Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 2 Tahun 1993 >  SENI DAN KEKRISTENAN DALAM ERA GLOBALISASI > 
III (TIGA) 

Kata-kata yang tersusun dengan indah, terasa begitu puitis yang ditulis oleh para seniman juga terdapat pada syair-syair lagu. Lagu rohani. Puji-pujian. Pada kitab Injil dalam Perjanjian Lama, banyak kita temukan para nabi yang memuji-muji Tuhan Allah sang Pencipta. Yang amat terkenal sekali ialah Mazmur atau kidung puji-pujian yang dibawakan oleh Daud di zaman pemerintahan Raja Saul. Pada abad Masehi, sebagai zaman setelah Kristus Yesus lahir ke dunia sebagai penggenapan yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, tak terhitung jumlahnya lagu puji-pujian yang ditulis oleh para seniman. Sebagai suatu kesaksian dari diri sang seniman betapa indahnya dunia ini, betapa indah dan bahagianya hidup sejalan dalam ajaran firman-Nya. Lagu puji-pujian itu jelas menghembuskan napas Kristiani dengan segala ajaran-Nya yang diteladankan oleh Kristus Yesus.

Salah satu lagu karya seniman yang tunanetra sejak kecil Fanny atu Frances Jane Crosby (dilahirkan 8 Maret 1820), menulis lagu yang amat terkenal sampai abad ke 20 ini. Lagu pujian itu mula-mulanya digubah oleh Fanny karena rasa sedih yang amat sangat karena ia ditinggalkan oleh anak satu-satunya, hasil perkawinannya dengan Alexander Van Aistyne. Kesedihannya itu mula-mula diberitahukan oleh Fanny sebagai seorang ibu pada Tuhan, dia memohon penghiburan dari Tuhan. Lagu yang diawali dengan dentingan alat piano itu, lalu diiringi dengan alunan kata-kata penuh rasa kesedihan yang meluncur dari hati sanubari Fanny. Kesedihan itu begitu merasuk perasaan, air mata jatuh mengalir di kedua belah pipinya. Dengan bantuan Nyonya Phoebe Palmer Knapp, ayat demi ayat lantas ditulisnya lagu tersebut, yang akhirnya menjadi lagu kesayangan bagi umat Kristen sepanjang zaman. Dalam kumpulan lagu "Kidung Jemaat" terbitan BPK Gunung Mulia diberi judul "Mampirlah, Dengar Doaku" (dialihbahasakan dari lagu William Howard Doane/1870, berdasar syair "Pass Me Not, O Gentle Saviour"/Fanny J Crosby/1968) sedangkan dalam "Kemenangan Iman" terbitan Kalam Hidup diberi judul "Jangan Melalui Aku, Ya Yesus". Pada kumpulan lagu lainnya: "Jangan Tinggalkan HambaMu, ya Penebusku" (dan banyak lagi pemberian judulnya). Tapi kesemuanya menyiratkan suratan yang sama.

Janganlah lewatkan aku, ya Penebusku
Dengarlah seruanku, janganlah lalu
Yesus, Yesus, dengar seruku!
Waktu menjemput umat-Mu, ingatlah aku
Yesus Tuhan Penebusku dengar doaku
Janganlah Tuhan lalui b'rilah berkat-Mu
Yesus, Yesus dengar doaku
Janganlah engkau lalui b'rilah berkat-Mu

Salah satu karya besar George Frederick Handel yang amat terkenal dalam bentuk kantata Natal adalah "The Messiah", yang ditulis dan diaransirnya pada saat menjelang perayaan Natal. Saat itu Handel sedang ada dalam usia peralihan dari remaja ke dewasa. Lagu 'The Messiah' yang dinyanyikannya itu adalah ekspresi jiwanya akan kerinduan yang amat sangat pada sang juruselamat. Handel menghayati pengharapannya yang amat sangat atas kedatangan Messias atau Kristus Yesus (yang juga dikenal oleh kelompok lain dengan sebutan Imam Mahdhi). Atas kedatangan-Nya turun ke dunia menjadi sama dengan manusia, maka sekarang ini manusia berhutang budi pada-Nya. Boleh dikatakan semua lagu-lagu yang ditulis dan diaransir oleh Handel penuh dengan jiwa Kristiani. Menyiratkan suatu ajaran kasih yang amat besar. Lagi-lagi ajaran pertama yang utama!

Edmund Sears mula-mula berangkat dan kesenangannya mendengarkan cerita-cerita yang dibawakan dan dibacakan oleh ayahnya yang dikenal amat senang membaca buku. Ayahnya selalu akan memenuhi permintaan anaknya Edmund Sears untuk membacakan buku-buku yang disodorkannya. Sehingga Edmund mengenal dengan baik segala tokoh-tokoh dari buku-buku yang dibacakan oleh ayahnya itu. Baik tentang Adam dan Hawa, tentang Musa, Raja Daud, Salomon, Yusuf sampai ke Kristus Yesus. Salah satu bagian cerita yang amat mempesona hati Edmund adalah kidung nyanyian dalam Mazmur: "Suatu saat jika kau setia pada Tuhan, bakat menyusun kata-kata seperti yang terdapat dalam Mazmur itu akan kau miliki. Kau akan dapat menulis sajak-sajak dan menyanyikan pujian bagi Tuhan. Tuhan akan memberikan ilham dan talenta kepada banyak orang untuk melakukan perkara-perkara besar. Karena itu mengabdilah kepada-Nya. Dan Dia akan mengaruniakan ilham dan memberikan talenta kepadamu dan menulis sajak-sajak seindah dalam Mazmur". Kata-kata yang diucapkan ayahnya ini begitu membekas di hati Edmund dan amat meyakinkan dirinya. Sehingga Edmund begitu tergila-gila membaca berulang kali Mazmur dan menyimaknya benar-benar. Ia lantas merasakan seolah-olah Edmund pun lantas membuat sajak untuk diaransirnya dalam bentuk lagu. Salah satu lagu ciptaan Edmund Sears adalah lagu yang bertemakan Natal "It Came Upon a Midnight Clear" yang ditulisnya pada tahun 1849.



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA