Kesuksesan Sementara
Topik : -Nats : Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kolose 3:2)
Bacaan : Pengkhotbah 4:13-16
Memiliki banyak teman dan hidup berkelimpahan merupakan berkat yang besar, tetapi ketenaran dan kesuksesan tidak menjamin hidup bahagia. Untuk menekankan hal ini, Salomo mengajak kita memperhatikan kisah seorang raja tua yang mengabaikan kepentingan rakyatnya sehingga digantikan. Penggantinya yang masih muda mulanya cukup tenar, tetapi kemudian ia juga digantikan karena hal serupa. Salomo menyimpulkan, "Oleh sebab itu, ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin" (Pengkhotbah 4:16).
Hidup di puncak kesuksesan hanya bersifat sementara. Menurut jajak pendapat, para presiden dan perdana menteri mungkin memiliki tingkat kepopuleran yang sangat tinggi untuk sementara waktu, tetapi mereka tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Sekitar 20 tahun yang lalu, saya mengenal beberapa pegawai eksekutif papan atas yang sangat sukses karena mereka memiliki kepribadian yang hebat dan kemampuan yang luar biasa. Namun mereka kehilangan kedudukan dengan penghasilan besar karena mereka tidak mampu mengimbangi perubahan-perubahan cepat yang dituntut dalam pekerjaan mereka. Saat ini, karena adanya merger (penggabungan perusahaan) dan perampingan perusahaan, banyak dari pengganti mereka juga kehilangan kedudukannya.
Cara kita memandang ketenaran dan kesuksesan sangatlah tergantung pada apa yang paling kita hargai. Jika kita mengarahkan hati pada materi, kita akan kecewa. Namun, jika kita mengarahkan hati kepada Kristus dan hidup bagi-Nya, kita akan melihat bahwa Dia adalah Allah yang setia menyediakan kebutuhan kita. Banyak orang sudah membuktikannya. Bagaimana dengan Anda? --HVL
untuk membuka halaman ramah cetak. [