Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 95 ayat untuk jadilah malu AND book:[1 TO 39] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.38) (2Raj 8:11) (jerusalem: menatap dengan lama ke depan) Terjemahan ini dikira-kirakan saja. Naskah Ibrani kurang jelas dan secara harafiah berbunyi sbb: ia menetapkan wajahnya dan menempatkan sampai malu. Yang dimaksud kiranya: muka nabi menjadi kejang, pertanda ekstase kenabian.
(0.38) (Mzm 69:18) (jerusalem: tebuslah aku) Allah diminta supaya bertindak sebagai "penuntut darah" pendoa, bdk Maz 19:14+
(0.38) (Yes 61:7) (jerusalem: Sebagai ganti... dua kali lipat) terjemahan ini tidak pasti. Sesuai dengan "malu dua kali lipat" ialah "warisan dua kali lipat", dan orang teringat pula kepada "hukum dua kali lipat", Yes 40:2.
(0.38) (Yer 3:24) (jerusalem: berhala yang memalukan) Dalam naskah Ibrani hanya terbaca: malu (atau: yang memalukan). Yang dimaksud ialah dewa Baal, bdk Yer 11:13. Ia "menelan" hasil jerih lelah orang Israel oleh karena berupa korban dipersembahkan kepadanya.
(0.38) (2Sam 2:8) (endetn: Isjba'al)

Dalam naskah Hibrani disini dan ditempat lain selalu tertulis: "Isjbosjet" (orang malu). Arti nama jang aseli Isjba'al ialah: "Orang Ba'al" = orang Tuhan (Jahwe). Tetapi kemudian Ba'al itu dianggap dewa Kena'an jang bernama itu. Lalu semua nama dengan "ba'al" diubah mendjadi "bosjet" dsb. (malu), sebagai penghinaan dewa itu.

(0.34) (Yeh 16:53) (sh: Perjanjian kekal yang menumbuhkan rasa malu (Kamis, 30 Agustus 2001))
Perjanjian kekal yang menumbuhkan rasa malu

Pernahkah kita merasa malu dengan masa lalu kita, terlebih lagi jikalau kita membandingkannya dengan anugerah dan kebaikan Tuhan? Inilah bagian dari anugerah yang Tuhan berikan, sebagaimana dapat kita lihat pada bagian ini. Bagian ini berbicara tentang pemulihan yang dikerjakan Tuhan (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">53-55) melalui peneguhan perjanjian yang kekal dengan mereka (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">60, 62). Pemulihan yang dikerjakan Tuhan ini menghasilkan rasa malu atas segala perbuatan mereka yang telah memandang ringan ikatan perjanjian dengan Tuhan (ayat 61, 63) yang diikat dengan sumpah (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">59, 60), padahal Tuhan dengan setia tetap mengingat perjanjian-Nya (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22, 43, 60). Ini merupakan suatu perjanjian yang baru, dimana Tuhan sendiri akan menebus mereka sehingga terjadi persekutuan yang baru antara Tuhan dan Israel, sebagaimana janji Tuhan bahwa Ia akan menebus umat-Nya (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">63).

Setelah tiba pada akhir pasal ini kita dapat melihat pasal jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">16 ini sebagai berikut: (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1) Dimulai dari dosa diakhiri dengan pemulihan; dan (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2) Diawali dengan pernikahan kemudian diikuti dengan perzinahan, penghukuman, dan pembaharuan ikatan pernikahan. Hal ini menegaskan tema utamanya yang berbicara tentang anugerah Tuhan yang diberikan secara melimpah dan cuma-cuma. Hanya dengan anugerah Yerusalem diselamatkan, dan hanya karena anugerah Yerusalem dipulihkan.

Di dalam anugerah ini kita diampuni dan kesalahan kita dilupakan (Yes. 43:25). Namun hal ini bukanlah berarti bahwa kita tidak lagi memiliki kesadaran tentang keberadaan diri kita yang berdosa. Salah satu bukti adanya anugerah yang bekerja dalam diri kita adalah hadirnya rasa malu terhadap dosa-dosa kita (ayat 61, 63). Kesadaran dan ingatan kita akan masa lalu yang membuat kita sedih dan malu tidaklah selalu merupakan sesuatu yang salah, karena seringkali semakin kita mengenal kasih Tuhan, maka kita menjadi semakin malu terhadap apa yang sudah kita lakukan. Rasa malu seperti inilah yang akan mendorong kita untuk hidup bersih dan menghindari segala kecemaran.

Renungkan: Jika pada masa lalu kita terdapat ingatan yang membuat kita menjadi malu dan sedih, mungkin semuanya itu merupakan bagian dari anugerah Tuhan yang menjaga Anda tetap berada dalam kesetiaan.

(0.33) (Yer 8:12) (full: MEREKA SAMA SEKALI TIDAK MERASA MALU. )

Nas : Yer 8:12

Bangsa itu telah mencapai tahap kemurtadan di mana mereka tidak akan pernah bertobat; semua rasa malu dan penyesahan akan dosa sudah sirna. Hukuman mereka hanya menanti hari kedatangan Allah. Gereja-gereja dewasa ini mencapai tingkat kemurtadan yang sama ketika menolak firman Allah dan melakukan dosa-dosa keji seperti yang dilukiskan Paulus dalam Rom 1:24-32

(lihat cat. --> Rom 1:27).

[atau ref. Rom 1:27]

(0.33) (Za 13:4) (full: PARA NABI MASING-MASING AKAN MENDAPAT MALU. )

Nas : Za 13:4

Pada hari-hari itu Allah akan menyingkapkan semua nabi palsu, yang akan menjadi begitu takut dan malu sehingga masing-masing akan mengatakan, "Aku bukan nabi. Aku ini petani." Sebelum tibanya waktu itu kita harus sadar bahwa akan ada banyak nabi palsu di dalam gereja-gereja; mengingat hal itu Allah menyuruh kita menguji roh-roh

(lihat cat. --> 1Yoh 4:1;

[atau ref. 1Yoh 4:1]

lihat art. GURU-GURU PALSU).

(0.32) (Yes 29:17) (sh: Tuhan menjanjikan keselamatan. (Senin, 23 November 1998))
Tuhan menjanjikan keselamatan.

"Orang tuli akan mendengar ... Yakub tidak akan mendapat malu" adalah bagian janji Tuhan Allah kepada umat-Nya. Melalui Yesaya, Tuhan menyatakan, bahwa di tengah kehidupan makmur Libanon, bangsa yang menjajah mereka (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1), Tuhan sedang mempersiapkan keselamatan bagi umat-Nya. Mereka akan memperoleh kembali kesempatan untuk beribadah dan memanggil nama Tuhan (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">23). Bahkan Tuhan juga akan menyatakan keadilan-Nya, yaitu ketika yang sengsara bersukacita, dan yang berniat jahat dilenyapkan. Umat Tuhan akan kembali menikmati kebebasannya setelah sekian lama diterpa penderitaan.

Reformasi di dalam dan bersama Kristus. Reformasi total tidak akan pernah terjadi tanpa memusatkan perhatian kepada Tuhan, Sang Penguasa hidup. Sulit untuk memikirkan reformasi moral, tanpa mengikutsertakan Tuhan Yesus Kristus di dalamnya; sebab Dialah satu-satunya yang dapat memperbarui kehidupan seluruh ciptaan-Nya. Menerima Kristus, berarti mengakui bahwa hanya bersama dengan Kristuslah, hidup mengalami perubahan dan pembaruan.

Renungkan: "Tinggallah dalam Yesus, jadilah murid-Nya; belajarlah firman Tuhan, taatlah kepada-Nya; tinggallah di dalam-Nya dan andalkan kuasa-Nya; hidup berlimpah kurnia hanya pada Dia."

(0.31) (1Sam 25:25) (ende)

Nabal dalam bahasa Hibrani berarti: bodoh. Nama seseorang menurut anggapan orang dahulu adalah orang sendiri (pada bangsa Indonesiapun anggapan ini berlaku!) dan iapun merupakan suatu keinginan dan permohonan untuk orang jang bernama itu. Bodoh dalam bahasa Hibrani bukan sadja kurang bidjaksana, melainkan: orang jang bodoh tidak tahu akan malu terhadap Allah maupun terhadap manusia. Karena kata ini berarti djuga: djahat, buruk dsb.

(0.31) (Hos 2:10) (ende)

Karena kekurangan makan (Hos 2:11-14) Israil tidak dapat mempersembahkan kurban kepada Ba'al serta merajakan pesta2nja(Hos 2:13). Demikian ia "malu" terhadap kendak2nja (Ba'al).

(0.31) (Mzm 35:4) (full: MALU DAN KENA NODA. )

Nas : Mazm 35:4

Orang percaya PB boleh memakai doa ini sebagai seruan kepada Allah untuk menentang Iblis, musuh terbesar kita, dan sebagai kesaksian akan kebencian kita terhadap dosa dan kejahatan.

(0.31) (Yes 50:6) (full: KEPADA ORANG-ORANG YANG MEMUKUL AKU. )

Nas : Yes 50:6

Mesias akan memikul penderitaan, penghinaan, dan malu dalam menunaikan tugas-Nya menebus umat manusia (bd. Mat 27:26,30; Mr 14:65; Mr 15:16-20; Yoh 19:1).

(0.31) (Mzm 69:6) (jerusalem: Janganlah mendapat malu) Pikiran ayat ini adalah sbb: Jika Tuhan tidak mendengarkan pendoa, maka orang saleh lainpun merasa kecewa dalam kepercayaannya dan juga diejek karena kesalehannya
(0.29) (Yer 3:14) (sh: Pertobatan sejati bukan gampang tapi harus (Rabu, 30 Agustus 2000))
Pertobatan sejati bukan gampang tapi harus

Ada sebuah anekdot yang beredar di masyarakat kita yang menyatakan demikian: mengapa orang-orang bisa melakukan KKN di Indonesia secara menyolok mata dan berkali-kali? Sebab 'syaraf malu' orang-orang itu sudah putus. Atau bahasa indahnya: mereka tidak mempunyai budaya malu.

Orang-orang yang hidup sezaman dengan Yeremia tetap tidak mau berpaling kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Namun Yeremia melihat jauh ke depan bahwa nantinya umat Allah itu akan berbalik kepada-Nya.Identitas mereka sebagai umat Allah kembali dipulihkan yaitu sebagai umat yang bersaksi bagi dunia dan yang hidup menurut jalan-Nya (17-18). Allah menerima mereka kembali dan memulihkan keadaannya (22).

Hal-hal apa saja yang ada di dalam pertobatan yang sejati? Pertama, keputusan tegas yang datang dari dirinya untuk berbalik kepada-Nya (22b). Bukan kepura-puraan, bukan karena paksaan atau tekanan dari orang lain, bukan pula karena terhimpit oleh keadaan tertentu. Keputusan yang tegas ini merupakan tindakan awal yang mutlak penting. Jika masih ada keraguan atau ketidaksungguhan, maka tindakan selanjutnya pasti tidak akan terjadi. Namun harus diingat bahwa keputusan ini juga bukan tindakan yang dapat dicapai secara otomatis. Harus ada proses yang mengawalinya yaitu hal kedua dan ketiga berikut ini. Kedua, pemahaman dan kesadaran yang sungguh bahwa segala jalan dan tindakan yang sudah dijalani itu adalah salah dan sia-sia (23-24). Ini nampaknya merupakan alasan utama mengapa orang sulit bertobat. Sebagai contoh: orang yang korupsi akan kesulitan meyakini bahwa tindakannya itu sia-sia sebab siapa bilang bahwa uang tidak berguna? Ketiga, harus ada rasa malu. Bukan sekadar rasa malu melainkan rasa malu yang dalam ketika mengenang dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Renungkan: Tanpa keputusan yang tegas, tanpa pemahaman dan kesadaran, dan tanpa rasa malu yang dalam, pertobatan sejati tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan manusia. Buktinya adalah bangsa Yehuda. Dalam pengalaman hidup kekristenan Anda, ketika suatu saat Anda jatuh dalam dosa dan kemudian Anda bertobat, apakah ketiga hal di atas terjadi di dalam hidup Anda? Jika tidak, Anda perlu mengevaluasi kembali apakah Anda sungguh sudah bertobat?

(0.29) (Yeh 16:1) (sh: Melihat diri sendiri dengan rasa malu (Senin, 27 Agustus 2001))
Melihat diri sendiri dengan rasa malu

Pasal jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">16 ini merupakan kisah penuh keharuan tentang anugerah dan perjanjian Tuhan yang sedemikian agung bagi umat-Nya yang menjadi tidak peka terhadap keadaan mereka. Alur kisah ini mengalir dalam beberapa babak: [1] Seorang anak yatim yang karena belas kasihan raja diangkat menjadi seorang ratu (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-14); [2] Seorang ratu yang melacurkan diri dengan kecantikan dan nafsunya (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">15-34); [3] Seorang ratu yang menjadi orang hukuman (ayat 35-43) dan bahan olok-olokan (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">44-52); [4] Seorang hukuman yang sangat memalukan dibanding dengan teman-temannya (ayat 53- 58); dan [5] Seorang hukuman yang karena anugerah dan kesetiaan raja diselamatkan, dibersihkan, diperbaharui, dan diangkat kembali (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">59-63).

Kisah ini merupakan gambaran kegagalan bangsa Israel untuk mempercayai Tuhan dan sebaliknya berupaya dengan kemampuannya sendiri mencari bantuan kepada bangsa-bangsa asing untuk menghadapi krisis politik yang mereka alami. Hal ini merupakan penyelewengan dan ketidaksetiaan di hadapan Tuhan. Di tengah situasi seperti ini firman Tuhan datang kepada Yehezkiel agar ia menyerukan ingatan terhadap masa lalu Israel yang memalukan, sementara mereka tidak lagi menyadari bahwa semua yang dimilikinya tidak lain berasal dari Tuhan (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4-14, 22). Sebagai respons atas anugerah Tuhan yang sedemikian besar, mereka bukannya hidup dengan setia, namun sebaliknya tanpa rasa malu mengikuti nafsu mereka yang di luar akal sehat (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">15-22). Inilah gambaran dari kondisi nyata umat Tuhan, yang sedemikian mudah melupakan anugerah yang besar dan mengikuti nafsu yang berada di luar akal sehat. Inilah suatu cerminan yang memalukan bagi kita yang seringkali juga berada dalam kondisi yang sama. Alasan dari seruan firman Tuhan yang memperhadapkan mereka dengan rasa malu ini adalah kesetiaan Tuhan dalam memelihara janji-Nya (ayat jadilah+malu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8,60), sehingga melalui rasa malu ini mereka dituntun untuk mengingat serta mengenali siapa diri mereka dan bagaimana kondisi mereka di hadapan Tuhan.

Renungkan: Masihkah kita memiliki kesadaran dan kepekaan tentang siapakah diri kita di hadapan kebesaran anugerah Tuhan? Apakah kita secara tidak sadar sedang mengikuti nafsu yang menuntun kita bertindak di luar akal sehat? Bagaimanakah seharusnya kita meresponi seruan Tuhan yang memperhadapkan kita dengan rasa malu?

(0.28) (Kej 3:7) (ende)

Akibat pertama ialah perasaan malu, dan kesadaran, bahwa manusia telah kehilangan persahabatannja jang akrab dengan Tuhan (a. 7,10)(Kej 3:7,10).

Selandjutnja: siksaan fisik: penderitaan dan maut (a. 16-19)(Kej 3:16-19). Manusia terlantar, tertinggalkan pada diri sendiri, mengalami siapakah ia itu sesungguhnja: ia akan kembali mendjadi debu (a. 19.23)(Kej 3:19:23).

(0.28) (Yl 2:26) (full: UMAT-KU TIDAK AKAN MENJADI MALU LAGI. )

Nas : Yoel 2:26

Janji ini tergantung pada kerendahan hati dan kesetiaan umat Allah kepada-Nya. Jikalau mereka menjadi sombong dan kembali kepada jalan-jalan dosa, berkat-berkat Allah akan ditahan dan hukuman-Nya akan menyusul.

(0.28) (2Sam 4:4) (jerusalem: Yonatan ...) Catatan ini tidak bersangkutan dengan konteksnya. Mungkin disisipkan dengan maksud menekankan bahwa selain anak yang lumpuh itu tidak ada pengganti Saul kecuali Isybaal
(0.27) (Ezr 7:28) (sh: Bukan pemimpin "One man show" (bekerja sendiri) (Jumat, 10 Desember 1999))
Bukan pemimpin "One man show" (bekerja sendiri)

Ezra diberi wewenang yang besar dari raja Koresy, namun hal ini tidak membuat dia ingin mengungkungi semua bidang pelayanan yang ada. Ezra berpikir realistis, mengakui keterbatasan dirinya. Sebagai pemimpin, Ezra mengikuti peraturan yang ada dan berlaku yaitu "siapa" yang harus memimpin "apa". Karena itu ketika di antara orang-orang yang dipimpin kembali ke Yerusalem tidak ada orang Lewi, maka dia memutuskan untuk meminta didatangkan orang Lewi. Baginya tugas menyelenggarakan ibadah di rumah Allah adalah tugas orang Lewi.

Perlunya budaya malu. Malunya Ezra perlu diteladani. Ia sudah memproklamirkan siapa Allah dan apa yang akan dilakukan-Nya bagi bangsa Yehuda. Jika sekarang Ezra menghadapi masalah, ia hanya akan berpaling kepada Allah, bukan kepada raja Koresy yang secara lahiriah mampu memberikan pertolongan. Ia malu jika ia tidak menerapkan apa yang ia yakini dan imani. Kristen harus belajar dari sikap dan keyakinan iman Ezra. Apa artinya mengandalkan diri dan orang lain, bila hal yang sesungguhnya itu berasal dari Allah? Lebih tepat dan lebih terjamin apabila kita langsung berpaling kepada Allah!

Renungkan: Peliharalah budaya malu kepada Allah, hal itu akan mengontrol kemauan diri untuk bergantung kepada manusia.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA