Kejadian 43:8-14
Konteks43:8 Lalu berkatalah Yehuda d kepada Israel, e ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, f baik kami maupun engkau dan anak-anak kami. 43:9 Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; g jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa 1 h terhadap engkau untuk selama-lamanya. i 43:10 Jika kita tidak berlambat-lambat, j maka tentulah kami sekarang sudah dua kali pulang." 43:11 Lalu Israel, k ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil l yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: m sedikit balsam n dan sedikit madu, damar o dan damar ladan, p buah kemiri dan buah badam. 43:12 Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: q uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu r itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. 43:13 Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula s kepada orang itu. 43:14 Allah Yang Mahakuasa t kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan u kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. v Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku 2 , biarlah juga kehilangan! w "
[43:9] 1 Full Life : AKULAH YANG BERDOSA.
Nas : Kej 43:9
Seperti Ruben (Kej 42:37), Yehuda bersedia menerima tanggung jawab bagi adiknya, Benyamin. Dia menawarkan untuk menerima kesalahan dan aib seumur hidupnya jikalau Benyamin tidak kembali dengan selamat.
[43:14] 2 Full Life : JIKA TERPAKSA AKU KEHILANGAN ANAK-ANAKKU.
Nas : Kej 43:14
Ketika Israel melihat bahwa ia tidak berdaya untuk mengubah situasi yang buruk itu, satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan adalah menyerahkan anak-anaknya kepada Allah, berdoa memohon kemurahan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk. Ia rela menerima kehendak Allah sekalipun itu berarti kehilangan anak-anaknya dan menderita. Akan tetapi, ketika semua ini berakhir, Israel mengakhiri hidupnya dengan bersukacita di dalam Allah dan percaya kepada Dia yang telah menuntun hidupnya selama ini.