Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  KERUGMA YANG MEMUDAR: PANDANGAN RUDOLF KARL BULTMANN TERHADAP TEOLOGI LUKAS - KISAH PARA RASUL > 
KERUGMA GEREJA MULA-MULA MENURUT BULTMANN 

Kata yang paling banyak digunakan dalam PB untuk "berkhotbah" ialah kcrussin (sekitar 60 kali), yang berarti memproklamasikan berita (sebagai seorang pembawa kabar). Proklamasi gereja (kgrygma) adalah proklamasi publik tentang "Kabar Baik" (yaitu Injil) kepada dunia non Kristen.1745 Makna di balik pengertian tersebut bisa tindakan proklamasi atau isi proklamasi tersebut.1746

Sampai saat ini terdapat dua teori tentang kerugma yang mewarnai dunia kesarjanaan PB, yaitu teori yang dicetuskan oleh C. H. Dodd dan R. Bultmann. Dodd memfokuskan perhatian kepada isi dari proklamasi,1747 sedangkan Bultmann lebih menyoroti tindakan proklamasi. Dalam pandangan Bultmann, "pemikiran teologis" (theological thinking) PB atau teologi PB dimulai dengan kerugma gereja mula-mula dan bukan sebelumnya -- pada masa Yesus hidup di dunia. Bagi gereja mula-mula, kerugma sebagai tindakan pemberitaan berarti kerugma itu memproklamasikan Yesus Kristus - yaitu Yesus Kristus yang tersalib dan bangkit - sebagai tindakan penyelamatan Allah yang eskatologis. Kristus yang seperti inilah yang pertama-tama diberitakan dalam kerugma gereja paling dini, bukan dalam pemberitaan dari Yesus historis.1748

Yesus historis, sebagaimana terungkap dalam Injil Sinoptik adalah seorang guru dan nabi yang mengabarkan "pemerintahan Allah" (the reign of God) yang eskatologis. Yesus menyampaikan warta ini, di kemudian hari gereja mula-mula meneruskan warta tersebut. Tetapi, Yesus lebih dari sekadar guru dan nabi bagi gereja mula-mula: Ia juga adalah Mesias, sehingga gereja memproklamasikan Dia. Pada masa hidup-Nya, Yesus dipandang sebagai sebagai Pembawa Berita keselamatan; pada masa setelah "kenaikan-Nya", Ia dipandang sebagai pokok pemberitaan. Bultmann menyatakan, "He who formerly had been the bearer of the message, was drown into it and became its essential content. The proclaimer became the proclaimed."1749 Tetapi, "in what sense?" Jawaban Bultmann jelas, sang pemberita menjadi inti berita dalam konteks pemberitaan gereja mula-mula.

Ketika gereja memproklamasikan Kristus sebagai Mesias, hal itu terkait erat dengan jabatan-Nya sebagai Mesias yang akan datang, yaitu sebagai Anak Manusia. Gereja mula-mula menantikan kedatangan-Nya sebagai Mesias, bukan kembaliNya sebagai Mesias.1750 Kedatangan Mesias ini, menurut Bultmann, menggenapi konsep eskatologi di atas. Maksudnya, Allah telah membangkitkan Yesus dari Nasaret - guru dan nabi itu yang mati karena disalibkan oleh pemerintah Romawi, dan menjadikan Dia Mesias, meninggikanNya menjadi Anak Manusia yang membawa keselamatan sebagai tanda pemerintahan Allah.1751 Hal ini berarti aktifitas Kristus di dunia pada masa lampau tidak dipandang sebagai berita mesianik.

Jadi, menurut Bultmann, kerugma dalam PB adalah tindakan proklamasi eskatologis yang telah dimulai oleh Yesus dengan pemberitaan tentang Anak Manusia dan diteruskan gereja mula-mula dengan memberitakan Yesus Kristus yang dibangkitkan sebagai penggenapan pengharapan tersebut. Semasa hidup-Nya, Yesus hanya pemberita pemerintahan Allah yang eskatologis. Tetapi bagi gereja mula-mula, kehadiran Yesus dan kisah hidup-Nya selanjutnya (kematian sampai kenaikan-Nya) dihayati sebagai kegenapan berita yang disampaikan Yesus. Di dalam Kristus, Anak Manusia itu, pemerintahan Allah dinyatakan. Konsep inilah yang sering disebut sebagai "peristiwa Kristus" (Christ event).



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA