Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 2 Tahun 1993 >  SENI DAN KEKRISTENAN DALAM ERA GLOBALISASI > 
II (DUA) 

ISA ALMASIH atau KRISTUS YESUS dalam ajarannya: Hukum yang pertama dan terutama: "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" serta dikaitkan erat dengan "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Lalu ajaran-Nya yang juga tak kalah pentingnya dan jadi karakteristik cermin setiap umat yang menjadikan Dia panutannya yang dikenal dengan Khotbah di Bukit. Yang telah mendorong setiap seniman dalam berkarya lantas banyak mengacu pada ajaran-Nya itu. Keterpesonaan sang seniman pada sosokNya itu, beserta segala ajaran-Nya, lantas menghasilkan beragam karya seni. Yang kesemuanya jelas-jelas menyiratkan nafas Kekristenan. Dan ternyata tidak hanya ditulis oleh para pengikut ajaran-Nya saja secara imani, tapi juga oleh para seniman yang ada di luar keimanan Kristen. Seperti yang dituliskan oleh penyair Chairil Anwar dalam sajak Isa yang terdapat dalam kumpulan sajaknya "Deru Campur Debu":

ISA
Kepada Nasrani Sejati
Itu Tubuh
Mengucur darah
Mengucur darah
Rubuh
Patah
mendampar tanya: Aku salah?
kulihat Tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah
terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segara
mengatup luka
aku bersuka
itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah

Penyair dan juga budayawan Sapardi Djoko Darmono (kini bergelar doktor sastra dan mengajar di Sastra U.I. Depok Jakarta), menuliskan dengan sangat jelas nafas Kristen pada sajak berjudul "Tamu Malam Natal" di salah satu kumpulan sajaknya (DukaMu Abadi)

TAMU MALAM NATAL
Kristus datang Kristus datang
malam merenung menyandar lengang
mataku biru mataku biru
tambah lama tambah bersedu
Kristus datang
malam parah hatiku terpegang
kau dengarkan gemercik darahku
di mana diriku di mana diriku

Chairil Anwar cukup banyak menulis sajak yang menghembuskan nafas Kristen secara kuat bahkan sajak-sajaknya mempunyai nafas yang tak jauh berbeda dengan karakteristik nafas sajak Rendra yang menyiratkan hukum pertama dan yang utama dari ajaran Kristus Yesus. Seperti pada sajak Doa

DOA
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
caya-Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Tidak hanya Chairil Anwar, yang sebenarnya bukan pemeluk Kristen, Saini KM dan Subagio Sastrowardoyo pun menulis sajak-sajak yang juga menghembuskan nafas karakteristik Kristen. Pada sajak Saini TKM yang terdapat dalam kumpulan sajaknya "Nyanyian Tanah Air" (h. 12), sajak berjudul "Hymn" yang ditulis dengan gaya ungkap terasa indah sekali itu tersirat benar akan kekaguman diri penyair pada sosok Kristus dan segala ajaran-Nya yang diberikan pada murid-murid-Nya dan juga umat-Nya.

HYMN
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan pahat khianat dan dusta
Dengan khidmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki-Mu
dari mahkota duri dan sembulan paku
yang dikarati dosa manusia
Tanpa luka-luka-Mu yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenai-Mu tersalib di dalam hati

Kekaguman Subagio Sastrowardoyo tersirat jelas pada puisi yang ditulisnya dengan judul "Drama Penyaliban dalam Satu Adegan" yang berisi dialog antara dua tokoh, ibu dan anak yaitu Yesus Kristus dengan Maria, ibundaNya, yang mewakili simbol kemanusiaan dengan segala perasaan yang dimilikinya. Pikiran yang bersifat insani seperti halnya balas dendam, hantaman terhadap segala penghinaan yang diderita dan siksaan yang diterimanya. Sedangkan Yesus Kristus sebagai simbol lambang kasih ilahi yang teramat besar tiada terbatas. Yang selalu memilih jalan damai, yang membalas kejahatan dengan kebaikan, yang selalu mengharapkan orang jahat dan berdosa itu insaf sendiri dan bertobat;

- Aduh anak
Aduh putera Bapak yang tunggal. Begitu banyak
pengorbanan yang dilakukan, begitu banyak sudah
bunuh diri buat keagungan martabat manusia.
Tapi penindasan
terus menindih dan punah keindahan mimpi
Lihatlah
Keluh mereka adalah untuk yang dilontarkan ke mukamu
Dan mundur mereka ke kota adalah untuk berpesta
menyambut kematian-Mu
- "Bunda, penglihatanmu kabur oleh pedih air mata"
- "Tidak, hanya hati-Mu yang lemah cinta manusia
Cinta Tuhan lebih kejam. Ia meruntuhkan alam lata".
- Demi Allah,
Berilah aku senjata. Beri aku gigi
dan kuku dan pedang untuk memerangi
kebengisan ini. Akan kugigit dan robek
perut jahanam dan penggal setiap kepala
yang tunduk ke bumi. Beri aku hidup lagi
serta pembalasan satu ini. Gusti!

Kalau kita simak cukup banyak puisi atau sajak-sajak yang ditulis oleh para penyair di Indonesia yang memiliki napas Kekristenan, baik itu ditulis oleh penyair yang memeluk agama Kristen maupun bukan. Siratan napas sajak bernapaskan Kristen ini juga tidak hanya ditulis oleh mereka para seniman, juga oleh para pelajar atau remaja. Seperti yang banyak kita lihat di berbagai media cetak umum maupun khusus. Yang biasanya akan banyak muncul atau dimunculkan pada saat-saat menyambut hari besar Kristen seperti menjelang Natal di bulan Desember maupun menjelang Paskah di bulan April. Seperti yang termuat di surat kabar Suara Pembaruan minggu dalam lembaran Sahabatku atau Suara Remaja;

TUHAN, KUCARI KAU
Tuhan,
kucari Kau
di ambang pintu yang Kau ketuk
di muka jendela yang terpentang
di antara bunga-bunga yang bermekaran
pohonan perdu dan rumput hijau yang membentang
Tuhan,
Kau juga kucari
di altar gereja dengan gedung megah
di mimbar mimbar penginjilan rohani
di lembaran lembaran Alkitab-ku
Tuhan,
Kau yang kucari
setelah aku kenal firman-Mu
ternyata ada di hati nuraniku
selalu duduk lekat di samping insan-Mu
mendengar semua kata, menangkap semua tingkahku
(Bandung, menjelang Paskah 1991
Gusti Putu Titis Wulandari
SMP St Yusup, jalan Sulaksana Baru I
Bandung)

Dari kutipan-kutipan sajak yang tersaji di atas, terdapat adanya hubungan yang erat antara para penyair atau penggarap seni (seniman) dengan sosok Kristus Yesus dan segala ajaran-Nya. Pada beberapa esei yang ditulis oleh para seniman banyak pula kita temukan siratan rasa kagum akan pribadi Kristus Yesus dengan ajaran-Nya itu yang amat terkenal dengan ajaran kasih, yang pertama dan utama itu dan juga sepuluh ajaran khotbah di bukit. Yesus mengajarkan untuk mendoakan agar Tuhan Allah jangan membalaskan kesalahan orang-orang yang menghujat, menghina, menyiksa dan bahkan membunuh-Nya. Yesus secara tegas mengatakan bahwa mereka itu tidak menyadari kesalahan yang mereka lakukan.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA