Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 2 Tahun 1995 >  PEMULIHAN HARAPAN DUNIA: PERMENUNGAN TENTANG PENGHARAPAN KRISTEN > 
REALITAS PROBLEMATIKA DUNIA 

Sebenarnya apa yang membuat harapan manusia makin memudar? Problem dunia macam apakah yang sudah menyurutkan harapan manusia? Mari kita lihat secara singkat 4 krisis global yang sedang digumuli dunia hari ini.

1. Krisis Hak-Hak Azasi Manusia

Secara sosial, ekonomi dan politik, dunia sedang babak belur dengan problem hak-hak azasi manusia yang serius. Ada sebagian yang diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri secara bebas. Tetapi di sisi lain, tidak sedikit orang yang harus membayar harga aktualisasi diri karena tekanan, pemerasan dan penindasan. Tidak jarang mereka ditumpas habis tanpa sempat memberi pembelaan diri.

Keadaan ini jika terus berlangsung akan mengancam keseimbangan sosial masyarakat. Bahkan bisa menimbulkan kesenjangan yang lebar. Jika sudah demikian maka kondisi psikologis manusia tidak berkembang secara utuh dan wajar. Kalau hal ini terus berlanjut, akibatnya adalah letupan-letupan emosi sosial yang destruktif. Pada akhirnya ini akan menimbulkan keresahan bagi manusia sendiri. Keresahan yang akan menghantui mimpi-mimpi pengharapannya. Dalam keadaan begini sikap pesimis dan apatis akan bertumbuh subur dan akhirnya memusnahkan harapan manusia sama sekali. Dunia kita secara perlahan sedang bergerak ke sini.

2. Krisis Ekologi

Abad pencerahan dengan Rasionalisme Humanisme yang optimis saat ini sudah goyang sendi-sendinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah dipuja-puja sebagai dewa penyelamat dan sumber pengharapan manusia kini mulai digugat perannya. Bagaimana tidak, justru di tengah kemewahan dan kecanggihan iptek hari ini, manusia malah merasa makin takut dan gelisah.

Sudah nyata bahwa aplikasi iptek yang tidak terencana dengan baik malah menimbulkan masalah baru bagi manusia. Dampaknya buruk terhadap iklim air, udara, tanah. Sumber-sumber alam semakin menipis. Keadaan ini makin diperparah lagi dengan perilaku manusia yang sembrono terhadap lingkungannya. Demi alasan-alasan utilitas praktis, manusia tetap saja menebang hutan yang sebenarnya adalah benteng pelindung terakhir bagi lapisan ozon yang sudah menganga lebar. Bukan itu saja, bahkan eksploitasi kekayaan mineral bumi tetap tidak terkontrol. Gejala-gejala ini seolah menjadi bom waktu yang setiap saat dapat meledak. Hal ini sungguh merupakan suatu bencana ekologi global yang mengerikan.

3. Krisis Kependudukan

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat serta makin menyempitnya lahan pertanian telah menimbulkan krisis pangan yang gawat bagi dunia. Tiap hari ribuan manusia mati karena malnutrisi. Sementara itu, di belakang mereka akan menyusul jutaan orang lagi yang sedang kelaparan. Fakta ini masih ditambah lagi dengan korban-korban penyakit yang terus berjatuhan. Semua ini makin memperburuk citra harapan manusia.

4. Krisis Antar Bangsa dan Peperangan

Tiga tahun setelah perang dunia kedua berakhir yaitu tabun 1948. Jenderal Omar N. Bradley dalam suatu kesempatan berkata demikian: "...The world has achieved brilliance without wisdom, power without conscience. We know more about war than we know about peace, more about killing than we know about living. This is our 20th century claim to distinction and progress.820 Ucapan Bradley dilatarbelakangi oleh kekejaman perang dunia kedua yang telah merenggut jutaan jiwa. Walaupun demikian. ucapan ini masih tetap relevan untuk hari ini. Konflik dan krisis antar bangsa atau antar etnik lebih suka diselesaikan di moncong senapan. Kasus Karadzic dan Jendral Mladic di Bosnia menunjukkan kebenaran tesis Bradley. Sementara Karadzic lebih menerima proposal damai AS setelah digempur NATO, Jendral Mladic malah memilih terus berperang.

Bukankah ini jelas membuktikan bahwa kebijaksanaan dan hati nurani sudah tergantikan oleh nafsu perang dan nafsu membunuh? Penyelesaian damai yang tidak menuntut korban jiwa diabaikan. Suatu petaka yang terus mengaburkan pengharapan manusia.

Keempat krisis ini sudah cukup menunjukkan realitas pengharapan dunia kita. Inilah yang hari demi hari menghantui mimpi-mimpi manusia. Harapan yang sudah tipis makin hari makin menipis. Seorang anthropolog yang bernama Ernest Becker bahkan melihat tidak ada harapan lagi. Ia berkata, "Kesimpulan yang dapat ditarik tentang semua yang telah terjadi di planet bumi ini, selama tiga juta tahun, adalah bahwa bumi kita telah ditimbuni dengan banyak bangkai yang menjadi pupuk." Suatu ungkapan pesimistik yang tidak memberi ruang bagi harapan hidup sekarang dan akan datang.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA