Praktek-praktek klenik, dengan istilah teknisnya okultisme, sedang ramai digandrungi. Kondisi ini hendaknya kita sadari bersama. Sebagai umat yang bertuhan, praktek okultisme hendaklah diperangi bersama-sama Unio mystica yang terkandung dalam masing-masing agama menjadi senjata yang paling ampuh. Melalui uraian singkat dan sederhana ini, kita diajak untuk melihat realita praktek okustisme, dilanjutkan dengan memahami okultisme secara teoritis, yang akhirnya menawarkan jawaban berupa unio mystica dalam agama.
Amatilah perkembangan pers pasca Orde Baru! Anda bisa menemukan majalah Misteri. Kisah-kisah seputar perdukunan disodorkan kepada pembaca. Majalah terbitan Jakarta ini diberi judul kecil: "Majalah investigasi Supranatural".1534 Kemudian coba bolak-balik tabloid Posmo! Tabloid mingguan ini diberi judul kecil: "Metafisika dan Pengobatan Alternatif. Seluruh arah metafikasinya dan arah pengobatan afternatifnya berwarna okultis. Iklan-iklan klenik terpajang berhalaman-halaman.1535 Sekarang bacalah Wahana Misteri! Aneka pengalaman mistik dikisahkan di dalam majalah ini.1536 Satu lagi, simaklah Liberty! Dua sektor berpadu di dalamnya, yakni dunia biru dan dunia hitam.1537 Dunia biru mengacu pada seks dengan penekanan pada pornografi. Dan dunia hitam tentulah berkisah di seputar praktek klenik.
Keempat media massa ini secara terang-terangan mengekpos persoalan-persoalan dunia mistik bagi masyarakat luas. Yang menarik, nomor-nomor terbitannya selalu sukses di pasaran. Itu mengindikasikan bahwa masyarakat luas sedang mengandrungi hal-hal mistik. Dengan bahasa lain, konsumen, dalam hal ini pembaca, merasakan dunia mistik sebagai salah satu dari kebutuhan hidupnya.
Beranjak ke negaranya Bill Clinton. kita menjumpai sebuah badan usaha yang menjual perlengkapan-perlengkapan okultisme. Tepatnya badan usaha itu berada di negara bagian Massachusetts. Ia mengedarkan katalog setebal 88 halaman dengan ukuran kertas kuarto.1538 Beragam barang ditawarkan, dari jubah hitam dan putih, minyak urapan, kalung, cincin, gelang, gambar tempel, buku penuntun, cawan dan gelas, belati, sampai meja altar. Barang-barang itu seluruhnya berkaitan dengan aliran okultisme dari mancanegara. Bisa itu berasal dari praktek klenik di zaman-zaman kuno, misalnya: Mesir, Persia, Babilonia, India, sampai praktek klenik di zaman modern, misalnya: dari Tiongkok, Afrika, dan Eropa. Semua asesoris itu diperuntukkan bagi praktek okultisme dan Anda bisa memesan ke badan usaha tersebut.
Bagaimana dengan layar lebar? Film-film yang diputar di bioskop-bioskop pun diwarnai oleh tema okultisme. Tiap pemutaran film okultisme, penontonnya tidak bisa dikatakan sedikit. Sundel Bolong, Nyai Loro Kidul, Malam Jum'at Kliwon dan sejenisnya, jelas-jelas mengangkat tema okultisme. Masih banyak film-film seputar itu akan di produksi.
Dahulu, film-film horor ditayangkan khususnya pada hari Jum'at atau paling baik dan paling tepat, malam Jum'at yang jatuh pada Kliwon. Pemutaran film horor di malam Jum'at Kliwon menambah penghayatan pemirsa akan nuansa alam gaib. Tentu masih segar dalam ingatan kita film seri Friday the Thirteen. Namun, sekarang, film-film berlatar belakang okultisme sudah diputar pada hari apa saja, dari Senin hingga Minggu. Di sini, terlihat indikasi bahwa para pengelola siaran televisi melihat sambutan antusias dari pemirsa dan mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu.
Kalau dulu okultisme berpanorama desa yang sunyi dengan hutan lebat, maka kini panoramanya berpindah ke kota metropolitan nan ramai lagi sibuk. Apa yang Anda saksikan dalam Tuyul dan mBak Yul? Latar belakang film ini bernuansa rumah mewah, lengkap dengan kolam renang. Si tuyul bisa diajak bersenda gurau oleh gadis-gadis cantik. Bahkan tuyul itu akan menjadi penolong yang setia. Bilamana ada orang yang bermaksud jahat, si tuyul akan membela tuannya dengan cara mempermainkan musuh-musuh itu. Jadilah sang tuyul tokoh yang menegakkan keadilan dan kebenaran.
Kondisi seperti ini menjadikan pemirsa akrab dengan makhluk-makhluk gaib. Kengerian terhadap alam gaib perlahan-lahan sirna. Rasa takut akan praktek okultisme tidak ada lagi. Kontak batin dengan dunia gaib menjadi pencarian orang banyak. Lebih mengiurkan lagi, makhluk di dunia gaib akan menjadi penolong manusia yang setia. Siapa tidak ingin mempunyai body guard setangguh itu?
Apa yang bisa kita pelajari dari fakta-fakta tersebut? Entah Anda menyadari atau tidak, telah terjadi satu pergeseran nilai. Okultisme sudah tidak lagi dipandang membahayakan. Okultisme sudah bukan lagi barang haram. Okultisme telah merupakan kebutuhan bagi sebagian orang. Sesungguhnya, ada satu bencana besar yang sedang menanti, yaitu sebagian orang sudah tidak menyadari lagi bahayanya okultisme. Bahaya terbesar adalah manakala kita tidak lagi menyadari adanya bahaya. Itulah yang terjadi dengan okultisme.
Dari praktek kita berbalik ke teori. Secara etimologis, terminologi, okultisme mengacu ke bahasa Latin, yakni occultus.1539 Kata 'occultus' dapat diartikan sebagai sesuatu yang tersembunyi atau rahasia1540 dalam kerangka acuan sains yang empiris. Kamus standar kita, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikannya sebagai "kepercayaan kepada kekuatan gaib yang dapat dikuasai manusia."1541 Kekuatan gaib tersebut, menurut The Encyclopedia Americana, berkonotasi pada kepercayaan-kepercayaan mistik yang non ortodoks dan praktek-praktek magis yang kabur.1542
Sebagai keterangan tambahan, The New Encyclopaedia of Britannica, memberikan uraian sepanjang 24 halaman mengenai item okultisme. Dalam salah satu kalimatnya dikatakan "kemampuan seorang praktisi untuk memanipulasi hukum-hukum alam demi kepentingan pribadinya atau keuntungan kliennya.1543 Dan dalam Volume ke-8 dari seri ensiklopedia yang sama disebutkan "mengandalkan kekuatan (mistik) eksternal, di luar kesanggupan manusia pada umumnya."1544
Beberapa penjelasan di atas memberikan gambaran bagi kita tentang apa itu okultisme. Banyak pemahaman bisa ditarik dan uraian-uraian teoritis tersebut. Paling sedikit ada lima kesimpulan penting yang dapat disarikan. Pertama, melalui metode ilmiah dan ilmu alam dan ilmu pasti, okultisme merupakan hal-hal yang sifatnya misteri atau rahasia karena ia tidak dapat diterangkan dengan pengetahuan sains manusia. Apa yang menjadi causa prima dan fenomena-fenomena okultisme tidak dapat dijelaskan dengan memuaskan dengan sains.
Kedua, kekuatan gaib dalam okultisme bisa dipelajari dan memang mampu dikuasai oleh manusia. Tak mengherankan kita menemukan sebagian orang begitu bergairah belajar ke sana ke mari, mencari setiap guru yang bisa ditemuinya. Mereka melakukan semadi, mandi air kembang tujuh rupa, berendam di sungai, bertapa dalam gua, membawa sesajen ke kuburan, memburu benda pusaka dan seterusnya, dan seterusnya.
Akan tetapi, ketiga, kekuatan itu tidak berasal dari dalam diri manusia. Manusia tidak memiliki kekuatan itu dalam dirinya tetapi manusia bersikeras hendak memilikinya juga. Sumber kekuatan gaib itu eksternal. Harus ditegaskan bahwa kekuatan itu berada di luar kesanggupan manusia pada umumnya. Ada kekuatan atau oknum tertentu yang masuk ke dalam diri seorang praktisi okultisme sehingga ia mempunyai kekuatan super.
Karena, keempat, dari fenomena-fenomena okultisme tampak jelas telah terjadi manipulasi terhadap hukum-hukum alam. Tentunya usaha manipulasi terhadap hukum alam ini punya tujuan-tujuan tertentu. Pada umumnya, tujuan itu demi memenuhi kepentingan pribadi dan sang praktisi atau demi keuntungan tertentu dari kliennya.
Dengan demikian jelaslah sudah, kelima, bahwa praktek-praktek okultisme, apapun modelnya, merupakan perkara mistik yang non ortodoks. Maksudnya, kepercayaan dan praktek okultisme itu menyimpang dari kebenaran-kebenaran agamawi yang standar. Jadi, praktek okultisme adalah pelanggaran dari ajaran agama. Sampai di sini, sudah semestinyalah kita menolak praktek-praktek okultisme.
Manusia masa kini semakin dalam memasuki dunia sains. Semakin hari semakin banyak individu yang melibatkan diri dalam metodologi riset. Penelitian demi penelitian kian digalakkan. Walhasil, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Pencapaian-pencapaian iptek sangat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Alat-alat teknik, umpamanya, amat mempermudah dan membantu manusia dalam pekerjaan. Sebut saja misalnya: mesin cuci menggantikan kerja keras ibu-ibu, pesawat terbang mempersingkat perjalanan dari satu negara ke negara lain. Sederetan panjang contoh-contoh lain bisa kita daftarkan sendiri.
Tampak adanya tendensi hidup manusia berfokus kepada materi. Berhubung bahwa memang materi itu terlihat jelas di depan mata. Ia secara langsung memenuhi kebutuhan fisik. Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Jagat raya dengan segala isi di dalamnya merupakan manifestasi riil dari materi dan di dalamnyalah manusia menjalani hidup. Makanya, sains dengan lingkup bermainnya dalam dunia materi sangat mengiurkan sekali.
Semua itu hanya merupakan pemenuhan dari kebutuhan jasmaniah. Padahal, yang namanya makhluk manusia tidak hanya terdiri dari jasmani. Hasil karya sains menjadikan dunia materi itu dinamis. Namun sedinamis-dinamisnya, itu hanya mampu menyediakan bahan konsumsi bagi jasmani manusia.
Manusia memiliki roh. Roh manusia mempunyai kebutuhan rohaniah. Rohani manusia menuntut. Ia ingin kebutuhannya juga dipenuhi. Mengkritisi dari aspek positif, merebahnya okultisme merupakan satu manifestasi pencarian manusia untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Sayang sekali, pemenuhan kebutuhan rohaniah manusia yang ditawarkan dalam okultisme didapatkan dari sang roh kegelapan. Ini adalah pemenuhan kebutuhan rohaniah melalui jalan non ortodoks.
Lantas mana jalan yang ortodoks? Agama, itulah jalan yang ortodoks. Karena hakekat terdalam dari kehidupan beragama adalah membentuk persekutuan manusia dengan Tuhan, menghantar roh manusia kepada Allah yang adalah Roh. Di sinilah lembaga agama harus memainkan perannya.
Kalau demikian, mengapa masih terjadi praktek-praktek okultisme? Padahal, bukankah di dunia ini sudah hadir agama-agama, tidak hanya satu agama? Justru, dengan maraknya praktek okultisme, menjadi indikasi bahwa agama belum memainkan peranan yang sebenarnya. Ada 'sejenis hutang' dari lembaga agama kepada umatnya yang belum terbayar. Berhubung tidak adanya usaha lembaga agama untuk membayar hutang, maka okultisme hadir dan sekaligus membayar hutang itu. Tak heran kalau selanjutnya sebagian orang tertarik kepada sang pembayar hutang itu.
Hindu mengenal apa yang disebut sebagai advaita. Advaita dapat diterjemahkan menjadi non dualisme. Advaita terwujud apabila telah ada yang disebut Sat-Afman-Brahman,1545 berpadunya atman dengan Brahman. Islam mempunyai tasawuf yang dikembangkan oleh kaum Sufi. Perjalanan 'pengembaraan' kaum Sufi dalam mencari Tuhannya melewati maqamat (tahapan), tariqat (lintasan) dan akhirnya fana N Haq (bersatu).1546 Semua itu termasuk kepada unio mystica (mystical union). Maksudnya, manusia membentuk persekutuan yang begitu erat dengan Tuhannya. Persekutuan yang begitu erat menjadikan keduanya bersatu. Bentuk persatuan ini tentu tidak bersifat jasmani, tetapi rohani. Persekutuan, menuju persatuan, yang rohaniah itu sangatlah misteri untuk bisa diterangkan oleh akal dan bahasa manusia yang terbatas. Sifat persatuan yang begitu misteri itu akhirnya dinamakan persatuan mistik.
Bagaimana bentuk kongkret dari kehidupan unio mystica yang dikatakan berciri spiritual dan mistik itu? Jawaban untuk pertanyaan ini tergolong cukup sulit. Masing-masing agama punya karakteristiknya sendiri. Lagipula, dalam setiap agama masih dijumpai sejumlah jawaban yang bervariasi dari masing-masing teolognya. Cukuplah apabila dalam tulisan ini kita kutipkan ciri-ciri yang dikemukakan oleh seorang pakar psikologi agama, William James. Beliau mengatakan bahwa kehidupan mistik dalam agama-agama mempunyai empat ciri khas utama: ineffability, noetic quality, transiency, dan passivity.1547
Lantas bagaimana dengan Kristen? Sebagian teolog Kristen masih tetap mempertahankan pemakaian frase 'unio mystica'.1548 Frase ini memang masih bersifat umum sekali, berlaku pada agama agama lain juga. Oleh sebab itu sebagian teolog, memakai frase 'mistik Kristen'.1549 Tetapi mistik Kristen terkadang bisa disalahmengertikan menjadi mistik non ortodoks. Guna menghindari pemahaman yang keliru, kebanyakan teolog Kristen lebih suka memakai frase 'persatuan dengan Kristus'.1550 Frase ini dinilai memang yang terbaik dan tepat. Karena persatuan dengan Kristus langsung menjadi ciri khas dari teologi mistik Kristen.
Agama-agama seharusnya menjawab kebutuhan umatnya akan unio mystica. Demikian pula halnya dengan Kristen. Seandainya tanggung jawab itu tidak dilaksanakan tentulah ada yang kurang dalam kehidupan beragama umatnya. Sebagian umat bisa saja terus berkecimpung dalam batas-batas dunia materi. Baginya, itu sudah cukup. Menurut kelompok umat seperti ini, agama telah menjalankan tanggung jawabnya dengan menyelenggarakan ibadah, menolong fakir miskin dan mendidik umatnya hidup dalam kebenaran.
Akan tetapi, umat yang kritis menilai hanya sampai di situ belumlah cukup. Kehidupan beragama yang sedemikian cenderung legalis dan formil. Sifat legalis dan formil menjadikan kehidupan beragama statis, kalau tidak hendak dikatakan mati. Kelompok umat yang kritis ini merindukan suatu kehidupan beragama yang dinamis. Antara makhluk penyembah dengan Oknum Yang Disembah harus tercipta suatu persekutuan yang hidup. Dalam pemahaman dan penekanan kepada kehidupan beragama yang dinamis (hidup) inilah Wetness Lee menamakan unio mystica sebagai "persekutuan hayat."1551 Kehidupan beragama mesti membawa umatnya mencapai suatu kehidupan spiritual yang mistik. Tepatlah apa yang ditegaskan oleh John Murray manakala dia menguraikan unio mystica. Menurutnya, persatuan dengan Kristus mempunyai dua natur, yakni spiritual dan mistik.1552 Kehidupan beragama yang bernatur spiritual dan mistik inilah yang diidam-idamkan oleh umat beragama yang kritis tersebut.
Ada bermacam-macam motivasi yang membawa seseorang berkecimpung dalam dunia okultisme. Salah satunya, harus ditegaskan, adalah kerinduan manusia untuk menikmati pengalaman-pengalaman yang sifatnya spiritual dan mistik. Okultisme sanggup memenuhi kebutuhan ini. Maka, lambat laun okultisme menjadi semacam 'pengalaman agamawi yang terdalam' bagi orang-orang tersebut. Dari kacamata agama, okultisme merupakan praktek klenik yang terlarang; perilaku beragama yang non ortodoks. Sebagai jalan keluarnya, agama harus mampu memenuhi kebutuhan rohani umatnya dengan unio mystica yang ortodoks. Kehidupan unio mystica yang ortodoks pastilah '... enables the believer to 'taste' (sapere) God and all that relates to Him'.1553
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi