YUDAS ISKARIOT
YUDAS ISKARIOT [ensiklopedia]
I. Nama dan asalnya
Dalam daftar nama 12 murid, yg Yesus panggil 'untuk menyertai Dia', yg terdapat dalam Injil Sinoptik (Mrk 3:14), nama Yudas selalu yg terakhir disebut, dan biasanya disertai keterangan dengan kesan buruk (ump 'yg mengkhianati Dia', Mrk 3:19; Mat 10:4; 'yg kemudian menjadi pengkhianat', Luk 6:16; bnd Yoh 18:2, 5). Dia dapat dibandingkan dengan Yerobeam I dalam PL, yg dengan jijik disebut sebagai 'yg mengakibatkan orang Israel berdosa' (2 Raj 10:29 dll).
Kata 'Iskariot' ditambahkan pada namanya dalam naskah-naskah Sinoptik dan dalam Yoh 12:4. Tapi dalam ay-ay Yoh lainnya bermacam-macam bentuk nama itu. Nama Simon disebut sebagai ayah Yudas (Yoh 6:71; 13:2, 26), dan Iskariot selanjutnya diterangkan dengan tambahan apo Karuotou (dlm beberapa bacaan tertentu dari 6:71; 12:4; 13:2, 26; 14:22). Fakta-fakta tambahan karya Yohanes ini mengukuhkan asal kata 'Iskariot' dari kata Ibrani 'isy qeriyot, artinya 'orang Keriot'. Keriot terletak di Moab menurut Yer 48:24, 41; Am 2:2. Tapi ada kemungkinan tempat lain, yaitu Keriot-Hezron (Yos 15:25), yg letaknya 18 km sebelah selatan Hebron. Informasi geografis tentang 'Iskariot' ini lebih baik daripada informasi yg didasarkan pada pelacakan kata itu sampai sikarios, melalui suatu kata yg di-Aram-kan, yaitu 'isqarya'a, 'pembunuh' (bnd Kis 21:38), seperti disarankan oleh Schulthess dan 0 Cullmann, The State in the New Testament, 1957, hlm 15 dst. Bnd M Hengel, Die Zeloten, 1961, hlm 49.
II. Karier
Dalam kelompok rasul Yudas adalah bendahara (Yoh 13:29), sementara ay Yoh yg lain menyebut dia pencuri (12:6), terutama, menurut dugaan, ia 'menggelapkan' uang yg dipercayakan kepadanya. Mengenai arti ini, yg akar kata kerjanya bastazo ('mengambil', 12:6) seperti tertera dalam papirus, lih Deismann, Bible Studies, ET., 1901, hlm 257.
Bagian akhir cerita Injil menjadi buram karena pengkhianatan satu orang dari 12 murid, seperti berulang-ulang disebut (Mrk 14:10; bnd 14:20; Yoh 6:71; 12:4). Ia mencela tindakan Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak yg sangat mahal (Yoh 12:3-5). Sajian Yohanes ini menelanjangi ketamakan Yudas, yg tidak melihat unsur kristiani dalam perbuatan itu yg justru dipuji oleh Yesus (Mrk 14:6). Yudas hanya melihat sesuatu yg dapat menambah dana rasul-rasul, dan dengan demikian menambah isi kantongnya sendiri. Bahkan kepalsuan hatinya dipoles lagi dengan mengatakan bahwa uang itu dapat diberikan untuk membantu orang miskin. Jadi sifat tamak ditambah lagi dengan sifat penipuan. Segera sesudah peristiwa Betania ini Yudas menghadap imam-imam kepala untuk mengkhianati Tuhan Yesus (Mat 26:14-16; Mrk 14:10-11; Luk 22:3-6). Injil Mrk menyajikan fakta pengkhianatan itu, dan menambahkan bahwa imam-imam berjanji akan memberikan uang kepadanya.
Injil Mat mencatat jumlah uang itu, mungkin sebagian dari jumlah yg disepakati (merujuk ke Za 11:12, dan mungkin Kel 21:32; bnd Mat 27:9). Injil Luk menyajikan arti mendalam dari tindakan itu, dengan menceritakan bahwa Iblis masuk ke dalam hati Yudas dan membisikkan dosanya yg menjijikkan itu (bnd Yoh 13:2, 27). Semua Injil Sinoptik sependapat bahwa Yudas memutuskan untuk mencari kesempatan yg baik, kapan ia bisa menyerahkan Yesus kepada musuh-musuh-Nya 'tanpa setahu orang banyak'. Atau, secara rahasia, dengan tipu muslihat (mengenai terjemahan ini dlm Luk 22:6; Mrk 14:1, 2, lih J Jeremias, The Eucharistic Words of Jesus2, ET, 1966, hlm 72).
Kesempatan datang pada malam waktu Yesus bersama ke-12 murid berkumpul di ruang atas (Mrk 14:17 dab juga ay-ay sejajar); dan kenyataan ini dilestarikan dalam tradisi Perjamuan Kudus yg berasal dari zaman Paulus (1 Kor 11:23 -- 'pada malam waktu Ia diserahkan'). Tuhan Yesus, dengan nalar profetik-Nya, tahu apa yg akan dilakukan sang pengkhianat. Dalam cerita Markus nama Yudas tidak disebut, dan mengenai siapa pengkhianat itu masih belum jelas. Percakapan berupa tanya jawab dalam Mat 26:25 paling tepat dianggap bisik-bisik. Sementara itu laporan Yoh mengenai pertanyaan murid yg dikasihi dan tindakan Yesus melayankan roti Paskah yg sudah tercelup dapat dikatakan berlangsung agak rahasia. Bagaimanapun, inilah himbauan terakhir dari Tuhan Yesus kepada Yudas -- dan ini pulalah penolakan terakhir dari pengkhianat itu. (Lih F. C Fensham, 'Judas' Hand in the Bowl and Qumran', RQ 5, 1965, hlm 259-261, ttg reaksi Yudas terhadap Yesus.) Sesudah itu Iblis menguasai orang yg sudah menjadi tawanannya; dan Yudas pun pergi menerobos kegelapan malam (Yoh 13:27-30).
Rencana yg telah diatur untuk menangkap Tuhan Yesus sekarang dilaksanakan. Tempat yg dirahasiakan Yudas untuk mengkhianati Yesus, ternyata adalah Getsemani tempat Yesus dan murid-murid-Nya untuk berdoa malam itu. Dan saat Tuhan Yesus berdoa, sepasukan tentara muncul dipimpin oleh Yudas (Mrk 14:43). Dan siapa yg akan diciduk ditandai dengan perbuatan yg sangat ironis, 'Orang yg kucium, itulah Dia'. Dan dengan demikian tuntaslah tugas pengkhianat itu.
Saat-saat akhir sisa hidup Yudas penuh kengerian. Alkitab melaporkan penyesalannya yg memilukan itu, tapi hanya Mat dari ke-4 Injil yg menceritakannya (Yud 1:3-10). Melengkapi laporan penyesalan dan peristiwa Yudas bunuh diri, yg didahului oleh pergumulan batin dalam dirinya, harus ditambahkan berita Kis 1:18-19. Dan untuk melengkapi data sebagai bukti, perlu ditambahkan kesaksian fantastis Papias, Frag. 3, yg disimpan oleh Apollinarius, orang Laodikia. (Naskah terakhir ini dapat dibaca dlm deretan buku Ancient Christian Writers, 6, diterjemahkan dan dibubuhi catatan oleh J. A Kleist, 1957, hlm 119.) Menurut Papias tubuh Yudas mengembung (ini bisa berarti prenes, 'tertelungkup', Kis 1:18; lih Arndt Gingrich, Lexicon, sv prenes), dan mati di ladangnya sendiri. Ada beberapa usaha untuk menyelaraskan Mat 27:3-10 dengan Kis 1:18 (ump pendapat Agustinus, bahwa tali yg digunakan Yudas untuk gantung diri putus dan ia mati terjatuh, sesuai Kis 1:18; dgn demikian Mat dan Kis sepakat). Tapi yg lebih mengerikan lagi dari rincian cerita yg mengerikan ini, ialah hukuman yg gamblang dan keras dalam Kis 1:25, '...jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yg ditinggalkan Yudas yg telah jatuh ke tempat yg wajar baginya.' Rasul itu murtad dan tenggelam dalam bagian yg disediakan bagi orang seperti itu.
III. Watak Yudas
Kis 1:25 menimbulkan pertanyaan mengenai watak Yudas yg sesungguhnya. Jika 'tempat yg wajar baginya' adalah pilihannya sendiri, apakah yg mendorong dia ke jurusan dan nasib yg mengerikan ini? Dan bagaimana pernyataan 'tempat yg wajar baginya' dapat dipertemukan dengan ay-ay Alkitab yg memberi kesan, bahwa dia sudah dari dulu ditentukan untuk memainkan peranan pengkhianat? Bahwa Yesus memilih dia, walaupun Yesus tahu bahwa Yudas akan menyerahkan Dia? Bahwa sejak semula ia terima cap watak yg tak terelakkan 'dia yg telah ditentukan untuk binasa' (Yoh 17: 12)?
Penelitian psikologi atas masalah ini tidak memberi jawaban dan agaknya tidak berfaedah. Alasan-alasan berikut pernah dikemukakan: cinta uang; cemburu kepada murid-murid lain, ketakutan akan akhir pelayanan Guru-nya yg tak terelakkan, yg mendorong dia mengkhianati rekannya untuk menyelamatkan dirinya sendiri; niat yg membara untuk memaksa Yesus menyatakan diriNya Mesias (pandangan de Quincey yg terkenal). Juga alasan hati yg sebal dan dendam, yg timbul sesudah harapan-harapan duniawinya pudar; hati yg tidak senang menjurus kepada penyesalan mengikuti Yesus, dan penyesalan ini berubah menjadi kebencian.
Perlu dikemukakan tiga pedoman pembimbing sebagai pendahuluan sebelum menyatakan dugaan seperti itu.
1. Kita tidak boleh meragukan kesungguhan panggilan Tuhan Yesus. Pada mulanya Yesus memandang Yudas sebagai murid dan pengikut berbakat. Tak ada pra dalil lain untuk menilai benar tidaknya kebijakan Yesus, juga himbauanNya yg berulang-ulang kepada
2. Pra pengetahuan Tuhan Yesus tidak mencakup pra penentuan, bahwa Yudas secara tak terelakkan harus menjadi pengkhianat.
3. Yudas tak pernah sungguh-sungguh murid Kristus. Dia jatuh dari jabatan rasul, tapi (sepanjang kita tahu) ia tak pernah mempunyai persekutuan yg sungguh dengan Tuhan Yesus. Dengan demikian ia tetap 'yg telah ditentukan untuk binasa' sudah binasa, karena ia tak pernah 'diselamatkan'. Gelar Yesus yg tertinggi bagi Yudas ialah 'Rabi' (Mat 26:25) bukan 'Tuhan'.
Di arena Alkitab ia hidup sebagai peringatan yg mengerikan bagi setiap pengikut Yesus yg tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya, kendati memang benar berada dalam persekutuan-Nya, tapi tidak memiliki RohNya (bnd Rm 8:9b); ia meninggal sebagai 'seorang yg bernasib malang dan yg terkutuk', atas pilihannya sendiri.
KEPUSTAKAAN. Kesukaran-kesukaran sehubungan dengan berbagai keterangan rinci tentang kematian Yudas dibicarakan oleh K Lake dalam The Beginnings of Christianity, 1, 5, 1933, hlm 22-30; bnd juga Arndt-Gingrich, Lexicon artikel 'loudas', 6; K Luthi, Judas Iskarioth, 1955; D Haugg, Judas Iskarioth in den neutestamentlichen Berichten, 1930; J. S Stewart, The Life and Teaching ofJesus Christ, 1933, hlm 166-170; P Benoit, pokok 'La mort de Judas' dalam kerja rampai, Exegese et Theologie, 1961; B Gartner, Iscariot, 1971. RPM/MHS/HAO
Yudas Iskariot [MYSABDA]
![]() | Yudas Iskariot male person |
Definisi | : | Anak Simon; Seorang Yahudi saat pemerintahan Romawi; Anggota dari Dua Belas Rasul |
Nomor Strong | : | G2455 |
Kata Asli | : | ἰούδας; Ἰούδας; Ἰούδας |
Orang Tua | : | Simon ![]() |
Yudas Iskariot [AI-PEDIA]
Yudas Iskariot: Sang Pengkhianat
Yudas Iskariot dikenal sebagai murid yang mengkhianati Yesus. Meskipun termasuk dalam 12 murid yang dipilih Yesus, Yudas menyerahkan Yesus kepada imam kepala dengan imbalan uang.
Biodata:
- Nama: Yudas Iskariot (Ibrani: יהודה איש־קריות, Yəhûḏāh ʾΚ-qəriyyôṯ)
- Arti Nama: Kemungkinan berarti "orang Keriot" atau "pria dari Keriot". Keriot sendiri diperkirakan adalah sebuah desa di Yudea.
- Ayah: Simon Iskariot (Yohanes 6:71)
- Asal: Kemungkinan dari Keriot di Yudea
- Pekerjaan: Salah satu dari 12 murid Yesus, bertugas sebagai bendahara (Yohanes 12:6)
Peristiwa Penting:
- Dipanggil menjadi murid: Yudas termasuk dalam 12 murid yang dipanggil Yesus untuk mengikuti-Nya (Matius 10:4, Markus 3:19, Lukas 6:16).
- Menjadi bendahara: Yudas dipercaya untuk memegang kantong uang dan mengurus keuangan kelompok (Yohanes 12:6).
- Mengkritik Maria: Yudas mengkritik Maria yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu yang mahal, dengan dalih uangnya bisa diberikan kepada orang miskin (Yohanes 12:4-6). Namun, Yohanes mencatat bahwa Yudas mengatakan hal ini karena ia adalah seorang pencuri dan suka mengambil uang dari kantong uang.
- Bersekongkol dengan imam kepala: Yudas pergi kepada imam kepala dan menawarkan untuk menyerahkan Yesus kepada mereka dengan imbalan uang (Matius 26:14-16).
- Mengkhianati Yesus: Yudas membawa pasukan untuk menangkap Yesus di Taman Getsemani dan mengidentifikasi Yesus dengan mencium-Nya (Matius 26:47-50).
- Menyesali perbuatannya: Setelah menyadari akibat dari perbuatannya, Yudas merasa menyesal dan mengembalikan uang yang diterimanya. Ia kemudian bunuh diri (Matius 27:3-5).
Ayat Alkitab Terkait:
- Matius 10:4: "Simon Petrus, dan Andreas saudaranya, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia."
- Yohanes 12:4-6: "Maka seorang dari murid-murid Yesus, yaitu Yudas Iskariot, anak Simon, yang akan segera mengkhianati Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Ia berkata demikian, bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang dari kas yang disimpan padanya."
- Matius 26:14-16: "Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, jika aku menyerahkan Dia kepadamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan untuk menyerahkan Yesus."
- Matius 27:3-5: "Pada waktu itu Yudas, yang mengkhianati Dia, menyesal melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati. Ia pun mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, katanya: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tidak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri."
Pelajaran dari Yudas Iskariot:
Kisah Yudas Iskariot menjadi peringatan bagi kita untuk tidak menjadi tamak dan mengkhianati orang lain demi keuntungan pribadi. Meskipun Yudas pernah dekat dengan Yesus, hatinya yang dipenuhi ketamakan membuatnya jatuh dalam dosa besar. Kisahnya juga mengingatkan kita bahwa pengampunan Tuhan selalu tersedia bagi siapa saja yang sungguh-sungguh bertobat, namun setiap orang bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka.
