Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 12 No. 2 Tahun 1997 >  BUAH IMAN YANG MENJADI BERITA > 
II. KEPALA RUMAH IBADAT DAN PEREMPUAN YANG SAKIT PENDARAHAN 

Perbedaan antara kedua tokoh ini terlihat dari segi identitasnya, santunnya, imannya, dan reaksi Yesus terhadap mereka masing-masing. Namun, di antara perbedaan-perbedaan ini, ada satu persamaannya: hasil dari iman mereka.

Perbedaan Identitas

Perbedaan yang paling nyata adalah bahwa yang satu adalah seorang laki-laki dan yang seorang lagi perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini Baja sudah menunjukkan suatu perbedaan status, karena pada zaman itu ada kecenderungan untuk memandang laki-laki lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan perempuan. Misalnya saja dalam pencatatan jumlah orang, biasanya hanya jumlah laki-lakinya saja yang disebut. Dalam peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang, misalnya Matius 14:21 berbunyi: Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Perbedaan identitas ini dipertegas lagi oleh perbedaan status sosial. Tokoh yang pertama bukan saja seorang laki-laki, tetapi juga seorang yang menjabat sebagai kepala. Ia tentu adalah orang terpandang dalam masyarakatnya dan sekaligus terpelajar. Sedangkan perempuan itu, apa kedudukannya? Tidak disebut.

Penulis berasumsi bahwa perempuan ini bukan orang terpandang. Alasan pertama seandainya perempuan ini punya status sosial yang tinggi, maka sebagai penulis, Matius tentu akan menyebutkannya, karena tokoh yang satu sudah dia beritahukan status sosialnya. Alasan kedua: sakit pendarahan bukanlah suatu penyakit yang bisa diakui tanpa rasa malu. Secara sederhana kita dapat membayangkan apabila seseorang menderita sakit pilek, misalnya, ia tidak akan perlu merasa malu untuk mengakui penyakitnya itu. Bila dilihat orang pun ia tidak perlu malu. Tidak demikian halnya dengan penderita sakit pendarahan.

Jika kita mengaitkan penyakit ini dengan konteks Yahudi. situasinya akan menjadi lebih berat lagi. Hukumnya tertulis dalam Imamat 15:25-27. Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, ... maka selama lelehannya yang najis itu ... ia najis. Setiap tempat tidur yang ditidurinya... dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis ... Setiap orang yang kena kepada barang-barang itu menjadi najis ... Perempuan ini telah menderita dua belas tahun lamanya dan selama itu pula ia dianggap najis! Orang-orang di sekitarnya pun harus berhati-hati terhadap dia. Jika ia sudah bersuami, besar kemungkinan suaminya terpaksa meninggalkannya, karena jika suaminya tetap tidur bersama dengan dia, suaminya juga akan menjadi najis. Jika ia belum menikah, laki-laki mana yang sudi menikah dengan perempuan seperti ini?

Perempuan ini bukan saja menderita secara lahiriah, tetapi juga secara batiniah. Jiwanya tentu sakit dan kesepian. Mungkin orang-orang segera menyingkir dengan perasaan jijik setiap kali melihat perempuan ini. Maka, seandainya perempuan ini punya pesuruh, dia akan lebih baik tinggal di rumah dan menyuruh pesuruhnya menemui Yesus. Berhubung ia orang biasa saja, ia harus bersusah payah menahan malu dan pergi mencari Yesus.

Perbedaan Pendekatan

1. Kepala Rumah Ibadat

... datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ... (ayat 18) Cara pendekatannya ini pun menunjukkan bahwa ia memang adalah seorang terpelajar. Ia tahu cara yang sopan untuk menghadap orang yang dihormati.

2. Perempuan yang Sakit Pendarahan

Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. (ayat 20) Jangankan untuk sujud menyembah, untuk bicara pun perempuan ini tak berani. Ia hanya mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya - jumbai jubah-Nya.

Sesuai bayangan kita di atas, dapatlah kita bayangkan bagaimana rasa malu yang berkecamuk dalam dada perempuan ini karena penyakitnya. Lalu kini, ia bukan saja harus berhadapan dengan Yesus, tetapi juga dengan murid-murid-Nya. Murid-murid Yesus itu mungkin kadang-kadang sok tahu dan kasar juga sikapnya. Ingatlah bagaimana mereka memarahi orang-orang yang membawa anak-anaknya untuk diberkati oleh Yesus (Matius 19:13). Perempuan ini tentu bisa membaca sikap murid-murid Yesus, atau mungkin juga ia pernah mendengar komentar-komentar orang tentang mereka yang notabene laki-laki semua. Perasaan mindernya semakin menjadi jadi! Sebagaimana biasanya orang minder, karena minder, malah jadi salah tingkah. Demikianlah perempuan ini. Ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Ini sama sekali bukan cara yang sopan.

Perbedaan Pernyataan Iman

1. Kepala Rumah Ibadat

"Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." (ayat 18) Anak perempuannya baru saja meninggal. Itu fakta. Tetapi, ia percaya bahwa apabila Yesus datang dan meletakkan tangan-Nya atas anaknya. maka anaknya akan hidup. Sungguh, iman yang luar biasa! Iman kepala rumah ibadat itu tidak perlu diragukan lagi.

2. Perempuan yang Sakit Pendarahan

Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." (ayat 21) Ternyata bukan saja ia tidak berani menyembah. berkata-kata pun ia tak berani. Tetapi, apa yang dikatakan dalam hatinya itu sungguh luar biasa. "Aral kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Ia sungguh beriman sekalipun ia tak berani mengatakannya secara terang-terangan seperti kepala rumah ibadat itu.

Perbedaan Reaksi Yesus

1. Terhadap Kepala Rumah Ibadat

Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.(ayat 19) Kepada kepala rumah ibadat ini Yesus tidak mengatakan apa-apa, dan juga, terhadapnya Yesus tidak menguji imannya. Yesus segera bertindak. Ia bangkit dan mengikuti kepala rumah ibadat ini.

2. Terhadap Perempuan yang Sakit Pendarahan

Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." (ayat 22) Perempuan ini telah menghampiri Yesus dengan cara yang kurang sopan. Ia datang mengendap-endap dari belakang. Tetapi, Yesus sudi berpaling dan memandang perempuan ini. Yesus mengerti bagaimana gundah gulananya hati perempuan ini, sehingga Ia mengatakan, "Teguhkanlah hatimu,..." Lebih dari itu, ketika semua orang menutup mukanya terhadap perempuan ini dengan perasaan jijik, Yesus sudi memandang perempuan ini. Betapa lembutnya hati Yesus!

Persamaan Hasil dari Iman

1. Kepala Rumah Ibadat

Yesus masuk dan memegang tangan anak itu. lalu bangkitlah anak itu (ayat 25). Yesus melakukan tepat seperti apa yang diimani oleh kepala rumah ibadat ini, yaitu: datang dan meletakkan tangan-Nya atas anak dari kepala rumah ibadat ini (memegang tangannya). Hasilnya pun tepat seperti apa yang telah diimani.

2. Perempuan yang Sakit Pendarahan

Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. (ayat 22b) Kata "sejak saat itu" di sini menunjukkan bahwa penyakit perempuan ini tidak pernah kambuh lagi. Dua belas tahun lamanya ia menderita dan dipandang najis. Tetapi, sejak saat itu ia menjadi sembuh dan tahir. Haleluya!

Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan kekontrasan kedua tokoh tersebut.

Bagan 1

Perbedaan & Persamaan antara Kepala Rumah Ibadat dan Perempuan yang Sakit Pendarahan

KEPALA RUMAH IBADAT PEREMPUAN SAKIT

Identitas:

- Jenis Kelamin - Laki-Laki - Perempuan

- Status Sosial - Kepala Rumah Ibadat - Orang Najis

Cara Pendekatan Menyembah. Menjamah jumbai jubah Yesus dari belakang.

Pernyataan Iman Melalui perkataan yang tegas. Hanya dalam hati.

Reaksi Yesus Segera bangun dan mengikutinya. Berpaling dan memandang dia.

Hasilnya Anaknya bangkit. Sembuh.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA