Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 6 dari 6 ayat untuk untuk mendengar AND book:18 [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ayb 26:1) (sh: Membuka hati mendengar suara-Nya (Selasa, 21 Desember 2004))
Membuka hati mendengar suara-Nya

Pada pasal ini kita berjumpa dengan permainan kata dalam puisi Ayub yang secara keras dan tajam merespons pernyataan Bildad.

Pasal ini dibagi dua bagian di mana Ayub mengungkapkan pandangannya tentang Allah. Bagian pertama Ayub mengecam pemikiran Bildad yang tidak memiliki pemahaman yang benar tentang ke-Mahabesaran Allah. Ayub mempertanyakan asal-usul pemikiran Bildad tersebut (ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">1-4). Pada bagian kedua, tampak bahwa melalui perenungannya tentang kuasa Allah atas semua ciptaan, Ayub mencoba menjernihkan pemikiran Bildad tentang bagaimana Allah sebenarnya (ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">5-14).

Pemikiran Ayub tentang Allah terwujud dari hubungan persekutuan Ayub yang erat dengan Allah. Tanpa hal itu, manusia bisa terjebak pada pengungkapan yang keliru tentang Allah. Biasanya manusia berusaha mempelajari Allah melalui ilmu-ilmu kebatinan, pengalaman hidup, bahkan pemahaman teologis. Akibatnya, kita dapat memberikan penjelasan yang sarat teori berdasarkan `teologi yang hambar' dan pengalaman hidup semata kepada teman kita yang sedang menderita. Sebaliknya, Ayub mendasarkan pemahamannya tentang Allah melalui penderitaannya. Buktinya Ayub mampu mengungkapkan suatu pernyataan yang mencengangkan (ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">14b).

Pertanyaan buat kita: "Mengapa Ayub dapat melakukan hal itu?" Jawabnya hanya satu yaitu dengan hati nurani yang bersih Ayub mempertahankan ketulusan hatinya di hadapan Allah. Ayub terus belajar untuk mendengar panggilan Allah sebagai petunjuk untuk membina persekutuan dengan-Nya. Rindukah Anda memiliki pandangan yang benar tentang Allah? Dia tidak bisa dicari dengan ilmu pengetahuan mutakhir ataupun ilmu teologi yang `tinggi' saja. Sebaliknya, kita justru dapat mengerti bagaimana Allah sebenarnya melalui pergumulan hidup, seperti Ayub yang mampu `mendengar' suara Allah dalam penderitaan.

Renungkan: Allah rindu memiliki hubungan persekutuan yang erat dengan kita. Apakah disiplin rohani yang Anda jalankan merupakan pantulan respons Anda terhadap kerinduan Allah tersebut?

(0.95) (Ayb 2:11) (full: KETIGA SAHABAT AYUB. )

Nas : Ayub 2:11

Setelah mendengar tentang kemalangan Ayub, tiga orang sahabatnya datang untuk menyatakan simpati dan menghiburnya. Kitab Ayub mencatat dialog mereka dengan penderita itu. Pandangan mereka merupakan teologi yang populer tetapi tidak lengkap, karena mereka beranggapan bahwa orang saleh hanya mengalami hal-hal yang baik sedangkan penderitaan senantiasa menunjukkan adanya dosa di dalam kehidupan seseorang. Mereka sungguh-sungguh berusaha menolong Ayub dengan mendorongnya untuk mengakui adanya dosa yang hebat. Pada akhirnya Allah menegur mereka karena kesalahan itu (Ayub 42:7).

(0.94) (Ayb 42:1) (sh: Wawasan yang baru (Rabu, 21 Agustus 2002))
Wawasan yang baru

Ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">3a dan 4 jelas bukan perkataan Ayub. Kelihatannya Ayub mengingat lagi kata-kata Yahweh dalam untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:2 dan 38:3b waktu akan memberikan jawaban kepada Yahweh. Peristiwa yang mengharukan ini menunjukkan bahwa pada akhirnya Ayub luluh di dalam sikap menyerangnya. Akhirnya Ayub puas. Yang menarik adalah, Ayub puas bukan karena telah mendapatkan jawaban, tetapi karena wawasan yang baru bahwa hak-hak manusia bukanlah yang terpenting di dalam desain Allah. Kehendak dan kedaulatan Allah, itulah yang terpenting.

Dalam jawaban pertamanya kepada Yahweh (ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:37-38), ia telah mengakui kehinaannya dan kesia-siaan untuk mengadili Allah. Kini ia mengulanginya lagi (ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Dalam ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">3, mengulangi untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:2, ia kini mengakui bahwa ia telah berbicara dalam ketidaktahuan mengenai karya-karya ajaib yang sekarang telah disingkapkan Yahweh kepadanya. Karya-karya itu tetap melampaui pengertiannya. Dengan demikian, respons Ayub telah berubah, dari mengakui kehinaannya sampai menarik kasusnya - mengakui hal itu sebagai kekeliruan. Perlu dicatat bahwa sampai akhir kitab Ayub pun tidak disinggung mengenai kebersalahan atau ketidakber-salahan Ayub. Allah tidak melihat hak dan kedudukan manusia sebagai yang sentral.

Ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">4-5 berbicara mengenai dua model pengetahuan. Pertama adalah mendengar. Ini bisa berarti mendengar melalui telinga, semacam berita yang belum tentu kebenarannya. Kedua adalah melihat. Setelah Ayub melihat Allah, maka barulah ia memahami Dia. Ia masuk ke dalam wawasan baru, bukan sekadar menerima tradisi, tetapi mengalami penyingkapan-penyingkapan yang mencerahkan pikiran dan hatinya.

Ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">6 menyatakan pertobatan Ayub. Ia mengubah pikirannya dan mencabut kasusnya. Ayub duduk dalam debu dan abu, menunjukkan kerendahan hati dan menghinakan diri sendiri karena ketidakmengertiannya.

Renungkan: Segala sesuatu ada waktunya. Badai pasti berlalu. Hidup berjalan terus. Lihatlah cakrawala baru dari Allah dan temukan keindahan dalam misteri Ilahi.

(0.92) (Ayb 42:10) (full: MEMBERIKAN KEPADA AYUB DUA KALI LIPAT DARI ... DAHULU. )

Nas : Ayub 42:10

Pemulihan kekayaan Ayub menyatakan maksud Allah bagi semua orang percaya yang setia.

  1. 1) Maksud penebusan Allah berhubungan dengan penderitaan Ayub tercapai. Allah membiarkan Ayub menderita karena alasan-alasan yang tidak dimengertinya. Allah tidak pernah membiarkan orang percaya menderita tanpa maksud rohani, sekalipun mereka tidak memahami alasan-alasannya. Kita harus percaya Allah dalam keadaan semacam itu, mengetahui bahwa dalam keadilan-Nya yang sempurna Dia akan berbuat apa yang secara kekal terbaik bagi kita dan kerajaan-Nya.
  2. 2) Pendamaian Ayub dengan Allah dan penerimaan hidup kelimpahan menekankan bahwa kesulitan atau penyakit apa pun yang harus dialami, pada saat-Nya sendiri Allah akan mengulurkan tangan untuk menolong mereka yang bertekun untuk memberikan pemulihan dan kesembuhan total. "Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak 5:11).
  3. 3) Setiap orang yang tetap setia kepada Allah di tengah pencobaan dan penderitaan hidup ini akhirnya akan menikmati keadaan penuh sukacita dan berkat ketika ia menikmati kehadiran Allah untuk kekal (lih. 2Tim 4:7-8; 1Pet 5:10; Wahy 21:1-27; 22:1-5).
(0.92) (Ayb 15:1) (sh: Ada penghakiman bagi orang yang fasik (Minggu, 28 Juli 2002))
Ada penghakiman bagi orang yang fasik

Untuk kedua kalinya Elifas berbicara kepada Ayub. Isi pembicaraannya sedikit lebih pendek dari nasihat pertamanya, namun tetap dengan keyakinan yang sama: Ayub telah berdosa dan Tuhan sedang menghukumnya! Elifas malah menegur Ayub dengan keras. Sayangnya, teguran yang keras ini tidak mengenai sasaran dan malah makin memperdalam luka pada hati Ayub.

Ayub bukanlah orang yang sempurna, namun ia bukanlah orang yang tidak takut kepada Allah. Sewaktu ia berseru pada Allah bahwa ia tidak bersalah, ia bukannya sedang mengklaim dirinya suci, bersih tanpa dosa. Ayub hanya ingin mengatakan bahwa penderitaan yang sedang dialaminya tidak sebanding dengan perbuatan dosanya. Ayub telah berusaha untuk hidup takut kepada Tuhan dan tidak bermulut licik.

Walau salah sasaran, teguran Elifas mengandung kebenaran yang harus dipahami oleh orang percaya, yaitu bahwa orang yang tidak takut akan Tuhan "tidak akan luput dari kegelapan" (ayat untuk+mendengar+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">15:30). Mungkin, kita yang selalu berusaha dan mencoba agar hidup benar di hadapan Tuhan sering kali merasa terganggu oleh orang yang hidup tidak takut kepada Tuhan. Kita marah kepada mereka yang berhati jahat dan bermulut licik. Kita berharap agar keadilan ditegakkan dan hukuman dijatuhkan kepada mereka sesuai dengan perbuatannya.

Renungkan: Tuhan tidak buta dan tidak tuli; Ia melihat dan mendengar segalanya. Orang yang tidak takut akan Tuhan sesungguhnya sedang menantikan gilirannya untuk menerima ganjaran Tuhan. Ada dua hal yang patut kita ingat: Tuhan itu adil dan Ia tidak salah menghakimi kita!

(0.76) (Ayb 42:8) (full: HAMBA-KU AYUB. )

Nas : Ayub 42:8

Allah menyebut Ayub "hamba-Ku" (ayat Ayub 42:7-8) dan dua kali menyatakan bahwa doanya diterima (ayat Ayub 42:8-9). Ayub dipulihkan sepenuhnya kepada perkenan Allah dan diberikan kekuasaan rohani dengan Allah. Allah akan mendengar doa syafaat Ayub bagi ketiga sahabatnya karena kedudukan Ayub yang benar di hadapan Allah (ayat Ayub 42:8-9).



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA