Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 674 ayat untuk tengah (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (1Sam 23:25) (jerusalem: gunung batu) Kata Ibrani (sela) di sini kiranya berarti: jurang dengan tebing sebelah menyebelah. Dalam ayat berikutnya, 1Sa 23:26, kiranya dikatakan bahwa Daud dan Saul masing-masing berjalan pada tebing sebelah-menyebelah dengan jurang di tengah yang sukar diseberangi. Kedatangan serupa digambarkan dalam 1Sa 26:13,22; 2Sa 16:13.
(0.25) (2Sam 4:6) (jerusalem) Ayat ini diterjemahkan menurut terjemahan Yunani. Naskah Ibrani nampaknya rusak dan ayat ini kiranya berasal dari tradisi lain. Secara harafiah dapat diterjemahkan sbb: Lihatlah, mereka datang ke tengah rumah dengan mengambil gandum dan mereka memukul (mengenai) bagian perut dan Rekhab serta Baana, saudaranya, meloloskan diri.
(0.25) (Mzm 94:6) (jerusalem: orang asing) Ialah orang bangsa lain yang merantau di tengah bangsa Israel. Bersama dengan janda dan yatim, orang asing melambangkan semua orang lemah yang tidak berdaya. Mereka khusus dilindungi oleh hukum Taurat, bdk Kel 22:21; 23:9; Ula 24:17-18; Maz 146:9.
(0.25) (Yes 40:15) (jerusalem: pulau-pulau) Istilah ini banyak dipakai Yes 40:1-44:28. Yang dimaksud ialah kepulauan dan pantai-pantai jauh di kawasan Laut Tengah. Dengan arti itulah pulau-pulau di sini ditempatkan di samping bangsa-bangsa.
(0.25) (Yer 2:10) (jerusalem: orang Kitim) Ialah penduduk kota Kitium di pulau Siprus, Kej 10:4; Bil 24:24+. Di sini "orang Kitim" menunjuk penduduk pantai-pantai Laut Tengah pada umumnya. Kemudian "orang Kitim" ialah orang Roma, Dan 11:30
(0.25) (Yeh 8:14) (jerusalem: dewa Tamus) Ialah seorang dewa asal Asyur-Babel yang di kawasan sekitar Laut Tengah dipuja dengan nama semitnya Adonis (artinya: tuanku). Tiap-tiap tahun pada bulan Tamus (Juni/Juli) diadakan upacara perkabungan selama dewa itu dianggap tinggal di dunia orang mati (musim kemarau; seluruh tumbuhan melayu) dan mengering, mati terkena panas terik musim panas).
(0.25) (Yeh 27:23) (jerusalem: Haran...) Haran terletak di daerah hulu sungai Efrat, Kane dan Eden dalam dokumen-dokumen Asyur disebut Kamu dan Bit Adini, dua kota di daerah tengah sungai Efrat. Kilmad adalah sebuah kota yang tidak dikenal lebih jauh, tetapi agaknya terletak di dekat kota Asyur. Dalam naskah Ibrani turut disebut: pedagang-pedagang Syeba.
(0.25) (Za 9:10) (jerusalem: Ia akan melenyapkan) Dalam naskah Ibrani tertulis: Aku akan melenyapkan. Dalam kerajaan Mesias kelak kedua kerajaan Israel kembali bersatu. Bdk Yes 11:6+
(0.25) (2Kor 1:3) (jerusalem: penghiburan) Para nabi dahulu memberitakan penghiburan sebagai karunia khas di zaman Mesias, Yes 40:1. Penghiburan itu diwujudkan oleh Mesias, Luk 2:25. Penghiburan itu pada pokoknya tidak lain kecuali, kesudahan percobaan yang membuka zaman damai sejahtera dan sukacita, Yes 40:1 dst; Mat 5:5. Tetapi menurut pandangan Perjanjian Baru dunia yang baru itu terwujud di tengah-tengah dunia lama. Maka orang Kristen yang bersatu dengan Kristus mendapat penghiburan itu bahkan di tengah-tengah penderitaan, 2Ko 1:4-7; 7:4; bdk Kol 1:24. Penghiburan itu tidak hanya diterima secara pasip saja. Ia sekaligus menguatkan, memberi hati dan mengajak (kata Yunani yang sama, yakni "paraklesis" berarti baik penghiburan maupun ajakan). Satu-satunya sumber penghiburan itu ialah Allah, 2Ko 1:3,4, yang menganugerahkannya melalui Kristus 2Ko 1:5, dan dalam Roh Kudus, Kis 9:31+. Orang Kristen sendiripun perlu menyalurkan penghiburan itu kepada orang lain, 2Ko 1:4,6; 1Te 4:18. Apa yang menyebabkan penghiburan itu ialah a.l. kemajuan dalam hidup Kristen, 2Ko 7:4,6,7, pertobatan, 2Ko 7:13, Kitab Suci, Rom 15:4, dll. Penghiburan itu menjadi sumber pengharapan Rom 15:4.
(0.25) (1Ptr 1:1) (jerusalem: pendatang) Bumi adalah milik Allah (Maz 24:1), sehingga manusia hidup di situ sebagai seorang pendatang (Ima 25:23) yang hanya "lewat" oleh karena harus meninggalkannya waktu meninggal (Maz 39:13 dst; Maz 119:19; 1Ta 29:10-15). Setelah kebangkitan orang mati dipercaya (2Ma 7:9,11,14,23,29; Dan 12:2-3) gagasan "pendatang" disempurnakan: tanah air manusia ada di sorga (Fili 3:20; Kol 3:1-4; Ibr 11:8-16; 13:14) dan sebagai orang asing ia hidup di dunia "dalam pembuangan" (paroike=paroki, 1Pe 1:17; 2Ko 5:1-8) di tengah-tengah orang bukan Kristen yang kebejatannya perlu dijauhi (1Pe 2:11; 4:2-4) sama seperti orang-orang Yahudi hidup dalam "perantauan"
(0.25) (Why 21:22) (jerusalem: tidak melihat Bait Suci) Bait Allah, tempat kediamanNya di tengah Yerusalem dahulu, Wah 11:19; 14:15-17; 15:5-16:1, sekarang sudah hilang. Sebab tubuh Kristus yang dipersembahkan sebagai korban tetapi dibangkitkan menjadi tempat ibadah rohani yang baru, bdk Yoh 2:19-22+; Yoh 4:23-24; Rom 12:1+.
(0.25) (Yoh 18:1) (sh: Pemimpin sejati (Rabu, 31 Maret 1999))
Pemimpin sejati

Kristus bukan tipe pemimpin yang egois, karena di saat yang mengancam diri-Nya, Ia tidak berusaha menyelamatkan diri-Nya sendiri. Justru di saat seperti itu, Kristus malah memperkenalkan diri, menampilkan diri ke depan untuk melindungi murid-murid-Nya (ay. 8). "Kalau Aku yang kamu cari, biarlah mereka pergi". Inilah salah satu bentuk kepribadian agung yang dimiliki Yesus. Ia mengorbankan diri-Nya demi keselamatan orang lain. Adakah kita menemukan pemimpin-pemimpin seperti Yesus di tengah-tengah bangsa dan gereja kita? Atau paling tidak pernahkah kita menemukan jiwa dan semangat Yesus di tengah-tengah bangsa dan gereja saat ini?

Membela Kristus dengan pedang. Demi menunjukkan bahwa para murid tidak menerima begitu saja perlakuan orang-orang kepada Yesus, sebuah pedang diayunkan Petrus, sebagai bakti kepada Yesus. Demi menunjukkan kepada orang-orang, bahwa walaupun kecil dan lemah, para pengikut Kristus tidak pasrah tetapi berbuat sesuatu. Sebuah bukti, bahwa murid-murid Yesus bukanlah penonton yang tak memiliki kekuatan apa-apa, melihat Gurunya ditangkap dan diseret orang. Namun untuk semua itu Tuhan Yesus mengatakan: "sarungkanlah pedangmu!"

Renungkan: Yesus Kristus tidak pernah menginginkan kita membela kebenaran dengan kekerasan.

(0.25) (Yoh 19:38) (sh: Yusuf Arimatea (Sabtu, 3 April 1999))
Yusuf Arimatea

Ia mencintai Yesus, tetapi tidak berani berterus terang, sebab mengaku murid Yesus dalam situasi saat itu penuh risiko. Tetapi, tiba-tiba ia menjadi berani, walaupun Petrus, sang batu karang sudah menyangkal Tuhannya; murid-murid yang hidup bersama-sama Yesus selama tiga tahun lari tercerai-berai; Kristus dinyatakan sebagai nabi palsu dan penjahat oleh pengadilan. Di saat seperti itulah Yusuf Arimatea secara berani menyatakan diri sebagai pengikut dan sahabat Yesus, Tokoh "kriminal" yang sudah dieksekusi, tanpa memikirkan risiko. Di saat-saat yang rawan, ia berupaya memberikan yang terbaik dan berbuat yang terbaik bagi Yesus. Beranikah kita memproklamirkan diri sebagai sahabat dan murid Yesus di tengah- tengah dunia yang membenci Yesus; di tengah-tengah dunia di mana banyak murid Yesus yang lari tercerai-berai meninggalkan Yesus?

Nikodemus. Ia adalah seorang Farisi, yang karena takut pada orang-orang Yahudi, mengunjungi Yesus secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam. Bersama Yusuf Arimatea, ia menguburkan jenazah Yesus. Nikodemus, seorang petobat baru yang memiliki pengenalan pribadi kepada Yesus, menyatakan kasihnya kepada Yesus di saat kematian-Nya. Yusuf dan Nikodemus adalah murid Yesus yang melakukan sesuatu yang tak dilakukan oleh orang lain, walaupun berisiko tinggi.

Doa: Tolong kami agar tetap setia kepada Yesus dalam segala keadaan.

(0.25) (2Kor 2:12) (sh: Bau yang harum dari Kristus. (Jumat, 04 September 1998))
Bau yang harum dari Kristus.

Minyak harum menarik orang. Paulus bersyukur karena Allah menjadikannya "bau harum" Kristus di tengah-tengah semua orang (ayat 15). Dia dapat mengemban tugas mulia itu karena ia bekerja dengan maksud murni tanpa mencari keuntungan maupun ketenaran pribadi (ayat 17). Sebaliknya, dalam misi Kristus yang didorong oleh maksud tersembunyi mencari keuntungan maupun ketenaran, hanya akan sukses sebentar, lalu berakhir kacau dalam kekecewaan. Apakah kesaksian hidup kita bagaikan "bau harum" Kristus sehingga banyak orang mencari Dia?

Dampak yang berbeda. "Bau harum" Kristus yaitu kesaksian hidup kita membawa akibat menghidupkan bagi yang meresponi Injil dan membinasakan bagi yang menolak Injil (ayat 15-16). Bagaimanapun respons orang terhadap Injil, janganlah kita dipengaruhinya. Bila melalui pelayanan kita, orang beroleh keselamatan, hendaklah kita memuliakan Kristus. Bila sebaliknya, hendaklah kita tetap meninggikan Kristus dan Injil-Nya. Sebagai murid Kristus, kita harus tetap dan konsekuen menyebarkan harum-Nya ke tengah-tengah dunia ini.

Renungkan: Kita baru dapat membawakan bau harum Kristus, jika kita rela membuang bau busuk yang tak berkenan kepada-Nya.

Doa: Kiranya masyarakat Indonesia mencium harum Kristus melalui hidup dan pelayanan umatMu, Tuhan.

(0.25) (Yeh 48:23) (sh: Yahweh shammah, kota yang baru (Rabu, 5 Desember 2001))
Yahweh shammah, kota yang baru

Teruma, dengan Bait Suci di tengah-tengahnya (ayat 8, 10, 21), membagi wilayah umat Israel menjadi dua bagian yang tidak simetris: tujuh suku di utara dan lima suku di selatan (ayat 23-29). Ini menunjukkan bahwa, bagi Israel, berada "di tengah-tengah" bukan dilihat dari segi geografis (pembagian enam-enam), melainkan teologis. Titik pusat kehidupan bangsa adalah Bait Suci. Di mana ada Bait Suci, di situlah Allah berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Seluruh pembagian wilayah dimeteraikan dengan pernyataan "demikianlah firman Tuhan Allah" (ayat 29), yang menunjukkan bahwa pembagian ini ditetapkan bukan oleh manusia, tetapi oleh Tuhan sendiri.

Sekitar 6-7 km di selatan Bait Suci, terletak kota yang baru (ayat 15-20; 30-35). Yerusalem, kota rancangan manusia, telah dihancurkan; sebuah kota rancangan Allah kini didirikan. Kota ini sama panjang dan lebarnya (ayat 4500 hasta, kurang lebih 2250 m), dikelilingi tembok dengan 12 pintu gerbang. Lazim pada masa itu kota memiliki satu pintu gerbang (sebelum pembuangan, Yerusalem memiliki enam). Dengan adanya 12 pintu gerbang, yang diberi nama menurut ke-12 suku Israel (termasuk Lewi), tersedia kemudahan dan keleluasaan untuk masuk-keluar kota ini. Kemudahan itu berlaku bagi seluruh warga, termasuk orang asing, yang hendak berbakti ke rumah Allah.

Kota itu menyandang nama baru: Yahweh shammah, "Tuhan hadir di situ". Sungguh kontras dengan kondisi Yerusalem menjelang pembuangan: "Kota itu penuh kekerasan" (ayat 7:23); "Tanah ini penuh hutang darah dan kota ini penuh ketidakadilan" (ayat 9:9). Masa Allah meninggalkan Bait Suci yang tercemar dosa (pasal 7-11) telah berakhir. Allah telah kembali! Nama baru itu merefleksikan kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya di kota "sekular", tempat bekerja dan bertani, tempat interaksi sosial berbagai lapisan masyarakat.

Renungkan: Allah ingin hadir bukan hanya di Bait Suci-Nya, tetapi juga dalam hidup kita sehari-hari. Kehadiran Allah akan mengubah sebuah kota sekular menjadi kota yang mempermuliakan nama- Nya. "Berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (Yer. 29:7).

(0.23) (1Raj 6:1) (sh: Bukan karya tapi ketaatan (Kamis, 3 Februari 2000))
Bukan karya tapi ketaatan

Bait Allah yang dibangun Salomo benar-benar megah dan indah. Ini adalah sebuah mega proyek. Hal ini terlihat dari: persiapan yang dilakukan, ukuran Bait Allah, bahan-bahan yang digunakan dan struktur arsitek yang menawan. Dengan kata lain Salomo mengeluarkan seluruh daya, dana, dan pikiran demi terlaksananya pembangunan Bait Allah.

Di tengah-tengah kesibukan perencanaan, pengawasan, dan pelaksanan mega proyek tersebut, datanglah firman Tuhan yang membawa sebuah berita yang pasti tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berita dari firman Tuhan yang diharapkan adalah pujian dari-Nya karena kualitas kerja dari pembangunan Bait Allah, atau Allah memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pembangunan tersebut, atau paling tidak Allah mengkritik pembangunannya karena kurang sesuai dengan kehendak-Nya dan minta Salomo untuk memperbaikinya. Ternyata tak satu pun dari ketiganya. Allah tidak mempermasalahkan kemegahan atau pun keindahan rumah Allah, sebaliknya Ia hanya menyebut "rumah yang sedang kau dirikan ini" dan Allah tidak menyebutnya "rumah-Ku yang kau dirikan". Bahkan kehadiran dan penyertaan-Nya di tengah-tengah bangsa Israel sama sekali tidak berhubungan dengan segala daya upaya Salomo dalam mempersiapkan rumah tersebut. Tak tampak pula hubungannya dengan ada atau tidaknya rumah itu.

Allah mengajarkan kepada Salomo hal lain yang paling hakiki dalam kehidupan Salomo, yang nampaknya mulai diabaikan (ingat pembahasan yang lalu) yaitu ketaatan terhadap ketetapan, peraturan, dan perintah Allah. Artinya bagi Allah yang penting adalah siapakah Salomo di hadapan Allah, bukannya apa yang ia kerjakan dan usahakan bagi Allah.

Kristen seringkali terjebak untuk melakukan apa yang Salomo lakukan, misalnya: memikirkan, mempersiapkan, dan mengerjakan berbagai proyek dan program gereja yang besar dan megah. Namun kita lupa siapa kita di hadapan Allah. Di tengah-tengah kesibukan Anda dalam pelbagai proyek dan program, Allah berfirman 'bukan apa yang kamu lakukan, namun siapa kamu dihadapan-Ku'.

Renungkan: Ketika kita sungguh-sungguh melakukan suatu hal, prioritas apakah yang ada pada kita: karya yang memuaskan atau ketaatan kita kepada-Nya sebagai fokus karya kita?

(0.23) (1Raj 7:1) (sh: Bertentangan namun berdampingan = bahaya (Sabtu, 5 Februari 2000))
Bertentangan namun berdampingan = bahaya

Pasal 6-7 secara keseluruhan menggambarkan kisah persiapan pembangunan dan penyelesaian Bait Allah yang memakan waktu 7 tahun dengan biaya yang sangat besar. Di tengah-tengah kisah mega-proyek ini diselipkan kisah pembangunan istana Salomo dan bangunan-bangunan lainnya, salah satunya bangunan untuk putri Firaun. Yang menarik untuk diperhatikan adalah pembangunan gedung-gedung lain, yang sebenarnya dikerjakan setelah selesainya pembangunan Bait Allah, tetapi mengapa pengisahannya ditempatkan di tengah-tengah kisah pembangunan Bait Allah yang megah.

Penyelipan kisah ini ingin menunjukkan pribadi arsitek tunggal dari semua bangunan tersebut yaitu Salomo. Bila di perikop sebelumnya kita melihat bagaimana megahnya Bait Allah, yang dibangun berdasarkan bahan, ukuran, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan, maka di perikop ini tampaklah bahwa istana Salomo, istana putri Firaun, dan bangunan lainnya mengungguli Bait Allah dalam segala hal (ayat 7:1, 9-12). Semua bangunan itu dibuat untuk kepentingan pribadi Salomo dan putri Firaun. Tiga belas tahun dari masa pemerintahannya dipakai untuk menghamburkan biaya yang sangat besar bagi dirinya pribadi dan putri Firaun.

Tampaklah dua sisi pribadi Salomo yang saling bertolak belakang, yang berdampingan dengan harmonis. Satu sisi menunjukkan bahwa ia memberikan yang terbaik kepada Allah, di sisi lain, yang lebih baik dari yang terbaik diberikan bagi kepentingan dan kepuasan pribadinya dan putri Firaun. Demi pemuasan pribadi, pemborosan yang besar-besaran telah dilakukan, sehingga berdampak negatif bagi perekonomian dan stabilitas nasional. Betapa bahayanya pribadi pemimpin yang mengutamakan kasih kepada diri sendiri mengungguli kasih kepada Allah. Hal ini menunjukkan sikap kompromi dan kemunafikan di dalam hidup kerohanian seseorang. Yang mengerikan adalah bahwa kasih kepada Allah makin lama makin pudar, sedangkan kasih kepada diri sendiri makin bertakhta, seperti yang terjadi dalam kehidupan Salomo.

Renungkan: Tengoklah pribadi kita masing-masing, apakah di tengah-tengah gelora kasih kita kepada Allah terselip kasih kepada diri sendiri yang lebih besar yang pada akhirnya berdampak negatif bagi keluarga, masyarakat, gereja, dan negara?

(0.23) (1Raj 16:29) (sh: Orang jahat bertambah jahat (Selasa, 29 Februari 2000))
Orang jahat bertambah jahat

Dosa kian merajalela di kerajaan Israel. Omri melakukan kejahatan lebih daripada pendahulunya. Ahab melakukan yang lebih jahat dari pendahulu dan lebih menyakitkan hati Tuhan dari 7 raja sebelumnya. Penyembahan berhala yang merambah ke seluruh Israel, Ahab pun mendirikan kuil Baal-Melqart yang dipuja di Sidon, kerajaan Izebel istrinya. Tambah lagi Ahab mendirikan patung dewi Asyera, dewi alam dan kesuburan. Penyembahan kepada Asyera adalah agar dewi ini memberikan hujan, menyuburkan tanah, dan menghasilkan panen besar.

Baal dalam bahasa Ibrani berarti `pemilik' atau `suami', dengan menambah-nambah penyembahan kepada Baal, berarti Ahab menolak Allah dengan lebih keji. Didirikannya mezbah untuk Baal di kuil Baal di Samaria, sebagai tandingan Rumah Allah di Yerusalem. Peringatan yang paling keras dari Yosua pun sudah dilanggar dengan membangun kembali Yerikho, kota yang dikutuk Allah melalui Yosua. Kita bisa menggambarkan begitu jahatnya umat Israel terhadap Allah dan betapa murkanya Allah terhadap tingkah laku umat-Nya.

Allah Pencipta dan Penguasa alam semesta tidak berdiam diri. Bila saat itu raja dan rakyat Israel mengharapkan kesuburan dari patung Asyera, justru Allah menghukum dengan tidak ada embun dan hujan beberapa tahun. Kekeringan pasti terjadi dan selanjutnya bala kelaparan. Hukuman ini menyatakan siapakah Allah sejati yang berkuasa atas alam semesta ini. Memang untuk sementara waktu tampaknya patung Asyera memberikan hasil panen yang luar biasa, sampai pada zaman Ahab kerajaan Israel cukup besar dan kaya Tetapi sesuai waktu Tuhan, Ia pasti membuktikan siapakah sebenarnya yang paling berkuasa atas alam ini. Kenikmatan hidup yang diperoleh di luar Tuhan hanya bisa dinikmati untuk sementara saja. Karena akan tiba waktunya Tuhan menyatakan siapakah sebenarnya sumber dan pemberi berkat bagi manusia di bumi ini.

Renungkan: Di saat Israel sedang menderita karena hukuman Tuhan, nabi Elia menikmati pemeliharaan Tuhan yang ajaib. Elia dipakai Tuhan untuk menyatakan kebenaran di tengah-tengah kebengkokan dan memperlihatkan kekuasaan Tuhan di tengah-tengah penghinaan kepada Tuhan. Akhirnya umat harus kembali mengakui Allah yang hidup dan berkuasa. Itu pula panggilan dan tugas kita di tengah-tengah masyarakat.

(0.23) (Est 1:1) (sh: Tuhan di tengah dunia sekular (Kamis, 21 Juni 2001))
Tuhan di tengah dunia sekular

Pasal pertama Kitab Ester merupakan jendela bagi kita untuk memahami latar belakang sebuah kisah umat Tuhan di tengah dunia sekular pada masa pemerintahan Ahasyweros (485-465 s.M.). Pada saat itu orang-orang Yahudi terbuang, tertawan, dan hidup di bawah hukum dan kekuasaan Media-Persia. Di dalam pembuangan, kehidupan mereka tidak lagi diatur berdasarkan Hukum Taurat Musa yang diterima dari Allah, tetapi dengan segala konsekuensinya mereka harus tunduk kepada hukum Media- Persia yang dibuat dengan sekehendak hati raja, bersifat mutlak, tidak dapat diganggu-gugat ataupun digagalkan.

Dengan latar belakang tersebut, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu kita pikirkan seperti: dimanakah dan apakah yang dilakukan Tuhan di tengah dunia sekular seperti ini? Apa yang dilakukan Tuhan di balik kekuasaan, kekayaan, wilayah, dan keagungan Ahasyweros yang sedemikian besar (1-8)? Bagaimana Tuhan memelihara umat- Nya di tengah keputusan yang sewenang-wenang dan tidak dapat diganggu-gugat ataupun dibatalkan (9-19).

Keseluruhan Kitab Ester memberikan penjelasan kepada kita bahwa di balik kekuasaan Ahasyweros, Tuhan yang tidak nampak, tinggal bersama-sama umat-Nya. Dia tidak berdiam diri, namun Dia mengendalikan situasi. Walaupun Ahasyweros tidak memiliki integritas yang bercirikan hikmat dan prinsip hidup yang mulia (8, 10-12), Tuhan tetap melaksanakan maksud dan rencana-Nya dengan sempurna. Ia mempersiapkan pengangkatan Ester di balik mahkota, kecantikan, pamor, pesta pora, peninggian diri, pemecatan, dan pengucilan Wasti (9-12, 19-22). Tuhan Raja di atas segala raja mengatasi kekuasaan dan kebesaran Ahasyweros, Ia mempersiapkan rencana-Nya dengan sempurna melalui Ahasyweros yang memiliki banyak kelemahan.

Keyakinan bahwa Tuhan yang mengatasi kekuasaan pemerintahan ini memberikan penghiburan bagi kita kaum minoritas di Indonesia, yang walaupun tertindas namun dibela oleh Allah.

Renungkan: Di tengah dunia yang semakin sekular, jauh dari Allah dan membuat hukum-hukumnya sendiri, seberapa jauhkah Anda menyadari kehadiran dan karya Tuhan dalam hari- hari yang Anda lewati? Temukan Tuhan dalam kehidupan Anda dan berjalanlah bersama-Nya!



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA