Tirai

1) *Kemah Pertemuan atau *Kemah Suci, tempat Yahweh menjumpai umatNya di *padang belantara merupakan tempat suci yang mudah dipindahkan, yang terbuat dari sepuluh tirai (cat.: LAI menerjemahkannya dengan 'tenda') lenan (Kel. 26:1 dst.) yang dijahit rangkap masing-masing lima tenda dan dikencangkan dengan jepitan untuk menutupi tempat itu. Kemah Suci itu adalah hadirat Yahweh di bumi, yang melambangkan takhta-Nya di *surga, karenanya, kain lenan itu dihiasi dengan gambar-gambar *kerubim.

Di Bait *Herodes terdapat tirai yang memisahkan antara tempat suci dengan tempat yang maha kudus. Injil Sinoptik melukiskan bahwa tirai itu robek segera setelah (Mat. 15:38) atau sebelum (Luk. 23: 45)' kematian Yesus. Peristiwa ini (siapa yang telah melihatnya?) adalah simbolis; penyekat yang memisahkan manusia dari hadirat Allah (setiap orang, terutama orang-orang *bukan Yahudi), telah disingkirkan. Seorang pejabat bukan Yahudi segera membuat pengakuan *iman (Mrk. 15:39) -- atau hal itu dipahami jemaat demikian. Sekiranya kepala pasukan tersebut benar-benar mengatakan sesuatu, maka perkataannya: 'Sungguh, orang ini adalah Anak Allah', barangkali hanyalah ungkapan kekaguman.

2) Yang memisahkan tempat kudus dari tempat maha kudus dalam Bait Allah (2Taw 3:14), yang hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar (Im.16:12). Para penulis Injil menyatakan bahwa tirai itu robek pada waktu Yesus mati (Mrk. 15:18), menjadi simbol terbukanya jalan kepada Allah untuk semua orang yang dibukakan oleh Yesus. Menurut *Josephus, tirai tersebut adalah permadani yang di atasnya dilukiskan sorga. Pembaca Injil Markus agaknya diingatkan bahwa pada waktu *pembaptisan Yesus, *sorga terbelah (Mrk. 1:10). Pada waktu pembaptisan-Nya, peranan Yesus ditenggarai dan pada waktu *penyaliban-Nya, digenapi.