Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 15 No. 1 Tahun 2000 >  ETIKA KEUTAMAAN: YANG DILUPAKAN DAN YANG DIABAIKAN > 
SEPUTAR DEFINISI 

Keutamaan adalah kecenderungan watak baik yang menjadi bagian dari kepribadian seseorang dan mempermudahnya mengarahkan kehendak dan perbuatannya sesuai dengan keutamaan itu. Kecenderungan watak ini sifatnya tetap dan keutamaan menggambarkan isi seseorang.1459 Dan sekali suatu keutamaan sudah menetap dalam diri seseorang, itu akan menjadi trade mark-nya. Ia akan dikenal sebagai orang yang begitu. Selalu pula ada perasaan tidak puas dalam dirinya bila perbuatannya tidak sesuai dengan keutamaan yang dimilikinya. Maka kalau orang hari ini baik dan besok bisa tidak baik tanpa perasaan apa-apa, baiknya itu belum merupakan keutamaan moral.

Perlu dicatat bahwa keutamaan moral tidak serta-merta membuat orang imun dari berbuat salah. Orang bisa saja berbuat sesuatu yang melanggar keutamaan yang dimilikinya, namun biasanya pelanggaran itu tidak direncanakan atau dilakukan karena betul-betul terpaksa.

Kemurahan hati, misalnya, baru menjadi sebuah keutamaan seseorang, apabila ia biasa membagi miliknya dengan orang lain yang membutuhkannya. Lebih jauh lagi, karena sifat keutamaan adalah menetap, maka orang yang murah hati tetap akan murah hati sekalipun ia tidak sedang melakukan tindakan murah hati. Orang dengan keutamaan jujur akan berjalan lurus dan bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang belum memiliki kejujuran sebagai keutamaan moral, baginya mudah saja berdusta dan mencari-cari dalih.

Keutamaan rendah hati yang dimiliki seseorang, misalnya, akan mengarahkan kehendaknya untuk tidak menonjolkan diri dalam segala situasi. Salah satu cara kita menguji apakah seseorang memiliki keutamaan rendah hati adalah jika berdekatan dengannya. kita tidak perlu khawatir untuk memujinya sebab ia tidak akan menjadi sombong karena dipuji. Dia tahu siapa dirinya. Dia akan berterima kasih untuk pujian yang tulus dan menghargainya. Sebaliknya, kalau orang dasarnya sudah sombong. tidak dipuji pun ia sudah lebih dulu memuji dirinya. Sesungguhnya, orang yang rendah hati tidak akan menggantungkan penilaian dirinya pada penilaian orang lain. Jika perbuatannya dinilai salah, padahal sebenarnya tidak, ia akan menyayangkan penilaian itu tanpa perlu memperlihatkan sikap merendah-rendahkan diri. Namun jika ia tahu bahwa ia salah, ia tidak akan terus mempertahankan diri.

Karena sifatnya yang tetap ini, keutamaan tertentu wajib melekat pada profesi tertentu pula. Keutamaan yang berlaku untuk sekelompok orang karena pekerjaan atau profesinya disebut etos. Etos profesi kedokteran adalah pengabdian seperti yang tersirat dalam salah satu kalimat dari sumpah jabatan seorang dokter. "Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan." Seorang dokter yang menghayati sumpah ini akan menyingkirkan semua kepentingan pribadinya sewaktu menghadapi pasien. Ia berpihak pada kepentingan pasien. Sikap komersial jelas bertentangan dengan etos kedokteran. Maka ada perkataan demikian: "Menjadi dokter itu baik. Menjadi pedagang juga baik. Tetapi campuran kedua profesi itu tidaklah baik." Seorang dokter harus memiliki etos kedokteran dalam kapasitasnya sebagai dokter. Orang di luar profesi itu tidak harus memiliki etos itu.

Pada dasarnya, etos kerja harus dihayati sebagai benteng profesi. Tanpa ini, orang mudah tergoda untuk meninggalkan idealisme panggilan luhur dari profesinya. Sebagai contoh, kiranya tidaklah berlebihan bahwa kita bisa bicara tentang etos seorang hamba Tuhan. Seharusnya seorang hamba Tuhan melakukan pelayanan yang tanpa pamrih. Sikap-sikap seperti mencari hormat, mata duitan, berorientasi pada materi, akan tidak cocok dengan profesi itu. Jadi, bisa saja seorang hamba Tuhan melanggar keutamaan profesinya, namun dengan begitu ia telah menciderai panggilan luhurnya sebagai abdi Allah dan sesama.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA