Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 4 No. 1 Tahun 1989 > 
MAUKAH KITA MENJAWAB PANGGILANNYA? 

Judul: A MOTHER'S HEART

Oleh: Jean Flemming

Penerbit: NAVPRESS, 1984, 224 Halaman.

Lonceng berbunyi. Sekolah usai. Seorang anak laki-laki berumur lima tahun pulang sendiri ke rumahnya yang kosong. Ia menyiapkan makan siang - biskuit dan keripik jagung - menyalakan TV dan menonton sampai ibunya pulang kerja jam 17.30.

Sepasang suami istri muda berpakaian bagus berdiri di samping putra mereka yang tak sadarkan diri di ruang darurat. Mereka mengatakan kepada dokter bahwa anak berumur empat tahun itu jatuh ke dalam perapian. Sebenarnya merekalah yang membungkus lengan putranya dengan koran dan membakarnya.

Ilustrasi yang diberikan Jean Fleming dalam pasal 1 bukunya menggambarkan nasib anak-anak zaman modern, khususnya di negara-negara maju seperti Amerika. Keadaan anak Anda mungkin lebih baik daripada contoh di atas. Ia tak pernah sendirian dan kelaparan, tidak terlantar (seorang pembantu siap mengurusnya) dan tak pernah disiksa. Tapi apakah Anda juga memenuhi kebutuhan jiwa dan rohaninya? Bukankah secara tidak sadar penyakit abad ini - pementingan diri sendiri, ketidakrelaan untuk mengikat diri, kesibukan di luar rumah yang berlebihan - telah menyusup ke dalam kehidupan kita? Karena itu patutlah kita renungkan pertanyaan penulis: "Apakah semua baik di rumah kita?" dan kita simak baik-baik bukunya.

Allah menjadikan keluarga sebagai lingkungan yang paling baik untuk perkembangan manusia. Keluarga memberikan keamanan, kasih, pendidikan sehingga anak dapat bertumbuh baik fisik, intelek dan rohaninya. Tapi banyak sekali tekanan-tekanan yang dihadapi keluarga masa kini: perubahan nilai dalam pribadi maupun masyarakat, keadaan ekonomi, perceraian serta kurangnya komunikasi antar anggota keluarga. Semua itu membuat keluarga tidak dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan rencana Allah. Rusaknya keluarga berpengaruh dalam masyarakat.

Kenakalan dan kehamilan remaja adalah contoh-contohnya. ALLAH MEMANGGIL KITA UNTUK MENJADI IBU KRISTEN YANG BAIK. APA YANG KITA LAKUKAN DENGAN ANAK-ANAK KITA MENENTUKAN MASA DEPAN MASYARAKAT. MAUKAH KITA MENJAWAB PANGGILANNYA?

Seringkali tugas-tugas rutin membuat kita bosan menjadi ibu. Namun penulis membuka mata kita sehingga kita mempunyai visi yang lebih luas. Menjadi ibu bukan sekedar mencuci popok dan membersihkan rumah. Ibu adalah wanita yang berpengaruh. Ia dapat menanamkan nilai-nilai merangsang kreatifitas, memperbaiki kekurangan atau menguatkan kelebihan anak. Ia membuat anak mengenal hidup. Ibu bahkan dapat mempengaruhi dunia. Anak-anak yang dididiknya dalam pengenalan akan Allah kelak akan melayani Dia dan merubah dunia.

Menyadari peranan ibu yang begitu besar dalam diri anak, hendaklah kita memikirkan dengan sungguh-sungguh nilai-nilai apa yang hendak kita tanamkan dalam dirinya? Bagi Allah yang sangat berharga adalah hubungan kita dengan-Nya dan dengan sesama manusia. Ia ingin kita mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. (Markus 12:29-31). Bagi Allah, hati yang suci dan sifat-sifat yang baik lebih berharga daripada kecantikan, kepandaian, kekayaan maupun kekuasaan.

Kita tidak dapat menuntun anak kita kepada Allah bila kita sendiri kurang mengenal-Nya. Sebelum menjadi pengajar, kita harus menjadi pelaku. Membaca Alkitab dan berdoa setiap hari adalah hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh seorang ibu. Selain itu ibu harus rela berubah agar makin menjadi seperti Kristus.

Dalam usaha kita menjadi ibu yang baik jangan kita abaikan peranan Allah. Kita dapat bekerja keras, tetapi bila Allah tidak bertindak semuanya sia-sia. Kita dapat mengajak anak-anak kita ke Gereja tapi tidak dapat membuat mereka beribadah. Kita dapat mewajibkan mereka membaca Alkitab, tapi tidak dapat membuat mereka menyukainya. Kita dapat memberi contoh tapi tak dapat membuat mereka mengikutinya. Ingatlah bahwa sesuatu yang rohani terjadi dalam diri anak hanya bila Allah bekerja.

Setiap orang tua tentu ingin anaknya berhasil. Namun bukan berarti kita dapat dengan semena-mena menentukan jalan hidup mereka dan berusaha dengan segala cara agar hal itu tercapai. Setiap anak adalah unik. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan Allah mempunyai rencana khusus bagi setiap anak. Tugas kita adalah melihat anak kita seperti Allah melihatnya dan melibatkan diri kita dalam rencana Allah bagi mereka. Untuk melakukan hal tersebut kita perlu menyediakan waktu untuk berdoa dan membuat rencana.

Berbicara mengenai doa, tidaklah cukup bila kita mengatakan: "Allah berkatilah anakku." Penulis memberi contoh tentang Ibu Zebedeus yang meminta agar anak-anakNya Yakobus dan Yohanes kelak duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus dalam kerajaanNya. (Mat. 20:20-28). Memang permintaan ibu Zebedeus tidak patut, tetapi setidaknya ia menyediakan waktu untuk meminta, ia tahu apa yang ia inginkan dan ia meminta hal yang besar bagi anak-anak-Nya. Prinsip-prinsip tersebut tidak ada salahnya kita contoh, walaupun jangan sampai jatuh ke dalam permintaan yang tidak berkenan di hati Allah.

Petunjuk-petunjuk ini mungkin dapat menolong:

1. Berdoalah agar mereka mendapat tempat dalam kerajaan Allah (diselamatkan).

2. Berdoalah agar mereka menjadi kebanggaan Kerajaan Allah (mempunyai pribadi yang saleh).

3. Berdoalah agar mereka dapat memperluas Kerajaan Allah (melayani Allah dan sesama).

"Apakah ibu mencintai saya?" Pertanyaan ini mungkin pernah diajukan anak Anda dan membuat Anda ingin tertawa sekaligus menangis. Tentu saja Anda mencintainya! Namun harus kita akui bahwa urusan-urusan rumah tangga sering membuat kita lupa menunjukkan kasih kepada orang-orang yang dekat dengan kita. Anda dapat menunjukkan kasih Anda dengan jalan: mengatakannya, membelainya, menghargainya, bermain dengannya, mendengarkannya dan yang tak kalah penting adalah mengampuninya. Kita juga perlu belajar meningkatkan kasih kita agar semakin mirip dengan kasih Kristus yang tidak mementingkan diri sendiri, tidak mempertahankan hak bahkan rela menyerahkan hidupnya bagi sahabat-sahabat-Nya. (Yohanes 15:12-13).

Selain mengasihi, kita juga harus mendidik anak kita agar mereka mengenal Allah dan ajaran-ajaran-Nya. Supaya lebih mudah, kita perlu menentukan sasaran-sasaran yang rinci misalnya: suka membaca Alkitab, dapat menguasai lidah, dapat menghargai orang lain, dsb. Kita dapat mengajar mereka di mana saja dan kapan saja: sambil bermain, sebelum tidur, sementara berjalan-jalan. Ayat kunci dalam mendidik anak adalah: Ulangan 6: 5-7.

Pendidikan dan disiplin adalah 2 hal yang tak terpisahkan. Disiplin bukan hanya berarti memperbaiki tindakan-tindakan yang keliru dan menghukum kesalahan. Disiplin bersifat positif. Disiplin adalah melatih anak dan menolongnya mencapai puncak potensi. Beberapa petunjuk dalam mendisiplin anak antara lain:

1. Kenali perjuangan batin anak.

2. Cari masalahnya yang tepat.

3. Miliki tuntutan-tuntutan yang masuk akal.

4. Bersikap konsisten.

5. Berbicara pada anak-anak.

6. Sediakan kesempatan agar ia berhasil.

7. Ikuti agar ia mengikuti perintah Anda.

Anak-anak memerlukan keamanan dan kemantapan. Selain itu mereka memerlukan kreatifitas, penghargaan, tawa dan kebebasan hingga hidup mereka menjadi lebih penuh. Kejutan-kejutan serta kegiatan-kegiatan khusus seperti memutarkan alat-alat permainan (menyimpan mainan yang anak-anak sudah bosan untuk dikeluarkan lagi beberapa waktu kemudian) dan mengajak anak-anak ke perpustakaan baik untuk mewujudkan hal tersebut.

Terakhir, mungkin Anda menghadapi keadaan yang memberatkan tanggung jawab Anda sebagai ibu misalnya anak yang cacat atau suami yang belum percaya. Namun percayalah bahwa Allah memimpin, menghibur dan menguatkan Anda. Ia adalah satu-satunya Penolong Anda.

Di tengah gemuruh suara kaum wanita menuntut hak-haknya, buku ini malah mendorong kita menyangkal diri. Di antara banyaknya anjuran bagi para ibu untuk mengembangkan diri di luar rumah, buku ini menghimbau kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun pendapat Jean Flemming didasari oleh prinsip-prinsip Alkitab dan didukung oleh pengalamannya sebagai ibu dari tiga anak. Ia juga memberikan contoh-contoh dan saran-saran yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Buku yang bergaya populer dan enak dibaca ini sangat perlu bagi para ibu, talon ibu, bahkan bapak-bapak.

Selamat membaca!

Ny. Ramayanti Widjaja S.S.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA