Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  TINJAUAN BUKU > 
KELEBIHAN 

Riset Luzbetak yang menyeluruh ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain: pertama, buku ini mendiskusikan antropologi misi bukan hanya di dalam lingkup kerangka referensi antropologi umum, tetapi juga di dalam antropologi budaya yang bersifat komprehensif, detail, solid, dan sangat berbobot akademis.

Kedua, penulis menganalisis segala aspek antropologi secara menyeluruh, sebanyak 42 halaman merupakan sumber-sumber acuan karya akademik yang sangat bernilai untuk melakukan studi di bidang antropologi dan misiologi lebih lanjut.

Ketiga, penulis tidak hanya mampu meringkas dan memaparkan berbagai model atau teori antropologi secara akurat, namun juga mampu menganalisisnya secara kritis, tajam, dan obyektif. Sebagai seorang akademikus, beliau mampu menunjukkan dan menemukan kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan berbagai model atau teori yang dibahasnya itu. Sebagai misiolog budaya, Luzbetak mampu mengaplikasikan konsep-konsep atau teori-teori antropologi dalam misi Kristen modern. Pada akhirnya ia mampu merancang suatu model atau definisi budaya integral komprehensif yang ditindaklanjuti dengan eksplanasi yang amat brilian tentang budaya. Dalam hal ini budaya dipahami sebagai "a socially shared design for living."

Keempat, bagian terpenting buku ini adalah bab V-VII yang membahas tentang budaya dan berbagai implikasinya secara rinci dan mendalam. Hal ini mampu memberikan insight dan sumbangsih yang sangat berharga bagi misi Kristen, terutama dalam menanggulangi tantangan-tantangan kultural dalam berbagai konteks yang berbeda. Penjelasan Luzbetak tentang tiga level budaya termasuk integrasi dan dinamikanya, misalnya, telah memberikan kontribusi bagi perancangan kontekstualisasi Injil yang lebih efektif. Begitu juga diskusi integral berkenaan dengan topik-topik agama, ideologi, mitos, ritual, dan worldview sulit ditandingi oleh buku-buku yang membahas topik serupa.

Kelima, buku ini harus dimiliki dan dibaca oleh para pakar misi Kristen, praktisi misi (misionari), mahasiswa sekolah teologia, maupun kaum awam yang punya minat pada misi Kristen untuk memperluas wawasan dan juga memberikan insight bagi inovasi misi Kristen di era globalisasi masa kini. Namun demikian jangan berharap buku ini menyediakan formula-formula ajaib yang secara instant memberikan solusi bagi berbagai problem misi Kristen. Buku ini hanya memberikan bahan-bahan mentah dan prinsip-prinsip dasar sebagai tuntunan sehingga pembacanya mampu berpikir dalam kerangka pikir (frame of reference) antropologi misi berkaitan dengan usaha menghadapi bermacam-macam problem dan tantangan misi lintas budaya. Kekristenan harus mengapresiasi budaya secara kritis dalam setiap dimensinya. Kita juga harus bergumul secara kreatif untuk mengembangkan suatu model misi lintas budaya yang memiliki kesensitifan terhadap tiga jenis budaya yang terlibat di dalam pelayanan ini, yaitu budaya lokal, budaya sang misionari, dan budaya kekristenan universal.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA