Walaupun ketiga anak ini diberi materi pendidikan yang sama, namun cara Eli memperlakukan mereka tentu saja berbeda. Bagaimanapun juga Samuel harus menghadapi kenyataan bahwa ia bukan anak Eli. Maka wajarlah kalau Eli lebih memperhatikan anak-anaknya. Kalau kita membaca kisah ini dengan teliti, akan timbul kesan bahwa Eli memanjakan anak-anaknya. Ada dua bukti yang mendukung kesimpulan ini:
1. Cara penulis menyebut nama anak-anak Eli ini. Tidak satu kalipun nama Hofni - Pinehas920 muncul di perikop ini. Mereka selalu dipanggil dengan sebutan "anak-anak Eli," anak-anak yang begitu bergantung pada Bapanya."
2. Di ayat 29 dikatakan bahwa Eli "lebih menghormati anak-anaknya daripada Tuhan."Ini menunjukkan bahwa ia bersikap longgar dalam menerapkan disiplin keimaman pada anak-anaknya. Bisa jadi Eli memberikan banyak dispensasi pada anak-anaknya. Ia ingin menjadi bapak yang baik. Tetapi ia tidak mengajar anak-anaknya untuk hidup di hadapan Allah. Eli tidak mengajar mereka apa artinya takut akan Allah.
Sewaktu kecil memang efek memanjakan anak ini belum terasa. anak-anak Eli ini menuruti saja apa kata bapanya. Tetapi persoalan mulai muncul sewaktu mereka tumbuh semakin besar dan kuat. Sekarang mereka tidak bisa lagi di setir, apalagi waktu itu Eli sudah sangat tua. Umurnya sudah sembilan puluhan tahun. Anak-anak ini mulai menggantikan posisinya sebagai imam. Celakanya, pada saat wibawa Eli mulai pudar di mata anak-anaknya, rasa takut akan Allah belum lagi tumbuh di hati mereka. Anak-anak ini menjadi orang-orang yang hidup di bait Allah, tetapi tidak hidup di hadapan Allah.