Teks -- Kisah Para Rasul 28:28 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Kis 28:23-28
Jerusalem: Kis 28:23-28 - -- Di Roma juga Paulus masih mewartakan Injil terlebih dahulu kepada orang-orang Yahudi, bdk Kis 13:5+. Ringkasan wejangan kepada orang-orang di Roma per...
Di Roma juga Paulus masih mewartakan Injil terlebih dahulu kepada orang-orang Yahudi, bdk Kis 13:5+. Ringkasan wejangan kepada orang-orang di Roma perlu dibandingkan dengan wejangan yang pertama di Antiokhia di Pisidia, Kis 13:15-41.
Ende -> Kis 28:28
Bdl. Kis 13:46-47.
Ref. Silang FULL -> Kis 28:28
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 28:23-29
Matthew Henry: Kis 28:23-29 - Paulus di Kota Roma Paulus di Kota Roma ( Kis 28:23-29)
Di sini kita memiliki sebuah catatan singkat dari pertemuan panjang yang diselenggarakan Rasul Paulus dengan or...
Paulus di Kota Roma ( Kis 28:23-29)
- Di sini kita memiliki sebuah catatan singkat dari pertemuan panjang yang diselenggarakan Rasul Paulus dengan orang-orang Yahudi di Roma mengenai agama Kristen. Walaupun mereka sangat berprasangka buruk terhadap agama ini karena di mana-mana selalu mendapat perlawanan, dan menganggap Kekristenan sebagai sesuatu yang disebut mazhab, namun mereka masih mau melakukan dengar pendapat. Inilah yang menjadi kelebihan mereka dibandingkan dengan yang akan dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem. Mungkin orang-orang Yahudi di Roma ini adalah orang-orang yang lebih banyak mengenal dunia ini serta lebih luas pergaulannya. Mereka bersikap lebih bebas dalam bertanya jawab dari pada orang-orang Yahudi fanatik di Yerusalem. Mereka juga tidak mau menjawab masalah ini sebelum mereka mendengar sendiri.
- I. Di sini kita diberitahukan bagaimana Paulus menangani pertemuan ini dalam mempertahankan agama Kristen. Orang-orang Yahudi itu menentukan waktunya. Ditentukan suatu hari tertentu untuk membahas masalah ini, supaya semua pihak yang berkepentingan dapat diberi tahu (ay. Kis 28:23). Orang-orang Yahudi itu tampaknya sangat siap untuk menerima keyakinan itu, namun terbukti tidak semua begitu. Nah, ketika tiba hari itu,
- 1. Mereka datang dalam jumlah besar menemui Paulus. Meskipun ia adalah seorang tahanan yang tidak mungkin dapat keluar menemui mereka, namun mereka bersedia datang kepadanya di tempat tumpangannya. Dari pada berprasangka buruk mengenai pengajarannya, jika dipertimbangkan sebagaimana mestinya, seharusnya keadaan Rasul Paulus yang sedang terbelenggu ini sudah merupakan penegasan tentang pengajaran itu. Sebab keadaan itu menjadi tanda bahwa ia tidak saja mempercayai pengajaran itu, tetapi ia juga merasa pantas untuk menderita demi pengajaran itu. Orang lebih suka mengunjungi orang seperti Paulus di dalam penjaranya dari pada tidak memperoleh nasihat darinya. Lalu ia menyediakan tempat bagi mereka di rumah tumpangannya tanpa perlu merasa takut melanggar peraturan pemerintah, supaya dengan demikian ia dapat berbuat baik kepada mereka.
- 2. Paulus berbicara panjang lebar dengan mereka. Ia lebih berusaha meyakinkan mereka dari pada mempertahankan nama baiknya sendiri.
- (1) Paulus menguraikan atau menerangkan secara terperinci tentang kerajaan Allah kepada mereka. Ia menunjukkan kepada mereka sifat-sifat kerajaan itu, tujuannya yang mulia, dan rancangannya yang bersifat sorgawi dan rohaniah, yang ada di dalam pikiran manusia. Suatu kerajaan yang cemerlang bukan karena kemegahan dari luar, melainkan datang dari dalam kesucian hati dan kehidupan sehari-hari. Yang membuat orang-orang Yahudi tetap berada dalam ketidakpercayaan adalah kesalahpahaman mereka mengenai kerajaan Allah. Mereka merasa seolah-olah telah menyelidikinya dengan baik. Ia harus menjelaskan secara terperinci kepada mereka dan meletakkannya di dalam terang yang sebenarnya, dengan harapan mereka dapat menaatinya.
- (2) Paulus tidak saja menerangkan tentang kerajaan Allah ini, tetapi juga memberi kesaksian. Dengan jelas ia menyatakannya kepada mereka, serta menegaskan kebenaran itu dengan bukti-bukti yang tidak terbantahkan, bahwa kerajaan Allah di bawah pemerintahan Mesias sedang datang dan sekarang sedang ditegakkan di dunia ini. Ia menyaksikan kuasa luar biasa di dalam kerajaan kasih karunia itu. Oleh kasih karunia itulah ia dapat menyaksikan kuasa itu melalui pengalamannya sendiri bagaimana kuasa itu berpengaruh besar kepadanya, serta bagaimana ia dibawa kepada keyakinan ini.
- (3) Paulus tidak saja menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang kerajaan Allah, tetapi ia juga mengajak mereka, menggugah hati nurani mereka, mendesak mereka dengan sungguh-sungguh supaya mau menerima kerajaan Allah itu, dan menyerahkan diri kepadanya serta tidak memusuhinya. Ia menerangkan ajarannya (lewat penjelasan dan peneguhan) disertai dengan penerapannya, sehingga pengajarannya menjadi hidup dan memberi dampak.
- (4) Paulus meyakinkan mereka mengenai Yesus. Rancangan dan kecenderungan seluruh percakapannya adalah membawa mereka kepada Kristus, meyakinkan mereka bahwa Dia adalah Sang Mesias itu, serta mengajak mereka percaya kepada-Nya. Ia menekankan kepada mereka, ta peri tou Iēsou – hal-hal mengenai Yesus, nubuat-nubuat mengenai Dia, yang ia bacakan kepada mereka dari hukum Musa dan kitab para nabi, yang semuanya menunjuk kepada Sang Mesias, serta menunjukkan bagaimana semua nubuat itu digenapkan di dalam Yesus ini. Sebab mereka adalah orang-orang Yahudi, ia berusaha menerangkan kepada mereka berdasarkan kitab-kitab Perjanjian Lama. Ini memberi bukti bahwa Kekristenan tidak bertentangan dengan Perjanjian Lama. Dengan demikian, jika kita membandingkan sejarah Perjanjian Baru dengan nubuat Perjanjian Lama, kita harus menyimpulkan bahwa Yesus ini adalah Dia yang harus datang, dan kita tidak perlu mencari yang lain lagi.
- 3. Pembicaraan itu berlangsung lama. Sebab ia terus melanjutkan pembicaraannya, dan tampaknya percakapan itu bersambung-sambung, dari pagi sampai sore. Mungkin pembicaraan itu berlangsung selama delapan sampai sepuluh jam. Pokok pembicaraan itu tidak biasa, dan ia sangat menguasainya. Pokok itu sangat penting, dan ia sangat bersungguh-sungguh, serta hatinya ada di situ. Ia tidak tahu entah kapan lagi ia mendapat kesempatan lain seperti itu. Itulah sebabnya tanpa meminta maaf telah mengganggu kesabaran mereka, ia telah menahan mereka sepanjang hari. Tetapi mungkin juga selama itu ia juga meluangkan sejumlah waktu untuk berdoa bersama mereka dan untuk mereka.
- II. Apa pengaruh dari percakapan ini. Orang mengira percakapan ini akan membawa kebaikan bagi Kekristenan, sebab ditangani oleh orang yang sangat ahli seperti Paulus yang pasti berhasil, dan bahwa semua yang mendengar akan segera menyerahkan diri kepada kebenaran itu. Namun, ternyata yang terjadi tidak seperti itu. Sebab Yesus ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang, menjadi batu dasar bagi sebagian orang dan menjadi batu sandungan bagi yang lainnya.
- 1. Tidak ada kesesuaian di antara mereka (ay. Kis 28:25). Sebagian dari mereka berpendapat bahwa Paulus benar, yang lain tidak mau mengakuinya. Inilah pemisahan yang dibawa Kristus ketika api yang dilemparkan-Nya telah menyala (Luk. 12:49, 51). Paulus memberitakan firman dengan sangat sederhana dan jelas, namun orang-orang yang mendengarkan tidak dapat sepakat mengenai pengertian dan bukti yang ia sampaikan.
- 2. Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya, (ay. Kis 28:24). Ada perselisihan di antara mereka. Hal semacam itu selalu terjadi di dalam pemberitaan Injil. Bagi sebagian orang, Injil menjadi bau kehidupan yang menghidupkan, dan bagi yang lainnya menjadi bau kematian yang mematikan. Sebagian orang dilembutkan oleh firman itu dan yang lain dikeraskan. Beberapa orang menerima terang, yang lain menutup mata terhadapnya. Begitu juga yang terjadi di antara orang-orang Kristen yang mendengarkan firman dan yang menyaksikan mujizat-mujizat-Nya, sebagian percaya dan yang lain menghujat. Jika semua orang menjadi percaya, tidak akan ada perselisihan. Jadi semua kesalahan atas terjadinya pemisahan itu terletak pada orang-orang yang tidak mau percaya.
- III. Perkataan untuk menyadarkan mereka yang diucapkan oleh Paulus pada saat perpisahan. Dari gerutuan mereka, ia merasa bahwa ada banyak di antara mereka, dan mungkin sebagian besar dari mereka bersikap keras kepala serta tidak mau menyerah kepada keyakinan atas pemberitaan yang disampaikan. Lalu mereka membubarkan diri, mereka merasa sudah cukup mendengar semua itu. “Tunggu,” kata Paulus, “dengarkanlah perkataan ini sebelum kamu pergi, dan pertimbangkan baik-baik ketika kamu sudah sampai di rumah: pikirkanlah apa akibat dari ketidaksetiaanmu yang keras kepala itu? Apa yang akan kamu lakukan sehubungan dengan itu? Apa yang akan terjadi nanti?”
- 1. “Oleh penghakiman Allah yang adil kamu akan dimeteraikan dengan ketidakpercayaanmu itu. Kamu telah mengeraskan hatimu, dan Allah akan mengeraskan hatimu sama seperti yang pernah Ia lakukan terhadap Firaun. Dan inilah yang telah dinubuatkan mengenai kamu. Lihatlah ayat itu (Yes. 6:9- 10), bacalah dengan sungguh-sungguh, dan gemetarlah kalau-kalau yang digambarkan di situ ternyata adalah tentang kamu.” Sebagaimana di dalam Perjanjian Lama terdapat banyak janji Injil yang akan digenapi di dalam semua orang yang percaya, demikian juga terdapat banyak ancaman Injil mengenai penghakiman rohaniah yang akan digenapi di dalam diri orang-orang yang tidak mau percaya. Dan inilah salah satunya. Inilah bagian dari tugas yang diberikan kepada nabi Yesaya. Ia diutus untuk membuat orang-orang yang tidak mau menjadi baik menjadi lebih jahat lagi. Tepatlah yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya. Apa yang disampaikan oleh TUHAN, di sini dikatakan disampaikan oleh Roh Kudus, yang membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Apa yang disampaikan kepada Yesaya, di sini dikatakan disampaikan olehnya kepada nenek moyang mereka, sebab ia diperintah untuk memberitahukan kepada orang-orang itu tentang apa yang dikatakan Allah kepadanya. Walaupun apa yang dikatakan di sana membawa kengerian besar kepada orang-orang itu dan kepedihan bagi nabi itu, namun di sini dikatakan tepatlah firman yang disampaikan. Hizkia menjawab kepada Yesaya mengenai murka Allah itu, Sungguh baik firman Allah yang engkau ucapkan itu (Yes. 39:8). Dan siapa yang tidak percaya akan dihukum, demikian juga, siapa yang percaya akan diselamatkan (Mrk. 16:16). Hal ini juga dijelaskan oleh Juru Selamat kita (Mat. 15:7), “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu. Roh Kudus berkata kepada nenek moyangmu, yang akan digenapi di dalam dirimu, kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti.”
- (1) “Bahwa yang menjadi dosa besar mereka terhadap Allah adalah dosamu, dan dosa itu adalah bahwa kamu tidak mau mengerti. Kamu menutup matamu terhadap bukti yang paling meyakinkan, dan tidak mau mengakui kesimpulannya, meskipun kamu tidak dapat membantah dasar pemikirannya: matamu melekat tertutup” (ay. Kis 28:27). Hal ini menunjukkan ketidaksetiaan yang keras kepala, dan penghambaan diri kepada prasangka. “Seperti nenek moyangmu yang tidak mau melihat tangan Allah diangkat terhadap mereka dalam penghakiman-Nya (Yes. 26:11), begitu juga kamu tidak mau melihat tangan Allah yang diulurkan kepadamu di dalam kasih karunia Injil.” Benar bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya ini berprasangka terhadap Injil. Mereka tidak melihat, karena mereka sudah memutuskan untuk tidak mau melihat. Orang sungguh-sungguh buta bila ia benar-benar tidak mau melihat. Mereka tidak mau menjalankan apa yang sudah diyakinkan dalam hati mereka, itulah sebabnya mereka tidak mau mengakuinya. Dengan sengaja mereka menutup mata mereka, supaya jangan mereka melihat dengan mata mereka hal-hal besar yang menjadi kedamaian kekal mereka. Supaya mereka tidak melihat kemuliaan Allah, kebaikan Kristus, kerusakan dosa, keindahan kekudusan, kesia-siaan dunia ini, dan kenyataan hal-hal lain. Mereka tidak mau diubah dan diperintah oleh kebenaran-kebenaran ini. Itulah sebabnya mereka tidak mau menerima bukti yang disampaikan, telinga mereka berat mendengar, supaya jangan mereka mendengar dengan telinga mereka murka Allah dinyatakan dari sorga terhadap mereka, dan kehendak Allah dinyatakan dari dalam sorga bagi mereka. Mereka menutup telinga mereka, seperti ular tedung tuli, yang tidak mendengarkan suara tukang-tukang serapah atau suara pembaca mantera yang pandai. Demikianlah yang dilakukan nenek moyang mereka. Mereka tidak mau mendengar (Za. 7:11-12). Itulah yang mereka takutkan sehingga mereka menutup mata dan telinga mereka, serta menghalangi (seperti itulah keadaannya) indra-indra pembelajaran mereka terhadap Dia yang membuat telinga yang mendengar dan mata yang melihat. Mereka takut kalau-kalau mereka dapat mengerti dengan hati mereka, lalu berbalik, sehingga Allah menyembuhkan mereka. Mereka membiarkan pikiran mereka tetap berada di dalam kegelapan, setidaknya di dalam kebingungan dan kekacauan, takut kalau-kalau mereka berpikiran sehat, mereka dapat mengerti dengan hati mereka banyaknya kewajiban dan kepentingan mereka menjadi saleh, dan sampai pada tingkat tertentu hal itu menjadi terlampau berat bagi mereka. Sebab mereka harus meninggalkan kehidupan jahat yang sekarang mereka sukai dan melakukan hal-hal yang sekarang mereka benci. Amatilah, cara kerja Allah pertama-tama adalah membawa orang melihat supaya dapat mengerti dengan hati mereka, lalu mengubah mereka, kemudian menundukkan kehendak mereka, dan dengan demikian menyembuhkan mereka. Itulah cara yang lazim untuk menangani jiwa yang berpikiran sehat. Itulah sebabnya Iblis selalu berusaha menghalangi pertobatan jiwa-jiwa kepada Allah dengan cara membutakan pikiran dan mengaburkan pengertian mereka (2Kor. 4:4). Akan sangat menyedihkan jika orang yang berdosa itu bergabung dengan usaha Iblis itu, dengan menutup matanya sendiri. Ut liberius peccent, libenter ignorant – Mereka menjerumuskan diri ke dalam kebodohan, supaya mereka dapat berbuat dosa dengan lebih bebas. Mereka menyukai penyakit mereka, dan takut kalau-kalau Allah akan menyembuhkan mereka. sama seperti Babel pada zaman dulu, kami tadinya mau menyembuhkan Babel, tetapi ia tidak dapat disembuhkan(Yer. 51:9). Inilah dosa mereka.
- (2) “Bahwa penghakiman Allah yang besar atas mereka karena dosa ini, sekarang menjadi penghakiman-Nya atas kamu, yaitu kamu akan menjadi buta. Allah akan menyerahkan kamu kepada kekerasan hatimu sendiri, Kamu akan mendengar dan mendengar – berulang-ulang firman Allah diberitakan kepadamu – namun kamu tidak akan mengerti hal itu. Karena kamu tidak mau memberikan pikiranmu untuk mengerti. Allah tidak akan memberikan kuasa dan kasih karunia kepadamu untuk mengerti hal itu. Kamu akan melihat dan melihat – kamu akan melihat banyak mujizat dan tanda yang terjadi di hadapanmu – namun kamu tidak menanggap bukti yang meyakinkan dari kebenaran itu. Perhatikan baik-baik, supaya jangan sampai yang dikatakan Musa kepada nenek moyangmu akan berlaku bagi kamu (Ul. 29:4), Tetapi sampai hari ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar. Begitu juga dengan perkataan Yesaya kepada orang-orang yang seangkatan dengannya (Yes. 29:10-12), TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak, matamu telah dipejamkan-Nya.” Penolakan mereka atas kasih karunia Allah dan pemberontakan mereka atas terang itu, membuat Allah menarik kasih karunia dan terang-Nya dari mereka. Oleh karena mereka tidak menerima kasih akan kebenaran, Allah akan menyerahkan mereka kepada angan-angan mereka yang kuat untuk mempercayai dusta. Dengan kehendak mereka dan kekerasan hati mereka sendiri, maka hati bangsa ini telah menebal, dan telinga mereka berat mendengar. Mereka bodoh dan tidak berperasaan, tidak dapat dibentuk oleh semua yang telah dikatakan kepada mereka. Tidak ada obat manjur lagi yang dapat bekerja pada mereka, juga tidak ada yang dapat menjangkau mereka. Itulah sebabnya penyakit mereka harus diputuskan sebagai penyakit yang tidak tersembuhkan, dan sebagai masalah yang sangat menyedihkan. Bagaimana mereka dapat berbahagia jika penyakit yang membuat mereka sengsara tidak dapat disembuhkan? Dan bagaimana mereka dapat disembuhkan jika mereka tidak mau berubah mengikuti cara-cara penyembuhan yang baik? Bagaimana mereka dapat diyakinkan jika mata mereka tertutup dan telinga mereka berat mendengar? Biarlah semua orang yang mendengar Injil dan tidak mau memperhatikan dengan sungguh-sungguh, menjadi gemetar terhadap hukuman ini. Sebab, begitu mereka diserahkan kepada kekerasan hati mereka, sebenarnya mereka sudah berada di bibir neraka, karena siapakah yang dapat menyembuhkan mereka, jika Allah tidak berkenan menyembuhkan?
- 2. “Ketidakpercayaanmu akan membenarkan Allah dalam menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa lain, yang kamu pandang dengan mata penuh rasa iri hati (ay. Kis 28:28). Melihat kamu menjauhkan diri dari kasih karunia Allah dan tidak mau menyerah kepada kuasa kebenaran dan kasih ilahi, melihat kamu tidak mau diubahkan dan disembuhkan dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh hikmat ilahi, sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain. Bahwa keselamatan yang hanya diberikan kepada bangsa Yahudi (Yoh. 4:22), sekarang ditawarkan kepada mereka, cara-cara memperolehnya diberikan kepada mereka, dan mereka lebih mau mendengar daripada kamu dalam menerima keselamatan itu. Berita keselamatan itu disampaikan kepada mereka, lalu mereka akan mendengarnya, menerimanya, dan bersukacita di dalamnya.” Nah, dengan ini Rasul Paulus bermaksud,
- (1) Untuk mengurangi rasa tidak senang mereka atas pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa lain dengan menunjukkan kepada mereka betapa tidak masuk akalnya rasa tidak senang mereka itu. Orang-orang Yahudi menjadi marah karena keselamatan dari Allah disampaikan juga kepada bangsa-bangsa lain dan beranggapan bahwa terlampau banyak kemurahan yang diberikan kepada mereka itu. Tetapi, jika mereka menganggap keselamatan itu begitu kecil nilainya sehingga tidak layak untuk mereka terima, tentunya mereka tidak perlu menggerutu kepada bangsa-bangsa lain dan menganggap hal itu terlampau baik untuk bangsa lain, dan juga tidak perlu cemburu kepada mereka. Keselamatan Allah disampaikan ke dalam dunia ini, dan pertama-tama ditawarkan kepada bangsa Yahudi, dengan tulus ditawarkan kepada mereka, dengan bersungguh-sungguh ditekankan kepada mereka, namun mereka menolaknya. Mereka tidak mau menerima undangan yang diberikan terlebih dahulu kepada mereka untuk menghadiri pesta perkawinan, dan karena itu salah mereka sendiri jika tamu-tamu lain yang diundang. Jika mereka tidak mau menerima tawaran itu dan tidak mau memenuhi persyaratannya, seyogyanya mereka tidak boleh marah terhadap orang-orang yang mau menerimanya. Mereka tidak boleh mengeluh bahwa bangsa-bangsa lain telah merampasnya dari atas kepala mereka atau dari tangan mereka, sebab mereka telah benar-benar melepaskan tangan mereka atas janji itu, bahkan mereka telah mengangkat tumitnya terhadap itu. Oleh karena itu, semua ini adalah kesalahan mereka sendiri, sebab oleh kesalahan mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain (Rm. 11:11).
- (2) Untuk mengurangi rasa tidak senang orang-orang Yahudi atas kemurahan yang diberikan kepada bangsa-bangsa lain demi kebaikan mereka, serta untuk mendatangkan yang baik dari yang jahat. Sebab Paulus telah mengatakan hal yang sama dalam surat penggembalaannya kepada jemaat di Roma. Di situ ia mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh bangsa-bangsa lain adalah akibat ketidakpercayaan dan penolakan orang-orang Yahudi. Dengan mengatakan hal ini ia bermaksud membangkitkan di dalam hati kaum sebangsanya rasa cemburu yang kudus, sehingga dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka (Rm. 11:14). Orang-orang Yahudi telah menolak Injil Kristus, dan menggesernya kepada bangsa-bangsa lain, namun masih belum terlambat untuk bertobat atas penolakan mereka serta menerima keselamatan yang mereka anggap remeh. Mereka dapat berkata, tidak, ambillah, sama seperti anak sulung (LAI: anak kedua) dalam perumpamaan Tuhan Yesus, yang ketika disuruh bekerja di kebun anggur, pada mulanya menjawab: Aku tidak mau, tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga (Mat. 21:29, KJV). Apakah Injil disampaikan kepada bangsa-bangsa lain? Marilah kita mengejarnya supaya tidak ketinggalan. Akankah mereka mau mendengar, mereka yang disangka tidak mau mendengar dan sudah lama menyukai berhala-berhala sembahan mereka, yang mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar? Tidakkah kita akan mendengarnya, yang mendapat hak istimewa untuk berada di dekat Allah dalam semua hal yang kita minta kepada-Nya? Dengan demikian ia akan membuat orang-orang itu membantah dan merasa malu karena Injil yang dipercayai oleh orang-orang yang mau menyambutnya dari antara bangsa-bangsa lain. Dan jika Injil itu tidak dapat memengaruhi sikap mereka, Injil itu akan memperberat hukuman mereka, seperti yang terjadi pada ahli-ahli Taurat dan Farisi, yang ketika melihat pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal menyerahkan diri kepada baptisan Yohanes, tidak mau menyesal dan tidak juga percaya kepadanya (Mat. 21:32).
- IV. Bubarnya pertemuan itu, yang tampaknya terjadi dalam keadaan kacau.
- 1. Mereka meninggalkan Paulus. Orang-orang yang tidak percaya di antara mereka merasa sangat tersinggung pada perkataan terakhir yang diucapkannya, bahwa mereka akan dibutakan Allah dan bahwa terang Injil akan bercahaya di antara orang-orang yang duduk dalam kegelapan. Dan setelah Paulus berkata demikian, setelah cukup banyak berbicara kepada mereka, pergilah orang-orang Yahudi itu. Mungkin mereka tidak terlampau marah seperti orang-orang Yahudi lainnya yang mengalami hal serupa. Mereka hanya bersikap bodoh dan tidak peduli, tidak lagi terpengaruh, baik oleh kata-kata mengerikan pada bagian penutup pembicaraan Paulus, maupun oleh semua kata-kata penghiburan yang ia ucapkan sebelumnya. Sekarang mereka merasa gerah di atas kursi yang mereka duduki. Mereka pergi. Banyak di antara mereka memutuskan tidak pernah mau mendengarkan Paulus berkhotbah lagi, dan juga tidak mau merepotkan diri dengan menyelidiki lebih lanjut masalah ini.
- 2. Mereka saling bertengkar satu sama lain. Terjadi banyak perbedaan paham di antara mereka. Tidak saja terjadi perselisihan di antara orang-orang yang mau percaya dan orang-orang yang tidak mau percaya, tetapi juga di antara orang-orang yang tidak percaya sendiri. Orang-orang yang sepakat untuk meninggalkan Paulus ternyata tidak dapat menyepakati alasan mengapa mereka pergi. Terjadi banyak perbedaan paham di antara mereka. Banyak yang memiliki alasan yang baik namun bukan alasan yang benar. Mereka saling menyalahkan pendapat masing-masing, namun tetap tidak mau menyerah kepada kebenaran. Tanpa anugerah Allah untuk membuka pengertian mereka, debat pendapat di antara manusia tidak akan bisa menginsafkan mereka.
SH: Kis 28:17-31 - Jangan lakukan kristenisasi! (Kamis, 24 Agustus 2000) Jangan lakukan kristenisasi!
Kemiskinan yang dialami non-Kristen, dipandang sebagai sarana
efektif untuk menyampaikan Injil dan membuat mereka `...
Jangan lakukan kristenisasi!
Kemiskinan yang dialami non-Kristen, dipandang sebagai sarana efektif untuk menyampaikan Injil dan membuat mereka `percaya' kepada Kristus. Sehingga menimbulkan kesan bahwa banyak orang menjadi Kristen hanya supaya mendapatkan perawatan kesehatan, sesuap nasi, pendidikan, dan penghidupan yang lebih layak. Dengan kata lain mereka sebetulnya belum siap menjadi Kristen. Mereka `diperdayai' agar mengambil keputusan.
Paulus tidak pernah memanipulasi orang untuk menjadi Kristen, walau ia mempunyai semangat yang tidak pernah padam untuk mengabarkan Injil. Masa 2 tahun yang ia punyai ketika menunggu panggilan dari Kaisar di Roma, Paulus gunakan sebaik-baiknya untuk memberitakan Firman Hidup (31), seperti yang pernah terjadi di Efesus dan Kaisarea. Dia meyakini sepenuhnya bahwa ia adalah seorang prajurit yang selalu siap melaksanakan kewajiban dimana dan kapan saja yaitu berbicara atas nama Allah. Ia pun sangat peduli kepada saudara sebangsanya yaitu orang-orang Yahudi. Ia melakukan berbagai usaha untuk mengundang mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk menginjili mereka (17, 23). Namun, sekali lagi, Paulus tidak pernah memanipulasi mereka untuk segera mengambil keputusan menjadi pengikut Kristus.
Paulus mengadakan pertemuan dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di Roma. Mereka ada yang hidup sebagai budak maupun sebagai orang merdeka. Ia memberitakan Injil dengan ketulusan dan kemurnian hati kepada mereka. Walaupun demikian, tidak semua menerima Injil. Bahkan yang menolak Injil nampaknya lebih banyak. Namun Paulus tidak memaksa atau memanipulasi dengan menggunakan kelemahan/kekurangan mereka karena sebagian dari mereka adalah budak, agar mereka segera mengambil keputusan yang mereka sendiri belum siap.
Renungkan: Program penginjilan yang selama ini kita lakukan perlu dievaluasi. Karena banyak yang dilakukan hanya dengan menyebut Yesus sebagai Penyembuh, Pemberi damai sejahtera, Pemberi berkat, dlsb. Namun mereka tidak pernah menyebut karya penebusan Kristus atas dosa manusia. Sehingga banyak orang yang mau menjadi Kristen semata-mata supaya ada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi. Ini merupakan salah satu bentuk kristenisasi. Yang sangat tragis dari kristenisasi ini adalah usaha ini tidak akan pernah mengantar jiwa ke surga.
**Pengantar Kitab Yeremia**
Yeremia adalah seorang pribadi yang sangat peka, amat terluka karena penolakan yang dilakukan oleh teman-teman sezamannya (11:21). Ia dilahirkan dari keluarga imam, keturunan Abyatar (1Raj. 2:26) dan tinggal di Anatot (32:8). Ia dilahirkan kira-kira menjelang akhir pemerintahan Manasye. Masa pelayanannya kira-kira 40 tahun, dimulai kira-kira tahun 627 sM pada tahun ke-13 pemerintahan Yosia dan berlanjut hingga melewati masa kejatuhan Yerusalem karena serangan Nebukadnezar di tahun 586 sM. Ketika Yehuda di bawah pemerintahan Yoyakim dan Zedekia, Yeremia mengalami banyak penderitaan fisik di tangan musuh-musuhnya. Namun nyawanya tetap selamat dan setelah Yerusalem jatuh, Yeremia diizinkan tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang ditinggal di Yerusalem (39:14). Dia kemudian diangkut bersama-sama mereka ke Mesir (43:4-7).
Sejak pemerintahan Yosia, Yehuda mendapatkan ancaman dari bangsa-bangsa lain sampai akhirnya dikuasai Babel. Misi Yeremia adalah untuk menyerukan kepada Yehuda agar tunduk kepada penguasa asing sebagai disiplin dari Allah. Namun para raja dan rakyat Yehuda dengan sangat keras menentang khotbah Yeremia, bahkan mereka menolak Allah dan berpaling kepada dewa-dewa asing. Puncaknya, penolakan Yehuda untuk tunduk menyebabkan kekuatan Babel yang besar menyerang Yerusalem. Beberapa pasal kitab ini disebut buku harian rohani (11:18-12:6; 15:10-21; 17:5-10,14-18; 18:18-23; 20:7-18), karena Yeremia seringkali membagikan pengalaman rohaninya.
Kitab yang dulunya ditujukan kepada bangsa yang memberontak pada saat negaranya dalam bahaya besar, mengundang kita untuk mendengarkan dan menerapkan firman Tuhan ke dalam zaman kita sekarang ini. Kitab ini juga akan mendorong kita untuk meneladani semangat dari seorang hamba Tuhan yang seringkali hampir putus asa namun terus bergumul dengan Allah dalam doa dan dengan gagah berani menentang dosa dan orang-orang berdosa pada zamannya.
Penulis dan waktu penulisan.
Bukti-bukti kuat yang ada dalam kitab ini mengidentifikasikan Yeremia sebagai penulis buku ini. Hampir semua tulisannya sudah selesai dikumpulkan sesaat sebelum jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 sM.
SH: Kis 28:17-31 - Berjuang bagi keadilan & Injil (Jumat, 21 September 2007) Berjuang bagi keadilan & Injil
Tibalah sudah Paulus di Roma! Dengan penyertaan Allah, Paulus
akhirnya sampai di tempat tujuannya, walau harus me...
Berjuang bagi keadilan & Injil
Tibalah sudah Paulus di Roma! Dengan penyertaan Allah, Paulus akhirnya sampai di tempat tujuannya, walau harus melewati perjalanan panjang yang berbahaya. Meski demikian ia tidak bisa langsung bertemu dengan Kaisar, mungkin karena masalah birokrasi atau peraturan lainnya. Paulus sendiri dikenakan tahanan rumah. Artinya, ia tidak boleh bepergian, tetapi diizinkan untuk menerima tamu.
Awalnya Paulus berusaha menjalin relasi dengan komunitas Yahudi di Roma (17). Dalam pertemuan dengan mereka, Paulus menjelaskan penyebab kedatangannya ke Roma, yakni karena tuduhan orang Yahudi di Yerusalem (17-20). Pembicaraan ini membuka kesempatan bagi Paulus untuk menjelaskan pesan Injil (21-23). Injil benar-benar diwartakan di Roma! Namun ternyata, tidak semua orang Yahudi yang mendengar Paulus mau menerima Injil (24, 29). Ini membuat Paulus mengecam mereka karena telah buta dan bersikap keras kepala hingga menolak Injil (25-28). Mungkin itulah perkataan Paulus yang terakhir kepada orang Yahudi yang enggan untuk memercayai Kristus. Namun bagi orang Yahudi yang mau percaya, ucapan Paulus itu hanyalah permulaan. Karena selama dua tahun berikutnya Paulus melanjutkan pelayanannya, memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus kepada mereka yang datang kepadanya. Baik Yahudi maupun nonYahudi (30-31).
Tidak seperti dongeng anak-anak yang selalu dikunci dengan akhir yang bahagia, Kisah Para Rasul tidak memiliki akhir. Mengapa? Karena kisah Injil Yesus Kristus berlanjut terus melalui sejarah gereja. Injil terus berkembang dan diberitakan ke seluruh penjuru dunia seperti yang Yesus katakan (Mat. 28:18-20, Kis. 1:8). Kisah ini masih terus kita lanjutkan kini sampai saat Kristus datang kembali kelak. Percayai Kristus, bergantung pada kuasa Roh Kudus dan pimpinan Bapa, maka firman Tuhan akan tersebar dan mengubah hidup orang bagi kemuliaan Allah. Kisah Para Rasul memang merupakan kisah pengabaran Injil. Tanpa akhir!
SH: Kis 28:17-31 - Lanjutkan! (Selasa, 19 Agustus 2014) Lanjutkan!
Ketika mengunjungi suatu kota, Paulus selalu berusaha menemui orang-orang Yahudi di kota itu untuk mengabarkan Injil. Begitu pun di Roma, ...
Lanjutkan!
Ketika mengunjungi suatu kota, Paulus selalu berusaha menemui orang-orang Yahudi di kota itu untuk mengabarkan Injil. Begitu pun di Roma, ia ingin bertemu para pemimpin komunitas Yahudi untuk memberitakan Injil. Selain itu, ia ingin menjelaskan alasan kedatangannya ke Roma, agar mereka tidak salah paham.
Karena Paulus berstatus sebagai tahanan rumah (16), ia pun mengundang mereka untuk datang (17). Di dalam pertemuan itu, Paulus menjelaskan bahwa ia tidak melawan bangsa dan adat istiadat mereka. Pemerintah Roma sendiri telah menyatakan bahwa ia tidak bersalah (18). Namun ia naik banding kepada kaisar karena orang Yahudi menentang hal itu (19). Semua itu terjadi karena janji Allah kepada Israel mengenai Juruselamat dan keselamatan yang akan mereka terima (20). Pertemuan itu ternyata tidak cukup satu kali karena para pemimpin itu masih ingin mendengarkan penjelasan lebih lanjut (22). Dalam pertemuan kedua, Paulus menjelaskan bahwa Yesus adalah penggenapan dari pengharapan orang Yahudi (23). Maka untuk ketiga kalinya Paulus mencatat karakteristik respons orang Yahudi terhadap Injil (24, 13:46, 18:6, bdk. Rm. 11:7-10). Memang jauh sebelumnya, Tuhan telah berkata kepada Yesaya bahwa orang Yahudi tidak akan percaya pada pesan Allah yang disampaikan si nabi kepada mereka (25-27, bdk. Yes. 6:9-10). Paulus melihat bahwa firman Tuhan kepada nabi Yesaya juga terjadi pada saat itu. Maka Paulus kemudian memusatkan perhatiannya untuk melayani bangsa-bangsa lain (28, bdk. Rm. 1:16).
Sayang sekali, Kisah Para Rasul berakhir bukan dengan keselamatan bangsa Israel, tetapi dengan penolakan mereka terhadap Injil. Meski demikian Injil masih terus diberitakan lalu dipercayai oleh orang-orang nonYahudi. Maka Kisah Para Rasul menjadi kisah penyebaran Injil, mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi, mulai dari orang Yahudi sampai kepada orang nonYahudi. Kita, orang non Yahudi yang hidup dua puluh abad setelah Kisah Para Rasul, adalah bagian dari kisah penyebaran Injil itu. Marilah kita lanjutkan kisah itu dengan menyebarkannya juga.
SH: Kis 28:17-29 - Pertanggungjawaban Iman (Jumat, 15 Maret 2019) Pertanggungjawaban Iman
Kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang mempertanyakan iman kita. Hal ini bisa muncul dari siapa saja, kapan saja, dan ...
Pertanggungjawaban Iman
Kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang mempertanyakan iman kita. Hal ini bisa muncul dari siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Mengapa memercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan? Mengapa Dia harus disalib? Mengapa wajib ke gereja? Tentu saja masih banyak pertanyaan lainnya.
Paulus juga pernah mengalami situasi ini saat imannya dipertanyakan di Roma. Untuk itu, ia berinisiatif mengundang para pemuka agama Yahudi. Undangan itu bertujuan untuk menjelaskan masalah yang dialaminya (17). Namun, mereka malah mengatakan tidak mendengar berita apa pun mengenai itu (21). Tanpa disangka, para pemuka Yahudi justru membuka diri untuk mendengar penjelasan tentang iman Paulus. Mereka ingin tahu tentang kepercayaannya kepada Kristus yang sedang mendapat perlawanan (22). Dalam rangka itulah, mereka menentukan waktu untuk berbincang (23).
Paulus menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Injil dan meyakinkan orang tentang Yesus. Semangatnya bergelora untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah pribadi yang dijanjikan dalam kitab para nabi (23). Ini membuktikan antusias dan dedikasinya dalam menyebarkan Injil. Hasilnya? Ada yang percaya, namun tidak sedikit yang menolak (24-25).
Sebagai orang percaya, kita diminta selalu siap sedia dalam memberi pertanggungjawaban iman. Ini merupakan salah satu cara memberitakan Injil. Kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk tugas penting ini. Tuntutan ini memperingatkan kita, sebagai orang percaya, untuk terus belajar. Kita harus semakin serius membaca sekaligus mendiskusikan isi Alkitab. Tidak hanya Kitab Suci, kita juga perlu mengonsumsi buku-buku tentang pengetahuan lain. Tujuannya agar cakrawala wawasan dalam mempertahankan iman kita semakin luas. Iman dan pengetahuan adalah dua sisi tak terpisahkan. Pujangga Jerman klasik, Novalis, pernah berkata, "Pengetahuan hanya setengah. Iman adalah yang lain."
Doa: Kokohkanlah pengetahuan iman kami, ya Tuhan. [MUL]
Utley -> Kis 28:23-29
Utley: Kis 28:23-29 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 28:23-2923 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besa...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 28:23-29
23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore. 24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. 25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: 26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya." 29 (Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.)
Kis 28:23 "Datanglah mereka dalam jumlah besar.. . . Dari pagi sampai sore" Paulus menjelaskan tentang iman Kristen kepada orang-orang Yahudi sepanjang hari! Suatu kesempatan yang luar biasa.
□ "Kerajaan Allah" ini adalah tema sentral khotbah dan pengajaran (perumpamaan) Yesus. Ini merupakan kenyataan saat ini dalam kehidupan orang percaya dan kesempurnaan yang akan datang oleh kebangkitan Allah atas seluruh bumi yang telah berdosa (lih. Mat 6:10). Frase ini jelas bukan hanya Israel saja, tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengharapan Israel (lih. Ay. Kis 28:20). Lihat Topik Khusus di Kis 2:35.
□ "Hukum Taurat dan dari para nabi" ini adalah dua dari tiga divisi kanon Ibrani yang berdiri untuk seluruh Perjanjian Lama (lih. Mat 5:17; 7:12; 22:40, Luk 16:16; 24:44, Kis 13:15; 28:23). metodologi Paulus (tipologi Kristologis dan nubuat prediksi) adalah untuk menetapkan teks-teks Perjanjian Lama bersamaan dengan kehidupan Yesus.
Kis 28:24 ini mencerminkan misteri Injil. Mengapa beberapa orang percaya dan beberapa yang lain tidak percaya adalah misteri Allah yang berdaulat dan kehendak bebas manusia.
Di satu sisi pelayanan Paulus kepada para pemimpin Yahudi di Roma adalah mikrokosmos dari pelayanan Paulus. Dia memberitakan kepada bersama orang-orang Yahudi pertama kali. Ia pertama kali membagikan tentang penggenapan Yesus dalam Alkitab Perjanjian Lama. Beberapa percaya, tapi kebanyakan tidak. Hal ini juga, dinubuatkan dalam PL (lih. Yes 6:9-10).
Kis 28:25-27 "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya" ini mengungkapkan pandangan Paulus terhadap misteri ketidakpercayaan bangsa Israel! Kutipan dalam ayat Kis 28:26-27 adalah dari Yes 6:9-10. Yesus sering menggunakan ayat ini untuk ketidakpercayaan manusia (lih. Mat 13:14-15; Mr 4:12; Luk 8:10, Yoh 12:39-40). Pada saat ini Paulus telah menulis Rom 9; 10; 11 (mengapa bangsa Israel menolak Mesias?). Bangsa Israel dalam Perjanjian Lama tidak akan / tidak sepenuhnya percaya. Masih ada iman tersisa, tetapi mayoritas adalah ketidakpercayaan.
Kis 28:28 "keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain" Ini dapat menjadi acuan untuk Mazm 67, terutama ay.Kis 28:2. Aspek universal dari kekristenan adalah apa yang menyebabkan keributan di Yerusalem dan masalah yang sedang berlangsung untuk banyak orang Yahudi. Hal ini logis dari Kej 1:26,27; 3:15; 12:3. Ini dinubuatkan dalam Yesaya, Mikha, dan Yunus. Jelas dinyatakan sebagai rencana kekal Allah oleh Paulus dalam Ef 2:11-3:13!
□ "Dan mereka akan mendengarnya" Ini adalah kebenaran dari Rom 9; 10; 11. Orang-orang Yahudi menolak Mesias karena Ia tidak sesuai harapan mereka dan karena Injil membuka pintu iman bagi semua orang.
Isu PB ukanlah tentang Yahudi vs Yunani, tetapi orang percaya vs orang-orang yang tidak percaya.
Masalahnya bukan siapa ibu Anda, tetapi apakah hati Anda terbuka untuk Roh Allah dan Anak Allah?!
Kis 28:29 Ayat ini dihilangkan dalam naskah Yunani kuno P74, א, A, B, and E. Tidak muncul dalam manuskrip Yunani sebelum P, yang berasal dari abad keenam Masehi
Topik Teologia -> Kis 28:28
Topik Teologia: Kis 28:28 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Inspirasi Kitab Suci
Inspirasi Perjanjian Lama
Perjanjian Baru Mengklaim Inspirasi Perjanjian L...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Inspirasi Kitab Suci
- Inspirasi Perjanjian Lama
- Perjanjian Baru Mengklaim Inspirasi Perjanjian Lama: Kutipan-kutipan Perjanjian Lama
- Mat 4:4 (Ula 8:3) Mat 4:7 (Ula 6:16) Mat 4:10 (Ula 6:13) Luk 4:14-21 (Yes 6:1-2) Kis 1:16,20 (Maz 69:25; 109:8); Kis 13:32-35 (Maz 2:7) (Yes 55:3) (Maz 16:10) Kis 28:23-28 (Yes 6:9-10) Rom 9:17 (Kel 9:16) Gal 3:8 (Kej 12:3; 18:18; 22:18); Efe 4:8 (Maz 68:18) Ibr 1:8-9 (Maz 45:6-7) Ibr 2:6-8 (Maz 8:4-6) Ibr 3:7-11 (Maz 95:7-11) Ibr 4:3 (Maz 95:11) Ibr 5:5-6 (Maz 2:7; 110:4); Ibr 7:21 (Maz 110:4) Ibr 10:15-17 (Yer 31:33-34) Ibr 12:5-6 (Ams 3:11-12) Ibr 13:5 (Ula 31:6) 1Pe 1:23-25 (Yes 40:6-8)
- Keselamatan
- Keselamatan adalah Terbuka untuk Semua
- Yes 55:1-7 Yoh 3:16 Yoh 5:24 Yoh 11:51-52 Yoh 12:30,32 Kis 11:17-18 Kis 13:26,38-39,47 Kis 20:21 Kis 28:28 Rom 1:5,14,16 Rom 3:21-24,29 Rom 10:10-13 1Ko 1:21,23-24 Gal 3:26-28 Efe 2:11-13,17 Efe 3:6 Kol 1:26-28 Kol 3:11 1Ti 2:3 1Ti 4:10 Tit 2:11 Ibr 5:7,9 2Pe 3:9 Wah 5:9 Wah 14:6 Wah 22:17
- Yesus Mati bagi Orang Kafir
- Keterpisahan dari Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Injil Harus Diberitakan Kepada Siapa Saja
TFTWMS -> Kis 28:17-29; Kis 28:1-31
TFTWMS: Kis 28:17-29 - Kata Terakhir Tentang Pesan Paulus Kepada Bangsa Yahudi KATA TERAKHIR TENTANG PESAN PAULUS KEPADA BANGSA YAHUDI (Kis 28:17-29)
Tak Terintangi Oleh Kurungan (ay. 17-23)
Surat Paulus untuk jemaat Roma menek...
KATA TERAKHIR TENTANG PESAN PAULUS KEPADA BANGSA YAHUDI (Kis 28:17-29)
Tak Terintangi Oleh Kurungan (ay. 17-23)
Surat Paulus untuk jemaat Roma menekankan bahwa prosedurnya yang biasa adalah memberitakan injil kepada "pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" (Roma 1:16c). Dalam setiap kota baru, tanpa kecuali ia mulai melakukan pelayanan penginjilannya di dalam sinagoga Yahudi (Kisah 17:1-3). Roma memiliki populasi Yahudi yang besar dan setidaknya sepuluh sinagoga, namun Paulus tidak punya pilihan untuk mengunjungi salah satu dari mereka. Namun ia tak terintangi: Jika ia tidak bisa mendatangi mereka, ia bisa mengundang mereka untuk mendatangi dia.
Setelah beberapa hari beristirahat (dan mungkin memperbarui perkenalan), Paulus "memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi" (28:17a): para penatua sinagoga, para ahli kitab, para kepala keluarga Yahudi terkemuka. Ia ingin mencari tahu apakah mereka dipenuhi dengan kebencian yang menjadi watak orang-orang Yahudi di Yerusalem atau tidak. Ia juga ingin meyakinkan mereka kembali bahwa ia datang bukan untuk menimbul-kan persoalan. Yang paling penting, ia berharap untuk memenangkan beberapa dari mereka untuk Yesus (Roma 9:1-5; 10:1).
Dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita,23namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahanpun padaku yang setimpal dengan hukuman mati. Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah24aku diikat dengan belenggu ini"25(Kisah 28:17b-20).
Paulus menyatakan tiga kebenaran: (1) Ia tidak melakukan apa-apa terhadap orang Yahudi; (2) Orang Romawi tidak punya tuduhan apa-apa ke atas dia; (3) Ia tidak punya tuduhan apa-apa ke atas orang Yahudi.
Dalam serial ini, kita sebelumnya sudah memiliki dua contoh tentang bagaimana menceritakan suatu kisah yang membuat diri kita terlihat sebaik mungkin—23:26-30 dan 25:14-21. Pidato Paulus merupakan contoh tentang bagaimana suatu kisah bisa dihubungkan untuk membuat orang lain terlihat baik (dan untuk memperoleh niat baik): (1) Ia mulai menyamakan dirinya dengan para pendengarnya. Ia mengatakan "saudara-saudara," "bangsa kita," "nenek moyang kita." (2) Ia memperlembut kisah penyiksaan dirinya. Penyelamatan dari gerombolan pembunuh diubah menjadi "diserahkan kepada orang-orang Roma." (3) Ia membuat perbedaan antara para pendengarnya dan orang-orang yang telah menyalah-pahami dia. Ketika ia mengacukan penyiksaan, ia tidak berkata "kalian orang Yahudi" melainkan "orang-orang Yahudi." (4) Ia meyakinkan para pendengarnya tentang niat baiknya. Ia tidak punya tuduhan untuk diajukan. Ia mengakhirinya dengan sekali lagi menyamakan dirinya dengan para pendengarnya. Semua orang Yahudi tahu apa artinya menderita penganiayaan karena "pengharap-an Israel."
Hal khusus yang menarik perhatian para pemimpin Yahudi adalah pernyataan Paulus bahwa ia tidak akan mengajukan tuduhan legal terhadap bangsa Yahudi. Satu dekade sebelumnya, di bawah Kaisar Klaudius, perselisihan antara orang Yahudi dan orang Kristen telah mengakibatkan pengusiran semua orang Yahudi (dan orang Kristen) dari Roma (18:2). Bangsa Yahudi tidak ingin mengulangi lagi masa-masa yang menyusahkan itu.
Jawaban mereka kepada Paulus penuh kehati-hatian namun wajar. Mereka berkata, "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorangpun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau" (28:21). Kita terkejut saat mengetahui bahwa orang-orang Yahudi di Yerusalem belum mengirim sepatah kata pun tentang Paulus ke Roma. 26Sejauh yang kita ketahui, mereka memang tidak pernah melakukannya. Mereka mungkin tidak peduli, sebab mereka tahu bahwa mereka tidak punya persoalan yang nyata terhadap Paulus. Mungkin mereka sudah merasa senang hanya dengan mengetahui bahwa Paulus sudah dipenjarakan ratusan kilometer jauhnya, tidak mampu lagi (pikir mereka) membahayakan kepentingan mereka. Selanjutnya, begitu Paulus telah pergi, mereka mungkin langsung disibukkan oleh pelbagai kemelut lainnya—khususnya, bertumbuhnya sikap anarkis terhadap pemerintahan Roma di Palestina.
Meskipun para pemimpin Yahudi di Roma tidak pernah mendengar hal-hal yang jahat tentang rasul itu, namun mereka telah mendengar banyak laporan sumbang mengenai kepentingan yang dibela oleh rasul itu. Tidak seperti beberapa orang lain, para pemimpin itu bersedia menyelidiki sendiri persoalan itu. Mereka memberitahu Paulus, "Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini 27kami tahu, bahwa di mana-manapun ia mendapat perlawanan"28(ay. 22). Setelah "menentukan suatu hari" untuk bertemu (ay. 23a) maka mereka lalu pulang.
Tak Terintangi Oleh Penolakan (ay. 23-29)
Ketika hari yang ditentukan itu tiba, tempat kediaman Paulus menjadi penuh sesak. "Datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya" 29(ay. 23b).
Paulus tentunya merasa sangat gembira. Orang-orang Yahudi itu mengharapkan suatu kesempatan untuk perkenalan, namun Paulus merencanakan kesempatan itu sebagai pelayanan penginjilan. Seperti yang Yesus telah janjikan, ia akan punya kesempatan untuk bersaksi di Roma (23:11)!
Paulus membuka pertemuan itu dengan berita pengharapan —seraya ia mengajar tentang Raja dan kerajaan-Nya. "Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah;30dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi 31ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus" (28:23c). Ia menekankan kasusnya "dari pagi sampai sore" (ay. 23d), dari matahari terbit sampai terbenam.32
Seperti biasa, beberapa orang menerima pemberitaan Paulus dan beberapa lagi tidak mau menerima: "Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya" (ay. 24). Timbul perdebatan di antara kaum yang percaya dan yang tak percaya: "Tidak ada kesesuaian di antara mereka" (ay. 25a). Perdebatan itu semakin memuncak sejalan dengan berjalannya waktu (ay. 29).
Di penutupan hari itu, Paulus mengucapkan suatu kata penghakiman yang dikutip dari Yesaya:
Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita33dengan perantaraan nabi Yesaya34: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka (ay. 25c-27).
Perkataan nabi itu (dari Yesaya 6:9, 10) menekankan tentang bahaya menyepelekan Firman Allah. Jika seseorang terus-menerus menolak menerima pesan Allah, saatnya akan tiba dimana ia akan menjadi begitu keras hati sehingga ia tidak bisa menerima pesan itu lagi.
Yesaya telah menerapkan kata-kata itu ke atas bangsa Israel yang keras hati di zamannya. Belakangan, Yesus juga telah menerapkan perkataan itu ke atas orang-orang Yahudi yang menolak Dia dan perkataan-Nya (Matius 13:14, 15; Markus 4:12; Lukas 8:10; lihat juga Yohanes 12:40). Dan belakangan, Paulus menerapkan juga nas itu ke atas sesamanya orang Yahudi yang tidak bersedia menerima Mesias (Roma 11:8). Kisah 28:26, 27 merupakan kali yang keempat dan yang terakhir dimana perkataan itu digunakan;35persoalannya adalah tentang hati bangsa Israel yang tetap membatu.
Sebelumnya, kita menyatakan bahwa penolakan bangsa Yahudi terhadap Paulus dan injil dalam Kisah 21-25 menandai awal dari keberakhiran Yerusalem, yang dihancurkan oleh bangsa Romawi pada 70 M.
Beberapa orang juga beranggapan bahwa Kisah 28 menandai "penolakan yang pasti" atas bangsa Yahudi sebagai umat Allah36—bahwa ini merupakan "peringatan terakhir yang serius yang pernah diterima oleh bangsa Yahudi."37Anggapan orang-orang itu boleh jadi benar.38
Setelah mengutip Yesaya, Paulus menambahkan, "Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya" (ay. 28). Paulus bisa jadi hanya sekedar menegaskan bahwa bangsa-bangsa lain itu akan lebih bisa menerima dibandingkan bangsa Yahudi. "Sejarah ... memberi kesaksian yang tak bisa dibantah terhadap pernyataan rasul itu bahwa bangsa-bangsa lain akan bersedia mendengarkan pemberitaan injil keselamatan ." 39Namun begitu, ada kemungkinan bahwa perkataan Paulus itu mengandung makna yang lebih dalam: Ia mungkin sedang menyatakan bahwa ia tidak lagi "berkewajiban untuk pergi 'kepada bangsa Yahudi lebih dulu.'"40Patut juga disimak bahwa Paulus tidak memakai ungkapan "kepada bangsa Yahudi lebih dulu" di dalam Surat-surat Penjaranya atau di dalam surat-suratnya yang belakangan (1 dan 2Timotius dan Titus). Howard Marshall berkata, "Lukas mungkin juga mengetengahkan [Paulus] sebagai suatu contoh bagi gereja pada umumnya untuk diteladani."41Sekarang, ketika kita masuk ke dalam lingkungan masyarakat yang baru, kita tidak berkewajiban untuk lebih dahulu memberitakan injil kepada bangsa Yahudi sebelum kita memberitakan injil itu kepada bangsa non-Yahudi.
Penyebutan bangsa-bangsa lain oleh Paulus dalam ayat 28 membuat pertemuan itu mendadak terhenti.
"Maka bubarlah pertemuan itu ... Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini" (ay. 25b)—kata penghakiman. Beberapa terjemahan menyertakan pemikiran ini yang terdapat dalam naskah Roma: "Dan setelah ia mengatakan perkataan itu, orang-orang Yahudi itu bubar, dengan pertentangan yang besar di antara mereka sendiri."
Sebagaimana di kota-kota lainnya, di kota ini Paulus dan pemberitaannya ditolak oleh orang-otang Yahudi. Namun demikian, kali ini orang-orang Yahudi itu tidak bisa memaksa dia untuk meninggalkan kota itu atau merajam dia sampai mati (13:50; 14:5, 19), sebab ia dilindungi oleh pemerintah Romawi! Allah bekerja dengan pelbagai cara yang misterius.
TFTWMS: Kis 28:1-31 - Bersambung 2 "BERSAMBUNG"
Seorang teman saya yang tersayang, Helen Bauer, sedang menulis sejarah jemaat Judsonia, Arkansas, dalam buletin gereja lokal...
2 "BERSAMBUNG"
Seorang teman saya yang tersayang, Helen Bauer, sedang menulis sejarah jemaat Judsonia, Arkansas, dalam buletin gereja lokal kami. Setiap minggu ia menyimpulkan tulisannya itu dengan kata "Bersambung." Ketika kami membaca kata itu, kami tahu ia belum selesai dengan serial tulisannya; masih banyak lagi yang akan datang.
Jika istilah tulisan itu ("Bersambung") sudah dikenal pada era Lukas, tentunya ia bisa menempatkannya setelah kata-kata di Kisah 28:31, sebab (sebagaimana ditekankan dalam pelajaran kita sebelumnya) Kitab Kisah hanya mencatat awal pekerjaan penyebaran injil. Di masa itu (dan masa kini) tugas tersebut "dilanjutkan" oleh setiap generasi penerus umat Allah.
Saya menyebut serial ini "Agama Kristen Yang Bergairah: Pelbagai Kajian dalam Kitab Kisah," namun kita harus tidak beranggapan bahwa kegairahan itu sudah berakhir semata-mata karena Lukas telah selesai menulis. Kegairahan itu terus berlanjut pada hari-hari selanjutnya; kegairahan itu harus dilanjutkan di masa kini.
Sebagian dari kita yang mengajar Kitab Kisah punya kepedulian utama: Kita takut kajian atas Kitab Kisah semata-mata akan dipandang sebagai sejarah abad pertama ketimbang mandat abad kedua puluh satu untuk "pergi dan melakukan hal serupa." Pernah disarankan bahwa kita harus mempelajari "pelajaran Queen Mary": Queen Mary adalah salah satu kapal laut terbesar di sepanjang masa. Awalnya, kapal itu adalah kapal penumpang yang sangat besar. Selama Perang Dunia II, kapal itu dipakai untuk mengangkut tentara; dengan begitu kapal itu terus-menerus berada di bawah ancaman kapal-kapal selam Nazi. Sekarang, kapal itu ditambatkan di pelabuhan Long Beach, California. Mesinnya yang besar bersama dengan pelbagai peralatan pelayaran lainnya telah dicopot. Toko-toko cinderamata berderet di geladaknya. Beberapa ruangannya yang luas dipakai untuk ruang rapat; beberapa kabinnya disewakan sebagai kamar hotel. Beberapa aktor pernah berperan sebagai awak kapal itu. Kapal layar yang besar itu sudah menjadi sepotong musium.
Dalam kajian kita tentang Kitab Kisah, kita sudah melihat gereja Tuhan dimulai. Betapa hebatnya permulaan itu, ketika umat Allah membawa injil ke segala pelosok dunia yang dihuni manusia! Jika kita tidak hati-hati, gereja bisa menjadi potongan musium— monumen masa lalu— ketimbang kekuatan Allah yang berkelanjutan bagi kebaikan dunia!
Pada pelajaran terakhir dalam serial kita ini, saya ingin melanjutkan apa yang Lukas akhiri. Sebagian (marilah kita jujur saja akan hal itu), saya melakukan hal ini untuk memuaskan keingintahuan kita terhadap apa yang terjadi ke atas Paulus. Namun begitu, Lukas tidak menganggap pemuasan terhadap keingintahuan kita sebagai perhatian utamanya, dan itu juga bukan tujuan utama saya. Selain itu, saya ingin setiap anggota gereja digugah untuk secara pribadi melanjutkan tugas agung yang dimulai oleh Paulus dan umat Kristen lainnya yang setia beberapa abad yang lalu!
KELANJUTAN KISAH PAULUS
Apakah yang telah menimpa Paulus setelah Kisah 28:31? Eusebius, "bapak sejarah gereja," menulis, "Setelah berhasil membela dirinya, baru-baru ini dilaporkan bahwa rasul itu berkelana lagi untuk menyiarkan Injil, dan setelah itu untuk yang kedua kalinya datang lagi ke Roma, dan mati martir di bawah Nero."1Fakta-fakta itu, seperti yang kita ketahui, sejalan dengan gagasan bahwa Paulus dipenjarakan dua kali di Roma, dan di antara masa dua kali pemenjaraan itu ia melakukan perjalanan yang lain:
Pertama, kita bisa melihat banyak perbedaan antara "Surat-Surat Penjara"2dan 2Timotius. Sewaktu Paulus menulis 2Timotius, ia juga sedang dipenjara (2Timotius 1:8; 2:9), namun marilah kita bahas pelbagai perbedaan antara kitab itu dan Surat-Surat Penjara: Nada Surat-Surat Penjara pada dasarnya bersifat riang, namun nada 2Timotius pada dasarnya bersifat suram. Sewaktu Paulus menulis Surat-Surat Penjara, ia dikelilingi oleh banyak teman; namun sewaktu ia menulis 2Timotius, ia ditinggalkan oleh semua temannya kecuali Lukas (2Timotius 4:11). Sewaktu Paulus menulis Surat-Surat Penjara, ia berharap untuk dibebaskan (Filipi 1:25, 26; 2:24; Filemon 22);3namun ketika ia menulis 2Timotius, ia berharap untuk mati (2Timotius 4:6, 7). Perbedaan ini dan yang lainnya mengarahkan kita untuk percaya bahwa pemenjaraan Paulus di Roma tidak hanya satu kali melainkan dua kali.
Kedua, pelbagai peristiwa dan perjalanan tertentu yang diceritakan dalam surat Timotius dan Titus tidak dimuat dalam kronologi Kitab Kisah. J.W. McGarvey mencantumkan beberapa contoh:
Di antaranya adalah ia meninggalkan Timotius di Efesus untuk melenyapkan pengaruh beberapa guru tertentu, sementara ia sendiri pergi ke Makedonia (1Tim. 1:3); ia meninggalkan Titus di Kreta untuk mengatur apa yang masih perlu diatur di situ (Tit. 1:5); kunjungannya ke Miletus ketika ia meninggalkan Trofimus dalam keadaan sakit di situ (2Tim. 4:20); dan perjalanannya menuju Nikopolis untuk meluangkan waktu musim dingin di situ (Tit. 3:12).4
Akhirnya, beberapa penulis tak terilham mula-mula membuat beberapa acuan kepada pembebasan Paulus dari pemenjaraannya yang pertama dan beberapa perjalanannya selanjutnya. Sebagai contoh, Clement dari Roma (sekitar 96 M.) berkata bahwa Paulus "mengajarkan kebenaran ke seluruh dunia" dan mencapai "batas terjauh dunia barat." 5Kanon Muratorian (sekitar 170-190 M.) bicara tentang perjalanan Paulus sewaktu ia "pergi dari kota [Roma] ke Sepanyol."6Pelbagai acuan itu memang tidak terilham; namun ketika dilihat dalam terang bukti kitab suci, pelbagai acuan itu memiliki arti.
Dari informasi yang tersedia, kita bisa rangkai bersama urut-ututan kejadian yang paling memungkinkan setelah Kisah 28:31. Pada suatu saat (mungkin tak lama setelah penutupan Kitab Kisah), Paulus akhirnya berdiri di hadapan Nero dan melakukan pembelaannya (Kisah 27:24). 7Pidato luar biasa rasul itu di hadapan Feliks, Festus, dan Agripa kemungkinan dijadikan garis besar inti pembelaannya. Kita tidak mengetahui reaksi Nero, namun satu hal adalah pasti: Ia [Nero] punya banyak kesempatan untuk meninggalkan gaya hidupnya yang penuh dosa dan menjadi orang Kristen!
Selama pengadilan itu, pelbagai laporan tambahan dari Gubernur Festus dan kepala pasukan Yulius tentunya akan sudah punya bobot yang besar untuk mendukung posisi Paulus. Akhirnya, ia dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan sekitar 62 M.
Karena Paulus sudah lama ingin sekali menginjil di Spanyol (Roma 15:24, 28), tempat ini mungkin salah satu tujuan pertamanya. 8Ia akhirnya mengunjungi Kreta (Titus 1:5), dimana ia meninggalkan Titus; dan Miletus (2Timotius 4:20), dimana ia harus meninggalkan Trofimus yang sedang sakit. Dari Miletus ia bisa pergi ke pedalaman Kolose untuk mengunjungi Filemon, temannya (Filemon 22). Ia pernah mengira bahwa ia tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan para penatua Efesus (Kisah 20:25). Betapa senang ia tentunya ketika Allah memberi dia kesempatan lagi untuk mengunjungi mereka! (Lihat 1Timotius 1:3.) Paulus meninggalkan Timotius di Efesus untuk menolong gereja di situ, sementara ia meneruskan perjalanan ke Makedonia (1Timotius 1:3).
Dalam perjalanannya ke Makedonia, Paulus mampir di Troas. Di situ ia meninggalkan jubah dan juga kitab-kitabnya di rumah seorang teman (2Timotius 4:13), ia mungkin berniat untuk kembali lagi nanti untuk mengambil barang-barang itu. Ketika rasul itu tiba di Makedonia, ia tentunya meluangkan waktunya sebanyak mungkin dengan orang-orang yang ia kasihi di Filipi (Filipi 2:23, 24). Selagi ia menyusuri Makedonia, ia mungkin menulis surat pertamanya untuk Timotius dan suratnya untuk Titus.9Saat itu usia Paulus hampir 70 tahun, ia sedang mempersiapkan orang-orang yang lebih muda untuk meneruskan tugasnya bila ia nanti telah tiada. 10Paulus mungkin juga berkunjung ke Korintus (2Timotius 4:20), namun tujuan akhirnya adalah Nikopolis, sebuah koloni Romawi di Yunani barat, dimana ia berencana meluangkan musim dingin di situ (Titus 3:12).
Selagi Paulus berkelana dan menginjil, pelbagai peristiwa yang menentukan terjadi di Roma—pelbagai kejadian yang akhirnya menimbulkan penahanannya kembali dan kematiannya. Pada 18 Juli 64 M., api membakar ibu kota itu.
Berawal dari bagian yang agak kumuh di kota itu, api itu berkobar, menjilat, dan mendesis selama sembilan hari. Dari empat belas bagian yang membelah kota itu, sepuluh bagian terpanggang api dan nyaris hancur. Dimana-mana istana, kuil, dan altar jadi debu. Bahkan Circus Maximus, tempat yang cukup untuk menampung 200 ribu orang ikut hancur.11
Kebanyakan sejarawan zaman kini tidak menyalahkan Nero atas pembakaran kota itu; api itu mungkin tersulut dengan tidak sengaja. Namun begitu, penduduk Roma yang marah, karena mengetahui rencana ambisius Nero untuk membangun kembali ibu kota itu dan pelbagai perbuatan dia yang gila-gilaan, mulai menuduh kaisar itu. Untuk mengalihkan perhatian orang dari dirinya, Nero menjadikan gereja sebagai kambing hitam. Tacitus, seorang sejarawan Romawi (55 M.—120 M.), menulis tentang pelbagai perbuatan Nero:
Untuk melenyapkan desas-desus itu, Nero menempatkan ... orang-orang yang dibenci oleh umum ... dan disebut orang-orang Kristen ... sebagai pembuat kejahatan pengganti dirinya ... [M]ereka dibungkus dengan kulit binatang buas untuk dibinasakan baik oleh anjing-anjing yang menyiksa, atau di kayu-kayu salib, atau oleh api ... [K]etika hari berganti malam, tubuh mereka dibakar untuk dipakai sebagai penerangan malam hari. Untuk tontonan itu Nero membuka tamannya dan menyuguhkan pertunjukan sirkus....12 Tacitus juga melaporkan bahwa Nero memerintahkan umat Kristen dipenggal kepalanya, dicampakkan ke kandang singa, dan dijatuhkan dari pilar batu yang tinggi.
Demikianlah, penganiayan yang amat keji atas orang percaya dimulai. Sebagai salah satu pemberita iman yang terkemuka, Paulus tentunya sudah dijadikan target utama penganiayaan itu. Ia mungkin ditangkap sekitar 67 M., mungkin di Nikopolis (Titus 3:12), dan diseret ke Roma. Selama pemenjaraan di Roma ini Paulus tidak tinggal "di rumah yang disewanya sendiri" seperti sebelumnya (Kisah 28:30). Sebaliknya, para penulis mula-mula memberitahu kita bahwa ia dikurung di Penjara Mamertine—sebuah lubang batu yang kotor dengan celah lubang batu di langit-langit yang tinggi sebagai ventilasi dan masuknya cahaya.
Dalam cahaya yang suram, dengan memakai pena dan perkamen yang dipasok oleh seorang dermawan yang tak dikenal, Paulus menuliskan kata-kata terakhirnya kepada Timotius yang ia kasihi. Sebagai warganegara Romawi, rasul itu diizinkan untuk diadili, namun karena ia telah ditinggalkan oleh para pendukungnya dan difitnah oleh para musuhnya, maka Paulus hanya punya sedikit harapan untuk dibebaskan kedua kalinya (2Timotius 4:16).13Karena percaya bahwa maut tidak bisa lagi dihindari (4:6-8), ia menghimbau penginjil muda:
Berusahalah supaya segera datang kepadaku, ... Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.... Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu (2Timotius 4:9-13).
Berusahalah ke mari sebelum musim dingin (2Timotius 4:21a) Selama musim dingin, perjalanan akan mustahil bisa dilakukan, dan Paulus tidak berharap masih bisa hidup sampai musim semi berikutnya.
Menurut tradisi tak terilham, 14Paulus dipenggal kepalanya di Roma pada tahun 67/68 M. Sewaktu algojo itu menetak kepalanya dari tubuhnya, jiwa rasul yang sudah tua itu akhirnya bebas untuk pergi dan tinggal bersama Tuhannya (Filipi 1:23). Seraya kita mengucapkan selamat jalan,15kata-katanya ini tetap hidup dalam pikiran kita:
Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya (2 Timotius 4:6-8).
KELANJUTAN KISAH UMAT KRISTEN LAINNYA DI ABAD PERTAMA
Sepanjang separuh terakhir Kitab Kisah, Lukas mengutamakan mencatat pekerjaan Paulus. Ini tidak berarti orang Kristen di tempat lain tidak melakukan apa-apa. Petrus dan rasul-rasul lainnya tetap terus berkelana, memberitakan Yesus (Kisah 9:32). Menurut tradisi yang tak terilham, para rasul itu berkelana ke banyak tempat di dunia yang beradab dengan membawa injil. Ini sejalan dengan tugas mereka (Matius 28:18-20; Markus 16:15-16; Kisah 1:8) dan dengan pernyataan Paulus kepada jemaat Kolose bahwa "... Injil, ... sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, ...." (Kolose 1:5, 6; huruf miring oleh saya). 16
Para penulis Kristen mula-mula mengatakan bahwa rasul Yohanes menghabiskan sebagian besar tahun-tahun terakhirnya di Efesus. Kita tahu dengan pasti bahwa Petrus berpergian sampai sejauh Antiokhia (Galatia 2:11) dan Babel (1Petrus 5:13). 17Yang lainnya, yang bukan para rasul, juga ikut menyebarkan berita baik itu (Kisah 11:19). Para penginjil seperti Apolos tetap aktif (1Korintus 16:12; Titus 3:13). Setidaknya dalam satu perjalanan, Petrus pernah ditemani oleh dua orang bekas teman seperjalanan Paulus, yaitu Silas dan Markus (1Petrus 5:12, 13).
Orang-orang yang dibimbing oleh Roh Kudus, seperti halnya Paulus, menuliskan perkataan mereka dengan maksud untuk membangun iman dan menguatkan umat Kristen. Lukas menulis Kitab Injil dan Kitab Kisah di awal tahun 60an. Hampir pada waktu yang sama, Matius dan Markus menulis kitab mereka tentang kehidupan Kristus. 18Para pemimpin gereja yang terilham menulis pelbagai surat untuk umat Kristen dan pelbagai jemaat seperti yang Paulus lakukan: Yakobus, saudara tiri Yesus, menulis sebuah kitab untuk umat Kristen Yahudi tentang praktik agama Kristen. Saudara tiri Yesus lainnya, yang bernama Yudas, menulis satu surat pendek untuk mendorong umat Kristen untuk "... mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3). Beberapa waktu sebelum kematiannya (2Petrus 1:13-15), Petrus menulis dua surat: yang pertama tentang menanggung derita aniaya secara bermartabat, dan yang kedua mengingatkan umat Kristen akan bahaya ajaran palsu.19Keempat surat itu—Yakobus, 1 dan 2Petrus, dan Yudas—mungkin ditulis dalam tahun 60an.20
Di penghujung abad pertama, rasul Yohanes menulis lima kitab yang membahas pelbagai persoalan khusus yang timbul. Kitab Injilnya menelanjangi ajaran palsu bahwa Kristus tidak datang "dalam daging" (Yohanes 1:1, 14; lihat 2Yohanes 7). Suratnya yang pertama untuk umat Kristen berisi pelbagai akibat praktis dari ajaran palsu itu (1Yohanes 1:1; 2:1). Suratnya yang kedua dan ketiga merupakan tulisan yang dikirim kepada beberapa individu; di antara beberapa keprihatinan lainnya, kedua surat itu mengingatkan agar tidak memberi hati kepada orang yang mengajarkan ajaran palsu (2Yohanes 7-11). Yohanes juga menulis kitab terakhir Perjanjian Baru, namun di sini ia berperan sebagai sekretaris Tuhan (Wahyu 1:1, 9-11). Kitab terakhir itu—Kitab Wahyu—adalah untuk menghibur umat Kristen yang sedang dianiaya (Wahyu 2:10).
Gereja sudah dianiaya sejak dari awal berdirinya. Selain Paulus, di abad pertama banyak orang Kristen yang mati karena iman mereka. Dalam dekade pertama keberadaannya, gereja lebih banyak dianiaya oleh orang-orang Yahudi. Dalam pelajaran kita, kita telah melihat Stefanus dirajam batu sampai mati oleh Mahkamah Yahudi; umat Kristen, baik pria dan wanita, dibunuh pada waktu Saulus menganiaya gereja; dan rasul Yakobus dipenggal oleh Raja Herodes (Kisah 7:58-60; 22:4; 26:10; 12:2). Menurut tradisi tak terilham, orang lain lagi yang mati di tangan orang-orang Yahudi adalah Yakobus, saudara tiri Yesus:
Pada akhirnya, ia [Yakobus] mendatangkan kemarahan orang kaya, para pemimpin Yahudi yang korup [di Yerusalem]. Dengan memakai alasan bahwa ia telah melanggar Taurat, mereka melemparkan dia [ke bawah] dari [atap] Bait Allah, merajam dia, dan mengakhiri hidupnya dengan satu pentungan. Dikatakan bahwa ia mati dengan doa di bibirnya untuk para pembunuhnya.21
Belakangan, dimulai dengan penganiayaan oleh Nero pada 64/65 M., pemerintah Romawi menjadi penganiaya utama gereja.22Surat-surat Petrus tentang penganiayaan boleh jadi ditulis pada masa penganiayaan oleh Nero. Menurut tradisi tak terilham, para rasul banyak yang mati pada masa periode kekerasan itu—ditambah yang lainnya yang kita ketahui dari pelajaran Kitab Kisah kita.
Tradisi yang terkenal adalah tentang kematian Petrus, yang disiksa dan dihukum mati dengan penyaliban. Menurut kisah itu, karena percaya bahwa ia tidak layak mati sebagaimana Tuhannya mati, Petrus lalu minta disalibkan dengan kepala di bawah.
Awalnya, umat Kristen tidak dihukum karena menjadi orang Kristen, melainkan karena pelbagai kejahatan khusus. Selain tuduhan mula-mula sebagai pembakar rumah dengan sengaja, mereka juga dituduh sebagai penghasut, penyihir, incest (hubungan seksual dengan anggota keluarga), bahkan pemakan daging manusia.23
Di tengah-tengah kebencian masyarakat kepada agama Kristen itulah terdapat ketidaktoleransian orang Kristen terhadap agama-agama lain dan dewa-dewa mereka. Para pengikut Yesus dicap "atheis" dan "pembenci umat manusia." Tidak lama kemudian umat Kristen disalahkan atas setiap bencana yang terjadi, baik bencana alam atau buatan manusia. Tidak diperlukan bukti bagi penghukuman mereka:
Pada awalnya [penganiayaan Nero], ada syarat pengadilan, namun tak lama kemudian sebagai akibat [banyaknya tuduhan yang diajukan] syarat pengadilan itu boleh tidak dilakukan, umat Kristen lalu "dikenal sebagai sekelompok manusia yang prinsip hidupnya bisa diringkas sebagai odium generis humani [membenci umat manusia]." Pengadilan tidak lagi suatu keharusan, agama itu sendiri terlibat banyak kejahatan....24
Penganiayaan umum kedua oleh pemerintah Roma terjadi di bawah kaisar Domitian:25
Domitian (sekitar 81-96 M.) adalah kaisar yang dikenang dalam sejarah sebagai kaisar yang membanjiri kekaisarannya dengan darah umat Kristen. Tujuan penganiayaannya adalah untuk memaksa [umat Kristen] menyembah kaisar....
[D]i bawah Domitian, agama Kristen harus memasuki tahap perjuangan hidup atau mati melawan kekuasaan kekaisaran ... Bentuk hukumannya beraneka ragam. Beberapa orang dibunuh, beberapa lagi dibuang, beberapa orang disiksa agar mau mengakui keilahian kaisar, beberapa lagi harta bendanya disita, beberapa lagi mengalami kombinasi dari pelbagai bentuk hukuman itu.26
Kitab Wahyu mungkin ditulis pada paruh terakhir pemerintahan Domitian (94-96 M.). Pasal 2 mendorong umat Kristen untuk "setia, sekalipun engkau harus mati" (ay. 10; New Century Version) dan bicara tentang "Antipas, saksi-Ku, [secara harfiah, martir]" yang dibunuh di Pergamum (ay. 13). Pasal 6 berkisah tentang orang lain "... yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki" (ay. 9). Pasal 17 menggambarkan seorang pelacur "Babel besar," yang "mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi [secara harfiah para martir] Yesus" (ay. 1-6). (Karena pelacur itu duduk di atas "tujuh gunung" [ay. 9], maka akan sulit untuk tidak mengenali dia sebagai kota Roma yang dibangun di atas tujuh bukit.) Menurut tradisi, salah seorang yang dibunuh di era penganiayaan oleh Domitian adalah Timotius,27teman dan rekan kerja Paulus. Pada waktu penganiayaan itu, Yohanes, satu-satunya rasul yang masih hidup, dibuang ke pulau kecil Patmos, dimana ia menerima "Wahyu Yesus Kristus" (Wahyu 1:1, 9).28
Apakah penganiayaan Roma yang bengis itu bisa menghancurkan semangat gereja? Apakah "pelbagai kisah perbuatan" umat Allah jadi terhenti? Tertullian, seorang penulis Kristen abad kedua, menggambarkan akibat penganiayaan oleh pemerintah Roma itu sebagai berikut:
Kami ini memang pendatang baru, namun begitu kami sudah memenuhi setiap tempat kepunyaanmu, kota-kota besar, pulau-pulau, puri-puri, kota-kota kecil, perkumpulan-perkumpulan, perkemahan engkau sendiri, suku-sukumu, istana, pasar ... dengan setiap bentuk kekejaman yang lebih mengerikan yang engkau ciptakan tidak ada apapun juga yang bisa engkau capai, sebaliknya penyiksaan itu memenangkan banyak orang untuk masuk ke dalam kelompok kami. Kami malah bertambah banyak ketika engkau bantai. Benihnya adalah darah umat Kristen [atau para martir] itu sendiri.29
KELANJUTAN KISAH UMAT KRISTEN DI SEPANJANG ZAMAN
Selama abad kedua dan ketiga, "benih" darah umat Kristen yang martir ditabur secara besar-besaran di seluruh Kekaisaran Romawi. John Foxe, dalam Foxe's Book of Martyrs yang terkenal itu, memuat sepuluh penganiayaan umum di bawah para kaisar Romawi.30
Pada waktu penganiayaan di bawah kaisar Trajan, seorang murid Yohanes, Ignatius,31dibawa ke Roma dan di situ, di dalam arena, ditelan oleh binatang buas. Pada waktu penganiayaan di bawah Marcus Aurelius, Polikarpus yang sudah tua,32yang juga murid Yohanes, di bawa ke Roma. Sebelum dijatuhi hukuman mati, ia diminta untuk mengutuki Kristus. Ia menjawab, "86 tahun aku sudah melayani Dia, dan Ia tidak pernah mencelakakanku: lalu bagaimana bisa aku menghujat Rajaku dan Juruselamatku?"33Kira-kira pada waktu yang sama, Justin Martyr34dibunuh karena imannya. Pada waktu penganiayaan di bawah Severus, seorang pemimpin terkenal lainnya, Irenaeus dari Lyon dipenggal kepalanya. Pelbagai penganiayaan lainnya yang ditulis oleh John Foxe terjadi pada waktu pemerintahan Maximus, Decius, Valerian, dan Maximian.
Jika bisa, saya ingin halaman ini mengizinkan saya menceritakan pelbagai kisah umat Kristen yang menderita selama abad-abad awal keberadaan gereja: kisah Perpetua yang mengoyak hati, seorang ibu muda di Afrika, yang mati di dalam arena; kisah Legiun Theban, yang terdiri dari 6.666 prajurit Kristen, yang dicincang oleh pedang prajurit lainnya sebab mereka menolak untuk membantu kaisar dalam melenyapkan agama Kristen di Gaul; kisah Alban, orang Inggris pertama yang jadi martir, yang dipenggal kepalanya di sisi algojonya yang pertama, yang berhasil dikristenkan ketika algojo itu melihat keberanian Alban—dan begitu juga dengan orang banyak lainnya.
Lagi, saya bertanya: Apakah perlakuan biadab seperti itu menghancurkan gereja? Apakah "pelbagai kisah perbuatan" umat Allah jadi terhenti? Seorang penulis membuat catatan ini:
Gereja dilahirkan di tengah-tengah penganiayaan dan selama tiga ratus tahun pertama tidak pernah lepas dari bayangan selubung peti matinya. Namun begitu, di atas semua itu, dan mungkin sering karena itu, penganiayaan atas gereja tetap bertumbuh. Api penganiayaan membersihkan gereja dari orang-orang yang komitmennya hanya suam-suam kuku, dengan demikian menjaga gereja untuk tidak mudah berkompromi dengan dunia tentang penganiayaan itu.35
Saksi yang sangat kuat atas sikap umat Kristen mula-mula bisa ditemukan di dalam banyak kuburan di Roma. Kuburan-kuburan itu berupa suatu jaringan terowongan dan kamar-kamar bawah tanah yang rumit yang membentang berkilo-kilometer di bawah kota Roma. Umat Kristen menguburkan orang-orangnya yang mati di situ, berkumpul di situ untuk beribadah, dan kadang-kadang mengungsi ke situ untuk keselamatan mereka. Sisi-sisi terowongan itu—tempat orang-orang mati dikuburkan— ditutupi dengan pelbagai gambar dan tulisan. Jika Anda bisa berjalan menyusuri terowongan-terowongan itu, Anda akan melihat gambar burung merpati, sauh, mahkota, dan simbol-simbol iman lainnya yang dilukis oleh umat Kristen mula-mula. Anda akan bisa melihat penggambaran Yesus sebagai Gembala yang Baik. Apa yang Anda tidak akan bisa lihat adalah gambar-gambar tentang penyiksaan atau pelbagai tulisan bernada marah terhadap para penganiaya mereka. "Tidak ada tanda ratapan, tak ada ungkapan dendam; semuanya menghembuskan kelemah-lembutan, kebajikan, dan kasih." 36
Penganiayaan terbesar terakhir oleh pemerintah Romawi atas umat Kristen adalah di bawah Diokletion. Pada 303 M., Diokletion dan rekannya, Galerius, mulai mengeluarkan beberapa dekrit untuk menghancurkan gedung-gedung gereja, memenjarakan para pemimpin gereja, memaksa semua orang Kristen untuk mengorbankan dan menyerahkan Kitab Suci agamanya. Timotius, seorang diaken muda, dan Maura, isterinya yang baru dinikahi tiga minggu, disalib berdampingan sebab mereka menolak menyerahkan salinan Alkitab untuk dibakar.
Diokletion dan Galerius sudah menunggu terlalu lama untuk melaksanakan prilaku mereka yang radikal, sebab pada masa itu gereja sudah bertumbuh cukup besar untuk tidak diakui keberadaannya. Dalam 311 M., Galerius mengakhiri penganiayaan itu. Dalam 313 M., "Dekrit Milan" oleh Constantine dan Licinius memberi status hukum penuh kepada agama Kristen. Dalam 323
M., ketika Constantine yang Agung menjadi penguasa tunggal, penganiayaan gereja oleh Kekaisaran Roma berakhir.37Seperti pernah dikatakan oleh seseorang, "Roma menghadapi agama Kristen dengan pedang, namun agama Kristen menghadapi Roma dengan kasih— dan kasih menang."
Perolehan pengakuan hukum itu berubah menjadi berkat yang campur aduk, sebab pengaruh Constantine malah mempercepat kemurtadan yang telah diramalkan oleh Yesus dan para penulis terilham.38Namun begitu, cakupan pelajaran ini bukanlah untuk menelusur ulang kemurtadan itu atau untuk membahas pelbagai doktrin salah yang muncul dalam konteks gereja. Sebaliknya, saya hanya sekedar menekankan (1) bahwa terlepas bagaimana bejatnya gereja itu, selalu masih ada "beberapa orang yang setia" dan (2) yang setia itu terus "berbuat sesuatu" bagi Allah. Seorang sejarawan membuat pengamatan ini:
Agama Kristen tersebar dalam bentuk infeksi yang suci. Jejaknya bisa ditelusuri di sepanjang jalan-jalan utama perdagangan . . . Sekali tertanam di sebuah kota, agama itu cenderung menyebar ke daerah yang berdekatan dan menancapkan akar-akar segarnya tanpa terasakan ... Pliny, saat bicara tentang daerah pesisir utara di propinsi Bitinia-Pontus, mengacukan "sejumlah besar" umat Kristen "yang terdiri dari beragam umur dan pangkat dan dari kedua jenis kelamin." "Sebab infeksi takhyul ini sudah merembes bukan hanya ke kota-kota, tetapi juga ke desa-desa dan negara," katanya; akibatnya kuil-kuil ditinggalkan, pelbagai ritual tidak dijalankan, korban-korban [binatang untuk korban] tidak dibeli....
Di Timur, Edessa, ibu kota kerajaan kecil yang berpenduduk orang Yunani di seberang Efrat, di Timur Laut Antiokhia, pada sekitar tahun 200 M., mempunyai seorang raja Kristen ... dari Aleksandria ... Injil menyebar baik melalui Mesir maupun terus ke barat ke Kirene. Di Barat sendiri, dua penambahan wilayah besar adalah Prokonsular Afrika dengan Kartago sebagai ibu kotanya, Gaul Selatan dengan Lyon sebagai pusatnya ... Dari umat Kristen Spanyol, yang pertama kali kita dengar adalah dari akhir abad [kedua], sementara untuk propinsi-propinsi yang terpencil seperti Inggris, ... kita mungkin bisa menyimpulkan ada beberapa orang Romawi ... Kristen [di situ].39
Beberapa nama misionari pada abad-abad selanjutnya tidak akan bisa dilupakan. Sudah tentu, ada banyak nama orang Kristen yang paling setia yang menyebarkan Firman selama bertahun-tahun—yang sering harus menderita karena kesetiaan mereka itu—tidak pernah dicatat dalam arsip manusia. Namun begitu, Allah tahu siapa mereka, dan Ia terus mencatat "pelbagai kisah perbuatan" umat-Nya.
KELANJUTAN KISAH UMAT ALLAH DI ZAMAN KINI
Jika tempat mengizinkan, saya bisa menulis tentang Reformasi Protestan dan Gerakan Pemulihan di banyak negara. Gereja sudah terus-menerus mengalami pergumulan untuk mempertahankan kemurniannya dan kesetiannya kepada Allah. Selain itu, saya bisa bercerita tentang orang-orang Kristen yang saleh dalam gereja yang saya kenal dalam usia saya yang setengah abad ini, kaum pria dan wanita di seluruh dunia yang mendedikasikan dirinya untuk Tuhan dan Firman-Nya.40Banyak nama dan wajah membanjiri pikiran saya bahkan ketika saya menuliskan kata-kata ini. Namun begitu, saya harus mencukupkan diri saya dengan penekanan ini bahwa Tuhan terus berjalan di antara gereja-gereja (Wahyu 1:13, 20; 2:1), bahwa Ia masih "mengetahui" anak-anak-Nya (Wahyu 2:2, 9, 13, 19; dll.), dan Ia masih mencatat "kisah perbuatan" mereka.
Sekarang ini sedang terjadi beberapa "kisah perbuatan" yang paling menggembirakan di sepanjang zaman, yaitu di pelbagai negara dimana Truth for Today masuk. Kami terus-menerus bersukacita atas penuaian banyak jiwa di Nigeria dan bangsa-bangsa Afrika lainnya, di India, dan di banyak negara lain.
Betapa bergairahnya kita membaca "pasal-pasal" ini saat kita nanti berkumpul di sekeliling takhta Allah! Saya berharap untuk membaca pasal perbuatan Anda di dalam catatan sorgawi!
Saya tetap takjub atas banyak pintu yang Allah sudah buka di Eropa Timur. Saya dan isteri saya baru saja kembali dari sebulan di Rumania, dimana anak perempuan kami, Cindy, dan keluarganya tinggal di situ. Saudara saya, Coy, kemarin berangkat ke Polandia untuk mengajar di situ selama sebulan. Beberapa teman baik saya, Keith dan Tammy Avery dan anak-anak mereka, baru-baru ini pergi ke Belarus. Eddie Cloer, Editor Truth for Today, bersama Susan isterinya, dan anak-anak mereka—plus ratusan orang Kristen lainnya—sudah membagi injil selama beberapa kali musim panas di Ukraina. Saya bahkan tidak bisa membayangkan berapa banyak halaman yang diperlukan hanya sekedar untuk mencatat "pelbagai kisah perbuatan" umat Kristen di abad kedua puluh satu ini!
Dengan mengacu kepada abad kedua puluh, seseorang pernah berkata bahwa "Allah sudah selesai dengan 'Kisah' jilid ke 20, dan sudah memulai jilid ke 21." Jika Tuhan belum kembali lagi setelah abad ke 21 dimulai, tantangan bagi abad itu akan sama dengan tantangan pada abad pertama: untuk "Pergi ... ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk," untuk pergi "sampai ke ujung bumi" (Markus 16:15; Matius 28:19; Kisah 1:8). Semoga Allah menolong kita memenuhi tantangan itu dalam abad ke 21 ini sebagaimana Paulus dan yang lainnya telah memenuhi tantangan itu di abad pertama! Marilah kita memberi Allah sesuatu yang menggairahkan untuk ditulis!41
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KATA TERAKHIR (Kis 28:11-31)
Jika ada kitab yang berteriak minta sambungan cerita, maka kitab itu adalah Kitab Kisah. Sewaktu Paulus di Efesus, ia be...
KATA TERAKHIR (Kis 28:11-31)
Jika ada kitab yang berteriak minta sambungan cerita, maka kitab itu adalah Kitab Kisah. Sewaktu Paulus di Efesus, ia berkata, "... Aku harus melihat Roma ...." (Kisah 19:21b). Ketika ia menyurati umat Kristen di Roma, ia bicara tentang akan pergi ke Spanyol dan kemudian berkata, "Aku harap dalam perjalananku ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu dan bertemu dengan kamu, sehingga kamu dapat mengantarkan aku ke sana, setelah aku seketika menikmati pertemuan dengan kamu" (Roma 15:24). Ketika Paulus ditahan di Yerusalem, Yesus meyakinkan dia, "Sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma" (Kisah 23:11b). Dalam pelayaran ke Roma yang penuh badai, seorang malaikat memberitahu dia: "Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar" (27:24a).
Di dalam teks kita, 28:11-31, kita akan melihat bahwa Paulus akhirnya mencapai kota kekaisaran itu. Selama ini kita bertanya-tanya apa yang terjadi ketika Paulus melakukan pembelaan di hadapan Kaisar. Apakah ia dihukum atau dibebaskan? Apakah ia berhasil melaksanakan rencananya pergi ke Spanyol untuk menginjil? Bagaimanapun, Lukas mengakhiri kitab itu dengan perkataan ini: "Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus" (28:30, 31).1
Bagi sebagian dari kita yang telah terjerat oleh kisah Paulus ini, akhir kisah ini sungguh mengecewakan.
Akhir kitab Kisah yang "tak disangka-sangka" ini telah mengarah kepada spekulasi tentang adanya sambungan kisah itu. Apakah Lukas berniat menulis sambungan kitab Kisah yang tidak pernah ia tulis? Apakah ia menulis sambungan kitab Kisah yang kemudian hilang? Kita tidak menemukan petunjuk bahwa Lukas bermaksud menulis kitab jilid ketiga. Kalau begitu, mengapa Lukas—di bawah bimbingan Roh Kudus—mengakhiri Kitab Kisah seperti itu? Tujuan utama Lukas bukanlah untuk menulis riwayat hidup Paulus, melainkan untuk menceritakan bagaimana injil mencapai dan tumbuh subur di Roma itu sendiri. Jika kita ingat tujuan ini, maka kita akan melihat akhir kisah ini bukan sebagai suatu kekecewaan, melainkan suatu seru kemenangan! Meskipun banyak halangan, Allah berhasil melaksanakan tujuan-Nya!
Kata kunci dalam ayat-ayat penutup adalah "tanpa rintangan": "Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus." (Huruf miring oleh saya.) Dalam teks aslinya, kata ini ditempatkan diakhir ayat itu sebagai penekanan, dan para penerjemah NASB menempatkannya juga di akhir ayat itu. Di pusat kekaisaran yang luas ini, injil itu diberitakan tanpa rintangan dari mereka yang berusaha untuk menindasnya: tanpa rintangan dari para penguasa Romawi, tanpa rintangan dari para pemimpin Yahudi, tanpa rintangan dari Iblis. Berita baik dari Yesus bisa mengalir bebas dari ibu kota itu ke seluruh wilayah kekaisaran yang terpencil! Ketika Anda membaca ayat 30 dan 31, bacalah sebagaimana Lukas menuliskannya: dengan hati riang! Karena secara harfiah "kata terakhir" adalah "tanpa rintangan," maka dalam pelajaran ini marilah kita lihat semua hal dalam ayat 11 sampai 31 yang tak terintangi ketika Allah merubah setiap hal yang negatif menjadi positif.
KATA TERAKHIR TENTANG PERJALANAN (Kis 28:11-16)
Tak Terintangi Oleh Keterlambatan (ay. 11)
Paulus dan rombongannya menghabiskan waktu tiga bulan di Malta (ay. 11a)—mungkin pada bulan-bulan Nopember, Desember, dan Januari. Kita tidak tahu mengapa Allah menghendaki Paulus tinggal di pulau itu selama tiga bulan. Apakah itu waktu bagi Paulus untuk beristirahat dan memulihkan kekuatannya? Apakah itu waktu untuk mengasah keahliannya yang sudah menumpul selama masa dua tahun tanpa kegiatan di Kaisarea? Apakah Allah sekedar menginginkan orang-orang di pulau kecil itu untuk punya kesempatan menjadi orang Kristen? Apapun alasan Allah, Paulus merespon keterlambatan itu tanpa keluhan—sebagaimana sudah kita lihat dalam pelajaran sebelumnya.
Tak Terintangi Oleh Ketakhyulan (ay. 11)
Selama bulan-bulan musim dingin itu, Yulius, kepala pasukan Romawi yang bertanggung jawab untuk membawa Paulus dan para tawanan lainnya ke Roma, memesan tempat di kapal lain yang dari Aleksandria (27:6; 28:11). Kapal ini bersandar di pulau itu selama musim dingin, kemungkinan di pelabuhan Valletta, sebuah pelabuhan utama Laut Tengah yang terletak di barat laut pantai pulau itu.
Karena kapal itu sudah menempuh tiga atau empat hari pelayaran ke tempat tujuannya saat dipaksa merapat karena musim dingin, maka pemilik kapal itu sudah tak sabar lagi untuk menyelesaikan pelayaran itu. Begitu muncul kesempatan, ia menyelesaikan perjalanannya.2
Mengenai kapal itu Lukas menambahkan sebuah catatan khusus: "Kapal itu memakai lambang Dioskuri [Saudara Kembar]" (ay. 11b). Kata Yunani yang diterjemahkan "Dioskuri" artinya "anak-anak Zeus." Menurut mitologi Yunani-Romawi, Castor dan Pollux (lihat KJV) merupakan anak kembar Zeus (Yupiter).3 Kedua saudara itu dianggap sebagai dewa para pelaut.4 Kapal dari Aleksandria itu memiliki ukiran saudara kembar yang dicat di haluan kapal.
Tulisan Lukas itu meneguhkan bahwa ia hadir di kapal itu;5tulisan itu memuat rincian sepele dari seorang saksi mata. Tulisan itu juga merupakan simbol ketakhyulan yang dihadapi oleh para penginjil abad pertama (dan ketakhyulan yang sekarang dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia). Satu fakta adalah pasti: para dewa pelaut itu sebelumnya tidak melakukan apa-apa terhadap para penumpang kapal dari Aleksandria!
Mereka berhutang nyawa terhadap Allah sejati, "satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu" (1 Korintus 8:6a; lihat Kisah 27:24).
Tak Terintangi Oleh Cuaca (ay. 12, 13)
Selama bagian pertama perjalanan itu, angin sakal sudah menjadi penghalang (Kisah 27:4). Kini, kapal itu melaju ke tujuannya tanpa kesulitan yang berarti.
Pertama-tama berlayar sejauh 97 kilometer ke arah timur laut menuju Sirakusa, ibu kota Sisilia. 6Lukas melaporkan: "Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya" (28:12). Orang-orang yang bertanggung jawab atas kapal itu mungkin meluangkan waktu tiga hari di situ untuk transaksi bisnis, namun mereka mungkin menunggu angin yang baik sebelum mereka meneruskan menyeberangi Selat Messina. Selat itu terkenal akan arus pasang dan pusaran airnya yang berbahaya.7Mereka perlu angin yang kuat untuk melayarkan kapal mereka sejauh 113 kilometer ke pelabuhan selanjutnya dalam tempo 24 jam.
Mereka akhirnya bisa meninggalkan Sirakusa. "Dari situ kami menyusur [berlayar mengelilingi] pantai,8lalu sampai ke Regium" (ay. 13a), sebuah kota di ujung pulau Italia yang bentuknya seperti sepatu. Dari Regium, mereka bisa berlayar hingga ke pantai pelabuhan niaga di Putioli, 322 kilometer arah utara. "Sehari kemudian bertiuplah angin selatan" (ay. 13b), yang mempercepat perlayaran mereka menuju tujuan mereka. Sewaktu mereka menyusuri pantai barat Italia, mereka tentunya akan sudah melewati "[Gunung] Vesuvius, yang sedang menyembur-kan asap ke atas kota Pompei di lerengnya yang tak menaruh curiga." 9Setelah berlayar dengan ketepatan waktu yang baik sekali, "pada hari kedua sampailah kami di Putioli" (ay. 13c).
Putioli, terletak di teluk Naples, merupakan pelabuhan utama Roma. Paulus dan yang lainnya turun di pelabuhan yang sibuk ini dan akan mengarungi perjalanan sejauh 113 kilometer ke Roma.
Tak Terintangi Oleh Rasa Takut (ay. 14, 15)
Apakah Anda pernah pergi ke tempat yang selalu ingin Anda kunjungi, dan kemudian muncul rasa takut terhadap apa yang akan terjadi begitu Anda mendekati tujuan Anda itu? Ketika Paulus berdiri di dermaga Putioli, tampaknya ia dipenuhi oleh rasa gelisah (lihat akhir ayat 15). Di sebelah utara ada kapal-kapal perang, lambang kekuatan Roma. Di dekatnya ada kapal-kapal pesiar orang kaya, lambang keduniawian Roma. Selain pelbagai tantangan sekular ini, ia juga harus memikirkan bagaimana ia akan disambut oleh saudara-saudara di situ, saat ia memasuki Roma sebagai seorang tawanan.10
Sekali lagi Allah terbukti sebagai "Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan" (2Korintus 1:3b). Paulus terkejut namun gembira bisa berjumpa "dengan anggota-anggota jemaat" (ay. 14a) di Putioli. Kelihatannya injil telah menyebar dari Roma ke kota pelabuhan itu. Saudara-saudara di situ mengundang Paulus dan rombongannya untuk "tinggal tujuh hari bersama-sama mereka" (ay. 14b). Paulus mungkin tiba pada hari Minggu dan umat Kristen ingin dia tinggal di situ untuk perjamuan Tuhan pada hari Minggu berikutnya.11Paling tidak, seminggu penuh akan mencakup Hari Tuhan, dimana Paulus bisa menikmati persekutuan dengan saudara-saudara dari seluruh wilayah itu. Sebagaimana di Sidon sebelumnya (27:3), kepala pasukan itu mengizinkan Paulus tinggal bersama teman-temannya.
Alasan Yulius, kepala pasukan, mengizinkan perjalanan mereka tertunda seminggu ketika mereka sudah begitu dekat dengan Roma adalah suatu misteri. Apakah ia punya transaksi bisnis? Apakah ia harus memperlengkapi kembali unitnya sebab mereka telah kehilangan segalanya dalam badai itu? Apakah ia sedang menunggu perintah dari Roma? Tak satu pun dari pelbagai kemungkinan itu akan bisa menjelaskan waktu istirahat selama tujuh hari itu. Ia mungkin menyetujui keterlambatan selama seminggu itu sebagai kebaikan hati pribadinya terhadap Paulus. Sudah tentu ia terkesan oleh prilaku Paulus. Mungkin, ia telah dipengaruhi oleh injil dan telah menjadi orang Kristen.12
Selama tujuh hari di Putioli, kabar sampai ke telinga umat Kristen di Roma bahwa Paulus telah datang. Dengan segera , beberapa orang datang menjumpai dia (ay. 15). Di pasal terakhir kitab Roma, Paulus menyebut nama ke 26 temannya di Roma; teman-teman itu mungkin termasuk dua kelompok orang yang berjalan ke selatan itu.
Setelah seminggu di kota pelabuhan itu, Paulus dan yang lainnya dalam rombongan resmi itu mulai ke utara menuju Jalan Apius, jalan yang paling terkenal dari seluruh jalan Romawi.13Ketika mereka mencapai separuh perja-lanan mereka, mereka disambut oleh panitia penyambut. Lukas menulis, "Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang [dari Roma] menjumpai kami sampai ke Forum Apius14dan Tres Taberne"15(ay. 15a). Di sepanjang Jalan Apius dibangun beberapa tempat perhentian bagi para musafir yang kelelahan, dan beberapa kelompok pedagang tumbuh di sekitar tempat-tempat perhentian itu. Satu tempat perhentian, 70 kilometer dari Roma, bernama Forum Apius. Yang satunya lagi, 16 kilometer lebih dekat ke ibu kota, dinamai Tres Taberne.16
Kata Yunani yang diterjemahkan "menjumpai" dalam ayat 15 "nyaris merupakan istilah teknis penyambutan resmi sebuah kunjungan orang penting yang disongsong di luar kota untuk menyalami [Paulus] dan mengiring dia sampai di akhir separuh perjalanannya."17Kekuatiran Paulus lenyap ketika ia disambut bak pahlawan! Tidaklah heran bahwa Lukas berkata, "Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya" (ay. 15b). Saya bisa melihat air mata mengalir di pipi Paulus ketika ia disalami oleh teman-teman lama dan barunya.
Tak lama kemudian, perjalanan ke Roma berakhir. Betapa indah pemandangan itu tentunya: bala tentara Romawi yang gagah, para tawanan yang cemberut, dan orang-orang Kristen yang berjalan di Jalan Apius! "Sesudah itu" tulis Lukas, "kami berangkat ke Roma" (ay. 14c).
Tak Terintangi Oleh Intimidasi (ay. 14, 16)
Lukas menyimpulkan kisah perjalanan itu dengan menulis, "Setelah kami 18tiba di Roma,19Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri20bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya" (ay. 16).
Ketimbang ditempatkan dalam penjara umum, Paulus diizinkan untuk tinggal "di rumah yang disewanya" (ay. 30)21di bawah tahanan rumah, dibelenggu (ay. 20) kepada beberapa penjaga militer.
Paulus akhirnya tiba di kota yang sudah lama ingin ia kunjungi. Ketika ia digiring di sepanjang jalan kota itu menuju tempat kurungannya,22apakah yang ia lihat dan pikirkan? Seperti biasa, tulisan Lukas tidak memuaskan keingintahuan kita. Paulus berada di situ bukan sebagai turis, tetapi sebagai saksi Tuhan (23:11). Namun begitu, marilah kita membahas apa yang Paulus hadapi di kota-kota kuno yang paling besar dan paling menakjubkan itu.
Saya pernah berjalan di atas bebatuan Jalan Apius yang sudah rusak sampai di pintu gerbang yang Paulus harus masuki. Saya sudah melihat sisa-sisa ribuan kuil berhala yang memenuhi kota itu pada waktu itu. Saya pernah mengamati reruntuhan forum yang indah sekali— pusat niaga, sosial, agama dan politik kota. Saya pernah menyentuh patok emas yang menandai jarak ke setiap bagian kekaisaran itu. Saya pernah berdiri di bukit Palatine, dimana istana Nero dulunya terletak.
Dua ribu tahun hampir berlalu sejak Paulus digiring masuk ke Roma; namun pejamkanlah mata Anda, maka "Nyonya Dunia" yang kaya dan jahat itu hidup kembali. Bayangkanlah kerumunan orang yang beraneka-ragam di era Paulus: orang kaya berkuasa yang mengontrol kekaisaran, orang miskin pemalas yang berteriak minta roti gratis, budak sibuk yang menghasilkan pelbagai produk dan pelayanan yang diperlukan. Betapa besarnya tantangan yang Paulus dan umat Kristen lainnya hadapi ketika mereka tiba di Roma untuk memberitakan injil!
Namun begitu, itu bukanlah tantangan yang terlalu besar bagi Allah, yang mengatur kehidupan manusia. Dalam tujuan dan rencana-Nya, pusat kerajaan politik itu bisa juga menjadi pangkalan yang darinya berita baik tentang kerajaan-Nya bisa disebar-luaskan ke seluruh dunia yang berpenghuni. Jika semua jalan menuju Roma, maka jalan-jalan itu juga bermula dari Roma—"sampai ke ujung bumi" (1:8).
Kalau begitu, betapa berartinya perkataan "Sesudah itu kami berangkat ke Roma" (28:14b)! Perjalanan Paulus, yang dimulai setahun sebelumnya, akhirnya berakhir, dan tahapan baru Allah bagi program penginjilan sudah dimulai.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 28:11-31)
Judul pelajaran ini, "Kata Terakhir," hanya mengacu kepada kata terakhir dalam Kitab Kisah. Pada 10 Nopember 1942...
KESIMPULAN (KIS 28:11-31)
Judul pelajaran ini, "Kata Terakhir," hanya mengacu kepada kata terakhir dalam Kitab Kisah. Pada 10 Nopember 1942, Winston Churchill berbicara di hadapan pendengar yang sedang cemas. Selama berhari-hari, pesawat tempur Luftwaffe milik Hitler membomi kota London. Apakah yang dapat dikatakan oleh Perdana Menteri Inggris untuk memberi harapan kepada orang-orang yang sedang diperangi itu? Dengan pelan-pelan, sambil menggeram ia mengucapkan perkataan abadi ini:
"Sekarang, semua ini bukanlah kesudahannya. Semua ini bahkan bukan awal dari kesudahan itu. Namun semua ini mungkin kesudahan dari awal itu." Kita bisa saja menyadur perkataannya itu: Kisah 28 bukanlah kata terakhir tentang penyebaran injil; kata itu hanya kata terakhir tentang awal penyebaran berita baik. Dalam pelajaran kita berikutnya (dan yang terakhir) dalam serial kita ini, kita akan mencatat beberapa kegirangan yang berkelanjutan setelah Lukas menuliskan kata terakhirnya itu.
Seraya kita mengakhiri, mau tidak mau saya bertanya-tanya: Akan seperti apakah "kata terakhir" tentang injil dalam kehidupan kita? Sudahkah kita berperan dalam penyebaran injil ke seluruh dunia seperti yang Paulus lakukan? Bahkan sudahkah kita berperan dalam penyebaran injil di lingkungan kita tinggal? Betapa tragisnya jika kata terakhirnya seperti ini "Ia hanya memikirkan dirinya sendiri; ia hanya mempedulikan dirinya sendiri; ia hanya hidup untuk dirinya sendiri." "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Matius 16:26).58
Catatan Akhir
SIKAP PAULUS TERHADAP PEMENJARAANNYA
Pada waktu saya mengkaji seperempat bagian terakhir Kitab Kisah, saya dibuat kagum oleh istilah-istilah yang Paulus gunakan untuk mengacukan alasan (atau alasan-alasan) bagi pemenjaraannya. Kepada Mahkamah ia bersikeras, "Aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati" (Kisah 23:6; 24:21). Di hadapan Raja Agripa, ia berkata, "Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita" (26:6). Ketika ia tiba di Roma, ia memberitahu para pemimpin Yahudi di situ, "sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini" (28:20).
Sewaktu menulis Surat-surat Penjaranya, ia menyatakan bahwa ia adalah seorang "yang dipenjarakan ... untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah" (Efesus 3:1) dan "orang yang dipenjarakan karena Tuhan" (Efesus 4:1). Ia bicara tentang "aku dipenjarakan karena Kristus" (Filipi 1:13), "menderita karena kamu" (Kolose 1:24), dan "rahasia Kristus,1yang karenanya aku dipenjarakan" (Kolose 4:3). Dalam suratnya kepada Filemon, ia berkata lagi bahwa ia "seorang hukuman karena Kristus Yesus" (Filemon 1, 9) dan ia bicara tentang "dipenjarakan karena Injil" (Filemon 13). Paulus tidak memandang pelbagai belenggunya itu sebagai "kegagalan keadilan" atau "hukuman (yang tak patut ia terima) dari Tuhan." Sebaliknya, ia memandang mereka sebagai bagian dari pelbagai rencana dan tujuan Allah yang lebih besar—dirancang sedemikian rupa untuk penyebaran injil, untuk membantu dia dewasa dalam Kristus, dan untuk memuliakan Tuhannya.
Kali lain Anda merasa "dipenjarakan" oleh situasi yang di luar kendali Anda atau "dibelenggu" oleh pelbagai persoalan yang tampaknya tidak bisa diatasi, Anda akan bisa terbantu jika menganggap diri Anda bukan sebagai korban keadaan, tetapi sebagai "tawanan dari [dan untuk] Tuhan." Siapa tahu? Allah bisa jadi punya tujuan atas dilema Anda sebagaimana yang pernah Ia lakukan terhadap Paulus (Roma 8:28)!
DARI MALTA KE ROMA
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ayat 31 merupakan perkembangan terakhir pernyataan Lukas dalam Kitab Kisah. Ayat itu bisa jadi dimaksudkan untuk meringkas segala ...
Catatan Akhir:
- 1 Ayat 31 merupakan perkembangan terakhir pernyataan Lukas dalam Kitab Kisah. Ayat itu bisa jadi dimaksudkan untuk meringkas segala hal yang sudah terjadi sejak perkembangan pernyataan sebelumnya dalam 19:20. Ayat itu sudah tentu meringkas pelbagai peristiwa dalam pasal 28.
- 2 Berlayar di Laut Tengah sendiri tidak akan dimulai sampai suatu saat dalam bulan Maret, namun pelayaran menyusuri pantai (satu-atau dua-hari pelayaran) bisa dimulai di awal Pebruari jika anginnya menunjang.
- 3 Konstelasi Gemini (Kembar) dinamai berdasarkan dua saudara mistis ini.
- 4 Untuk komentar terilham tentang ketakhyulan seperti itu, lihat 1Korintus 8:4-6.
- 5 Lukas (dan mungkin Aristarkhus) akan sudah ada di dalam kapal, bersama dengan kepala pasukan, para prajuritnya, dan para tawanan lainnya.
- 6 Lihat peta di halaman 29.
- 7 Di dekat Regium terdapat pusaran air Charybdis dan batu karang Scylla yang legendaris. Dalam mitologi Yunani, Charybdis dan Scylla merupakan monster laut yang menelan para pelaut.
- 8 "Berlayar mengelilingi" kemungkinan menunjukkan bahwa mereka memakai cara berlayar yang disebut zig-zag. Terjemahan J. B. Phillips menulis "zig-zag keliling."
- 9 Bernard R. Youngman, Background to the Bible, Book 4, Spreading the Gospel (London: Hulton Educational Publications, 1956), 90. Pompeii terkubur di bawah lapisan lava dan abu tebal gunung Vesuvius pada 79 M.
- 10 "Duri dalam daging" Paulus mungkin juga ikut bergolak, membuat dia lemah dan tanpa semangat. 11 Inilah yang terjadi di Troas. Lihat catatan tentang Kisah 20:6, 7.
- 12 Beberapa prajurit lainnya menjadi orang Kristen, termasuk Kornelius (Kisah 10) dan beberapa orang penjaga istana (Filipi 1:13)
- 13 Jalan Apian dinamakan menurut nama Appius Claudius Caecus, yang memulai pembuatannya dalam 312 S.M. dan membiayai sendiri sebagian pembuatan jalan itu. Appius adalah seorang pejabat Romawi yang penting yang bergelar "cencor"-salah satu dari dua pejabat yang bertanggung jawab mengadakan sensus penduduk dan mengawasi prilaku dan moral masyarakat.
- 14 Teks Yunaninya tertulis "Appii forum" (lihat KJV). Dalam sebagian besar kota, forum merupakan tempat utama untuk melakukan bisnis, oleh sebab itu, tempat itu bisa disebut "tempat berjualan [pasar]."
- 15 Teks Yunaninya tertulis "tiga kedai minum" (lihat KJV), namun kedai minum di zaman itu setara dengan penginapan atau hotel di zaman kini (yaitu termasuk kamar-kamar untuk menginap).
- 16 Mengapakah beberapa orang berhenti setelah 53 kilometer, sementara yang lainnya melanjutkan perjalanan sejauh 16 kilometer lagi? Secara bercanda seorang pengkhotbah menyatakan bahwa orang Kristen yang lebih muda berjalan hingga 69 kilometer, sementara orang Kristen yang lebih tua sudah kelelahan setelah berjalan 53 kilometer. Mungkin memang direncanakan seperti itu supaya Paulus mendapat dua kali sambutan.
- 17 F.F. Bruce, The Book of Acts, rev. ed., The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 502.
- 18 Ini merupakan kata "kami" terakhir dalam Kisah.
- 19 Naskah Roma menulis "Ketika kami tiba di Roma, kepala pasukan menyerahkan para tawanan kepada kapten prajurit penjaga." Para tawanan ini tidak termasuk Paulus, sebab Lukas melanjutkan dengan menulis bahwa Paulus diizinkan untuk tinggal sendirian.
- 20 "Sendirian" menunjukkan bahwa ia tidak tinggal bersama para tawanan lainnya yang datang bersama dia ke Roma. Kata itu juga mungkin menunjukkan bahwa Lukas, Aristarkhus, dan orang Kristen lainnya tidak diizinkan untuk tinggal di rumah itu, meskipun mereka boleh mengunjungi dia.
- 21 Perlakuan istimewa yang diberikan kepada Paulus menunjukkan bahwa laporan Festus menguntungkan Paulus. Kita tidak tahu apakah laporan tertulis itu bisa selamat saat kapal itu karam, namun kalaupun tidak, Yulius bisa menyampaikan isi surat itu. Kemungkinan kepala pasukan itu menambahkan juga pendapat dia pribadi yang menguntungkan Paulus.
- 22 Sewaktu saya mengelilingi Roma, saya melihat lokasi tradisional tempat tinggal Paulus, namun kita tidak punya gagasan dimanakah letak tempat tinggal itu sebenarnya.
- 23 Ini merupakan dua tuduhan yang biasa dituduhkan ke atas Paulus. Ia membantah kedua tuduhan itu kalau-kalau mereka belum mendengarnya.
- 24 "Pengharapan Israel" terutama mengacu kepada kedatangan Mesias dan pemulihan bangsa Israel. Namun begitu, sebagaimana telah kita lihat dalam serial pelajaran kita, pengharapan ini mencakup juga kebangkitan orang mati. Paulus terus-menerus menegaskan bahwa ia dipenjara karena imannya kepada kebangkitan orang mati (lihat 23:6; 26:6, 7).
- 25 Paulus mungkin mengangkat tangannya untuk menunjukkan adanya belenggu yang menggelantung dari pinggangnya.
- 26 Beberapa orang pernah menyatakan bahwa tak cukup waktu bagi kabar dari Yerusalem untuk mencapai Roma, namun para pemimpin Yahudi di Roma dengan jelas beranggapan bahwa rekan-rekan Yahudi mereka di Yerusalem punya cukup waktu untuk menghubungi mereka jika mereka ingin melakukannya.
- 27 Lihat catatan tentang Kisah 24:5, 14.
- 28 Agama Kristen sejati selalu diperlakukan seperti ini. Iblis akan memastikan bahwa agama Kristen Perjanjian Baru "mendapat perlawanan di mana-mana."
- 29 Beberapa orang beranggapan bahwa lokasi "tumpangan" di sini tidak sama dengan "rumah" di ayat 30. Saya tidak melihat adanya alasan untuk meragukan kesamaan lokasi kedua istilah itu. Sama atau tidak, tidaklah penting.
- 30 Lihat catatan tentang Kisah 1:3.
- 31 Lihat Kisah 17:1-3.
- 32 Selama waktu ini, orang-orang itu mungkin sudah datang dan pergi.
- 33 Dalam ayat 17 Paulus menyamakan dirinya dengan para pemimpin Yahudi: "nenek moyang kita." Namun begitu, ketika mereka menolak pemberitaannya tentang Yesus, ia menjaga jarak dirinya dari mereka: "nenek moyang mu ."
- 34 Ini merupakan sebuah nas yang kuat tentang keterilhaman Kitab Yesaya.
- 35 Yohanes 12:40 ditulis belakangan, namun Yohanes membuat aplikasi yang sama yang dibuat oleh Yesus dalam Matius 13, Markus 4, dan Lukas 8.
- 36 Bruce, 508.
- 37 Rick Atchley, "The Story That Never Ends," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 3 Mei 1987.
- 38 Lukas menghabiskan 16 ayat untuk menceritakan dua tahun Paulus tinggal di Roma. Namun tiga ayat darinya bercerita tentang penolakan orang-orang Yahudi terhadap injil. Lukas tidak menyia-nyiakan tempat, jadi peristiwa Paulus tinggal di Roma pastilah penuh makna. Tujuan yang tersirat sepertinya paling memungkinkan.
- 39 Richard Oster, The Acts of the Apostles, Part 2, The Living Word Commentary Series (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979), 180. (Huruf miring oleh dia.)
- 40 I. Howard Marshall, The Acts of the Apostles, The Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980), 425. 41Ibid.
- 42 Roma bertanggung jawab atas perawatan dan perumahan Paulus selama ia tinggal di Roma. Adalah mungkin bahwa ia menyewa sendiri rumahnya supaya bisa punya lebih banyak kebebasan dalam mempergunakan pelbagai fasilitas. Biaya "gratis" dari negara mau tidak mau punya pelbagai persyaratan di dalamnya.
- 43 Bantuan keuangan datang dari Filipi selama periode itu (Filipi 2:25; 4:10-14, 18). Beberapa orang ada juga yang berspekulasi bahwa kira-kira waktu itu Paulus mungkin baru saja menerima warisan. Beberapa bahkan beranggapan bahwa Paulus membiayai sendiri hidupnya dengan membuat tenda, namun ini tampaknya tidak mungkin.
- 44 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 287.
- 45 Gelar lengkap "Tuhan Yesus Kristus" mencakup seluruh kebenaran menakjubkan tentang Tuhan dan Tuan kita.
- 46 Disadur dari John R. W. Stott, The Message of Acts (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 400.
- 47 Dalam semua suratnya ini Paulus diacukan sedang dipenjara (Efesus 3:1; 4:1; Filipi 1:13; Kolose 4:3, 18; Filemon 1, 9, 13). Ada banyak keterkaitan di antara surat-surat itu (orang-orang yang sama ada bersama Paulus, orang-orang yang sama meyampaikan surat-surat itu, dll.), yang mengarahkan kita untuk berkesimpulan bahwa semua surat itu ditulis pada waktu yang sama dari tempat yang sama. Karena, dalam salah satu surat itu, Paulus menyinggung tentang "istana Kaisar" (Filipi 4:22; lihat juga 1:13), maka banyak orang percaya bahwa surat-suart itu ditulis dari Roma pada waktu pemenjaraan Paulus yang pertama di situ. Beberapa juga percaya bahwa Paulus adalah penulis Kitab Ibrani, yang bisa jadi ditulis pada waktu periode itu (lihat Ibrani 13:19, 23, 24). Untuk latar belakang Kitab Ibrani, lihat edisi Truth for Today "A Survey of the New Testament" (July 1993).
- 48 Untuk keterangan lebih lanjut bagi keempat surat ini, lihat lagi "A Survey of the New Testament."
- 49 Lihat Filipi 1:1; 2:19-23; Kolose 1:1; 4:14; Filemon 24.
- 50 Lihat Kolose 4:10; Filemon 24; Kisah 13:13; 15:36-40; 2Timotius 4:11.
- 51 Aristarkhus ikut pergi bersama Paulus ke Roma.
- 52 Lihat Efesus 6:21; Filipi 2:25; Kolose 1:7; 4:7, 10, 11-14; Filemon 23, 24. Mengenai Demas, lihat juga 2Timotius 4:10.
- 53 Ini mencakup gereja-gereja seperti Kolose dan Laodikia yang berdirinya mungkin akibat dari pekerjaan Paulus di Efesus, meskipun secara pribadi ia tidak menginjil di kota-kota itu (Kolose 1:7, 8; 2:1; 4:16).
- 54 Lihat Efesus 6:21; Filipi 2:19, 23, 25-30; Kolose 4:7, 8, 10.
- 55 Filipi 3; 4 merupakan "buku panduan" yang pertama kali bagi "kekuatan pemikiran positif."
- 56 Ia berharap agar dibebaskan (Filipi 1:25, 26; 2:24; Filemon 22), namun baginya pembebasan bukanlah masalah pribadi yang penting.
- 57 Boleh jadi ia sudah secara khusus berpikir tentang kesempatan untuk menginjili Nero.
- 58 Jika pelajaran ini dipakai sebagai materi khotbah, para pendengar harus didorong melakukan apa saja yang perlu untuk membuat pelajaran ini menjadi "kata terakhir" bagi setiap orang: "Ia mengasihi Allah dan manusia, jadi ia mentaati Allah dan melayani orang lain!"
- 1 "Rahasia Kristus" mengacu kepada pengajaran Perjanjian Lama tentang Mesias yang tidak bisa dipahami secara penuh oleh manusia sampai makna seluruhnya akhirnya diwahyukan kepada Paulus dan orang-orang terilham lainnya (Efesus 3:3-5).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) CATATAN KHOTBAH (KIS 28)
Beberapa penginjil dan guru pernah menyajikan pelajaran sambungan Kitab Kisah ini dengan judul "Kisah 29." Mereka ...
CATATAN KHOTBAH (KIS 28)
Beberapa penginjil dan guru pernah menyajikan pelajaran sambungan Kitab Kisah ini dengan judul "Kisah 29." Mereka memakai judul itu untuk menekankan bahwa Kisah pasal 28 bukanlah akhir dari kisah "segala perbuatan" para pelayan Allah. Anda mungkin lebih suka memakai judul itu.
PERJALANAN TERAKHIR DAN KEMATIAN PAULUS
Meskipun Lukas di akhir Kisah meninggalkan Paulus di dalam penjara, namun tiga kitab dalam Perjanjian Baru memberi pandangan sekilas tentang pelbagai aktivitas Paulus berikutnya. Ketiga kitab itu, 1 dan 2Timotius dan Titus, ditulis untuk dua pemimpin gereja yang masih muda yang pernah bekerja dan dilatih di bawah Paulus.
Kita tahu bahwa Paulus, jika memungkinkan, sudah lama ingin pergi ke Spanyol (Roma 15:24, 28), dan Eusebius (sekitar 275-339 M.), sejarawan gereja, menyiratkan bahwa Paulus pada suatu ketika akhirnya dibebaskan dari pemenjaraannya oleh Romawi. Selanjutnya, pelbagai tulisan umat Kristen mula-mula berisi juga pelbagai pernyataan bahwa Paulus menyebarkan injil sampai sejauh Spanyol. Kira-kira tahun 96 M., Clement dari Roma menulis kepada jemaat Korintus:
... Paulus juga memperoleh upah dari panjang sabarnya, setelah tujuh kali dijebloskan ke dalam tahanan, dipaksa menyelamatkan diri, dan dirajam batu. Setelah menginjil baik di belahan timur dan barat, ia mendapat reputasi terkenalnya karena imannya, setelah mengajarkan kebenaran kepada seluruh dunia, dan tiba di batas terjauh dunia barat, dan menderita martir di bawah pejabat pemerintahan [Roma]. Demikianlah ia meninggalkan dunia ini, dan pergi ke tempat yang kudus, setelah membuktikan dirinya sebagai contoh kesabaran yang mengesankan.1
Waktu Paulus menyurati Titus, ia tidak sedang dibelenggu oleh Romawi. Ia baru saja meninggalkan Timotius di Efesus (1Timotius 1:3), dan tampaknya ia meninggalkan Titus di Kreta setelah tinggal beberapa lama di situ (Titus 1:5). Ia ingin bertemu lagi dengan Titus di Nikopolis, kota yang terletak antara Kreta dan Dalmatia, tempat dimana Paulus ingin menghabiskan musim dinginnya (Titus 3:12). Belakangan kita tahu Titus pergi ke Dalmatia (2Timotius 4:10), tapi kita tidak yakin apakah Paulus dan Titus sempat berjumpa atau tidak seperti yang direncanakan, sebelum Titus melanjutkan perjalanannya.
Pada saat menulis 2Timotius, Paulus kembali berada dalam penjara di Roma dan sudah diadili (2Timotius 4:16, 17). Kemungkinan ia baru saja dipenjarakan, sebab bukti menyatakan bahwa ia baru saja melakukan perjalanan. Ia meninggalkan jubah dan beberapa perkamennya di Troas (2Timotius 4:13), dan ia belum lama berpisah dari teman-temannya di Miletus dan Korintus (2Timotius 4:20). Bisa jadi ia juga baru dari Efesus (2Timotius 4:14, 15), dan sepertinya ia menghadapi permasalahan di situ. Kitab 2 Timotius tampaknya merupakan surat terakhir Paulus. Isi perkataannya, yang menjadi kehendak dan wasiat terakhir Paulus, terjalin dengan himbaunnya yang menyentuh hati, dengan pelbagai perintah yang berkumandang, dan dengan tulisan kemenangan, meskipun ia di ambang maut yang segera menjemput.2
Penangkapan kembali Paulus kemungkinan terjadi sekitar tahun 67 M. Tradisi tak terilham mengatakan bahwa Paulus dipenggal pada tahun itu juga di Roma atas perintah Nero
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Eusebius Ecclesiastical History 2.22
2 "Surat-Surat Penjara" adalah Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon. Lihat catata...
Catatan Akhir:
- 1 Eusebius Ecclesiastical History 2.22
- 2 "Surat-Surat Penjara" adalah Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon. Lihat catatan tentang hal ini dalam pelajaran sebelumnya.
- 3 Sebagaimana telah ditulis dalam pelajaran sebelumnya, Paulus sudah siap mati jika itu memang kehendak Tuhan, namun ia berharap untuk dibebaskan.
- 4 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles , vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 292.
- 5 1Clement 5. Clement dari Rome (sekitar 30-100 M.) merupakan salah satu Bapa Rasuli yang paling penting.
- 6 "Terjemahan Fragmen Muratorian" dari The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, ed. Samuel M. Jackson (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 8:56. Kanon Muratorian merupakan sebuah potongan naskah awal, yang berisi daftar kitab-kitab Perjanjian Baru, yang menyediakan bukti berharga tentang informasi Kanon Perjanjian Baru.
- 7 Karena Nero tidak secara pribadi mengadili setiap orang yang "naik banding kepada Kaisar," maka beberapa orang meragukan bahwa Paulus pernah berdiri di hadapan dia. Beberapa orang bahkan menyatakan bahwa Paulus dibebaskan tanpa diadili sebab orang-orang Yahudi dari Yerusalem tidak lagi melanjutkan tuntutan mereka. Namun begitu malaikat itu sudah berkata bahwa Paulus "harus berdiri di hadapan Kaisar," jadi saya yakin Paulus melakukannya.
- 8 Lihat peta di halaman 49.
- 9 Beberapa orang percaya bahwa surat untuk Titus ditulis lebih awal, sewaktu Paulus tinggal di Efesus.
- 10 1 dan 2Timotius dan Titus sering disebut "surat-surat pastoral [penggembalaan]" sebab para penginjil denominasi biasanya diberi gelar "pastor." Namun begitu, seperti yang sudah kita lihat, istilah "pastor" dalam Alkitab tidak diterapkan untuk penginjil, tetapi untuk para penatua (lihat catatan tentang Kisah 20:28). 1 dan 2Timotius lebih baik diacukan sebagai "surat-surat penginjilan."
- 11 Paul Rogers, "At the End of Paul's Life," The Preacher's Periodical (May 1985), 27.
- 12 Dikutip dari Vera E. Walker, A First Church History (London: Student Christian Movement Press, 1936), 13, 14.
- 13 Ada kontroversi yang cukup besar tentang "pembelaan pertama" yang Paulus singgung, namun yang ini mungkin mengacu kepada kejadian yang baru saja terjadi-mungkin berupa persiapan dengar pendapat sebelum persidangan sesungguhnya dilakukan.
- 14 Kitab Suci tidak memberikan informasi tentang pelbagai kejadian yang dibahas dalam pelajaran ini. Oleh sebab itu saya berpaling kepada pelbagai tulisan tak terilham dari umat Kristen mula-mula dan para sejarawan sekular yang mencatat fakta-fakta dan kepercayaan mula-mula tentang pelbagai peristiwa ini. Sudah tentu, "tradisi-tradisi" ini tidak sehandal catatan Allah yang terilham.
- 15 Perpisahan kita hanyalah sampai nanti kita bertemu lagi di sorga.
- 16 Ini akan setuju dengan fakta bahwa dalam bagian terakhir Kitab Kisah, sebagian besar rasul tampaknya tidak berada di Yerusalem (lihat catatan tentang Kisah 9:26, 27; catatan tentang Kisah 12:17; catatan tentang Kisah 15:4,; dan catatan tentang Kisah 21:18).
- 17 Beberapa orang percaya bahwa kata "Babel" merupakan cara terselubung untuk mengacukan Roma, namun tidak ada bukti bahwa Roma pernah diacukan sebagai Babel sebelum Kitab Wahyu ditulis (Wahyu 17:5, 9, 10). Juga tidak ada indikasi bahwa 1Petrus 5:13 dimaksudkan bersifat figuratif. Babel muncul di abad pertama sebagai satu kota kecil di daerah Efrat, dan kemungkinan di situlah Petrus berada ketika ia menulis surat pertamanya. Kita bisa katakan dengan kepastian yang agak besar bahwa Petrus tidak berada di Roma pada waktu Paulus menulis Kitab Roma, kalau tidak Paulus tentunya akan sudah menyebut namanya. Ada sebuah tradisi bahwa Petrus pergi ke Roma di akhir hidupnya dan mati di situ. Mungkin saja ia pergi ke Roma.
- 18 Untuk informasi selanjutnya tentang pelbagai tulisan yang dicantumkan dalam paragraf ini dan selanjutnya, lihat edisi Truth for Today "A Survey of the New Testament" (July 1993).
- 19 Dalam surat keduanya, Petrus membuat acuan terhadap tulisan-tulisan Paulus (2Petrus 3:15, 16).
- 20 Kitab Yakobus bisa sudah ditulis kapan saja antara 44 M. dan 62 M.
- 21 David Roper, A Survey of the New Testament. "James: Practical Christianity," Truth for Today (July 1993), 39.
- 22 Orang-orang Yahudi juga terus menganiaya umat Kristen kapan saja mereka punya kesempatan (Wahyu 2:9, 10); namun setelah penghancuran Yerusalem pada 70 M., mereka tidak lagi mampu melakukan upaya itu secara bersama-sama.
- 23 Kebanyakan tuduhan ini berawal dari kesalahpahaman manusia terhadap ajaran dan praktik agama Kristen: Ajaran tentang kerajaan dikira hasutan untuk memberontak; pelaksanaan karunia rohani dikira ilmu sihir; kasih untuk orang Kristen yang lain dikira incest; mengambil tubuh Tuhan secara simbolis dalam Perjamuan Tuhan dikira kanibalisme.
- 24 S. Angus, "Roman Empire," International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 3:2607.
- 25 Domitian adalah anak laki-laki yang lebih muda dari Vespasian. Kakaknya yang lebih tua, Titus, yang juga menjadi kaisar, menghancurkan Yerusalem pada 70 M.
- 26 Ray Summers, Worthy is the Lamb (Nashville: Broadman Press, 1951), 83-85.
- 27 Menurut satu tradisi, teman karib Paulus lainnya, Dr. Lukas, telah dibunuh lebih dahulu dalam kaitannya dengan penganiayaan oleh Nero.
- 28 Menurut tradisi, setelah kematian Domitian, Yohanes kembali ke Efesus, dimana ia mati secara wajar ketika usianya hampir mencapai seratus tahun.
- 29 Dikutip dari Walker, 17.
- 30 Marie Gentert King, ed., Foxe's Book of Martyrs (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1968), 13-31.
- 31 Ignatius disebut dalam catatan kaki 10 di halaman 236 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 32 Polikarpus juga disebut dalam catatan kaki 10 di halaman 236 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 33 Polycarp Martyrdom of Polycarp 9.
- 34 Justin Martyr disebut di halaman 227 dan 229 pada buku "Kisah, Bagian IV."
- 35 Handbook of Church History, The Living Word Series (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 17.
- 36 Penulis tak dikenal, dikutip dari Theodora W. Wilson, Into the Arena (London: William Collins Sons and Co., 1944), 102.
- 37 Ini tidak berarti bahwa semua bentuk penganiayaan terhadap umat Kristen berhenti. Mereka yang membela jalan Allah sudah selalu dan akan selalu dianiaya dengan berbagai cara (2Timotius 3:12).
- 38 Lihat Matius 24:24; Kisah 20:28-31; 2Tesalonika 2:3-12; 1Timotius 4:1-3; 2Timotius 4:1-4; 2Petrus 2:1, 2.
- 39 J. Vernon Bartlet, Early Church History (London: The Religious Tract Society, 1894), 19-20.
- 40 Jika pelajaran ini dipakai sebagai materi khotbah, maka akan cocok untuk berbagi sedikit kenangan tentang orang Kristen "biasa" dari jemaat lokal yang telah memperlihatkan semangat orang Kristen dalam Kitab Kisah.
- 41 Jika pelajaran ini dipakai sebagai materi khotbah, para pendengar harus didorong untuk menerima injil. Bisa disimak bahwa adanya respon (atau tak adanya respon) dari mereka adalah juga bagian dari catatan sorgawi.
Catatan Akhir Catatan Khotbah:
- 1 1Clement 5.
- 2 R.N. Longenecker, "Paul, the Apostle," in The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible, ed. Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1975), 4:657.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi