Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 5 No. 1 Tahun 1990 >  MANUSIA DAN KEMATIAN124 > 
KEUNIKAN MANUSIA 

Di atas telah disinggung hal keunikan makhluk manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya khususnya hewan. Maka bisa dikatakan bahwa kematian manusia tidak pernah sama bobotnya dengan kematian hewan mana pun. Ini mudah dimengerti. Yang lebih sulit lagi yaitu dalam memahami kematian manusia, kita tidak bisa mengabaikan suatu fakta bahwa setiap orang itu unik pada dirinya sendiri. Kematian Si Polan bukan cuma perkara kematian manusia sebagai contoh species yang bisa diganti dengan contoh species manusia lainnya. Manusia bukan sekadar contoh species seperti halnya pada hewan. Manusia itu unik pada dirinya sendiri. Keberadaan setiap manusia itu unik. Di manakah letak keunikan itu?

Pertama, setiap manusia itu unik dalam individualitasnya. Memang seseorang itu tidak pernah berdiri sendiri terlepas dari lingkungannya. Ia menjadi anggota suatu negara, anggota masyarakat tertentu, dan anggota keluarga. Sebagai anggota masyarakat tertentu ia sama dengan anggota lain. Sebagai anggota keluarga ia sama dengan anggota yang lain. Tetapi ia tidak pernah sama dengan orang lain dalam memandang dunia. Sebab orang merupakan titik pusatnya sendiri yang dari situ ia memandang dunianya. Dengan demikian segenap aspek kehidupan dihubungkan kepada seseorang secara khusus dan unik. Boleh dikatakan bahwa setiap orang memiliki dan tinggal di dalam dunianya sendiri. Setiap tindakan dan pengalamannya dihayati secara pribadi dan unik. Orang lain bisa bertindak dan mengalami hal yang sama, tetapi penghayatannya tidak akan pernah bisa persis sama. Setiap orang betul-betul memiliki historisitasnya masing-masing berkat individualitasnya itu. Dari keunikan ini bisa dimengerti bahwa peristiwa kematian yang seseorang alami menjadi pengalaman yang khusus dan unik, walaupun mungkin cara kematiannya bisa sama dengan orang lain.

Kedua, keunikan manusia lebih jauh lagi berakar pada kualitasnya sebagai pribadi. Kenyataan manusia sebagai pribadi itulah yang mendasari individualitasnya. Tanpa dimensi pribadi ini hilanglah juga sifat individualitas manusia. Maka kematian Si Anu tidak identik dengan manusia mati. Memang si Anu itu seorang manusia, tetapi ia sekali lagi bukan sebuah contoh species manusia yang dengan begitu kedudukannya bisa diganti dengan Si Anu yang lain.

Sebagai pribadi, manusia memiliki kemampuan untuk menentukan sendiri. Ia seakan-akan sedang mengemban suatu tugas penting yang sukses atau gagalnya tergantung pada penentuan dirinya itu. Dan keputusan itu unik, karena berada di dalam konteks waktu yang linear. Maka garis waktu kehidupan manusia tidak pernah bisa dibalik. Penentuan diri yang diambilnya pada suatu saat tidak akan pernah terulang dan terganti dengan kualitas yang sama pada waktu yang lain. Di sinilah terdapat sifat temporalitas dari kodrat manusia sebagai pribadi. Dalam pengertian inilah kematian seseorang tidak pernah bisa terulang dan tergantikan dengan kematian orang lain.

Dari keunikan manusia ini jelaslah sudah bahwasanya antara kematian manusia yang satu dengan yang lainnya ada perbedaan kualitatif. Setiap kematian unik artinya bagi yang bersangkutan. Maka kematian manusia sungguh patut dipermasalahkan.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.51 detik
dipersembahkan oleh YLSA