Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 11 dari 11 ayat untuk jenang-jenang pintu AND book:[1 TO 39] AND book:12 [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Raj 23:11) (endetn: pintu masuk)

diperbaiki menurut terdjemahan2 kuno. Tertulis: "supaja djangan masuk".

(0.96) (2Raj 7:3) (ende)

Orang jang sakit kusta benar, terkutjil dari pergaulan. Karena itu merasa ada didepan pintu-gerbang kota.

(0.92) (2Raj 16:14) (jerusalem: mezbah tembaga) Ialah mezbah tembaga (perunggu) untuk korban bakaran; ia didirikan oleh raja Salomo, 1Ra 8:64; 9:25, di depan pintu masuk baitullah.
(0.88) (2Raj 23:11) (jerusalem: di pintu masuk) Begitulah menurut terjemahan-terjemahan kuno. Dalam naskah Ibrani terbaca: supaya jangan masuk
(0.88) (2Raj 23:4) (jerusalem: imam besar) Gelar ini tidak pada tempatnya di sini, sebab di zaman sesudah pembuangan barulah mulai dipakai
(0.88) (2Raj 23:8) (jerusalem: Disuruhnyalah) Dengan paksaan Yosia membebankan hukum Ula 12, bahwa hanya boleh ada satu tempat untuk beribadah. Yosia membasmi semua tempat kudus lain (bukit pengorbanan) di seluruh wilayah Yehuda. Di bukit-bukit pengorbanan itu orang lazimnya berbakti kepada Tuhan 1Ra 3:2. Bukit-bukit itu dihilangkan hanyalah oleh karena tidak sesuai dengan hukum Ulangan itu
(0.84) (2Raj 4:21) (jerusalem: ditutupnyalah pintu) Tindakan ini memperlihatkan kepercayaan wanita itu. Nabi Elisa sudah memperoleh anak itu bagi ibunya, karena itu ia pasti dapat menghidupkannya pula. Sementara menunggu pertolongan nabi, ibu menyembunyikan mayat anaknya. Tidak ada seorangpun boleh tahu bahwa anak itu mati, 2Ra 4:23.
(0.80) (2Raj 14:13) (jerusalem: masuk ke Yerusalem) Barangkali naskah Ibrani perlu diperbaiki (memang nampaknya rusak) sesuai dengan 2Ta 25:23: membawa dia ke Yerusalem
(0.75) (2Raj 14:1) (sh: Ceroboh & sombong membawa petaka (Selasa, 28 Juni 2005))
Ceroboh & sombong membawa petaka


Apakah musuh terganas yang mengintai seseorang di balik keberhasilannya? Jawabnya adalah kecerobohan dan kesombongan.

Takhta kerajaan Yehuda yang Allah berikan kepada Amazia di usianya yang ke-25 sungguh merupakan anugerah yang mulia. Apalagi Alkitab mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Allah (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">1-3). Oleh karena itu, Allah memberinya kemenangan melawan Edom serta menghadiahkan kota Sela sehingga kegembiraan Yehuda menjadi lengkap (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">7). Ketegasannya untuk menyingkirkan pegawai-pegawai yang telah membunuh ayahnya patut diacungi jempol, apalagi hal ini dilakukan setelah kerajaannya kokoh. Kebijakan ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya pemberontakan (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">5-6). Sayangnya, dia tidak sekaligus menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga bangsa Yehuda tetap mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">4).

Namun, siapa yang dapat menduga kesuksesan yang Allah berikan ini jutru membuat Amazia tergelincir dalam kecerobohan dan kesombongan. Kesalahan kedua yang dilakukan oleh Amazia adalah mengirim tantangan kepada Kerajaan Israel. Apa gunanya mengadu kekuatan? Sesuatu yang sebenarnya tidak boleh terjadi antar saudara kandung (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">8). Peringatan Tuhan melalui jawaban Yoas itu sama sekali tak dapat meredakan kesombongannya (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">9-11). Akhirnya bukan hanya Amazia yang harus membayar kekalahan ini, namun juga Yerusalem dengan Bait Allah serta seluruh Yehuda (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">12-14).

Kecerobohan dan kesombongan selalu menyebabkan umat Allah menderita. Keduanya bagaikan pintu terbuka yang di baliknya telah menunggu suatu petaka. Cara untuk menghindarinya ialah dengan mempertajam kepekaan mendengar firman-Nya bagi hidup kita.

Renungkan: Firman-Nya adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mzm. 119:105)

(0.75) (2Raj 15:32) (sh: Yang penting reformasi bukan renovasi (Jumat, 9 Juni 2000))
Yang penting reformasi bukan renovasi

George Santayana mengatakan bahwa 'seseorang yang tidak mau belajar dari sejarah akan terhukum untuk mengulanginya'. Kebenaran dari perkataan ini terbukti dalam pemerintahan Yotam. Sebelum diangkat menjadi raja, ia sudah ditunjuk untuk mengepalai istana dan menjalankan pemerintahan mewakili ayahnya yang berada dalam pengasingan (2Raj. 15:5).

Ia tentunya sudah melihat bagaimana tragis akhir hidup ayahnya karena dosa yang dilakukan. Yotam tentunya juga sudah melihat bahwa walaupun secara pribadi melakukan apa yang benar di mata Tuhan, namun ayahnya tidak melakukan reformasi rohani di dalam masyarakat Yehuda. Tindakan Yotam yang nampaknya cukup memberi arti dalam pemerintahannya adalah mengadakan renovasi Pintu Gerbang Bait Allah dan mendirikan banyak bangunan (2Taw. 27:4). Memperbaiki dan mempercantik Bait Allah adalah baik sebagai wujud penghargaan terhadap 'kediaman' Allah. Membangun kota di pegunungan berarti pemerataan pembangunan ekonomi rakyat di seluruh daerah. Benteng dan menara di hutan dibangun untuk memperkuat pertahanan dan mengantisipasi secara dini invasi dari bangsa lain.

Namun faktor religius, ekonomi, pertahanan, dan politik yang dikerjakan Yotam tidak mampu menciptakan masyarakat Yehuda yang lebih baik dan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Buktinya sejak zaman itu Allah mendatangkan invasi dari Aram dan Israel sebagai hukuman Allah. Mengapa demikian? Sebab reformasi yang dilakukan oleh Yotam tidak mampu dan tidak mungkin menyentuh bagian yang paling hakiki dalam kehidupan masyarakat yaitu hati manusia. Reformasi Yotam lebih mengarah kepada reformasi fisik, sehingga tidak mampu mengembalikan bangsa Yehuda kepada identitas dan panggilannya sebagai sebuah umat pilihan Allah. Karena itulah penghukuman akan segera dijatuhkan. Bagaimana seandainya ia mau belajar dari sejarah? Bangsa Yehuda akan kembali menemukan identitasnya dan dapat mengaktualisasikannya, sehingga menjadi berkat bagi banyak bangsa.

Renungkan: Fisik gedung gereja yang indah, megah, dan besar yang mampu menampung sekian juta orang tidak akan pernah menjadikan sekian juta orang itu menjadi Kristen, sebab identitas Kristen tidak melekat pada fisik namun hati.

(0.75) (2Raj 23:31) (sh: Mereka memilih jalan berdosa (Jumat, 15 Juli 2005))
Mereka memilih jalan berdosa

Anugerah Tuhan selalu dicurahkan dengan melimpah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Setiap orang harus merespons anugerah itu dengan syukur dan ketaatan. Bila mereka menolak anugerah dan memilih hidup dalam dosa maka mereka akan menerima konsekuensinya.

Yoahas dan Elyakim adalah anak-anak Raja Yosia. Mereka telah menyaksikan bagaimana salehnya ayah mereka. Mereka dapat puas menikmati Kitab Taurat. Sepanjang ayah mereka masih hidup, mereka hidup beribadah mengikut Allah nenek moyang mereka (lih. 2Taw. 34:33). Namun, setelah ayah mereka mati mereka memilih untuk hidup berdosa (2Raj. 23:32, 37).

Pada masa Raja Yoahas yang jahat berkuasa, Allah mulai menghukum Yehuda dengan menyerahkan bangsa itu ke tangan Firaun Nekho (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">33). Nekho memecat Raja Yoahas dan mengangkat Elyakim (Yoyakim) sebagai raja Yehuda (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">34). Raja Yoyakim ternyata sama jahat dengan Yoahas. Tuhan menghukum Yehuda melalui Nebukadnezar, raja Babel dan gerombolan penyamun dari bangsa Kasdim, Aram, Moab, dan Amon (ayat jenang-jenang+pintu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">24:1-2). Raja Yoyakim sendiri tidak luput dari penderitaan. Raja Nebukadnezar membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. Kematiannya mengerikan. Ia diseret dan dilemparkan keluar dari pintu gerbang Yerusalem, lalu dikuburkan dengan tidak hormat dan tidak ada yang meratapi kematiannya (lih. Yer 22:18-19). Berbagai hukuman ini adil karena dosa-dosa yang telah dilakukan Yehuda pada masa lampau dan yang terulang pada masa Yoahas dan Yoyakim (2Raj. 24:3-4).

Tuhan membenci dosa. Dia tidak kompromi terhadap orang yang berdosa. Namun, dalam kasih dan kesabaran-Nya Tuhan selalu menegur dan mengingatkan kita agar bertobat. Kita bebas memilih untuk mendengar teguran Tuhan dan berbalik kepada-Nya atau mengeraskan hati dengan akibat menghadapi hukuman Tuhan.

Camkan: Jangan salah pilih! Jalan berdosa ujungnya maut.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA