja atau penatalayan?

Manusia, sang homo sapiens (manusia yang berpikir), telah disebut juga sebagai homo faber (manusia yang membuat), juga homo ludens (manusia yang bermain), dan banyak homo lainnya. Semuanya adalah contoh dari usaha untuk menjawab pertanyaan berikut: siapakah sebenarnya manusia? Apa yang menjadi jati diri sejati dari manusia? Tetapi, manusia tidak eksis dan berada sendiri; manusia eksis di dalam alam. Segala pertanyaan tentang jati dirinya harus juga menjelaskan tentang hubungan manusia tersebut dengan alam sekitarnya. Manusia zaman dulu menjawab pertanyaan ini dengan menyembah alam semesta/unsur-unsurnya. Manusia masa kini menjawab pertanyaan tersebut dengan bersikap seperti seorang raja tiran mengeksploitasi alam habis-habisan. Yang lain mengambil jalan ketiga; menyatu dengan alam walaupun tidak jelas bagaimana ini bisa terjadi.Wawasan arkeologis terkini tentang zaman PL telah memungkinkan kita menafsirkan ayat 26 demikian: manusia adalah gambar Allah dalam pengertian menjadi wakil dan tanda kehadiran serta pemerintahan Allah di atas segenap ciptaan. Keberadaan manusia, dan tugasnya untuk berkuasa atas alam, adalah tanda atau "gambar" dari kedaulatan Allah atas semesta. Karena itu, tugas "penguasaan" yang dilakukan manusia mempunyai sifat penatalayanan. Manusia berkuasa atas alam demi Allahnya dan bukan demi dirinya sendiri. Manusia diberikan mandat ini semata-mata untuk memberlakukan tatanan yang teratur atas alam ciptaan, sebagaimana Allah juga telah mengatur alam semesta dari kekacauan mula-mula. Karena itu, kehadiran Kristen harus menimbulkan keteraturan pada alam sekitarnya, mulai dari pekarangan dan got di sekitar rumah, hingga keprihatinan makro bagi lingkungan hidup.

Renungkan: Gambar Allah pada kita tidak hanya ditemukan di dalam diri, melalui kapasitas mental dan rohani, tetapi juga di luar, melalui tindakan penatalayanan kita atas alam dan kehidupan kita.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA