Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 >  BUDAYA POPULER > 
RANGKUMAN PENUTUP 

Ulasan mengenai seluk beluk budaya populer pada setiap zaman demikian luas cakupannya, sehingga tak memungkinkan kita untuk membahasnya satu persatu dalam karangan sederhana ini. Meskipun ada keterbatasan tertentu, namun setidaknya kita sudah mengupas apa yang menjadi inti permasalahan pada budaya zaman, yaitu kebiasaan dan gaya hidup yang cenderung disebarkan secara meluas dalam kemasan trend "populer" agar mudah diterima oleh khalayak massa, sekalipun di dalamnya terkandung esensi dan tendensi dosa. Kondisi seperti ini memang tak bila dipungkiri lagi karena baik para pelaku, agen pembuat maupun penikmat budaya itu sendiri adalah insan manusia yang berdosa. Jelaslah bahwa nilai-nilai universal dalam setiap aspek budaya dalam kehidupan manusia tidak pernah luput dan bebas dari kecemaran dosa. Namun hal ini tak berarti bahwa kita sebagai makhluk berbudaya tak bisa mengantisipasi, menanggulangi, dan sekaligus memperbaiki dampak-dampak budaya. Apalagi, segenap orang Kristen telah diberi kepercayaan oleh Allah untuk berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Kita pasti bisa membaharui budaya zaman berdasarkan kehendak, semangat dan kuasa pembaruan yang dinamis... yang bersumber pada Allah saja. Kalau demikian, benarlah yang dinyatakan oleh Stephen Olford: "What God expects us to attempt, He also enables us to achieve!" Ya, Apa yang Allah harapkan untuk kita upayakan, Dia sendirilah yang bakal memampukan kita untuk meraihnya! (sumber Moody Monthly Feb. 76 p. 82).



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA