Lihat definisi kata "Kitab" dalam Studi Kata

Kitab

kitab yang membicarakan tentang hukum torat orang Lewi (Israel).
(pergi keluar). Buku Musa kedua dalam Alkitab dan Pentateuch. Ditulis oleh Musa. Berisikan sejarah dan penetapan undang-undang. Dinamakan demikian, karena menceritakan tentang keluarnya bangsa Israel dari tanah perhambaan, yaitu Mesir, meliputi masa persiapan, peristiwa-peristiwa di saat mau keluar, masa pengembaraan sampai pada pendirian Tabernakel, peristiwa-peristiwa mana berlaku antara tahun 1633 sebelum Kristus (kematian Yusuf) dan tahun 1491 sebelum Kristus, yaitu 142 tahun lamanya.
(pakatan) dalam arti kata Ibrani, maka bersama-sama sebagai rasa setia kawan. Perjanjian diadakan sebagai permufakatan yang telah ditetapkan misalnya seperti tersebut dalam Kejadian 9; Yeremia 33:20, dimana alam pikiran dan perasaan dipersamakan. Sebagai contoh: Ibrahim dan benihnya, dan mereka yang ada didalam darah ketebusan Kristus.

Amsal [haag]

Amsal.

Di dalam ~A. kebenaran umum atau kebijaksanaan-kebijaksanaan hidup diungkapkan dalam cara bicara yang berbentuk peri-bahasa, yang aforistis dan kadang-kadang mengandung ritme dan mempunyai bentuk yang megah. Sebagai sebab untuk membuat ~A. dapatlah dikutip masalah: Kelahiran (Kej 35:17); perkawinan (Kej 24:60); kematian (Ayub 1:21). Sangat tersebar adanya ~A. ejekan atau ~A. memegahkan diri (1Sam 14:12; Mazm 42:4,11). Suku-suku Isr. dilukiskan corak-coraknya yang khusus itu lewat ~A. yang dihubungkan dengan nama mereka (49). Amsal hukum kadang-kadang dikaitkan dengan perbuatan simbolis (Ul 25:9). ~A. hukum yang apodiktis sering dikumpulkan dalam kelompok 10 atau kelompok 12 (Misalnya: --> Dekalog: Kel 20:2-17 dan Dekalog: Ul 27:15-26). Di kalangan ~A. ibadat nomor satu adalah ~A. Allah: Allah berbicara lewat seorang imam atau menjawab lewat sebuah orakel. Di samping itu ditemukan ungkapan Yahwe tentang Dirinya atau tuntutan Yahwe terhadap BangsaNya (Im 11:44 dbtl). Dalam kalangan ~A. ibadat termasuk pula ~A. berkat (Bil 6:24-26). Sebuah ungkapan religius yang umum adalah ~A. salam (Rut 2:4; 1Sam 1:17). ~A. nabi, ~A. kebijaksanaan (--> Amsal [Kitab]; Kebijaksanaan). Di dalam PB Yesus sering mengucapkan perbandingannya tentang Kerajaan Allah dalam Amsal-amsal pendek.

Amsal, Kitab [haag]

Amsal (Kitab).

~KA memuat sebuah kumpulan ~A, yang pada waktu lalu dinyatakan sebagai ciptaan Salomo (sehingga berjudul "Amsal Salomo"). Amsal-amsal itu adalah sebuah hasil ungkapan puitis (: Kebanyakan berbentuk distikon dalam paralelisme antitetis) dari ajaran para bijak. Isinya tidak teratur. Menurut bentuknya ada pembeda yang membaginya paling tidak dalam 9 kumpulan:

  1. (1) Bab 1-9 (di luar pendahuluan Ams 1:2-9) memuat pokok-pokok tema tentang nasehat-peringatan akan wanita asing yang harus dihindari dan --> Kebijaksanaan yang dipersonifikasikan di samping kebodohan
  2. (2) Ams 10:1-22:16 menunjukkan segi-segi daripada kebijaksanaan hidup yang praktis dalam contoh para bijak (saleh) dan para bodoh (yang tidak ber-Tuhan).
  3. (3) Ams 22:17 sampai Ams 24:22. Kebanyakan merupakan syair dari berbagai kalimat, yang mempunyai isi yang umum. Ada yang berasal dari Kitab Kebijaksanaan Mesir Amenem-ope (Ams 22:17-23:12) yang ditulis pada sekitar tahun 1000 sebelum Mas.
  4. (4) Ams 24:23-34 tentang masalah memihak kelompok tertentu dan tentang kemalasan.
  5. (5) Ams 25-29. Menurut bentuk dan isinya berkaitan dengan (2).
  6. (6) Ams 30:1-14. Dalam corak dan nadanya mengingatkan kepada Ayub.
  7. (7) Ams 30:15-33. Lima buah Amsal dengan angka.
  8. (8) Ams 31:1-9. Nasehat seorang ibu terhadap puteranya dalam bentuk amsal-amsal dengan tiga buah kalimat ganda.
  9. (9) Ams 31:10-31. Sebuah syair silang untuk memuji kebajikan seorang ibu-rumahtangga. -- Bahwa kumpulan tersebut semula berdiri sendiri terbukti dari judul-judul dan urutan barisan yang menyimpang di dalam LXX (1-2-3-6-4-7-8-5-9). Pengulangan dalam masing-masing kumpulan (terutama dalam [(2)] membuktikan, bahwa kumpulan tersebut semula berasal dari pemersatuan kelompok-kelompok ~A yang lebih kecil. Komposisi daripada Kitab juga membuktikan kesimpulan akan adanya berbagai pengumpul yang sebagian bisa dikembalikan sampai pada zaman sebelum pembuangan (2), tetapi di samping (5) yang barangkali tertua itu, (1) ada pula yang paling muda. Bahasa dan corak KA menunjukkan adanya tulisan sesudah abad 5 sesudah Mas.

Bilangan, Kitab [haag]

Bilangan (Kitab ~B).

Kitab --> Pentateukh yang keempat.

  1. (1) Isi dan susunan. Kitab ~B adalah sebuah campur-adukan yang tidak berhubungan satu sama lain mengenai peristiwa-peristiwa dan undang-undang. Atas dasar laporan-laporan kronologis dan geografis yang hanya sedikit itu, timbul pembagian sebagai berikut: saat tinggal di padang gurun Sinai (Bil 1:1-10:10). Perjalanan melintasi gurun ke Kadesy dan sekitarnya (Bil 10:11-22:1). Saat tinggal di daerah sekeliling Moab (Bil 22:2-36:13). Kitab ~B mengandaikan kedatangan mereka di Sinai dan wahyu Allah yang diperolehnya di situ.
  2. (2) Timbulnya Kitab ~B. Meskipun tidak ditemukan pengulangan yang jelas, namun sumber-sumber Pentateukh juga dapat ditentukan ada di dalam kitab ~B. Boleh jadi kitab ~B merupakan penutupan keseluruhan dalam penyusunan terakhir Pentateukh. Akan hal tersebut ditunjukkan di situ soal kematian Harun (Bil 20:22 dst) dan kematian Miryam (Bil 20:1). Juga soal pemakluman kematian Musa (Bil 27:12), penyerahan kekuasaan kepada Eleazar dan Yosua (Bil 27:15-23). Para penyusun telah menciptakan karya itu dengan menggunakan sumber-sumber tradisi Imamat sendiri secara melimpah, tetapi mereka juga menggunakan sumber Y dan E. Misalnya saja untuk penyusunan ceritera Bileam (Bil 22:1-24:25) mereka gunakan sumber E maupun Y.
  3. (3) Theologi. Kitab Pentateukh menyodorkan pandangan yang dicita-citakan oleh Israel. Pandangan tersebut tidak ditunjukkan di dalam penglihatan untuk waktu mendatang, seperti Yeh 40-48, tetapi dengan pembentukan suatu keadaan yang dicita-citakan pada saat yang telah lalu, terutama pada saat hidup di padang gurun. Kitab ~B menunjukkan, bagaimana bangsa itu diatur menurut suku-sukunya dan dikelompokkan menggelilingi tempat kudus dan ibadatnya, di mana mereka ikut ambil bagian secara aktif. Orang-orang Lewi tidak disebutkan ke dalam 12 suku itu tadi. Mereka membentuk kelompok tersendiri. Mereka ditugaskan melayani tempat kudus, sebab mereka menjadi pengganti semua anak yang lahir sulung dan menjadi milik Yahwe. Sebetulnya mereka itu anak sulung yang harus dikorbankan. Orang-orang Lewi secara jelas masih berada di bawah para imam, putra-putra Harun. Yahwelah yang mengulangi hukumNya terhadap sikap perlawanan ("menggerutu") dari bangsa. Saat tinggal di padang gurun yang lama dan kematian Musa yang terlalu pagi, diartikan menjadi hukuman dan silih atas ketidak-percayaan mereka. Dalam segi pandangan yang lain, Yahwe tidak jarang berdamai kembali atas perantaraan Musa dan Harun. Dengan demikian telah ditunjukkan di situ kekuasaan religius Musa (Bil 12:7-8). Pandangan soal hirarki serta penggantinya ditekankan sekali dalam ~B: Rokh, yang hinggap pada Musa diteruskan pada ketujuh puluh tua-tua (Bil 11:16-17). Akhirnya Musa menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Yosua (Bil 27:12-13) dan mengenakan pakaian immamat Harun kepada Eleazar (Bil 20:25-29).

Hukum, Kitab [haag]

Hukum (Kitab).

Judul Kitab itu hanya merupakan sebagian kecil daripada isi Kitab, yaitu: hanya sebuah nukilan peristiwa-peristiwa pendahuluan dalam menguasai tanah (Hak 1:1-2:5), yang diikuti sebuah penilaian religius dari zaman berikutnya (Hak 2:6-3:6). Kemudian disusul berita perihal 12 orang --> Hakim yang berbeda panjang-pendeknya. Berita-berita itu disusun dengan skema berikut: Umat murtad dari Yahwe, dikuasai oleh musuh, tangisan Isr. dalam keadaan penderitaan, bantuan datang lewat seorang pembebas, damai di tanah itu (Hak 3:7 sampai bab Hak 16:31). Bagian penutupnya adalah pendirian bait kudus di Dan (Hak 17:1-18:31) dan peperangan Isr. Melawan suku Benyamin (Hak 19:1-21:25). Pada waktu lampau masalah perbedaan naskah di dalam kitab para hakim yang tidak secorak itu diberi penjelasan menurut anologi sumber-sumber --> Pentateukh: Sumber Y, E, D, dan P. Dewasa ini pembentukan kitab itu diuraikan secara meluas menurut jenis hipotese fragmen. Sebuah kesatuan naskah dibuat dengan cara mengumpulkan bagian-bagiannya satu demi satu oleh seorang penyusun. Nyanyian Debora dan kisah-kisah tentang para pembebas (: Hakim) terutama timbul pada zaman sebelum para raja. Dikemudian harinya cerita-cerita itu dihubungkan menjadi gabungan-gabungan yang lebih besar, lalu dimasukkan ke dalam kronologi deuteronomis dan pada sebuah skema teologis tentang sejarah (Misalnya: Hak 3:12,14,15,30) yang kemudiannya diperluas dengan tambahan dan lampiran (Hak 17:21) dengan gaya bahasa deuteronomis. Kitab ini penting sekali untuk penyelidikan ilmiah, sebab memiliki kekayaan bentuk sastra yang baik (: daftar, skema, cerita suku, cerita kepahlawanan dan cerita ibadat yang etiologis, nyanyian, dongeng, ungkapan-ungkapan berteka-teki). Sebuah cerita sejarah dari zaman para Hakim tidak dapat diperoleh di dalam Kitab itu, meski di situ diperoleh pengertian-pengertian penting perihal jabatan dan tugas para Hakim, perihal keterbatasan gerakan-gerakan mereka, perihal keadaan-keadaan politik setempat, keadaan religius maupun keadaan kebudayaan pada zaman sebelum para raja.

Hukuman [haag]

Hukuman.

Dalam kata Ibr. adalah = herem. artinya: yang dipisahkan, atau yang ditarik dari pemakaian yang tidak suci. PL mengenal tiga buah macam H:

  1. (1) Sebagai kaul. Dengan kaul itu barang apapun (: orang, binatang, harta) dikuduskan secara mutlak bagi Tuhan (Im 27:28-29).
  2. (2) Sebagai hukuman mati yang theokratis. Hukuman ini dijatuhkan pada perorangan (Kel 22:19; Im 27:29) dan pada seluruh kota (Ul 13:13-19) yang terutama disebabkan oleh tindak pelanggaran penyembah berhala. Dengan demikian segala kekuatan yang membahayakan, yang dimiliki oleh seorang penyembah berhala yang dipandang najis, harus dilumpuhkan. Pada waktu kemudian, setiap kali yang memiliki arca berhala, ia dipandang sebagai haram (Ul 7:26). Meskipun demikian, pembeslahan harta milik bisa dijadikan bahan untuk pengganti hukuman mati (Ezr 10:8).
  3. (3) Sebagai suatu peraturan militer. (Bil 21:1; Yos 6; Hak 1:17; 1Sam 15:1-35). Agar memperoleh bantuan Yahwe, orang mengkuduskan semua barang rampasan kepadaNya. Artinya: Semua orang yang dikalahkan di dalam perang harus dibunuh dan semua benda rampasan harus dimusnahkan. Orang menghindarkan segala usaha untuk memperkaya diri (Yos 7:1). Sesudah zaman Saul, istilah ~H sudah kehilangan arti religius. Arti baru dari kata itu adalah: memusnahkan, menghancurkan (Yes 34:2,5; Yer 25:9 dan lain-lain). Di dalam Ul 7:1-5; 20:16-18 dan di tempat-tempat deuteronomistis pada (Yos 6:18,21,26; 10:28 dst.; Yos 11:11 dst.) arti ~H dikembalikan pada nilai religius aslinya: Memusnahkan sebagai alat untuk menjaga kemurnian agama.
  4. (4) Dalam agama Yahudi, ~H dari sinagoga berarti: dikeluarkan untuk sementara waktu dari hidup jemaat (Ezr 10:8). Arti yang sama ditemukan pada --> Kumran (1 QS VI, 24-VII,25).

Imamat, Kitab [haag]

Imamat (Kitab).

Kitab ketiga dari Pentateukh. (1). Isi Kitab. (a) Hukum ibadat (Im 1:1-7:38). (b) Mendirikan Imamat (Im 8:1-10:20). (c) Hukum pengkudusan (Im 11:1-15:33). (d) Hari raya pendamaian (Im 16:1-34). (e) Kodeks pengkudusan (Im 17:1-26:46). (f) Undang-undang tentang nazar dan tentang persembahan kudus lainnya (Im 27:1-34).

  1. (2) Analisa sastra. Penyelidikan menganggap Kitab Im. dalam keseluruhan isinya sebagai sumber Pentateukh P (: sumber imamat). Seperti pada bagian Pentateukh lainnya, demikian pula di dalam Kitab Im itu "tulisan para imam" tidak nampak sebagai satu kesatuan di dalam cara penulisannya. Terutama di dalam bagian-bagian perundang-undangannya itu bentuk dan bahannya mengalami satu tradisi pra sastra yang berbelit-belit dan dilewatkan sebuah tradisi lisan maupun tulisan. -- Tulisan dasar Kitab Im (Pg) hanya memuat bagian-bagian penceritaan. Adapun bagian-bagian hukum hanya diambilkan bahan-bahan yang langsung timbul dari ceritanya (Im 8:1-10:28; Im 16:1-34 ). -- Berbagai macam susunan kodeks --> pengkudusan (17-16) dalam soal sastranya termasuk relatif muda dan memberi keterangan mengenai keadaan dan tendensi-tendensi pada sekitar abad 6/5. Meskipun demikian mereka semua juga menggunakan bahan yang cukup tua. Boleh jadi kodeks pengkudusan itu sejak permulaan dimaksudkan sebagai undang-undang dasar untuk pengaturan hidup bangsa yang kudus. -- Di dalam corpus hukum persembahan (Im 1:1-7:38) nampak adanya susunan-susunan yang telah ada pada zaman pembuangan, sebaliknya juga tercerminkan perkembangan sejarah ibadat sesudah zaman pembuangan. Di dalam corpus hukum pentahiran (Im 11-16) nampak bahwa setiap hukum memiliki sejarah terjadinya yang khas dan tersendiri, sebelum digabungkan di dalam kumpulan hukum itu. Tambahan yang disisipkan di waktu kemudian masih dapat diketahui (Misalnya: Seluruh undang-undang perihal perempuan yang baru bersalin pada bab 12). -- Hukum termuda di dalam ~Im. boleh jadi adalah undang-undang mengenai pembayaran nazar (Im 27:1-34). Pada bagian terbesar hukum itu adalah sebuah kesatuan asli dan pada titik akhirnya menunjukkan adanya beberapa tambahan.

Kebijaksanaan [haag]

Kebijaksanaan.

  1. (I). DI DALAM PL. Ajaran ~K Isr. menunjukkan banyak kecocokan dengan ~K bangsa-bangsa tetangganya. Orang menghargai ~K --> Edom (Yer 49:7), ~K Mesir (Kej 41:8; 1 Raj 5:10; Yes 19:11; Kis 7:22), ~K Babilon (Yes 44:25; Yer 50:35; Dan 1:20) dan ~K Arab (Ams 30:1). Secara pasti dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa ajaran-ajaran ~K tersebut telah mempengaruhi Isr. (Misalnya: Ams 22:17-23:11 sekurang-kurangnya secara tidak langsung tergantung pada kitab K Mesir Amen-em-ope). Dari salah satu segi dapat dikatakan, bahwa K adalah kelakuan manusiawi lewat pengaruh pendidikan dan pengalaman. Dalam segi yang lain ~K adalah sebuah sifat yang dikhususkan pada para ilah dan diberikan sebagai kurnia kepada beberapa pribadi perseorangan (bdk.: Kej 2:17; 3:5,22; Ayub 15:8; Yeh 28:1-7). Kedua segi pandangan tentang ~K itu nampaknya sejajar usianya dan berjalan berdampingan di dalam PL, meskipun asalnya berbeda. Segi yang pertama berkembang atas dasar pengalaman hidup yang praktis di dalam kalangan para bangsawan dan beralih pada sekolah para Ahli Kitab. Segi pandangan yang kedua berasal dari pandangan tertentu perihal Allah. Pada pokoknya segi pandangan yang kedua itu timbul pada para nabi dan pada cerita-cerita rakyat. Di dalam Kitab-kitab ~K (Ayub.: /TB #Ams 1:1-9:18; Pkh.; Keb; Bar.) kedua segi pandangan itu baru menjadi satu.
    1. (1) K itu pertama-tama dipandang sebagai suatu pengetahuan dan kemampuan praktis, sebuah seni hidup (Ams 21:20 dbtl). Bijaksana adalah orang yang pandai (Kel 28:3; 1Raj 7:14; Yeh 27:8), pemberi nasihat yang cerdas (2Sam 13:3), orang yang terpelajar (Yer 2:8; 8:8-9), "penulis" di istana (2Raj 15:19). Mereka yang tergolong orang-orang bijaksana termasuk kelompok pemimpin di masyarakat (Yes 3:2-3 dbtl) yang suka memberikan pengalamannya kepada para puteranya (/RAPC #Tob 4:2; Ams 13:1). Di kemudian hari para orang bijaksana terpilih dari para Ahli Kitab. Mereka mengajar akal-budi, pengertian, kecerdasan dan kepandaian untuk mencapai kebahagiaan hidup (Misalnya: Ams 14:15-16). ~K itu sekaligus merupakan sebuah kelakuan susila-religius yang baik. Orang bijaksana melakukan hal-hal yang berkenaan pada Yahwe (Ams 6:16). Ia memenuhi hukum (/RAPC #Tob 4:6; Mazm 1:2).
    2. (2) "Pengetahuan tentang baik dan jahat" di dalam Kej 2:1-3:24 ditolak dari manusia, sebab membuatnya serupa dengan Tuhan. Para Nabi memuji ~K Allah (misalnya: Yes 28:29; 31:2; bdk.: Ayub 12:13-24) yang diberikan kepada perseorangan yang terpilih: Yusuf (Kej 41:8,38), Musa (Bil 11:17), Daud (2Sam 14:17), Daniel (Dan 1:17) dan lain-lain. Di sini ~K adalah sebuah pengetahuan yang adi-kodrati dan dikerjakan oleh Tuhan, yang analog dengan Rokh Allah (Kej 41:8; Yes 11:2-5 dbtl).
    3. (3) Di dalam Kitab-kitab ~K yang lebih muda boleh dikatakan, bahwa ~K tetap merupakan sifat kodrati manusia, yang dikembangkan oleh pengalaman dan ajaran. Meskipun demikian ~K selaku pemberian diterima orang dari Tuhan. (Ayub 11:6; Mazm 32:8 dan lain-lain), sehingga orang-orang bijaksana menggantikan tempat para Nabi (Keb 7:27). Di kemudian harinya ~K dipandang konkrit sebagai pribadi (Ams 9:13) seperti nampak pada berbagai pengertian lainnya (misalnya: kebodohan). Pribadi itu tadi mempunyai tugas menasihati pada penciptaan dunia (Keb 7:22-8:1; bdk.: Keb 24:1-24). Dalam hal itu tidak dibicarakan soal pribadi yang nyata di samping Tuhan, melainkan merupakan sebuah sifat yang dipersonifikasikan pada Allah.
  2. (II). DI DALAM PB. ~K manusia jarang sekali dipuji (Mat 12:42; Kis 7:22; 1Kor 3:10). Paulus bahkan menolak kecerdasan, pengetahuan dan ilmu (Rom 1:22; 1Kor 1:19-29). ~K seperti pada PL merupakan sebuah sifat (Wahy 7:12), tetapi juga sebuah pemberian karunia Tuhan (Luk 21:15; Kis 6:3; 1Kor 12:8; Ef 1:8-9 dbtl). Kristus (1Kor 1:23-24 = identik dengan ~K Allah) adalah sumber ~K yang benar bagi seorang beriman.

Kebijaksanaan, Kitab [haag]

Kebijaksanaan (Kitab).

Kitab ~K (dalam Vulgata: ~KB; Naskah-naskah Yunani: Kebijaksanaan Salomo) disusun dalam tiga bagian: Bab 1-5 = ~K dianjurkan karena upah yang diakibatkannya; 1Raj 6:1-9:28 menunjukkan perbuatannya dalam hidup Salomo; 1Raj 10:1-19:21 ~K dipuji sebagai pemimpin umat manusia. Kitab itu bermaksud melukiskan keutamaan ~K Yahudi berhadapan dengan filsafat Yunani. Penyusun Kitab itu- bukan berasal dari Salomo seperti anggapan orang waktu semula,- tidak dikenal. Boleh jadi penyusunnya itu seorang Yahudi yang berbahasa Yunani dari kota Aleksandria (bdk.: penghakiman atas pemujaan binatang Mesir Keb 11:15; 12:23-27; 13:10; Keb 15:18-19). Bagaimanapun juga ia mengetahui baik bahasa Yunani (Keb 7:22), kebiasaan Yunani (Keb 4:2) dan filsafat Yunani (Keb 7:22-23; 9:15). Buku itu menyinggung soal pengejaran terhadap orang-orang Yahudi (Keb 11:5-19; 12:23-27) dan murtadnya orang Yahudi menuju kekafiran (Keb 2:10-20; 5:1-14), serta menggunakan LXX tanpa jatuh pada spekulasi tentang Logos yang merupakan sebuah kebiasaan setelah zaman Filo. Alasan-alasan tersebut di atas menimbulkan kesimpulan, bahwa penulisannya diperkirakan terjadi pada abad 1 seb. Mas.

Kejadian, Kitab [haag]

Kitab Kejadian.

Buku-Kitab Pentateukh yang pertama. Sekaligus buku seluruh Alkitab yang pertama.

  1. (1) Isi dan penyusunan. Di dalam Kitab ~K itu (a) isinya menyangkut segi-segi manusiawi yang dilukiskan secara amat umum mengenai asal-mula dan nasib dunia dan- yang disebut sejarah purba (1-11)- tentang Adam (Bapa-asal seluruh umat manusia) sampai dengan Abraham (Bapa bangsa atau moyang Isr.). Kemudian (b) dibicarakan keadaan nasional bangsa Isr. yang ditinjau dari sejarah purbanya:- Sejarah para nenek-moyang (12-50). Dalam kerangka ini dibicarakan pula sejarah asal-mula dan banyak gejaladalam alam maupun dalam kebudayaan serta asal-mula mengenai berbagai-macam kebiasaan religius dan sosial bangsa Isr. Dibicarakan pula asal-mula keadaan politik dan geografi tertentu.
  2. (2) Timbulnya Kitab ~K. Bahan yang diceritakan di situ mengalami perkembangan yang sangat panjang. Susunan redaksi terakhir Kitab ~K baru berhasil pada saat sesudah pembuangan di kalangan imam Yahudi (: Sumber KI atau P). Mereka mengambil dari bahan-bahan tradisi tertulis, yang jauh sebelumnya sudah dijadikan sebuah sintesa. Pada pokoknya sintesa itu merupakan kumpulan-kumpulan bahan tradisi lisan yang sudah mempunyai bentuk tertentu: Berita Sumber Y pada mulanya melukiskan Firdaus. Kemudian melukiskan bagaimana manusia dan dunia tertimpa kutukan oleh dosa, yang mengakibatkan adanya air-bah besar dan kekacauan bahasa. Dengan diberikannya berkat Allah kepada Nuh, Sem, Abraham dan kepada para keturunannya, maka kutukan itu dapat dihindarkan. Tambahan-tambahan tertentu barangkali diambil dari sintesa lain (E) yang berdiri sendiri. Sintesa lewat sumber KI (: P) membuat Kitab itu menjadi sebuah kesatuan utuh. Perincian masing-masing (: penciptaan, sabat, perjanjian sunat) diuraikan lebih jauh oleh P. Kemudian masih ada tradisi deuteronomis (D) yang tidak ditemukan pada Kitab K, meski jelas dirasakan adanya pengaruh-pengaruh kenabian (2-3; 11:1-9).
  3. (3) Jenis sastra dan isi sejarah. Kitab ~K tidak memberikan uraian tentang jalannya peristiwa yang benar-benar terjadi. Kitab ~K itu bukan sumber keterangan ilmu pengetahuan alam dan sejarah, melainkan membawakan keyakinan iman. Kisah yang diceritakan dikembalikan pada penglihatan manusiawi yang spontan, pada ingatan masyarakat umum ataupun masyarakat setempat. Pada umumnya bahan ingatan itu dicampuri warna kisah etiologis dan folkloristis. Meskipun demikian Kitab ~K dalam banyak hal melukiskan gambaran terpercaya mengenai hidup bangsa Isr. Cerita-cerita itu memang nyata mengenai situasi yang aseli dan melukiskan keadaan yang benar.
  4. (4) Theologi Kitab ~K. Berita tentang "bahan-bahan pertama" (: dunia, umat manusia dan Isr.) disebut "protologi". Adapun protologi itu nampaknya hanya melukiskan kejadian zaman kuno. Dalam kenyataannya protologi itu adalah ungkapan iman, bahwa manusia dan Isr. memiliki suatu hari depan. Protologi Kitab Suci adalah sebuah eskatologi. Titik tolaknya adalah keadaan Isr. pada saat itu dan situasi manusia yang riel. Di dalam sejarah manusia selalu ditunjukkan sekaligus kehendak Allah yang sesungguhnya: masalah siapa sebenarnya manusia dan umat Isr. itu dan apa yang mereka tuju, meskipun ada banyak macam rintangan.

Keluaran [haag]

Keluaran.

  1. (I). TEKS ALKITAB. Penulis Kel 1:6-7 mengandaikan bahwa keturunan Yakub masih tinggal lama di Mesir setelah Yusuf meninggal. Ada seorang raja baru yang memegang tampuk pimpinan pemerintahan. Ia tidak lagi mengenal Yusuf. Ia mengambil tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah perkembangan suku-suku Yakub. Dalam waktu kesesakan ini --> Musa memperoleh tugas dari Yahwe untuk memimpin umatnya pergi dari Mesir menuju tanah Kanaan. Kitab Keluaran 1:1-12:51 merupakan sebuah komposisi warna-warni, hasil dari berbagai-macam bentuk sastera. Di dalamnya ditemukan tradisi-tradisi Yahwis, Elohis dan Imamat. Unsur-unsur adat-kebiasaan, bentuk-bentuk cerita epik, dan struktur liturgis (Kel 12:1-13:16); kemudian kecondongan atas peristiwa-peristiwa yang mengagumkan tidak dapat meniadakan kejadian bersejarah atas keluarnya bangsa Yahudi dari Mesir. Ingatan Isr., bahwa mereka pernah tinggal di Mesir dan ingatan akan peristiwa pembebasannya dari "rumah perbudakan", merupakan salah satu bagian dari tradisi yang selalu diucapkan kembali pada bibirnya. Kejadian itu selalu diwariskan secara langsung. Di tengah kelompok yang bermacam-macam itu, iman kepercayaan pada Yahwe semakin jelas mengambil bentuk monotheisme yang murni. Kritik sejarah tidak lagi mempersoalkan mukjijat di laut. Meskipun demikian mukjijat itu tetap menyatakan, bahwa Yahwe seorang Allah yang kuasa. Juga, bahwa ada pengukuhan pemilihan oleh Yahwe. Pula, bahwa otoritas Musa sebagai seorang nabi yang benar selalu dapat dipercaya.
  2. (II). PERJALANAN. Dari Pi-Ramses para pengungsi Isr. pertama-tama pergi ke --> Sukot (Kel 12:37; 13:20). Kemudian mereka bergerak menuju Etam di daerah tepian padang gurun. Petunjuk dari PL mengenai tempat-tempat perjalanan mereka mengacaukan. Dari kritik sastra bisa disimpulkan, bahwa masalah perjalanan ~K itu ditopang oleh dua buah tradisi di Isr. Kedua tradisi itu sama-sama berkembang dan rupa-rupanya berdasar pada peristiwa sejarah yang berbeda. Yang satu menempatkan perjalanan itu lewat sebelah selatan tanjung Sinai Kel 13:17-18. Tradisi yang pertama ini menempatkan Horeb pada sebelah selatan tanjung Sinai (Bdk.: Bil 33:1-56; Ul 1:2; 1Raj 19:3-4,8). Adapun tradisi ini juga mencampuradukkan Yam-Suf (Laut Teberau) dengan --> Laut Merah. Dari tradisi yang kedua dapat disimpulkan, bahwa perjalanan ke luar dari Mesir itu dibuat lewat sebelah utara. Bagian kata Suf dalam kata Yam-Suf (bahasa Mesir: p-twf) menunjuk pada daerah tanah Teberau di Mesir sebelah timur-laut dari ddaerah delta. Daerah itu merupakan sebuah pengandaian dari Kel 14:2,9. Juga nama Baal-Zefom menempatkan seluruh pemberitaan perjalanan ~K itu pada pantai Laut-Tengah. Lihat Gamb. 13.
  3. (III). ARTI KELUARAN. Di dalam sejarah Isr., ~K mengandung arti kelahiran bangsa Yahwe. Kepergian bersama itu menggabungkan berbagai-macam kelompok pengembaraan menjadi satu kesatuan. Dari kesatuan itulah timbul ikatan 12 suku setelah Kanaan mereka rebut. Walaupun tidak besar kemungkinannya, bahwa seluruh suku ikut-serta dalam K, namun Isr. tetap tanpa ragu-ragu mengakui, bahwa sifat religius dan sosialnya yang istimewa itu diakibatkan oleh kelompok-kelompok yang datang ke Kanaan di bawah pimpinan Musa. Identitas dari Firaun yang, menghimpit mereka dan Firaun pada saat kepergian mereka tetap anonim di PL. Pandangan para sarjana juga tidak sama dalam hal itu. Penentuan data pada dinasti ke-19 adalah yang paling cocok bagi bahan-bahan sastera, bahan sejarah maupun bahan arkeologis (--> Mesir III.3).

Keluaran, Kitab [haag]

Keluaran (Kitab Keluaran). Kitab kedua dari --> Pentateukh.

  1. (I). ISI KITAB. (1). Pembebasan dari Mesir (Kel 1:1-15:21). (2). Awal perjalanan di daerah gurun (Kel 15:22-18:27). (3). Bangsa Isr. di Sinai: Perjanjian dan Hukum (Kel 19:1-40:38).
  2. (II). TIMBULNYA KITAB. Seperti seluruh Kitab Pentateukh, ~K juga memuat empat buah sumber tulisan: Y., E., D. (sedikit sekali nukilannya) dan KI (Kodeks Imamat. Juga disebut sumber P). Pengaruh KI kelihatan pada pemberian hukum ibadat di Sinai (Kel 25:1-31:18; 35:1-40:38). Dapat pula dilihat pada bagian sejarahnya: Gambaran tentang keadaan bangsa Isr. di Mesir (Kel 1:1-7; 13:1-14:31), perwahyuan Allah kepada Musa (Kel 6:1-13), daftar silsilah (Kel 6:14-26), sebagian cerita tentang --> Tulah dan Hukum (Bab 11:13). Sumber KI lebih keras lagi menekankan peranan --> Harun (Kel 7:1-13), membuat sebuah versi sendiri tentang Mujijat di laut, memanfaatkan mukjijat ---> Manna, agar bisa mendahului perintah Sabat (bab 16). Sumber E mulai dengan cerita tentang para bidan Yahudi. Kemudian dilanjutkan dengan sejarah kelahiran dan pendidikan Musa. Lalu dilanjutkan dengan kembalinya Musa kepada para saudaranya dan pengungsiannya ke Midian. Kemudian disusul tentang panggilan dan perutusannya untuk pergi menghadap Firaun. Motif khusus keluaran adalah mau membawa pergi tulang-tulang Yusuf. Kemudian keadaan bangsa Yahudi yang suka bersungut-sungut. Sumber E mengungkapkan peristiwa mukjijat air di Mara. Barangkali sumber ini yang juga mengetahui perang melawan Amalek dan pertemuan Musa dengan Yitro. Boleh jadi sumber E ini juga yang ikut menceritakan penampakan Tuhan, pemberian Hukum, pengukuhan Perjanjian, pendurhakaan bangsa dan perdamaian kembali dengan Yahwe. Sumber E dalam Kel. berakhir dengan menyebut "kemah suci". Sumber Y pada garis besarnya berjalan paralel dengan sumber E. Kedua sumber ini sering sukar dibedakan. Sumber Y melukiskan penindasan bangsa Isr. di Mesir. Kemudian diceritakan waktu Musa tinggal di Midian, tentang perkawinannya dengan Zipora, tentang perwahyuan Yahwe, tentang perutusan Musa dan sebagian besar tentang cerita tulah. Bahan pribadi dari sumber Y adalah pertemuan Yahwe dengan Musa di waktu malam (Kel 4:24-26) dan sebuah ---> upacara Paska yang tua. Seperti sumber KI, sumber Y juga memberikan cerita yang cukup bulat tentang perjalanan melintasi laut. Barangkali sumber Y juga tahu tentang penampakan Tuhan, tentang pemberian hukum dan tentang pengukuhan perjanjian. Persoalan yang masih dipertentangkan menyangkut tradisi keluaran dan tradisi Sinai, apakah sejak semula kedua tradisi itu berdiri sendiri-sendiri dan mempunyai maksud theologis masing-masing yang berbeda. Satu masalah kini sudah jelas. Dari sejak awal-mula Musa memegang peranan utama di dalam kedua buah tradisi itu. Kecuali itu ada kemungkinan besar sekali, bahwa pengukuhan perjanjian di Isr. selalu dihadirkan di dalam upacara agama. Di dalam upacara agama semacam itu: Yahwe menampakan diri di dalam ibadat. Hukum dibacakan. Dan umat menyatakan kesetiaannya. Upacara-upacara semacam itu secara hakiki ikut-serta membentuk cerita Sinai, sehingga dapat diterima adanya semacam kaitan timbal-balik antara kebaktian dan berita.
  3. (III). THEOLOGI. Pengertian akan Allah merupakan sebuah pengalaman sejarah yang konkrit bagi bangsa Isr. Satu bagian hakiki dari pengalaman itu mengendap di dalam Kitab Keluaran, dan nampak bagi kita adanya sebuah theologi dalam bentuk kisah. Bagi bangsa Isr. keluaran itu merupakan suatu peristiwa keselamatan yang pokok dan suatu contoh dasar penebusan. Masalah yang sekali pernah terjadi, dipandang sebagai garansi dan pendekatan Allah yang tetap dan sekaligus dilihat sebagai panggilan Tuhan agar mereka tetap setia pada jalan YAHWE.

Kitab [haag]

Kitab.

  1. (I). GULUNGAN KITAB. Naskah-naskah ~K itu digulung menjadi sebuah gulungan ~K pada zaman Alkitab (Yes 34:4; Zak 5:1-2; Mazm 40:8). Baru pada saat setelah zaman Alkitab tibalah orang pada --> Kodeks. Sebuah gulungan ~K lebarnya lebih-kurang 25 cm. Panjangnya bisa mencapai 10 meter dan bisa memuat keseluruhan sebuah Injil. Kedua ujung ~K itu digulung pada sebuah tongkat. Pada umumnya sebuah gulungan hanya ditulisi pada satu sisi (: pengecualian adalah: Yeh 2:9-10; Wahy 5:1). Orang membaca jajaran kalimat yang diatur menurut barisan (: kolom) tertentu (Yer 36:23) dari kanan ke kiri. Kadang-kadang gulungan ~K disegel (Yes 29:11; Dan 12:4). Bacaan Torah pada Bait Ibadat dilakukan dalam gulungan-gulungan K. Hal itu dilakukan sampai saat ini. --> huruf besar Megillot; Perpustakaan; Kumran.
  2. (II). KITAB-KITAB ILLAHI. Dalam dunia Semit ada gagasan yang rata dan tersebar luas sekali, bahwa Tuhan menulis segala putusanNya dan perbuatan manusia dalam K. Penetapan dalam tulisan akan menguatkan iman akan kepemimpinan illahi yang tak dapat salah. Kepemimpinan itu ditujukan kepada dunia.
    1. (1) ~K tentang putusan-putusan illahi. 1Hen 81:1-2. 93 dst. dan lain-lain, membicarakan tentang lempengan surgawi. Di situ ditulis sejarah umat manusia sebelum terjadi. Berbeda dengan lempengan nasib dalam pandangan Babilon. Di situ dewa Marduk menentukan nasib orang-orang tiap tahunnya. Kesaksian ~K lain sifatnya, seperti nampak pada Mazm 139:6; Yer 22:30; Yeh 2:9-10; Dan 10:21; Wahy 5:1 dst.; 10 dst. Di situ diungkapkan adanya putusan Allah yang Mahakuasa, yang menguasai sejarah.
    2. (2) ~K kehidupan. Kel 32:32 mengandaikan nama orang-orang sudah dimasukkan Allah ke dalam sebuah K. Orang yang dicoret dari ~K berarti telah mati. Tuhan hanya mencoret orang-orang dosa. Pada hal mereka ini hidup terus, meskipun berdosa. Sebaliknya orang saleh tetap tidak dicoret (Mazm 69:29; Wahy 3:5). Pandangan tersebut akhirnya membangkitkan adanya nilai Mesiah atau nilai eskatologis (Dan 12:1; Filip 4:3; Wahy 13:8): Hidup yang dijanjikan dalam K baru berlaku pada suatu surga baru dan pada suatu dunia baru (Wahy 21:27)- Di samping itu masih pula ditemukan ~K para orang terpilih. Pandangan terakhir ini berasal dari daftar rakyat (Neh 7:5-6) atau daftar penduduk yang harus dicatat sebagai pembuktian ia menjadi warga-negara sebuah kota (Mazm 87:6; Yes 4:3; Yeh 13:9). Pandangan ~K orang terpilih itu dekat pada pandangan "takdir" untuk memiliki kebahagiaan (bdk.: Luk 10:20).
    3. (3) ~K Peringatan. Menurut Neh 13:14; Mazm 109:14; Yes 65:6; Mal 3:16, semua perbuatan orang dicatat di surga (oleh sebab itu ada doa dalam Mazm 51:3: "Hapuskanlah dosaku"). Tuhan menjatuhkan putusanNya menurut pernyataan ~K (Dan 7:10; Wahy 20:12). Pandangan semacam ini sangat berkembang, terlebih-lebih pada sastra apokaliptis yang apokrif dan dalam sastra para Rabi.

Perjanjian [haag]

Perjanjian.

  1. (I). PENGERTIAN ~P. (Bhs. Ibr.: Berit). Orang bermaksud menyatakan hakekat kemasyarakatan dan hakekat hukum dari suatu ~P. Kita batasi diri kita pada pengukuhan ~P dan ikatan ~P. Pengukuhan itu pada umumnya dilakukan dengan --> sumpah (Kej 21:23-24; Ul 29:11; Yos 9:15; 1Sam 20:42). Sebagai jaminan ~P, orang memanggil Allah. Kelakuan yang sesuai dengan ~P (: hesed) menuntut kesetiaan. Mematahkan janji adalah suatu pelanggaran terhadap Tuhan. Berarti pula: mendatangkan kutuk sesuai dengan yang telah diucapkan di dalam pengukuhan ~P, bila ~P itu dipatahkan. Bahan perbandingan penting untuk pengertian ~P dalam PL dapat dilihat dari dunia kehidupan orang-orang di Timur-tengah pada waktu itu. Terlebih-lebih dapat diambilkan perbandingan ~PP dari pihak raja Penguasa dengan seorang raja Bawahan. Hal itu terjadi pada para Raja agung bangsa Het.
  2. (II). PL MENGENAL ~P ANTARA PERORANGAN DENGAN KELOMPOK. (Mis.: antara raja dan rakyat). PL mengenal pula ~P dengan para raja tetangga. Pusat segala ~P terletak pada ~P Tuhan dengan Isr. ~P mengikat Isr. secara pribadi dengan Allah dan melarang agama lain.
    1. (1) Penentu dalam agama Isr. adalah ~P Sinai (Kel 19:24; Kel 32:34). Atas dasar karya rakhmatNya terhadap Isr. di waktu lampau, Yahwe menuntut dalam ~P untuk memujaNya secara eksklusif. Pada ucapan ~P ("Kau akan menjadi umatKu", "Aku akan menjadi Allahmu"), tergabung pula kewajiban-kewajiban pemujaan dengan tata-susila yang khusus. Penerimaan kewajiban itu membuat semakin diperkembangkannya bahan hukum, sampai akhirnya orang mencapai kepenuhan --> Hukum Pentateukh.
    2. (2) Kitab --> Ulangan dan sastra Deuteronomis benar-benar mengembangkan suatu theologi ~P. Bangsa Isr. dibentuk menjadi umat Allah oleh pilihan yang terjadi di dalam sejarah. Dengan perantaraan Musa, Yahwe dapat memaklumkan kehendaknya. Pada pokoknya boleh dikatakan, bahwa peristiwa itu terjadi di Horeb. Thema dari karya deuteronomis justru menyangkut hilangnya pemberian keselamatan, karena ~P berulang kali dipatahkan oleh Isr.
    3. (3) Para Nabi pada zaman pembuangan berpendapat, bahwa ~P Sinai yang lama sama sekali sudah dipatahkan. Mereka melihat adanya suatu karya penyelamatan Allah yang baru untuk waktu mendatang. Karya penyelamatan yang baru ini jauh melampaui yang lama. Di dalam theologi hari-depan ini, jelas sekali, bahwa mereka telah meninggalkan arti perundang-undangan yang tepat dari kata ~P tetapi kata ~P itu lalu menjadi sebuah istilah tipologis.
    4. (4) Dengan cara yang lain lagi Kodeks para Imam meninggalkan arti perundang-undangan yang tepat dari kata ~P. Kodeks para Imam mengarah pada suatu pandangan hari-depan. Bagi Kodeks tersebut pengingkaran manusiawi tidak dapat meniadakan ~P, sebab ~P hanya berdasar pada rakhmat Allah. Sebuah aturan hebat yang dirumuskan secara tepat mengenai perbuatan silih telah dimulai dari pihak Tuhan untuk dapat mempertahankan orang-orang yang hendak hidup menurut ~P.
    5. (5) Untuk jemaat Kumran, pandangan ~P mempunyai nilai yang khusus. Menurut pengertian mereka, janji PB yang disampaikan lewat Guru keadilan, terjadi di dalam persekutuan mereka sendiri. Berlawanan dengan ~P Sinai boleh dikatakan, bahwa ~P baru tidak diperuntukkan bagi seluruh bangsa; melainkan hanya bagi mereka yang menggabungkan dirinya pada persekutuan Kumran.
  3. (III). MENURUT WARTA PB Tuhan telah mengukuhkan ~P yang Baru dengan Umat manusia seperti yang telah dijanjikan lewat para Nabi. Dengan demikian ~P Sinai benar-benar sudah digantikan. ~P yang Baru ini bersifat eskatologis dan tidak dapat dihancurkan oleh yang lainnya. Dalam berita --> Perjamuan Malam, kata atas piala itu menunjukkan pendirian ~P yang Baru. Paulus yakin atas dirinya menjadi "abdi ~P yang Baru" (2Kor 3:6). Oleh pelayanannya pada orang yang belum mengenal Allah, ia penuhi janji para Nabi. Pada pembenaran Abraham hanya oleh iman tanpa hukum membuat Paulus melihat adanya suatu pendahuluan untuk pembenaran kita di dalam Kristus (Gal 3:15-25). Di dalam surat Ibr, ~P (: diatheke) dijadikan istilah pokoknya. Mengenai kecocokan typologis ~P yang Lama dan ~P yang Baru ditunjukkannya di dalam kategori kebaktian dan dipakainya untuk memperkembangkan Kristologinya.

Perjanjian, Kitab [haag]

Perjanjian (Kitab).

Kumpulan hukum (Kel 20:22-23:19) yang memuat hukum sipil dan hukum pidana, hukum liturgi, -- religius, -- sosial dan -- susila dalam bentuk sastra yang sangat berbeda. Kebanyakan mengambil bentuk satu kalimat kondisionil yang menerangkan sebuah kejadian hukum. Ada hukum yang ditulis dalam bentuk perintah. Hal semacam itu dapat diungkapkan dalam kalimat partisipal yang singkat atau dalam larangan maupun perintah yang keras. Menurut bentuknya yang sekarang, ~KP pada umumnya terjadi pada abad 9 atau 8 seb. Mas., meskipun jelas memuat banyak unsur-unsur yang lebih tua. Kebanyakan hukum menunjukkan adanya kebudayaan penggembala dan petani yang sederhana. Oleh karenanya ~KP pada hakekatnya boleh ditempelkan kembali pada permulaan bangsa Isr. mulai menetap hidupnya. Sebelum Musa memimpin bangsanya sudah tentu ada unsur-unsur kitab undang-undang dari daerah Timur lain yang dimasukkan dalam hukum kebiasaan Isr. Namun demikian, dalam satu hal undang-undang Isr. berbeda dengan hukum Timur-tengah lainnya. Dalam undang-undang Isr. tidak nampak pandangan politeisme. Hukum Isr. juga sering lebih lunak dan lebih manusiawi. Hukum Isr. menunjukkan pula sebuah perasaan susila yang lebih tinggi. Dalam naskah yang sekarang ini ~KP dipandang sebagai undang-undang perjanjian Sinai yang dipersatukan dengan --> Dekalog. Sepertinya hubungan itu dibuat-buat. Pandangan bahwa ~KP itu berasal dari konteks Sinai nampaknya tidak dapat diterima.

Sirakh, Kitab [haag]

Sirakh (Kitab).

  1. (I). NASKAH. Kitab Suci yang deuterokanonis dikenal dengan berbagai nama: Bahasa Ibr.: "Amsal-amsal Yesus Putera Sirakh", bahasa Yun.: "Kebijaksanaan Sirakh", di antara orang kristen yang berbahasa latin "Ecclesisticus" (Kitab Gereja). Kitab itu termasuk bilangan ---> sastera kebijaksanaan. Orang membaginya dalam dua bagian:
    1. (1) Sebuah kumpulan nasihat dan amsal (/RAPC #Sir 1:1-42:14) yang membagi tema pandangan hidup religius dan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan banyak kecocokannya dengan Kitab Amsal.
    2. (2) Sebuah pujian terhadap kebijaksanaan (/RAPC #Sir 42:15-43:33), "Memuji kemuliaan para Bapa bangsa" (/RAPC #Sir 44:1-50:26), kata penutup dan lampiran (/RAPC #Sir 50:27-51:30). --- Yang paling sering timbul di situ adalah bait (: dua garis) pengenal (sering diperluas menurut baitnya dalam hal penjelasan-penjelasannya). Di situ kebijaksanaan itu bukanlah hanya sebuah sifat religius yang diberikan oleh Tuhan, tetapi juga merupakan sifat atau milik dari pada .Tuhan sendiri (menjadi hypostasi: bab 24). Meskipun ada pengaruh filsafat Yunani, namun soal kebijaksanaan hidup dan soal moral utilitaris kurang ditekankan daripada sikap religius susila: pengendalian diri pribadi, kemurnian, kesederhanaan, kecermetan, suka membantu, derma, semangat berkorban dan berdoa. --- Naskah asli dari Yesus Sirakh itu berbahasa Ibr. yang diperkirakan timbul sekitar tahun 180 sebelum Mas. (/RAPC #Sir 50:1-24 dimaksudkan Imam Agung Simon II; kekacauan di bawah Antiokhus IV Epifanes [175-164] masih belum terjadi). Kemudian timbul terjemahan dalam bahasa Yunani yang pertama (bdk.: prolog) yang terjadi segera setelah tahun 132 sebelum Mas. Sampai pada tahun 1896 orang hanya mengenal naskah Yunani dan Siria. Kemudian orang temukan di dalam ---> Genisa dari Kairo, - di waktu berikut juga di ---> Kumran dan di dalam salah satu Kasemat dari ---> Masada -, fragmen-fragmen manuskrip berbahasa Ibr., yang memperlihatkan ketidak-tepatan maupun salah tangkap daripada terjemahan-terjemahan itu.
  2. (II). KANONISITAS. Kitab ~S adalah sebuah buku ajaran filsafat hidup yang praktis, yang disusun dari harta tradisi dalam agama Isr. oleh pembuatnya. Kitab~S beberapa kali dikutip dalam Talmud, tetapi tidak dimasukkan ke dalam ---> Kanon Yahudi.Bagi Gereja Katolik kanonisitasnya baru disahkan pada konsili Trente. Pihak Alkitab protestan memasukkan Kitab ~S ini dalam golongan Kitab-kitab --> Apokrif.

Bijaksana, Kebijaksanaan [pedoman]

  1. 1. Ditunjukkan dalam kenyataan Anugerah Allah.
  2. Ef 1:8
  3. 2. Diberi contoh oleh Kristus.
  4. Yes 52:13; Mat 21:24-27; 22:24-32
  5. 3. Erat hubungannya dengan hikmat.
  6. Ams 8:12
  7. 4. Orang yang berbudi terkenal karena - .
  8. Ams 16:21
  9. 5. Orang yang mempunyai - :
    1. 5.1 Menurut pengetahuan.
    2. Ams 18:15
    3. 5.2 Bertindak dengan pengetahuan.
    4. Ams 13:16
    5. 5.3 Memperhatikan langkahnya.
    6. Ams 14:15
    7. 5.4 Mengerti jalannya sendiri.
    8. Ams 14:8
    9. 5.5 Mengetahui jalan Tuhan.
    10. Hos 14:10
    11. 5.6 Dimahkotai pengetahuan.
    12. Ams 14:18
    13. 5.7 Menyembunyikan pengetahuannya.
    14. Ams 12:23
    15. 5.8 Apabila melihat malapetaka, ia bersembunyi.
    16. Ams 22:3
    17. 5.9 Dipelihara oleh - .
    18. Ams 2:11
    19. 5.10 Memadamkan perasaan marah.
    20. Ams 12:16; 19:11
    21. 5.11 Mengindahkan teguran.
    22. Ams 15:5
    23. 5.12 Berdiam diri pada waktu yang jahat.
    24. Am 5:13
  10. 6. Orang-orang kudus bertindak dengan - .
  11. Mazm 112:5
  12. 7. Orang-orang kudus harus bertindak - dalam pergaulan dengan orang
  13. yang tidak percaya.
    Mat 10:16; Ef 5:15; Kol 4:5
  14. 8. Isteri yang berakal budi berlaku dengan - .
  15. Ams 31:16,26
  16. 9. Orang muda harus hidup dalam - .
  17. Ams 3:21
  18. 10. - orang fasik:
    1. 10.1 Hilang pada waktu menghadapi kebingungan.
    2. Yer 49:7
    3. 10.2 Menghalangi mereka untuk mengerti berita Injil.
    4. Mat 11:25
    5. 10.3 Ditegur oleh Allah.
    6. Yes 5:21; 29:15
    7. 10.4 Dikalahkan oleh Allah.
    8. Yes 29:14; 1Kor 1:19
  19. 11. Perlunya akan - dilukiskan.
  20. Mat 25:3,9; Luk 14:28-31
  21. 12. Contoh-contoh - :
    1. 12.1 Abigail.
    2. 1Sam 25:23-31
    3. 12.2 Daud.
    4. 1Sam 16:18; 2Sam 15:32-34; 17:6-14
    5. 12.3 Gamaliel.
    6. Kis 5:34-39
    7. 12.4 Gideon.
    8. Hak 8:1-3
    9. 12.5 Nehemia.
    10. Neh 2:12-16; 4:13-18
    11. 12.6 Para tua-tua penasihat Rehabeam.
    12. 1Raj 12:7
    13. 12.7 Paulus.
    14. Kis 23:6
    15. 12.8 Salomo.
    16. 2Taw 2:12
    17. 12.9 Seorang ahli Taurat.
    18. Mr 12:32-34
    19. 12.10 Seorang miskin yang berhikmat.
    20. Pengkh 9:15
    21. 12.11 Sergius Paulus.
    22. Kis 13:7
    23. 12.12 Yakub.
    24. Kej 32:2-23
    25. 12.13 Yitro.
    26. Kel 18:19
    27. 12.14 Yusuf.
    28. Kej 41:39

Hukum, Hukum Allah [pedoman]

  1. 1. Mutlak dan kekal.
  2. Mat 5:18
  3. 2. Diberikan:
    1. 2.1 Kepada Musa.
    2. Kel 31:18; Yoh 7:19
    3. 2.2 Dengan perantara malaikat-malaikat.
    4. Kis 7:53; Gal 3:19; Ibr 2:22
    5. 2.3 Kepada Adam.
    6. Kej 2:16,17; Rom 5:12-14
    7. 2.4 Kepada bangsa Irael.
    8. Kej 20:2; Mazm 78:5
    9. 2.5 Kepada Nuh.
    10. Kej 9:6
  4. 3. Dinyatakan sebagai:
    1. 3.1 Benar.
    2. Mazm 119:142
    3. 3.2 Kudus benar dan baik.
    4. Rom 7:12
    5. 3.3 Rohani.
    6. Rom 7:14
    7. 3.4 Luas sekali.
    8. Mazm 119:96
    9. 3.5 Sempurna.
    10. Mazm 19:8; Rom 12:2
    11. 3.6 Murni.
    12. Mazm 19:9
    13. 3.7 Tidak berat.
    14. 1Yoh 5:3
    15. 3.8 Harus ditaati dengan sebulat-bulat hati.
    16. Mazm 51:6; Mat 5:28; 22:37
    17. 3.9 Harus ditaati dengan sempurna.
    18. Ul 27:26; Gal 3:10; Ayub 2:10
    19. 3.10 Dengan kasih kita dapat memenuhi - .
    20. Rom 13:8,10; Gal 5:14; Yak 2:8
    21. 3.11 Manusia harus memegang - .
    22. Pengkh 12:13
    23. 3.12 Manusia, karena tabiatnya, tidak takluk kepada - .
    24. Rom 7:5; 8:7
    25. 3.13 Manusia tidak dapat mentaati - dengan sempurna.
    26. 1Raj 8:46; Pengkh 7:20; Rom 3:10
    27. 3.14 Dosa adalah pelanggaran terhadap - .
    28. Rom 3:9,19
    29. 3.15 Manusia tidak dibenarkan oleh - .
    30. Kis 13:39; Rom 3:20,28; Gal 2:16; 3:11
    31. 3.16 Menyatakan dosa.
    32. Rom 3:20; 7:7
    33. 3.17 Membangkitkan murka.
    34. Rom 4:15
    35. 3.18 Suara hati menyaksikan tentang - .
    36. Rom 2:15
    37. 3.19 Menuntun kita sampai Kristus datang.
    38. Gal 3:24
  5. 4. Ketaatan terhadap - :
    1. 4.1 Sangat penting.
    2. 1Kor 7:19
    3. 4.2 Salah satu sifat orang-orang kudus.
    4. Wahy 12:17
    5. 4.3 Satu ujian terhadap kasih.
    6. 1Yoh 5:3
  6. 5. Kebahagiaan karena menurut - .
  7. Mazm 119:1; Mat 5:19; 1Yoh 3:22,24; Wahy 22:14
  8. 6. Kristus:
    1. 6.1 Datang untuk menggenapi.
    2. Mat 5:17
    3. 6.2 Membesarkan dan memuliakan - .
    4. Yes 42:21
    5. 6.3 Menerangkan - .
    6. Mat 10:32-40; 21:37-42
  9. 7. Mencintai - mendatangkan ketenteraman.
  10. Mazm 119:165
  11. 8. Orang-orang kudus:
    1. 8.1 Berjanji untuk hidup menurut - .
    2. Neh 10:29
    3. 8.2 Berdoa supaya diberi pengertian untuk memelihara - .
    4. Mazm 119:34
    5. 8.3 Berdoa untuk dapat melihat keajaiban - .
    6. Mazm 119:18
    7. 8.4 Berdukacita karena orang-orang tidak berpegang pada - .
    8. Mazm 119:136
    9. 8.5 Gemar akan - .
    10. Mazm 119:77; Rom 7:22
    11. 8.6 Dibebaskan dari kuasa - .
    12. Rom 6:14; 7:4,6; Gal 3:13
    13. 8.7 Menebus kita dari kutuk - .
    14. Gal 3:13
    15. 8.8 Harus ingat.
    16. Mal 4:4
    17. 8.9 - harus menjadi bahan pembicaraan.
    18. Kel 13:9
    19. 8.10 - sudah dituliskan di dalam hati mereka.
    20. Yer 31:33; Ibr 8:10
    21. 8.11 Bertekad untuk meneliti - .
    22. Ezr 7:10
    23. 8.12 Berpegang pada - .
    24. Mazm 119:55
    25. 8.13 Mencintai - .
    26. Mazm 119:97,113
  12. 9. Orang-orang fasik:
    1. 9.1 Tidak memperhatikan - .
    2. Yes 30:9; Yer 6:19
    3. 9.2 Enggan hidup menurut - Nya.
    4. Mazm 78:10
    5. 9.3 Melupakan - .
    6. Hos 4:6
    7. 9.4 Menolak - .
    8. Yes 5:24
    9. 9.5 Meninggalkan - .
    10. 2Taw 12:1; Yer 9:13
    11. 9.6 Tidak berpegang pada - .
    12. Am 2:4
  13. 10. Tidak hidup dibawah - .
  14. 1Kor 9:21; Gal 5:13,14
  15. 11. Merupakan dasar hukuman.
  16. Rom 2:12
  17. 12. Baik, kalau tepat digunakan.
  18. 1Tim 1:8
  19. 13. Diteguhkan karena iman.
  20. Rom 3:31
  21. 14. Hukuman karena melanggar - .
  22. Neh 9:13-16,26,27; Yes 65:11-13; Yer 9:13-16

Hukum, Hukum Musa [pedoman]

  1. 1. Adalah hukum Tuhan.
  2. Im 26:46
  3. 2. Diberikan:
    1. 2.1 Bukan kepada bangsa lain.
    2. Ul 4:8; Mazm 147:20
    3. 2.2 Melalui Musa.
    4. Ul 5:5,27,28; Yoh 1:17; Gal 3:19
    5. 2.3 Di gunung Sinai.
    6. Kel 19:11,20
    7. 2.4 Di gunung Horeb.
    8. Ul 4:10,15; 5:2
    9. 2.5 Di padang gurun.
    10. Yeh 20:10,11
    11. 2.6 Kepada orang Israel.
    12. Im 26:46; Mazm 78:5
    13. 2.7 Oleh malaikat-malaikat.
    14. Kis 7:53
    15. 2.8 Setelah keluar dari Mesir.
    16. Ul 4:45; Mazm 81:5,6
  4. 3. Seorangpun tidak boleh mendekati gunung Sinai ketika Tuhan memberikan - .
  5. Kel 19:13,21-24; Ibr 12:20
  6. 4. Tanda-tanda pada waktu - diberikan.
  7. Kel 19:16-19
  8. 5. Orang Yahudi sangat gemetar ketika menerima - .
  9. Kel 19:16; 20:18-20; Ul 5:5,23-25
  10. 6. Tambahan perintah dan peraturan - diberikan di dataran Moab di tepi
  11. sungai Yordan.
    Bil 36:13
  12. 7. Dinamai:
    1. 7.1 Pelayanan yang memimpin kepada penghukuman.
    2. 2Kor 3:9
    3. 7.2 Pelayanan yang memimpin kepada kematian.
    4. 2Kor 3:7
    5. 7.3 Firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat.
    6. Ibr 2:2
    7. 7.4 Hukum yang menyala-nyala.
    8. Ul 33:2
    9. 7.5 Hukum kerajaan (utama).
    10. Yak 2:8
    11. 7.6 Kitab Musa.
    12. 2Taw 25:4; 35:12
    13. 7.7 Kitab Taurat.
    14. Ul 30:10; Yos 1:8
    15. 7.8 Firman-firman yang hidup.
    16. Kis 7:38
  13. 8. Diulangi oleh Musa.
  14. Ul 1:1-3
  15. 9. Semua - ditulis dalam sebuah kitab.
  16. Ul 31:9
  17. 10. Kitab Taurat diletakkan di samping tabut perjanjian Tuhan.
  18. Ul 31:26
  19. 11. Loh - diletakkan di dalam tabut perjanjian.
  20. Ul 10:5
  21. 12. Terbagi atas:
    1. 12.1 Kesusilaan, tertulis di dalam kesepuluh hukum.
    2. Ul 5:22; 10:4
    3. 12.2 Yang berhubungan dengan upacara, cara-cara berbakti kepada
    4. Allah. Im 7:37,38; Ibr 9:1-7
    5. 12.3 Pemerintahan, yang mengenai pekerjaan pengadilan.
    6. Ul 17:8-11; Kis 23:3; 24:6
    7. 12.4 Perjanjian tentang perbuatan orang Yahudi sebagai satu bangsa.
    8. Ul 28:1,15; Yer 31:32
  22. 13. Mengajar orang Yahudi supaya:
    1. 13.1 Jujur.
    2. Im 19:35,36
    3. 13.2 Mengasihi dan takut kepada Allah.
    4. Ul 6:5; 10:12,13; Mat 22:36-38
    5. 13.3 Mengasihi sesama manusia.
    6. Im 19:18; Mat 22:39
    7. 13.4 Semua hukuman dijatuhkan berdasarkan - .
    8. Yoh 8:5; 19:7; Ibr 10:28
  23. 14. Semua orang Yahudi harus:
    1. 14.1 Memegang - .
    2. Ul 4:6; 6:2
    3. 14.2 Mengajarkan - kepada anak-anak mereka.
    4. Ul 6:7; 11:19
    5. 14.3 Mengingat - .
    6. Mal 4:4
    7. 14.4 Mengetahui - .
    8. Kel 18:16
    9. 14.5 Memperhatikan - .
    10. Ul 6:6; 11:18
  24. 15. Raja-raja disuruh menulis dan mempelajari - .
  25. Ul 17:18,19
  26. 16. Raja-raja yang baik menjalankan - .
  27. 2Raj 23:24,25; 2Taw 31:21
  28. 17. Imam-imam dan orang Lewi harus mengajarkan - .
  29. Ul 33:8-10; Neh 8:8; Mal 2:7
  30. 18. Para ahli Taurat mahir dalam - dan berkhotbah tentang - .
  31. Ezr 7:6; Mat 23:2
  32. 19. Pelajaran tentang - diajarkan kepada pemuda-pemuda.
  33. Luk 2:46; Kis 22:3
  34. 20. Dibacakan di depan umum:
    1. 20.1 Dalam rumah ibadah tiap-tiap hari Sabat.
    2. Kis 13:15; 15:21
    3. 20.2 Oleh Ezra.
    4. Neh 8:2,3
    5. 20.3 Oleh Yosua.
    6. Yos 8:34,35
    7. 20.4 Pada hari raya Pondok Daun pada akhir tiap tujuh tahun.
    8. Ul 31:10-13
  35. 21. Satu cara untuk pembaruan bangsa.
  36. 2Taw 34:19-21; Neh 8:13-18
  37. 22. Suatu bayangan dari keselamatan yang akan datang.
  38. Ibr 10:1
  39. 23. Tidak dapat menghidupkan dan membenarkan.
  40. Gal 3:21; Rom 8:3,4; Ibr 10:1
  41. 24. Suatu penuntun bagi kita sampai Kristus datang.
  42. Gal 3:24
  43. 25. Kristus:
    1. 25.1 Datang bukan untuk meniadakan melainkan untuk menggenapi - .
    2. Mat 5:17,18
    3. 25.2 Disunat sesuai dengan - .
    4. Luk 2:21; Rom 15:8
    5. 25.3 Mati bagi - .
    6. Rom 7:4
    7. 25.4 Membesarkan dan memuliakan - .
    8. Yes 42:21
    9. 25.5 Memenuhi semua contoh dan bayang-bayang - .
    10. Ibr 9:9-14; 10:1,11-14
    11. 25.6 Memenuhi semua peraturan - .
    12. Mazm 40:7,8
    13. 25.7 Menanggung kutuk - .
    14. Ul 21:23; Gal 3:13
    15. 25.8 Menghadiri semua perayaan yang disuruh di dalam - .
    16. Yoh 2:23; 7:2,10,37
    17. 25.9 Takluk kepada - .
    18. Gal 4:4
  44. 26. Bukan pernyataan kasih karunia Allah.
  45. Yoh 1:17; Rom 8:3,4
  46. 27. Tidak dapat menghilangkan kekuatan perjanjian kasih karunia di
  47. dalam Kristus.
    Gal 3:17
  48. 28. Di antara orang-orang Yahudi yang pertama kali beragama Kristen,
  49. ada yang menghendaki agar orang Kristen mentaati - .
    Kis 15:1
  50. 29. Orang-orang Yahudi:
    1. 29.1 Akan dihukum menurut - .
    2. Yoh 5:45; Rom 2:12
    3. 29.2 Menganggap orang yang tidak mengenal - terkutuk.
    4. Yoh 7:49
    5. 29.3 Menyangkal Kristus karena mengejar - .
    6. Rom 9:31-33
    7. 29.4 Menghina Allah dan melanggar - .
    8. Rom 2:23
    9. 29.5 Menuduh Kristus melanggar - .
    10. Yoh 19:7
    11. 29.6 Tidak seorangpun di antara mereka yang melakukan - .
    12. Yoh 7:19
    13. 29.7 Rajin memelihara - .
    14. Yoh 9:28,29; Kis 21:20
  51. 30. Menjadi satu kuk yang tidak dapat dipikul.
  52. Kis 15:10
  53. 31. Kegelapan pada waktu - diberikan.
  54. Ibr 12:18-24

Hukum, Hukuman [pedoman]

  1. 1. Adalah dari Allah.
  2. Ul 32:39; Ayub 12:23; Am 3:6; Mi 6:9
  3. 2. Macam-macamnya:
    1. 2.1 Sampar.
    2. Ul 28:21,22; Am 4:10
    3. 2.2 Ditinggalkan oleh Allah.
    4. Hos 4:17
    5. 2.3 Kebinasaan.
    6. Ayub 31:3; Mazm 34:17; Ams 2:22 Yes 11:4; Yeh 33:29; Yoel 3:19
    7. 2.4 Kelaparan.
    8. Ul 28:38-40; Am 4:7-9
    9. 2.5 Musuh-musuh.
    10. 2Sam 24:13
    11. 2.6 Kelaparan dan kehausan untuk mendengar Firman Tuhan.
    12. Am 8:11
    13. 2.7 Pedang.
    14. Kel 22:4; Yer 19:7
    15. 2.8 Penderitaan yang terus-menerus.
    16. Mazm 32:10; 78:32-33; Yeh 24:23
    17. 2.9 Berkat-berkat menjadi kutuk.
    18. Mal 2:2
    19. 2.10 Menghapuskan nama seseorang.
    20. Ul 29:20
    21. 2.11 Musuh-musuh.
    22. 2Sam 24:13
    23. 2.12 Pedang.
    24. Kel 22:24; Yer 19:7
    25. 2.13 Pembuangan.
    26. Ul 28:41; Yeh 39:23
  4. 3. Dijatuhkan ke atas:
    1. 3.1 Keturunan orang fasik.
    2. Kel 20:5; Mazm 37:28; Rat 5:7
    3. 3.2 Bangsa-bangsa.
    4. Kej 15:14; Yer 51:20,21
    5. 3.3 Berhala-berhala.
    6. Kel 12:12; Bil 33:4
    7. 3.4 Semua lawan orang-orang kudus.
    8. Yer 30:16
    9. 3.5 Tiap-tiap orang.
    10. Ul 29:20; Yer 23:24
  5. 4. Diberikan untuk mengubah.
  6. Ayub 37:13; Yer 30:11
  7. 5. Diberikan untuk melepaskan orang-orang kudus.
  8. Kel 6:6
  9. 6. Diberikan sebagai hukuman sebab:
    1. 6.1 Bersungut-sungut kepada Allah.
    2. Bil 14:29
    3. 6.2 Dosa para pemimpin.
    4. 1Taw 21:2,12
    5. 6.3 Menyembah berhala.
    6. 2Raj 22:17; Yer 16:18
    7. 6.4 Kejahatan.
    8. Yes 26:21; Yeh 24:13,14
    9. 6.5 Menganiaya orang-orang kudus.
    10. Ul 32:43
    11. 6.6 Menyatakan kebenaran sifat Allah.
    12. Kel 9:14-16; Yeh 39:21; Dan 9:14
    13. 6.7 Sama di seluruh dunia.
    14. 1Taw 16:14
    15. 6.8 Kadang-kadang disertai dengan rahmat.
    16. Yer 4:27; 5:10,15-18; Am 9:8
  10. 7. Seharusnya menuntun ke arah:
    1. 7.1 Mempelajari apa yang benar.
    2. Yes 26:9
    3. 7.2 Merendahkan hati.
    4. Yos 7:6; 2Taw 12:6; Rat 3:1-20; Yoel 1:13; Yun 3:5,6
    5. 7.3 Penyesalan.
    6. Neh 1:4; Est 4:3; Yes 22:12
    7. 7.4 Berdoa.
    8. 2Taw 20:9
  11. 8. Harus menjadi satu peringatan untuk orang lain.
  12. Luk 13:3,5
  13. 9. Dapat dihindari dengan:
    1. 9.1 Bertobat kepada Allah.
    2. Ul 30:1-3
    3. 9.2 Meninggalkan kejahatan.
    4. Yer 18:7,8
    5. 9.3 Merendahkan diri.
    6. Kel 33:3,4,14; 2Taw 7:14
    7. 9.4 Berdoa.
    8. Hak 3:9-11; 2Taw 7:13,14
  14. 10. Orang-orang kudus:
    1. 10.1 Dipelihara pada waktu - .
    2. Ayub 5:19,20; Mazm 91:7; Yer 26:20; Yeh 9:6; Wahy 7:3
    3. 10.2 Dicukupi pada waktu - .
    4. Kej 47:12; Mazm 33:19; 37:19
    5. 10.3 Mendoakan orang-orang yang sedang ditimpa - .
    6. Kel 32:11-13; Bil 11:2; Dan 9:4,5
    7. 10.4 Mengakui keadilan - .
    8. 2Sam 24:17; Ezr 9:13; Neh 9:33; Yer 14:7
    9. 10.5 Ikut berdukacita bersama dengan orang-orang yang berada
    10. di bawah - . Yer 9:1; 13:17; Rat 3:48
  15. 11. Contoh - kepada bangsa-bangsa:
    1. 11.1 Yang ada di bumi sebelum air bah.
    2. Kej 6:7,17
    3. 11.2 Israel.
    4. Bil 14:29,35; 21:6
    5. 11.3 Mesir.
    6. Kel 9:14
    7. 11.4 Orang-orang Amalek.
    8. 1Sam 15:3
    9. 11.5 Orang-orang Asdod.
    10. 1Sam 5:6
    11. 11.6 Orang-orang Bet-Semes.
    12. 1Sam 6:20
    13. 11.7 Sodom.
    14. Kej 19:24
  16. 12. Contoh - kepada orang-orang:
    1. 12.1 Ahab.
    2. 1Raj 22:38
    3. 12.2 Akhan.
    4. Yos 7:25
    5. 12.3 Ananias.
    6. Kis 5:1-10
    7. 12.4 Belsyazar.
    8. Dan 5:30
    9. 12.5 Elimas.
    10. Kis 13:11
    11. 12.6 Gehazi.
    12. 2Raj 5:27
    13. 12.7 Herodes.
    14. Kis 12:23
    15. 12.8 Hofni.
    16. 1Sam 2:34
    17. 12.9 Izebel.
    18. 2Raj 9:35
    19. 12.10 Kain.
    20. Kej 4:11,12
    21. 12.11 Kanaan.
    22. Kej 9:25
    23. 12.12 Korah.
    24. Bil 16:33-35
    25. 12.13 Nebukadnezar.
    26. Dan 4:31
    27. 12.14 Saul.
    28. 1Sam 15:23
    29. 12.15 Uza.
    30. 2Sam 6:7
    31. 12.16 Yerobeam.
    32. 1Raj 13:4
    33. 12.17 Zakharia.
    34. Luk 1:20
  17. 13. Contoh pemeliharaan Tuhan pada waktu - :
    1. 13.1 Elia.
    2. 1Raj 17:9
    3. 13.2 Elisa.
    4. 2Raj 4:38-41
    5. 13.3 Lot.
    6. Kej 19:15-17
    7. 13.4 Nuh.
    8. Kej 7:1,16
    9. 13.5 Seorang perempuan Sunem.
    10. 2Raj 8:1,2
    11. 13.6 Yusuf.
    12. Kej 45:7

Hukum, Penghukuman [pedoman]

  1. 1. Hukuman Allah terhadap dosa.
  2. Mat 25:41
  3. 2. Sama untuk seluruh dunia karena dosa Adam.
  4. Rom 5:12,16,18
  5. 3. Akibat dosa yang tidak dapat dipisahkan.
  6. Ams 12:2; Rom 6:23
  7. 4. Hati nurani menyaksikan keadilan - .
  8. Ayub 9:20; Rom 2:1; Tit 3:11
  9. 5. Bertambah karena:
    1. 5.1 Tidak mau bertobat.
    2. Mat 11:20-24
    3. 5.2 Keadaan tidak percaya.
    4. Yoh 3:18,19
    5. 5.3 Kesombongan.
    6. 1Tim 3:6
    7. 5.4 Penganiayaan.
    8. Yak 5:1-6
    9. 5.5 Kemunafikan.
    10. Mat 23:14
  10. 6. Kitab Taurat menyaksikan tentang keadilan - .
  11. Rom 3:19
  12. 7. Menurut perbuatan dan ucapan manusia.
  13. Mat 12:37; 2Kor 11:15
  14. 8. Orang-orang kudus dilepaskan dari - oleh Kristus.
  15. Yoh 3:18; 5:24; Rom 8:1,33,34
  16. 9. Kepada orang-orang fasik menjadi satu peringatan.
  17. 2Pet 2:6; Yud 1:7
  18. 10. Siksaan didatangkan untuk melepaskan kita dari - .
  19. Mazm 94:12,13; 1Kor 11:32
  20. 11. Disediakan untuk orang-orang fasik.
  21. Yud 1:4
  22. 12. Orang-orang yang tidak percaya tetap di bawah - .
  23. Yoh 3:18,36
  24. 13. Taurat memimpin kepada - .
  25. 2Kor 3:9

Hukuman [pedoman]

  1. 1. Sejak zaman purbakala.
  2. Kej 4:13,14
  3. 2. Hak menjatuhkan - diberikan kepada hakim pengadilan.
  4. Ayub 31:11; Rom 13:4
  5. 3. Diadakan agar menjadi satu peringatan untuk orang lain.
  6. Ul 13:11; 17:13; 19:20
  7. 4. Dijatuhkan:
    1. 4.1 Terhadap orang yang bersalah.
    2. Ul 24:16; Ams 17:26
    3. 4.2 Dengan tidak merasa sayang.
    4. Ul 19:13,21
    5. 4.3 Jangan menutupi kesalahannya.
    6. Ul 13:6-8
    7. 4.4 Atas perintah pembesar kota.
    8. Kis 16:22
    9. 4.5 Atas perintah raja-raja.
    10. 2Sam 1:13-16; 1Raj 2:23-46
    11. 4.6 Dengan segera setelah hukuman dijatuhkan.
    12. Ul 25:2; Yos 7:25
    13. 4.7 Oleh para saksi.
    14. Ul 13:9; 17:7; Yoh 8:7; Kis 7:58,59
    15. 4.8 Oleh segenap umat Israel.
    16. Bil 15:35,36; Ul 13:9
    17. 4.9 Oleh tentara.
    18. 2Sam 1:15; Mat 27:27-35
  8. 5. Kadang-kadang ditangguhkan untuk sementara waktu.
  9. Bil 15:34
  10. 6. Kadang-kadang ditangguhkan untuk waktu yang lama.
  11. 1Raj 2:5,6,8,9
  12. 7. Macam-macam - :
    1. 7.1 Penjara.
    2. Ezr 7:26; Mat 5:25; 18:34
    3. 7.2 Dimasukkan ke dalam perigi.
    4. Yer 38:6; Za 9:11
    5. 7.3 Memasung kaki.
    6. Yer 20:2; Kis 16:24
    7. 7.4 Didenda.
    8. Kel 21:22; Ul 22:19
    9. 7.5 Mengganti.
    10. Kel 21:36; 22:1-4; Im 6:4,5; 24:18
    11. 7.6 Pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.
    12. Kel 21:24; Ul 19:21
    13. 7.7 Diikat dengan rantai besi.
    14. Mazm 105:18
    15. 7.8 Didera.
    16. Ul 25:2,3; Mat 27:26; Kis 22:25; 2Kor 11:24
    17. 7.9 Menjual penjahat itu.
    18. Mat 18:25
    19. 7.10 Dibuang ke luar negeri.
    20. Ezr 7:26; Wahy 1:9
    21. 7.11 Mencungkil matanya.
    22. Hak 16:21; 1Sam 11:2
    23. 7.12 Menyiksa.
    24. Ibr 11:37
    25. 7.13 Memotong tangan dan kakinya.
    26. 2Sam 4:2
    27. 7.14 Memotong ibu jari kaki dan tangannya.
    28. Hak 1:5-7
    29. 7.15 Mencabut rambut.
    30. Neh 13:25; Yes 50:6
    31. 7.16 Mengerat hidung dan telinga.
    32. Yeh 23:25
    33. 7.17 Menyita harta bendanya.
    34. Ezr 7:26
  13. 8. Orang Romawi tidak mengizinkan bangsa Yahudi menjatuhkan hukuman mati.
  14. Yoh 18:35
  15. 9. Macam-macam cara menghukum mati:
    1. 9.1 Dibakar.
    2. Kej 38:24; Im 20:14; Dan 3:6
    3. 9.2 Digantung.
    4. Bil 25:4; Ul 21:22,23; Yos 8:29; 2Sam 21:12; Est 7:9,10
    5. 9.3 Disalib.
    6. Mat 20:19; 27:35
    7. 9.4 Dibunuh dengan pedang.
    8. 1Sam 15:33; Kis 12:2
    9. 9.5 Dilempari dengan batu.
    10. Im 24:14; Ul 13:10; Kis 7:59
    11. 9.6 Dipenggal-penggal.
    12. Dan 2:5; Mat 24:51
    13. 9.7 Digergaji.
    14. Ibr 11:37
    15. 9.8 Dimasukkan ke tempat binatang buas.
    16. Dan 6:17,24; 1Kor 15:32
    17. 9.9 Ditumbuk dalam lesung.
    18. Ams 27:22
    19. 9.10 Dicampakkan dari atas puncak bukit.
    20. 2Taw 25:12
    21. 9.11 Ditenggelamkan ke dalam laut.
    22. Mat 18:6
    23. 9.12 Dipenggal kepalanya.
    24. Kej 40:19; Mr 6:16,17
  16. 10. Orang asing tidak terkecuali dari - .
  17. Im 20:2
  18. 11. Kadang-kadang diperingan.
  19. Kel 21:29,30
  20. 12. Dalam hal pembunuhan tidak ada keringanan.
  21. Bil 35:31,32

Janji, Perjanjian [pedoman]

  1. 1. Kristus, wujud - .
  2. Yes 42:6; 49:7,8
  3. 2. Kristus, Pengantara - .
  4. Ibr 8:6; 9:15; 12:24
  5. 3. Kristus, Utusan - .
  6. Mal 3:1
  7. 4. Dibaharui oleh Injil - .
  8. Yer 31:33; Rom 11:27; Ibr 8:8-10,13
  9. 5. Dipenuhi di dalam Kristus.
  10. Luk 1:68-70
  11. 6. Diteguhkan di dalam Kristus.
  12. Gal 3:16,17
  13. 7. Disahkan oleh darah Kristus.
  14. Ibr 9:11-14,16-23
  15. 8. Adalah suatu perjanjian damai.
  16. Yes 54:9,10; Yeh 34:25; 37:26
  17. 9. Diadakan dengan:
    1. 9.1 Abraham.
    2. Kej 15:7-18; 17:2-14; Luk 1:72-75; Kis 3:25; Gal 3:16
    3. 9.2 Daud.
    4. 2Sam 23:5; Mazm 89:4,5
    5. 9.3 Ishak.
    6. Kej 17:19-21; 26:3,4
    7. 9.4 Israel.
    8. Kel 6:4; Kis 3:25
    9. 9.5 Yakub.
    10. Kej 28:13,14; 1Taw 16:16,17
  18. 10. Tidak berubah.
  19. Mazm 89:35; Yes 54:10; 59:21; Gal 3:17
  20. 11. Kekal.
  21. Mazm 111:9; Yes 55:3; 61:8; Yeh 16:60-63; Ibr 13:20
  22. 12. Kepada orang yang takut akan Dia diberitahukan-Nya - Nya.
  23. Mazm 25:14; 89:30-38; Ibr 8:10
  24. 13. Orang fasik tidak memperhatikan - .
  25. Ef 2:12
  26. 14. Berkat-berkat yang berhubungan dengan - .
  27. Yes 56:4-7; Ibr 8:10,12
  28. 15. Allah setia kepada - Nya.
  29. Ul 7:9; 1Raj 8:23; Neh 1:5; Dan 9:4
  30. 16. Allah selama-lamanya ingat akan - .
  31. Mazm 105:8; 111:5; Luk 1:72
  32. 17. Orang-orang kudus harus ingat akan - .
  33. 1Taw 16:15
  34. 18. Peringatan agar jangan melupakan - .
  35. Ul 4:23
  36. 19. Mengemukakan - di dalam doa.
  37. Mazm 74:20; Yer 14:21
  38. 20. Hukuman apabila menghina - .
  39. Ibr 10:29,30

Kitab [pedoman]

  1. 1. Kemungkinan asal usulnya.
  2. Ayub 19:23
  3. 2. Dibuat dari:
    1. 2.1 Rumput (papirus).
    2. Yes 19:7
    3. 2.2 Perkamen.
    4. 2Tim 4:13
  4. 3. Digulung.
  5. Yes 34:4; Yer 36:2; Yeh 2:9
  6. 4. Ditulisi dengan pena dan tinta.
  7. Yer 36:18; 3Yoh 1:13
  8. 5. Sering kali ditulisi timbal balik.
  9. Yeh 2:10
  10. 6. Kadang-kadang dimeterai.
  11. Yes 29:11; Dan 12:4; Wahy 5:1
  12. 7. Kadang-kadang dipersembahkan kepada orang-orang yang terkenal.
  13. Luk 1:3; Kis 1:1
  14. 8. Sangat banyak dan mahal.
  15. Kis 19:19
  16. 9. Orang pada zaman dahulu suka membuat - .
  17. Pengkh 12:12
  18. 10. Firman Tuhan ditulis di dalam - .
  19. Kel 17:14; Yes 30:8; Yer 36:2; Wahy 1:19
  20. 11. Peristiwa-peristiwa yang penting ditulis di dalam - .
  21. Ezr 4:15; 6:12; Est 2:23
  22. 12. Penghapusan dari dalam - .
  23. Kel 32:33; Bil 5:23
  24. 13. Tidak terdapat lagi, tetapi disebut di dalam Kitab Suci:
    1. 13.1 Kitab Ahia, orang Silo.
    2. 2Taw 9:29
    3. 13.2 Kitab Gad, seorang pelihat.
    4. 1Taw 29:29
    5. 13.3 Kitab raja-raja Israel.
    6. 1Taw 9:1
    7. 13.4 Kitab hikayat tentang hewan dan tumbuh-tumbuhan oleh Salomo.
    8. 1Raj 4:32,33
    9. 13.5 Kitab Yehu bin Hanani.
    10. 2Taw 20:34
    11. 13.6 Kitab riwayat Salomo.
    12. 1Raj 11:41
    13. 13.7 Kitab orang jujur.
    14. Yos 10:13; 2Sam 1:18
    15. 13.8 Kitab riwayat nabi Natan.
    16. 1Taw 29:29; 2Taw 9:29
    17. 13.9 Kitab penglihatan-penglihatan Ido.
    18. 2Taw 9:29; 12:15
    19. 13.10 Kitab peperangan Tuhan.
    20. Bil 21:14
    21. 13.11 Kitab ucapan-ucapan para pelihat.
    22. 2Taw 33:18
    23. 13.12 Kitab Semaya.
    24. 2Taw 12:15
    25. 13.13 Kitab Samuel, pelihat.
    26. 1Taw 29:29
    27. 13.14 Kitab Samuel tentang kerajaan.
    28. 1Sam 10:25
    29. 13.15 Kitab sejarah raja Daud.
    30. 1Taw 27:24
  25. 14. Melukiskan:
    1. 14.1 Kitab jemaat Kristus.
    2. Dan 12:1; Ibr 12:23; Wahy 20:15; 22:19
    3. 14.2 Peringatan tentang karunia-karunia Tuhan.
    4. Mazm 56:9; 139:16
    5. 14.3 Peringatan tentang percakapan dan perbuatan manusia.
    6. Dan 7:10; Mal 3:16; Wahy 20:12

Hukum [kecil]

KS.- Lihat Perintah --> 16752

Hukuman, Penghukuman [kecil]

KS.-

  1. Allah
    [PL] Kej 15:14 (Kis 7:7), Kej 18:25; Kel 6:6; Hak 11:27; 1Raj 8:32 (2Taw 6:23); Mazm 7:6,8,11; 96:10,12,13; Pengkh 12:14; Yeh 7:3,8; Yoel 3:22
    [PB] Mat 5:22; 7:1-2; Luk 6:37; Yoh 3:19; Rom 2:2-3,5,16; 14:10; Ibr 10:30; 12:23; 13:4; Yak 2:12,13; 3:1; 4:12; Wahy 14:7; 20:12-13
  2. Kristus
    [PB] Yoh 5:22,27,30; 8:15-16,26; 9:39; 12:47-48; Kis 10:42; 2Kor 5:10; 2Tim 4:1; Wahy 19:11
  3. hari penghukuman (Hari Tuhan)
    [PL] Yes 13:6-13; 34:1-15; Yer 46:10; Yeh 7:7-19; 30:2-3; Yoel 2:1-2,11,31; Am 5:18-20; Zef 1:7-18
    [PB] Mat 7:22; 10:15; 11:22,24; 12:36,41,42; Luk 10:12,14; 11:31-32; 21:34; Yoh 5:24,29; 12:48; Rom 2:16; 1Tes 5:2,4; 2Tim 1:12,18; Ibr 10:25,27; 2Pet 2:4,9; 3:3,7,10; 1Yoh 4:17; Wahy 19:11-15; 20:11-15

Perjanjian [kecil]

TB- Persetujuan yang dibuat Allah dengan Abraham dahulu (Kej 17:1-8) dan kemudian dengan umat Israel (Ul 29:10-15) dan yang disertai janji-janji dari pihak Allah dan yang menuntut kesetiaan dari pihak manusia. Penumpahan darah Kristus di Golgota membaharui perjanjian Allah itu (Luk 14:20; 1Kor 11:25, bandingkan Yer 31:31). Ialah "Pengantara perjanjian baru" (Ibr 9:15; 12:24). Rasul Paulus menjadi pelayan dari perjanjian baru, yaitu pelayanan Roh (2Kor 3:6-8).

BIS- Perjanjian yang dibuat oleh Allah dengan Abraham (Kej 17:1-8), dan kemudian dengan umat Israel (Ul 29:10-15), dan yang berisi janji-janji dari pihak Allah serta menuntut kesetiaan dari pihak manusia. Penumpahan darah Kristus di Golgota membaharui perjanjian Allah itu. Melalui Kristus, Allah membuat suatu "perjanjian yang baru" (Ibr 9:15).

KS.-

  1. dengan Nuh
    [PL] Kej 6:18; 9:9
  2. dengan Abraham, Ishak, dan Yakub
    [PL] Kej 15:18; 17:2; Kel 2:24; 6:4-5
  3. dengan Pinehas
    [PL] Bil 25:12-13
  4. dengan Daud
    [PL] pasal 2Sam 7:1-29
  5. dengan Israel (Perjanjian Lama)
    [PL] Kel 19:3-8; 24:7,8; 34:10,27; Ul 4:23; 7:9-11; 1Taw 16:14-18
    [PB] Kis 3:25; 7:8; 2Kor 3:14; Gal 3:17; Ef 2:12; Ibr 9:1,4,15,18,20
  6. perjanjian baru
    [PL] Yer 31:31-34
    [PB] Mat 26:28; Mr 14:24; Luk 22:20; 1Kor 11:25; 2Kor 3:6; Ibr 7:22; 8:6-13; 9:15; 10:16,29; 12:24; 13:20

AMSAL [browning]

Catatan-catatan pendek, kadang-kadang lucu, atas kehidupan manusia dan perilakunya; mencemooh orang-orang bodoh (Ams. 1:7) atau mencatat akibat-akibat (Yer. 31:29) atau hal yang mustahil (Am. 6:12). Amsal adalah peribahasa yang menyatakan *iman dan sikap benar. Kata Ibraninya dapat juga berarti 'nyanyian ejekan' (Yes. 14:4).

AMSAL, KITAB [browning]

Suatu kumpulan ucapan-ucapan ringkas dan nasihat perilaku untuk pendidikan orang muda. Biasanya dianggap berasal dari *Salomo, manusia bijak paling utama, tetapi sesungguhnya dalam bentuknya sekarang, tanggal penyusunannya harus ditempatkan pada kurun waktu setelah pembuangan. Kitab Amsal ini dituliskan dalam bentuk puisi -- artinya dengan susunan teratur dan tamsil yang hidup -- dan lahir di lingkungan masyarakat yang cukup mapan, yang berkeinginan memelihara kelanggengan dan tradisi. Guru-guru kebijaksanaan ini kadang-kadang berbenturan dengan pernyataan para nabi yang lebih radikal (Yer. 9:23). Mereka itu berasal dari kelompok yang sama seperti Ben *Sirakh dan pengarang Kitab Ayub.

Mereka adalah cendekiawan, tetapi tidak dalam arti tradisi Yunani yang mengenal para filsuf spekulatif. Kebijaksanaan Ibrani dituangkan dalam ketangkasan praktis, pengetahuan bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan seseorang dan mengenai tujuan hidup. Oleh karena itu, hikmat kebijaksanaan ini terwujud sebagai suatu sifat Allah (Ams. 8:22) dan akhirnya pengertian ini tersedia untuk digunakan Gereja yang bergumul dengan *Kristologi (Kol. 2:3).

IMAMAT, KITAB [browning]

Kitab ketiga dari PL. Sebutannya berkaitan dengan isi utama dari kitab itu, para pelayan di Bait Allah karangan dari sekitar 500 sM yang menyimpan Undang-undang Kekudusan (Im. 17-26) dari masa lebih dulu dan juga praktik hukum dari zaman kerajaan lama. Hukum-hukum disampaikan sebagai warisan Musa (Im. 16:34) dan penderitaan bangsa diberi penjelasan teologis sebagai hukuman Allah atas kegagalan mengindahkan *perjanjian *Sinai (Im. 26:44-45), seperti sudah dinasihatkan oleh para nabi. Tugas penting dari penyusun Kitab Imamat adalah mengulang-ulangi hukum-hukum tua untuk menjamin kelangsungan hidup orang Yahudi di masa depan. *Sabat (Im. 11-15) diundangkan untuk memberi adat khas yang membedakan orang Yahudi dari manusia lain. Pemberian *korban harus diperbarui seperti di masa lalu (Im. 4:1-6:7).

Bagi Gereja Kristen, semuanya ini telah digantikan oleh korban Kristus yang satu (Ibr. 7:27). Sekalipun Kitab Imamat terutama berisikan aturan peribadahan, tetapi semua itu dikaitkan dengan pengertian moral (Im. 19:17, 34) yang menyatakan pesan persamaan semua manusia yang dengan jelas membedakan masyarakat Israel.

KEJADIAN, KITAB [browning]

Kitab pertama dal Alkitab (kata Yunani genesis berarti 'permulaan'), yang menguraikan asal-usul, baik alam semesta, maupun bangsa Israel; bukan yang lahir di luar kehendak mereka sendiri, melainkan dalam maksud kreatif Allah. Dua cerita (Kej. 1 dan 2) mengenai penciptaan dunia bukanlah dalam bahasa ilmu pengetahuan, melainkan bahasa teologi. Manusia ada karena Allah mempunyai maksud tertentu, demikian pula Israel sebagai umat pilihan-Nya.

Cerita-cerita dalam Kitab Kejadian diteruskan secara lisan dari generasi ke generasi, dan beberapa di antaranya mengingatkan kita pada *mite bangsa-bangsa Timur Dekat tetangganya, seperti cerita tentang ,air bah (Kej. 6-9). Akhirnya cerita-cerita itu ditulis dan berbagai cerita diolah kembali oleh editor-editor. Banyak karya ilmiah telah berupaya keras menggambarkan sumber yang berbeda-beda, yang secara editorial setelah *pembuangan digabungkan menjadi versi final Kitab Kejadian. Sumber-sumber itu diberi simbol *Y, *E, dan *P dan telah diberi penanggalannya yang mungkin. Meskipun demikian, teori penyusunan ini tidak diterima secara umum. Kini banyak perhatian tertuju pada cerita seperti yang ada pada kita dan sudut teologisnya diperlihatkan oleh karya tersebut secara keseluruhan. Minat untuk memisah-misahkan kitab tersebut ke dalam fragmen-fragmen telah berkurang. Perhatian lebih terpusat pada tema utama kitab; bagaimana kitab tersebut menggambarkan janji Allah dan penggenapannya; meskipun adanya perbedaan *gaya sastra tidak disangkal. Tentu saja sementara orang berharap untuk kembali pada pandangan pra abad ke-19, bahwa seluruh *Pentateukh ditulis oleh Musa dan bahwa Kej. 1-11 dapat dianggap sebagai cerita historis. Pada pihak lain, ada beberapa dukungan bagi kenangan historis autentik dalam Kej. 12-15, yang di dalamnya *bapa-bapa leluhur tampaknya dihiasi dengan sifat-sifat dan aktivitas khas milenium kedua sM.

KELUARAN [browning]

Keberangkatan Israel dari *Mesir. Menurut tradisi, keduabelas anak *Yakub dengan keluarganya, yang seluruhnya berjumlah 70 orang (Kej. 46:27) pergi ke Mesir untuk menyelamatkan diri dari bahaya *kelaparan di *Kanaan. Mereka berkembang menjadi sangat besar, dan menggelisahkan orang Mesir yang memperbudak mereka serta memaksa mereka membangun kota-kota. Namun, di bawah ilham kepemimpinan Musa, umat Israel melarikan diri dari penindasnya, berjalan melalui padang gurun, dan menyerbu Palestina. Dikatakan bahwa pada saat itu ada 600.000 prajurit dewasa -- yang menyiratkan suatu arak-arakan besar lebih dari 2 juta pelarian. Sungguh sulit dipercaya. Fakta historisnya lebih rumit dan lid dapat ditentukan secara pasti, sekali dengan pertolongan bukti-bukti arkheologis. Kemungkinan orang-orang Ibrani ini pada mulanya masuk ke Mesir dalam beberapa tahap, sebagaimana dapat dilihat dari apa yang tersirat dalam cerita Kitab Kejadian itu sendiri, bahwa saudara-saudara *Yusuf tiba di sana lebih kemudian dari pada Yusuf. Sebagian lagi mungkin sama sekali tidak pernah pergi ke Mesir. Kemungkinan keberangkatan atau keluar mereka dari Mesir pun terjadi bertahap, lebih dari satu periode, meskipun dal beberapa hal peristiwanya tidak dapat diragukan. Kenangan tersebut terpahat secara mendalam dalam kesadaran bangsa Israel (Mzm. 114).

Rekonstruksi historis yang mungkin adalah bahwa rombongan pertama orang Ibrani pergi ke Mesir pada akhir abad ke-18 sM, dan rombongan yang lain tiba di sana dalam berbagai zaman. Kemungkinan rombongan utama meninggalkan Mesir setelah 430 tahun tinggal di sana Kel. 12:40). Tradisi menekankan keengganan *Firaun melepaskan budak-budak Israelnya pergi. Izin baru diberikan setelah adanya *tulah-tulah mengerikan dan menakjubkan. Agaknya yang paling mendekati, keluaran Israel terakhir dari Mesir terjadi pada awal abad ke-13 sM, namun harus pula diingat bahwa *Pentateukh, yang merupakan satu-satunya sumber informasi kita, belum disusun hingga abad ke-10 sampai ke-6 sM, dan rincian geografisnya tidak jelas. *Mukjizat-mukjizat itu diceritakan untuk mengungkapkan iman pada pemeliharaan *Yahweh, Allah Israel; dan *perjanjian di *Sinai dianggap sebagai saat ketika Israel menerima *Taurat. Mengenai pengembaraan di padang belantara sulit untuk dilacak arahnya secara pasti. Beberapa tempat yang disebut dalam cerita Alkitab dapat ditentukan secara pasti. Pertama, tidak mungkin umat Israel menyeberangi ujung *Laut Merah (Teluk Suez) -- tempat itu terlalu jauh ke selatan. (Bagaimanapun, orang Ibrani menyebutnya 'Laut Alang-alang', Sea of Reeds. Sedangkan 'Laut Merah', Red Sea berasal dari terjemahan *LXX.) Diperkirakan penyeberangan itu terjadi di perairan dangkal sebelah timur Avarus di dekat El-Qantara modern di Terusan Suez. Umat Israel terjebak di antara air dan orang-orang Mesir yang mengejarnya, namun angin kencang bertiup dan menyibakkan air tersebut (Kel. 14:21, 27), Sedangkan tentara-tentara Firaun mati tenggelam ketika air itu kembali. Peristiwa ini dirayakan dalam kidung pujian Kel. 15. Kekalahan ini tidak dianggap peristiwa penting oleh orang Mesir -- keberhasilan budak-budak itu melarikan diri bukanlah hal yang penting, dan di Mesir tidak ada catatan-catatan mengenai hal ini. (Namun demikian, ada inskripsi Mesir dari masa pemerintahan Firaun Merneptah pada akhir abad ke-13 sM, yang mengindikasikan bahwa umat Israel menetap di Kanaan dan tidak lagi tinggal di Mesir.) Rombongan utama umat Israel melarikan diri ke Gunung *Sinai, tempat Yahweh, Allah mereka, yang telah menyelamatkan mereka dari Mesir, menyatakan diri dan disembah. Setelah pembaruan pengharapan Israel dan dimulainya pemilihan Israel sebagai umat Yahweh ini, mereka melarikan diri ke `Kadesy, suatu oase, 80 km di sebelah selatan *Bersyeba. Tradisi mempertahankan bahwa mereka kemudian mengambil jalan memutar mengelilingi *Transyordan, yang termasuk menaklukkan orang-orang *Amori dari *Hesybon. Para penyerbu ini menyusur perbatasan wilayah *Edom dan 'Moab, merebut *Yerikho (Yos. 6), dan akhirnya menaklukkan seluruh Palestina (Yos. 11:16-23), dan membagi-baginya di antara keduabelas suku (Yos. 13-21).

Maksud cerita Alkitab ini adalah untuk memperlihatkan kuasa Allah untuk menghukum dan mengganjar umat-Nya dengan kekalahan atau kemenangan dalam peperangan. Cerita-cerita ideal pada masa lalu ini merupakan upaya generasi kemudian menjadikan masa kini mereka berarti. Karena itu, rekonstruksi historis sulit dilakukan. Kemungkinan sebagian orang Ibrani tidak pernah pergi ke Mesir. Orang-orang ini kemudian bergabung dengan mereka yang melarikan diri dari Firaun, dan menimbulkan pemberontakan kelas bawah terhadap tuan-tuan tanah Kanaan.

KELUARAN, KITAB [browning]

Kitab kedua *Pentateukh. judulnya diambil dari *LXX Yunani, yang berarti 'keberangkatan'. Seperti bagian kitab-kitab Pentateukh yang lain, oleh para sarjana kitab ini dibagi ke dalam sumber-sumber *Y, *E, dan *p dengan sebagian besar diambil dari sumber Y dan P Kitab ini merupakan cerita mengenai kelahiran dan panggilan Musa (Kel. 2-6); pertentangan antara Musa dengan *Firaun, dan *tulah-tulah yang berpuncak pada kematian anak-anak sulung (Kel. 7-12); perjalanan keluar dari *Mesir (Kel. 13-15); pengembaraan di *padang gurun (Kel 15:22--18:27); dan pertemuan di Gunung Sinai (Kel. 19-40).

Dalam sumber Y Allah adalah pelaku keluaran dan Musa hanyalah sekadar juru bicara-Nya. Namun, banyak pemberontakan dan gerutu di antara umat Israel, yang berpuncak pada pembuatan *anak lembu emas (Kel. 32). Kisah ini agaknya mencerminkan kemurtadan kerajaan Utara di bawah pemerintahan *Yerobeam (kira-kira 920 sM), yang menempatkan anak lembu emas untuk disembah di *Dan dan *Betel. Kemungkinan sumber yang ditulis dalam Keluaran ini merupakan jaminan bagi orang-orang beriman yang setia, yang hidup di Utara di bawah pemerintahan Yerobeam -- janji-janji Allah senantiasa dipertahankan, bahkan setelah Israel melakukan perbuatan-perbuatan tercela.

Berita P berisi beberapa cerita mengenai tulah-tulah dan kekalahan para tukang sihir serta penetapan *perjanjian *Sinai. Ini merupakan momen yang menentukan dalam kesadaran bangsa Israel sebagai umat Yahweh. Demikian halnya, semua penderitaan dalam pengembaraan, sejak mereka meninggalkan kuali Mesir yang berisi daging (Kel. 16:3), menemukan maknanya. Sumber P terpusat pada perintah-perintah tentang *korban dan *peribadahan, yang merupakan perhatian utama umat Yahudi setelah kembali dari *pembuangan, ketika Bait Allah dibangun kembali. Sejak 520 sM, Bait Allah menjadi pusat kehidupan umat Israel, menggantikan peranan dinasti *Daud. Perayaan pertanian pada musim semi, yang sebelumnya merupakan perayaan bangsa Kanaan, diambil alih dan diubah menjadi perayaan tahunan untuk memperingati keluaran dari Mesir, sehingga hal itu tidak pernah dilupakan. Perayaan itu disebut hari raya *Paskah dan Roti Tak Beragi.

Pembaca Kitab Keluaran mungkin melihat dengan jelas pengharapan dalam sumber Y, bahwa meskipun Israel memberontak dan tidak setia, Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Dalam sumber P pembaca mungkin dapat menyimpulkan bahwa antara Sinai dan Bait Allah yang kedua terdapat kontinuitas. Pembaca modern dapat mengungkapkan keheranannya bahwa keturunan sekelompok budak, yang melarikan diri dari Mesir lebih dari 3000 tahun silam, masih bertahan hidup dalam segala perubahan sejarah, di tanah yang kemudian mereka (bangsa Ibrani) serbu itu.

PERJANJIAN [browning]

Kata Ibrani berith berarti persetujuan antara dua pihak, misalnya *Abras ham dan *Abimelekh (Kej. 21:25 dst.) Dalam PL terdapat banyak sekali cerita mengenai perjanjian, atau kesepakatan, antara Allah dengan umat Israel. Ada perjanjian dengan *Nuh (Kej. 9:8), yang dengannya Allah berjanji tidak akan pernah ada lagi *air bah universal. Syarat-syarat tertentu ditetapkan (Kej. 9:4-6), namun pada umumnya PL menekankan unsur *anugerah dari pihak Allah, seperti pada kasus perjanjian dengan Abraham (Kej. 17:8), yang dimeteraikan dengan janji *penyunatan yang teratur (Kej. 17:23). Perjanjian di *Sinai merupakan tipe perjanjian bersyarat yang lebih jelas. Selanjutnya tanggung jawab timbal balik antara Allah dan umat Israel selalu terulang dalam sejarah. Cerita mengenai perjanjian yang diikat dalam Ke 19, dan mungkin tradisi yang lebih tua dalam Kel. 24, menunjukkan kesamaan dengan kesepakatan yang dibuat dalam traktat antar-negara, misalnya perjanjian antar Israel dengan orang-orang Hitit di Timur Dekat kuno. Kedua cerita tersebut mengakui tindakan penyelamatan Allah atas Israel, dan menuntut ketaatan umat terhadap *Taurat dalam semua seginya. Dikatakan bahwa kesepakatan atau risalah itu disimpan di dalam *Tabut Perjanjian (Kel. 25:16), seperti pada bangsa-bangsa lain, banyak sekali perjanjian yang disimpan di hadapan berhala mereka. Pesta seremonial kemudian diikuti dengan ratifikasi perjanjian itu (Kel. 24:9-11).

Rincian perjanjian yang diikat dengan Musa termuat dalam 'kitab perjanjian' (Kel. 24:7) diuraikan dalam Kel. 21 dan 22.

Ada pula perjanjian tipe janji antara Allah dengan Daud, yang meyakinkan *Daud mengenai kelangsungan dinastinya yang tunduk pada ketaatannya terhadap *Taurat (1Raj. 2:4; Mzm. 132:12). Kepercayaan populer pada perjanjian ini menimbulkan pengharapan akan rasa aman bangsa, yang oleh para nabi dicoba diinsyafkan. Ketaatan terhadap ketetapan-ketetapan perjanjian di Sinai bagi mereka adalah dasar, dan ketika Israel mengingkarinya, untuk sementara waktu kesepakatan itu dapat dibatalkan oleh Allah. *Yeremia meramalkan bahwa pada waktunya akan terjadi perbaikan dan perjanjian yang baru (Yer. 31:27-37), ketika bentuknya berbeda, yaitu menjadi bagian dari hakikat pribadi umat Israel secara individual. Perjanjian yang demikian tidak dapat dirusakkan.

PB melihat perjanjian yang baru ini dikukuhkan oleh Yesus (Mrk. 14:24; 1Kor. 11:25), dan umat Kristen adalah pihak manusia dari perjanjian yang baru itu (2Kor. 3:6), suatu tema yang digarap oleh Surat Ibrani (Ibr. 7:22; 8:8-13). Paulus menganggap janji *perjanjian (covenant promise) kepada Abraham digenapi dalam anugerah Allah dengan mengutus Yesus Kristus (Gal. 3:6-18). Janji kepada Daud (Yes. 9:7) dapat digunakan sebagai salah satu dasar PL untuk memproklamasikan bahwa Yesus adalah *Mesias.

AMSAL, KITAB [ensiklopedia]

Judul Ibraninya misyle, 'amsal dari', adalah singkatan dari misyle syelomoh 'amsal-amsal Salomo', Ams 1:1. Sebagai himpunan dari kumpulan-kumpulan amsal, Ams adalah kitab panduan bagi hidup yg berhasil. Tanpa secara langsung menekankan tema-tema profetis yg besar (ump perjanjian) Ams menunjukkan bagaimana iman khusus Israel mempengaruhi hidupnya yg umum.

I. Garis besar isi

a. Kepentingan hikmat (Ams 1:1-9:18)

Setelah mengemukakan pernyataan pengantar tentang tujuannya (Ams 1:1-6), penulis memberi instruksi kepada anak atau muridnya mengenai nilai dan tabiat hikmat. Berlawanan dengan cara yg dipakai pada Ams 10:1 dab, tiap gagasan dibicarakan agak panjang dalam sebuah syair yg bersifat mendidik. Syair-syair ini adalah suatu perkembangan masyal yg halus.

Tujuan penulis ialah menunjukkan segamblang mungkin pertentangan antara hasil-hasil dari mencari hikmat dan menghidupi suatu kehidupan yg bodoh. Untuk sekian ratus amsal khusus yg terkait diberinya bingkai. Ada godaan tertentu yg terbayang dalam gagasan penulis: kejahatan-kejahatan berupa perkosaan (Ams 1:10-19; 4:14-19); mengikat diri dengan janji yg terburu-buru (Ams 6:1-5); kemalasan (Ams 6:6-11); bermuka dua (Ams 6:12-15), dan khususnya kemesuman (Ams 2:16-19; 5:3-20; 6:23-25; 7:4-27; 9:13-18). Kepada orang yg menjauhi perangkap-perangkap ini, Hikmat menawarkan kebahagiaan, hidup panjang, kemewahan dan kehormatan (Ams 3:13-18). Sifat religius yg dalam dari bagian ini (ump Ams 1:7; 3:5-12), nada moralnya yg peka, dan gayanya yg mengingatkan dan mengajar, ada kesejajarannya dalam Ul.

Agaknya penulis ps-ps ini tidak diketahui namanya, karena Ams 1:1-6 nampaknya menunjuk kepada seluruh kitab dan Ams 10:1 memperkenalkan suatu rampaian amsal-amsal dengan acuan milik Salomo. Bagian ini biasanya dipandang berasal dari kumpulan paling terakhir. Sekalipun penyusunannya yg final secara relatif mungkin kr 600 sM, namun banyak dari bahan-bahannya mungkin berasal dari waktu dini. W. F Albright memperhatikan jumlah kesejajaran dalam gagasan dan susunan antara bagian ini, khususnya ps 8, 9 dengan kepustakaan Ugarit atau Fenisia (Wisdom in Israel, hlm 7-9). Ia juga menganjurkan bahwa 'sangat mungkin beberapa pepatah dan bahkan bagian-bagian yg lebih panjang berasal dari Zaman Perunggu, pun bentuknya yg sekarang ini' (hlm 5). Mengenai personifikasi Hikmat pada 8:22 dab, *HIKMAT.

b. Amsal-amsal Salomo (Ams 10:1-22:6)

Mungkin bagian inilah yg tertua dari Kitab Ams. Di antara para ahli ada kecenderungan yg makin meningkat untuk menerima ketelitian tradisi yg tercermin pada 1 Raj 4:29-34; Ams 1:1; 10:1; 25:1 yg menghormati Salomo sebagai par excellence -- orang bijak yg paling utama. Hubungannya dengan istana Mesir, jaringan dan jangkauan pemerintahannya yg luas sekali, penggabungan kemakmuran dan terhentinya perang memberi kesempatan kepadanya untuk memperhatikan usaha-usaha di bidang kebudayaan hingga pada tingkat tertentu, yg tak dapat dicapai oleh para penggantinya.

Kr 375 amsal muncul dalam kumpulan ini. Susunannya sebagian besar antitetis ps 10-15 dan sintetis atau sinonimis ps 16-22. Bagian terbesar dari amsal-amsal itu tidak mempunyai hubungan satu dengan yg lain; tiada nampak sistem pengelompokan. Sekalipun nada keagamaan diperdengarkan (bnd 15:3, 8-9, 11; 16:1-9 dab), namun bagian terbesar amsal-amsal itu tidak menunjuk secara khusus kepada iman Israel, melainkan didasarkan atas pengamatan-pengamatan praktis dari hidup sehari-hari. Sifat praktis yg luar biasa dalam instruksi yg menekankan keuntungan-keuntungan hikmat itu, telah menimbulkan kritik dari mereka yg berpendapat bahwa agama murni seharusnya tidak memperhatikan akibat baik atau buruk. Tapi bagaimanakah seorang bijak yg praktis, yg kepadanya Allah belum menyatakan rahasia hidup setelah mati, dapat memperjelas persoalannya tanpa menunjuk kepada berkat-berkat orang bijak dan perangkap-perangkap orang bodoh?

c. Kata-kata orang bijak (Ams 22:17-24:22)

Pepatah-pepatah ini lebih erat dihubungkan dengan tema-tema tertentu ketimbang dengan pepatah-pepatah yg terdapat di bagian yg mendahuluinya. Pokok-pokok yg dibicarakan bermacam-macam: pandangan tentang orang miskin (22:22, 27), penghargaan kepada raja (23:1-3; 24:21-22), tata tertib bagi kanak-kanak (23:13-14), penguasaan diri (23:19-21, 29-35), penghormatan kepada orangtua (23:22-25), kemurnian (23:26-28), dll. Tekanan keagamaan, sekalipun tidak mengambil tempat utama, bukannya tidak ada (ump 22:19, 23; 24:18, 21).

d. Ucapan-ucapan tambahan orang bijak (Ams 24:23-34)

Rampaian mini ini menampakkan ketidakberaturan yg sama seperti rampaian yg disebut di atas. Ada amsal-amsal singkat (ump ay 26) dan pepatah-pepatah panjang (ump ay 30-34; bnd 6:6-11). Unsur keagamaan tidaklah menonjol, tapi ada kesadaran yg kuat mengenai tanggung jawab sosial (ump ay 28, 29). Kedua rampaian ini agaknya bukan berasal dari Salomo, tapi merupakan sebagian yg berasal dari para orang bijak Israel, yg telah menciptakan atau mengumpulkan serta memperbaiki suatu berkas yg luas dari ucapan-ucapan hikmat (bnd Pkh 12:9-11).

e. Amsal-amsal tambahan dari Salomo (Ams 25:1; 29:27)

Menurut isinya bagian ini tidak berbeda dari Ams 10:1; 22:16 (ump Ams 25:24=Ams 21:9; Ams 26:13=Ams 22:13; Ams 26:15=Ams 19:24; dll). Tapi amsal-amsal di sini kurang seragam dalam panjangnya; kesejajaran antitetis, yg umum dalam bagian yg lebih dahulu, kurang umum, sekalipun ps 28 dan 29 berisi sejumlah teladan; perbandingan, yg jarang terdapat di 10:1 dab, sering muncul (ump Ams 25:3, 11-14, 18-20, dll).

Pernyataan Ams 25:1 telah mempengaruhi pandangan Talmud (Baba Bathra 15a), bahwa Hizkia dan temannya dianggap penulis Kitab Ams. Peranan orang-orang Hizkia dalam menyusun kitab itu tidak jelas, tapi tidak ada alasan untuk mempersoalkan ketelitian Ams 25:1, bertalian dengan ucapan-ucapan pada ps 25-29. Perhatian Hizkia kepada kepustakaan Israel dibuktikan oleh 2 Taw 29:25-30, di mana ia membangun kembali tata kebaktian yg telah diadakan Daud, termasuk menyanyikan mazmur-mazmur Daud dan Asaf. A Bentzen menyarankan bahwa amsal-amsal ini dilestarikan secara lisan hingga zaman Hizkia, ketika amsal-amsal itu ditulis (Introduction to the Old Testament, 2, hlm 173). S. R Driver (An Introduction to the Literature of the Old Testament, hlm 401) mendaftarkan sejumlah amsal yg mencerminkan suatu kegelisahan terhadap kerajaan (Ams 28:2, 12, 15-16, 28; 29:2, 4, 16). Dalam pemilihan amsal-amsal ini apakah terdapat pencerminan pergolakan abad 8 sM?

f. Kata-kata Agur (Ams 30:1-33)

Baik tempat Masa maupun identitas Agur bin Yake tidaklah dikenal.

Ay-ay pertama itu sukar ditafsirkan, tapi kelihatannya bernada agnostis. Agnostisisme ini dijawab (ay 5, 6) dengan sebuah pernyataan tentang firman Allah yg. tak dapat diubah. Dengan mengikuti sebuah doa singkat tapi mengharukan (ay 7-9), ps ini diakhiri dengan sederet amsal panjang yg menguraikan beberapa kualitas yg patut dianjurkan atau yg patut dicela. Pada banyak amsal dari kelompok ini bilangan empat mengambil tempat utama.

g. Kata-kata Lemuel (31:1-9)

Raja Masa ini tidaklah dikenal. Nasihat ibunya mengandung peringatan-peringatan terhadap ekses-ekses seksual, kemabukan dan anjuran untuk menghakimi dengan jujur bahkan orang miskin. Pengaruh Aram atas bagian ini patut diperhatikan (ump bar, 'anak'; melakhin, 'raja-raja').

h. Pujian untuk istri yg cakap (Ams 31:10-31)

Syair akrostik yg indah ini tidak mempunyai judul, tapi begitu berbeda dengan bagian yg mendahuluinya, sehingga harus ditinjau secara tersendiri. Bentuknya yg formal memberi kesan harus dipandang sebagai berada di antara bagian-bagian akhir kitab ini. Penggambaran tentang seorang wanita yg rajin, teliti dan saleh menyajikan kesimpulan yg cocok dengan kitab yg membicarakan penjabaran praktis suatu hidup yg diarahkan kepada Allah.

II. Pentarikhan

Kitab Ams tak mungkin tuntas selesai sebelum zaman Hizkia (kr 715-686 sM). Tapi syair untuk istri yg cakap (Ams 31:10-31) dan kata-kata orang-orang Masa (Ams 30:1-33; Ams 31:1-9) ini mungkin ditambahkan dalam kurun waktu Pembuangan atau setelah Pembuangan. Suatu penanggalan yg masuk akal bagi penyusunan yg final ialah abad 5 sM. Kebanyakan amsal satu demi satu berasal dari zaman lama sebelum Pembuangan. W. F Albright mengemukakan bahwa isi Kitab Ams atas dasar kesusastraan, harus dipandang sebagai berasal dari zaman sebelum ucapan-ucapan Ahiqar yg berbahasa Aram (abad 7 sM).

III. Kitab Ams dan PB

Kitab Ams telah mengukir meterainya dalam PB melalui beberapa kutipan (ump 3:7a = Rm 12:16; 3:11-12 = Ibr 12:5-6; 3:3-4 = Yak 4:6 dan 1 Ptr 5:5b; Ams 4:26 =Ibr 12:13a; 10:12 = Yak 5:20 dan 1 Ptr 4:8; 5:1-2 = Rm 12:20; 16:11 = 2 Ptr 2:22) dan kiasan (ump 2:4 = Kol 2:3; 3:1-4 = Luk 2:52; 12:7 = Mat 7:24-27). Seperti halnya Kristus telah menggenapi hukum Taurat dan nabi-nabi (Mat 5:17) demikianlah Ia telah menggenapi tulisan-tulisan hikmat dengan menyatakan kesempurnaan hikmat Allah (Mat 12:42; 1 Kor 1:24,30; Kol 2:3). Jika Ams adalah tafsiran yg diperluas atas hukum kasih, kitab ini membantu melancarkan jalan bagi Dia, yg di dalam-Nya kasih yg sebenarnya menjadi manusia. Lih C. T Fritsch, 'The Gospel in the Book of Proverbs', Theology Today, 7, 1950, hlm 169-183.

KEPUSTAKAAN. A Cohen, Proverbs, 1945; C. T Fritsch, Proverbs, 113; B Gemser, Spriiche Salomos, 1937; W. O. E Oesterley, WC, 1929; T. T Perowne, The Proverbs, 1916; C. I. K Story, JBL, 64, 1945, hlm 319-337; D. W Thomas, Wisdom in Israel and in the Ancient Near East, 1955, hlm 280-292; C. H Toy, ICC, 1899; A Barucq, Le Livre des Proverbes, 1964; D Kidner, Proverbs, TOTC, 1964; W McKane, Proverbs, 1970. DAH/HH

BILANGAN, KITAB [ensiklopedia]

Orang Yahudi menamai Kitab ini berdasarkan kata pertamanya (wayedabher, 'dan Dia berkata'; atau bemidbar, 'di padang gurun'). Para penterjemah Yunani menyebutnya arithmoi, 'bilangan'. Bagi empat Kitab Pentateukh lainnya nama-nama Yunanilah yg biasanya dipakai; bagi Bil, di beberapa negeri kata bh Yunani itu diterjemahkan ke dalam bh pribumi, antara lain: Bilangan, dst; di negara-negara lain, terjemahan Latin dari bh Yunani yg dipakai adalah Numeri. Judul ini diberikan karena beberapa ps pertama buku itu (juga ps 26) mengandung banyak bilangan, teristimewa bilangan-bilangan sensus.

I. Garis besar isi

a. Penghitungan orang-orang Israel. Penyusunan suku-suku (Bil 1:1; 4:49).

b. Hukum mengenai kecemburuan; hukum mengenai kenaziran (Bil 5:1; 6:27).

c. Persembahan pada waktu penahbisan Kemah Suci (Bil 7:1-89).

d. Kandil. Penahbisan orang-orang Lewi; masa kerja mereka untuk melayani (Bil 8:1-26).

e. Perayaan Paskah kedua; awan; kedua nafiri perak (Bil 9:1; 10:10).

f Keberangkatan dari G Sinai (Bil 10:11-36).g. Tabera. Burung-burung puyuh. Ketujuh puluh tua-tua (Bil 11:1-35).

h. Pemberontakan Miryam dan Harun terhadap Musa (Bil 12:1-16).

i. Keduabelas pengintai (Bil 13:1; 14:45).

j. Beberapa macam hukum mengenai korban-korban persembahan daging dan minuman, korban persembahan apabila seseorang berbuat dosa tanpa sengaja, dan hukum-hukum mengenai pelanggaran atas peraturan Sabat (Bil 15:1-41).

k. Korah, Datan dan Abiram. Tongkat Harun berbunga (Bil 16:1; 17:13).

l. Kedudukan imamat dan orang Lewi (Bil 18:1-32).

m. Air pentahiran atas dosa-dosa (Bil 19:1-22).

n. Miryam mati. Meriba (Bil 20:1-13).

o. Edom menolak permintaan orang Israel melalui negerinya. Harun mati (Bil 20:14-29).

p. Peperangan dekat Horma. Ulan tembaga. Perjalanan ke daerah Moab. Peperangan melawan Sihon dan Og (Bil 21:1-35).

q. Bileam (Bil 22:1; 24:25).

r. Baal-Peor (Bil 25:1-18).

s. Penghitungan kedua orang-orang Israel (Bil 26:1-65).

t. Hak waris bagi anak-anak perempuan. Pengganti Musa (Bil 27:1-23).

u. Aturan-aturan mengenai korban. Nazar kaum perempuan (Bil 28:1-30:16).

v. Pembalasan atas orang Midian (Bil 31:1-54).

w. Pembagian daerah sebelah timur S Yordan (Bil 32:1-42).

x. Tempat-tempat persinggahan orang Israel di padang gurun (Bil 33:1-49).

y. Petunjuk-petunjuk mengenai penaklukan Kanaan. Batas-batas tanah Kanaan. Peraturan-peraturan mengenai pembagian tanah. Kota-kota orang Lewi. Kota-kota perlindungan (Bil 33:50; 35:34).z. Syarat perkawinan anak-anak perempuan yg mempunyai hak waris (Bil 36:1-13).

II. Penulis dan penanggalan

Pada masa kini banyak ahli mempertanyakan tradisi yg menyatakan bahwa Musa penulis segenap isi buku ini. Mereka mengarahkan perhatian pada pertimbangan-pertimbangan berikut. Hanya ps 33 yg menyebutkan aktivitas langsung Musa menulis (Bil 33:2, bnd 5:23; 11: 26); hal ini tidak diulangi dalam semua bagian Bil lainnya. Sebaliknya lih Ul 31:9. Beberapa data menunjukkan masa waktu yg lebih kemudian daripada masa waktu Musa, atau paling sedikit menunjuk kepada penulis lain daripada Musa; bnd 12:3; 15:22 dab, (Musa sebagai pribadi ketiga); Bil 15:23; 21:14 (mungkin 'buku mengenai peperangan-peperangan Tuhan' berasal dari masa waktu sesudah Musa); 32:34 dst.

Namun demikian Bil berulang-ulang menyatakan, bahwa peraturan-peraturan dan hukum-hukum yg tertera dalamnya telah diberikan melalui perantaraan Musa (dan Harun), 1:1, dst; juga jelas bahwa hukum-hukum dan peraturan-peraturan memberi kesan sudah dilaksanakan sewaktu pengembaraan di padang gurun (Bil 5:17; 15:23 dab, dll). Mungkin juga bahwa hukum-hukum itu telah melalui proses perkembangan; ada perubahan-perubahan yg dilakukan atasnya untuk menyesuaikannya dengan keadaan yg berubah-ubah. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda pasti dari proses-proses ini; jadi ada perbedaan antara Bil 15:22-31 dan Im 4. Bil 15:22 dab yg berbicara mengenai Musa dalam bentuk pribadi ketiga, bukanlah tidak mungkin ada versi yg kemudian dari Im 4.

Adalah bijaksana menganggap bahwa pada hakikatnya hukum-hukum itu berasal dari zaman Musa. Kita dapat juga beranggapan, bahwa pencatatan hukum-hukum dan peristiwa-peristiwa bersejarah itu telah dimulai pada zaman Musa. Belum diketahui 'bila waktunya' kitab itu ditulis dalam bentuk finalnya. Dapat diandaikan bahwa kebanyakan pokok utama telah dicatat secara tertulis, mis pada hari-hari permulaan kerajaan. Adalah penting sekali, bahwa tidak ada post Mosaica (hal yg jelas berasal dari zaman sesudah Musa) yg menghunjuk secara pasti kepada masa yg lebih kemudian daripada zaman Musa.

Sesudah gejolak kritik Wellhausen dan para pengkritik lain, banyak ahli menerima pandangan, bahwa bagian terbesar Bil termasuk isi dari apa yg dinamai Kodeks Imam, yg dikatakan, berasal usul dari zaman sesudah Pembuangan. Tapi pada akhir-akhir ini ahli-ahli cenderung menerima pandangan, bahwa Bil berisikan bahan-bahan yg berasal dari zaman purba (artinya, zaman Musa), dengan pengakuan bahwa dalam Bil 5:11 dab; 19, upacara-upacara purba telah dilukiskan, dan bahwa bahan-bahan lain menunjukkan kesimpulan yg sama. Banyak ahli bersedia menerima, bahwa kultus, seperti dilukiskan dalam Bil, telah berlaku sepanjang berkaitan dengan pokok-pokok utama, di Yerusalem sebelum Pembuangan (*PENTATEUKH; *MUSA).

III. Perihal isi

1. Pembagian Pentateukh menjadi 5 kitab tidaklah asli. Bil merupakan satu kesatuan dengan kitab-kitab terdahulu, kendati Bil 1:1 menyarankan bahwa suatu kitab yg baru telah dimulai, di mana keempat ps pertama merupakan persiapan bagi keberangkatan dari Sinai. Dapat dikatakan bahwa Ul adalah lanjutan dari Bil, tapi pemisahan antara Bil. dan Ul adalah lebih mendasar daripada pemisahan antara Im dan Bil.

2. Sejarah yg dicatat dalam Bil mencakup 38 thn, yakni periode antara thn ke-2 dan ke-40 sesudah Keluaran (lih keterangan waktu dlm 1:1; 7: 1; 9:1, 15; 10:11; 33:38; bnd Kel 40:2; Ul 1:3).

Dalam bagian pertama Israel masih berada di dekat G Sinai (Kel 19:1 memberitakan tibanya mereka di Sinai). Bil 10:11-12:6 menceritakan keberangkatan dari Sinai dan perjalanan ke Kadesy (bnd 13:26); pada thn ke-2 sesudah Keluaran Israel telah tiba di Kadesy (bnd Ul 2:14). Karena Israel mempercayai kata-kata yg begitu mengecutkan dan menakutkan dari para pengintai, maka terjadilah pengembaraan yg lebih lama di padang gurun (ps 13-14). Hanya sedikit yg dapat diketahui mengenai nasib Israel selama 38 thn pengembaraan mereka (15:1-20:13). Ada kemungkinan, bahwa Kadesy dalam waktu yg lama merupakan semacam pusat bagi Israel, sementara beberapa kelompok orang Israel mengembara di sekitar semenanjung Sinai. Seusai 38 thn Israel meninggalkan Kadesy menuju Kanaan, barisan-barisan bergerak sekeliling Edom, sampai di dataran-dataran Moab, dan menaklukkan Sihon dan Og (Bil 20:14; 21:35). Bagian akhir Bil menerangkan perbuatan-perbuatan Bileam, penyembahan Israel pada berhala Baal-Peor, dan penghukuman atas orang Midian.

3. Disamping mencatat sejarah, Bil memuat bermacam-macam peraturan dan hukum. Hubungan antara hukum-hukum dengan sejarah, dan antara satu hukum dengan hukum-hukum yg lainnya sering tidak jelas. Namun demikian, penulis bermaksud, paling sedikit dalam banyak hal, adanya hubungan antara yg satu dengan yg lainnya. Jalan keluar yg paling sederhana, ialah menganggap ada hubungan kronologis di antaranya. Kadang-kadang ada juga hubungan material; lih mis bagaimana 5:1-4 dan ps 18 sejajar dengan yg mendahuluinya, dan 10:1-10 dengan yg berikutnya; setelah seluruh catatan peristiwa perjalanan di padang gurun disajikan (Bil 33:1-49), cerita dilanjutkan (Bil 33:50-35:34) dengan peraturan-peraturan mengenai penaklukan Kanaan dan hukum-hukum apabila mereka nanti bermukim di situ. Akhirnya, kita hendaknya mengingat, bahwa susunan dari beberapa, Kitab PL menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yg mirip dengan masalah Bil.

Banyak hukum (tapi tidak semuanya) bertalian dengan upacara agamawi. Orang Israel tidak membedakan antara hukum upacara agamawi, moral, yuridis, dan sosial seperti kita membedakannya. Semua hukum dan peraturan bertujuan sama, yakni supaya Israel 'siap' untuk hidup di Kanaan di hadapan Tuhan, sebagai suatu bangsa yg mandiri dan berkelakuan baik.

4. Dalam Bil Musa menonjol sebagai tokoh utama, digambarkan dengan segala kebesaran dan kelemahannya. membimbing bangsa itu dalam segala hal. Dengan perantaraan dia, Tuhan memberikan kepada Israel bermacam-macam hukum dan peraturan, berbicara dengan hamba-Nya 'berhadap-hadapan' (12:6-8). Berulang-ulang Musa bertindak sebagai pengantara untuk bangsa itu (11:2; 12:13 14:13 dst; 16:22; 21:7). Musa ialah 'seorang yg sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yg di atas muka bumi' (12:3; bnd 14:5; 16:4 dst), namun ia mengalami juga kegagalan-kegagalan manusiawi. Bertentangan dengan peraturan Tuhan, dia memukul bukit batu (20:10 dab), dan pada peristiwa-peristiwa lain dia mengungkapkan keluhan-keluhan emosional (11:10 dst; bnd 16:15). Harun agak menyamai Musa dalam hal keunggulan (1:3, 17, 44; 2:1; dst, teristimewa ps-ps 12; 16; 17).

IV. Amanatnya

Dalam Bil, seperti juga dalam seluruh Alkitab, Allah perjanjian yg mahakuasa dan setia menyatakan diriNya; penyataan inilah yg menghubungkan bagian-bagian Bil yg berbeda menjadi satu kesatuan yg utuh. Dalam peraturan-peraturan dan hukum-hukum yg ditentukan-Nya, Allah menunjukkan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Israel sering memberontak terhadap Dia. Sebagai akibatnya murka Tuhan bangkit: Dia tidak membiarkan dosa tanpa hukuman (11:1-3, 33 dab; 12:10 dst; 14 dst). Musa dan Harun tidak diperbolehkan memasuki Kanaan (20:12 dab). Tapi Tuhan tidak menolak umat-Nya; Dia setia terhadap perjanjian-Nya. Dia membimbing Israel melalui padang gurun, sehingga mereka dapat sampai di tanah perjanjian yg Ia janjikan kepada Bapak leluhur mereka. Hal ini tidak tergagalkan baik oleh ketidaksetiaan Israel, maupun oleh kekuatan bangsa-bangsa yg bangkit melawan Israel.

Perhatian khusus baiklah diberikan pada segi-segi tertentu mengenai penyataan Allah dalam Bit.

1. Allah benar-benar tidak berubah dalam kesetiaan-Nya (bnd 23:19), tapi ini tidaklah berarti bahwa pribadi-Nya tanpa keharuan (lih khususnya cerita yg mengharukan dim 14:11 dab). Dalam rangka ini baik sekali memperhatikan antropomorfisme yg kuat (lih mis Bil 10:35 dab; 15:3, 'bau yg menyenangkan bagi Tuhan'; 28:2, 'sebagai santapan-Ku' dst); ungkapan-ungkapan yg -- janganlah kita mengartikannya secara harfiah -- memperlihatkan betapa dalamnya ataupun prihatinnya Allah dalam perbuatan-perbuatan Israel.

2. Kekudusan Allah khusus digarisbawahi. Cerita-cerita menyatakannya (lih mis 20:12 dab), dan demikian juga dengan cara lain hukum-hukum dan peraturan-peraturan: apabila seseorang mendekati Allah dia harus bersih dari segala kenajisan (bnd juga Bil 1:50 dst, dll).

3. Ketentuan-ketentuan yg sangat terinci diberikan dalam Bit: Allah menjalankan kekuasaan-Nya atas segalanya, juga atas hal-hal yg terkecil sekalipun.

4. Segera sesudah orang Israel sampai di perbatasan tanah perjanjian, mereka menyerah pada pencobaan untuk menyembah dewa-dewa dari negeri yg baru itu. Tapi Tuhan bukanlah Tuhan hanya di padang gurun: Dia memanfaatkan seorang ahli nujum kafir (22-24), dan menghukum Israel karena menyembah berhala (25), bersama mereka yg menggoda bangsa-Nya (31).

Dalam uraian yg dikemukakan di atas, sifat kristologis Bil sudah ditunjukkan. Dalam Bit, seperti juga dalam kitab-kitab lainnya, Allah menyatakan diriNya sebagai Allah yg setia pada perjanjian-Nya. Dengan perkataan lain, Dia menyatakan diriNya dalam rupa Kristus. Sebagai tambahan, banyak dalam Bil yg merupakan lambang Kristus: terlambangkan dalam pribadi-pribadi (teristimewa Musa dan Harun), dalam peristiwa-peristiwa, dan dalam hukum-hukum, Kristus yg akan datang telah kelihatan pra bayanganNya sebelum Dia datang (bnd Yoh 3:14; 1 Kor 10:1 dst; Ibr 3:7 dst; 9:13; dll).

KEPUSTAKAAN. Lih buku-buku Pengantar ke dalam PL, buku-buku tafsiran, dan G. B Gray, Numbers, ICC, 1903 (1955); L. E Binns, The Book of Numbers, WC, 1927; S Fish, The Book of Numbers2, 1950; J Marsh, Numbers, IB 2, 1953; W. H Gispen, Het boek Numeri, 1, 1959; 2, 1964, dalam Commentaar op het Oude Testament; N. H Snaith, Leviticus and Numbers, NCB, 1967; M Noth, Numbers, OTL, 1968. NHR/AL

HUKUM [ensiklopedia]

Mengenai hukum dan Taurat dalam PL, *TAURAT.

a. Arti istilah

Ada keluwesan dalam penggunaan istilah 'hukum' (nomos) pada PB.

1. Sering digunakan untuk menunjukkan seluruh atau sebagian hukum dari PL. Rm 3:19a jelas menunjuk kepada hukum dalam PL secara keseluruhan. Paulus mengutip dari berbagai bagian PL dan ia mengambil kutipan-kutipan itu dari apa yg disebutnya 'hukum itu'. Tapi keluwesan penggunaan istilah ini oleh Paulus adalah jelas. Karena kalau ia bicara tentang mereka yg 'di bawah hukum Taurat' dalam kalimat berikutnya (pada kutipan di atas), maka 'hukum Taurat' itu di sini mempunyai makna yg berbeda. Mungkin sekali arti yg lebih luas ini (meliputi seluruh PL) terdapat dalam Rm 2:17-27. Hal yg sama juga jelas kelihatan dari penggunaan Tuhan Yesus pada beberapa kesempatan (bnd Mat 5:18; Luk 16:17; Yoh 8:17; 10:34; 5:25).

Tapi istilah nomos itu juga digunakan dalam arti yg lebih terbatas untuk menunjuk pada bagian tertentu PL. Dalam ungkapan 'Kitab Taurat dan para nabi', haruslah dimengerti sebagai mengacu kepada PL secara keseluruhan tanpa memasukkan 'Kitab nabi-nabi' (bnd Mat 5:17; 7:12; 11:13; 22:40; Luk 16:16; Kis 13:15; Rm 3:21 b). Dalam arti yg lebih terbatas istilah itu digunakan untuk menyebut kelima Kitab (Pentateukh) dibedakan dari dua bagian utama PL yg lain (bnd Luk 24:44). Ada beberapa tempat di mana tidak pasti apakah sebutan 'Taurat Musa' hanya menunjuk kepada ke lima Kitab itu, ataukah digunakan dalam arti yg lebih luas, yaitu PL tanpa 'Kitab nabi-nabi' (bnd Yoh 1:45; Kis 28:23). Adalah mungkin bahwa karena istilah Taurat dapat digunakan dalam arti yg lebih luas, maka 'Taurat Musa' dapat diartikan mencakup yg lebih luas dari yg murni berkaitan dengan hukum Musa saja. Sekali lagi ini merupakan ciri keluwesan istilah-istilah dalam PB, yg timbul karena ungkapan 'Kitab Taurat dan para nabi' adalah gambaran yg cukup terhadap PL secara menyeluruh.

2. Ada kalanya istilah nomos menunjuk kepada sistem pemerintahan yg Musa tetapkan di Sinai. Penggunaan seperti ini kelihatan jelas khususnya dalam Surat-surat Paulus (bnd Rm 5:13, 20; Gal 3:17, 19, 21a). Amat dekat dengan pengertian ini ialah penggunaan istilah 'di bawah hukum Taurat' oleh Paulus (1 Kor 9:20; Gal 3:23; 4:4, 5, 21; bnd Ef 2:15; 'dari hukum Taurat' dlm Rm 4:16). Ungkapan ini berarti berada di bawah sistem hukum Musa, atau pada 1 Kor 9:20 berarti memandang diri sendiri sebagai masih terikat oleh bentuk-bentuk kelembagaan yg ditetapkan Musa. Aturan Musa sebagai suatu sistem pemerintahan, mempunyai kekuasaan dan ancaman hukuman yg bersifat ilahi saat diberlakukan. Penggunaan istilah 'di bawah hukum Taurat jangan dikacaukan dengan penggunaannya di tempat lain, seperti akan dibahas nanti.

3. Sering istilah nomos digunakan untuk menggambarkan hukum Allah sebagai penyataan dari kehendak Allah. Banyak ay yg menyebut hal itu, namun di sini hanya sebagian yg dapat dihunjuk (Rm 3:20; 4:15; 7:2,5,7, 8, 9, 12,16,22; 8:3 4, 7; 13:8, 10; 1 Kor 15:56; Gal 3:13; 1 Tim 1:8; Yak 1:25; 4:11). Dalam ay-ay seperti itu nampak kekudusan dan kewajib-taatan yg mantap dari hukum Taurat sebagai pengungkapan sifat Allah, yakni kudus, benar dan baik. Kewajiban untuk taat bagi manusia diungkapkan dalam istilah-istilah 'di bawah Taurat' (1 Kor 9:21, ennomos).

4. Kadang-kadang nomos digunakan dengan arti hukum yg secara khusus dinyatakan, dalam pertentangan dengan tuntutan mengenai pekerjaan baik yg sejak awal tertulis dalam hati manusia (Rm 2:12-14). Memang nomos senantiasa berarti hukum yg diwahyukan secara khusus. Tapi pada ay-ay itu perhatian dipusatkan pada pertimbangan demikian, karena adanya perbedaan mengenai cara pewahyuan. Tidak ada petunjuk bahwa yg dilihat adalah hukum lainnya. Tekanan diletakkan pada kepenuhan dan kejelasan yg lebih besar dari penyataan khusus dan peningkatan tanggung jawab yg berkaitan bagi pihak para penerima.

5. Dalam berbagai bentuk ungkapan kata nomos digunakan dalam arti yg buruk, untuk menunjukkan kedudukan orang yg menaruh perhatian kepada hukum, dan karena itu kepada perbuatan-perbuatan atas dasar hukum, sebagai jalan pembenaran dan penerimaan oleh Tuhan. Rumusan huponomon dalam Rm 6:14-15; Gal 5:18 berarti 'di bawah hukum' dalam arti itu. Seperti telah ditunjukkan di atas, penggunaan rumusan ini tidak boleh dikacaukan dengan penggunaan istilah yg sama ketika dikenakan pada sistem yg ditetapkan Musa (bnd Gal 3:23 dan ay-ay lain yg dikutip). Para penterjemah Alkitab bh Indonesia Baru dengan menerjemahkannya'di bawah hukum Taurat', jelas menafsirkannya secara lain, yg dalam hemat penulis, mengacaukan artinya dan merupakan kegagalan mengerti perbedaan itu. Orang yg 'di bawah hukum' dengan arti seperti dalam Rm 6:14 adalah terbelenggu kepada dosa dalam kesalahannya, kenajisan dan kuasanya. Tapi ini bukanlah konsekuensi dari keberadaan di bawah tatanan Musa dalam masa dari zaman Musa sampai Kristus. 'Di bawah hukum' dalam arti ini, tidak boleh juga dikacaukan dengan istilah yg sama bila dikenakan kepada seorang percaya dalam Kristus (1 Kor 9:21). Ada ungkapan-ungkapan lain yg juga bernada buruk seperti 'di bawah hukum' tadi, misalnya: 'dari hukum' (Rm 4:14; Gal 3:18; Flp 3:9) dan ungkapan: 'melakukan hukum' (Rm 3:20; Gal 2:16; 3:2, 5, 10) menunjuk kepada arti yg sama; dalam setiap ay ini, 'Taurat' supaya dibuang. 'Bukan karena melakukan hukum' (Rm 3:28) menunjukkan arti yg berlawanan.

Ada beberapa ungkapan yg harus ditafsirkan sesuai dengan ide ini dan kedudukan yg berkaitan. Jika Paulus berkata 'kebenaran tanpa hukum telah dinyatakan' (Rm 3:21), ia memaksudkan kebenaran terlepas dari perbuatan-perbuatan hukum, dan oleh sebab itu bertentangan dengan kebenaran karena justru hanyalah perbuatan-perbuatan. Apabila ia berkata bahwa kita telah mati bagi hukum, dan dibebaskan dari hukum (Rm 7:4, 6), ia menunjuk kepada pemutusan belenggu yg mengikat kita kepada hukum sebagai jalan diterima oleh Tuhan (bnd juga Gal 2:19). Hukum sebagai hukum, artinya sebagai perintah yg menuntut ketaatan dan menyatakan hukumannya terhadap semua pelanggaran, tidak mempunyai kemampuan atau kesempatan bagi pembenaran terhadap orang fasik. Pertentangan antara kebenaran berdasar hukum, yaitu kebenaran diri kita sendiri, dan kebenaran dari Allah yg disediakan dalam Kristus adalah pertentangan antara amal manusia dengan Injil anugerah (bnd Rm 10:3; Gal 2:21; 5:4; Flp 3:9). Polemik Paulus dalam Surat-surat Rm dan Gal adalah mengenai pertentangan ini:

6. Hukum kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan suatu asas yg berpengaruh dan yg menguasai. Dalam arti ini Paulus berbicara tentang 'hukum iman' (Rm 3:27) yg dipertentangkan dengan hukum perbuatan. Pertentangan itu adalah antara asas iman dengan asas perbuatan-perbuatan. Gagasan inilah tafsiran yg paling tepat terhadap istilah 'hukum' dalam Rm 7:21, 23, 25b; 8:2.

Jadi ada keanekaragaman dalam mengartikan istilah hukum, dan seringkali ada perbedaan makna yg dalam. Akibatnya, adalah apabila kita tidak menghargai perbedaan yg muncul dalam penggunaannya, maka kita dapat memasukkan arti yg sama sekali berbeda dari yg dimaksudkan oleh PB. Ada tempat-tempat, terutama dalam Surat-surat Paulus, di mana perubahan dari arti yg satu kepada yg lain terjadi dalam kalimat-kalimat yg berdekatan. Dalam Rm 3:21, apabila kita tidak memperhatikan dua arti yg berbeda dari kata itu, akan terjadi pertentangan yg pasti. Dalam Rm 4:14 ungkapan 'dari hukum' adalah berarti lepas dari iman. Tapi dalam ay 16 'dari hukum' tidaklah lepas dari iman karena mereka yg dari hukum digambarkan sebagai memiliki janji yg dikokohkan bagi mereka. Jadi di sini dituntut arti yg berbeda-beda.

Ada klasifikasi-klasifikasi lain dari yg telah disebutkan di alas, yg muncul dari nuansa-nuansa makna dan penggunaan kata tersebut. Dan di banyak tempat adalah sukar untuk memastikan apakah arti yg sebenarnya dari istilah itu. Tapi pada pokoknya apabila perbedaan-perbedaan yg disebut di atas diperhatikan, maka tafsiran tidak usah ruwet dan kesukaran-kesukaran yg kurang perlu terjadi dapat diatasi.

b. Hukum dan Injil

Dalam analisa terdahulu telah jelas, betapa pentingnya masalah hubungan antara orang percaya dengan hukum Allah. Berada 'di bawah hukum' pada satu arti (Rm 6:14) memisahkan seseorang dari kebahagiaan anugerah yg diberikan oleh Injil. Berada'di bawah hukum' adalah lawan dari berada 'di bawah anugerah', dan itu berarti bahwa orang itu adalah budak dari hukuman dan kuasa dosa. Oleh sebab itu dalam arti inilah dikatakan, bahwa kita dibebaskan dari hukum oleh Injil dan telah mati bagi hukum (Rm 7:4): 'kita telah mati bagi dia yg mengurung kita' (Rm 7:6, bnd Gal 2:19). Injil itu dibatalkan apabila pembebasan yg menentukan ini tidak diakui. Dan dalam hal seperti ini kita telah terbuang dari anugerah, dan Kristus menjadi tidak bermanfaat lagi (bnd Gal 5:4).

Tapi ini bukan merupakan keseluruhan dari permasalahan hubungan antara hukum dan Injil. Pada inti penjelasan dan pembelaannya terhadap Injil anugerah, Paulus berkata, 'Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya' (Rm 3:31). Sebagai orang percaya ia memprotes bahwa ia menyetujui hukum itu baik, bahwa ia menggemari hukum Allah menurut manusia batinnya, bahwa dengan akal budinya ia melayani hukum Allah (Rm 7:16, 22, 26), dan bahwa tujuan dari pelaksanaan tugas Kristus adalah bahwa kebenaran Taurat dapat dipenuhi di dalam mereka yg tidak berjalan menurut daging tapi menurut Roh (Rm 8:4). Bila kita mencari contoh tentang hukum yg dipikirkannya, kita menemukannya pada Rm 7:7. Dan tidak ada keragu-raguan bahwa dalam Rm 13:9 ia memberi contoh nyata kepada kita mengenai hukum yg digenapi oleh kasih, menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara kasih sebagai motif yg menguasai hidup orang percaya dengan penyesuaian dengan perintah-perintah yg dikeluarkan oleh hukum Allah.

Kesimpulan yg diambil ialah, bahwa ajaran Sepuluh Hukum membantu orang percaya, sebagai tolok ukur cara hidup yg diatur oleh kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Paulus juga menggunakan istilah-istilah yg sama maknanya dengan istilah 'di bawah hukum' apabila ia berkata, 'tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus' (1 Kor 9:21). Mengenai kewajiban ia tidak terpisah dari hukum Allah, ia bukanlah tanpa hukum dalam hubungan dengan Allah. Dan ini diberlakukan dan ditunjukkan dalam keterikatannya kepada hukum Kristus.

Jika Paulus berkata bahwa 'kasih adalah kegenapan hukum Taurat' (Rm 13:10), adalah jelas bahwa perintah-perintah yg dimaksud dalam ay sebelumnya adalah contoh dari Taurat yg dibayangkan. Tapi dengan kata-kata'jikalau ada suatu perintah yg lain', Paulus menjelaskan bahwa ia belum menyebutkan semua perintah. Jadi perbedaannya adalah bahwa hukum Taurat itu merupakan istilah umum, dan perintah-perintah merupakan ungkapan-ungkapan khusus. Sebab itu walaupun rasul Yohanes tidak berbicara dengan istilah-istilah menggenapi Taurat, namun tekanan diberikannya pada perlunya memelihara dan melakukan perintah-perintah itu (1 Yoh 2:3,4; 3:22,24; 5:2, 3) dengan maksud yg sama. Dan kalau Yohanes menulis bahwa, 'barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah' (1 Yoh 2:5), ia menunjuk kepada apa yg dirumuskannya mengenai wujud nyata dari mengasihi Allah yakni, 'bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya' (1 Yoh 5:3).

Kesimpulannya adalah, hal memelihara perintah-perintah Allah adalah pengungkapan praktis dari kasih. Lepas dari itu kita tidak mengenal Allah, dan pengakuan kita sebagai orang Kristen adalah suatu kebohongan (bnd 1 Yoh 2:4; 4:8). Ajaran Yohanes adalah ulangan ajaran Tuhan Yesus, dan rasul Yohanes-lah yg merekam bagi kita amanat-amanat Yesus berkenaan dengan hal itu (Yoh 14:15, 21; 15:10). Adalah penting juga, bahwa Tuhan Yesus meneguhkan perlunya memelihara perintah-perintah itu, dengan meminta perhatian terhadap teladan-Nya sendiri dalam melaksanakan perintah-perintah Bapak, dan yg oleh sebab itu tetap tinggal di dalam dan memegang kasih Bapak (bnd Yoh 15:10; 10:17, 18).

Di antara penulis PB tidak ada yg melebihi semangat Yakobus melihat buah-buah yg keluar dari dan memperkokoh iman. Yakobus di sini yg dimaksudkan adalah penulis surat dalam PB. Tolok ukur yg digunakan untuk menilai buah-buah itu adalah 'hukum yg sempurna, yg memerdekakan orang' (Yak 1:25). Seperti penulis-penulis PB lainnya, Yakobus sadar bahwa kasih itu merupakan dorongan. 'Hukum Sang Raja' adalah 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri' (Yak 2:8). Tapi juga bagi Yakobus, baik kasih ataupun hukum tidak dimengerti lepas dari contoh hukum konkrit dan ungkapan-ungkapan kasih dalam perintah-perintah, seperti yg ia sebutkan di beberapa tempat (Yak 2:11). Kita akan dihakimi menurut hukum ini (Yak 2:12); dalam hukum inilah kita diwajibkan bertekun (Yak 1:25); hukum inilah yg harus kita turuti secara keseluruhan (Yak 2:10); hukum inilah yg harus kita turuti (Yak 4:11).

Alasan untuk mengajak secara terus-menerus pada hukum Allah sebagai norma, untuk menilai tingkah laku orang percaya dan untuk mengatur hidupnya, terletak dalam hubungan antara hukum itu dengan sifat Allah. Allah adalah kudus, dan perintah itu juga kudus, benar dan baik (Rm 7:12). Jadi hukum itu merupakan pantulan dari sifat-sifat Allah. Dengan kata-kata lain, hukum itu adalah salinan dari kekudusan Allah guna mengatur pikiran dan tingkah laku agar sesuai dengan kemuliaan-Nya. Kita harus menjadi kudus dalam semua cara hidup, karena Dia yg telah memanggil kita adalah kudus (1 Ptr 1:15, 16).

Hidup bebas dari tuntutan-tuntutan hukum itu, berarti bertentangan dengan hubungan dengan Allah yg telah dibangun oleh anugerah. Keselamatan adalah keselamatan dari dosa, dan 'dosa adalah pelanggaran hukum Allah' (1 Yoh 3:4). Oleh sebab itu keselamatan adalah dibebaskan dari pelanggaran hukum, dan sebab itu diselamatkan agar dapat bersesuaian dengan hukum Allah itu. Kecenderungan kepada antinomianisme (meremehkan hukum) menghantam hakikat Injil; pada galibnya antinomianisme berkata, 'Marilah kita hidup terus dalam dosa!'.

Orang percaya diciptakan kembali dalam citra Allah. Sebab itu ia mengasihi Allah dan juga sesamanya (1 Yoh 4:20, 21). Dan karena ia mengasihi Allah, ia mengasihi apa yg mencerminkan sifat-sifat Allah. Ia menggemari hukum Allah menurut manusia batinnya (Rm 7:22). Ketaatan adalah kegembiraannya, ketidaktaatan adalah penyakit kanker dalam hatinya. Orang kudus akan dijadikan sesuai dengan citra Anak Allah (Rm 8:29); dan ia telah dibuat ulang menurut pola Dia yg tidak berdosa dan dapat berkata, '(Ya bahkan) Taurat-Mu ada dalam dadaku' (Mzm 40:8).

KEPUSTAKAAN. J Durham, The Law Unsealed, 1802; Tyng, Lectures on the Law and the Gospel, 1849; W. S Plu The Law of God as Contained in the Ten Commandme 1864; P. H Eldersveld, Of Law and Love, 1954; C. H D 'Ennomos Christou', in More New Testament Studies, 19 hlm 134-148; E. F Kevan, The Evangelical Doctrine ofL 1955; H. N Ridderbos, When the Time Had Fully Co 1957; H. H Esser, NIDNTT 2, hlm 436-456; H Preisker, TD 2, hlm 372 dst; J. D. M Derrett, Law in the New Testament, 1970. *ETIKA, ALKITABIAH. JM/SS

HUKUMAN [ensiklopedia]

Lihat JAHAT, KEJAHATAN DAN HUKUMAN.

IMAMAT, KITAB [ensiklopedia]

Kitab ketiga dari kitab Taurat yg disebut oleh orang Yahudi sebagai wayyiqra' ('dan ia memanggil'), ini menjadi perkataan pertama dari kitab itu dalam PL berbahasa Ibrani. Dalam Misynah, kitab itu disebut dengan berbagai nama, yaitu hukum imam-imam (torat kohanim), buku imam-imam (sefer kohamim), hukum persembahan (torat haqqorbanim); nama-nama ini menunjuk kepada isi kitab itu. Dalam LXX Im dinamai Leueitikon atau Leuitikon (sc. biblion), yaitu (kitab) keimaman. Dalam Alkitab bh Latin, yaitu Vulgata, Im diberi judul Leviticus (sc. liber), yg sama artinya dengan '(kitab) keimaman'. Dalam beberapa naskah Latin bertulisan tangan nama yg dipakai adalah Leviticum, dan dalam Pesyito disebut 'Kitab para imam'. Dalam bh Indonesia nama Imamat yg dipakai.

I. Garis besar isi

Kitab Im terutama berisi hukum. Kerangka sejarah untuk hukum-hukum ini mengacu pada kehidupan Israel ketika bangsa itu menetap di Sinai. Kitab ini dapat dibagi sebagai berikut:

a. Hukum-hukum persembahan (Im 1:1; 7:38).

b. Pelayanan di Kemah Pertemuan dimulai (Im 8:1; 10:20)

c. Hukum-hukum tentang kesucian dan kenajisan (Im 11:1; 15:33).

d. Hari Raya Pendamaian (Im 16:1-34).

e. Berbagai hukum lainnya (Im 17:1; 25:55).

f. Janji-janji dan peringatan-peringatan (Im 26:1-46).

g. Tambahan: penilaian dan penebusan (Im 27:1-34).

Dalam pembagian ini terlihat bahwa isi Im terutama terdiri dari hukum-hukum peribadatan. Pada saat yg sama, harus dicatat bahwa tujuannya adalah untuk melanjutkan cerita tentang pengalaman-pengalaman Israel di Sinai. Hal ini nyata dari kata-kata pertama Im, dan dari rumusan yg diulang-ulangi 'Berfirmanlah TUHAN kepada Musa' (Im 1:1; 4:1; 5:14; dll), yg harus kita bandingkan dengan 'Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Harun' (Im 10:8) dan 'Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun' (Im 11:1; bnd Im 13:1; dsb). Latar belakang sejarahnya tidak boleh dihapuskan. Kitab ini harus dipandang sebagai bagian dari keutuhan Pentateukh.

Di Sinai, bangsa Israel diperlengkapi bagi tugasnya, yg diungkapkan dalam 'Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yg kudus' (Kel 19:6). Kepada Israel sudah dititipkan Sepuluh Firman, Kitab Perjanjian dan peraturan-peraturan yg berkenaan dengan Kemah Pertemuan. Tempat kediaman TUHAN ini dibangun di tengah-tengah perkemahan Israel (Kel 40). Mungkin hukum-hukum persembahan (Im 1-7) pada mulanya merupakan bagian yg berdiri sendiri (bnd 7:35-38). Tapi hukum-hukum itu sangat cocok dalam konteks Pentateukh seperti terlihat sekarang. Sejarah persembahan korban dan keterangan tentang pentingnya disebut dalam Im, yg harus diperhatikan secara khusus oleh orang Kristen. Kita tahu bagaimana makna persembahan-persembahan itu dipenuhi sempurna dalam ketaatan Yesus Kristus, yg dimulai dalam Kej 4:3-5. Ada juga bagian-bagian lain dari Pentateukh sebelum Im yg menyebut korban-korban dan persembahan-persembahan. Tapi dalam Im TUHAN mengatur segala ibadah korban dan melembagakan suatu bentuk khusus sebagai alat pendamaian bagi Israel. Im 17:11 mengemukakan alasan larangan makan darah ('kehidupan dari daging terletak di dalam darah'); larangan itu telah disebut dalam 3:17 dan 7:26 dab, tapi tidak satu pun dari kedua ay ini mengemukakan alasan yg terus terang. Penumpahan dan pemercikan darah seperti digambarkan dalam Im 1-7 harus dipahami dalam terang Im 17:11. Hal ini merupakan petunjuk tentang kesatuan Im.

Petunjuk lain tentang kesatuannya adalah kenyataan bahwa 17:11 mempersiapkan kitab untuk peralihan ke dalam peraturan-peraturan tentang kenajisan, yg kemudian diperinci dalam berbagai sikap pada ps 11-15. Demikian juga 10:10 mengarah kepada pembedaan-pembedaan yg terperinci antara yg suci dengan yg najis seperti yang dikemukakan ps 11. Dalam terang keseluruhan Kitab Im, nampak bahwa hukum-hukum tentang kesucian dan kenajisan menunjuk kepada tuntutan yg dibebankan kepada Israel, yaitu menjauhi dosa. Dosalah yg memisahkan TUHAN dari umat-Nya, sehingga mereka harus mendekati DIA dengan perantaraan korban (ps 1-7) dan imam (ps 8-10). Im 16:1 yg begitu dekat pada 15:31 menunjuk kembali kepada 10:1 dab. Dalam 20:25 terdapat kiasan tentang peraturan berkenaan dengan binatang-binatang yg najis dan tidak najis menurut ps 11; dan ay ini menyediakan hubungan yg lebih dekat antara hukum-hukum dalam ps 18-20 dengan ps 11-15. Hal ini tidak mendukung pendapat para ahli yg mengatakan bahwa hukum-hukum kekudusan dalam ps 17-26 pada mulanya merupakan bagian yg berdiri sendiri. Dalam 21:1-22:16, ucapan-ucapan seperti yg terdapat dalam 11:44 dab; 19:2; 20:7 diulangi dengan menunjuk kepada imam-imam (mis 21:8, 'Aku Tuhan yg menguduskan kamu, adalah kudus'). Im 25:1 mengungkapkan bahwa kata-kata berikutnya disampaikan kepada Musa di G Sinai, tepat seperti yg diungkapkan dalam ringkasan hukum-hukum pada 7:37 dab.

Kitab Im dalam bentuknya seperti sekarang merupakan kesatuan yg terjalin rapih.

Bagian-bagian mengenai sejarah, jauh lebih banyak daripada yg dapat dilihat sepintas lalu (bnd 10:1-7; 24:10-23; ps 8-10, juga rumusan 'Dan Tuhan berfirman kepada Musa').

Perhatian diarahkan juga kepada perkawinan dan kekudusan, penyucian kehidupan sehari-hari dan sikap Israel terhadap hukum-hukum Allah (bnd 18:3, 5, 30; 19:1-3, 18, 37; 20:26; 22:31-33; 26; dll).

Dilihat dari isinya secara keseluruhan, Im dapat disebut 'Kitab Kekudusan TUHAN', dengan tuntutan-Nya yg mendasar yaitu 'Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN adalah kudus' (20:26). Kekudusan-Nya nampak dalam penghukuman-Nya terhadap dosa Nadab dan Abihu (10:1-7) dan para penghujat (24:1-23). Kekudusan-Nya-lah yg mengharuskan adanya hukum-hukum tentang persembahan dan makanan, pentahiran dan kesucian, Masa Raya dan upacara-upacara lainnya. Para imam adalah orang-orang yg sangat penting sebagai perantara antara Tuhan dengan Israel. Kehidupan di dalam perjanjian adalah kehidupan yg terus menerus diatur dengan segala macam peraturan. Cita-cita yg didambakan sedemikian mulia, sehingga tidak ada sesuatu pun kecuali persembahan yg dapat menutupi Israel di hadapan hadirat Tuhan, karena Israel tetap sangat tidak mampu memenuhi tuntutan-tuntutan kudus-Nya. Darah di atas mezbah sangat dibutuhkan. Darah yg dipercikkan menunjuk ke depan, kepada Dia, yg datang untuk menggenapi, membawa kepada kepenuhan seluruh Kitab Im, seluruh kitab Taurat, seluruh PL. Dengan demikian Kitab Im memberitakan kepada kita 'Sudah genap'. Hal itu menunjuk kepada pembebasan kita; juga menunjukkan kewajiban kita untuk menjadi suci menurut pandangan-Nya, yg mengaruniakan PutraNya sendiri sebagai imam dan korban karena dosa-dosa kita.

II. Penulis dan susunannya

Penulis Kitab Im tidak disebut dalam kitab itu. Dikatakan bahwa TUHAN berfirman berulang kali kepada Musa, kepada Musa dan Harun atau kepada Harun; tapi tidak diberikan perintah untuk membuat catatan tertulis dari apa yg Ia firmankan. Isi Kitab Im yg sampai di tangan kita merupakan penyataan ilahi yg diberikan di Sinai pada zaman Musa (bnd 7:37 dab; 26:46 dab; 27:34); tapi hal itu tidak menyelesaikan persoalan tentang siapa penulis Im. Musa tidak disebut sebagai penulis dalam bagian mana pun dari kitab tersebut, seperti yg terjadi pada bagian-bagian tertentu dari Kitab Kel (bnd Kel 17:14; 24:4; 34:27). Mungkin seorang penulis pada waktu yg lebih kemudian menempatkan bahan-bahan yg berkenaan dengan Musa menjadi bahan Kitab Im. Mungkin juga terjadi, bahwa oleh diri Musa, kitab ini ditempatkan dalam bentuk yg sampai di tangan kita.

Persoalan tentang penulis Im terkait dengan persoalan tentang penyusunan *Pentateukh. Kitab Im pada umumnya ditempatkan dalam karya P (karya para Imam). Tapi dalam karya P sendiri dibedakan dua bahan yg terpisah, yg disebut oleh Kuenen sebagai P1 dan P2. PI adalah bahan-bahan dari zaman pembuangan, sementara P2 adalah bahan-bahan dari zaman sesudah pembuangan. Penganut-penganut lain dari paham hipotesa dokumenter membuat pembedaan-pembedaan lain, tapi mereka semuanya sependapat bahwa Kitab Im adalah karya P.

Keberatan-keberatan terhadap teori hipotesa dokumenter ini secara umum, dapat diterapkan secara khusus terhadap Kitab Im. Nama 'Hukum Kekudusan' yg diberikan kepada Im 17-26, berasal dari August Klostermann yg dalam thn 1877 menulis artikel 'Yehezkiel dan Hukum Kekudusan' untuk Majalah Teologia Lutheran yg dicetak ulang dalam bukunya Der Pentateuch: Beitrage zu seinem Verstandnis und seiner Entstehungsgeschichte (Pentateukh: Sumbangan-sumbangan bagi pemahamannya dan sejarah penyusunannya), 1893, hlm 368-418. Nama 'Hukum Kekudusan' akhirnya dipakai secara luas; banyak orang melihat bahwa nama itu cocok, khususnya karena penekanan yg jelas dan berulang-ulang tentang kekudusan dan penyucian dalam 19:2; 20:7, 8, 26; 21:6-8, 15, 23; 22:9, 16, 32.

Tidak mungkin untuk membahas di sini persoalan, apakah 'Hukum Kekudusan' berdiri sendiri, didasarkan pada bukti gaya dan bh yg khusus. Lih misalnya karya S. R Driver, Literature of the Old Testament, cet ke-9, 1913, hlm 47 dst. Ditunjukkan bahwa ada hubungan yg dekat antara H dan Yehezkiel; sebenarnya beberapa ahli menganggap Yehezkiel sendiri adalah penulis atau redaktur H, sementara ahli-ahli yg lain berpendapat bahwa Yehezkiel belum mengenal H. Tapi pendapat yg terbanyak penganutnya mengatakan bahwa H lebih dahulu dari Yehezkiel. Menurut Baentsch, H adalah kumpulan hukum pada zaman pembuangan. Elliot-Binns menempatkan H pada akhir zaman kerajaan, tapi sebelum zaman Yosia (bnd ZAW 67, 1955, hlm 26-40). Dugaan tentang adanya naskah H ditentang antara lain oleh Hoffmann, Eerdmans, Noordtzij, Clamer dan Kuchler; mereka mengemukakan alasan-alasan yg kuat dan dalam berbagai sudut pandang, bermanfaat untuk dipertimbangkan.

Tak ada satu pun dari alasan itu yg mengatakan bahwa Im 17-26 harus dipandang sebagai kumpulan hukum yg berdiri sendiri, dapat dianggap menentukan. Kita tidak boleh lupa bahwa di sini, seperti di bagian lain, peneliti PL banyak dipengaruhi oleh sikapnya terhadap Alkitab sebagai firman Allah. Sebagai contoh, alasan bahwa Im 26 harus ditempatkan pada masa pembuangan, sebab pembuangan ini dinubuatkan dalam ps tersebut, jauh dari perlakuan yg benar terhadap penyataan ilahi. Ketiadaan judul khusus pada awal ps 17 dijelaskan dengan sangat baik oleh pandangan bahwa di sini Kitab Im merupakan kesatuan yg terjalin dengan mulus.

III. Makna

Dilihat dari berbagai sudut pandang, Kitab Im besar maknanya.

Pertama, Im memperlengkapi kita dengan latar belakang terhadap semua kitab lainnya dalam Alkitab. Untuk memahami keterangan tentang persembahan korban, upacara penyucian atau kebiasaan seperti Tahun Sabat atau Tahun Yobel, dari kitab inilah dapat diperoleh bahannya.

Kedua, Im menarik perhatian dari sudut pandang agamawi secara umum. Dengan temuan penggalian-penggalian arkeologis, kita dapat membandingkan tatanan dalam Im dengan tatanan lainnya yg terdapat dalam bangsa lain seperti Fenisia, Kanaan, Mesir, Asyur, Babilonia dan Hitti.

Ketiga, sampai dengan hari ini orang Yahudi ortodoks menemukan kumpulan peraturan mereka -- misalnya tentang makanan -- dari kitab ini. Hoffmann, seorang penafsir Kitab Im dari kalangan Yahudi, menunjukkan bahwa kepercayaan-kepercayaan lain yg menggunakan PL, terutama memilih Kitab Kej sebagai pokok studi mereka, sementara orang Yahudi secara khusus mengarahkan perhatiannya kepada Kitab Im.

Keempat, Kitab Im memberitahu orang Kristen cara Allah Israel memerangi dosa di kalangan Israel. Ia memeranginya melalui tatanan-tatanan-Nya tentang persembahan dan penyucian -- dosa masyarakat melalui Tahun Sabat dan Tahun Yobel, dosa-dosa seksual dengan hukum-hukum pentahiran -- dan juga melalui janji-janji dan peringatan-peringatan-Nya. Tentang peperangan melawan dosa ini, Kitab Im menunjukkan kepada kita, Kristus sebagai jalan pengampunan, jalan penyucian, Imam Besar, Nabi dan Guru, Raja yg memerintah kita dengan segala peraturan-Nya. Itulah makna yg tetap ada pada Kitab Im. Kitab itu adalah kitab penyucian, pengudusan kehidupan (korban bakaran ditempatkan pada bg depan dari kitab itu), kitab tentang pencegahan dan pengampunan dosa, perlawanan dan penyingkiran dosa dari kalangan umat Tuhan. Hari *Pendamaian mendapat tempat yg sentral dalam kitab ini (Im 16); upacara dengan memakai dua ekor kambing yg menentukan pada hari itu mengingatkan kita bahwa 'Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya daripada kita pelanggaran kita' (Mzm 103:12).*TAURAT.

KEPUSTAKAAN. A. A Bonar, A Commentary on Leviticus4, 1861; S. H Kellogg, The Book of Leviticus, Expositor's Bible, 1891; S. R Driver dan H. A White, The Book of Leviticus, 1898; A. T Chapman dan A. W Streane, The Book of Leviticus, CBSC, 1914; W. H Gispen, Het Boek Liviticus, 1950; N. Micklem, Leviticus, IB, 2, 1955; H Cazelles, Le Levitique, Bible de Jerusalem, 2,1958; M. Noth, Das dritte Buch Mose, Leviticus, 1962. L. G V ink, Leviticus, 1962; J. L Mays, LBC, 1963; K Elliger, HAT, 1966; N. H Snaith, NCB, 1967; W Komfeld, Das Buch Leviticus, 1972; A Ibanez Arana, El Levitico, 1975; G. J Wenham, Leviticus, 1978. WHG/SS

JANJI, PERJANJIAN [ensiklopedia]

Dalam bh Ibrani 'perjanjian' dinyatakan dengan istilah berit dan pembuatan perjanjian dengan karat berit, dalam bh Yunani diatheke dan kata kerja yg sesuai dengan itu diatithemi (bnd Kis 3:25; Ibr 8:10; 9:16; 10:16).

I. Perjanjian dengan Nuh sebelum air bah

Istilah 'perjanjian' muncul pertama kali dalam Alkitab di Kej 6:18, yg menunjuk kepada perjanjian dengan Nuh sebelum air bah. Dalam hunjukan yg singkat ini dikemukakan apa perjanjian itu. Gagasannya jauh sekali dari gagasan tentang persetujuan, kontrak, atau kata sepakat antara Allah dan Nuh. Allah memberitahukan kepada Nuh bahwa Ia akan menjadikan perjanjian-Nya dengan dia. Perbuatan itu ada lah penyaluran berdaulat dari kasih karunia dari pihak Allah dan jaminannya timbul dari perbuatan Allah. Perjanjian ini adalah perjanjian Allah, Dia sendirilah yg meneguhkannya. Penyaluran kasih karunia kepada Nuh ini mengakibatkan juga kewajiban-kewajiban yg sesuai dengan itu. Nuh dan keluarganya harus memasuki bahtera, dan harus membawa bersama dengan dia sejumlah tertentu binatang-binatang dan burung-burung serta segala yg melata (Kej 6:18b-21). Demikianlah tiada pertentangan antara kasih karunia yg berdasarkan kedaulatan dan kewajiban-kewajiban yg diakibatkannya.

II. Perjanjian dengan Nuh sesudah air bah

Perjanjian ini dilaporkan dalam Kej 9:9-17, dan menunjukkan lebih jelas apa sifat asasi suatu perjanjian ketimbang penjelasan dari segala teladan lainnya. Sekali lagi diperlihatkan betapa asing terhadap konsep perjanjian ini segala gagasan mengenai persetujuan, atau kontrak antara dua partai. Gagasan tentang persetujuan bilateral sama sekali tidak ada. Kuncinya di sini ialah, 'Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu' (Kej 9:9). Ciri-cirinya yg mencolok perlu diperhatikan.

a. Perjanjian itu disusun dan ditetapkan oleh Allah sendiri.

b. Jangkauannya umum, meliputi bukan hanya Nuh tapi juga keturunannya sesudah dia dan segala makhluk hidup. Jangkauan itu menunjukkan bahwa kasih karunia yg diberikan, tidak tergantung atas pengertian akali atau tanggapan baik dari pihak yg dianugerahi.

c. Perjanjian ini tanpa syarat; tiada perintah atau tuntutan yg dilampirkan, yg dapat ditafsirkan sebagai syarat yg kepadanya kasih karunia yg diberikan bergantung. Jelas ada kewajiban bagi Nuh dan keturunannya yg dapat dipandang sebagai alat yg dengannya karunia yg dijanjikan dapat direalisasikan. Jadi perjanjian ini tak dapat digugurkan.

d. Bahwa hanya Allah yg bekerja jelas sekali nampak dalam perjanjian ini. Tiada sumbangan manusia sebagai perantara yg dengannya janji-janji ini dipenuhi. Tanda perjanjian itu juga tidak mengambil bentuk peraturan yg harus dilakukan orang karena perintah Ilahi. Busur di awan dimaksudkan untuk memperlihatkan kesetiaan Allah dan, dalam gaya bicara antropomorfis, untuk mengingatkan Allah akan janji dalam perjanjian-Nya. Busur itu bukan tanda yg boleh dikendalikan oleh manusia.

e. Perjanjian itu kekal. Kekekalan itu sejajar dengan sifat unilateral dan dengan gagasan bahwa hanya Allah yg bekerja. Tiada ketidakpastian atau kegoyahan boleh termasuk pada janji Allah yg tanpa syarat.

Justru perjanjian itu mewujudkan suatu pengelolaan kasih karunia dan panjang sabar yg berdaulat, yg ilahi dalam asal, pembukaan, peneguhan dan pemenuhannya.

III. Perjanjian dengan Abraham

Perjanjian dengan Nuh menyajikan konsepsi perjanjian yg berdaulat dari pihak Allah. Mempelajari perjanjian dengan Abraham, akan mendapati dalamnya penyimpangan dan konsepsi yg menguasai ini. Tapi ada ciri-cirinya yg baru. Yang disajikan berikut ini adalah ciri-cirinya yg umum dan khusus.

a. Ciri-ciri umum

(1) Janji-janji diberikan. Tiga janji yg disebut berhubungan dengan perjanjian ialah: pemilikan tanah Kanaan, pelipatgandaan keturunan Abraham dan janji bahwa Allah akan menjadi Allah baginya dan bagi keturunannya setelah dia (Kej 15:8, 18; 17:6-8). Tapi kita tidak dapat mengecualikan janji, bahwa di dalam dia dan keturunannya segala bangsa akan diberkati (Kej 12:3; bnd Kis 3:25). (2) Dengan cara yg khas ditekankan bahwa hanya Allah yg bekerja (Kej 15:8; 17:1-8). (3) Keabadian ditekankan dalam bobot yg sama dengan perjanjian kepada Nuh sesudah air bah (Kej 17:7, 8, 19). (4) Peneguhan diberikan dengan suatu sangsi yg tak dapat dibatalkan (Kej 15:9-17). Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa perjanjian itu direncanakan, di urus, diteguhkan dan dilaksanakan oleh Allah.

b. Ciri-ciri khusus

(1) Janji-janji itu mempunyai sifat khusus, yaitu penyelamatan dalam maksud dan akibatnya, berpusat dalam janji bahwa Allah akan menjadi Allah Abraham dan keturunannya (Kej 17:7, 8). (2) Dalam jangkauannya perjanjian ini mengecualikan Ismael (Kej 17:18-21). Segala bangsa akan diberkati dalam benih Abraham. Tapi ini bukan perjanjian pada segala daging seperti dalam Kej 9:9-17, juga bukan perjanjian untuk menghasilkan kemanfaatan bagi semua orang tanpa pembedaan. (3) Sangsi yg meneguhkannya sangat khidmat (Kej 15:9-17).

Sangsi itu mempunyai sifat sumpah yg menyesali diri dad pihak Allah (bnd Yer 34:18-20; ANET, hlm 353 dst). Tiada sesuatu pun yg dapat lebih menandai atau menjamin keteguhan dan sifatnya yg tak dapat berubah dar janji yg bertalian dengan pewarisan tanah Kanaan. Dan janji-janji yg lain dari perjanjian itu, yg begitu erat dikaitkan dengan janji khusus ini, harus dipandang sebagai dijamin oleh sangsi yg sama. (4) Dalam perjanjian ini keharusan menaati perjanjian dibebankan kepada Abraham dan keturunannya (Kej 17:10-14). Orang yg gagal memenuhi tuntutan itu mematahkan perjanjian dan terpisah dari umat. Ciri ini cocok dengan kekayaan yg ditambahkan dari janji-janji dan berkat-berkat perjanjian ini, dibandingkan dengan janji-janji dan berkat-berkat perjanjian dengan Nuh. Sifat rohaniah yg mendalam dari hubungan yg dibentuk itu menuntut penyerahan penuh dari pihak mereka yg terhisab dalam perjanjian. (5) Tanda perjanjian itu ialah sunat, suatu peraturan yg harus dilakukan oleh manusia (Kej 17:11). Sunat adalah tanda atau meterai perjanjian dalam pencapaian yg tertinggi dari segi rohaniahnya. Sunat itu bahkan disebut perjanjian (Kej 17:10). Sunat menandai pencucian (bnd Kel 6:12, 30; Im 19:23; 26:41; Ul 10:16; 30:6; Yer 4:4; 6:10; 9:25), yg mutlak perlu bagi persekutuan dengan Allah yg menjadi pusat berkat perjanjian (Kej 17:7).

Tekanan yg diberikan kepada sifat unilateral dari perjanjian sebagai penyaluran kasih karunia dari pihak Allah, dan kewajiban yg dibebankan kepada manusia untuk menaati perjanjian itu, mungkin nampak sebagai saling bertentangan. Tapi penelitian menunjukkan bahwa keduanya saling melengkapi. Dalam perjanjian dengan Abraham itu diperlihatkan kasih karunia tingkat yg tertinggi, karena perjanjian itu meliputi hubungan rohani yg tertinggi. Makin besar kasih karunia makin banyak ditekankan kedaulatan Pemberi kasih karunia itu. Tapi sama halnya, makin besar kasih karunia dan makin erat hubungan yg dicita-citakan, makin mantap pula tuntutan-tuntutan hubungan itu. Keharusan menaati perjanjian itu menjadi pengungkapan kerohanian yg dikandungnya. Ketaatan itu menjadi syarat bagi kelangsungan dalam kasih karunia ini dan dari hasil yg dicita-citakan. Ketaatan mewujudkan tanggapan, dan bila tanpa itu tak mungkin ada persekutuan dengan Allah.

IV. Perjanjian di Sinai

Perjanjian ini diadakan dengan Israel sebagai umat yg telah dipilih dalam kasih berdasarkan kedaulatan Allah, untuk menerima keselamatan dan pengangkatan (adopsi). Unsur-unsur dari hal ini dan bukti untuk mendukungnya harus diperhatikan. Israel dipilih berdasarkan kedaulatan Ilahi (Kel 2:25; Ul 4:37; 7:6-8; 8:17, 18; 9:4-6; 14:2; Hos 13:5; Am 3:2). Perjanjian itu dibuat dengan umat yg ditebus (Kel 6:6-8; 15:13; 20:2; Ul 7:8; 9:26; 13:5; 21:8). Israel telah diangkat untuk berhubungan dengan Allah sebagai anak dengan Bapak (Kel 4:22, 23; Ul 8:5; 32:6; 1 Taw 29:10; Yes 63:16; 64:8; Yer 3:19; 31:9; Hos 11:1; Mal 1:6; 2:10).

Sama pentingnya bagi penafsiran perjanjian di Sinai ini ialah kenyataan, bahwa perjanjian itu dibuat dengan Israel menurut perjanjian dengan Abraham dan sebagai pemenuhannya (Kel 2:24; 3:16; 6:4-8; Mzm 105:8-12, 42-45; 106:45).

Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan, bahwa perjanjian di Sinai itu tidak dibuat dengan cara yg akan menempatkan perjanjian itu bertentangan sekali dengan perjanjian dengan Abraham. Dan menunjukkan pula, bahwa konsepsi yg sama pada penyaluran yg berdaulat dari kasih karunia memerintah dalam perjanjian ini adalah seperti dalam perjanjian-perjanjian terdahulu. Pandangan ini dikuatkan oleh pertimbangan-pertimbangan lain. Hubungan rohani yg ada di pusat perjanjian dengan Abraham itu juga berada di pusat perjanjian di Sinai. 'Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah-mu, supaya kamu mengetahui, bahwa Aku-lah Tuhan, Allah-mu' (Kel 6:6; bnd Ul 29:13). Seperti dalam perjanjian lainnya, yg diberi penekanan adalah penyaluran ilahi yg berdaulat (Kel 19: 5-8; 24:3-4; Ul 4:13-14).

Ciri yg mempengaruhi beberapa penafsir untuk mengerti perjanjian Sinai ini secara legalistis ialah kenyataan, bahwa keharusan untuk menaati perjanjian itu diberikan tempat yg begitu terdepan dalam penyaluran perjanjian itu, dan bahwa umat itu memasuki ikatan yg serius untuk taat (Kel 19:5, 6; 24:7, 8). Bahwa perintah untuk taat dan tekanan akan pentaatan perjanjian tidak membedakan perjanjian di Sinai itu dari perjanjian lainnya, dan tidak membuatnya pula menjadi perjanjian perbuatan yg bersyarat, hal itu ditunjukkan oleh bermacam-macam pertimbangan.

a. Seperti telah dikemukakan, keharusan menaati perjanjian itu di dalam perjanjian dengan Abraham sama jelasnya dengan di dalam perjanjian di Sinai (bnd Kej 17:9-14; 18: 18, 19). Andaikata syarat ini mengganggu sifat kasih karunia dari perjanjian di Sinai, syarat itu harus mempunyai akibat yg sama dalam perjanjian dengan Abraham.

b. Karena dalam perjanjian itu dicita-citakan suatu hubungan dengan Allah yg tidak kurang eratnya daripada umat yg diangkat menjadi anak, maka dapat diharapkan bahwa perintah-perintah berdasarkan kekudusan Allah, akan memerintah dan mengatur persekutuan itu dan mensyarati kegirangan yg bersinambungan dari berkat-berkatnya. Asas ini sering diteguhkan (Ul 6:4-15; Im 11:44, 45; 20:7, 26; 21:8), dan dirangkumkan dalam Im 19:2 'Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allah-mu, kudus' (bnd 1 Ptr 1:15; Ibr 12:14). Kekudusan yg dituntut oleh persekutuan perjanjian itu secara kongkret diungkapkan dalam ketaatan kepada perintah-perintah Allah.

c. Kekudusan menjadi segi integral dari berkat perjanjian. Israel telah diselamatkan untuk menjadi umat yg kudus, yakni, umat yg dipisahkan bagi Tuhan.

d. Kekudusan, yg secara kongkret dilukiskan dalam ketaatan, menjadi alat melalui mana persekutuan perjanjian terus-menerus memberikan berkat-berkatnya dan maju ke tujuannya. Inilah beban dari Im 26, baik secara negatif maupun positif.

e. Adalah keliru bila Kel 19:5, 6; 24:7, 8 dianggap menyarankan seolah-olah pembuatan perjanjian itu harus menunggu janji ketaatan dari pihak umat. Dalam menaati perjanjian dan dalam menaati firman Allah perjanjian itu diwujudkan sebagai disalurkan, sebagai berjalan, dan sebagai menyusun suatu hubungan tertentu. Apa yg bersyaratkan ketaatan ialah penikmatan berkat, yg dicita-citakan dalam perjanjian. Dan janji akan ketaatan (Kel 24:7) mewujudkan satu-satunya tanggapan yg sebenarnya dari pihak umat terhadap kasih karunia yg diungkapkan oleh perjanjian.

Perintah bagi ketaatan dalam perjanjian di Sinai itu dalam asasnya sama dengan perintah yg sama dalam perjanjian yg baru. Orang-orang percaya tidak bertahan di dalam kasih karunia yg disalurkan perjanjian itu, jika mereka tidak tekun dan tidak taat. Sungguh inilah berkat-berkat dari perjanjian baru, tapi juga adalah alat yg dengannya kasih karunia dan persekutuan perjanjian berlangsung untuk mencapai tujuannya (bnd Rm 11:22; Kol 1:23; Ibr 3:6, 14; 1 Ptr 1:5). Kegagalan untuk menafsirkan perintah bagi ketaatan dalam perjanjian di Sinai, pada dasarnya sama dengan kegagalan menafsirkan perintah dalam Injil, sebagai akibat dari pengertian yg salah mengenai hubungan-hubungan antara hukum Taurat dan kasih karunia di dalam perjanjian baru.

V. Perjanjian dengan Daud

Perjanjian ini diucapkan dalam bagian-bagian Alkitab seperti Mzm 89:3, 4, 26-37; 132:11-18. Sekalipun istilah 'perjanjian' tidak dipakai dalam 2 Sam 7:12-17, namun adalah jelas dari bagian-bagian lain Alkitab yg bertalian dengan itu, bahwa inilah asas dari pemberitahuan kepada Daud mengenai perjanjian tersebut. Hunjukan-hunjukan ini menunjukkan, bahwa tiada tatanan perjanjian yg mengungkapkan lebih jelas lagi daripada itu tentang penyaluran yg berdaulat dari kasih karunia. Ciri-ciri khasnya yg paling menonjol ialah keyakinan, ketentuan dan keteguhan janji-janji yg diberikan (bnd Mzm 89:3; 2 Sam 23:5).

Perjanjian dengan Daud bersifat mesianis dalam hunjukan-hunjukannya yg paling akhir (bnd Yes 42:1, 6; 49:8; 60:3,4; Mal 3:1; Luk 1:32,33; Kis 2:30-36). Ciri-ciri yg menyolok dari bagian-bagian Yes ialah, bahwa Hamba Tuhan itu menjadi perjanjian bagi umat. Mesias itu sendiri menjadi perjanjian, karena berkat-berkat dan perbekalan-perbekalan perjanjian Allah dengan umat Allah itu, sedemikian rupa dikaitkan dengan Mesias sehingga Ia sendiri menjadi perwujudan dari berkat-berkat itu dan perwujudan kehadiran Tuhan dengan umat-Nya, yg dijamin oleh perjanjian. Semua pertimbangan yg meneguhkan kebesaran konsepsi perjanjian, kekayaan kasih karunianya, keterjaminan logistiknya, dan kepastian janji-janjinya, tidak ada yg menyamai fakta bahwa Kristus sendiri menjadi malaikat perjanjian dan diberikan sebagai perjanjian bagi umat-Nya. Apakah yg dapat lagi membuka dengan lebih efektif kedaulatan kasih karunia, yg diwujudkan dalam segala perjanjian, daripada hal bahwa Ia yg di dalam-Nya janji-janji Allah menjadi 'ya'dan 'amin', diberikan sebagai perjanjian?

VI. Perjanjian baru

Inilah perjanjian dari zaman 'genap masa', yaitu puncak segala masa (bnd Gal 4:4 -- terjemahan LAI, 'genap waktu', Ibr 9:26) justru disebut perjanjian yg kekal (bnd Ibr 13:20; 12:28). Disebut demikian bukan untuk menyangkal sifat kekal yg telah diberikan contohnya dalam perjanjian-perjanjian yg lebih tua, tapi adalah karena perjanjian itu membawa kasih karunia Ilahi kepada pelaksanaan dan pemberiannya yg sepenuhnya. Dan inilah perjanjian Allah dalam tingkat pencapaian yg tertinggi. Disebut kekal adalah juga karena tidak dapat diganti oleh perealisasian lain yg lebih sempurna daripada kasih karunia dalam perjanjian. Kasih karunia sekarang telah mencapai pernyataan akhir. Kebahagiaan tertinggi bagi umat Allah akan terjadi menurut perjanjian baru ini. Tidak mungkin lain, sebab perjanjian baru ini dikaitkan dengan kasih karunia yg adalah Kristus sendiri dan yg dibawa oleh-Nya.

Bahan-bahan PB mengandung kesimpulan-kesimpulan ini. Hunjukan-hunjukan tertentu jelas mengakui kesinambungan dalam sejarah penataan perjanjian. Gal 3:17-22 secara khusus menyinggung hubungan antara perjanjian di Sinai dan perjanjian dengan Abraham. Dan singgungan itu beberapa hal menjadi jelas. Perjanjian di Sinai tidak membatalkan perjanjian dengan Abraham. Janji-janji dalam perjanjian dengan Abraham tidak ditiadakan. Perjanjian di Sinai mewujudkan tambahan, bukan penggantian atau peniadaan. Tambahan yg melayani kepentingan janji yg mendapat pusatnya dalam benih yg akan datang. Perjanjian di Sinai itu tidak menentang sifat janji dari perjanjian dengan Abraham. Perjanjian itu tidak dikuasai oleh atau diarahkan kepada suatu asas yg antitetis. Perjanjian di Sinai tidak mengemukakan suatu cara pembenaran atas hukum penyataan di Sinai telah tercakup di dalam Alkitab yg menguraikan pembenaran karena iman. Dengan demikian perjanjian di Sinai harus ditafsirkan sebagai menambah perjanjian Abraham, dan diatur atas dasar asas-asas janji dan iman yg sama.

Luk 1:72 menunjukkan bahwa Zakharia menganggap kejadian-kejadian yg menyelamatkan, yg menjadi bahan ucapan syukurnya, sebagai pemenuhan perjanjian dengan Abraham. Paulus juga melihat bahwa Kristus, yakni benih yg dijanjikan itu, adalah penggenapan dari janji-janji kepada Abraham dan kepada keturunannya, janji-janji yg sama dengan perjanjian sebelumnya (Gal 3:15, 16).

Ketika Tuhan Yesus berkata bahwa darah-Nya adalah darah perjanjian yg ditumpahkan bagi pengampunan dosa, dan bahwa cawan Perjamuan Kudus adalah perjanjian baru dalam darah-Nya (Mat 26:28; Mrk 14:24; Luk 22:20; 1 Kor 11:25), maka perjanjian baru itu harus dipandang sebagai menunjuk kepada kasih karunia yg dijamin dan kepada hubungan yg diteguhkan oleh darah yg ditumpahkan-Nya. Perjanjian itu adalah jumlah seluruhnya dari kasih karunia, berkat, kebenaran dan hubungan yg tercakup dalam penebusan yg diperoleh oleh darah Yesus.

Dalam 2 Kor 3:6-18 Paulus merenungkan beberapa dan 'hasil guna' yg dilayankan oleh perjanjian baru itu. Perjanjian tersebut melayankan Roh sebagai Roh hidup, melayankan kebenaran dan kebebasan, dan terlebih-lebih pengubahan yg dengannya kita diubah menjadi serupa dengan Tuhan sendiri. Inilah berkat-berkat tertinggi yg memuncak kepada apa yg menjadi mahkota dan tujuan dari pemenuhan keselamatan.

Dalam Ibr 9:16,17 penulis memakai gagasan wasiat. Inilah suatu pemakaian yg tidak umum tentang istilah 'perjanjian'. Tapi pengertian itu dimasukkan dengan tujuan untuk menekankan efektifitas kematian Kristus yg memperoleh serta memberi jaminan akan manfaat-manfaat perjanjian baru itu. Cara yg terbaik untuk menghindari penerapan efektif dari berkat-berkat perjanjian adalah meniadakan isi wasiat terakhir setelah pembuat wasiat itu mati. Di sini ada kesaksian yg paling khusus mengenai kenyataan, bahwa perjanjian baru itu adalah penyaluran yg unilateral dan, oleh karena. nya, sama sekali tidak mencakup gagasan tentang perjanjian timbal-balik antara dua pihak.

Uraian singkat di atas menunjukkan, bahwa dalam Alkitab perjanjian-perjanjian Allah dengan manusia senantiasa mewujudkan pengurusan kasih karunia yg dilakukan berdasarkan kedaulatan-Nya. Tapi konsepsi yg sentral ini diterapkan kepada keadaan yg berbeda-beda. Karena itu sifat khusus dari kasih karunia dan janji itu ditentukan oleh keadaan historis pada waktunya. Sejak zaman Abraham perjanjian-perjanjian itu khusus bersifat penyelamatan dalam isi dan tujuannya. Ini tidak berarti bahwa kasih karunia yg menyelamatkan itu mulai dengan Abraham, atau juga tidak berarti bahwa perjanjian-perjanjian dengan Nuh itu tidak menunjuk kepada keselamatan. Bahkan perjanjian sesudah air bah sekalipun, pada dirinya tidaklah bersifat menyelamatkan, namun dapat dimengerti dalam hubungan yg lebih luas dari maksud-maksud Allah untuk menyelamatkan umat manusia, dan dalam hubungannya dengan Nuh sebagai seorang manusia Allah. Tapi dengan Abraham-lah kasih karunia dan janji-janji yg khusus bersifat menyelamatkan itu di urus dalam bentuk perjanjian, dan kasih karunia dalam perjanjian itu dalam intinya bersifat menyelamatkan.

Dimulai dengan Abraham, perjanjian-perjanjian yg berurutan itu lama tuanya dengan zaman-zaman yg berurutan dalam pengungkapan yg progresif dari kehendak dan maksud Allah untuk menyelamatkan. Penyataan dalam perjanjian dan penyelesaian penebusan hampir sama. Karena itu perjanjian-perjanjian yg berurutan itu makin lama makin diperkaya. Tapi pemerkayaan ini bukanlah penarikan kembali atau penyimpangan dari ciri-ciri perjanjian yg sentral dan yg menguasainya. Pemerkayaan itu adalah perkembangan yg makin penuh dari apa yg telah ada sejak semula.

Demikianlah puncak kasih karunia dan hubungan dengan Allah yg dicapai dalam penyelamatan itu tidak melebihi cita-cita perjanjian. Puncak penyelamatan menjadi puncak pengurusan perjanjian, dan kasih karunia yg berdaulat itu mencapai puncak penjelmaannya dan perealisasiannya. Di pusat segala perjanjian dari kasih karunia yg menyelamatkan itu adalah janji, 'Aku akan menjadi Allah-mu, dan kamu akan menjadi umat-Ku'. Perjanjian baru juga membawa hubungan ini ke tingkat pencapaian yg tertinggi, dan tak akan ada lagi perluasan dan pemerkayaan yg lebih lanjut dari apa yg telah dicapai oleh perjanjian baru itu. Darah Kristus menjamin isinya. Kristus menjadi Perantaranya dan Jaminannya. Dia sendirilah perjanjian itu. Tidak ada sesuatu yg lain yg mungkin mengunggulinya.

KEPUSTAKAAN. G Vos, Biblical Theology: Old and New Testament, 1948; 'Hebrews, the Epistle of the Diatheke' dalam PTR, 13, hlm 587-632,14, hlm 1-61; G. A Mendenhall, Law and Covenant in Israel and the Ancient Near East, 1955; J Murray, The Covenant of Grace, 1954; R Campbell, Israel and the New Covenant, 1954; Meredith G Kline, Treaty of the Great King, 1962. JM/HH

KEJADIAN, KITAB [ensiklopedia]

I. Garis besar isi

a. Prasejarah: catatan mengenai Penciptaan (Kej 1:1; 2:3)

b. Cerita mengenai manusia (Kej 2:4; 11:26)

Penciptaan dan kejatuhan (Kej 2:4; 3:24); pertambahan manusia (Kej 4:1; 6:8); penghukuman melalui air bah (Kej 6:9; 9:29); terbitnya bangsa-bangsa (Kej 10:1; 11:26).

c. Cerita tentang Abraham (Kej 11:27; 23:20)

Masuknya ke tanah perjanjian (Kej 11:27; 14:24); perjanjian dan janji-janji Allah (Kej 15:1; 18:15); Sodom dan Gomora (Kej 18:16; 19:38); Sara, Ishak, dan Ismael (Kej 20:1; 23:20).

d. Cerita tentang Ishak (Kej 24:1; 26:35)

Perkawinannya dengan Ribka (Kej 24:1-67); kematian ayahnya dan kelahiran anak-anaknya (Kej 25:1-34); pembaharuan perjanjian di Gerar (Kej 26:1-35).

e. Cerita tentang Yakub (Kej 27:1; 36:43)

Memperoleh berkat dengan jalan menipu (Kej 27:1-46); pelariannya ke tanah Haran, dan pembaharuan perjanjian di Betel (Kej 28:1-22); hidupnya dan perkawinannya di Haran (Kej 29:1; 31:16); kembalinya ke tanah perjanjian, dan pembaharuan perjanjian di Betel (Kej 31:17; 35:29); garis keturunan Esau (Kej 36: 1-43).

f. Cerita tentang Yehuda dan cerita tentang Yusuf (Kej 37:1; 50:26)

Yusuf dijual ke Mesir (Kej 37:1-36); Yehuda dan menantunya perempuan (Kej 38:1-30); Yusuf di Mesir(39:1; 45:28): ayah dan saudara-saudara Yusuf di Mesir (Kej 46:1; 47:31); berkat Yakub memberikan hak pertama kepada Efraim dan kepada Yehuda (Kej 48:1; 49:28); kematian Yakub dan Yusuf (Kej 49:29; 50:26).

Pada penutup Kitab Kej bangsa Israel sudah di Mesir. Merekalah keluarga yg terpilih dari umat manusia: kepada mereka Allah akan menunjukkan perbuatan-perbuatan perkasa untuk mencapai penebusan, yg diceritakan dalam Kel. Dari Israel, suku Yehuda menjadi yg terutama (Kej 49:9-12).

Suatu analisis secara teknis dapat juga didasarkan pada kesepuluh pemakaian kata (atau kata-kata searti) 'Inilah keturunan dari...'. Ibrani toledot, berarti 'memperanakkan' atau 'catatan silsilah'. Ungkapan ini dipakai dengan penunjukan kepada langit dan bumi (Kej 2:4); Adam (Kej 5:1); Nuh (Kej 6:9); anak-anak Nuh (Kej 10:1); Sem (Kej 11:10); Tera (Kej 11:27); Ismael (Kej 25:12); Ishak (Kej 25:19); Esau (Kej 36:1); Yakub (Kej 37:2). *TURUN, KETURUNAN.

II. Penulis

Untuk membahas penulis Kitab-kitab Pentateukh, *PENTATEUKH. Mengenai penulis Kitab Kej, tidak kita temui sesuatu dalam kitab itu yg menunjuk kepada siapa penulisnya. Ada dua pemikiran yg secara luas diterima, walaupun pada masing-masing ada variasi (a) Hasil karya Musa, (b) Hasil karya non-Musa.

a. Karya Musa

Pendidikan yg diterima Musa di istana Firaun menyanggupkan dia membaca dan menulis (Kel 24:4; Ul 31:9, dst). Adalah terang ia suka memelihara catatan-catatan yg telah turun kepadanya. Ini berarti bahwa Musa bukan penulis melainkan penerbit atau pengumpul bahan bagi Kitab Kej. Catatan-catatan keluarga telah diteruskan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, dan dikumpulkan oleh Musa, di edit dan diterjemahkan bila perlu. Cerita penciptaan dalam Kej 1 mungkin diterima sebagai wahyu langsung dari Allah, karena adalah jelas bahwa Musa mempunyai pengalaman berhubungan langsung dengan Allah (lih Kel 33:11; Ul 34:10). Sesuai dengan itu, tidak salah kita mencari dokumen-dokumen atau cerita-cerita lisan turun-temurun dalam Kej, dan bila kita menggunakan bh masa kini, dapat dikatakan bahwa Musa adalah pengelola bahan yg terakhir, yg secara setia menulis apa yg telah ia terima dari generasi masa lalu.

Apabila kita mengecualikan sedikit 'catatan tambahan' mengenai waktu-waktu kemudian sampai zaman kerajaan, yg ditambahkan oleh penulis-penulis naskah bagi pembaca zaman mereka untuk menjelaskan bagiannya (yaitu 12:6; 13:7; 14:17 dan bg-bg dari Kej 36:9-43), maka tidak ada sesuatu dalam Kej yg perlu diberi tarikh sesudah Musa. Penafsiran yg sebenarnya dari Kel 6:3 tidak mengesampingkan beberapa pemakaian nama Yahweh dalam Kej; bagaimanapun juga, dapatlah dimengerti bila Musa sering memakai nama perjanjian zamannya sendiri untuk nama 'El Shaddai' (Allah Mahakuasa) dari zaman para leluhur, dengan tujuan memperingatkan para pembacanya bahwa Allah ini adalah sama dengan Allah Sinai.

Untuk bagian ini, lih E. J Young, Introduction to the Old Testament, 1949, hlm 51 dst.

b. Karya non-Musa

Tidak ada suatu teori yg umum diterima. Sejak zaman Jean Astruc, abad 18, para sarjana telah mencari berbagai-bagai 'dokumen' dalam Pentateukh (dan tentu juga dlm Kej). Acuan untuk Kitab Kej adalah Y (yg memakai nama Yahweh bagi Allah), E (yg memakai Elohim bagi Allah), dan P (yg mempunyai perhatian utama akan hal-hal agamawi). Bentuk teori ini zaman dahulu bersifat ekstrim, radikal dan bagian terbesar menyangkal adanya sejarah yg benar terdapat dalam Kej. Lebih-lebih pada akhir-akhir ini ada pendapat mengatakan bahwa dengan proses pengumpulan bahan-bahan dahulu kala, maka dokumen-dokumen itu berkembang sehingga dapat mencapai bentuknya yg sekarang ini; Y kr dari abad 10 atau 9 sM, E tidak lama kemudian dan P di zaman sesudah pembuangan. Ada pemegang teori ini yg menerima bahwa dalam Kej ada sejarah yg benar-benar terjadi.

Terlebih lagi belakangan ini, teori 'dokumenter' telah ditinggalkan oleh para penyangkal akan adanya dokumen-dokumen yg benar. Para sarjana dari sekolah ini berbicara mengenai 'siklus tradisi' yg bertumbuh di berbagai lapangan, terutama dengan suatu titik perhatian religius, mis Kel 1 -- 12 dikutip sebagai 'lingkaran tradisi' dengan peristiwa Perayaan Paskah sebagai titik sumbunya. Beberapa waktu kemudian para redaktur mengumpulkan bahan-bahan itu dan menyusunnya dalam bentuknya yg sekarang ini. Sebagian besar bahan itu sebelum dikumpulkan adalah berbentuk lisan. Menurut pandangan ini, tidak perlu ditolak bahwa ada sejarah yg benar dalam Kej, walaupun beberapa penulis menolak adanya sejarah yg tepat, tapi mengakui 'sifat sejarah umum'. Sekolah 'sejarah tradisional' ini berpikir ada perkembangan tradisi sekitar peristiwa-peristiwa pokok, yg mempunyai makna bagi kehidupan agamawi bangsa Israel dan yg mendapat perwujudannya dalam upacara agama dan tata ibadah mereka.

Tidaklah mungkin mengatakan bahwa ada suatu pendapat yg diterima secara luas oleh semua sarjana. Siapa penulis Kitab Kej tinggal misteri.

III. Tempat Kitab Kej dalam Alkitab

Kitab Kej melaporkan permulaan segala sesuatu, pembimbing agung kepada drama penyelamatan. Kej 1-11 dapat dipandang sebagai prolog drama itu, yg lakon pertamanya dimulai dalam ps 12 dengan masuknya tokoh Abraham. Bagian akhir drama ini adalah Why yg merupakan epilognya.

Prolog dituangkan dalam istilah-istilah universal. Allah membuat segala sesuatu (ps 1). Khususnya Ia menciptakan manusia, yg menjadi pemberontak dan berdosa (ps 2-3). Dosa menjadi universal (ps 4), dan sebagai pemberontak terhadap Allah, ia selalu berada di bawah penghukuman kudus, sama seperti dalam cerita mengenai air bah (ps 6-9). Pun sesudah Allah memperlihatkan ketidaksenangan-Nya dengan mengadakan penghukuman berupa air bah, manusia kembali memberontak (ps 11). Namun selalu Allah menyatakan anugerah dan belas kasihan-Nya. Adam dan Hawa diusir keluar dari Taman Eden, tapi tidak dibinasakan (ps 3); Kain dihalau pergi tapi 'diberi tanda' oleh Allah (ps 4); manusia diliputi air bah tapi tidak dibasmi, karena ada sisa-sisa yg diselamatkan (ps 6-9); manusia dipencar-pencarkan tapi diperbolehkan untuk hidup terus (ps 11).

Itulah prolog, latar belakang drama yg terus berkembang. Apakah tanggapan Allah terhadap dosa manusia yg universal itu? Ketika drama itu sendiri terbuka dalam Kej 12, kita bertemu dengan Abraham, pemeran utama dalam jawaban Allah. Ia akan memanggil suatu umat yg Ia pilih, dari siapa pada waktunya akan terbit Penyelamat. Umat itu akan memberitakan berita keselamatan kepada segenap umat manusia di segala tempat. Kitab Kej hanya menceritakan permulaan cerita itu sampai dengan zaman Yusuf, memberikan latar belakang karya agung Allah dalam penyelamatan dan Mesir, pola pembebasan yg lebih besar yg nanti akan dicapai.

IV. Kitab Kej dan bukti-bukti sejarah

Karena banyak data peristiwa Kej tidak punya kesamaan dengan peristiwa-peristiwa alamiah, maka tidaklah selalu mungkin untuk menemukan bukti-bukti lain mengenai peristiwa-peristiwa itu. Hal ini terutama sukar untuk Kej 1-11, walaupun agak mudah untuk Kej 12-50. Haruslah diingat selalu bahwa banyak hal dalam Alkitab adalah di luar jangkauan penyelidikan ilmiah, lebih-lebih bagian-bagian yg menyentuh iman dan hubungan perseorangan. Peristiwa Kitab Kej yg bukti-buktinya mungkin dapat diperoleh dari luar, dapat diringkaskan sbb.

a. Penciptaan (*CIPTA, PENCIPTAAN)

b. Asal manusia

Alkitab menyatakan bahwa Allah sendirilah yg menciptakan manusia. Tidak diperbolehkan untuk berpikir bahwa ada sesuatu apa pun yg lain sebagai asal manusia. Bagaimanapun juga adalah mustahil menemukan dalam Kej secara tepat bagaimana Allah membuat hal ini. Secara ilmu pengetahuan, asal manusia adalah tetap gelap. Baik arkeologi maupun antropologi tidak dapat memberi jawaban yg meyakinkan mengenai waktu, tempat atau cara dari asal manusia. Adalah lebih aman bagi orang Kristen untuk berhati-hati tentang pokok ini, untuk mempertahankan bersama Kitab Kej, bahwa bagaimanapun hal itu terjadi, Allah ada di belakang prosesnya, dan menunggu bukti-bukti lanjut sebelum membuat kesimpulan secara tergesa-gesa. *MANUSIA.

c. Air bah

Tidak ada bukti yg meyakinkan mengenai waktu, besarnya atau hal-hal yg diakibatkannya. Tentu ada banjir-banjir besar di daerah asal para leluhur; dan orang Sumer zaman purba mempunyai riwayat yg teliti tentang suatu banjir besar zaman itu. Dan tidak ada alasan kuat untuk menerima pikiran Sir Leonard Woolley, yg mengatakan bahwa banjir di Ur meninggalkan sejumlah lumpur sangat tebal, yg ditemukan sewaktu ia melakukan penggalian-penggalian, sebagai bukti akibat air bah yg dinyatakan dalam Alkitab. *AIR BAH.

d. Para leluhur

Sekarang ini kita dapat membaca cerita-cerita para leluhur dengan mengerti latar belakang sosial, politik dan kebudayaan bangsa-bangsa Timur Tengah zaman dahulu semasa thn 2000-1500 sM. Sementara belum mungkin untuk mencatat tgl dari peristiwa-peristiwa dalam Kej, namun dapat dikatakan bahwa Alkitab sangat tepat mencerminkan kehidupan daerah-daerah Mesopotamia tertentu dalam abad-abad itu (*BAPAK-BAPAK LELUHUR, ZAMAN). Lih H. H Rowley, 'Recent Discoveries in the Patriarchal Age', BJRL 32, 1949-1950, hlm 76 dst (dicetak ulang dlm The Servant of the Lord and Other Essays on the Old Testament, 1952); J Bright, A History of Israel', 1972, hlm 67-102; R de Vaux, Histoire ancienne d'Israel', 1971, hlm 181-273.

V. Kitab Kej dan teologi

Kita tidak dapat terlalu menekankan bahwa nilai utama Kej, seperti juga semua Kitab adalah bersifat teologis. Ada kemungkinan kita akan kehilangan banyak waktu dan tenaga dalam memperhatikan segala rincian yg timbul secara insidentil, tapi gagal mempedulikan isu-isu teologis yg penting. Sebagai contoh. Cerita mengenai air bah berbicara mengenai dosa, penghukuman, penebusan, hidup baru. Mempermasalahkan rincian mengenai ukuran bahtera, masalah bagaimana memberi makan atau membuang kotoran, berarti memperhatikan hal-hal sampingan. Memang penyataan Allah sebagian besar adalah melalui peristiwa-peristiwa sejarah, dan sejarah mempunyai makna besar bagi penyataan Alkitab, tapi akhirnya yg penting adalah makna teologisnya. Dalam cerita-cerita Kej di mana tidak ada bukti yg mendukungnya, toh masih terlihat makna teologisnya.

KEPUSTAKAAN. U Cassuto, A Commentary on the Book of Genesis, 1 (1944), 2 (1949); S. R Driver, The Book of Genesis, 1948; D Kidner, Genesis, TOTC, 1967; G von Rad, Genesis, 1961; E. A Speiser, Genesis, 1956; B Vawter, A Path through Genesis, 1955. JSW/JAT/JMP

KELUARAN, KITAB [ensiklopedia]

I. Garis besar isi

Kitab Kel ialah kitab kedua dalam Pentateukh. Menyajikan sejarah Israel yg menyusuli masa keberuntungan, yaitu waktu Yusuf memegang tampuk pemerintahan Mesir. Kitab Kel mencatat kedua puncak masa jaya dalam sejarah Israel, yaitu: pembebasan dari Mesir dan pemberian Taurat. Sesudah itu peristiwa-peristiwa yg dicatat dalam Kel menduduki tempat sentral dalam penyataan diri Allah kepada umat-Nya, tidak hanya di bawah perjanjian lama tapi juga di bawah perjanjian baru: karena domba Paskah menjadi lambang dari korban Tuhan Yesus, dan pesta Hari Raya Paskah menjadi dasar dari Perjamuan Kudus, peringatan penebusan umat kristiani.

Tema utama Kel adalah peristiwa-peristiwa yg mendahului dan menyusuli keberangkatan Israel dari Mesir. Kerangka kronologisnya hanya diberikan secara umum, selaras dengan cara Ibrani melihat sejarah, yaitu sebagai deretan peristiwa, jadi bukan sebagai deretan tanggal.

Kitab Kel mulai dengan catatan ringkas tentang keturunan Israel, sebagai jembatan peralihan dari Kej, lalu mencatat keresahan yg timbul pada pihak Mesir melihat laju pertambahan jumlah orang Israel yg begitu besar. Ini mereka anggap ancaman. Untuk menghadapinya dikeluarkan dua bahkan mungkin tiga ketetapan. Pertama, membebankan kepada orang Israel kerja paksa, diawasi oleh mandur-mandur orang Mesir. Barangkali tujuannya untuk memperoleh sejumlah besar tenaga kerja yg dibutuhkan pada saat itu, sambil mengawasi mereka dengan ketat. Kedua, kelihatannya bertujuan untuk memperberat perbudakan yg telah begitu tajam, sekaligus memeras tenaga dan waktu memikirkan dan melakukan yg lain. Ketiga, bertujuan mencegah pertambahan jumlah orang Israel selanjutnya, dengan jalan membunuh semua bayi laki-laki yg baru lahir. Bayi-bayi laki-laki dijadikan sasaran, karena dianggap kelak akan bangkit jadi pemberontak. Ketetapan ketiga melatarbelakangi kelahiran Musa dan dibesarkannya dia di istana Firaun, dan menjadi tokoh besar kedua dalam sejarah bangsa Israel.

II. Penulis

Aliran 'kritik sastra' menganggap Kitab Kel terdiri dari berbagai unsur, berasal dari beberapa sumber atau tangan yg meliputi masa dari abad 8-2 sM (lih A. H McNeile, Exodus hlm ii). Sumber-sumber yg diduga ada itu disebut Y (yg dalamnya dipakai nama Tuhan 'Yahweh'), E (Elohim), U (Ulangan), I (Imamat) dan R (beberapa penyusun lain) OEissfeldt dalam bukunya Einleitung in das Alte Testament, hlm 230, 253 menambahkan sumber A (awam) dan P (kitab perjanjian, yaitu Kel 20:22-23:33). Menurut Eissfeldt (hlm 289) urutan perkembangan Keluaran agaknya ialah A Y E P I R: R berarti beberapa redaksi (penyusun) yg secara teratur menambahkan YEPI pada 'kitab' ini.

Jika pandangan ini dapat dibuktikan maka cerita-cerita dalam Kitab Kel jelas tidak bisa dipercayai. Tapi pandangan ini hanyalah bersifat teori yg tidak dapat dibuktikan. Seperti dikatakan Eissfeldt sendiri 'Seluruh kritik Pentateukh adalah suatu hipotesis (pradalil) belaka, walaupun dasarnya kuat' (Einleitung, hlm 288). Orang lain berpendapat bahwa dasar-dasarnya bukan kuat melainkan sama sekali lemah. Secara umum, kritik sastra mengakui bahwa setiap karangan memakai sumber, tapi hal ini tidaklah membuktikan adanya beberapa penulis. Juga diterima, bahwa gaya bahasa suatu tulisan sebagian besar tergantung pada pokok yg dibicarakan di dalamnya, bukan pada kosa kata atau gaya penulisnya, sehingga tidak dapat dipakai sebagai bukti adanya beberapa penulis. Kriteria yg dipakai kritik sastra untuk memotong-motong Kitab Kel menjadi sekian potongan, sekarang sudah diakui tidak bernilai.

Lagipula, jika teori ini diterima maka akan timbul beberapa keganjilan. Ganjil sekali bahwa sumber I, yg menurut dugaan para kritikus sastra ditulis dari titik pandang imamat, tidak meningkatkan golongan imamat: Musa, pemimpin politik, tetap digambarkan sebagai lebih unggul dari Harun imam besar itu, yg dua tiga kali ditunjukkan melakukan kesalahan. Sekali lagi, seandainya keseluruhan Kitab Kel disusun di hari kemudian untuk memberi gambaran ideal tentang teokrasi yg dibayangkan sudah ada pada zaman Musa (pandangan S. R Driver, Exodus, hlm 12), maka mengingat isi kitab yg menerangkan ketegaran hati dan sifat bangsa Israel yg tak dapat diajar itu, kita hanya dapat berkata bahwa para penulis di hari kemudian itu, gagal total dalam usaha mereka.

Pandangan Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:34 dab) yg diindahkan oleh Tuhan Yesus dan diterima oleh gereja, ialah bahwa Kel merupakan kerja Musa. Itulah juga kesan yg diberikan oleh Kitab Kel sendiri. Tidak ada bukti nyata filologi yg tidak cocok dengan pandangan ini. Mungkin sudah terjadi pemodernisasian nama-nama geografis, tapi ini lain sekali dari hal memasukkan sisipan yg luas yg berasal dari zaman sesudah Musa. Penulisan Musa ini agaknya mungkin berasal dari abad 13 sM.

III Naskah

Dalam naskah Kitab Kel terdapat beberapa kesalahan salin, tapi hanya sedikit: misalnya huruf-huruf yg hilang, ditografi (ditulis dua kali), haplografi (seharusnya ditulis dua kali ditulis hanya satu kali saja), dll. Bilangan-bilangan yg jumlahnya besar dianggap mustahil oleh berapa orang; tapi pada satu pihak harus diingat bahwa penerusan bilangan-bilangan dalam cara tulisan Ibrani agak sulit, dan pada pihak lain jika jumlah orang-orang Israel sudah betul (artinya, salinannya tidak salah) toh tidaklah mustahil bagi bangsa sebesar itu untuk hidup dalam perjalanan karena kebutuhannya sederhana.

KEPUSTAKAAN. A. H McNeile, The Book of Exodus, WC, 1917; E. J Young, Introduction to the Old Testament, 1954; M Noth, Exodus, 1962; BY Napier, Exodus, 1963; D. W Gooding, The Account of the Tabernacle, 1959; U Cassuto, Commentary on the Book of Exodus, 1967; B. S Childs, Exodus, 1974; R. A Cole, Exodus, TOTC 1973; J Finegan, Let My People Go, 1963; E. W Nicholson, Exodus and Sinai in History and Tradition, 1973. WJM/ARM/MHS

Kitab [lambang]

MeLAMBANGkan catatan yang ada pada Allah dan berisikan semua detail kehidupan kita. Kitab istimewa yang sering disebut "Kitab Kehidupan" ini disimpan di surga dan berisikan nama semua umat pilihan Allah. Kel 32:32, 33; Mzm 69 :29; 139:16; Dan 12:1, 4; Mal 3:16; Flp 4:3; Why 3:5; 5:1; 13:8; 17:8; 20:12, 15; 21:27; 22:19.


Lihat definisi kata "Kitab" dalam Studi Kata



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.32 detik
dipersembahkan oleh YLSA