Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 1 Tahun 1993 > 
TAKHAYUL DI SEPUTAR FENGSHUI 
Penulis: Lukas Tjandra{*}

Apakah Fengshui itu? Menurut bahasa aslinya yaitu Mandarin Tionghoa, "feng" adalah "angin," sedangkan "shui" adalah "air". Dalam sebuah kamus dijelaskan bahwa Fengshui juga disebut "Kanyu" yang berarti suatu jenis peramalan geomansi berdasarkan penyelidikan dan kajian terhadap garis-garis ataupun gambar-gambar.

Ada suatu takhayul pada Zaman Tiongkok kuno, yang menganggap bahwa lokasi tempat tinggal atau tata letak kuburan berkenaan dengan arah aliran angin dan aliran air sungai di sekitarnya bisa mendatangkan keberuntungan atau sebaliknya kesialan (kecelakaan), baik bagi para penghuninya maupun keturunan dari orang yang telah meninggal dunia. Singkatnya, Fengshui dapat pula digolongkan sebagai ilmu meramal tempat tinggal ataupun kuburan.

Pada masa kini di mana perkembangan zaman telah mencapai teknologi yang serba canggih, justru juga merupakan suatu masa jaya bagi peramalan Fengshui. Banyak orang yang menanyakan nasibnya kepada para peramal Fengshui. Sungguh hal ini menjadi salah satu gejala yang amat aneh pada era modern, sekaligus merupakan suatu tragedi yang ironis pada penghujung akhir abad keduapuluh ini.

Dampak negatif yang merusak dari peramalan Fengshui sudah tak terhitung banyaknya. Misalnya, karena memperdebatkan Fengshui telah menyebabkan timbulnya rupa-rupa permusuhan atau kesenjangan hubungan (gap), bahkan di antara orangtua dan anak, sesama saudara sekandung, maupun yang lebih parah perkelahian massal antar warga sekampung. Sudah barang tentu korban pun berjatuhan. Dahulu pernah terjadi suatu peristiwa satu warga kampung menghalangi pembangunan jalan raya, jalan kereta api dan penggalian tambang; yang semuanya ini merusak rencana perbaikan kota. Banyak proyek-proyek peremajaan kota yang terhambat akibat orang mempercayai Fengshui.

 ALAM SEMESTA DAN LINGKUNGAN

Ada perbedaan pandangan falsafah Barat dan Timur berkenaan dengan masalah lingkungan semesta. Orang-orang Barat selalu berusaha menaklukkan dan memanfaatkan alam semesta ini. Namun orang-orang Timur, khususnya bangsa Tionghoa dari sejak dahulu kala senantiasa mengupayakan keharmonisan atau keseimbangan hidup dengan unsur-unsur lingkungan alam semesta.

Oleh karena itulah, Fengshui seringkali dikaitkan dengan permasalahan kebudayaan setempat, persoalan ekonomi, pengelolaan lingkungan hidup atau ekosistem, juga menyangkut luas pengetahuan umum tentang teknologi, teknik bangunan, etika moral, antropologi psikologi serta ilmu magis maupun praktek okultisme (ilmu gelap).

Pada akhir April 1991 terjadi bencana badai yang dahsyat di Benggala, salah satu bagian dari benua kecil India. Waktu itu kecepatan angin mencapai 225 kilometer per jam, dan menimbulkan gelombang pasang air laut (Tsunami) setinggi 7 meter. Prahara ini telah menewaskan sekitar 200.000 jiwa manusia. Ada jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal. Inilah bencana angin taufan dan pasang air laut yang kerap terjadi hingga keduabelas kalinya dalam periode 20 tahun belakangan ini. Konon menurut ahli Fengshui, penyebab petaka ini adalah karena secara geografis negara bagian tersebut membentuk satu teluk pertemuan antara "angin" dari Lautan Hindia dan aliran "air" laut di situ.

Bertepatan pada dua dekade yang terakhir ini, lobang pada lapisan ozon semakin menganga lebar (sudah melebihi luasnya benua Australia!). Kerusakan ini tentu sangat mempengaruhi kondisi perubahan cuaca di bumi. Memang tak dapat disangkal adanya beberapa faktor penyebab terjadinya suatu bencana, tentu bukan hanya masalah kekuatan daya angin dan air atau Fengshui. Ulah dari manusia turut mempengaruhi perubahan cuaca dan temperatur bumi secara global. Bahkan nabi Yesaya, sejak 2600 yang silam telah menyuarakan peringatan yang serius dan memprihatinkan: "...bumi cemar (terpolusi) karena penduduknya" (Yes 24:5).

 YIN FENGSHUI ATAU FENGSHUI NEGATIF

Yin Fengshui atau Fengshui negatif adalah berkenaan dengan menentukan lokasi, arah hadapan kuburan. Antara lain ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti:

Lung (naga) - bentuk gunung, medan lapangan yang konon bisa mendatangkan kehormatan atau kehinaan bagi keturunan orang yang dikuburkan di sana.

Sieh (gua) lokasi tanah di sekitar kubur, yang konon bisa mendatangkan keberuntungan atau kecelakaan bagi anak cucu keturunan orang yang meninggal.

Sa (pasir) - struktur suasana di sekitar makam, yang diduga bisa menyebabkan umur panjang atau umur pendek bagi keluarga orang yang dimakamkan di sana.

Sui (air) - aliran sungai yang dianggap bisa mendatangkan kekayaan atau sebaliknya kemiskinan bagi keturunan orang mati bersangkutan.

Siang (arah) - arah hadap kedudukan mata angin konon dapat mendatangkan kepintaran atau kebodohan bagi keturunan orang yang dikebumikan di sana.

Mengenai unsur-unsur tersebut di atas, tanpa melalui suatu penyelidikan terlebih dahulu kemudian menjadi semacam sistem nilai etik moral yang dianut dengan urutan sebagai berikut: pertama - kebaikan, kedua - hidup, dan ketiga - Fengshui. Pada perkembangan lebih lanjut akhirnya perubahan itu menjadi semakin mengherankan: pertama - hidup, kedua - nasib, ketiga - Fengshui, keempat - nilai etika moral, dan kelima - belajar. Kesemuanya ini adalah pengajaran etika moral yang di dalamnya sama sekali tidak mengandung unsur mistik.

 YANG FENGSHUI ATAU FENGSHUI POSITIF

Pada zaman ini semakin sulit orang mencari tanah kuburan yang ideal, khususnya di kota-kota besar, sehingga Yin Fengshui (jenis yang negatif) lambat laun makin kehilangan pengaruh maupun para penganutnya. Sebaliknya dalam perkembangan terakhir, Yang Fengshui (jenis yang positif) lebih digandrungi orang.

Yang disebut sebagai Yang Fengshui adalah termasuk usaha menunjukkan lokasi rumah tinggal, terdapat hunian bagi manusia, tempat pekerjaan, suasana, bentuk, arah, tata ruang ataupun dekorasinya. Dalam hal ini, tentu saja para tukang peramal Fengshui masing-masing mengembangkan berbagai macam teorinya sendiri, bahkan sengaja mendramatisir cerita-cerita yang serba gaib dan berbau mistik.

Sesungguhnya, baik yang menyangkut pertimbangan faktor lokasi, arah maupun tata ruang tempat tinggal, toko, kantor, pabrik dan sebagainya, ada hal-hal yang memang sepatutnya dan sewajarnya mendapat perhatian. Pertimbangan-pertimbangan ini meliputi hal mendapatkan sinar matahari yang cukup, ventilasi udara (arus angin) yang baik, sumber atau sarana aliran air yang bersih, sehat dan memadai, tata pengaturan ruangan yang lega, bangunan yang kokoh, transportasi yang lancar, pemandangan yang menyejukkan, arsitektur bangunan yang indah dan praktis, suasana yang asri, dan ditambah dengan sarana sanitasi yang baik. Kesemuanya ini sudah menjadi pengetahuan yang normatif dan cukup ideal dalam membangun tempat hunian yang layak tinggal ataupun tempat-tempat bekerja yang nyaman. Harus dikatakan bahwa pengetahuan di atas merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang umum saja; ini bukan dan tidak perlu dikaitkan sama sekali dengan masalah Fengshui.

Gedung-gedung pencakar langit pada zaman modern ini umumnya sudah dilengkapi dengan perangkat pengatur suhu (air conditioner). Bila ruangan-ruangan tidak diatur dengan semestinya, hal ini justru akan menimbulkan kelembaban udara yang mungkin menyebabkan karpet-karpet berjamur. Bahan-bahan cat yang mengandung zat-zat kimia atau gas tertentu seringkali dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi tubuh manusia. Gangguan ini lebih terasakan oleh orang-orang yang alergi terhadap beberapa penyakit sintetis gedung tinggi. Bagi mereka yang tidak mengerti seringkali gangguan-gangguan seperti di atas mudah disalahpahami sebagai akibat langsung dari masalah Fengshui. Sebenarnya yang menjadi masalah adalah konsep pemikiran manusia itu sendiri bukan hal-hal yang bersifat takhayul.

Ada suatu syair yang menyindir para peramal Fengshui, yang bunyinya sebagai berikut:

Peramal Fengshui biasanya membual

Katanya Timur - Barat, Utara - Selatan

Bila di bukit ada tanah bangsawan

Mengapa tidak menguburkan ayahmu di sana?

Mengapa manusia mempercayai Fengshui? Bukankah lebih baik jikalau dia mempercayai Tuhan yang menguasai "Fengshui" dan "alam semesta" ini? Simaklah akan Alkitab yang mengatakan: "...Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda lalu danau itu menjadi teduh" (Luk 8:24).



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA