Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 15 No. 1 Tahun 2000 > 
POSMODERNISME DAN KONSEP KEKRISTENAN 
Penulis: Harianto GP
 PENDAHULUAN

Posmodernisme1517 lahir karena kekacauan dunia dalam segala hal.1518 Ernest Gellner menyebut bahwa gerakan ini kuat dan modis. Namun demikian, tidak jelas setan apa gerakan ini.1519 Pemakaian istilah "posmodernisme"1520 mulai tahun 1870-an, pertama kali digunakan oleh seniman Inggris. John Watkins Chapman, dan tahun 1917 oleh Rudolf Panwitz. Kemudian muncul istilah-istilah "Pos-Impresionisme" (1880-an) dan "Posindustrial" (1914-1922). Yang jelas dan tegas adanya penggunaan awalan "pos". Ternyata pengertian posmodernisme banyak pengkaburan para ahli.

Yang mengakibatkan kekaburan makna istilah "postmodern" itu kiranya terutama adalah akhiran "isme" dan awalan "pos"-nya. Sehingga dengan akhiran "isme" itu, posmodernisme biasanya dibedakan dari posmodernitas. Yang pertama, menunjuk pada kritik-kritik filosofis alas gambaran dunia (world view), epistemologi dan ideologi-ideologi modern. Yang kedua, menunjuk pada situasi dan tata sosial produk teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara bangsa dan penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi.1521

Kata "modern" berasal dari kata Latin "modo", yang artinya "barusan"; "pasca"; "yang terbaru": "(se)cara baru": "mutakhir".1522 Sedangkan, kata "pos" mempunyai arti "sesudah". Jadi, posmodernisme menyiratkan pengingkaran, maksudnya sesuatu itu bukan modern lagi. Sudah "modern" ditambah "pos". jadi mempunyai pengertian: (1) sebagai hasil dari modernisme; (2) akibat dari modernisme; (3) anak dari modernisme; (4) perkembangan dari modernisme; (5) penyangkalan akan modernisme; (6) penolakan terhadap modernisme.1523 Akibatnya "posmodernisme" mengaburkan pengertian modernisme. Ia menyiratkan pengetahuan yang lengkap tentang modernisme yang telah dilampaui oleh zaman baru.

 KASUS-KASUS

A. Konteks Seni

Posmodern sendiri tercapai melalui inovasi yang tak henti-hentinya dalam sejarah. Contoh sekitar tahun 1127, Suger sang kepala biarawan merekonstrusi basilica St. Denis di Paris. Gagasan arsitekturnya menghasilkan sesuatu yang belum tampak sebelumnya. Secara klasik bukan Yunani, bukan Romawi, bukan Romanesque. Suger tidak tahu bagaimana menyebutnya, hingga dia melirik istilah Latin. "opus modernum" - sebuah karya modern. Arsitektur Suger ini akhirnya dikenal dengan gaya "gothic" (istilah plesetan). Sejak itu terjadi perdebatan bagaimana klasik itu, gothic, modern, atau bahkan posmodern.

Antagonisme Dialektis (debat: diskursus)

Sejak abad pertengahan, telah muncul rasa "antagonisme" antara "dulu" dan "kini", antara "kuno" dan "modern". Barat dengan gencar menolak keadaan lama, dan berpacu meraih keadaan akan datang. Pada tahun 1890-1900 muncul masa kejayaan inovasi teknologi massal. Misalnya sebagai berikut:

Temuan Teknologi Baru:

Pembakaran internal dan mesin diesel; generator turbin uap elektrik. Listrik dan bensin sebagai sumber tenaga baru. Mobil, bis, traktor, dan pesawat terbang. Telepon, mesin tik, dan mesin pita sebagai dasar dari manajemen sistem dan kantor modern. Produksi bahan sintetis dari industri kimia - pewarna, plastik, dan serat buatan manusia, teknik material baru - beton, penguat, campuran aluminium dan krom.

Temuan Media Massa dan Hiburan:

Periklanan dan sirkulasi massal surat kabar (1980-an). Gramofon (1877); Lumiere bersaudara menemukan sinematografo dan Marconi menemukan telegraf tanpa kabel (1895). Transmisi gelombang radio pertama Marconi (1901). Teater bioskop pertama, Pittsburgh Nickelodeon (1905).

Temuan Sains:

Pemapanan ilmu genetika pada 1900-an. Feud meluncurkan psikoanalisis (sekitar 1900-an). Penemuan radioaktif uranium dan radium oleh Becquerel dan pasangan Currie (1897-1899). Model atom baru Rutherford yang revolusioner menumbangkan fisika klasik (1911). Teori energi kuantum Max Planck (1900) direvisi oleh Niels Bohr dan Rutherford (1913). Teori Relativitas Umum dan Khusus Einstein (1905 dan 1916).

Perkembangan posmodern keilmuan dan informasi bisa dilihat dari: Pertama, dasar-dasar kosmologi posmodern -- teori atom, kuantum, dan relativitas -- diletakkan antara 1890an dan 1916-an. Kedua, kabel telepon tembaga modern digantikan oleh kabel serat optik posmodern yang meningkatkan muatan data 250.000 kali lebih.

Tahun 1907 Picasso membuat gelombang modernisme. Ia pertama kali disebut seorang modernisme dalam segi lukisan. Lukisan berjudul "Les Demoiselles d' Avignon" cukup menggegerkan. Ia menulis dengan kemampuan realis yang tinggi. Tapi beberapa sejarawan mengatakan bahwa realisme telah digulingkan atau kewibawaannya dihilangkan dengan penemuan fotografi. Inovasi teknologi fotografi telah mengalahkan seni lukis - keaslian kerajinan tangan (seni). Doktrin realisme mendekati ajalnya. Realisme mengantungkan diri dari pengetahuan dan cermin realistis. Tetapi, fotografi mengantungkan diri dengan kekuatan reproduksi.

Paul Cezanne (1839-1906) tidak mengesampingkan realisme, tetapi ia memadukan dengan kekuatan reproduksi. Ia memadukan kekuatan olah alam dengan silinder, bola, dan kerucut. Karya Paul dikenal dengan sebutan "Kubisme", yang kemudian dikembangkan oleh Georges Braque (1907-1914). Kubisme ini menyelamatkan karya lukis yang asli dilukis. Tapi, fotografi sebenarnya mengancam keaslian lukisan -- seni tradisional -- karena ia lebih cenderung mereproduksi dari yang asli. Hal ini diutarakan dengan tegas oleh Marxis Walter Benjamin (1936).

Jean Francois, filosofis Prancis, mengatakan:

Sebuah karya dapat menjadi modern hanya jika ia pertama-tama adalah posmodern. Posmodern dengan demikian bukanlah akhir modernisme, tapi keadaan awalnya, dan keadaan ini konstan. Sedangkan seni modern adalah yang menyajikan fakta bahwa yang tak terhadirkan itu ada. Untuk memperlihatkan bahwa ada sesuatu yang dapat dipikirkan tetapi tidak dapat dilihat maupun dibuat terlihat: inilah yang dipertaruhkan dalam lukisan modern.1524

Tahun 1914-1920 kubisme bergerak di Rusia. Kubisme di sini adalah meninggalkan penyangga lukisan seni demi seni kinetik dan desain teknis yang diterapkan pada tipografi, arsitektur, dan produksi industri.

Tahun 1930 di Jerman, Stalinisme menolak Kubisme dan menyebutnya sebagai "realisme sosialis". Tahun yang sama juga munculnya pengertian "pop" oleh Andy Warhol. Dia dijuluki Paus seni Pop. Warhol mengubah reproduksi mekanik itu menjadi seni dengan memindahkan citra foto ke layar sutra yang dialaskan kanvas dan ditintai dari belakangnya. Ia punya slogan: "Apa yang Anda lihat apa yang Anda dapat!"

Tahun 1946 di Amerika berkembang "ekspresionisme abstrak" Ini dipelopori oleh Jackson Pollock (1912-1956).1525

Tapi dari perkembangan seni lukis, yang sangat mencolok adalah Marcel Duchamp (1887-1968) seorang pelukis "Kubisme" - yang 1912 meramalkan bahwa beberapa objek "barang jadi" non seni akan mempunyai nilai seni yang luar biasa hebatnya jika dipisahkan dari konteks aslinya, kegunaan, dan maknanya. Aliran ini disebut "Konseptualisme", contohnya: Bottlerack (1914), urinal poselen yang ditandatangani R. Mutt (1917), Piero Manzoni (1933-1963) mengawetkan tahinya sendiri dan menjualnya, diberi judul "100% Pure Artist's Shit", Damien Hirst tahun 1994 memamerkan seekor domba mati di dalam akuarium formaldehida, atau patung-patung di dalam darah atau air seni seniman itu sendiri.

Jadi, inikah posmodernisme? Tidak! Posmodern berarti "bukan seni". Jean-Francois, filosof Prancis menyebutnya "antimodernis" atau "akhir dari eksperimentasi".

B. Konteks Teori

Teori posmodern adalah satu konsekuensi dari obsesi abad ini akan bahasa. Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein. Martin Heidegger dan pemikir abad 20 lainnya memfokuskan analisis mereka dan ide-ide dalam pikiran ke bahasa untuk mengekspresikan pikiran. Para filosof, ahli logika, ahli bahasa, atau ahli semiologi sepakat menjawab bertanya: "Apakah yang membuat pikiran menjadi berarti?" Mereka menjawab: "struktur bahasa."

Ferdinand de Saussure, profesor linguistik (1857-1913) memandang bahasa sebagai fungsi dari sebuah sistem. Contohnya: ia bertanya kepada dirinya sendiri: "bagaimana kamu memisahkan satu objek linguistik yang koheren dari penggunaan bahasa yang membingungkan?" Jawabnya: (1) Cari aturan dan konvensi dasar yang memungkinkan bahasa untuk digunakan, (2) Pelajari dimensi social dan kolektif dari bahasa, ketimbang ucapan individu (3) Utamakan mempelajari tata bahasa ketimbang penggunaan aturan ketimbang ekspresi, model-model ketimbang data. (4) Temukan infrastruktur bahasa yang sama pada semua pembicaraan pada tataran tidak sadar."

Saussure membuka jalan bahwa linguistik atau bahasa sebagai alat untuk menganalisis kebudayaan. Bahasa adalah kontrol kebudayaan. Bahasa adalah lahirnya kebudayaan.

Tahun 1908 Roman Jakobson dan N.S. Trubetzkoy mengembangkan bahwa linguistik atau bahasa dapat menciptakan struktur antropologi. Bahasa mempunyai dua fungsi: (1) untuk membentuk hubungan social, dan (2) untuk mengkategorisasikan lingkungan kita sebagaimana yang dilambangkan oleh simbol-simbol.

Kritik Strukturalisme

Dematerialisasi dan formalisme mengkritik: sistem bahasa Saussure menghapus asal-usul material. Sistem bahasa itu cenderung menghasilkan mendematerialisasikan dan memformalisasikannya.

Memformalkan manusia: "Aku berpikir, karena itu aku ada!" Cartesian membuktikan bahwa sang "aku" - bagian yang paling penting dari logika dan filsafat Barat -- Sang "aku": adalah sebuah fiksi bahasa, ditandai oleh guna, bukan makna, dan dihasilkan dengan cara yang sama seperti halnya metafora atau metonimi, lenyap dalam penandaan penggunaan bahasa.

Nonhistoris: strukturalisme itu non historis, atau lebih tepatnya, ahistoris. Analisisnya valid tanpa tergantung pada apa yang ada secara histories.

Pasca Strukturalisme

Roland Barthes (1915-1980) mengatakan analisis semiologis kembali jatuh ke dalam bahasa. Dia mencatat bahwa semiologi itu sendiri dapat ditambahkan pada klasifikasi tipe-tipe metaforik. Di sini Barthes mendukung Saussure sehingga bisa dilihat bahwa perkembangan posmodernisme "teori" terjadi tumpang-tindih. Barthes merupakan eksponen awal dan elegan dari semiotika yang memperkenalkan bahwa segala sesuatu dalam kebudayaan dapat dibaca sebagai sandi - tidak hanya literatur tapi juga fashion, gulat, striptis, steak dan keripik, cinta, fotografi dan bahkan Japan Incorporated. Di sini, 1967, Barthes memproklamirkan "matinya sang pengarang", artinya pengarang tidak bisa lagi menciptakan makna tetapi pembaca sendiri yang menciptakan makna. Teks-teks yang digunakan oleh pengarang selalu bergeser maknanya, tidak stabil, dan dapat dipertanyakan. Ketidakstabilan inilah dikenal dengan nilai 'derajat nol',

C. Konteks Sejarah

Arsitektur mengklaim memiliki tanggal yang tepat untuk penobatan posmodernisme adalah tanggal 16 Juli 1972, karena pada tanggal itu terjadi pemboman pembangunan perumahan Pruitt-Igoe St. Louis, Missouri, kompleks perumahan yang di desain untuk orang-orang berpenghasilan rendah. Menurut Charles Jencks, ini memproklamirkan kematian gaya internasional arsitektur modernis. Bangunan yang tidak layak dihuni.

Tahun yang sama arsitek Amerika Robert Venturi (lahir 1925) memformulasikan kredo postmodern. Di dalam "kotak kaca" sepihak, posmo menawarkan logat asli, dengan penekanan pada nilai local dan partikuler sebagai lawan dad universalisme modernis. Ini berarti kembali ke ornamen, dengan rujukan kepada sejarah masa lalu dan simbolismenya, tetapi dalam gaya parody yang ironis.

Contoh kasus Disneyland tidak bisa digambarkan sebagai model posmodernisme, karena ia tiruan dari Main Street Amerika yang secara elektronis dianeksasi untuk taman hiburan dengan atraksi yang beragam.

Akibat Posmodernisme dan Persoalan Teologis yang Muncul

Banyak hal yang bisa kita catat mengenai akibat kehadiran posmodernisme di dunia sebagai berikut: Pertama, hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-hari. Contoh kasus batas pornografi masih menjadi kabur. Sisi lain Pimpinan Redaksi Matra, Riantiarno, dipenjara karena menerbitkan cover "telanjang", tapi mantan istri Soekarno, Ratna Dewi Soekarno, potret "telanjang", didiamkan beredar di masyarakat Indonesia. Kedua, tumbangnya batas antara budaya tinggi dan budaya pop. Contoh: tidak sekadar air seni, "tahi" manusia, tetapi pakaian "dalam", payung, sepatu. Celana dan lainnya dijadikan budaya tinggi. Ini jadi kacau dan membingungkan orang Ketiga, pencampuradukkan gaya yang bersifat tiruan (parody), hiburan (pastime), ironi, kebermainan dan merayakan budaya "permukaan" tanpa peduli pada "kedalaman". Contoh: di negeri kita semua produk yang laku ditiru atau dipalsukan: dari sepatu. tas, kemeja, sabuk sampai buku dibajak, difotocopi, dan lainnya. Keempat, hilangnya orisinalitas dan kejeniusan. Contoh: di negeri kita tidak mencari penemuan yang benar-benar "baru". tetapi melanjutkan karya orang lain. Kita bisa melihat hasil penelitian para ilmuwan LIPI yang tidak lagi dikaryanyatakan ke dalam kehidupan manusia, melainkan disimpan dalam lemari dan tidak diutik-utik. Mereka menjadi "dokumen" ilmiah?

Asumsi bahwa kini seni cuma bisa mengulang-ulang masa lalu belaka: terjadi perubahan terus menerus sehingga tidak stabil. Sebentar-sebentar terjadi perubahan budaya tanpa mengakardalamkan karya budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, melainkan yang penting ada sesuatu yang "lain" (mungkin penampian atau proses bergeraknya atau memulianya) maka itu menjadi populer dan digemari oleh masyarakat. Contoh: budaya breakdance, video, kaset yang bergerak ke cd, komputer yang terus menerus berubah kecanggihannya, dan sebagainya. Terjadi perubahan identitas terus menerus dan akhirnya kita tidak mempunyai identitas yang benar.

Akhirnya terjadi perubahan cara melihat, berpikir, dan berbuat. Kondisi ini sangat membahayakan pertumbuhan iman manusia. Contoh: untuk menjadi kaya, orang percaya tidak segan-segan pergi ke orang "pintar".

Di Gereja, para Majelis tidak segan-segan mengusir "hamba Tuhan"-nya atau jemaat bila tidak sesuai paham dengannya. Di Mexico, orang-orang "homo dan lesbi" diberi gereja tersendiri tanpa dinyatakan statusnya tidak benar di mata Allah. Gereja-gereja dirusak dan dibakar, gereja lain diam bahkan membantu pun tidak. Berbeda dengan kehidupan gereja di masa PB meskipun dianiaya tapi satu gereja dengan gereja yang lain saling berhubungan.

 KEKRISTENAN BERBICARA MASALAH POSMODERNISME

A. Posmodernisme dalam Konsep Alkitab

"Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi: tak ada sesuatu yang baru ({yunani} adj. m.s. artinya nothing new) di bawah matahari". Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru (v- v.supra artinya new)" Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada (Pkh 1:9-10).1526

Selama manusia hidup di bumi maka tidak ada sesuatu yang baru. Kata "baru" mempunyai arti yang sebelumnya tidak ada atau belum pernah dilihat (diketahui, didengar) mula-mula atau pertama kali dilihat. Sesuatu yang baru hanya milik Tuhan (Mzm 96:1) dan hanya Tuhanlah yang bisa membuat suatu yang baru (Yes 43:19): Masa mudamu menjadi baru (Mzm 103:5). Mendapat kekuatan baru (Yes 40:31). Allah mengabarkan hal-hal baru (Yes 48:6). Langit yang baru dan bumi yang baru (Yes 65:17; 66:22; 2 Ptr 3:13; Why 21:1) Yerusalem baru (Why 21:2). Tuhan menciptakan sesuatu yang baru (Yer 31:22). RahmatNya selalu baru tiap hari (Rat 3:23). Allah memberikan hati yang baru dan roh yang baru (Yeh 36:26). Yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru (2Kor 5:17). Manusia baru (Kol 3:10). Allah menjadikan segala sesuatu baru (Why 21:5)

B. Otoritas Alkitab

Orang sudah tidak mau melihat kepada otoritas Alkitab. Alkitab dianggap sebagai bagian yang tidak penting dan orang-orang cenderung "mengumbar hawa nafsunya" untuk dipuaskan sendiri dengan cara mengembangkan posmodernisme: melakukan inovasi-inovasi tanpa menjadikan Alkitab sebagai kerangka dasarnya.

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan. untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16).

"Segala tulisan" merujuk pada PL (3:15) adalah tulisan PL dan PB, yaitu Alkitab.1527 "Diilhami Allah" dari theos ("Allah") dan pneo ("bernafas"). Theopneustos yang satu-satunya dalam PB ini berarti "bernafas atau dihembuskan Allah" (bentuk pasif) artinya: seorang nabi bernubuat bukan berarti Allah menafasinya atau menghembusinya dengan aktif. Bukan seorang nabi menulis kemudian Tuhan menghembusinya. Bukan Tuhan menafasi tulisannya. Sebaliknya, Tuhan "menafaskan" atau "menghembuskan" atau "mengeluarkan" kata-kata-Nya dan nabi menuliskannya. Dalam PL disebut "neshamah" juga satu-satunya dalam PL (Ayb 32:8). Jadi, Alkitab itu dinapaskan oleh Allah.

Itulah Firman Allah. Firman Allah itu berasal dari Allah yang suci dan diwahyukan kepada orang-orang suci. Firman itu berisi nasihat-nasihat yang suci dan membiarkan hal-hal yang suci dengan maksud memimpin kita kepada jalan yang suci dan bahagia.1528

"Mengajar ... dalam kebenaran": ketaatan atau pendidikan dalam jalan hidup kebenaran (dikaiosune). Hanson mengatakan bahwa hal tersebut menunjuk pada proses latihan (paideia) dan proses mengoreksi (epanorthosis) kehidupan diri sendiri: sudah sejauh mana diri kita hidup dalam kebenaran Allah (Firman Allah).1529 Kegiatan ini seperti kalau seseorang bersekolah harus siap menerima pengajaran dari guru, lalu siap belajar keras untuk ikut ujian, dan bila ia lulus maka ia akan naik kelas dan berikutnya ia, kembali siap belajar dan siap diuji. Terus-menerus proses itu bergulir sepanjang manusia ada di bumi.

Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kirat Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2 Pet 1:19-21).

Ayat 21 mengatakan Allah tidak mungkin bersalah, berbohong, dan menipu. Karakter atau sifat Allah adalah kudus, suci, dan tidak ternoda. Karena itu. Alkitab secara keseluruhan adalah benar dan dapat dipercaya dalam segala hal yang diajarkannya (band. 2 Sam 23:2; Yer 1:7-9; 1 Kor 4:3-7). Pelita yang bercahaya di tempat yang gelap" menunjukkan bahwa apa yang diajarkan Alkitab berlaku pada masa kini di mana manusia hidup di bumi. Sidebottom mengartikan melihat Firman Allah pada saat ini seperti kita melihat kemuliaan Tuhan sebelum Tuhan datang menyatakan kemuliaan-Nya.1530

"Fajar menyingsing" paralel dengan "bintang timur terbit bersinar"; menunjuk pengajaran eskhatologi. Richard Bauckham mengatakan bahwa eskhatologi merupakan dasar pengajaran para nabi baik pada zaman PL maupun dalam PB. Orang Kristen terlibat dalam pengalaman eskhatologi di mana berpusat penuh dengan kedatangan Tuhan Yesus yang ditegaskan pada "fajar menyingsing" dan "bintang timur terbit bersinar".1531

1 Kor 4:20 mengatakan Alkitab bukan berasal dari pemikiran dan kehendak manusia tetap dari kehendak Allah. Alkitab itu menyatakan pikiran dan kehendak Allah. Jadi, nubuat yang ada dalam Alkitab bukan dari pikiran manusia, melainkan dari Allah atau Roh Kudus.

Ayat 21 Allah atau Roh Kudus yang bekerja memilih seseorang untuk menjadi orang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Di sini Allah yang menggerakkan hati seseorang untuk melakukan kehendak Allah.

Jadi, jelas bila kita melihat 2Tim 3:16 dan 2 Ptr 1:9-21 bisa disimpulkan sebagai berikut: Pertama, "pewahyuan" hanya berkenaan dengan tulisan (grape, 2Tim 3:16) dalam kanon. Kedua, tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, melainkan oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2Pet 1:21). Allah menyatakan dan manusia mencatatnya. Alkitab berasal dari Allah dan diberi wibawa oleh Allah. Ketiga, nabi mempunyai peranan penting dalam seluruh proses pewahyuan. Ia menjadi sarana Allah berkomunikasi kepada manusia. Keempat, otoritas Alkitab sebagai buku sama dengan otoritas Allah. Alkitab mempunyai otoritas ilahi yang tidak pernah Alkitab tidak bisa dibandingkan dengan pernyataan seorang ahli, atau lembaga, atau kekuasaan politik. Alkitab sempurna dan mempunyai otoritas tertinggi baik di dunia maupun di sorga.

Pengakuan terhadap otoritas Alkitab juga bisa dilihat dari dua bukti: bukti internal dan bukti eksternal. Bukti internal: (1) Yesus sendiri mengakui otoritas Alkitab. Yesus menekankan bahwa Firman Allah sepenuhnya dapat dipercayai, kebenarannya tidak dapat disangkal (Yoh 10:35) dan pengakuan terhadap kebenaran sejarah seperti penciptaan, pembunuhan Habel, Nuh, dan Yunus. Yesus juga mengakui Allah (PL) tidak bersalah nubuat dan ajarannya. Yesus juga menekankan otoritas mutlak PL. (2) Alkitab sendiri mengatakannya: Paulus dan Petrus (1 Tim 5:18; 2Pet 3:15). menyatakan kemahakuasaan Allah, dan menyatakan komunikasi langsung Allah.

Bukti Eksternal: (1) kesatuan Alkitab yang terdiri dari 66 kitab ditulis lebih dari 1500 tahun oleh 40 penulis dalam 3 bahasa yang berbeda tetapi memiliki tema yang sama, yaitu sejarah keselamatan. (2) Nubuatan yang digenapi dengan sempurna. (3) Konsistensi yang baik, yaitu tidak bertentangan satu dengan yang lain.

Jadi, tidak ada alasan bagi siapa saja untuk membiarkan Alkitab tidak dijadikan dasar dari kerangka pikir manusia. Alkitab justru menjadikan dasar bagi segala pekerjaan di dunia tanpa memaksakan pengertian "posmodernisme" atau "tradisi". Juga tanpa memaksakan apakah karya seseorang itu baru atau sudah pernah ada dan perlu diulang-ulang atau diperbaiki.

C. Polarisasi terhadap Nilai-nilai yang Sudah Mengkristal

Jadi, tugas kekristenan adalah melakukan "polarisasi" (perlawanan) terhadap nilai-nilai posmodernisme yang sudah membeku atau mengkristal.

"Jikalau kamu tetap dalam firmanKu [{yunani}the word my], kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran [{yunani}acc. sg. f. n. akar kata dari {yunani}: the truth]: dan kebenaran [{yunani}dat. sg. f. n.: the truth]' itu akan memerdekakan [{yunani}will free: akan membebaskan: melepaskan dari penjajahan: members kebebasan) kamu .... Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka" (Yoh 8:31a-32, 36).

Kata "truth" (artinya: tidak salah, lurus, adil; cocok dengan keadaan yang sesungguhnya; tidak bohong, sah, sejati) merupakan kata teologis yang sangat tegas dan detail untuk menjadikan seseorang itu merdeka (artinya: bebas dari perhambaan, penjajahan; berdiri sendiri tidak terikat, tidak bergantung pada sesuatu yang lain; lepas dari tuntutan; bukan hamba tebusan).

Allah membenarkan orang berdosa berdasarkan ketaatan dan kematian Kristus. Ia bertindak adil. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan keadilan-Nya. Dan bila ia sudah "dibenarkan", maka ia mendapat kemerdekaan (kebebasan). Kebebasan berarti kebahagiaan berdasarkan pembebasan dari perbudakan, memasuki kehidupan baru dalam sukacita dan kepuasan yang tak mungkin diperoleh sebelumnya. Pada teks ini Yesus membebaskan kita dalam kehidupan yang gelap. Yesus menggiring dan memasukkan kita dalam kemerdekaan baru - hidup baru.

Jadi, ayat di atas hendak mengatakan bahwa cara sederhana untuk melakukan perlawanan terhadap posmodernisme, yaitu:

Cara: Menjadikan murid Allah. Mrk 8:35 dikatakan bahwa menjadi murid Yesus harus menyangkal diri, mengambil bagian penderitaan Kristus. Penderitaan Kristus sebagai teladan kehidupan murid-murid-Nya. Jikalau kita berbuat baik dan harus menderita karena itu, maka itu adalah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kita dipanggil (1 Pet 2:20-21).

Proses: Hidup taat dalam firman-Nya. Jadi sebagai warga negara kita menyatakan ketaatan sebagai rasa terima kasih kita kepada Allah. Taat kepada Allah dalam tanggung jawab moral diwujudkan dengan pelaksanaan kasih. Taat ini mentaati hukum-Nya. Dengan demikian, Allah memberi kelimpahan anugerah. Di sini gambaran dari buah-buah roh yang dihasilkan seseorang seperti disiplin, kasih untuk belajar Firman Allah, dan melayani Allah dan orang lain.

Akibat I: Mengetahui kebenaran (keadilan) Allah. Kebenaran ini adalah rencana atau kehendak Allah. Kadang kebenaran bisa membuat seseorang jatuh tetapi bukan berani kita harus berkompromi untuk tidak benar, sebab Allah yang merencanakan kita harus hidup dalam kebenaran-Nya.

Akibat II: Hidup dalam kebebasan Allah. Meskipun kita bebas bukan berarti kita hidup dalam kejahatan melainkan bebas dalam rencana kehendak Allah atau dalam jalan Allah. Jadi, kebebasan kita adalah kebebasan kebenaran.

D. Posmodernisme yang Bersifat Eksperimental

Konsep "eksperimental" (coba-coba) berlawanan terhadap konsep Kristen. Kekristenan mengajarkan hidup itu harus "mempercayakan diri kepada rencana Allah". Biarlah Allah sendiri yang bekerja dalam diri kita. Kita hidup dalam wilayah kekuasaanNya. Jadi, kita hidup bukan melakukan "eksperimental" tetapi kita "percaya" Allah yang memelihara hidup kita.

"Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakan kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya [cS6valuti nom. sg. f. n; power] yang kekal dan keilahianNya [Nccb-il, nom. Sg. I n.; divinity, deity, godhead, divine majesty], dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih" (Rm 1:19-20).

Kata "power" (artinya: banyak tenaganya dayanya, kukuh, teguh, tahan tidak rapuh, mampu dan kuasa berbuat sesuatu) dan "divinity" (artinya: mempunyai sifat ketuhanan; Sang Pencipta yang harus disembah manusia) adalah paralel yang mempunyai kepentingan yang sama besarnya Keduanya milik Allah yang manusia tidak bisa menjamah apalagi mengontrol dan memerintah. Keduanya itu merupakan milik Allah yang menjadi satu kesatuan tatkala Allah melakukan aktifitasnya. "power" dan "divinity" menyatu dalam segala kegiatan Allah. Begitu juga ketika Allah "menciptakan" dan "memelihara" segala ciptaan-Nya - termasuk orang percaya - Allah menggunakan "power" dan "divinity"-Nya.

Sebaliknya, tugas orang Kristen adalah membebaskan dirinya dalam lingkaran posmodernisme tetapi dalam kebebasan rencana Allah: Richard B. Hays mengatakan orang Kristen dipanggil menjadi sempurna seperti sebuah kota terletak di atas gunung. Orang Kristen dipanggil untuk menterjemahkan Torat dan melakukannya sepanjang hari. Orang Kristen dipanggil menerima orang berdosa, bergaul, dan memenangkan mereka.1532

 KESIMPULAN

Sebagai orang percaya kita perlu bersikap terhadap posmodernisme adalah back to Bible. 2 Tim 3:16 dan 2 Pet 1:19-21 telah membuktikan bahwa Alkitab adalah pedoman, langkah, dan dasar keputusan hidup manusia. Tidak ada kitab yang lain bisa menyamai Alkitab. Alkitab adalah jawaban posmodernisme orang percaya. Di sini Orang Kristen harus sepenuhnya berdiri pada "kekuatan" dan "keillahian" Allah menapaki posmodernisme yang terus bergejolak dan seolah-olah tidak bisa dibendung dengan "kekuatan" dan "keillahian" Allah.

Bukan berarti kita tidak boleh melakukan inovasi-inovasi terhadap ilmu pengetahuan. Kita boleh berinovasi, tetapi kita harus menyadari dengan tepat apa yang Alkitab katakan dan apa yang tidak, dan apa yang ilmu pengetahuan katakan dan apakah yang tidak dapat katakan. Inovasi-inovasi dalam segala bidang ilmu pengetahuan yang benar harus memberi pada Allah sebagai pencipta. Pada saat sama beriman kepada Allah sebagai pencipta harus juga memberi tempat pada ilmu pengetahuan untuk menjelaskan bagaimana proses terjadinya. Jadi, segala yang kita lakukan harus kita serahkan kepada Allah sebagai penciptanya. bukan kita yang mengakui inovasi-inovasi yang ada adalah kita yang menciptakan1533 karena belum pernah diciptakan oleh orang lain.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA