Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 4201 ayat untuk maka menangislah yesus (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.23) (Mat 26:17) (sh: Tubuh-Nya dipecahkan dan darah-Nya dicurahkan (Jumat, 6 April 2001))
Tubuh-Nya dipecahkan dan darah-Nya dicurahkan

Saat-saat terakhir Yesus sudah hampir tiba. Ia ingin mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Yesus tahu bahwa hidupnya sebagai manusia akan berakhir di atas kayu salib. Ia taat kepada kehendak Bapa, Ia rela menuntaskan misi yang diemban-Nya sampai tiba waktu-Nya. Ia memaparkan apa yang akan terjadi dan menyatakan bahwa salah satu sang pelaku skenario penangkapan diri-Nya justru murid-Nya sendiri. Sempat dalam detik-detik terakhir, Ia masih mengingatkan Yudas. Rupanya Yudas tidak lagi memiliki kepekaan akan perbuatan dosa yang sedang dirancangkan. Justru tanpa merasa bersalah ia balik bertanya kepada Yesus. Apa yang dilakukan oleh Yudas menggambarkan betapa jahatnya dosa. Dosa membuat manusia buta akan kebenaran, tidak memiliki pendengaran yang peka terhadap teguran dan nasihat. Dosa membuat manusia melakukan yang jahat asal dirinya diuntungkan, walaupun lebih kurang tiga tahun Yudas bersama dalam tim pelayanan Tuhan Yesus, ia dekat dengan Tuhan Yesus, ternyata hatinya tidak terbuka dan mengenal dengan benar siapa Yesus. Ia tega menjual Yesus dengan 30 keping uang perak.

Misi yang harus diselesaikan sebagai Juruselamat memang harus melalui penderitaan sampai mati. Ia harus menanggung murka Allah. Salib adalah cara Allah yang harus ditaati demi menyelamatkan manusia berdosa dari kematian kekal akibat murka Allah. Melepaskan dan menebus manusia dari dosa dan murka Allah inilah yang sedang akan diemban oleh Yesus. Dengan memakai simbol roti yang dipecah-pecahkan lalu dimakan dan anggur yang diminum Tuhan Yesus menggambarkan apa yang akan terjadi pada diri-Nya pada hari menjelang Paskah. Tubuh-Nya akan dihancurkan sampai mati dan darah-Nya akan dicurahkan. Barangsiapa makan tubuh-Nya dan minum darah- Nya yakni mau mengakui pengorbanan-Nya dan menerima Ia sebagai Juruselamat, maka pengampunan dosa akan diberikan dan suatu hari kelak akan bersama dengan Tuhan dalam kerajaan Bapa.

Renungkan: Kematian Yesus memproklamirkan kemenangan telak atas dosa dan membuka jalan bagi manusia berdosa mengalami kemenangan atas dosa dan menghantar manusia masuk dalam hidup dan kemuliaan kekal dalam kerajaan Bapa.

(0.23) (Luk 9:1) (sh: Pelayanan dan harga yang harus dibayar (Jumat, 21 Januari 2000))
Pelayanan dan harga yang harus dibayar

Melayani memiliki risiko. Risiko menghadapi orang banyak dengan berbagai latar belakang, tantangan, atau penolakan. Kemungkinan pelayanan membawa kita pada penderitaan karena ditolak. Tuhan Yesus tidak memberikan proteksi khusus agar kita dapat melakukan segala pekerjaan-Nya dengan mulus tanpa tantangan. Ketika Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya untuk diutus, Ia tahu bahwa murid-murid akan menghadapi banyak masalah. Orang-orang yang menderita berbagai penyakit, kerasukan setan, orang-orang yang menolak berita yang mereka kabarkan akan dihadapi mereka. Selain menghadapi tantangan, murid-murid pun perlu menggumuli kebutuhan hidup mereka. Pemenuhan kebutuhan mereka tergantung sepenuhnya dari orang-orang yang menyambut kehadiran dan mempercayai berita mereka. Mencukupkan diri dalam segala kondisi dan situasi adalah hal yang harus mereka atasi. Semua ini adalah harga yang harus mereka bayar sebagai utusan Yesus.

Diutus dan diperlengkapi dengan kuasa dan tenaga, itulah yang terjadi atas murid-murid. Medan pelayanan begitu berat, maka Yesus memberikan kepada mereka kuasa dan tenaga. Dengan kuasa dan tenaga dari Yesus, murid-murid mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan. Karena itu tatkala berita Kerajaan Allah disebarluaskan ke seluruh wilayah, orang-orang sakit disembuhkan dan orang-orang yang dirasuki setan dilepaskan. Kuasa dan tenaga yang dikaruniakan kepada murid-murid membuat berita Kerajaan Allah dan pewujudan kuasa Kerajaan Allah dialami oleh banyak orang. Berita ini tersebar ke segala wilayah bahkan sampai ke istana Herodes.

Banyak orang bertanya-tanya siapakah Yesus yang menjadi pusat berita murid-murid. Herodes pun sempat mencemaskan ketenaran Yesus dan membuat ia ingin bertemu. Inilah keberhasilan murid- murid. Bukan diri mereka yang diberitakan, bukan ketenaran diri yang mereka cari, tetapi Yesus pusat berita Kerajaan Allah, yang memberi mereka kuasa dan tenaga itulah yang dberitakan.

Renungkan: Kekerasan hati manusia, tantangan, rintangan, masalah, penyakit, dan kuasa setan hanya bisa diatasi dengan kuasa dan tenaga dari Kristus Yesus. Sebagai utusan Yesus Kristus, kita perlu diperlengkapi dengan kuasa dan tenaga dari Dia.

(0.22) (Yeh 1:26) (full: KELIHATAN SEPERTI RUPA MANUSIA. )

Nas : Yeh 1:26

Yehezkiel melihat Allah duduk di atas takhta dalam rupa seperti manusia; penglihatan ini menunjukkan fakta bahwa bila Allah berkenan menyatakan diri-Nya secara penuh, maka itu dilakukan-Nya dalam bentuk manusia -- melalui Yesus Kristus (bd. Fili 2:5-7; Kol 2:9).

(0.22) (Yoh 5:5) (full: TIGA PULUH DELAPAN TAHUN. )

Nas : Yoh 5:5

Setelah menderita selama 38 tahun, orang ini telah mengalami kekecewaan yang berkepanjangan, karena tidak disembuhkan sambil tetap mengharapkan pertolongan dari Allah. Namun, akhirnya kesembuhan datang juga. Sebagian besar karena lamanya orang ini menderita maka Yesus dengan belas kasihan, berkenan untuk menolongnya. Jangan sekali-kali kita putus harap bahwa waktu Allah untuk mengulurkan tangan kepada kita mungkin segera akan datang.

(0.22) (Mat 12:32) (jerusalem: ia tidak akan diampuni) Manusia masih dapat dimaafkan, kalau keliru dalam hal keilahian Yesus, yang bersembunyi di belakang rupa "Anak manusia" yang sederhana saja, Mat 8:20+, tetapi ia tidak dapat dimaafkan kalau menutup mata dan hati untuk karya Roh Kudus yang terang benderang. Dengan meniadakan karya Roh itu orang menolak tawaran paling luhur yang disampaikan Allah, maka orang menempatkan diri di luar keselamatan, bdk Ibr 6:4-6; Ibr 10:26-31.
(0.22) (Luk 10:42) (jerusalem: tetapi hanya satu saja yang perlu) Naskah-naskah dalam bagian kalimat ini cukup kacau-balau. Terjemahan ini mengikuti beberapa naskah tertentu. Ada lain naskah yang berbunyi: tetapi hanya sedikit saja yang perlu. Tetapi yang paling baik kiranya naskah-naskah yang berbunyi sebagai berikut: tetapi hanya sedikit saja yang perlu, bahkan hanya satu saja. Kalau demikian maka Yesus beralih dari keperluan untuk perjamuan (hanya sedikit) kepada satu-satunya yang perlu (hanya satu saja). Begitu makna ungkapan itu jauh lebih jelas.
(0.22) (Yoh 7:27) (jerusalem: dari mana asalNya) Orang Yahudi tahu baik-baik bahwa Mesias harus lahir di Betlehem, bdk Yoh 7:42; Mat 2:5 dst. Tetapi menurut kepercayaan umum Mesias tinggal tersembunyi di tempat yang tidak dikenal, bdk Mat 24:26, (ada yang berkata: di sorga) hingga hari kedatanganNya. Karena asalNya dari sorga maka diri Yesus bersesuaian dengan kepercayaan itu meskipun orang-orang Yahudi tidak tahu.
(0.22) (Yoh 10:30) (jerusalem) Menurut konteksnya keterangan itu pertama-tama mengenai kekuasaan yang sama pada Bapa dan Anak. Tetapi keterangan itu kurang menentu dan kiranya disengaja. Maka melalui keterangan itu orang dapat melihat suatu kesatuan lebih luas dan lebih mendalam. Orang-orang Yahudi tidak keliru dengan mengertinya sebagai keterangan bahwa Yesus adalah Allah, Yoh 10:33. Bdk Yoh 1:1; 8:16,29; 10:38; 14:9-10; 17:11,21 dan Yoh 2:11+.
(0.22) (Mat 5:27) (sh: Kudusnya pikiran, kudusnya hidup (Kamis, 6 Januari 2005))
Kudusnya pikiran, kudusnya hidup

Ajaran Tuhan Yesus yang tidak mengizinkan perceraian kecuali karena perzinaan (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">32) sebenarnya menunjukkan dua hal. Pertama, pernikahan itu kudus maka tidak boleh sembarang bercerai. Kedua, perzinaan itu dosa maka cara penyelesaiannya harus radikal! Penyelesaian radikal harus mulai dari hati seseorang.

Yesus mengajarkan bahwa pusat kehidupan seseorang adalah hatinya. Kalau hatinya kudus, maka tingkah lakunya pun akan kudus. Sebaliknya kalau hati penuh pikiran busuk, busuk pula tingkah lakunya. Oleh sebab itu, jauh lebih penting menjaga hati dari pikiran-pikiran buruk daripada hanya mencegah perbuatan-perbuatannya. Yesus menegaskan hal tersebut dengan menyoroti dosa seksual yang seringkali tersembunyi, tetapi menggerogoti moral seseorang. Zina sudah terjadi tatkala seseorang memikirkannya di dalam hati (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">28). Bila hati sudah berpikiran kotor maka tubuh akan mudah dikendalikan untuk melakukan perbuatan-perbuatan najis.

Yesus memaparkan bahwa dosa bersumber dalam pikiran, sebelum terungkap dalam tindakan. Bagi Allah, manusia tidak bisa setengah-setengah dalam memenuhi kehendak-Nya. Bahkan dikatakan jika ada anggota tubuh yang menyesatkan kita, hendaknya kita memenggalnya (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">29). Ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah menginginkan seluruh keberadaan kita memenuhi tuntutan Allah hidup saleh dan kudus. Kesalehan yang Allah inginkan bukan saja yang tampak di luar, tetapi yang bersumber di lubuk hati kita terdalam.

Oleh sebab itu, perlu tindakan drastis dan radikal untuk mengatasi dosa perzinaan. Kita harus rela menyingkirkan segala sesuatu yang bisa menjatuhkan kita kepada dosa seksual itu seperti bacaan pornografi, vcd porno, situs-situs porno di internet, dll. Semua itu bisa menjadi alat Iblis. Sebaliknya, isilah hati dan pikiran kita dengan hal-hal yang menyenangkan Tuhan, yang baik, dan yang membangun.

Renungkan: Perubahan revolusioner yang Allah ingin lakukan ialah pembaruan hati Anda.

(0.22) (Luk 23:33) (sh: Yesus disalib (Jumat, 9 April 2004))
Yesus disalib

Perjalanan ke penyaliban dilukiskan Lukas dengan jelas sekali (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">26-32). Perjalanan Yesus ke tempat penyaliban terhenti oleh dua peristiwa. Yesus sudah tidak mampu memikul kayu salib-Nya, sehingga tentara Romawi memaksa seorang bernama Simon yang berasal dari Kirene memikul salib itu (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">26). Peristiwa kedua adalah percakapan Yesus dengan perempuan-perempuan (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">28-31). Menyusul narasi perjalanan adalah narasi penyaliban (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">33-38), narasi dialog dua penjahat dan Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">39-43) dan narasi respons alam dan manusia terhadap kematian Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">44-49).

Di tempat penyaliban bernama 'Tengkorak' Yesus disalibkan. Bersama Yesus turut disalibkan dua orang penjahat (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">33). Meski disalibkan dengan tidak adil Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya. Tindakan demikian merupakan demonstrasi nyata pada apa yang Yesus ajarkan sebelumnya (Luk. 6:29,35). Di bukit “Tengkorak” itu tentara-tentara memperebutkan jubah Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">34) dan orang banyak mengolok-olok-Nya (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">35-38). Tiga kali olokan yang mengejek ketidakmampuan Yesus menyelamatkan diri sendiri ditujukan kepada Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">35,37,39). Kebutaan rohani menyebabkan pengejek tidak melihat karya keselamatan yang dilakukan Yesus. Orang banyak tidak dapat menerima bahwa Sang Mesias harus mati di kayu salib. Ejekan ketiga datang dari salah seorang penjahat yang turut disalibkan bersama Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">39).

Penjahat ini setuju dengan ejekan orang banyak yang didengarnya. Penjahat yang lain menyadari bahwa Yesus disalib meski tanpa kesalahan apapun. Penjahat itu menyadari ketidakadilan yang dialami Yesus sehingga ia menegur penjahat yang mengejek Yesus. Terhadap ejekan orang banyak ia tidak memberi respons. Tetapi kepada ejekan penjahat yang satunya ia memberi respons yang tegas. Lalu, ia memohon kepada Yesus untuk mengingatnya (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">42).

Camkanlah: Yesus telah mendemonstrasikan kasih sempurna. Kasih yang memaksa Yesus untuk tetap tinggal di kayu salib.

(0.22) (Luk 20:20) (sh: Yesus dan kekuasaan-Nya. (Selasa, 11 April 2000))
Yesus dan kekuasaan-Nya.

Dalam renungan hari ini Yesus memperlihatkan betapa besar kekuasaan yang Ia miliki dan    bagaimana Ia menggunakan kekuasaan-Nya. Yesus bukan hanya    keturunan Daud (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">41-44). Dia pun tunas dan sekaligus keturunan    Daud (Why.  22:16). Dia sudah ada sebelum Abraham (Yoh. 8:58).    Dia adalah Allah sendiri. Allah yang sudah ada sejak kekekalan    hingga kekekalan. Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah    Yakub, dan Allah semua yang hidup (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">37-38). Betapa besar    kekuasaan dan wewenang-Nya atas seluruh alam semesta dan isinya.    Di tangan-Nya terletak kekuasaan yang mutlak. Di tangan-Nya    seluruh kekuasaan yang ada berasal.

Ketika Penguasa yang mutlak itu datang ke dalam dunia, Ia tidak    merebut kekuasaan Kaisar atas Israel (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">20-26). Sebaliknya ia    menegaskan bahwa Kaisar sudah bertindak sesuai dengan legitimasi    yang dimiliki. Karena itu ia berhak menarik pajak atas seluruh    masyarakat Israel. Pajak adalah milik Kaisar. Karena Allah jauh    lebih berkuasa dari Kaisar, maka Ia berhak atas sesuatu yang    jauh lebih bernilai daripada sekadar pajak yaitu kasih,    penyembahan, dan hidup manusia yang untuknya Kristus telah mati.    Kristus telah memberikan teladan bahwa kekuasaan itu tidak    serakah, tidak merebut apa yang menjadi hak orang lain,    kekuasaan tidak korupsi dan kekuasan itu menyatakan dirinya    berdasarkan kebenaran bukan berdasarkan kepentingan kekuasaan    itu sendiri.

Selanjutnya Yesus memberikan contoh sekali lagi tentang    kekuasaan yang dipakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi dirinya    sendiri, mencari gengsi di mata masyarakat, dan mengeksploitasi    rakyat kecil demi keuntungan pribadi (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">45-47). Tidak demikian    halnya dengan penggunaan kekuasaan Yesus. Ia tidak mencari    gengsi dan kemuliaan pribadi apalagi keuntungan diri sendiri.    Sebaliknya kekuasaan yang Yesus miliki adalah kekuasaan yang    menghormati hak orang lain walaupun lebih rendah dari-Nya.    Kekuasaan-Nya dipakai demi kesejahteraan orang lain. Kekuasaan-    Nya dipakai untuk memuliakan Allah dan bukan diri-Nya sendiri.    Kekuasaan yang tidak berpusat pada diri sendiri. Inilah konsep    penggunaan kekuasaan yang benar.

Renungkan: Bila setiap orang memahami konsep penggunaan    kekuasaan yang benar dan bertekad untuk menerapkannya, maka    tidak banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan kekuasaan.

(0.22) (Kol 1:15) (sh: Tiada tandingnya (Rabu, 4 Juli 2001))
Tiada tandingnya

Seorang Guru Sekolah Minggu sempat dibuat bingung oleh seorang anak yang berkomentar: “Panji lebih hebat dari Yesus, segala masalah dan kesulitan bisa diatasinya. Kalau berdoa kepada Tuhan Yesus, tidak dijawab”. Kita dapat menanggapi komentar di atas dengan tepat dan benar sesuai dengan pengenalan yang benar akan pribadi Yesus Kristus melalui bacaan hari ini.

Di tengah pengajaran yang diterima jemaat Kolose yang menentang keunikan Yesus, Paulus perlu menegaskan kembali tentang siapakah Yesus. Mengapa Yesus dikatakan lebih utama dari segala yang ada? Karena beberapa alasan berikut ini: Pertama, Yesus adalah satu- satunya Pribadi Allah yang menyatakan siapakah Allah. Dia tidak diciptakan dan Dia mendahului segala ciptaan yang ada. Tiada satu pun ciptaan yang sama bahkan lebih tinggi dari Dia, karena Dialah Allah (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">15).Dengan demikian pengenalan kita kepada Allah yang tidak nampak menjadi nyata dan terselami, karena Allah telah berinkarnasi menjadi Manusia yang dekat dengan kehidupan manusia. Kedua, Dialah Allah Pencipta yang telah menciptakan segala sesuatu (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">16a), maka Dialah penguasa sejarah manusia dan seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan ada di dalam kuasa-Nya dan diciptakan demi kemuliaan-Nya. Ketiga, Dialah penguasa segala kuasa, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">16b). Keempat, dalam Dia bersumber segala kuasa (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">16c). Tiada penguasa yang memperoleh kuasa dari diri sendiri atau orang lain, kecuali dari Dia. Oleh karena itu segenap penguasa harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada Dia (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">16d). Menyadari keunikan-Nya yang memang tidak tertandingi oleh penguasa mana pun, masihkah kita berpikir bahwa ada penguasa-penguasa baik yang hadir secara nyata dalam dunia maupun penguasa-penguasa di dunia yang tidak kelihatan berada di luar kedaulatan-Nya? Sesungguhnya hanya Yesus Sang Penguasa tunggal yang berdaulat atas semua penguasa.

Renungkan: Ia berkuasa dan menguasai segala bidang dalam kehidupan manusia, maka siapa pun kita, penguasa sekali pun tetap harus mempertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Bila kita berada dalam tangan penguasa yang seakan bebas menyalahgunakan kekuasaannya, satu hal yang menguatkan kita adalah bahwa Dia tidak akan memberikan kebebasan melampaui kedaulatan-Nya.

(0.22) (Yoh 9:13) (sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002))
Iman yang tumbuh dalam tekanan

Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">25). Yesus didengar Allah (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">34).

Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya.

Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus.

Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah.

(0.22) (Yoh 20:30) (sh: Tujuan penulisan Injil (Kamis, 4 April 2002))
Tujuan penulisan Injil

Alkitab, yang di dalamnya termuat Injil, bukan bacaan favorit. Ia sering menjadi penghuni lemari yang hanya seminggu sekali dibaca. Kewibawaan Alkitab sering dirongrong oleh pendapat bahwa Alkitab hanya tulisan manusia biasa, bukan buku yang datang dari Allah, Atau bahwa ada bagian-bagian Alkitab yang ternyata tidak cocok dengan nalar dan ilmu.

Yohanes menyatakan bahwa Injil (termasuk juga Injil-injil sinoptis) memang bukan laporan lengkap tentang hidup dan karya Yesus, tetapi suatu kesaksian yang bertujuan mengajak orang untuk mempercayai Yesus sebagai Juruselamat. Seperti lukisan, dan bukan seperti potret yang merekam suatu pemandangan secara rinci dan lengkap, Injil memuat nuansa-nuansa pribadi penulisnya yang ingin menanamkan kesan khusus bagi pembacanya. Maksud lukisan Injil menurut Yohanes adalah “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup yang sejati” (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">31).

Ada dua hal penting tersirat dalam pernyataan penting ini, pertama tentang isi dan arah iman, kedua tentang hasil iman. Isi iman menurut Yohanes adalah mempercayai Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah untuk menggenapi janji-janji-Nya. Yesus adalah penggenapan sempurna dan lengkap dari janji mesianis sebab Dia sendiri adalah Anak Allah; di dalam-Nya Allah hadir dan bekerja secara sempurna. Iman yang benar adalah iman yang hidup, yaitu yang tidak hanya berisi kepercayaan pada konsep kebenaran, tetapi yang mempercayai Yesus dalam arti mengikuti Dia, menaati kehendak-Nya, merajakan Dia di dalam arah hati dan seluruh gerak hidup. Sebagai hasil dari iman yang sedemikian, orang beroleh hidup. Hidup ini bukan hasil dari iman sebagai balasan Allah, tetapi sebagai hasil dari orang memiliki hubungan yang benar dengan Allah di dalam Yesus. Hidup tersebut adalah hidup Allah sendiri yang ada di dalam Yesus dan yang, karena kita berada di dalam Dia dan Dia di dalam kita, hadir juga di dalam kita. Karena hidup itu adalah hidup-Nya maka yang memiliki hidup dari-Nya akan memancarkan ciri-ciri hidup-Nya di dalam hidup yang bersangkutan.

Renungkan: Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia sungguh kebenaran dan hidup. Karena itu, hiduplah di dalam-Nya.

(0.22) (Luk 24:13) (sh: Kesaksian kebangkitan (Senin, 12 April 2004))
Kesaksian kebangkitan

Dua murid Yesus sedang berjalan ke sebuah desa bernama Emaus. Dalam perjalanan tersebut mereka memperbincangkan peristiwa yang baru terjadi di Yerusalem yaitu bahwa Yesus telah bangkit (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">14-15)! Mereka telah mendengar kesaksian perempuan-perempuan yang menyatakan Yesus telah bangkit. Tetapi, seperti murid lainnya, mereka tidak dapat menerima begitu saja kesaksian yang menyatakan bahwa Yesus telah bangkit (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">22-24). Bahkan mereka sama sekali tidak mengharapkan Yesus akan bangkit. Ini adalah pengharapan yang sia-sia karena terkubur bersama kematian Yesus. Bahkan ketika Yesus yang bangkit itu menghampiri, mereka tidak mengenali Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">16).

Bagaimana Yesus menyaksikan kebangkitan-Nya kepada mereka? Pertama, Yesus menegur mereka (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">25). Yesus mengingatkan mereka bahwa penderitaan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam hidup-Nya (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">26).

Kedua, Yesus menunjuk pada kesaksian kitab suci tentang diri-Nya (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">27). Secara perlahan Yesus membawa mereka kepada pengenalan akan diri-Nya. Apa yang sedang terjadi di Yerusalem merupakan penggenapan terhadap isi Alkitab. Dengan demikian semua peristiwa yang sedang terjadi harus dipahami dari sudut pandang Kristus. Yesus membimbing mereka ke dalam pengenalan sejati tentang Yesus, bahwa Yesus lebih daripada sekadar nabi Allah. Bagaimana reaksi keduanya? Hati mereka berkobar-kobar (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">32).

Ketiga, Yesus duduk dalam perjamuan dengan kedua murid tersebut. Ketika Yesus mengambil roti dan memberkatinya, terbukalah mata rohani kedua murid tersebut. Sekarang mereka melihat Yesus dengan jelas. Mereka segera bergegas kembali ke Yerusalem menyaksikan kebangkitan Yesus (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">35).

Untuk dipahami: Kebangkitan Yesus adalah peristiwa dan kenyataan sejarah. Namun, hanya kekuatan Allah yang dapat mencelikkan mata rohani kita agar kita dapat mempercayai fakta ini.

(0.22) (Yoh 4:15) (sh: Yesus memperbarui hidup (Rabu, 2 Januari 2002))
Yesus memperbarui hidup

Perjumpaan dan pembicaraan dengan Tuhan Yesus telah mengubah hidup perempuan Samaria itu secara radikal. Hidupnya tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sesuatu telah terjadi dalam hidupnya sebagai akibat perjumpaan dan pembicaraannya dengan Tuhan Yesus. Semuanya karena inisiatif Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang mencarinya. Tuhan Yesus juga yang membimbingnya dalam percakapan, sampai ia mengenal siapa Yesus dan terbuka pada pembaruan dari Yesus atas hidupnya.

Pada awal pembicaraan itu ia tidak mengenal dengan siapa ia sedang berbicara. Ia hanya tahu bahwa ia sedang berbicara dengan seorang Yahudi (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">9). Kemudian ia menyapa Tuhan Yesus dengan sebutan tuan (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">11). Sementara pembicaraan berlangsung, ia menyadari bahwa Yesus lebih daripada yang disapanya. Namun, untuknya tetap Yesus lebih rendah daripada leluhurnya Yakub (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">12). Ketika Yesus mengungkapkan semua perbuatannya, ia menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">19). Tetapi, Tuhan Yesus tidak berhenti di situ. Ia membimbing pengenalan perempuan Samaria sampai ke puncaknya, yakni bahwa Ia adalah Mesias (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">25-26).

Pengenalan bahwa Yesus adalah Mesias merupakan puncak karena hal ini sesuai dengan tujuan penulisan Injil Yohanes, "... tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (ayat maka+menangislah+yesus&tab=notes" ver="">20:31). Pengenalan perempuan Samaria terhadap Yesus sejalan dengan maksud penulisan Injil. Inilah saat terindah dalam hidupnya, saat ketika ia percaya kepada Yesus, saat ia bertemu dan mengenal Mesias. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa perjalanannya mengambil air ke sumur merupakan perjalanan yang mengubah hidupnya secara radikal.

Renungkan: Tuhan Yesus mengenal manusia secara utuh dan lengkap. Tidak ada yang tersembunyi baginya. Seluruh hidup kita terbuka bagi-Nya. Di hadapan Tuhan Yesus tidak perlu ada yang disembunyikan. Tuhan Yesus berbicara kepada kita untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan kita yang terdalam karena Ia mengenal kita seutuhnya. Terbukakah kita pada inisiatif-Nya memasuki hidup kita dan menyambut Dia sebagai kepuasan sejati?

(0.22) (Mrk 2:15) (bis: di rumah Lewi)

di rumah Lewi: atau di rumah-Nya (yaitu rumah Yesus).

(0.22) (Yud 1:5) (bis: Tuhan)

Tuhan: beberapa naskah kuno: Yesus, yang dalam Yunani sama dengan Yosua.

(0.22) (2Raj 9:13) (jerusalem: mengambil pakaiannya ....) Begitulah rakyat menyambut Yesus waktu masuk ke Yerusalem, Mat 21:8.
(0.22) (Mat 13:54) (jerusalem: di tempat asalNya) Ialah Nazaret tempat Yesus diasuh, Mat 2:23.


TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA