Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 284 ayat untuk berteriak minta tolong (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.41) (2Tim 4:9) (sh: Berani..... minta tolong?! (Senin, 2 September 2002))
Berani..... minta tolong?!

Pemberani. Itulah salah satu gambaran ideal yang harus ditampakkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sifat lain yang sering dianggap “semarga” dengan keberanian adalah kemandirian, dan siap untuk memberikan pertolongan pada saat dibutuhkan. Sifat-sifat inilah yang justru tidak ditonjolkan Paulus kali ini.

Mengapa demikian? Ada cukup banyak alasan. Beberapa sahabat terdekat Paulus Seperti Timotius sendiri, Kreskes, Titus, dan lainnya,tidak sedang bersama dengannya. Juga Tikhikus, karena Paulus sendiri yang telah mengutusnya pergi. Selain itu, juga Demas yang telah membelot serta meninggalkan Paulus, bersama dengan orang-orang lain yang telah “meninggalkan aku” pada saat pembelaannya yang pertama di pengadilan (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">16). Semua ini dilengkapi dengan kehadiran Aleksander, yang banyak berbuat jahat. Karena itu Paulus berani meminta tolong, terutama kepada Timotius, dan, secara tidak langsung, kepada Markus. Permintaan tolong ini merupakan pengakuan Paulus tentang ketidakberdayaan dirinya yang membutuhkan bantuan saudara-saudara yang lain.

Berani mengakui kebutuhan penting dalam pertumbuhan iman. Kerendahan hati ini melahirkan pengakuan, bahwa hanya Allah yang sanggup bertindak adil terhadap yang jahat (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">14), dan yang sanggup mendampingi, menguatkan, dan menjagainya.

Paulus, rasul yang dikenal tegar iman dan berkepribadian matang, bukanlah manusia super, yang selain terus mengandalkan pertolongan dan pemeliharaan Allah, juga selalu dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Pauluspun ternyata membutuhkan Dukungan moril dari teman-temannya. Tindakan Paulus ini membukakan kepada kita tentang dua hal. Pertama, fungsi teman atau sahabat dalam persekutuan adalah saling menghibur, menguatkan, dan berbagi suka maupun duka. Kedua, hanya sahabat sejati yang memiliki kepekaan untuk bertindak memberikan pertolongan.

Renungkan: Kadang mengakui kesulitan dalam pertumbuhan kerohanian kita berarti kesempatan untuk meminta tolong. Sebaliknya, sering keengganan kita untuk meminta tolong adalah awal dari keangkuhan dan kebebalan, yang bermuara pada kejatuhan.

(0.39) (Hak 10:1) (sh: Tinggalkan Tuhan: Celakalah! (Jumat, 17 Oktober 1997))
Tinggalkan Tuhan: Celakalah!

Hal yang jahat di mata Tuhan ialah bila manusia beribadah kepada apa saja yang bukan Tuhan. Akibat penyembahan berhala selalu sama hasilnya: Allah murka (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">7). Ia memakai tangan orang-orang kafir untuk menghajar umat-Nya sehingga mereka terdesak, tertindas, menderita, celaka, hancur, dan berteriak minta tolong. Bukankah hal itu bisa saja saya dan Anda alami juga? Ketika kita berganti setia terhadap Kristus Yesus, bukankah semuanya menjadi tidak beres? Sungguh! Upah dosa selalu adalah maut! (">Rm. 3:23a).

Kembali kepada Tuhan: Selamatlah! Israel berseru kepada Tuhan, mengakui dosa secara rinci (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">3:10-15" context="true">10-15). Lalu mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, untuk beribadah lagi kepada Allah yang benar. Akibat pertobatan yang benar orang mengalami janji pengampunan Allah. Itulah langkah menuju pemulihan. Apakah Anda mengalami berbagai kesukaran sesudah meninggalkan Tuhan? Apakah Anda kehilangan sukacita dan sejahtera yang dahulu pernah Anda miliki? Kembalilah dari petualangan dosa itu. Bertobat dan mohon ampun serta penyucian dari-Nya.

Renungkan: "Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita" (berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">6:23">Rm. 6:23b).

(0.39) (Mzm 59:1) (sh: Dikepung orang jahat. (Rabu, 22 April 1998))
Dikepung orang jahat.

Pernahkah Anda menjadi korban iri hati, kebencian, fitnah, sumpah serapah bahkan kutuk? Dalam bagian ini kita melihat serangkaian panjang pengalaman derita Daud, saat melarikan diri dari pengepungan Saul. Ada empat hal terungkap: musuh yang licik, seruan pembebasan, Penolong yang pengasih dan puji-pujian yang berkelanjutan. Musuh yang licik itu mengepung dan menghadang bagaikan anjing-anjing yang mengepung tembok kota. Begitulah musuh! Berusaha membuat Anda dijerat, terpuruk dan harus berteriak minta tolong (bdk. berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">10:10">Yoh. 10:10).

Penolong dan kidung pujian. Yahweh yang Mahakuasa bertahta. Ia memegang kendali, termasuk atas musuh. Ia pembela yang tak kenal suap. Bila sendirian, nilai Anda nol besar. Namun bila anda mengutamakan Dia, Anda menjadi mayoritas dan kuat. Jika Allah beserta atau di pihak Anda, siapakah lawan Anda? Anda menang dan menyanyikan kekuatan Allah, Benteng, Penolong dan Perlindungan itu! Karena Yesus Tuhan kita hidup, kita dapat bermadah ria sejak terbit matahari sampai ia terbenam tiap hari. Itulah tanda awal bahwa Anda sedang mencicipi zaman baru yang kelak akan didatangkan-Nya ke bumi ini sebagai kesempurnaan dari karya penyelamatan-Nya.

Doa: Berpihaklah kepada Umat-Mu yang terancam dan teraniaya.

(0.39) (Yes 46:1) (sh: Ditinggikan namun tak mampu (Sabtu, 13 Februari 1999))
Ditinggikan namun tak mampu

Berbagai usaha dilakukan manusia: membuat patung sembahan, menempatkan patung tersebut pada posisi allah, merelakan emas dan perak sebagai bahan pembuatan patung, mengupah tukang emas untuk membuatnya, bahkan menyembah dan sujud kepadanya. Manusia menyembah dan menghargai patung itu lebih tinggi daripada dirinya. Mereka berseru namun tidak dijawab, mereka berteriak minta tolong, namun tak diselamatkan, sebaliknya mereka menyaksikan kehancuran patung-patung buatan; bahkan mereka sendiri harus pergi sebagai tawanan. Harapan manusia kandas, karena tak sedikit pun terkabulkan. Berharap pada benda mati buatan manusia akan sia-sia dan dipermalukan.

Penyelamat Kekal yang sejati. Dia tidak diciptakan oleh siapa pun, tetapi Dialah Pencipta segala sesuatu; kuasa yang dimiliki-Nya tidak berasal dari siapa pun, tetapi Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu; Dia tidak diatur oleh siapa pun, tetapi Dialah Pengatur segala sesuatu; Dia tidak akan pernah digagalkan oleh siapa pun, karena Dialah yang memiliki kuasa untuk menggagalkan dan membinasakan pembuat kejahatan. Dia akan menggendong, menanggung, memikul dan menyelamatkan orang yang setia pada-Nya sampai masa tuanya.

Doa: Tuhan, kami puji Engkau, Allah pencipta segala sesuatu.

(0.35) (Yes 44:6) (full: BEGINILAH FIRMAN TUHAN. )

Nas : Yes 44:6-20

Allah menyingkapkan kebodohan membuat berhala dari bahan atau logam dan kemudian berdoa kepada benda itu minta tolong (ayat Yes 44:12,17); bahkan dewasa ini orang membuat berbagai patung dan berhala serta tunduk kepadanya di dalam doa dan penyembahan, sambil berharap bahwa roh yang dilambangkan patung itu akan menolong dan membebaskan mereka (ayat Yes 44:17).

(0.35) (Mzm 39:1) (jerusalem: Doa minta tolong) Ini ratapan berdekatan dengan Maz 88. Nada Maz 39 ini agak pesimis. Pendoa tidak mengharapkan banyak dari Tuhan. Pendirian pesajak berdekatan dengan pendirian kitab Pengkhotbah. Ia merasa sedih hati menyaksikan kesejahteraan kaum fasik dan kefanaan hidup manusia, Maz 39:2-7; dalam tekanan batinnya ia menyerah saja kepada Tuhan dan memohon belas kasihanNya, Maz 39:7-13.
(0.35) (Mzm 116:1) (jerusalem: Terluput dari belenggu maut) Ini nyanyian syukur mengiringi korban syukur yang dipersembahkan untuk membayar nazar, Maz 116:12-14,17-19. Tuhan telah mengabulkan doa minta tolong, Maz 116:1-2, dari seseorang yang terancam bahaya maut (sakit?), Maz 116:3-4 dan yang sudah putus asa, Maz 116:10-11. Namun dalam keadaan itupun ia tetap percaya pada Tuhan dan begitulah ia dibebaskan dari bahaya, Maz 116:5-9,15-16. Dalam terjemahan Yunani dan Latin mazmur ini dengan kurang tepat dibagikan menjadi dua (Maz 114:1-115:18)
(0.35) (Yes 7:1) (jerusalem: Rezin) Dalam terjemahan Yunani (di sini dan di lain tempat) dan dalam dokumen-dokumen Asyur nama itu berbunyi: Razon. Perang yang disinggung ayat ini ialah perang dengan negeri Yehuda yang dilancarkan raja Damsyik dan Samaria bersama, 2Ra 16:5-16, dengan maksud memaksa negeri Yehuda turut bersekutu melawan kerajaan Asyur. Kendati peringatan yang diberi nabi Yesaya, raja Yehuda, Ahas, minta tolong pada Tiglat Pileser. Raja Asyur itu menyerang Damsyik dan Samaria, tetapi menjadikan raja Ahas raja taklukan. Ahas sendiri membuka pintu negerinya bagi Asyur.
(0.34) (Mzm 9:1) (sh: Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada (Minggu, 7 Januari 2001))
Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada

Daud seakan-akan ingin menyaingi apa yang telah Allah perbuat baginya dengan cara mengungkapkan ucapan syukur kepada-Nya dalam berbagai cara (ayat 2-3). Ia melakukannya karena menyaksikan betapa luar biasanya perbuatan Allah baginya, yaitu masalah, kesulitan, dan penderitaan yang bertumpuk, satu- persatu dibereskan oleh Allah. Musuh-musuhnya dibuat Allah mundur, jatuh, dan binasa di hadapan-Nya (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" vsf="TB" ver="">4). Ia juga melihat bagaimana Allah membela haknya secara adil (ayat 5). Lalu Daud mengenang kemenangan demi kemenangan yang diberikan Allah, sehingga ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruhnya (ayat 6-7).

Namun ia kembali mengalami kesulitan, bahkan kali ini penderitaan yang ia alami lebih hebat sebab ia hampir masuk ke dalam maut dalam waktu yang panjang (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" vsf="TB" ver="">14, 19). Bagaimana pemazmur menghadapi ini semua? Ia kembali berteriak minta tolong kepada Allah. Ia tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya kembali. Mengapa ia tetap yakin? Sebab ia mempunyai pengenalan yang benar yaitu Allah yang adil dan penuh belas kasihan. Baginya Allah adalah tetap Allah yang akan menumpas bangsa- bangsa (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" vsf="TB" ver="">16, 6); Allah yang menghakimi (ayat 17, 8-9) dan Allah yang tidak akan melupakan orang miskin dan sengsara (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" vsf="TB" ver="">19, 5). Bahkan kini keyakinannya semakin bertumbuh, yakni agar manusia mengenal Allah yang benar dan takut kepada-Nya.

Renungkan: Apa yang Allah sudah lakukan bagi Anda? Mintalah kepada-Nya untuk membukakan mata rohani Anda agar Anda mengenal Dia dengan lebih dalam dan lebih benar. Pengenalan yang akan menumbuhkan keyakinan penting bagi Anda untuk melangkah dalam kehidupan ini dengan tetap tegar dan setia kepada- Nya, sebab seperti yang dialami oleh pemazmur persoalan, kesulitan, dan penderitaan akan terus membayangi kita.

Bacaan untuk Minggu Epifania 1

Yesaya 61:1-4

Kisah Para Rasul 11:4-18

Markus 1:4-11

Mazmur 29:1-4, 9-10

Lagu: Kidung Jemaat 409

PA 1 Matius 5:27-48

Masyarakat Indonesia saat ini sudah bosan dengan orasi- orasi berisi wejangan moral yang indah. Mereka membutuhkan contoh kehidupan yang menjunjung tinggi moralitas, yakni moralitas yang tidak relatif namun berdasarkan standar Allah. Melalui PA hari ini kita akan belajar bahwa Kristen harus memperlihatkan kualitas moral yang tinggi dalam bidang-bidang kehidupan, yang oleh sebagian masyarakat standarnya sudah jauh diturunkan.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Perhatikan kata 'Kamu telah mendengar' pada ayat 27, 33, 38, 43 dan 'telah difirmankan' di ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">31! Hubungkan dengan hukum yang dikatakan kemudian, makna apa yang ingin diungkapkan melalui pernyataan-pernyataan itu?

2. Apa perbedaan antara konsep berzinah yang sudah dikenal dengan konsep yang diajarkan oleh Yesus (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">27)? Apa yang mendasari konsep Yesus? Karena itu bagaimana Kristen harus menggunakan anggota tubuhnya (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">29-30)? Prinsip apa yang ingin dikatakan oleh Yesus melalui perintah-Nya (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">29-30) yang sangat keras?

3. Bagaimana pandangan Yesus tentang pernikahan (ayat 31- 32)? Bagaimana pandangan masyarakat Yahudi? Apa yang membedakan kedua pandangan ini? Bagaimanakah pandangan Anda sendiri?

4. Bagaimanakah seharusnya kejujuran Kristen dalam perkataan? Mengapa Yesus melarang Kristen untuk bersumpah? Mengapa masyarakat Yahudi menghendaki sumpah? Apa yang harus Kristen lakukan agar perkataannya dapat dipercayai?

5. Apakah cukup bagi Kristen untuk tetap diam dan tidak membenci orang yang menyakitinya (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">39-42; 44)? Jika tidak, apa yang seharusnya Kristen lakukan? Mengapa Kristen dituntut sedemikian tinggi (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">45-48)?

6. Bagaimanakah konsep perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih dalam masyarakat saat ini? Hal-hal apa yang akan menghalangi dan mempersulit Anda untuk menjalankan perintah Yesus khususnya hal perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih kepada sesama? Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana Anda mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak-anak Anda ataupun anak-anak Sekolah Minggu?

(0.34) (Mzm 119:145) (sh: Tuhan penolong satu-satunya (Selasa, 4 Juni 2002))
Tuhan penolong satu-satunya

Seperti halnya orang-orang yang berusaha melakukan segala sesuatu dengan tulus dan jujur mengalami berbagai tekanan, agaknya pemazmur pun mengalami hal yang sama. Penderitaan pemazmur karena melakukan yang benar, makin berat dan memuncak. Tetapi, keadaan ini tidak membuatnya menjauhi Allah, justru dengan konsentrasi penuh, dan dengan segala kekuatan yang ada padanya, ia berteriak minta tolong kepada Allah (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">145). Ia tidak menyisakan lagi tenaga dan pikirannya ketika berseru kepada Allah. Hal itu dilakukan bukan karena Tuhan tuli atau tidak mau mendengarkan seruannya, tetapi karena kepasrahan yang utuh dan penuh kepada Tuhan.

Kita melihat dua hal penting dalam sikap pemazmur ini. Pertama, ia sadar bahwa tiada sesuatu pun di dunia yang dapat menolongnya dari penderitaan ini, kecuali Tuhan. Kedua, ia juga tahu bahwa melepaskan dan melupakan Taurat hanyalah menambah beban penderitaannya, dan itu bukan jalan keluar sebab jalan keluar hanya ada pada Allah sebagai satu-satunya sumber kebaikan.

Semakin beratnya beban penderitaan pemazmur disebabkan semakin banyak orang-orang yang menjauhkan diri dari Taurat Tuhan yang mengejar pemazmur dengan maksud jahat (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">150). Namun, ia mengetahui cara untuk dapat bertahan, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia yakin bahwa Tuhannya tidak pernah menjauhkan diri dari orang-orang yang mencintai Dia dan Taurat-Nya (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">147,148). Dari pemazmur kita belajar hal penting tentang kedekatan hubungannya dengan Allah, yaitu pemazmur merasa bahwa di dalam Taurat-Nya ia berjumpa dengan perkataan Allah yang menguatkan iman.

Renungkan: Banyak orang menjauhkan diri dari Allah karena menganggap bahwa Allah juga menjauhkan diri darinya sebab penderitaan yang dialaminya. Anggapan ini sangat salah karena Allah tidak pernah menjauhkan diri dari manusia. Bahkan ketika manusia kehilangan harapan karena pemberontakannya sendiri, karena dosa, Tuhanlah yang berinisiatif datang dan menebus manusia melalui Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal.

(0.34) (Yer 18:18) (sh: Memang harus marah (Kamis, 28 September 2000))
Memang harus marah

Hukum kasih mengajarkan kita untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Bahkan terhadap musuh, terhadap orang yang menyakiti kita, terhadap orang yang membuat kita menderita, kita harus tetap mengasihi mereka. Tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika demikian halnya, apakah kita tidak boleh marah, walaupun ada orang yang secara terang-terangan menghina iman kepercayaan kita?

Para pemimpin bangsa Yehuda sangat tersinggung dengan khotbah Yeremia sehingga mereka mengadakan kesepakatan untuk menyerangnya dengan kata-katanya sendiri dan melecehkannya (18). Bahkan mereka berusaha menjebak Yeremia, dengan menuduhnya sebagai pengkhianat dan biang keladi dari segala malapetaka yang akan menimpa bangsa Yehuda (20). Dengan dasar itu mereka mendapat alasan untuk menghukum mati Yeremia.

Dalam keadaan frustasi, takut, dan stress yang luar biasa Yeremia berteriak minta tolong kepada Allah. Ia memohon agar Allah menghukum mereka yang telah menyerang dirinya. Bahkan anak-anak dan istri mereka pun harus dikenai hukuman. Apa yang dilakukan Yeremia nampaknya bertentangan dengan hukum kasih Kristen. Bukankah seharusnya ia mendoakan pengampunan bagi musuhnya, bukannya pembalasan yang begitu mengerikan? Bukankah seharusnya ia mengasihi mereka dengan tetap membimbing agar mereka bertobat? Mengapa Yeremia justru begitu marah dan memohon agar Allah menghukum mereka? Jawabannya terletak pada apa yang telah mereka lakukan. Mereka tidak hanya memusuhi dan memfitnah Yeremia, namun mereka sebetulnya telah mencemari kebenaran Allah dengan cara memuaskan diri dengan apa yang sudah mereka jalani selama ini dan akan terus melanjutkannya (18). Mereka telah menolak firman Allah. Sebagai gantinya mereka mendengarkan ajaran, nasihat, dan 'firman' yang mereka buat sendiri. Padahal tidak ada seorang pun yang benar di antara para pemimpin rohani mereka.

Renungkan: Kristen harus marah jika ada saudara yang mengaku seiman namun menginjak-injak dan memutarbalikkan kebenaran firman Allah, lalu menggantikannya dengan pengajarannya sendiri yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

(0.32) (Yer 17:1) (sh: Dosa dan respons terhadap kebenaran (Senin, 25 September 2000))
Dosa dan respons terhadap kebenaran

Melalui Yeremia, Allah menegaskan kepada bangsa Yehuda 3 dosa mereka yang mendatangkan bencana dan malapetaka. Pertama, dosa sudah terukir dalam hati bangsa Yehuda (1-4). Ini menggambarkan dan menunjukkan apa yang terjadi di dalam kehidupan batiniah yang menjadi pusat kepribadian mereka. Tidak ada tanda atau goresan sedikit pun pada hati mereka yang menandakan suatu respons yang baik terhadap firman-Nya. Apa yang tergores sangat dalam di dalam hati mereka hanyalah dosa (1). Kedua, mereka lebih mengandalkan manusia daripada Allah (5-8). Ketiga, hati bangsa Yehuda sudah sedemikian bobrok dan korup sehingga tidak mungkin diperbaharui lagi (9-13). Hati mereka secara terus-menerus berpaling kepada dosa. Karena itu Allah tidak dapat dipersalahkan jika Ia mendatangkan malapetaka dan bencana besar atas bangsa Yehuda yang hidup moral, sosial, dan spiritualnya sudah bobrok dan amburadul.

Namun bangsa Yehuda bukannya segera menangisi dan menyesali dosa-dosanya serta memohon belas kasihan-Nya, sebaliknya mereka mengolok-olok Yeremia dan firman-Nya yang ia beritakan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi terhadap penghukuman Allah, bahkan cenderung menantangnya (15). Mereka juga menuduh Yeremia mengada-ada dan senang jika bangsanya ditimpa bencana dan malapetaka (16). Bahkan mereka mengancam keselamatan Yeremia sehingga menyebabkan Yeremia berteriak minta tolong kepada Allah agar membela dan melindunginya (14, 17-18).

Respons bangsa Yehuda terhadap Yeremia adalah buah yang pasti dari hati manusia yang sudah dikuasai dan dibutakan oleh dosa. Bukankah ini juga yang terjadi dan yang kita lihat di sekeliling kita saat ini? Mereka yang secara terang-terangan terlibat dalam tindak kejahatan korupsi tingkat tinggi dan kejahatan terhadap hak azasi manusia justru dapat berbalik mengancam dan menyerang pembela-pembela kebenaran, bahkan menimbulkan gejolak politik dan sosial di negara ini.

Renungkan: Akankah kita takut dan berdiam diri menghadapi respons yang justru mengancam dan menyerang? Kita mungkin takut, berteriak-teriak kesakitan, dan meratap kepada Allah mohon perlindungan, namun itu bukan alasan berdiam diri dan membiarkan dosa terus menguasai seluruh anak bangsa.

(0.31) (Yoh 14:14) (bis: Apa saja yang kalian minta)

Apa saja yang kalian minta: beberapa naskah kuno: Apa saja yang kalian minta kepada-Ku.

(0.29) (Mzm 26:1) (jerusalem: Doa mohon dibenarkan oleh TUHAN) Ratapan orang yang tidak bersalah ini berdekatan dengan Maz 7 dan Maz 17. Dalam deritanya pemazmur minta tolong pada Allah, justru oleh karena tidak bersalah, bdk 1Ra 8:32. Pertolongan itu kiranya menyatakan bahwa pendoa seorang yang suci dan benar, bdk Maz 18:21-28; 59:4; Ayu 31:6. Sesudah seruannya kepada Tuhan, Maz 26:1, pendoa mengemukakan ketidaksalahannya, Maz 26:2-8, yang kiranya mendorong Tuhan untuk bertindak, Maz 26:9-11. Maz 26:12 sudah mendahulukan hasil doa itu dan berupa nazar.
(0.29) (Mzm 35:1) (jerusalem: Doa minta tolong terhadap musuh) Dalam ratapan ini seseorang yang bersahaja, takwa dan suka damai memanjatkan keluhannya kepada Tuhan. Dengan mendesak ia mohon supaya Tuhan sudi bertindak keras terhadap musuh-musuh yang curang, yang dahulu menikmati kebaikan hati pendoa. Dengan pasti pertolongan itu diharapkan dan itu menjadi dasar untuk bersyukur (mempersembahkan korban syukuran?). Mazmur ini dapat dibagi menjadi dua, Maz 35:1-10 dan Maz 35:11-28, atau tiga, Maz 35:1-10 dan Maz 35:11-18 dan Maz 35:19-28. Masing-masing bagian mengulang pikiran yang sama. Ratapan ini berdekatan dengan Maz 22:1-31; 55:1-23; 59:1-17; 69:1-36; 109:1-31.
(0.29) (Mzm 55:1) (jerusalem: Doa minta tolong terhadap musuh) Ini ratapan seseorang dari kalangan kaum Lewi yang berseru kepada Allah, Maz 55:2-3, karena dianiaya dan dikejar musuh, Maz 55:4-6. Ia lebih suka tinggal di padang gurun, Maz 55:7-9 dari pada di kota Yerusalem, tempat malah rekan-rekannyapun mengkhianatinya, Maz 55:11-15,21-22. Pendoa percaya pada Tuhan, Maz 55:9,17-19,23,24, dan ia yakin bahwa semua lawan akan dilenyapkan, Maz 10:1-18; 16:1-11; 20:1-9; 24:1-10.
(0.28) (Kej 16:1) (sh: Allah mendengar, Allah peduli (Minggu, 2 Mei 2004))
Allah mendengar, Allah peduli

"Adakah Tuhan peduli kalau saya menderita oleh tekanan-tekanan hidup sekeliling saya, hutang-hutang yang melilit keluarga saya?" keluh seorang bapak. Lanjutnya, "memang sih, saya salah berspekulasi dengan modal dagangan saya. Tetapi, sayakan sudah minta ampun. Apakah Tuhan sedang menghukum kami?"

Perasaan yang sama mungkin menghinggapi Sarai, yang merasa bahwa kehamilan Hagar adalah kekeliruan besar yang ia (Sarai) buat. Demikian juga dengan Abram, karena sekarang ia menghadapi dua perempuan yang menuntut perlakuan adil. Jelas, Hagar sendiri tertekan karena diperlakukan tidak adil baik oleh Sarai, maupun Abram (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">6).

TUHAN peduli. Ia tetap memelihara Abram dan Sarai. Ia secara khusus peduli terhadap hamba yang tertindas, Hagar. Kita dapat melihat hal tersebut dari nama yang diberikan Malaikat TUHAN kepada anak Hagar, Ismael (= Allah mendengar) (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">11), dan dari sebutan Hagar bagi TUHAN, El-Roi (= Allah melihat/ mencukupi) (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">13). Allah mendengar seruan minta tolong Hagar, dan menolongnya!

Betapapun kita pernah salah mengelola hidup kita, dan sebagai akibatnya kita menderita, Allah tetap peduli kepada kita. Ia bukan hanya mau mengampuni kita, Ia akan memberikan kekuatan untuk menang-gung penderitaan yang dihasilkan kesalahan itu, dan akan memberikan jalan keluar. Yang diperlukan adalah ketaatan kepada kehendak-Nya (ayat berteriak+minta+tolong&tab=notes" ver="">9, 15).

Renungkan: Bila hidupmu kacau oleh ulahmu sendiri. Mintalah ampun pada Tuhan, terimalah didikan-Nya! Berharap sekali lagi kepada kemurahan-Nya!

(0.28) (Ayb 16:18) (jerusalem: janganlah menutupi darahku) Selama darah (orang yang terbunuh) belum ditutup tanah, ia berteriak kepada Allah minta balasan, Kej 4:10; 37:26; Yes 26:21; Yeh 24:8. Ayub yang hampir mati ingin bahwa tetap ada yang menyerukan pembalasan atas kelalilam yang dialaminya, bdk Maz 5:11+; di bumi tetap harus ada darahnya yang berteriak-teriak dan di hadapan Allah doanya berteriak-teriak dan di hadapan Allah doanya berteriak minta pembalasan. Doa itu dipribadikan dan begitu di depan Allah menjadi "saksi" dan pembela yang memberikan kesaksian, Ayu 16:19. Tetapi naskah Ibrani dapat juga dimengerti (seperti penterjemah Indonesia mengertinya) begitu rupa sehingga Allah sendiri menjadi Saksi dan Pembela. Allah adalah setia dan baik hati, sehingga Ayub tiba-tiba mendapat pengharapan lagi, berseru kepada Dia. Boleh jadi juga bahwa "saksi" dan "pembela" itu adalah seorang perantara, entah siapa.
(0.27) (Mzm 34:4) (ende: mentjari Jahwe)

disini berarti: minta pertolonganNja.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA