: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Lubang | Lucius | Lud | Luhit | Luhith | LUKAS, KITAB INJIL | Luke | Lupa | Lupa, Melupakan Allah | Luz | Lycaonia
Daftar Isi
BROWNING: LUKAS, KITAB INJIL

LUKAS, KITAB INJIL

LUKAS, KITAB INJIL [browning]

Injil ketiga dalam PB, karangan orang yang sama yang mengarang Kitab Kisah Para Rasul menurut tradisi yang panjang. Pandangan ini dikuatkan oleh kenyataan isinya dengan alamat yang dipersembahkan kepada orang yang sama, yaitu *Teofilus dan *gaya sastranya yang sama pula.

Sejak zaman *Irenaeus (sekitar 190 M) pengarang dari karya dua jilid itu dipercaya adalah Lukas, rekan Rasul Paulus (Kol. 4:14; Flm. 24). Tetapi, para ahli agak ragu mengingat susah dijelaskan bagaimana rekan sedekat itu dari Rasul Paulus, kurang tahu tentang kepercayaan dasar sang rasul (mis., mengenai *pembenaran). Dan aneh sekali bahwa ia menuliskan dalam Kisah Para Rasul mengenai kunjungan Rasul Paulus ke Yerusalem yang tidak cocok dengan risalah perjalanan Paulus sendiri dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Kendatipun demikian, kedua karangan itu dapat dijelaskan. Paulus menulis selagi ada di puncak perselisihan dan tentu berupaya membenarkan kemerdekaannya dan kedudukannya sebagai seorang rasul yang sederajat dengan *keduabelas rasul di Yerusalem. Sedangkan Lukas, yang menuliskan karangannya satu angkatan kemudian, sekitar tahun 85 M, berupaya melukiskan gambar dari keesaan Gereja Perdana yang tertib tenteram.

Pada kata pendahuluan dari kisah Injilnya, Lukas mengingatkan bahwa ia bukanlah seorang *saksi mata dan bahwa ia bergantung pada berbagai sumber tulisan yang sudah ada. Salah satu sumber tulisan itu adalah pasti Injil Markus, yang diambil alih secara bebas oleh Lukas. Sebuah teori yang semula diikuti berbagai ahli Inggris menyatakan bahwa Lukas menyusun Injilnya dalam dua tahap: pertama ia menggabungkan bahan dari sumber *Q dengan bahan yang ia dapatkan sendiri (*L). Penggabungan ini menghasilkan apa yang disebut 'proto-Lukas'. Kemudian Lukas mendapatkan Injil Markus dan mencampurkannya dengan 'proto-Lukas' menjadi Injil Lukas yang sekarang, dengan menambahkan cerita-cerita kelahiran dan masa remaja Yesus (Luk. 1 dan 2). Tetapi, hipotesis 'proto-Lukas' ini tidak mendapat sambutan baik. Lebih lazim diperkirakan bahwa Lukas menggabungkan Injil Markus dengan Q. Kendati demikian, orang-orang yang meragukan hipotesis Q menyarankan bahwa Lukas menggunakan Injil Matius untuk melengkapi bahan Injil Markus.

Lukas adalah seorang *bukan Yahudi, mungkin seorang penduduk *Antiokhia. Bahwa pembaca karangannya pun orang-orang bukan Yahudi dapat disimpulkan dari alamat dedikasi karangannya (kepada *Teofilus) dan juga dari kenyataan bahwa ia menyisihkan hal-hal khas Yahudi yang dicantumkan oleh Markus (mis. Mrk. 7:1-23).

Jilid dua dari karangan Lukas merupakan cerita perkembangan berita Kristen dari Yerusalem ke pusat dunia bukan Yahudi (Roma). Dalam jilid pertamanya Lukas hanya dapat memberi beberapa petunjuk arah saja dalam cerita-cerita mengenai Yesus yang mematahkan kebencian Yahudi terhadap orang-orang *Samaria, dan bahwa Yesus mempunyai banyak hubungan dengan orang-orang bukan Yahudi; semua orang harus mendapat bagian dalam *keselamatan dan bukan hanya keturunan *Abraham saja (Luk. 4:25-27). Dibandingkan dengan Injil Matius dan Injil Markus, nyata sekali ada kecenderungan pada Injil Lukas untuk membedakan kekristenan dari kesan orang seolah-olah kekristenan ini hanya Yahudi. Sedangkan *sensus yang diceritakan Luk. 2:1 dikenakan kepada seluruh wilayah kerajaan Romawi (suatu hal yang tidak mungkin). Dan dalam Luk. 10:1, Yesus diceritakan mengutus 70 murid, suatu jumlah yang sesuai dengan jumlah bangsa-bangsa yang tercantum dalam Kitab Kejadian 10:1-32.

Namun, dalam keseluruhannya cerita Lukas tidak hanya dikembangkan dalam bentangan sejarah Romawi dengan menghubungkan *kelahiran Yesus pada suatu perintah *Kaisar untuk seluruh kerajaannya, tetapi juga disampaikan dalam rangka *penyataan Allah kepada Israel. Walaupun tidak seperti Matius, Lukas sering menginginkan pembaca karangannya mengerti bahwa semua kejadian yang dicatatnya telah terjadi sesuai dengan rencana Allah untuk menggenapi sejarah keselamatan dari PL. Banyak gelar *Mesias secara tradisional dikenakan kepada Yesus dan Ia disebut '*Juruselamat' (Luk. 2:11) dan Mesias yang menderita (Luk. 24:26). Lukas menggambarkan Gereja sebagai Israel Baru -- maka ia pun menegaskan adanya *'dua belas *rasul' sebagai penerus dari keduabelas *bapa leluhur dalam PL yang menurunkan nama mereka kepada keduabelas suku Israel (Luk. 22:30). Gereja adalah pewaris janji-janji kepada Israel. Hubungan Yesus dengan Yerusalem dari sejak usia muda-Nya (Luk. 2:22, 41) ditandaskan. Dan Gereja dimulai di Yerusalem pula (Kis. 2:1). Lukas menjawab pertanyaan yang sesungguhnya diajukan di Gereja, Bagaimana dengan orang Yahudi dan tulisan mereka sekarang? Adalah penting untuk memastikan bahwa kejadian-kejadian akhir Yesus terjadi dalam atau di sekitar Yerusalem, tempat penyataan dan pengharapan eskhatologis. Dibandingkan dengan Matius dan Markus, *eskhatologi Lukas telah mengalami pergeseran pengertian. Kesadaran kedatangan Mesias kembali (parousia) dan semua kejadian yang berhubungan dengan akhir zaman, kurang mendapat perhatian utama. Sebagai gantinya Lukas mengundang pembacanya bersekutu dalam kegembiraan dari *persekutuan yang dipenuhi Roh. Lukas menginginkan agar orang percaya itu siap untuk saat akhir yang akan tiba mendadak pada waktu yang tidak diperhitungkan (Luk. 12:39-40) yang tidak usah segera. Panggalan mendesak untuk bertobat diganti dengan nasihat untuk menjadi penurut Yesus 'setiap hari' (Luk. 9:23).

Masih ada ciri-ciri lain dalam Injil Lukas. Yesus digambarkan sebagai setia pada aturan adat Yahudi dan tidak sebagai pembaru yang dapat memperkuat kecurigaan Roma terhadap kekristenan. Yesus dinyatakan tidak bersalah oleh Pilatus (Luk. 23:4, 13, 22) dan demikian juga Paulus oleh *Festus (Kis. 25:25). Lebih dari Injil lain, Lukas menekankan kepedulian Yesus kepada orang *Samaria yang dirugikan dan direndahkan. Ada perhatian simpatik bagi kaum perempuan dalam Injil Lukas, sekalipun Lukas menggambarkan perempuan dalam peranan tradisional dalam hal *doa, bersedekah dan dukungan bagi pemberitaan Injil (Luk. 8:3). Tetapi, berita Lukas mengenai harapan bagi yang tertindas, pasti dapat dikenakan kepada kaum perempuan, yang selalu menjadi kaum miskin dalam masyarakat.




TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA