Arkeologi [haag]
ARKEOLOGI --> PENGGALIAN Lih. Kata/Topik 20559
ARKEOLOGI [ensiklopedia]
I. Umum
Arkeologi yg berkembang cepat, dalam mengadakan penelitian khusus mengenai 'Arkeologi alkitabiah', memilih data-data historis dari Palestina dan negeri-negeri yg berbatasan dekat dengannya, berkaitan dengan zaman dan cerita alkitabiah. Sumber data itu meliputi bangunan-bangunan peninggalan sejarah, kesenian, prasasti-prasasti, dan setiap benda hasil karya kecerdasan manusia yg membantu untuk mengerti sejarah, kehidupan dan adat kebiasaan Yahudi dan bangsa-bangsa lainnya yg berhubungan dengan mereka dan mempengaruhi mereka, seperti orang Mesir, Fenisia, Siria, Asyur dan Babilonia. Perhatian atas tempat-tempat dan waktu yg disebut dalam Alkitab, mendorong untuk melakukan banyak penggalian. Hasilnya berupa gambaran yg luas tentang latar belakang historis, agamawi dan etika Alkitab, yg kini telah tersedia berkat temuan-temuan arkeologis itu, yg banyak menerangkan, menggambarkan dan bahkan membenarkan pernyataan-pernyataan alkitabiah dan meniadakan teori-teori yg tidak didasarkan atas fakta-fakta nyata.
II. Kurun-kurun arkeologis (Israel)
A. Zaman Batu Sebelum Masehi
Paleolitik = Zaman Batu Lama 250000
Mesolitik = Zaman Batu Tengah = Natufian 10000
Neolitik = Zaman Batu Baru (Tahunian dan Yerikhoan):
a. Sebelum pembuatan barang tembikar 7000
b. Pembuatan barang tembikar 5000
B. Chalcolithic (sebagian, Ghassulian) 4000-3200
C. Zaman Perunggu atau Periode Penduduk Kanaan
Perunggu Purba (PP) = Penduduk Kanaan Purba (PKP) -- I 3200 -2900
Perunggu Purba (PP) = Penduduk Kanaan Purba (PKP) -- II 2900 -2600
Perunggu Purba (PP) = Penduduk Kanaan Purba (PKP) -- III-IV 2600 -2200
Perunggu (Penduduk Kanaan) Lanjutan; PP-PPK; PPK-PKM 2200 -- 1950 Perunggu Tengah (PT) = Penduduk Kanaan Tengah (PKT) -- I 1950 -- 1750
Perunggu Tengah (PT) = Penduduk Kanaan Tengah (PKT) -- II 1750 -- 1550
Perunggu Akhir (PA) = Penduduk Kanaan Akhir (PKA) -- I 1550 -- 1400
Perunggu Akhir (PA) = Penduduk Kanaan Akhir (PKA) -- Ila 1400 -- 1300 Perunggu Akhir (PA) = Penduduk Kanaan Akhir (PKA) -- IIb 1300 -- 1200
D. Zaman Besi atau Periode Orang Israel
Zaman Besi (ZB) I :
Orang Israel Purba (OIP) I = Orang Israel I 1200 -- 1050
Orang Israel Purba (OIP) II = Orang Israel II 1050 -- 970
Zaman Besi (ZB) II :
Orang Israel Tengah (OIT) I = Orang Israel II 970 -- 840
Orang Israel Tengah (OIT) II = Orang Israel III 840 -- 580
Zaman Besi (ZB) III: Orang Israel Akhir (OIA) = Orang Israe) IV 580 -- 330
E. Periode Yunani
Yunani I 330 -- 165
Yunani II = Periode Makabe 165 -- 63
F. Periode Yunani-Romawi 63 -- M 70
G. Periode Romawi M 70 -- 330
Keterbatasan arkeologi adalah akibat luasnya kurun waktu dan daerah yg harus diteliti. Tidak ada tempat yg disebut dalam Alkitab pernah, atau mungkin dapat, digali secara sempurna. Barulah beberapa thn lalu metode 'stratifikasi' dan rekaman yg cermat, memungkinkan diadakan perbandingan-perbandingan rinci antara tempat-tempat itu. Lagipula, minimnya prasasti dari Palestina sendiri mengakibatkan pengertian langsung di luar Alkitab mengenai pemikiran dan kehidupan orang-orang purba adalah cetek. Karena arkeologi, sebagai cabang dari ilmu sejarah, adalah terutama berurusan dengan data-data, maka arkeologi tidak pernah dapat menguji kebenaran alkitabiah yg begitu akbar, seperti eksistensi dan karya penyelamatan oleh Allah dan Kristus, perwujudan Firman.
Di Palestina (istilah ini meliputi negeri Israel dan Yordan modem), teknik khusus arkeologi telah diciptakan. Flinders Petrie pada thn 1890 mengembangkan suatu sistem rangkaian pentarikhan di Tell el-Hesi. Dengan cara ini tahap pendudukan (permukiman) yg berbeda dapat dibedakan berdasarkan benda-benda tembikar yg khas dan data-data lainnya yg dibubuhi tarikh (karya arsitektur, meterai, dll) yg ditemukan dari setiap tingkatan. Hasil kerja yg disusun menurut tingkatan berbagai jenis data ini, kemudian diperbaiki berdasarkan hasil penggalian yg dilakukan di kemudian hari, khususnya penggalian di Gibeah, Beit Mirsim, Samaria, Lakhis, Yerikho dan Hazor, dan dibandingkan dengan tempat-tempat Timur Dekat lainnya. Daftar benda-benda tembikar yg di produksi dan kronologis benda-benda temuan itu, luar biasa tepatnya dengan masa milenium 4 sM, dan benda-benda tembikar buatan antara abad 12 dan 7 dapat diberi tarikh yg agak tepat. Tarikh-tarikh sebelumnya, termasuk yg dihasilkan oleh metode Carbon-14, barulah merupakan perbandingan. Tabel berikut memberi petunjuk yg kini diterima sebagai kurun-kurun arkeologis.
III. Prasejarah
Benda-benda hasil kerajinan dari Zaman Batu Lama (Paleolitik) telah ditemukan di beberapa tempat dan gua ~Karmel, 'Evron, `Oren) di Palestina. Tapi sedikit yg dapat diketahui tentang perkembangan kemajuan di bidang kebudayaan. Hingga zaman para pemburu yg disebut zaman 'Natufian' pada Zaman Batu Pertengahan, yg diketahui ialah membangun rumah dengan menggunakan bahan batu yg disusun (Eynan). Karena tidak mempunyai logam, mereka memakai perkakas dari batu dan hidup terutama sebagai pemburu, kemudian menerima sistem pertanian dan peternakan. Mereka membuat arca-arca yg luar biasa dari bahan lumpur, tulang atau batu. Tempat-tempat pada zaman Neolitik ditemukan di dekat S Yordan di Galilea (Yarmuk dan Sha'ar Haggolan), dan di lembah-lembah Nil dan Tigris (Jarmo) agak sejajar dengan tempat-tempat tadi. Sebuah menara dan benteng-benteng pertahanan dari batu yg sangat mengesankan (di Yerikho) bertarikh sebelum tembikar dikenal, tengkorak-tengkorak dan arca-arca dari plester yg ditemukan di Yerikho, menunjukkan betapa terampil orang-orang purba ini (kr thn 5000 sM).
Logam pertama kali muncul pada zaman Chalcolithic (Aenolitik), dan telah ditemukan di beberapa bagian negeri itu. Di perkampungan Teleilat Ghassul (Yordan), tembikar berukir, lukisan-lukisan realis berwarna penghias dinding, sejumlah besar batu api dan beberapa kepala kampak tembaga yg sederhana telah ditemukan. Tembikar yg sama juga telah ditemukan di lembah Yordan (dekat Yerikho), Esdraelon, Negeb dan Wadi Ghazzeh dekat Gaza. Pada waktu ini pertanian dan industri logam relatif berkembang, juga beberapa model bangunan, tempat (berukir) menyimpan tulang belulang para almarhum, beberapa di antaranya dengan atap melengkung berbentuk kubah, menunjukkan bentuk-bentuk arsitektur baku pada zaman itu (Hedera, 'Azor). Di beberapa tempat dekat Bersyeba ditemukan tempat-tempat tinggal dan gedung bawah tanah (Abu Matar, Zafad, Horvat Beter) dan bak air dari batu yg dipahat (Gezer).
Peralihan ke Zaman Perunggu dapat ditelusuri pada beberapa perkampungan yg kemudian berkembang menjadi kota besar (Megido, Yerikho, Bet-Sean, Bet-Yerah, dan Tell el-Far'a dekat Sikhem), atau yg kemudian ditinggalkan untuk sementara waktu (Samaria dan Tell en-Nasbeh). Para penyerbu, yg sebelumnya mungkin adalah para pengembara dari utara atau timur, membawa tembikar bentuk baru, menguburkan orang yg meninggal di makam umum pada batu-batu yg dilubangi. Dalam kuburan-kuburan itu kadang-kadang ditemukan beberapa tembikar dari zaman akhir Chalcolithic, barang-barang kerajinan Esdraelon yg dipoles, barang-barang tembikar berukir dalam jumlah besar (EB I). Istilah Proto-Urban, yg berhubungan dengan zaman Protoliterate (Jemdet Nasr) di Irak kr thn 3200 sM, telah digunakan untuk menggambarkan tahapan ini.
IV. Zaman Kanaan (perunggu)
Kota-kota berdinding lumpur batu mulai muncul pada permulaan Zaman Perunggu I. Pada waktu yg sama tembikar di wilayah utara (Bet-Yerah, tahap II; Bet-Sean, tahap XI) berbeda dengan yg di selatan. Benda-benda itu ditemukan di Ofel (Yerusalem), Gezer, Ai, Yerikho (VI-VII) dan Tell en-Nasbeh. Kota-kota di utara terus berkembang pada Zaman Perunggu Purba II, kr thn 2900 sM (Megido, XVI-X VII; BetYerah, III; Bet-Sean, XII) walaupun di selatan dapat dilihat kuatnya pengaruh Mesir (Yerikho, IV). Terdapat perkembangan mencolok, khususnya pada barang kerajinan 'Khirbet Kerak' baru yg mengacu kepada kemajuan teknis secara bertahap dalam pembuatan tembikar di Palestina dan Siria, dan dalam rancang bangun gedung kuil orang Kanaan yg ditemukan di Ai (PP III).
Pada kr thn 2200 sM kedatangan orang Amori di Palestina ditandai oleh tata penguburan, termasuk barang tembikar jenis khusus dan senjata-senjata (Tell Ajjul, Yerikho, Megido). Mereka inilah kelompok-kelompok pengembara yg datang menyerbu, dan kehadiran mereka di bukit-bukit Palestina dicatat kemudian oleh pendatang baru, orang Israel (Bil 13:29; Yos 5:1; 10:6) dan oleh orang Mesir dalam naskah-naskah kutukannya (*MESIR, iv). Kelompok pendatang lain, terutama dari Siria dan Fenisia, membawa tembikar, senjata-senjata dan tata penguburan cara mereka sendiri. Tapi semuanya dipusatkan di kota-kota yg merupakan kota pemerintahan Kanaan pertama yg disebut dalam PL dan Surat-surat dari Mari. Zaman itu merupakan zaman makmur kendati sering terjadi perang antar kota. Pendatang baru itu termasuk para'penguasa asing' Asia (Hyksos), yg kr thn 1730 sM menyerbu Mesir. Kubu-kubu pertahanan khas Hyksos yg ditemukan pada penggalian di Hazor, Yerikho, Lakhis dan Megido di tempat-tempat landai dan curam, mungkin dimaksudkan untuk mematahkan serangan yg menggunakan kereta-kereta perang, balok raksasa pendobrak dan kereta-kereta perang.
Pada Zaman Perunggu Tengah inilah kelompok-kelompok setengah mengembara, termasuk Habiru (barangkali juga Bapak leluhur Israel) memasuki lembah-lembah yg terletak di antara kota-kota berkubu. Kuburan orang-orang dari kelompok ini telah ditemukan di Yerikho. Kota-kota dan rumah-rumah mereka (mis Beit Mirsim, Megido, dan Yerikho) tetap tinggal kecil tapi dengan sedikit perubahan, hingga mereka dihancurkan dengan kekerasan (Perunggu Akhir) mungkin oleh orang Mesir (Tutmosis III) yg memukul mundur orang Hyksos, kr thn 1450 sM. Kendati ada hubungan dagang dengan Laut Tengah wilayah timur (barang tembikar dari Mycenae), kota-kota di bukit Palestina pada zaman ini lebih miskin dibandingkan kota-kota Fenisia di sekitarnya.
Sekali lagi kota-kota penting itu diduduki kembali, tapi hanya untuk dirampok lagi abad 13. Kerusakan berat yg terjadi pada waktu itu di Hazor, Betel, Beit Mirsim (Debir?) dan Lakhis tepat sekali dengan catatan serangan masuknya Israel di bawah pimpinan Yosua. Kota Yerikho ditemukan sebagai telah ditinggalkan kr thn 1325 sM, tapi dinding-dindingnya yg roboh yg pernah dikira masuk periode PA (Perunggu Akhir) ini (Garstang), kini diketahui telah dihancurkan dalam zaman PP (Perunggu Purba) (Kenyon).
Orang Kanaan pada Zaman Perunggu Akhir ini telah menggunakan lima sistem tulisan yg berbeda: (1) Mesopotamia (Akadian) -- ditemukan lembaran-lembaran bertuliskan huruf persegi di Megido, Yerikho, Sikhem, Taanakh, Tell el-Hesi, Gezer, dan Hazor, lihat juga di bawah surat-surat Amama, viii b; (2) Tulisan Mesir kuno -- Bet-Sean, Kineret; (3) 'Proto-Ibrani' -- Lakhis, Hazor; (4) Abjad tulis persegi Ugarit -- ditemukan pada suatu lembaran dari Bet-Semes (lih Ras Syamra, viii e, di bawah); (5) tulisan Biblos -- tapi hingga kini belum ditemukan contoh mengenai pemakaiannya di pedalaman negeri itu (*GEBAL).Praktik-praktik agamawi orang Kanaan dapat dilihat pada banyak piagam 'Astarte' yg ditemukan pada penggalian-penggalian, di kuil-kuil di Lakhis, Megido, Sikhem dan pada gambar-gambar Baal, termasuk gulungan meterai dari Betel, kr thn 1300 sM.
V. Zaman Israel (besi)
Pada kr thn 1200 sM, sebuah tembikar lokal penuh hiasan, yg corak gayanya sama dengan yg ditemukan di Siprus dan Roda, ditemukan di atas debu di Askelon. Juga ditemukan di pesisir antara Wadi Ghazzeh dan Jaffa, yg menunjukkan bahwa para penyerbu telah menghancurkan dan kemudian menduduki kota-kota Kanaan. Ini menjadi bukti meyakinkan tentang kedatangan orang Filistin di antara 'Orang-orang Laut', yg telah lebih dahulu menetap di Siprus Timur dan mungkin di ujung-ujung pantai Palestina. Tembikar, kecuali dalam jumlah kecil sebagai hasil perdagangan, pada mulanya tidak ditemukan di bukit-bukit pusat (Gibea, Yerusalem, Bet-Zur, Tell en-Nasbeh). Tapi sekitar thn 1050 sM, bekas-bekas serangan Filistin ke Silo dan Bet-Sean telah ditemukan. Orang Filistin adalah yg pertama menggunakan besi di Palestina (sebuah parang dan pisau besi dlm sebuah kuburan Tell el-Far` a), dan orang Israel lamban sekali mengatasi monopoli ini dan tentu juga keunggulan Filistin di bidang ekonomi sebagai akibatnya (1 Sam 13:18-22). Benteng-benteng pertahanan orang Kanaan yg dibangun dengan kukuh masih bertahan lebih satu abad kemudian (Bet-Sean). Orang Israel pada Zaman Hakim-Hakim mendirikan rumah-rumah berkualitas rendah (Betel), atau tinggal di tingkat bawah gedung-gedung yg direbut dari orang Kanaan (Beit Mirsim), atau tinggal di desa-desa yg mereka bangun sendiri secara asal jadi (Gat, Raggat). Tembikar mereka kasar dan kualitasnya kalah dibandingkan tembikar buatan orang Kanaan.
Benteng Saul di Gibea (Tell el-Ful) menunjukkan bagaimana orang Israel mengikuti sistem utara membangun dinding lengkung untuk benteng pertahanan. Kehidupan di sini sangat sederhana, kendati diwarnai oleh beberapa senjata besi impor. Dinding-dinding lengkung yg sama di Sikhem mungkin dibangun oleh Abimelekh (Hak 9), sedangkan yg di Beit Mirsim dan Bet-Semes mungkin dibangun oleh Daud untuk memperkuat Yehuda terhadap serangan Filistin. Kecuali kubu-kubu pertahanan di Ofel, hingga kini tidak ada bangunan yg dapat dipastikan dibangun pada masa pemerintahan Daud.
Zaman Salomo menunjukkan meningkatnya pemakaian besi dan teknik membangun. Perencanaan yg sama dia gunakan membangun dinding-dinding lengkung dan gerbang-gerbang kota yg dia bangun di Hazor, Gezer dan Megido (1 Raj 9:15). Perumahan untuk para kepala daerah dibangun di Megido dan Hazor, dengan lumbung-lumbung raksasa untuk penyimpanan pajak dalam bentuk gandum, di Lakhis dan Bet-Semes. Kandang-kandang yg luas untuk 500 kuda atau lebih ditemukan di Megido (1 Raj 9:15, 19); kendati ini pada umumnya dihubungkan dengan Salomo, tapi bukan tidak mungkin telah dibangun pada pemerintahan Ahab. Ada juga acuan mengenai suatu rencana besar untuk membangun kantor-kantor administrasi daerah. Kemakmuran materi selama pemerintahan Salomo, sebagian besar terkait dengan banyaknya dibangun peleburan besi dan tembaga di Wadi pada jalur jalan menuju Ezion-Geber di Akaba. Pelabuhannya yg begitu ramai digunakan untuk mengimpor bermacam-macam barang. Sebuah bejana yg ditemukan di Tell Qasileh berhiaskan tulisan 'emas dari Ofir' membuktikan perdagangan ini.
Kekalahan Filistin membuka jalan bagi perluasan perdagangan Fenisia, dan hal ini tercermin dalam pembangunan Bait Suci oleh Salomo. Pola bangunan itu mengikuti model Siro-Fenisia yg sudah diterapkan di Hazor dan Tell Tainat. Gerbang masuk diapit oleh tiang kembar yg berdiri bebas, dan orang berjalan langsung melalui ruang depan ke ruang tempat suci yg luas (hekhal), masuk ke tempat suci inti yg sempit (devir). Perkembangan yg mencolok pada zaman Salomo, ialah penyediaan ruang yg luas sekali untuk menyimpan benda-benda berharga, di sepanjang sisi gedung ini. Hiasan Bait Suci berupa malaikat, palma clan perabot-perabot dapat disejajarkan dengan gading-gading yg sezaman yg ditemukan di Samaria, Ras Syamra, Arslan Tash (Siria) atau Nimrud (Irak). Benda-benda lainnya termasuk mezbah, sangkutan-sangkutan, jepitan, dan bermacam-macam alat telah ditemukan dalam beberapa penggalian.
Serbuan Sisak I dari Mesir kr thn 926 sM, mengakibatkan kehancuran sejauh Tell Abu Hawan di utara dan di Beit Mirsim (B) dan Bet-Semes (Ila). Masa Kerajaan setelah dipecah-pecah telah dijelaskan oleh beberapa penggalian. Di Tirzah (Tell el-Far` a) de Vaux menunjukkan bahwa sesudah abad 10 kota itu ditinggalkan, sesuai dugaan ketika Omri memindahkan ibukotanya ke Samaria (1 Raj 16:23, 24) yg membuat hubungannya dengan pelabuhan-pelabuhan Fenisia menjadi lebih baik. Puncak bukit Samaria dijadikan perumahan bagi keluarga raja, dikelilingi dinding halus, karya para tukang yg terampil. Istana dan pintu gerbang Omri-Ahab menggunakan tiang-tiang segi empat 'proto-Ionik'. Banyak gading yg ditemukan di sini sangat mungkin adalah hiasan atau perabot 'istana gading' Ahab (1 Raj 22:39; Am 6:4). Beberapa di antaranya berhias lambang-lambang Fenisia, yg membantu dalam penentuan tarikh yg berhubungan dengan pemerintahan ini(*GADING). Tulisannya sama dengan tulisan pada prasasti Mesha yg ditemukan di Dibhan. Ini menggambarkan adanya hubungan antara Mesha dengan Israel pada kr thn 825 sM.
Di halaman istana Samaria yg dikelilingi dinding itu ada telaga terbuka, mungkin itulah telaga di mana kereta perang Ahab dicuci (1 Raj 22:38). Gedung-gedung pemerintah yg sama dengan yg terdapat di Samaria (I) telah ditemukan di Bet-Sean (V) dan Megido (V). Di Hazor (VIII) Ahab nampaknya memperluas kota dengan membangun pos-pos pertahanan mengelilingi seluruh wilayah dataran tinggi yg mengitari benteng. Di sana, seperti di Samaria (II = Yehu), dibangun tembok pertahanan yg kuat, yg bertahan hingga pembangunan kembali Helenis kr thn 150 sM. Sekitar thn 800 sM Tell el-Far'a diduduki kembali dan dijadikan tempat kediaman gubernur, dan sekitarnya berdiri rumah-rumah pribadi yg mentereng. Tembikar yg ditemukan di sana adalah sama dengan tembikar yg ditemukan di Samaria (IV), tempat tinggal Yerobeam II. Sebanyak 63 tembikar berhias tulisan, catatan-catatan mengenai impor anggur dan minyak, menunjukkan bahwa kota itu masih merupakan pusat perdagangan yg ramai.
Tell en-Nasbeh (Mizpah) dan Gibea sebagai kota perbatasan dibentengi kembali dengan kuat pada masa kerajaan yg sudah dipecah-pecah. Kedua tempat itu dibangun kembali berdasarkan pola rancang bangun yg sama dan dengan bahan yg sama, dan ini dapat berarti bahwa pembangunan itu di-. lakukan oleh Asa setelah ia menghancurkan benteng Baasha yg dekat di Rama (1 Raj 15). Serbuan Tiglat-Pileser III dari Asyur kr thn 734 sM, mengakibatkan Hazor (V) di Megido (IV) hancur berat. Dalam reruntuhan Hazor ditemukan sekeping tembikar bertuliskan Ipgh ('milik Pekah') mengingatkan kita pada kenyataan bahwa menurut 2 Raj 15:29; 16:5-8 dan Riwayat Sejarah Asyur, Pekah berkuasa di sana pada waktu itu. Raja Asyur yg sama menyebut (Jeho) Ahas yg upetinya dicatat dalam 2 Raj 16:8.
Thn 722 sM Sargon II mengakhiri serbuan atas Samaria dan, seperti ia nyatakan, mengangkut 27.290 tawanan perang 'dan ilah mereka' dari kota dan daerah, menggantinya dengan orang-orang asing untuk menempati tempat tawanan itu (2 Raj 17:24). Secara arkeologis, hal ini dapat dilihat dari sempitnya lahan dan hanya sebagian yg digunakan tempat tinggal, termasuk pemasukan barang tembikar yg bentuknya lain dan berasal dari Asyur. Selanjutnya Israel berada di bawah kekuasaan dan pengaruh Asyur.
Ketika Yehuda mengancam kemajuan Asyur memasuki Mesir, Sanherib memimpin tentaranya ke selatan, menjarah Megido (IV), Samaria, dan Gibea dalam perjalanannya ke Yehuda pada thn 701 sM. Jatuhnya Lakhis, peristiwa yg nampak pada gambar-gambar timbul di istana Asyur dipertegas oleh baju-baju baja, senjata-senjata, dan topi-topi baja para penyerbu yg gugur dekat jalan landai menuju gerbang utama. Satu makam umum untuk 1.500 korban, tarikhnya dapat dikaitkan dengan zaman ini. Hizkia, sesuai pernyataan Sanherib, telah 'mengurungnya di ibukotanya, Yerusalem, seperti seekor burung dalam sangkar.' Hizkia mampu bertahan menghadapi serangan Asyur atas ibukotanya, karena sebelumnya ia telah mempertimbangkan dan membangun terowongan untuk menyalurkan air ke dalam kota dari 'Mata Air Data' yg jaraknya 530 m (2 Raj 20:20; 2 Taw 32:30). Prasasti yg ditemukan di sini pada thn 1880 adalah salah satu prasasti Ibrani yg sangat penting dan paling tua yg masih ada (DOTT, 209-211). Untuk prasasti-prasasti Ibrani lainnya yg sezaman, *TULISAN; SEBNA.
Semangat Yosia menentang Mesir terlihat pada pemusnahan Megido (II) oleh Nekho pada thn 609 sM dalam perjalanannya ke Karkemis. Suatu penggalian memperlihatkan bahwa kota itu dimusnahkan dengan api segera sesudah itu (C. L Wooley; 1931-1932). Hal ini terjadi pada pertempuran thn 605 sM ketika Nebukadnezar II merebut kota itu, menyerbu Siria dan Palestina, yg kemudian tunduk kepada Babel (demikian Riwayat Sejarah Babel). Karena Yehuda memberontak, maka hukuman berat tak terelakkan. Riwayat Sejarah Babel mencatat Yerusalem direbut pada 16 Maret 597 sM. Banyak kota dan benteng di Yehuda, tapi tidak di wilayah utara, menunjukkan kerusakan berat akibat serangan-serangan Babilonia pada waktu itu; menyusul pemberontakan Zedekia, selama perang 589-587, beberapa kota dihancurkan dan tidak pernah lagi ditempati kembali (Bet-Semes, Tell Beit Mirsim). Dalam reruntuhan-reruntuhan di Lakhis (III) 21 kepingan tembikar bertulis memberi kesaksian tentang keprihatinan para pembela pada waktu itu (DOTT, hlm 211-217; *LAKFIIS).
Penelitian-penelitian arkeologis menunjukkan bahwa negeri itu menjadi sangat miskin selama masa Pembuangan, kendati tanah-tanah kerajaan terus dikelola atas nama Yoyakhin, yg namanya disebut dalam naskah penghuni penjara Babilonia. Cap meterai 'Eliakim, pelayan Yaukin'; meterai-meterai Yaazania dari Tell en-Nasbeh dan meterai Gedalya dari Lakhis (2 Raj 25:22-25) merupakan saksi bagi kegiatan para pemimpin ini.
Penghunian Yehuda kembali berjalan lamban. Penggalian-penggalian menunjukkan, bahwa hingga abad 3 kepadatan penduduk Yehuda belum seperti kepadatan pada waktu sebelumnya. Namun Samaria, Betel, Tell en-Nasbeh, Bet-Zur, dan Gezer hampir terus-menerus dihuni, dan pada kuburan-kuburan di 'Athlit (Karmel) dan Tell el-Far`a (Negeb) ditemukan tembikar dari Zaman Besi III dan benda-benda Persia. Pemerintah Persia memberikan hak otonomi lokal yg terbatas. Untuk kebutuhan lokal, uang logam dicetak dan mulai beredar pada abad ke-5, tapi menjadi berlimpah pada abad ke-3 sM. Kebanyakan uang itu adalah tiruan dari uang logam Yunani, tapi pada beberapa uang logam tertera tulisan 'Ibrani-Aram (yehud, 'Yehuda') sama dengan yg tertera pada uang logam Yahudi, yg juga memuat lukisan dewa laki-laki duduk di sebuah kereta, sambil memegang seekor burung elang (awal abad 4 sM). Banyak pegangan buli-buli dari zaman ini dicap dengan tulisan-tulisan seperti 'Yehuda' (yhd), Yerusalem (yrsylm) atau mengandung teka-teki mtsh atau nmsyt. Pengaruh Yunani mantap meningkat via barang-barang impor melalui koloni dagang mereka di pesisir pantai. Barang-barang bergambar Attika berwarna merah dan kemudian barang-barang bergambar Ionia dan Attika berwarna hitam makin banyak ditemukan.
Perdagangan Arabia berkembang dengan berdirinya kerajaan 'Idumea'. Palestina Selatan dikuasai oleh orang Arab, Gesyem (Neh 6:1); nama 'Raja Kedar' ini tertera pada mangkuk-mangkuk perak, dan mungkin rumah Persia di Lakhis, yg bentuknya sama dengan istana Pars di Nippur di daerah Babilonia, merupakan pusat pemerintahannya. Bejana-bejana perak Persia telah ditemukan pada penggalian di Gezer dan Sharuhen. Mezbah Arab dari batu gamping yg diukir untuk kemenyan, yg bentuknya sama dengan mezbah di Hureida di daerah Hadramaut, ditemukan di Tell Jemmeh.
VI. Zaman Yunani-Romawi
Sewaktu tokoh Makedonia, Aleksander Agung, pada thn 332 sM merebut Palestina sebagai bagian dari Kerajaan Persia yg dahulu, negeri itu dibuka terhadap pengaruh Yunani. Namun, sesudah kematiannya perang antar jenderalnya memperlambat perkembangan ini. Hanya tembikar dan uang logam dapat tanpa ragu dikaitkan kepada Lagides, yg berkuasa pada thn 332-200 sM. Kemudian Mareshah (Marisa) mengambil alih kekuasaan atas Idumaea dan mengendalikannya dari Lakhis, dan di sini sebuah kota Yunani yg dirancang dengan teliti telah ditemukan. Jalan-jalan sejajar pada sudut-sudut kanan kota itu, menuju ke dekat gerbang kota terus ke suatu alun-alun (agora) yg ketiga sisinya dikelilingi pertokoan. Dekat kota itu terdapat kuburan-kuburan pedagang Yunani, Fenisia, dan Idumaea (kr thn 250-200 sM).
Masa-masa gawat, yakni masa orang Makabe berjuang untuk kemerdekaan Yahudi (165-137 sM) dibuktikan oleh tempat-tempat pengungsian, gua-gua (Wadi Habsa) dan benteng-benteng seperti yg dibangun di Gezer oleh Simon Makabe. Bekas-bekas garis perbatasan benteng-benteng di wilayah utara, menurut dugaan diciptakan oleh Aleksander Yannaeus (Jos, BJ 6, 9.7) telah ditemukan dekat Tel Aviv, Yopa, dan Hazor. Di Bet-Zur, yg menguasai jalan dari Hebron ke Yerusalem (165-163 sM), Yudas telah mendirikan sebuah benteng di atas lahan bekas bangunan Persia, dan ini kemudian dibangun kembali oleh Jenderal Bacchides. Tokotoko, rumah-rumah, benteng-benteng, waduk-waduk, beberapa pegangan buli-buli bercap Rodos dan uang-uang logam sangat membantu untuk melukiskan kehidupan orang Zelot itu. Di antara mereka, Yohanes Hirkanus (134-104 sM), menghancurkan kota-kota kafir Yunani, yakni Samaria dan Marisa.
Herodus I (yg Agung; 37-34 sM) mendorong laju proses pen-'Yunani'-an, mengganti semua kuil lama dengan membangun kuil-kuil baru menurut seleranya, kendati, di antaranya: hanya sebagian dari dinding penopang, 'Menara Daud' dan dinding utama Yerusalem yg masih tinggal dan menunjukkan rancang bangun yg khas kuat dan perkasa pada pemerintahannya. Kuburan Bene Hazir yg berhias tulisan yg terletak dekat kota, mungkin berasal dari zaman ini. Herodus juga membaharui tempat-tempat bersejarah dengan membangun dinding-dindingnya seperti di Makhpelah (Hebron) dan di Mamre. di Samaria, ia membangun kembali sebagian dinding kota dan pintu gerbang, memperkuat dinding-dinding kuno Israel dengan menara-menara bundar. Di kota itu dibangun sebuah kuil yg dipersembahkan kepada kaisar Agustus, juga sebuah stadion yg diberi nama baru, Sebaste. Untuk keperluan pribadi, raja membangun sebuah istana mewah di Yerikho, khusus untuk musim dingin (Wadi Qelt) dan perumahan untuk para pembesar di dekat Betlehem (Herodium) dan di Kaisarea, kota yg seperti Phasaelis dan Antiparis, ia hiasi. Ketakutannya yg bertambah-tambah terhadap musuh-musuhnya, tercermin dalam benteng kokoh yg ia bangun di Masada, yg rancang bangunannya sangat sesuai dengan gambaran yg diberikan Yosefus (BJ 12, 8.3). Secara arkeologis hanya sedikit yg diketahui tentang zaman Herodus Agripa yg membangun dinding ketiga Yerusalem, yg menurut prasasti Ratu Bernike, saudaranya, telah memperbaiki gedung-gedung yg dibangun di Kaisarea oleh Herodus I.
Penghancuran Yerusalem pada thn 70 M dan pembangunannya kembali oleh Hadrian sebagai jajahan Romawi, Aelia Capitolina, atas tempat-tempat yg sudah hancur, membuat sulit mengidentifikasikan peninggalan-peninggalan terdahulu, kecuali untuk daerah Bait Suci. Kehadiran Pasukan Kesepuluh Romawi di jajaran garnisun di bawah pimpinan Pilatus, dibuktikan oleh beberapa temuan dalam kota (mis Qirya). Sebuah prasasti Yunani, yg ditemukan oleh Clermont-Ganneau thn 1871, melarang non-Yahudi memasuki tempat suci di Bait Suci, dengan ancaman hukuman mati (IBA, hlm 101), dan ini menggambarkan kata-kata Paulus (Ef 2:13-19; Kis 21:28). Gabata (Yunani Lithostroton, Yoh 19:13) dikenal sebagai pelataran berlantai batu yg luasnya 2.500 meter persegi, di bawah Menara Antonia, di mana tanda-tanda permainan tanding tentara Romawi masih terlihat. Kolam-kolam Betesda (Yoh 5:2) di bagian timur laut kota dan Siloam (Yoh 9:11) di bagian selatan wilayah Bait Suci, kini telah dikenal. Sumur Sikhar dekat Balatah Sikhem (Yoh 4:5,6) tetap dipakai.
Masih terdapat silang pendapat mengenai letak 'dinding kedua' Yerusalem. Justru tempat penyaliban dan kuburan Tuhan Yesus belum pasti. Namun demikian, bentuk kuburan bertutup batu 'roda kereta', dikenal di beberapa tempat Romawi. Dari antara lebih 200 kuburan yg diselidiki, kebanyakannya di dekat Yerusalem. E. L Sukenik, thn 1945 menemukan tempat penyimpanan tulang-belulang jenazah bertuliskan bh Yunani lesous iou dan lesous aloth. Karena kuburan-kuburan ini bertarikh sebelum thn 50 M, maka gambarannya mengenai 'catatan-catatan Kristiani paling dini' dapat benar, setidak-tidaknya mengenai bukti di luar Alkitab. Tulisan tersebut, yg mungkin ia usulkan demikian tepat mengacu kepada Yesus, barangkali adalah doa-doa dan yg menjadi bukti adanya gereja di Yerusalem, pada dua dekade pertama. Banyak tempat penyimpanan tulang-belulang lainnya bertuliskan nama-nama Ibrani, Aram, atau Yunani, di antaranya Simon, Lazarus, Yudas, Ananias, Yusuf, Miriam (Maria), Maria, Elisabet, Salome dan Yohana. Hal itu menunjukkan bahwa nama-nama demikian adalah biasa di Yerusalem pada zaman yg sama. Beberapa tempat kerangka yg bertuliskan nama langka mungkin dapat menunjuk kepada tokoh PB, tapi pengidentifikasian demikian haruslah tetap bersifat tidak pasti (mis Barsabas, Kis 1:23; 15:22; dan Safira, Kis 5:1). Beberapa ilmuwan yakin bahwa prasasti-prasasti, dan alpanya perlengkapan-perlengkapan yg biasa digunakan oleh orang kafir di dalam kuburan-kuburan ini, mencerminkan kepercayaan baru di alam baka.
VII. Eksplorasi dan penggalian
Perhatian terhadap tempat-tempat alkitabiah tradisional, hidup kembali sesudah Reformasi, dan banyak orang menulis tentang perjalanan mereka di Palestina. Namun, barulah thn 1838, dua peneliti Amerika, Edward Robinson dan Eli Smith, yg melakukan eksplorasi berencana pertama atas lapisan permukaan tanah, mengenali beberapa tempat kuno dengan tempat-tempat yg disebut dalam Alkitab. Penggalian pertama dilakukan oleh orang Prancis, De Saulcy, di dekat Yerusalem thn 1863, dan ini diikuti serangkaian penelitian oleh Palestine Exploration Fund thn 1865-1914. Daerah-daerah yg dikunjungi dan dibuat petanya di antaranya Kadesy (Conder), Galilea dan Arabah (Kitchener), gurun pasir Keluaran (Palmer), dan tempat-tempat lainnya termasuk Kapernaum, Samaria, dan Kaisarea (Wilson). Perhatian dipusatkan khususnya pada Yerusalem, dan dengan menggali terowongan di bawah tanah ditemukan fondasi-fondasi dinding, hamparan dataran batu, dinding-dinding dan gerbang-gerbang bagian selatan. Ofel diselidiki antara thn 1867 dan 1928. Disusuli penggalian thn 1890 oleh Sir Flinders Petrie dari Tell el-Hesi. Dialah yg pertama membuat daftar dan kronologi keramik secara stratigrafis, yg didasarkan pada pembandingan-pembandingan dengan Mesir. Penelitian ilmiah berulang kali diadakan dipimpin oleh para ilmuwan Amerika, Inggris, Prancis, Jerman dan Israel yg telah meneliti beberapa daerah atau tempat.
Penelitian-penelitian atas lapisan permukaan tanah pada beberapa tahun terakhir ini, terutama dilakukan oleh Departemen Benda-benda Purba Israel. Di antara daerah cakupan penelitian itu adalah lembah Yordan-Galilea (BIES 18 19), perkampungan Israel pada zaman Hakim-hakim di Israel Utara dan Karmel. Juga diteliti Shephelah Tell Najela yg nama alkitabiahnya Eglon, dan Ras 'Abu Humeyd yg nama alkitabiahnya Gitaim (IEJ 4, 1954, hlm 227 dst). Tell Haror di Negeb dipertimbangkan sebagai tempat Gerar, dan jalur jalan kuno dari Tell 'Arad ke Kadesy-Bamea ('Ain Qudeirat) ditemukan sebagai dipertahankan dengan benteng-benteng Israel. Glueck menunjukkan kepadatan penduduk Negeb pada zaman patriarkhat (PT = Perunggu Tengah) maupun pada zaman-zaman Israel dan Nabataea (Rivers in the Desert, 1959).
VIII. Prasasti-prasasti (PL)
Penggalian-penggalian di Timur Dekat menghasilkan sejumlah arsip sejarah. Isinya sangat penting untuk mengerti latar belakang orang Kanaan secara historis, kultural dan agamawi, dan demikian juga mengenai orang Ibrani sewaktu mereka memasuki negeri itu. Justru suatu ikhtisar kelompok naskah-naskah utama purba diberikan berikut ini. Untuk naskah-naskah Mesir, *MESIR, dan untuk penemuan-penemuan yg berhubungan dengan periode-periode kemudian, *PAPIRUS DAN TEMBIKAR. Beberapa prasasti Ibrani purba telah disebut secara singkat.
a. Alalah
Penggalian Tell el-'Atshana di Siria Utara (kini Acana, Turki) oleh Sir C. L Woolley thn 1937-1939 dan 1946-1949 menyingkap dua tahapan utama, di mana ditemukan beberapa lembaran; istana-istana (i) larimlim (tahap VII, kr 19001780 sM) dan (ii) Niqmepa (tahap IV, abad 15 sM; bnd Ras Syamra). Sejumlah 456 naskah, seperti ditemukan di Mari dan Ras Syamra, dan secara kasar sezaman dengan kedua kelompok ini. Naskah tersebut telah membuka bidang baru untuk penyelidikan, karena kebetulan menyingkap hubungan-hubungan baru dengan susastra alkitabiah, sebab naskah-naskah itu secara geografis dan kronologis adalah lebih dekat dengan zaman patriarkhat ketimbang naskah-naskah dari Asyur (*Nuzi), dengan mana sering dibuat pembandingan.
Di antara adat kebiasaan yg diselidiki, ialah ihwal kedudukan istimewa anak lelaki, yg dapat diangkat sebagai anak sulung keluarga, dan dengan demikian menjadi pewaris sang ayah dan berhak mendapat warisan dua kali lipat dari bagian sesama pewaris. Kebiasaan ini, yg sudah terbukti diterapkan di Asyur dan Nuzi, kini diketahui telah dipraktikkan di Alalah (AT 92) yg tertera pada naskah perjanjian pernikahan antara Irihalpa dan wanita Naidu. Jika 'Naidu tidak melahirkan putra (kemudian) maka anak perempuan dari saudara lelakinya, Iwassura, akan diberikan (kepada Irihalpa sebagai istri);... jika (istri lain) Irihalpa melahirkan lebih dulu, dan sesudah itu Naidu melahirkan putra, maka putra Naidu sendiri akan menjadi anak sulung; 'Adat kebiasaan' ini, yakni memilih seorang anak sulung dan hak seorang ayah mengesampingkan hukum hak anak sulung, yg sudah diketahui dari Nuzi dan Ugarit, membuat terang soal hubungan Abraham dengan Ishak, dan dalam hal Manasye dan Efraim (Kej 48:13-20), penyangkalan terhadap Ruben (Kej 49:3, 4), dan pengangkatan Yusuf (Kej 48:22; 1 Taw 5:2; BASOR 156, hlm 38 dst).
Perjanjian-perjanjian Alalah mencakup beberapa persetujuan antar negara berdaulat, dan pedoman penyelesaian pelarian hamba-hamba (AT 3). Justru 1 Raj 2:39,40 mencatat Simei memasuki daerah Filistin untuk mencari kedua hambanya, dan raja Akhis dari Gat mengembalikan mereka sesuai peraturan. Hal ini secara tak langsung menyatakan adanya perjanjian berupa penyerahan tawanan yg mungkin diadakan antara Salomo dan Gat sesudah pengalaman Daud di sana (1 Sam 27:5 dab). Hal ini juga membuat jelas ketetapan dalam Kitab Ul yg melarang menyerahkan budak pelarian (mungkin orang Ibrani), Ul 23:15, 16 (IEJ 5, 1955, hlm 65-72).
Praktik Alalah menukar perkampungan (AT 456), mungkin adalah untuk memelihara batas antar negara sejauh terkait dengan keadaan alam dan keamanan pertahanan, tercermin dalam 'pemberian' Salomo berupa 20 kota kepada Hiram dari Tirus, sebagai imbalan kayu dan emas (1 Raj 8:10-14; JTVI 6, 1956, hlm 124; JBL 79, 1960, hlm 59-60). Dalam upacara itu disembelih seekor domba. Para pihak bersangkutan mengucapkan ikrar, Jika saya mengambil kembali apa yg telah saya serahkan kepadamu...' secara tidak langsung menyatakan 'semoga dewa-dewi mengakhiri hidup saya', suatu bentuk ikrar yg sering terjadi dalam PL (mis 1 Sam 3:17). Naskah yg sama ini menunjukkan kehadiran 'orang-orang Het' di Siria pada abad 20-19 sM, dan tidak ada alasan mengapa orang tidak mendiami daerah yg lebih jauh ke selatan pada zaman Abraham (Kej 23:5, 7; JTV! 6, 1956, hlm 124).
Ahab bisa saja berupaya membenarkan tindakannya menyita milik Nabot (1 Raj 21:15) berdasarkan undang-undang (AT 17), yg menyatakan bahwa seorang dursila, atau seorang yg memberontak melawan ilah negeri atau raja (bel masyiktim, ay 10), dapat dihukum mati dan miliknya disita untuk istana, dan harus membayar impas utang apa saja yg dibebankan atasnya (IEJ 6, 1956, hlm 224).
Lempeng-lempeng Alalah, yg sangat penting dalam penyelidikan dialek Mitania Akadia dan Huria, juga membantu untuk mengerti ungkapan-ungkapan Ibrani. Maka, dalam pembebasan budak menjadi orang merdeka, misyneh, Ibrani (Ul 15:18), mungkin adalah sama dengan misytannu, Alalah (AT 3) yg berarti 'sepadan', 'quid pro quo'; dan pengertian ini membantu untuk memahami Yer 16:18; jadi, bukan 'dua kali lipat' (TB), melainkan 'persis sesuai' secara 'tepat sekali'.
Bulan niggalim (AT 51, dst), kata yg juga terdapat dalam bh Asyur Kuno, sangat dekat hubungannya dengan saat 'pertama kalinya Anda meletakkan sabit pada batang padi yg tegak' (lih Ul 16:9), dan peristiwa ribbat (AT 55-56, 'sepuluh ribu') menunjukkan bahwa ribbo dalam bh Ibrani (mis Yun 4:11) tidak usah merupakan sebuah kata Aram baru seperti telah diperdebatkan. Dalam daftar pahlawan-pahlawan Daud dikatakan tentang Abisai (dan Benaya) bahwa 'ia tak dapat menyamai (harfiah memasuki) triwira itu' (2 Sam 23:19, 23; 1 Taw 11:21, 25). Lempeng-lempeng Alalah (263) memberi kesan bahwa ini tidak mengacu kepada penilaian atau penghargaan, tapi adalah metode menulis yg digunakan dalam melaporkan, dan hanya menyatakan bahwa nama-nama itu tidak termasuk kelompok pertama. Rodi (masi) diberlakukan di Alalah (AT 246) juga kemudian di Israel (Ibrani mas; Yos 17:13). Karena Alalah, bahkan pada zaman purba yg lebih dini (VII) sudah berpenduduk yg terutama terdiri dari orang-orang Huria, maka adanya nama-nama di sana seperti Anah, Oholibama, Alian, Ayah, Disyon, dan Ezer (Kej 36), 'Anat dan Samgar (Hak 3:31), Tou (2 Sam 8:9), Age (2 Sam 23:11), dan Elyahba (2 Sam 23:32), kini dapat digambarkan dan diterangkan dengan nama-nama pribadi Huria yg ada, dan adalah penting (JTVI 82, 1950, hlm 6). Di antara golongan masyarakat yg disebut dalam naskah-naskah ini, sebagian besar telah lahir merdeka, kepala rumah tangga, dan petani penyewa. Mereka disebut hupsyu, artinya sama dengan khofsyi dalam bh Ibrani (Kel 21:5 dab).
b. Amarna
Thn 1887, seorang petani dalam suatu penggalian di reruntuhan Tell el-Amarna, Mesir, menemukan lempeng-lempeng arsip kuno. Dengan lempeng-lempeng itu bersama lempeng-lempeng lainnya yg ditemukan kemudian, diperolehlah kr 350 dokumen sejarah. Dokumen-dokumen ini memberikan informasi penting mengenai negeri Palestina dan Siria di sekitar thn 1400-1360 sM. Surat-surat pribadi yg jujur dan terus terang dari Raja-raja Asia kepada raja-raja (Mesir) Amenhotep III dan Akhenaten, memberi gambaran yg hidup tentang intrik-intrik dan perselisihan antar kota yg mengikuti melemahnya pengawasan Mesir, tak lama sebelum orang Israel memasuki negeri itu.
Di Siria Selatan, Abdi-Ashirta dan putranya Aziru, walaupun menyatakan setia kepada tuannya, raja-raja Mesir, ternyata memperluas daerah kekuasaannya dengan bekerja sama secara rahasia dengan orang Het dari Siria Utara, dan pada akhirnya tindakannya itu mempersiapkan jalan untuk penaklukan seluruh Siria oleh Suppiluliuma. Rib-Addi dari Biblos, seorang yg setia kepada raja Mesir, mengirim 50 surat ke istana Mesir menggambarkan ketidaktentuan dan kebalauan yg terjadi setelah permohonannya meminta bantuan militer tidak dijawab'. Ia melaporkan tentang Aziru merebut sebuah kota di perbatasan, di mana penduduk warga Mesir dibunuh, juga tentang serangan terhadap Biblos yg membuat dia terpaksa harus melarikan diri. Sama halnya dengan Laba'ya dari Sikhem, kendati menyatakan dirinya tidak bersalah, ia juga memperluas daerah kekuasaannya di bukit-bukit pusat, bersekutu dengan orang-orang Habiru yg setengah mengembara, yg sering disebut dalam beberapa naskah, terutama sebagai gerombolan kecil bersenjata. Tindakan-tindakan orang Habiru teracu dalam catatan banyak kota. Ketika Laba'ya mengancam Megido, maka penguasanya, Biridiya, meminta bantuan kepada Mesir.
Abdi-Hepa dari Yerusalem sering membuat laporan. Ia mengeluh bahwa Miliku dari Gezer dan orang-orang lain turut merampok. Karena itu ia tak mengerti, mengapa Firaun membiarkan Gezer, Lakhis, dan Askelon luput dari keharusan menyediakan perbekalan pangan untuk garnisun Mesir, padahal persediaan pangan mereka banyak. Abdi-Hepa sendiri dirampok oleh tentara Mesir, dan memberitahu Firaun bahwa upetinya dan budak-budaknya yg sedang dibawa ke Mesir mungkin tidak akan tiba, karena Laba'ya dan Miliku telah merencanakan penyergapan (EA 287). Ihwal terakhir mungkin saja tipuan untuk mengelak mengirim upeti apa pun, karena dalam surat yg lain Shuwardata dari Hebron mengingatkan Firaun bahwa Abdi-Hepa adalah bajingan (EA 280).
Disamping sebagai tambahan bukti historis setempat, surat-surat itu penting guna memperluas pengertian tentang persekutuan antara Mesir dan penguasa-penguasa Mitanni dan Babilonia, yg sering ditopang dengan pernikahan antara anggota keluarga yg sedang berkuasa. Surat-surat dari Mitanni (Tushratta), dalam bh Huria, atau yg menggunakan istilah-istilah Huria, sangat menolong dalam mengerti bh non-Semit itu. Adanya dongeng Babilonia (Nergal dan Ereshkigal) menunjukkan pengaruh bh Babilonia sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di seluruh Timur Dekat Purba pada zaman itu. Fakta ini diperkuat oleh penemuan sebuah fragmen dari Epik Gilgamesh (kr 1400 sM) pada thn 1946 di Megido.
Pengetahuan kita tentang peta politik Palestina pada zaman itu, diperjelas oleh penyebutan nama, antara lain, Ammuniru dari Beirut, Abimilki dari Tirus, Akizzi dari Qatna, Abdi-Tirsi dari Hazor, dan raja-raja lainnya. Beberapa nama raja dan nama-nama lainnya dapat dihubungkan dengan naskah-naskah yg sezaman dari Ugarit. Karena lempeng-lempeng itu ditulis dalam dialek Babilonia yg belum dikenal para ahli tulisan, dan karena mengandung beberapa keterangan dalam bh Kanaan, maka lempeng-lempeng itu penting untuk penyelidikan ilmu bahasa-bahasa.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa orang Habiru yg disebut dalam naskah-naskah itu, dapat dan sebaiknya dianggap sama dengan orang Ibrani di bawah pimpinan Yosua. Jadi bukan merupakan bukti dari keadaan negeri itu sebelum penaklukannya. Tapi unsur-unsur berikut yg merupakan bukti Amarna harus dipertimbangkan. Orang-orang habl piru (SA GAZ) di sini, seperti juga dinyatakan oleh naskah-naskah Ras Syamra dan Alalah, menduduki daerah-daerah yg tidak begitu ketat diawasi oleh kota-kota yg lebih besar; mereka biasanya beraksi dalam kelompok kecil di seluruh Palestina, dari Lakhis dan Siria, dan aksi mereka bukan aksi penjarah kota. Lagipula, naskah-naskah itu menggambarkan keadaan yg berbeda dengan keadaan pada zaman Yosua; Lakhis dan Gezer bukan dihancurkan (Yos 10), tapi aktif membantu orang Habiru. Nama-nama para penguasa juga berbeda, dan raja Yerusalem pada waktu itu bernama Abdi-Hepa.
c. Mari
Pada penggalian Tell Hariri di dekat S Efrat, 12 km dari Abu Kemal di Siria Tenggara, dari thn 1933 hingga 1960, A Parrot menemukan lahan yg luas dari kota purba Mari, termasuk kuil-kuil dewa Dagon dan dewi Ishtar. Lebih 20.000 lempeng catatan ditemukan dalam istana abad 18 sM milik penguasa Zimri-Lim, berupa bangunan megah dengan 300 ruangan di atas lahan 7 hektar. Seperempat dari lempeng-lempeng itu adalah surat-surat resmi, semuanya ditulis dalam suatu dialek Semit yg 'sebenarnya sama' dengan dialek yg digunakan oleh Bapak-bapak leluhur Ibrani. Data-data itu memberikan banyak bukti geografis, sejarah, dan agama dari Mesopotamia Barat laut pada zaman itu. Negara-negara bagian yg Baling bersaingan tidak ketat mengawasi daerah pedalaman yg terletak di antaranya, yg merupakan tempat tinggal berbagai macam kelompok pengembara dan setengah pengembara. Satu kelompok bernama Bene (TUR, MEs)-lamina, 'putra-putra benar (= selatan)', secara meragukan telah dibandingkan dengan kaum Benyamin dari Alkitab. Beberapa kali dilaporkan serangan orang Habiru, kelompok yg juga disebut dalam naskah-naskah Ras Syamra, Alalah, dan kemudian Amarna. Dalam serangan-serangan itu suatu istilah dawidum yg diterjemahkan 'kepala', telah dibandingkan dengan nama Daud (BA 11, hlm 2), walaupun para ilmuwan lain yakin bahwa kata itu adalah untuk 'kekalahan' (JNES 17, 1958, hlm 130).
Zaman itu adalah zaman aktivitas diplomatik yg luar biasa, arbitrasi, perjanjian-perjanjian dan pertukaran surat-surat dan hadiah-hadiah antar para penguasa (Iraq 18, 1956, hlm 68-130). Sebelum Mari jatuh ke tangan Hammurabi dari Babilonia, yg tanggalnya diubah mengikuti naskah-naskah yg ditemukan itu, seorang wakil Zimri-Lim melaporkan, 'Tiada raja yg sungguh berkuasa manunggal seorang diri saja. Bila 10 atau 15 raja memihak Hammurabi dari Babilonia, sebanyak itu pula yg memihak Rim-Sin dari Larsa, juga memihak Ibal-piel dari Eshnunna, juga memihak Amut-piel dad Watanum dan 20 orang memihak larimlim dari Yamhad' (Alepo).
Di antara raja yg disebut dalam surat-surat itu, Hammurabi Raja Alepo dan seorang raja dengan nama yg sama yg berkuasa di Qurda, dan koalisi dengan para penguasa sejauh padang Elam, nampaknya adalah lebih meyakinkan (bnd Kej 14). Namun demikian, satu-satunya kota Palestina yg disebut ialah Hazor, padahal beberapa kota atau desa di daerah Haran, di mana kuil Sin merupakan pusat perhatian bagi banyak orang Semit, disebut. Hunjukan atas tempat-tempat seperti Nahur, Til-Turahi dan Serug (bnd Nahor, Terah, dan Serug, Kej 11: 23, 24) di daerah ke mana Abraham pindah, sangat menarik walaupun hubungan nama-nama tempat seperti ini dengan orang-orang yg disebut terdahulu, belum dapat ditetapkan.
Dalam naskah-naskah Mari yg berkaitan dengan pembuatan perjanjian disinggung 'pembunuhan seekor keledai'. Ungkapan (haiarum qatalum) terdapat dalam bh Ibrani, dan ide itu rupanya dilestarikan oleh orang Sikhem (Bene Hamor, atau 'Putra-putra seekor keledai', dari Yos 24:32) dalam perjanjiannya dengan Yakub (Kej 33:19; 34:1-3). Unsur-unsur lain diadakannya perjanjian di Mari, membuat lebih jelas pengertian tentang kebiasaan-kebiasaan dalam PL (M Noth, Melanges Isidore Levy, 1958, hlm 433-444). Berbeda dengan kepercayaan para Leluhur Purba, ramalan secara luas dipraktikkan di Mari. Sebagian besar naskah itu mengikuti pola laporan Akadia mengenai pengamatan hati binatang-binatang yg dikorbankan, astronomi dan data-data lainnya.
Ucapan seorang peramal dianggap sangat penting terutama dalam urusan militer. Bernubuat juga dipraktikkan, ialah mengutus orangnya untuk menyampaikan amanatnya. Kelompok surat-surat menceritakan kehadiran seorang pesuruh yg menyatakan dirinya utusan ilah, kadang-kadang disebut'juru jawab' (apilum) dan telah dibandingkan dengan nabi-nabi Israel, kendati nabi Israel jauh lebih berbobot dalam hal kejelasan, jangkauan, isi, dan tujuan ramalan. Suatu laporan dari Itur-Asdu kepada raja Zimri-Lim, menceritakan suatu wahyu mimpi di kuil Dagon di Tirqa. Amanatnya tidak baik, karena raja lalai melapor secara teratur kepada ilahnya. 'Bila ia telah berbuat demikian, maka saya akan menyerahkan para syekh kaum Benyamin ke tangan Zimri-Lim'. Dengan cara itu pula raja diberitahu pengorbanan yg dituntut ilah itu.
Kebiasaan lainnya yg digambarkan oleh naskah-naskah itu adalah sensus kerajaan. Sensus Mari, seperti sensus dalam PL, bukanlah melulu pencacahan seperti biasanya, tapi dikaitkan dengan pembaruan di bidang politik, pengakuan hak atas tanah dan upacara. Istilahnya sangat dekat dengan istilah bh Ibrani. Justru rincian teknisnya mengacu kepada pendaftaran (pqd, 'harus mempersembahkan'; bnd Kel 30:13, 14, 'setiap orang yg akan termasuk orang-orang yg terdaftar itu'), pemurnian (Ibrani kofer, Man tebibtum), dan penggunaan istilah nasa' ro's, 'mengingat akan, memperhatikan'. Banyak ungkapan Ibrani tergambar dalam naskah-naskah itu, misalnya istilah siptulsipitum yg di Mari adalah peringatan atau tindakan disipliner, dalam bh Ibrani (syofet) tapi sering salah diterjemahkan dengan hakim (BASOR 149, 1958, hlm 17-25).
d. Nuzi
Penggalian-penggalian di Nuzi (Yorghan Tepe) dan lahan-lahan di dekat Kirkuk, Irak, dilakukan oleh Universitas Pennsylvania (E Chiera) thn 1925 dan diteruskan hingga thn 1931, bekerja sama dengan Semitic Museum, Harvard and American Schools of Oriental Research. Walaupun alat ukur baru mampu mencapai lapisan tanah murni, telah ditemukan dataran utama yg sudah dihuni pada abad 15-14 sM, sewaktu kota itu berada di bawah kekuasaan orang Hur. Di dalam istana dan rumah-rumah pribadi ditemukan lebih 20.000 lempeng tanah liat bertulis aksara persegi dialek Babilonia, mencakup 4 atau 5 generasi. Di antaranya termasuk arsip-arsip lengkap, antara lain dari Tehiptilla, pangeran Shilwateshup, seorang usahawan wanita yg berhasil, dan dari Tulpunnaya, adalah arsip-arsip paling terkenal dan yg memberi gambaran paling baik mengenai suatu masyarakat purba, yg hingga kini ditemukan.
Persamaan mencolok antara kebiasaan-kebiasaan dan keadaan-keadaan sosial orang-orang ini dan data-data tentang Bapak-bapak leluhur Israel dalam Kitab Kej, melahirkan silang pendapat antara beberapa ilmuwan. Berdasarkan persamaan mencolok itu, mereka memperdebatkan suatu tarikh yg sama, yaitu abad 15 untuk Abraham dan putra-putranya. Tapi ada bukti yg menyatakan, bahwa banyak dari kebiasaan itu telah diterapkan sebelumnya berabad-abad lamanya, dan bahwa orang Hur sudah merupakan kelompok kuat dari penduduk Mesopotamia Utara dan Siria pada abad 18 sM (lih Alalah di atas). Persamaan-persamaan itu memberi informasi yg berguna tentang latar belakang zaman patriarkhat, dan merupakan faktor-faktor luar yg membantu kebenaran sejarah dari sebagian Kitab Kej.
Banyak dari dokumen itu (perjanjian-perjanjian, laporan-laporan, dan keputusan-keputusan pengadilan) berkenaan dengan pertukaran, baik yg bersifat tetap maupun sementara, misalnya pertukaran orang, barang atau tanah, yg nilainya ditetapkan satu syikal perak sesuai dengan nilai seekor lembu jantan, keledai atau 10 ekor domba. Segala transaksi meliputi pemindahan tanah milik dicatat setelah disaksikan para saksi, dimeteraikan, dan 'diumumkan di pintu gerbang (kota)' (Kej 23:10, 18).
Sejumlah besar dokumen lainnya yg bertalian dengan warisan juga telah ditemukan. Biasanya tanah milik diwariskan kepada putra tertua, yg mendapat bagian 'dua kali lipat' dibandingkan bagian adiknya. Seandainya seorang (lelaki atau wanita) tidak mempunyai putra, maka ia dapat mengangkat seorang lelaki dari luar keluarganya sebagai putra kandungnya, bahkan sekalipun orang itu adalah budak. Anak angkat demikian diharapkan merawat orangtua angkatnya pada hari tua mereka, menyiapkan penguburan yg baik dan menata upacara-upacara keagamaan (termasuk penyerahan korban persembahan berupa penuangan suatu jenis cairan), dan untuk meneruskan kesinambungan nama keluarga sebagai imbalan warisan tanah milik itu. Hal ini dapat menjelaskan pengangkatan Eliezer menjadi ahli waris Abraham sebelum Ishak lahir (Kej 15:2-4). Perjanjian-perjanjian demikian sah batal demi hukum, jika yg mengangkat anak kemudian mendapat putra kandung sendiri; dan si anak angkat serta-merta menduduki tempat kedua. Di Nuzi proses pengangkatan anak ini diperluas menjadi suatu rekaan yg melaluinya tanah milik, yg secara hukum tak dapat dipindahtangankan, boleh dijual.
Cara lain untuk memperoleh putra guna menjamin adanya ahli waris, ialah suatu kebiasaan yg dikenal dari naskah-naskah purba Babilonia, yakni si istri yg tidak melahirkan putra memberikan budaknya perempuan kepada suaminya, mewakili dirinya sebagai istri untuk melahirkan seorang putra. Justru perjanjian pengangkatan Shennima, anak dari Zigli, oleh Shurihil berbunyi, 'Dan Shurihil, sejauh terkait dengan Shennima, telah memberikan kepada Shennima seluruh tanah miliknya (dan) hasilnya entah apa pun wujudnya. Jika Shurihil memperoleh putra kandung sendiri, maka anak kandung itu menjadi anak sulung yg bagiannya dua kali lipat. Ia akan menerima bagian dua kali lipat. Shennima lalu menjadi anak kedua dan menerima bagian sesuai hukum pembagian warisan. Selama Shurihil hidup, Shennima akan melayaninya; jika Shurihil meninggal maka Shennima menjadi ahli warisnya. Selanjutnya, Gilimninu telah diberikan kepada Shennima sebagai istri. Bila Gilimninu melahirkan anak-anak, maka Shennima tidak akan mengambil istri lain; tapi bila tidak melahirkan anak, maka Gilimninu akan mengambil wanita dari Lullu (seorang budak) sebagai istri untuk Shennima. Mengenai keturunan gundik, Gilimninu tak boleh menyuruh mereka pergi ... Yalampa telah diberikan kepada Gilimninu sebagai hamba .... Bila Gilimninu melahirkan anak-anak dan Shennima mengambil istri lain, maka istri lain itu mengambil bungkusannya dan akan berangkat' (H 67).
Menurut kebiasaan yg sama, Sara yg mandul memberi Hagar kepada suaminya (Kej 16:3) dan Rahel memberi Bilha kepada Yakub (Kej 30:3). Sara, walaupun ada janji bahwa putra-putra Hagar akan dianggap sebagai anaknya (Kej 16:2) dan dengan demikian berhak atas warisan, telah berusaha mengusir Hagar (Kej 2 1: 10). Abraham bertindak berlawanan dengan kebiasaan zaman itu setelah ia mendapat kepastian dari Allah, bahwa ia harus bertindak demikian (ay 12).
Penukaran hak kesulungan Esau dengan Yakub juga ada persamaannya dengan naskah Nuzi (HV 99). Naskah itu, menceritakan 3 bersaudara menyusun suatu 'dokumen persaudaraan' atas sebidang tanah perkebunan. Salah seorang memberikan kepada saudaranya 'tiga ekor domba sebagai ganti (tukar) bagian warisannya' -- yg lebih bernilai dibandingkan 'roti dan masakan kacang merah' Yakub (Kej 25:30-34). Suatu kekuatan (hukum) yg sama untuk menukar tanah milik, atau suatu warisan yg diwariskan lebih dahulu, nampak dalam naskah-naskah purba Asyur dan Babilonia.
Naskah-naskah ini juga membuat jelas bobot berkat yg diberikan secara lisan dan pernyataan-pernyataan yg disampaikan orang yg akan meninggal (Kej 27:29, 33; 49:8). Di Nuzi, seorang putra yg menghadirkan saksi-saksi untuk membenarkan kata-kata ayahnya menjelang meninggal, memenangkan perkaranya di pengadilan. Dalam kasus lain suatu 'berkat' yg disampaikan dengan lisan dibenarkan.
Beberapa peristiwa dalam kehidupan Yakub ada persamaannya dengan dokumen-dokumen ini. Pernyataan Yakub, bahwa ia telah melindungi kawanan kambing domba Laban (Kej 31: 38, 39) adalah penting artinya, sebab di Nuzi, pemilik temak memenangkan perkara hukum terhadap gembala yg melakukan penyembelihan secara tidak sah. Soal ini diliput dalam Kel 22:1, 2 dan undang-undang Hammurabi (262).
Pemilikan dewa-dewa rumah tangga mempunyai arti hukum yg penting, yg menunjukkan bahwa pemilik mempunyai hak warisan atas tanah milik keluarga, dan dewa-dewa itu diwariskan kepadanya bersama tanah milik itu. Sangat mungkin Laban tidak mempunyai putra pada waktu kedua putrinya menjadi istri Yakub (Kej 29), dan tindakan Rahel mencuri 'dewa-dewa' itu (Kej 31:30), yg tidak diketahui Yakub (ay 19), mungkin merupakan usahanya agar Yakub terjamin mendapat warisan yg telah hilang baginya, karena kemudian lahir putra bagi Laban (ay 1). Nampaknya yg paling memprihatinkan Laban ialah kehilangan patung-patungnya ketimbang kehilangan kedua putrinya dan kawanan ternaknya.
Hak anak perempuan mewarisi tanah milik, digariskan dalam naskah-naskah Nuzi, seperti dalam perjanjian-perjanjian Babilonia Purba sebelumnya (bad Bil 27:8). Di Nuzi, budak rupanya harus bekerja selama jangka waktu yg sudah ditetapkan untuk dapat memperoleh istri, kebiasaan yg tercermin dalam kasus Yakub, kendati mungkin ia telah 'diangkat' anak oleh Laban. Di Nuzi, anak lelaki yg diangkat anak diberi seorang pasangan hidup, yakni putri dari yg mengangkatnya menjadi anak (lih di atas). Perjanjian-perjanjian pernikahan kadang-kadang memuat ketentuan yg melarang untuk menambah istri-istri lain, suatu upaya perlindungan yg ditekankan oleh Laban demi Rahel (Kej 31:50).
Perkawinan 'melanjutkan peran saudara' telah diterapkan pada zaman patriarkhat (Kej 38:8; bnd Ul 25:5-10), juga dikenal dalam perjanjian-perjanjian Nuzi, Het dan Asyur. Seorang ayah menghendaki, bila putranya meninggal, maka janda putranya itu dinikahi oleh putranya yg lain (BA 3, 1940, hlm 10). Demikian pula, beberapa kebiasaan yg diberlakukan dalam sejarah Ibrani pada masa yg kemudian, sudah dikenal pada abad 15. Misalnya, kewajiban 'pembebasan' berkala atas suatu keharusan, seperti membayar utang pada waktu tertentu (Ul 15); sepatu sebagai bukti sah termasuk tanda pembayaran (mis H 76). Menerima sandal seseorang secara sah, menandakan bahwa si penerima sandal memperoleh hak si pemberi sandal seutuhnya (Rut 3:12; 4:1-7), dan tindakan demikian harus dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk menindas orang miskin ialah menjualnya dengan harga sepasang kasut, hanya sekedar pembayaran belaka (Am 2:6; 8:4-6; 1 Sam 12:3; LXX). Sebagai dampak dari data-data naskah Nuzi, maka 1 Sam 1:24 kini berbunyi 'seekor lembu jantan yg berumur 3 thn'.
e. Ras Syamra (Ugarit)
Memanfaatkan penemuan seorang petani secara kebetulan di Minet el-Beida di pantai Siria Utara dekat Latakia thn 1928, C. F. A Schaeffer mengadakan penggalian di dekat Ras Syamra (Ugarit purba) selama 22 musim antara 1929 dan 1960. Di antara sekian banyak temuan penting yg didapat oleh ekspedisi Prancis ini, ialah istana-istana raja, kuil-kuil (termasuk kuil yg dipersembahkan kepada Baal) dan gedung-gedung pemerintah bertarikh awal abad 14 sM. Dalam jumlah besar benda-benda indah, termasuk gading-gading, senjata-senjata, patung-patung dan tiang-tiang, ditemukan banyak prasasti bertulis aksara baji bh Sumeria (suatu dialek lokal dari bh Babilonia dan Huria), prasasti Mesir dan Het bh Siprus, dan suatu prasasti dengan alfabet purba yg hingga kini belum dikenal (bh Ugarit). Data-data itu mencerminkan bahwa penduduk kota pelabuhan yg sibuk ini adalah internasional.
Alfabet Ugarit menggunakan kombinasi gambar baji yg unik untuk membentuk 30 huruf -- menuliskannya -- seperti bh Akadia, dari kiri ke kanan, dan pasti merupakan penemuan lokal, karena huruf-huruf ganjil ditambahkan pada akhir alfabet, sebab kalau tidak, akan mengikuti pola alfabet Ibrani. Dua prasasti yg mengikuti pola tulisan ini ditemukan di Palestina, pada suatu lempeng di Bet-Semes, dan pada pisau perunggu dari dekat Tabor, menunjukkan bahwa bentuk tulisan ini telah luas dipakai (*Tutts, MENULIS). Dalam 8 bulan setelah penerbitan 50 lempeng pertama oleh C Virolleaud thn 1930, ia telah mengurai anti alfabet itu dengan dibantu oleh H Bauer dan E Dhorme, meskipun pembahasan mengenai hubungan dialek Semit Barat laut ini dengan dialek 'Kanaan' dan Ibrani terus berlangsung. Pentingnya peranan 350 atau lebih naskah Ugarit untuk penelitian alkitabiah segera diakui, dan hampir semua segi penelitian PL dipengaruhi oleh data-data temuan ini, yg juga memberi harapan mengenai temuan-temuan yg terkait dengan kesusastraan asal Palestina.
Naskah-naskah itu mencakup beberapa puisi yg ditulis di atas serangkaian lempeng. Di antaranya tentang dewa badai Baal dan kakaknya atau kawannya Anat, yg menyelamatkan dia dari Mot, dewa kematian; tentang perbuatan-perbuatan raja Keret, dan tentang kematian dan kebangkitan kembali putra Dan(i)el, yakni Aqhat. Orang percaya bahwa cerita-cerita kepahlawanan ini berasal dari beberapa abad sebelumnya, sejak Baal (*HADAD) sekitar abad 14 telah menggantikan 'El, yaitu dewa terpencil dan merupakan bayangan, bapak dari para dewa dan manusia dan yg mempunyai beberapa istri, termasuk Asyera dan Astarte, sebagai kepala panteon (kuil untuk menghormati segala dewa).
Dari naskah-naskah inilah kepercayaan dan praktik agamawi 'orang Kanaan' menjadi terkenal. Baal adalah dewa segala badai, penguasa hujan dan kesuburan, disebut 'Tuhan langit dan bumi' dan 'yg mengendarai awan' (bnd Yes 19:1). Anat sama dengan Astart di Fenisia, yaitu dewi perang, cinta, dan kesuburan. Srikandi Asyera 'dari Laut' mungkin adalah suatu bentuk Asuratum dari Babilonia; dialah kepala dewi di Tirus, di mana dia dikenal sebagai Qudsu, 'Suci'. Namanya dipakai sebagai istilah umum untuk dewi (jamak 'asyerot) dan dihubungkan dengan Baal dalam Hak 3:7. Naskah-naskah itu menunjukkan dampak penyembahan berhala yg menurunkan martabat manusia. Itu jelas pada penekanan perang, cinta penuh hawa nafsu, pelacuran suci, dan kemerosotan sosial sebagai akibatnya. Dewa-dewa lain disebut termasuk Reshep (Hab 3:5, AV) dan Dagon. Ada persamaan istilah antara pola upacara keagamaan Ugarit yo rumit dengan Imamat. Maka semua korban bakaran (Ugarit, kll; Ul 33:10), yaitu persembahan-persembahan yg dibakar (srp), perdamaian (sylmn), dosa ('asm), dan upeti atau hadiah (mtn) dan persembahan yg juga dibakar ('esyt) disebut, walaupun pemakaiannya berbeda dari jiwa dan kebiasaan PL. Cerita-cerita kepahlawanan atau epik, dongeng-dongeng dan nyanyian mempunyai gaya puitis yg jelas dengan irama, ulangan-ulangan dan kesejajaran yg tak teratur.
Gaya itu membawa Albright dan yg sealiran dengan dia untuk mengemukakan tarikh abad 13-10 sM atau sebelumnya untuk beberapa kutipan Ibrani yg puitis, misalnya Nyanyian-nyanyian Miryam (Kel 15; JNES 14, 1955, hlm 237-250), dan Debora (Hak 5); berkat Musa (Ul 33; JBL 67, 1948, hlm 191-210), dan Mzm 29, 58 (HUCA 23, 1950-1951, hlm 1-13). Banyak ungkapan yg terdapat dalam puisi Ibrani ditemukan dalam naskah-naskah ini; di antaranya: 'melepaskan (ysr) kilat petir-Nya ke ujung bumi', seperti Ayb 37:2; 'embun yg dari langit dan tanah-tanah gemuk (smn) di bumi' (bnd Kej 27:28, 39); 'LTN yg cepat ... ular yg tidak jujur' adalah Lewiatan dalam Yes 27:1; Ayb 26:13. Dengan cara demikian arti dan penafsiran sejumlah ay naskah bh Ibrani yg sulit, dapat diuraikan. Penyelidikan atas tata bahasa dan sintaksis Ugarit, khususnya kata-kata depan dan partikel-partikel seperti b, 1, 'el, k(i), menunjukkan bahwa banyak dari usul perubahan yg telah lama disarankan untuk MT (Naskah PL bh Ibrani), tidaklah perlu.
Disamping naskah-naskah Ugarit, termasuk sejumlah surat, nota dan daftar (spr), terdapat juga banyak lempeng yg ditulis dalam tulisan dan dialek Babilonia. Salah satu ialah kelompok naskah perkamusan. Beberapa dari kelompok ini menyajikan persamaan bh Sumeri-Akadi-Huria-Ugarit yg begitu penting untuk mengerti bahasa-bahasa ini. Banyak surat, fakta, naskah perjanjian, dan arsip pemerintahan -- semuanya arsip istana kerajaan sangat membantu untuk menyusun kembali sejarah Siria awal abad 14 sM. naskah-naskah Babilonia ini, seperti naskah-naskah Alalah dan Mari, menyajikan data persamaan yg berguna tentang zaman patriarkhat Alkitab. Misalnya, akta perjanjian Abdiya mengangkat Ana-Tesub (cucunya) sebagai anaknya, menunjukkan bahwa bentuk pengangkatan anak antar keluarga seperti ini telah dikenal dan dipraktikkan di Kanaan. Justru ihwal Yakub mengangkat anak Efraim dan Manasye, atas dasar yg sama sesuai kedudukan dan hak anak laki-laki seperti Ruben dan Simeon (Kej 48:5), bukanlah peristiwa yg berdiri sendiri. Bandingkan anak-anak Makhir diangkat anak oleh kakek mereka, Yusuf (Kej 50:23), Obed diangkat anak oleh neneknya, Naomi (Rut 4:16, 17), dan meskipun waktunya jauh kemudian, Ester diangkat anak oleh saudara sepupunya, Mordekhai (Est 2; 7: IEJ 9, 1959, hlm 180-183).
IX. Prasasti-prasasti Yunani dan Latin
Sejumlah prasasti meliput sejarah gereja mula-mula. Arsip maklumat kerajaan Romawi, katanya ditemukan di Nazaret thn 1878, dianggap mungkin berasal dari Klaudius. Perintah maklumat ini ialah memeriksa di pengadilan setiap orang 'yg dengan cara apa pun menggali mayat yg telah dikuburkan atau memindahkannya ke tempat lain ... atau mencabut meterainya atau membongkar batu-batunya.'
Bila tarikh yg disarankan, yakni kr thn 50 M benar, maka maklumat ini mungkin merupakan bagian dari kebijaksanaan Klaudius untuk mengatasi kekacauan yg ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yg menentang orang Kristen yg mula-mula, yg dituduh 'menimbulkan malapetaka umum di dunia.' Klaudius mengeluarkan beberapa maklumat mengenai pokok ini. Salah satu prasasti peninggalannya di Delfi (Yunani), menggambarkan Galio sebagai gubernur Akhaya thn 51 M, dengan demikian mengacu kepada hubungannya dengan pelayanan Paulus di Korintus (Kis 18:12). di Korintus di sebuah pintu gerbang terpampang prasasti -- 'Rumah ibadat orang-orang Yahudi' -- dapat menunjukkan tempat di mana Paulus berkhotbah (Kis 18:4). Penggalian-penggalian yg dilakukan di sana menghasilkan sebuah naskah yg menyebut nama seorang dermawan, Erastus. Mungkin dialah 'bendahara negeri' sesuai Rm 16:23; sanggar kerja yg sama dengan sanggar di mana Paulus bekerja (Kis 18:2, 3), dan sebuah prasasti dari 'Lusius tukang daging', mungkin mengacu ke 'pasar daging' (makellon) yg dibicarakan Paulus dalam 1 Kor 10:25.
Di Efesus ditemukan bagian-bagian dari kuil Artemis, 'Diana orang Efesus' bersama gedung pertemuan dan panggung terbuka yg mampu menampung lebih 25.000 orang. Sebuah naskah tentang pemenuhan nazar dari Salutaris, yg mempersembahkan sebuah patung perak Artemis 'untuk dipajang di gedung kesenian sewaktu ekklesia mengadakan pertemuan', menunjukkan bahwa pertemuan-pertemuan demikian diadakan di gedung kesenian itu, seperti tersirat dalam Kis 19:28-41. Kebenaran sejarah daiam karya-karya Lukas telah dibuktikan ketepatannya oleh sejumlah prasasti. Para 'penguasa' Tesalonika (Kis 17:6, 8) adalah pejabat-pejabat dan nama mereka disebut daiam 5 prasasti kota dari abad 1 M. Sama halnya dengan Publius yg dengan tepat disebut protos ('orang pertama') atau Gubernur Malta (Kis 28:7). Beberapa prasasti yg ditemukan di dekat Listra mencatat sebuah patung Hermes dipersembahkan kepada Zeus oleh orang-orang Likaonia. Tidak jauh dari situ ada sebuah mezbah batu untuk 'Pendengar Doa' (Zeus) dan Hermes. Ini menjelaskan kenapa Barnabas dan Paulus dianggap oleh penduduk setempat sebagai Zeus dan Hermes (Kis 14:11). Derbe, persinggahan Paulus berikutnya, diperkenalkan oleh Ballance thn 1956 sebagai Kaerti Huyuk dekat Karaman (AS 7, 1957, hlm 147 dst). Hunjukan Lukas terdahulu kepada Kirenius sebagai gubernur Siria sebelum Herodus I meninggal (Luk 2:2), dan kepada Lisanias sebagai Raja wilayah Abilene (Luk 3:1) juga didukung oleh beberapa prasasti.
Dengan mempelajari keterangan dari artikel-artikel mengenai nama-nama tempat milik pribadi (lih mis Daftar Tempat-tempat di bawah) maka rincian-rincian arkeologis selanjutnya dapat diperoleh. Demikian juga beberapa aspek tertentu dari arkeologi alkitabiah telah diliput oleh beberapa artikel mengenai pokok-pokok khusus, misalnya *SENI, KESENIAN; *ARSITEKTUR dan *KERAJINAN TANGAN dan sebagainya. Tentang bukti berdasarkan mata-mata uang kuno, *UANG. Untuk prasasti-prasasti lontar paling dini (mis Elephantine), *PAPIRUS DAN TEMBIKAR, *TULIS, MENULIS.
KEPUSTAKAAN. Umum. W. F Albright, The Archaeology of Palestine', 1960; Archaeology and the Religion of Israel', 1956; A. G Barrois, Manuel d'Archeology biblique, I-II, 1939, 1953; LJ Franken, Outline of Palestinian Archaeology, 1961; G. L Harding, The Antiquities of Jordan, 1959; K Kenyon, Archaeology in the Holy Land, 1960; G. E Wright, Biblical Archaeology, 1957; S Yeivin, A Decade of Archaeology in Israel (1948-1958), 1960.
Ilustrasi-ilustrasi. M Avi-Yonah dan A Malamat, Views of the Biblical World, I-III, 1959-1960; DJ Wiseman, Illustrations from Biblical Archaeology, 1958.
Tempat-tempat Penggalian. Alalah: DJ Wiseman, The Alalakh Tablets, 1953;JCS 8, 1954, hlm 1-30; 12,1958, hlm 124-129; 13, 1959, hlm 19-33, 50-62; bnd JAOS 74, 1954, hlm 18 dst; JNES 14, 1955, hlm 196 dst, dan petunjuk-petunjuk dalam VIII a di atas. Amarna: W. F Albright daiam ANET, hlm 483-490; BASOR 86, dst; CJ Mullo Weir daiam DOTT, hlm 38-45; J. A Knudtzon, Die El-Amarna-Tafeln, I-II, 1907, 1915. Mari: W. F Albright daiam ANET, hlm 482,483; G. E Mendenhall, BA 11, 1948, hlm 1-19; CJ Gadd, ExpT 66, 1954-1955, hlm 174 dst, 195-198.
Naskah-naskah: G Dossin dkk, Archives Royales de Mari, I-IX,1941-1960, dan petunjuk-petunjuk VIII c di atas. Nuzi: CH Gordon, 'Biblical Customs in the Nuzu Tablets', BA 3, 1940 dan petunjuk-petunjuk.
Naskah-naskah: E Chiera, Publications of Baghdad School, I-III, 1927-1931; E. R Lachemann, dkk, Excavations at Nuzi, I-VI, 1929-1955. Ras Syamra: R de Langhe, Les Textes de Ras Shamra-Ugarit et leurs Rapports avec le Milieu biblique de I'Ancien Testament, I-II, 1945; C. H Gordon, Ugaritic Literature, 1949; G. R Driver, Canaanite Myths and Legends, 1956; C. F. A Schaeffer, Ugaritica III, 1956 (petunjuk-petunjuk lengkap untuk penggalian-penggalian).
Naskah-naskah: C Virolleaud dalam Syria 9, 1930-1938, 1960; juga Le Palais Royal d'Ugarit, 2, 1957; 3-4; J Nougayrol, 1955-1956 (untuk Naskah-naskah Babilonia); J Gray, The Legacy of Canaan, 1957 dan DOTT, hlm 118133; H. L Ginsberg, ANET, hlm 129-155.
Karya-karya modern: Y Yadin, Masada, 1966; K. M Kenyon, Jerusalem: Excavating 3000 Years of History, 1967; P Benoit, HTR, 1971 (Antonia); Inscriptions Reveal, 1973; K. M Kenyon, Digging Up Jerusalem, 1974; B Mazar, The Mountain of the Lord, 1975; L. I Levine, Roman Caesarea: an Archaeological -- Topographical Study, 1975; Y Yadin, Jerusalem Revealed: Archaeology in the Holy City, 1968-1974, hlm 1-91; EAEHL. DJW/JPK/NY WBS