Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 2 Tahun 1995 > 
YESUS SEBAGAI "TUHAN" (KYRIOS): TINJAUAN PERKEMBANGAN KONSEP DALAM PERJANJIAN BARU 
Penulis: Robbyanto Notomihardjo637
 PENDAHULUAN

Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan merupakan pusat iman Kristen. Seorang yang percaya kepada Yesus harus mengakui Dia bukan hanya sekedar sebagai Juruselamat, tetapi juga sebagai Tuhan. Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan telah ada sejak zaman gereja mula-mula. Ini merupakan fakta yang tidak pernah dipersoalkan lagi.

Berikut ini penulis akan membahas perkembangan konsep Yesus sebagai Tuhan dalam Perjanjian Baru. Tinjauan akan dimulai dari masa Helenistik sampai masa jemaat non Yahudi (yang terefleksikan dalam tulisan-tulisan rasul Paulus). Setelah itu akan dibahas mengenai asal mula konsep religius yang absolut dari gelar Kyrios. Akhirnya penulis akan mencoba menyimpulkan apa yang telah dibahas dalam kesimpulan.

 PERKEMBANGAN KONSEP "KYRIOS"

1. Dalam Era Helenistik dan Penyembahan Kaisar

Dalam dunia Helenistik, sebutan Kyrios pada mulanya tidak hanya dikaitkan dengan konsep-konsep religius tertentu, namun juga digunakan dalam pemakaian umum sebagai sapaan penghormatan kepada seseorang. Kata ini secara umum berarti "tuan" (master) dan "pemilik" (owner). Jadi sebutan ini hanyalah suatu bentuk tata krama yang maknanya tidak lebih dari istilah Perancis Monsieur atau Sir dalam bahasa Inggris. yaitu merupakan gelar atau sapaan untuk seorang yang terhormat seperti bangsawan.638

Seperti telah dikatakan di atas, sebutan Kyrios juga dikembangkan dalam pengertian religius (religious sense). sehingga sebutan ini memiliki konotasi, pengertian mutlak atau ilahi. Sebutan Kyrios dalam pengertian tersebut muncul berkali-kali dalam agama-agama Helenistik Timur yang ada di kerajaan Romawi kala itu.639 Joseph A. Fitzmyer mengatakan bahwa dalam tulisan-tulisan keagamaan kuno yang berasal dari Asia kecil. Siria, dan Mesir, dewa-dewi seperti isis. Osiris dan Serapis selalu dipanggil dengan sebutan Kyrios atau Kyria.640 Leon Morris mengutip sebuah undangan makan malam dalam suatu tulisan kuno yang bunyinya: "Antonius son of Ptolemaeus invites you to dine with him at the table of the Lord Serapis..."641 Maka ketika dunia Helenistik mengatakan Kyrios. pengertiannya adalah penghormatan kepada yang Ilahi.642

Selanjutnya Kyrios dipakai sebagai a sovereign title untuk para kaisar Romawi.643 Dalam hal ini belum ada indikasi mentuhankan. Kaisar Romawi dipanggil Kyrios dalam pengertian politik legal (political-legal sense). Bagaimana sebutan ini kemudian menjadi berkonotasi ilahi bagi seorang kaisar Romawi? Berikut ini adalah kutipan dari buku Oscar Culmann yang menjelaskan hal di atas:

But we also know that long before Roman times oriental rulers were venerated as god The Roman emperors inherited divine dignity from them. They were worshipped because they were believed to be of divine origin and nature. At first only dead Roman Emperors were worshipped, but later also living ones. The Roman Emperors in the East was naturally the centre of this worship. The emperors soon recognized the value it could have for the unity of the empire and began to demand it. Thus divinity assumed a visible character in the person of the emperor....644

Jadi, pada saat seseorang mengucapkan Kyrios Kaisar, pada saat yang bersamaan ia sedang mengakui kaisar dalam pengertian politik dan religius sekaligus. Ini merupakan bukti betapa eratnya hubungan pengertian sebutan ini secara politik sekuler dan religius.

2. Dalam Yudaisme

Istilah Yunani Kyrios di dalam LXX adalah terjemahan dari kata Ibrani Adonai atau Yahweh. Sedangkan bahasa Aram untuk Kyrios adalah Mar. Dalam LXX Kyrios muncul lebih dari 9000 kali, di mana kira-kira 6156 kali di antaranya dipakai untuk menterjemahkan sebutan Yahweh.645

Apakah istilah-istilah tersebut baik dalam bahasa Ibrani maupun Aram digunakan dalam PB sebagai suatu gelar yang mengandung makna absolut? Untuk memahami hal ini kita perlu meneliti pemakaian yang umum pada masa itu. Setiap orang Yahudi sangat paham bahwa ketika nama Adonai disebut. hal ini pasti menunjuk kepada istilah Yahweh dalam kitab-kitab suci mereka (Perjanjian Lama).646 Oleh sebab itu istilah Adonai yang biasa dipakai secara umum menjadi berkonotasi absolut, yaitu dipakai untuk Tuhan. Sedangkan mengenai istilah Aram Mar atau Mare. memang itu dipakai sebagai bentuk panggilan terhadap seseorang yang sangat dihormati. Panggilan ini biasanya ditujukan kepada seorang rabi dan dalam bahasa Yunani umumnya diterjemahkan sebagai Kyrie. Namun dalam perkembangan selanjutnya itu juga memiliki konotasi absolut. Jadi seperti yang terjadi juga dalam kasus istilah Kyrios, maka hal yang sama terjadi pada istilah Adonai dan Mari.647

Pandangan di atas jelas bertentangan dengan pandangan W. Bousset648 yang kemudian diikuti oleh Bultmann649, mengatakan bahwa dalam hal tersebut tidak terjadi perkembangan seperti di atas. Yang sebenarnya terjadi, menurut Bousset dan Bultmann, hanyalah suatu transisi yang mendadak (an intermediate transition) karena pengaruh Helenisme.

3. Dalam Masa Hidup Yesus (Laporan Empat Injil)

Laporan keempat Injil mengenai sebutan Kyrios bagi Yesus dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu sebelum kebangkitan Yesus dan setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Sorga. Mengapa digolongkan demikian? Karena terdapat perbedaan yang mencolok dalam makna sebutan Kyrios bagi Yesus.

Selama masa hidup Yesus sebelum kebangkitan-Nya. pada umumnya sebutan Kyrios bagi Yesus dalam kitab-kitab Injil belum memiliki makna absolut untuk menunjukkan ketuhanan-Nya. Sebutan ini hanya dimaksudkan sebagai sapaan penghormatan yang umum. Memang ada contoh-contoh dalam Injil yang menggunakan kata Tuhan (ho Kyrios) untuk memanggil Yesus. namun rupanya tidak semuanya memiliki konotasi absolut. Walaupun demikian kita juga tidak boleh mengambil kesimpulan bahwa semua sebutan Kyrios untuk Yesus sebelum kebangkitan hanyalah sapaan umum biasa belaka yang ditujukan untuk seorang guru atau rabi.

Dalam Mrk 12:35 dst. dan paralelnya terdapat indikasi tidak langsung dari penggunaan istilah Kyrios secara absolut. Donald Guthrie mengindikasikan bahwa dalam bagian ini Yesus secara implisit menuntut ketuhanan-Nya.650 Memang benar bagian ini tidak bisa membuktikan secara tegas penggunaan Kyrios yang absolut, namun ini bukan berarti sama sekali tidak mengindikasikan hal itu. Culmann mengindikasikannya sebagai berikut:

Nevertheless the designation takes on a very special importance when it is the foundation of the whole argument to prove the superiority of the Messiah over David the king. The idea is at least in the background that human descent can be ofno importance whatever for the Messiah whom David calls Kyrios.651

Hal yang hampir mirip terdapat dalam Mrk 11:3. Bagian ini juga bisa dipahami dengan cara seperti di atas.

Dalam Mat 7:21 kata Kyrios digunakan dalam bentuk ganda. Walaupun ayat ini tidak secara eksplisit menegaskan makna absolut Kyrios namun jelas kita bisa merasakan bahwa sebutan ini lebih daripada sebuah sapaan penghormatan. Bagian ini nampaknya membuktikan adanya hubungan guru murid (disciple-rabbi relationship) dimana sebutan Kyrios bukan sekedar panggilan untuk guru biasa namun merupakan ekspresi yang mengandung tuntutan absolut secara total.652

Perkataan ho Kyrios juga sering digunakan oleh Lukas dalam Injil-Nya (Luk 7:13, 19; 10:1, 39, 41; 11:39; 12:42; 13:15; 17:5-6; 18:6; 19:8; 22:61; 24:34). Menurut Guthrie hal ini memberi kesan bahwa bagi Lukas sebutan Kyrios telah menjadi cara yang akrab dan disukai untuk menyebut Yesus yang mengandung konotasi absolut.653

Dalam Injil Yohanes pun kita menemui pola yang sama dalam hal penggunaan sebutan Kyrios. Ladd menyatakan bahwa penggunaan sebutan Kyrios dalam Injil keempat ini sangat mengesankan. Dalam sembilan belas pasalnya yang pertama Kyrios hanya muncul tiga kali (4:1; 6:23; 11:2). Semuanya dalam gaya tulis narasi. Di luar ini sebutan Yesus adalah dalam bentuk vokatif dan dipakai sebagai sebutan kehormatan. Sedangkan dalam dua pasal terakhir, istilah ini muncul 15 kali. Ladd juga setuju dengan konklusi V. Taylor yang menyatakan bahwa sangat tidak mungkin bahwa sebutan ini dipakai pada masa hidup Yesus. Sebaliknya, sebutan Kyrios dalam pengertian absolut baru terjadi setelah kebangkitan-Nya.654

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa secara umum dalam keempat Injil terdapat keseragaman pola di mana gelar Kyrios sebelum kebangkitan memiliki pengertian hanya sebagai panggilan penghormatan, sedangkan setelah Yesus bangkit dan ditinggikan sebutan ini menjadi berkonotasi absolut dalam arti bahwa Yesus adalah Tuhan.

4. Dalam Gereja Mula-mula

Era gereja mula-mula dimulai dengan peristiwa Pentakosta, (Kis 2). Bagaimana konsep gereja mula-mula terhadap Yesus yang bangkit dan ditinggikan itu?

Tampaknya gereja mula-mula tidak lagi menggunakan panggilan Kyrios dalam pengertian yang umum namun sebaliknya mereka mengenakannya pada ketuhanan Yesus. Dalam Kis 1:6. ketika bertanya tentang pemulihan kerajaan Israel para murid memanggil Yesus yang telah bangkit dengan sebutan Kyrios. Hal itu jelas bukan sekedar sapaan umum kepada seorang rabi. Satu ayat yang sangat crucial dalam mendukung hal di atas adalah Kis 2:36 yang bunyinya: "God has made this Jesus, whom you crucified, both Lord and Christ." (NIV). Ayat ini memperlihatkan relasi yang sangat erat antara Kristus sebagai Mesias dan Tuhan. Dan tidak bisa diragukan lagi istilah Kyrios di sini menyatakan ketuhanan Yesus. Dia (Yesus) adalah Tuhan yang memiliki hak dan kuasa mutlak atas seluruh dunia, termasuk umat manusia.655 Culmann memberikan komentar yang tepat sekali:19)

This show, clearly that reverence for Jesus as the Kyrios after his resurrection was connected with reverence for him as Messiah. Only now can Jesus be designated 'Messiah' too. for now Lordship is actually conferred upon him. It is probably no accident that in this passage the title Kyrios comes before the title Christ; Jesus can be designated Messiah-King only in view or his invisible lordship as Kyrios.

Beberapa bagian Kisah Para Rasul juga mendukung hal ini. misalnya: (1) pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulut Saulus ketika bertemu Tuhan Yesus adalah "Siapakah Engkau. Tuhan (Kyrios)?" (Kis 9:5). Jelas sebutan Tuhan di sini berhubungan dengan ketuhanan Yesus. (2) Ketika Petrus berkotbah di rumah Kornelius ia mengatakan, "Dia (Yesus) adalah Tuhan semua orang." (Kis 10:36). Guthrie mengatakan, "Inilah pandangan yang luar biasa mengenai ketuhanan Yesus yang menyatakan bahwa Ia memiliki hak penuh kekuasaan pemerintahan sorgawi."656 (3) Lihat ayat-ayat lain berikut Kis 4:29; 10:4-14; 22:8, 19.

Paulus juga tetap mempertahankan keyakinan gereja mula-mula di atas, bahwa Yesus adalah Tuhan. Hal ini terefleksi dalam konsepsi-konsepsi teologianya yang terdapat dalam surat-surat kirimannya.657 Elias Andrews mengatakan bahwa keyakinan Paulus tentang ketuhanan Kristus, yang disebutnya sebagai Paulus Christology adalah kontinuitas pandangan primitif tentang Kristus.658 Hal ini terlihat jelas dari kenyataan bahwa bagi Paulus kebangkitan, kenaikan, dan ketuhanan Kristus itu berjalan bersama-sama. Ketiganya juga berkaitan erat di mana ketuhanan Kristus merupakan hasil atau akibat kematian. kebangkitan dan kenaikan-Nya.

Dalam tiga bagian surat Paulus berikut yaitu: Rm 10:9; Flp 2:9 dan 1 Kor 12:3, formula pengakuan iman gereja mula-mula jelas mengatakan bahwa "Yesus adalah Tuhan (Kyrios)."659 Menurut Culmann ketiga bagian tersebut tidak menunjukkan bahwa Paulus adalah pencipta ide Yesus adalah Tuhan (Kyrios).660 Paulus hanya mengambil alih formula pengakuan iman gereja mula-mula beserta konsepsi-konsepsi yang terkandung di dalamnya (memang ada hal-hal yang nanti akan dikembangkan sendiri olehnya). Jika hal ini benar, maka artinya akar iman Paulus pribadi sama dengan iman gereja mula-mula.661 Ayat-ayat lain yang ditulis Paulus yang menyebut Yesus sebagai Tuhan adalah: 2Kor 4:5, 1 Kor 8:6; Rm 14:5-9. dan lain-lain.

Fitzmyer menyimpulkan penggunaan sebutan Kyrios yang dikemukakan oleh Paulus tentang Yesus sbb.:

When Paul uses Kyrios of Jesus, he expresses the latter's actual dominion over men precisely in his glorious, risen condition as an influence vitally affecting the lives of Christians. It does not denote Christ's role in his earthly condition, nor even his role in eschatological parousia, hut rather his present condition as the. Risen Lord.662

Dalam bagian-bagian PB lainnya juga ada cukup banyak sebutan "Tuhan" dalam konotasi absolut. a.1.: Ibr 13:20; 2:3; 7:14, 8:8ff; 1Pet 1:3; 3:15; 2Pet 1:11; 2:20, 3:18; Yak 1:1; 2:1; Yud 17,21; Why 11:8; 17:14; 19:6.

Maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam era gereja mula-mula yang diawali dengan peristiwa Pentakosta, sebutan Kyrios untuk Yesus tidak lagi memiliki makna sebagai sapaan umum, tetapi makna ketuhanan (konotasi absolut). Yesus adalah Tuhan yang memiliki kuasa mutlak yang harus ditaati oleh setiap orang. baik Jewish community, maupun Gentile community pada masa itu bahkan sampai masa sekarang.

 ASAL MULA SEBUTAN "KYRIOS" DALAM MAKNA KETUHANAN (KONOTASI ABSOLUT)

Berkenaan dengan perkembangan konsep Kyrios, ada satu hal penting yang harus dibahas yaitu kapan dan di mana sebutan Kyrios dengan konotasi absolut pertama kali muncul dan digunakan. Dari lingkungan Jewish Community ataukah Hellenistic Comnunity?

Dalam membahas hal ini mau tidak mau kita akan meninjau tesis atau argumentasi W. Bousset dalam karya klasiknya yang pasti akan dibahas oleh para ahli yang akan membicarakan masalah ini, yaitu berjudul Kyrios Christos. Dalam buku ini Bousset berpendapat bahwa sebutan Kyrios pertama kali dikenakan pada Yesus dalam komunitas Kristen Yunani di Siria (Antiokia) yang jemaatnya terdiri dari orang-orang Yahudi perantauan dan orang-orang non Yahudi. Dari tengah-tengah lingkungan kafir di, mana orang-orang Kristen terbiasa dengan banyak ilah dan dewa agama-agama misteri Yunani. Yesus dipuja dan disembah untuk pertama kalinya sebagai Kyrios. Tuhan dalam anti absolut.663

Bousset juga menolak adanya suatu hubungan yang mengaitkan penggunaan sebutan Kyrios yang umum dengan konsep religius absolut yang dipakai dalam bahasa Yunani, Ibrani dan Aram. Baginya tidak ada perkembangan konsep dari pemakaian biasa (profane use) kepada pemakaian secara religius (religious use). Sebaliknya ia beranggapan bahwa "the absolute use of the title here is something completely unprecedented." Dalam konsep jemaat mula-mula Palestina, Yesus disebut Kyrios dalam pengertian penghormatan umum. Berkaitan dengan pendapat ini, Elias Andrews mengatakan bahwa dengan demikian aplikasi religius Kyrios untuk Yesus tidak berasal dari theological reflection, namun semata-mata hasil implantasi spontan dari lingkungan Yahudi kepada lingkungan Helenistik.664 Perlu ditambahkan pula bahwa argumentasi Bousset ini diterima hampir sepenuhnya oleh Bultmann.665

Sebenarnya ada banyak argumentasi yang dapat dipakai sebagai sanggahan atau jawaban argumentasi Bousset di atas.667 Dalam paper ini kita hanya akan mengetengahkan sanggahan dari sudut filologi (a philological point of view), yaitu dari istilah Maranatha. Mengapa hal ini yang dipilih? Karena argumentasi ini menurut hemat penulis paling kuat untuk menggugurkan teori Bousset.

Dalam 1 Kor 16:22 kita mendapati istilah bahasa Aram Maranatha tetap dipertahankan dalam bahasa aslinya, padahal kita tahu bahwa surat Korintus ditulis dalam bahasa Yunani. Mengapa hal ini terjadi? Apakah hal ini suatu kebetulan belaka? Hal ini adalah suatu fenomena yang mengherankan mengingat hal ini sangat jarang dilakukan olehnya. Beberapa ahli seperti J.A. Fitzmyer668, Alan Richardson669, E. Andrews670 dan Culmann671 mengatakan bahwa hal ini merupakan bukti yang kuat yang mendukung argumentasi bahwa sebutan Kyrios dalam arti absolut sudah dimulai dalam komunitas Kristen Palestina. Argumentasi ini sangat kuat, sehingga Richardson berani mengatakan demikian, "This verse alone is suffient to prove that the title 'Lord' was not an invention of the Hellenistic community."672

Istilah Maranatha yang dipakai oleh Paulus berasal dari bahasa Aram sehingga tentunya sangat beralasan kalau dikatakan bahwa istilah ini pastilah berasal dari lingkungan jemaat yang menggunakan bahasa Aram atau paling tidak memahami bahasa tersebut. Apa arti kata ini? Sebelum membahas hal ini, kita perlu mengetahui bahwa istilah Aram Mar bisa berdiri sendiri dan hanya dapat dipakai dengan suatu akhiran (pronominal suffix), contohnya Mari (my Lord), Maran (our Lord).673 Dalam pemakaian sehari-hari istilah ini hanya merupakan salah satu bentuk sapaan untuk menghormati seseorang, misalnya untuk raja, nabi besar.674 Tetapi dalam konteks 1 Kor 16:22 ini kita tidak bisa menerapkan hal di atas. Namun sebelumnya kita akan meninjau dulu arti istilah Maranatha ini. Istilah Maranatha dibaca dengan dua cara, yaitu:38)

(1) Maran-atha

Bentuk ini adalah kata kerja orang ke-3 indikatif, dan diterjemahkan "Our Lord comes." Jadi merupakan suatu pengakuan (Confession).

(2) Marana-tha

Ini merupakan bentuk imperatif. Terjemahannya adalah "Our Lord, Come!", merupakan suatu doa.

Kedua bentuk tersebut secara gramatikal dimungkinkan dan juga dapat dibenarkan secara teoritis. Keduanya memiliki karakter sebuah liturgi (A liturgical character). Masalahnya sekarang, manakah dari keduanya yang lebih tepat? Dalam hal ini penulis mendukung pendapat Culmann.

Culmann lebih setuju Maranatha diterjemahkan sebagai "Our Lord, Come!", suatu doa675. Alasannya sbb.:

It is a priori easier to understand why a prayer formula should be maintaned in the original language than why a liturgical confession should be. A saying of the latter type would more likelv have called for translation. We find in fact that in the New Testament the relatively many confessional formulas have been without exception translated into Greek. On the other hand, we have previously mentioned that besides the formula in question here, Paul also preserves in Aramaic precisely a characteristic prayer adress: A bba, Father.

Alasan lainnya adalah kenyataan bahwa dalam Wahyu 3:20 kata-kata erchon kurie (Come. Lord) merupakan terjemahan dari kata Mara-na-tha.

Maka ini merupakan indikasi yang kuat bahwa Yohanes mengertinya sebagai bentuk imperatif suatu doa.676

Nampaknya Maranatha adalah an eucharistic praver, sehingga istilah Maranatha sebagai suatu doa ini mengandung implikasi kehadiran Kristus dalam dimensi masa kini maupun eskatologis. Ketika seseorang mengucapkan Maranatha pada saat yang sama ia sedang menaikkan doa yang bermakna ganda yaitu: "Tuhan, datanglah pada akhir zaman untuk mewujudkan kerajaan-Mu." Dan sekaligus "Tuhan, datanglah sekarang pada saat kami menikmati perjamuan ini." Jadi, jelaslah bagi kita bahwa pengharapan gereja mula-mula tidak hanya pada hal-hal di masa depan semata. namun juga pada masa kini, yaitu yang terekspresikan dalam seruan Maranatha' Come, Oh, Lord!677

Dari uraian di atas, maka kita dapat memahami konsep Mar yang terkandung dalam istilah Maranatha secara lebih tepat. Jelas, afar tidak bisa kita artikan secara umum sebagai gelar penghormatan belaka. Mar mengandung implikasi ketuhanan (absolut) yang tidak mungkin bisa dibantah lagi. Dengan demikian Maranatha tidak mungkin diterjemahkan "Teacher, come."678 Di sini kita melihat adanya perkembangan konsep dari Mar seperti yang terjadi pada Kyrios. dan Adonai.

Dengan demikian maka jelaslah bagi kita bahwa Kyrios dalam konotasi absolut atau pengertian ketuhanan berasal dari istilah. Aram, yaitu Mar. Hal ini lebih jelas lagi dalam Maranatha sebagai sebuah doa. Pengakuan Kyrios Christos atau Kyrios Jesus yang dipakai oleh Paulus dalam Rm 10:9; 1 Kor 12:13 diturunkan dari doa di atas, serta memiliki kaitan yang sangat erat. Jemaat mula-mula (Jewish Community) menganggap bahwa setiap pengakuan iman adalah suatu doa dan setiap pengakuan kepada Tuhan meliputi juga doa kepada-Nya. Maka jelaslah bahwa sebutan Kyrios secara religius (dalam konotasi absolut) berasal dari komunita Kristen Palesuna dan bukan dari komunita Kristen Helenistik seperti yang dikatakan oleh Bousset dan Bultmann.43

 KESIMPULAN

Di dalam kesimpulan ini, saya tidak saja akan menyimpulkan hal-hal yang sudah dibahas di depan, tetapi juga akan mengetengahkan implikasi-implikasi serta aplikasi-aplikasi dari konsep Kyrios Yesus.

- Dari pembahasan yang telah dilakukan, terbukti bahwa ada perkembangan konsep Kyrios bagi Yesus yang signifikan, baik dalam era Helenisme. Yudaisme (inter testament), maupun era gereja mula-mula: dari sekedar gelar atau sebutan penghormatan yang umum kepada suatu makna religius yang berkonotasi absolut bahwa Yesus adalah TUHAN (LORD) dan bukan sekedar tuan (lord).

- Konsep Yesus sebagai Tuhan dalam konotasi absolut bukan berasal dari lingkungan komunita Kristen Helenistik, tetapi berasal dari lingkungan komunita Kristen Yahudi di Yerusalem (jemaat rnula-mula di Palestina).

- Pengakuan Yesus sebagai Tuhan berkaitan erat dengan pengakuan bahwa Dia adalah juga Pencipta Alam Semesta ini (1 Kor 8:b: Kol 1:16).Hal ini berarti pula bahwa segala kuasa dalam alam semesta pada akhirnya tunduk kepada Dia. KepadaNya telah dikaruniakan nama di atas segala nama. sehingga setiap lutut akan berlutut dan setiap lidah akan berseru mengakui bahwa Dia (Yesus) adalah TUHAN.

- Pengakuan Yesus sebagai Tuhan selain memiliki dimensi (aspek) kekinian. juga mencakup dimensi (aspek) masa depan (eskatologi) yang secara penuh terkandung dalam doa Maranatha. (Bdk. 1 Kor 16:22: Why 22:20.)

- Pengakuan Yesus sebagai Tuhan menyatakan secara total kedaulatan dan kekuasaan-Nya. Dia (Yesus) adalah Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuan Karena itu Dia mempunyai hak penuh untuk memerintah dan perintah-Nya itu haruslah ditaati secara mutlak, serta dilaksanakan dengan maksimal (sepenuh hati). Selama-lamanya segala hormat, puji, dan kemuliaan hanya bagi Dia semata.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA