Teks -- 2 Samuel 3:30 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Sam 3:22-39
Matthew Henry: 2Sam 3:22-39 - Yoab Membunuh Abner; Ratapan Daud atas Pembunuhan terhadap Abner Yoab Membunuh Abner; Ratapan Daud atas Pembunuhan terhadap Abner (3:22-39)
Kita mendapati dalam perikop ini gambaran tentang pembunuhan terhadap Ab...
Yoab Membunuh Abner; Ratapan Daud atas Pembunuhan terhadap Abner (3:22-39)
- Kita mendapati dalam perikop ini gambaran tentang pembunuhan terhadap Abner oleh Yoab, dan kemarahan Daud yang mendalam karenanya.
- I. Yoab dengan sangat kurang ajar mencerca Daud karena sudah mengadakan perjanjian dengan Abner. Yoab kebetulan sedang melakukan tugas di luar ketika Abner bertemu dengan Daud, sedang mengejar pasukan, entah orang Filistin atau pihak Saul. Tetapi, pada saat kembali, ia diberi tahu bahwa Abner baru saja pergi (ay. 22-23), dan bahwa banyak hal baik telah terjadi antara Daud dan Abner. Abner mempunyai segala alasan untuk puas dengan kebijaksanaan Daud, dan untuk menyetujui langkah-langkah yang diambilnya, karena Abner sendiri mengenalnya sebagai orang yang bijak dan baik, dan bertindak di bawah pimpinan ilahi dalam semua urusannya. Sekalipun begitu, seolah-olah ia mempunyai kuasa yang sama dalam perkara Daud seperti yang dimiliki Abner dalam perkara Isyboset, ia menegur Daud, dan mencelanya di depan mukanya sebagai orang yang tidak cerdik (ay. 24-25): Apakah yang telah kauperbuat? Seolah-olah Daud bertanggung jawab kepadanya atas apa yang ia lakukan: “Mengapa engkau membiarkannya begitu saja, ketika engkau bisa saja menangkapnya sebagai tahanan? Ia datang sebagai mata-mata, dan pasti akan mengkhianatimu.” Sulit untuk dikatakan, apakah Yoab yang cukup lancang untuk menghina rajanya seperti itu, ataukah justru Daud yang cukup bersabar untuk menerima penghinaan itu. Yoab, pada dasarnya, mencela Daud sebagai orang bodoh ketika ia memberi tahu Daud bahwa ia tahu Abner datang untuk menipu Daud, dan sekalipun begitu Daud mempercayainya. Kita tidak mendapati Daud memberi jawab kepada Yoab, bukan karena Daud takut kepadanya, seperti Isyboset takut kepada Abner (ay. 11), melainkan karena Daud tidak ambil peduli terhadap Yoab, atau karena Yoab memang tidak mempunyai sopan santun untuk menunggu jawaban.
- II. Yoab dengan sangat khianat menyuruh orang untuk memanggil Abner kembali, dan, dengan berpura-pura ingin berbicara secara pribadi dengan Abner, membunuhnya secara biadab dengan tangannya sendiri. Bahwa Yoab memanfaatkan nama Daud, dengan berdalih hendak memberi beberapa petunjuk lebih jauh kepada Abner, tersirat dalam kata-kata ini, tanpa diketahui Daud (ay. 26). Abner, karena tidak merancang kejahatan apa pun, tidak takut kepada siapa-siapa, tetapi dengan sangat polos kembali ke Hebron. Dan, ketika ia mendapati Yoab menunggunya di pintu gerbang, ia menepi untuk berbincang-bincang dengannya secara pribadi, dengan melupakan apa yang sudah ia katakan sendiri ketika ia membunuh Asael, bagaimana aku dapat memandang muka Yoab, abangmu itu? (2:22). Dan di sanalah Yoab membunuhnya (ay. 27). Dan disiratkan (ay. 30) bahwa Abisai mengetahui rancangan itu, ikut membantu dan bersekongkol, dan akan datang menolong saudaranya jika diperlukan. Oleh sebab itu Abisai didakwa sebagai kaki tangan dalam kejahatan itu: Yoab dan Abisai membunuh Abner, meskipun mungkin yang mengetahui hal itu hanyalah Dia yang mengetahui rahasia pikiran dan niat hati manusia. Nah, dalam hal ini,
- 1. Sudah pasti bahwa Tuhan itu benar. Abner sudah menentang Daud dengan penuh kebencian, dan melawan hati nuraninya sendiri yang menyatakan bahwa ia bersalah. Sekarang dengan hina pula ia meninggalkan Isyboset, dan mengkhianatinya, dengan berdalih hendak mengindahkan Allah dan Israel, tetapi sebenarnya berdasarkan kesombongan, balas dendam, dan ketidaksabaran untuk mengendalikan diri. Oleh sebab itu Allah tidak akan memakai orang yang begitu jahat, meskipun Daud mungkin akan memakainya, dalam pekerjaan yang begitu baik seperti menyatukan Israel. Penghakiman-penghakiman dipersiapkan untuk para pencemooh seperti Abner. Akan tetapi,
- 2. Pasti juga bahwa Yoab tidak benar, dan, dalam apa yang dia lakukan, berbuat fasik. Daud adalah seorang yang berkenan di hati Allah, tetapi ia tidak dapat memiliki orang-orang di sekitarnya, bahkan di tempat-tempat kepercayaan yang tertinggi sekalipun, sesuai dengan kehendak hatinya. Banyak raja yang baik, dan tuan yang baik, terpaksa mempekerjakan orang-orang yang jahat.
- (1) Bahkan dalih untuk melakukan pembunuhan ini sangatlah tidak adil. Abner memang telah membunuh Asael, saudara Yoab, dan Yoab dan Abisai dalam hal ini mengaku sebagai penuntut darahnya (ay. 27, 30). Akan tetapi Abner membunuh Asael dalam perang terbuka, dengan memberikan tantangan kepada Asael. Yoab sendiri telah menerima tantangan itu, dan telah membunuh banyak teman Abner. Abner juga membunuh Asael untuk membela diri, dan tidak sebelum ia memberikan peringatan yang baik kepada Asael yang tidak mau mendengar Abner, dan lagi pula Abner melakukannya dengan enggan hati. Tetapi Yoab di sini menumpahkan darah dalam zaman damai (1Raj. 2:5).
- (2) Beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa apa yang mendasari permusuhan Yoab terhadap Abner, membuat masalah ini jauh lebih buruk. Yoab sekarang adalah panglima dari pasukan-pasukan Daud. Akan tetapi, jika Abner berpihak pada kepentingan Daud, ada kemungkinan Abner akan lebih dipilih daripada Yoab, sebab Abner adalah perwira yang lebih tua, dan lebih berpengalaman dalam ilmu perang. Hal ini membuat Yoab cemburu, dan merasa lebih baik menanggung kesalahan karena menumpahkan darah daripada memikirkan adanya saingan.
- (3) Yoab melakukannya secara khianat, dengan dalih ingin berbicara baik-baik dengan Abner (Ul. 27:24). Seandainya Yoab menantang Abner, Yoab akan bertindak seperti seorang prajurit. Tetapi membunuhnya adalah perbuatan yang keji dan seperti seorang pengecut. Perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus (Mzm. 55:22). Demikian pula Yoab secara hina membunuh Amasa (20:9-10).
- (4) Tindakan pembunuhan itu merupakan penghinaan yang besar terhadap Daud dan mencederai dirinya, karena ia sekarang telah mengikat perjanjian dengan Abner, seperti yang diketahui Yoab juga. Abner sebenarnya sedang melaksanakan tugas tuannya sekarang, dan karena itu, dengan menyerang Abner, Yoab sebenarnya sedang menghantam Daud sendiri.
- (5) Pembunuhan yang dilakukan Yoab sangat diperparah karena ia melakukannya di pintu gerbang, di hadapan semua orang dan secara terang-terangan, seperti orang yang tidak tahu malu, bermuka tebal. Pintu gerbang adalah tempat penghakiman dan tempat pertemuan orang banyak. Yoab melakukan pembunuhan di sana dengan menentang keadilan, baik itu terhadap hukuman yang adil dari para hakim maupun terhadap kebencian yang wajar dari orang banyak. Yoab melakukannya seperti orang yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Ia menganggap diri mengendalikan segala sesuatu, padahal Hebron adalah kota orang Lewi dan kota perlindungan.
- III. Daud merasa sangat terenyuh, dan dalam banyak cara mengungkapkan kemarahannya terhadap kejahatan yang mengerikan ini.
- 1. Daud membasuh tangannya dari kesalahan atas darah Abner. Supaya jangan sampai orang curiga bahwa Yoab diberi isyarat diam-diam oleh Daud untuk melakukan apa yang dilakukannya dan terlebih lagi karena Yoab tidak mendapat hukuman untuk waktu yang begitu lama, maka Daud di sini berseru dengan sungguh-sungguh kepada Allah akan ketidakbersalahannya: Aku dan kerajaanku tidak bersalah dan kerajaanku tidak bersalah karena aku tidak bersalah, di hadapan TUHAN sampai selama-lamanya (ay. 28). Sungguh menghibur untuk dapat berkata, ketika suatu hal buruk terjadi, bahwa kita tidak ikut andil di dalamnya. Kami tidak mencurahkan darah ini (Ul. 21:7). Dengan begitu, seperti apa pun kita mungkin dicela atau dicurigai, hati kita tidak akan mencela kita.
- 2. Daud menanggungkan kutukan atas perbuatan itu kepada Yoab dan keluarganya (ay. 29): “Biarlah itu ditanggung oleh Yoab sendiri. Biarlah darah itu berteriak melawannya, dan biarlah pembalasan ilahi mengikutinya. Biarlah kejahatan itu dibalaskan kepada anak cucunya, berupa suatu penyakit keturunan atau yang lain. Semakin lama hukuman ditunda, semakin lama kiranya hukuman itu berlangsung ketika sudah tiba. Biarlah keturunannya terkena aib, ternoda oleh penyakit yang mengeluarkan lelehan atau kusta, yang akan membuat mereka diasingkan dari masyarakat. Biarlah mereka menjadi pengemis, atau lumpuh, atau mati cepat, supaya dapat dikatakan, dia adalah salah seorang keturunan Yoab.” Ini menyiratkan bahwa kesalahan karena menumpahkan darah mendatangkan kutukan ke atas keluarga. Jika manusia tidak membalasnya, maka Allah akan membalasnya, dan akan menyimpan kesalahan itu untuk anak cucu. Tetapi menurut saya, hukuman yang tegas terhadap pembunuh itu sendiri akan lebih baik bagi Daud daripada kutukan yang penuh amarah ini, yang mengancamkan penghakiman-penghakiman Allah atas keturunan Yoab.
- 3. Daud memanggil semua orang di sekelilingnya, bahkan Yoab sendiri, untuk meratapi kematian Abner (ay. 31): Koyakkanlah pakaianmu dan merataplah di depan Abner, yaitu, di depan mayat Abner, seperti Abraham dikatakan meratapi isterinya yang mati (Kej. 23:2-3). Daud memberikan alasan mengapa mereka harus menghadiri pemakaman Abner dengan berkabung secara tulus dan khidmat (ay. 38), sebab pada hari ini gugur seorang pemimpin, seorang besar, di Israel. Persekutuannya dengan Saul, kedudukannya sebagai panglima, pengaruhnya, dan pelayanan-pelayanan besar yang sudah dilakukannya dulu, cukup untuk membuatnya disebut sebagai seorang pemimpin, seorang besar. Ketika Daud tidak bisa menyebut Abner sebagai orang kudus atau orang baik, ia tidak berkata apa-apa tentang itu. Tetapi Daud memberikan pujian kepada Abner untuk apa yang benar, meskipun Abner menjadi musuhnya sebelumnya, bahwa ia adalah seorang pemimpin, seorang besar. “Orang seperti itu telah gugur di Israel, dan gugur pada hari ini, tepat ketika ia sedang melakukan perbuatan terbaik yang pernah dilakukannya selama hidupnya. Pada hari ini, yaitu ketika ia mungkin akan begitu berguna untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan rakyat, dan dapat diluputkan dari hal yang begitu jahat ini.”
- (1) Biarlah mereka semua meratapinya. Kematian membawa perubahan yang merendahkan bagi semua orang, dan itu harus diratapi, terutama perubahan yang mempengaruhi para raja dan pembesar. Celaka! Celaka! (lih. Why. 18:10), betapa kematian telah membuat hina dan kecil orang-orang yang telah menjadikan diri mereka sebagai ketakutan terhadap pahlawan-pahlawan yang meliputi dunia orang-orang hidup! Tetapi kita terutama harus meratapi gugurnya orang-orang yang berguna di tengah-tengah puncak kebergunaan mereka, dan ketika mereka teramat dibutuhkan. Kehilangan yang dirasakan rakyat haruslah menjadi dukacita semua orang, sebab semua orang berbagi di dalamnya. Demikianlah, Daud memberi perhatian untuk menggugah hati rakyat, supaya mereka memberi penghormatan untuk mengenang seorang yang berjasa.
- (2) Biarlah Yoab dengan cara yang khusus meratapinya. Ia tidak begitu mempunyai hati untuk melakukannya, tetapi ia mempunyai lebih banyak alasan untuk melakukannya daripada semua yang lainnya. Jika ia dapat dibuat meratap dengan tulus hati, maka itu akan menjadi ungkapan pertobatan atas dosanya dalam membunuh Abner. Walaupun ia hanya meratap supaya dilihat orang, seperti yang mungkin demikian, namun itu adalah semacam laku tobat yang dikenakan kepadanya, dan membantu meringankan hukuman itu sekarang. Jika saat ini ia belum menebus pembunuhan itu dengan darahnya, maka biarlah ia melakukan sesuatu untuk menebusnya dengan air mata. Ada kemungkinan Yoab menuruti ungkapan pertobatan ini tanpa segan-segan, sebab sekarang maksudnya sudah tercapai. Karena sekarang Abner sudah ada dalam usungan mayat, maka tidak masalah seberapa megah pun ia terbaring. Sit divus, modo non sit vivus – Biarlah dia diangkat sebagai orang kudus, yang penting ia sudah mati.
- 4. Daud sendiri mengikuti jasad itu sebagai pelayat yang paling berkabung, dan menyampaikan pidato di pemakaman. Ia berjalan di belakang usungan mayat (ay. 31), dan menangis pada kubur Abner (ay. 32). Meskipun Abner dahulu menjadi musuhnya, dan mungkin telah terbukti sebagai teman yang sangat tidak setia, namun karena ia sudah menjadi orang yang gagah berani di medan pertempuran, dan mungkin telah melakukan jasa besar untuk kepentingan-kepentingan masyarakat pada saat yang genting ini, maka semua pertengkaran yang dulu dilupakan. Dan Daud benar-benar berkabung atas gugurnya Abner. Apa yang dikatakan Daud di atas kubur Abner menyebabkan banjir air mata pada semua orang yang hadir, ketika mereka menyangka bahwa mereka sudah membayar lunas utang (ay. 33-34): Apakah Abner harus mati seperti orang bebal?
- (1) Daud berbicara seperti orang yang geram karena Abner dibodohi hingga kehilangan nyawanya. Bahwa orang yang begitu besar seperti Abner, yang begitu termasyhur akan kelakuan dan keberaniannya, bisa diperdaya oleh persahabatan yang pura-pura, dibunuh secara tak terduga, dan dengan begitu mati seperti orang bodoh. Orang yang paling bijaksana dan gagah berani sekalipun tidak mempunyai pagar untuk melindungi diri dari pengkhianatan. Abner menganggap dirinya sebagai penentu perkara-perkara besar di Israel, sebagai orang yang begitu penting hingga mampu menyeimbangkan pemerintahan yang goncang, yang kepalanya penuh dengan rancangan-rancangan dan harapan-harapan besar. Melihat Abner dibodohi oleh seorang saingan yang hina, dan gugur secara tiba-tiba sebagai korban bagi hasrat dan kecemburuannya, ini menodai kesombongan dari segala perbuatan memegahkan diri, dan harus membuat orang tidak membangga-banggakan kemegahan duniawi. Janganlah percaya kepada para bangsawan (Mzm. 146:3-4). Dan karena itu, marilah kita memastikan sesuatu yang tentangnya kita tidak dapat dibodohi. Hidup seseorang, dan segala sesuatu yang disayanginya, bisa saja diambil darinya, tanpa mampu dicegahnya dengan segala hikmat, kehati-hatian, dan kelurusan hatinya. Tetapi ada sesuatu yang tidak dapat dibongkar dan dicuri oleh pencuri. Lihatlah di sini betapa kita lebih berutang budi pada penyelenggaraan Allah daripada pada kebijaksanaan kita sendiri, untuk kelanjutan hidup dan penghiburan-penghiburan kita. Kalau bukan karena kekang yang dikendalikan Allah atas hati nurani orang-orang jahat, betapa orang-orang yang lemah dan tidak bersalah akan cepat menjadi mangsa yang empuk bagi orang-orang yang kuat dan tak mengenal belas kasihan, dan orang-orang yang paling bijak mati seperti orang bebal! Atau,
- (2) Daud berbicara sebagai orang yang bermegah bahwa Abner tidak bertindak bodoh hingga kehilangan nyawanya: “Apakah Abner mati seperti orang bebal? Tidak, bukan seperti pelanggar hukum, pengkhianat atau penjahat, yang nyawanya diambil darinya karena perbuatannya sendiri dan diserahkan ke tangan keadilan umum. Tangannya tidak terikat, tidak pula kakinya terbelenggu, seperti kaki para penjahat. Abner tidak gugur di depan orang-orang benar, oleh putusan pengadilan. Tetapi seperti orang, orang yang tidak bersalah, gugur oleh orang-orang durjana, oleh para pencuri dan perampok, begitulah engkau gugur.” Apakah Abner mati seperti Nabal? Demikian Septuaginta membacanya. Nabal mati seperti ia hidup, seperti dirinya sendiri, seperti orang dungu. Tetapi nasib Abner adalah nasib yang bisa saja menimpa orang paling bijak dan paling baik di dunia sekalipun. Abner tidak menyia-nyiakan nyawanya seperti Asael, yang sengaja berlari menyongsong tombak, sekalipun sudah diberi peringatan. Tetapi Abner dihantam secara tak terduga. Perhatikanlah, sungguh menyedihkan untuk mati seperti orang bodoh, seperti yang dialami oleh orang-orang yang dengan suatu cara mempersingkat hidup mereka sendiri, dan terlebih lagi orang-orang yang tidak membuat persediaan bagi dirinya untuk dunia yang lain.
- 5. Daud berpuasa sepanjang hari itu, dan sama sekali tidak mau dibujuk untuk makan apa pun sampai malam (ay. 35). Sudah menjadi kebiasaan orang-orang yang berkabung pada saat itu untuk menahan diri dari makanan dan minuman selama beberapa waktu, seperti dalam pasal 1:12 dan 13. Jadi betapa tidak pada tempatnya untuk mengubah rumah berkabung menjadi rumah pesta! Penghormatan yang diberikan Daud kepada Abner ini sangat menyenangkan rakyat dan menghibur hati mereka, bahwa ia, sedikit pun, tidak terlibat dalam pembunuhan itu (ay. 36-37). Daud berusaha keras untuk menghindari kecurigaan itu, supaya jangan sampai kejahatan Yoab membuatnya dibenci orang, seperti kejahatan Simeon dan Lewi membuat Yakub dibenci (Kej. 34:30). Pada kesempatan ini dikatakan, segala sesuatu yang dilakukan raja dianggap baik oleh seluruh rakyat. Ini menyiratkan,
- (1) Cinta kasih Daud kepada rakyat. Ia berusaha menyenangkan mereka dalam segala hal, dan dengan hati-hati menghindari apa yang bertentangan dengan kehendak mereka.
- (2) Pemikiran mereka yang baik tentang Daud. Mereka berpikir bahwa segala sesuatu yang dia lakukan, dilakukan dengan baik. Kesediaan untuk saling menyenangkan seperti itu, dan kemudahan untuk disenangkan, akan membuat setiap hubungan menghibur.
- 6. Daud meratapi bahwa ia tidak dapat menegakkan keadilan terhadap para pembunuh itu secara aman (ay. 30). Ia lemah, kerajaannya baru ditanam, dan sedikit goncangan akan menggulingkannya. Keluarga Yoab mempunyai pengaruh besar, berani dan tidak takut siapa pun. Menjadikan mereka sebagai musuh-musuhnya sekarang mungkin akan menimbulkan akibat yang buruk. Anak-anak Zeruya ini terlalu sukar baginya, terlalu besar untuk dicengkeram oleh hukum. Dan karena itu, meskipun oleh manusia, oleh hakim, darah seorang pembunuh harus ditumpahkan (Kej. 9:6), namun Daud memegang pedang dengan sia-sia, dan hanya berpuas diri dengan menyerahkan mereka kepada penghakiman Allah: Kiranya TUHAN membalas kepada orang yang berbuat jahat setimpal dengan kejahatannya. Nah, hal ini mengurangi,
- (1) Kebesaran Daud. Dia adalah raja yang diurapi, dan sekalipun begitu dibuat gentar oleh rakyatnya sendiri, dan sebagian dari mereka terlalu sukar baginya. Siapa yang akan menginginkan kekuasaan jika orang bisa disebut berkuasa, dan harus bertanggung jawab atas kekuasaan itu, namun terhalangi untuk menggunakannya?
- (2) Kebaikan Daud. Ia seharusnya melakukan kewajibannya, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah. Fiat justitia, ruat coelum – Biarlah keadilan ditegakkan, meskipun langit harus runtuh. Seandainya hukum dibiarkan berjalan menentang Yoab, mungkin pembunuhan terhadap Isyboset, Amnon, dan yang lain akan dicegah. Cara kebiasaan duniawi dan rasa iba yang kejam, itulah yang membiarkan Yoab terluput. Kebenaran menyokong takhta, dan tidak akan pernah menggoncangkannya. Namun hanya penangguhan hukuman yang diberikan Daud kepada Yoab. Di ranjang kematiannya, Daud menyerahkan kepada Salomo (yang dapat menggunakan pedang keadilan dengan lebih baik karena ia tidak mempunyai keperluan untuk menghunus pedang perang) untuk membalaskan darah Abner. Kejahatan mengejar orang-orang berdosa, dan akan menyusul mereka pada akhirnya. Daud memberikan jabatan kepada anak Abner, Yaasiel (1Taw. 27:21).
SH: 2Sam 3:22-39 - Diperbudak dendam. (Rabu, 18 Februari 1998) Diperbudak dendam.
Apabila seseorang diperbudak sesuatu, tidak ada lagi analisa kritis dalam dirinya. Begitulah Yoab dan Abisai. Abner sebenarnya tid...
Diperbudak dendam.
Apabila seseorang diperbudak sesuatu, tidak ada lagi analisa kritis dalam dirinya. Begitulah Yoab dan Abisai. Abner sebenarnya tidak bersalah, dalam hal kematian Asael di waktu perang (bdk. ">
Kemenangan yang ternoda. Perjuangan telah ternoda. Raja Daud yang cinta jalan damai jelas tak seprinsip Yoab yang suka kekerasan. Raja Daud dengan tegas mengutuk perbuatan biadab yang dilakukan Yoab (ayat 28-29), walaupun ia tidak dapat melakukan hukuman fisik pada saat itu kepada Yoab (ayat 39). Tetapi ia tetap berharap bahwa hukuman itu kelak akan terjadi (bdk. ">
Tindakan yang mengharukan. Suatu ucapan yang disampaikan seorang pemimpin yang kharismatik, memiliki kekuatan. Waktu raja Daud menggubah suatu ratapan untuk mengenang Abner (ayat 2:33-34" context="true">33-34), semua rakyat mengikuti apa yang dilakukan raja dan dianggapnya baik (ayat 31-37).
Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk tetap bersandar kepada-Mu.
SH: 2Sam 3:22-39 - Jabatan bukan jaminan (Minggu, 12 September 2010) Jabatan bukan jaminan
Jika integritas tidak ada pada kita sewaktu kita bukan siapa-siapa, jangan mengharapkan integritas itu akan datang setelah kita...
Jabatan bukan jaminan
Jika integritas tidak ada pada kita sewaktu kita bukan siapa-siapa, jangan mengharapkan integritas itu akan datang setelah kita jadi orang. Pemerintahan Raja Daud berada pada saat kritis. Sebuah visi tentang Kerajaan Israel bersatu telah nyata di depan mata. Penyatuan kekuasaan antara takhta Raja Daud dan takhta Raja Saul yang tengah dikuasai oleh Abner melalui raja-boneka Isyboset, tinggal menghitung hari. Namun ternyata tidak semua anggota tim inti Raja Daud memiliki kerohanian dan integritas seperti dia.
Yoab sebagai seorang berpangkat tinggi ternyata menunjukkan kekejian yang luar biasa. Ia menipu dan membunuh Abner, seorang jenderal yang memprakarsai penyatuan kedua takhta itu. Secara politis, mungkin Yoab khawatir dengan persaingan antara dirinya dengan Abner setelah kerajaan itu bersatu, karena Abner menguasai lebih banyak wilayah dan rakyat dibandingkan dirinya. Yoab juga punya dendam pribadi karena Abner telah membunuh adiknya, Asael. Padahal kalau dipikir-pikir, sebenarnya Yoab tidak mempunyai alasan apa pun untuk dendam terhadap Abner, karena Asael dibunuh di medan perang – itu pun setelah berulang kali Abner memperingatkan Asael, karena Abner merasa tidak enak hati terhadap Yoab (bdk. 2Sam. 2:23).
Tak urung kematian Abner membuat Raja Daud meratap tanpa malu-malu. Bahkan secara terbuka Daud menyatakan kutukan atas pembunuh Abner, walaupun Abner secara terbuka menentang dia hampir seumur hidupnya. Daud menyadari bahwa Tuhanlah yang berkuasa, Tuhanlah yang Empunya takhta yang saat itu dipercayakan kepada Daud.
Dari Daud dan Yoab kita belajar bahwa kedudukan tinggi bisa memberikan kehormatan, tetapi tidak bisa memberikan kepribadian yang mulia. Kepribadian mulia, yang seturut dengan kehendak Allah, harus kita pupuk dengan hati yang tulus dan terbuka di hadapan Allah, membiarkan Allah membentuk kita melalui pengenalan firman-Nya, persekutuan dengan umat-Nya, dan pengalaman-pengalaman hidup kita.
SH: 2Sam 3:22-39 - Dendam yang menghanguskan (Kamis, 12 Juni 2014) Dendam yang menghanguskan
Berbagai perasaan campur aduk dalam diri Yoab ketika tahu bahwa Abner menemui Daud, tetapi Daud tidak bertindak apa pun (23...
Dendam yang menghanguskan
Berbagai perasaan campur aduk dalam diri Yoab ketika tahu bahwa Abner menemui Daud, tetapi Daud tidak bertindak apa pun (23). Yoab curiga bila Abner akan mengelabui Daud dengan menjadi agen ganda (25). Selain itu, mungkin ada kekhawatiran kalau-kalau Daud akan menjadikan Abner sebagai panglima perangnya, mengingat pengalaman Abner di bidang militer (bdk. ayat 38). Maka bila aliansi antara Daud dan Abner memang benar akan terjadi, karier Yoab akan terancam. Dan yang masih ada dalam hati Yoab adalah dendam karena kematian Asael yang belum terbalaskan (30). Maka Yoab menyampaikan protes kepada Daud (24).
Karena melihat Daud tidak melakukan tindakan apa pun, Yoab memutuskan untuk membunuh Abner dengan tangannya sendiri, tanpa sepengetahuan Daud (26-27). Ia ingin hutang nyawa dibayar nyawa pula. Ia tidak mau menyerahkan pembalasan itu kepada Allah (bdk. Rm. 12:19). Maka dengan muslihat, Yoab memancing Abner ke Hebron lalu membunuh Abner di situ. Padahal Hebron adalah kota perlindungan bagi orang-orang yang menghilangkan nyawa orang lain tanpa sengaja atau karena melindungi dirinya sendiri, seperti yang dilakukan Abner (lihat Yos. 20:7; Bil. 35:22-25). Dalam hal ini kita melihat bagaimana Yoab tidak menghormati ketetapan Allah. Selain itu, ia telah merusak perjanjian antara Daud dengan Abner, bahwa Daud akan melindungi Abner. Karena itu, rencana Daud untuk memakai Abner guna memenangkan hati suku-suku di wilayah utara, menjadi hancur. Tak heran bila Daud kemudian menyatakan bahwa diri dan kerajaannya tak ada sangkut pautnya dengan pembunuhan tersebut (28-29).
Dendam memang bisa merusak. Dendam menghanguskan kasih dan damai sejahtera yang ada di dalam hati. Dendam membuat seseorang merasa senang atas penderitaan orang lain. Dendam membuat orang tak menghargai nyawa sesama dan tak menghormati Tuhan. Maka sebelum kemarahan berubah menjadi dendam, kuasailah kemarahan itu dan serahkan pembalasan hanya kepada Tuhan. Biarkan Tuhan menyatakan keadilan-Nya.
SH: 2Sam 3:22-39 - Pembalasan Adalah Hak Tuhan (Selasa, 28 Januari 2020) Pembalasan Adalah Hak Tuhan
Dendam yang membara sulit dipadamkan, terlebih bila yang menjadi korban adalah keluarga sendiri. Bila tak terkendalikan, ...
Pembalasan Adalah Hak Tuhan
Dendam yang membara sulit dipadamkan, terlebih bila yang menjadi korban adalah keluarga sendiri. Bila tak terkendalikan, dendam itu akan terus-menerus menuntut korban.
Permusuhan antara Yoab dan Abner merupakan akibat peristiwa berdarah yang telah terjadi di antara keduanya. Yoab menyimpan dendam kepada Abner. Itulah sebabnya, Yoab sulit memercayai kalau Abner telah berubah dan menyatakan keberpihakannya pada Daud. Sebaliknya, ia masih memikirkan kemungkinan Abner hanya akan memperdaya Daud atau ada kemungkinan akan mengambil alih pimpinan militer (3:22-25).
Perasaan dendam itu pula yang telah mendorong Yoab untuk membunuh Abner, bukan dengan cara kesatria seperti layaknya prajurit, tetapi dengan cara licik demi membalas darah Asael adiknya. (3:26-27). Jatuhnya korban karena dendam dan dilakukan dengan cara yang licik itulah yang disesalkan Daud. Di sini Daud menyadari bahwa pembalasan dari Tuhan tak terhindarkan. Sebab itu, ia menyatakan bahwa dirinya dan kerajaan tidak menjadi bagian dari pembunuhan Abner. Peristiwa itu adalah tanggung jawab Yoab dan kaum keluarganya (3:28-30).
Agar terhindar dari murka Allah, maka Daud mengajak segenap rakyat berkabung untuk menyatakan penyesalan dan meratapi kematian Abner. Daud merasakan kedukaan yang teramat dalam (3:31-37). Daud menyadari kelemahannya. Meskipun sudah diurapi menjadi raja, namun ia masih berada dalam posisi yang lemah, bahkan ia pun mengakui belum mampu mengendalikan kekerasan anak-anak Zeruya. Tetapi, Daud menyerahkan semua itu kepada Tuhan. (3:38-39).
Alkitab menyatakan bahwa pembalasan adalah hak Tuhan. Itulah yang harus terus dipegang dan dikumandangkan. Allah meminta orang Kristen hidup dalam kasih, bukan kebencian. Allah menghendaki orang Kristen mampu mengendalikan diri dan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan karena Ia memegang kendali.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk memadamkan perasaan benci dan dendam di dalam diri kami. [CTR]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Sa...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
- (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
- (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.
Full Life: 2 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19)
A. Keberhasilan Politik Daud
...
Garis Besar
- I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19) - A. Keberhasilan Politik Daud
(2Sam 1:1-5:25) - 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
(2Sam 1:1-27) - 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
(2Sam 2:1-4:12) - 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
(2Sam 5:1-5) - 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
(2Sam 5:6-10) - 5. Daud Meluaskan Kerajaan
(2Sam 5:11-25) - B. Keberhasilan Rohani Daud
(2Sam 6:1-7:29) - 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
(2Sam 6:1-23) - 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
(2Sam 7:1-3) - 3. Perjanjian Allah dengan Daud
(2Sam 7:4-17) - 4. Tanggapan Daud
(2Sam 7:18-29) - C. Keberhasilan Militer Daud
(2Sam 8:1-10:19) - 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
dan Edom (2Sam 8:1-12) - 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
(2Sam 8:13-9:13) - 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
(2Sam 10:1-19) - II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
(2Sam 11:1-12:14) - A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
(2Sam 11:1-5) - B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
(2Sam 11:6-27) - C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
(2Sam 12:1-14) - III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
(2Sam 12:15-20:26) - A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
(2Sam 12:15-15:6) - 1. Kematian Anak Perzinaannya
(2Sam 12:15-25) - 2. Kesetiaan Yoab
(2Sam 12:26-31) - 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
(2Sam 13:1-20) - 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
(2Sam 13:21-36) - 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
(2Sam 13:37-15:6) - B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
(2Sam 15:7-20:26) - 1. Pemberontakan Absalom
(2Sam 15:7-12) - 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
(2Sam 15:13-16:14) - 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
(2Sam 16:15-17:29) - 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
(2Sam 18:1-32) - 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
(2Sam 18:33-19:8) - 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
(2Sam 19:9-43) - 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
(2Sam 20:1-26) - IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
(2Sam 21:1-24:25) - A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
(2Sam 21:1-14) - B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
(2Sam 21:15-22) - C. Mazmur Pujian Daud
(2Sam 22:1-51) - D. Kata-Kata Terakhir Daud
(2Sam 23:1-7) - E. Orang-Orang Perkasa Daud
(2Sam 23:8-39) - F. Sensus Daud dan Tulah Allah
(2Sam 24:1-17) - G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
(2Sam 24:18-25)
Matthew Henry: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerint...
- Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerintah atas Israel serta pergumulan-pergumulannya dengan Saul, yang pada akhirnya berakhir dengan kematian orang yang menindasnya. Kitab ini diawali dengan naiknya Daud ke atas takhta, kemudian sepenuhnya diisi oleh perkara-perkara pemerintahannya selama empat puluh tahun berkuasa. Itulah sebabnya kitab ini di dalam Alkitab Septuaginta diberi judul Kitab Ketiga dari Raja-raja. Di dalamnya tertulis rupa-rupa kemenangan dan permasalahan Daud.
- I. Kemenangan-kemenangan Daud atas kaum keluarga Saul (ps. 1-4), atas orang Yebus dan orang Filistin (ps. 5), pada saat pengangkutan tabut Allah (ps. 6-7), dan atas bangsa-bangsa sekeliling yang menentang dirinya (ps. 8-10). Sampai sejauh ini, jalannya riwayat Daud selaras dengan apa yang kita harapkan dari pribadinya dan dengan pilihan yang telah dijatuhkan atasnya. Akan tetapi, Daud mempunyai sisi gelapnya sendiri.
- II. Kita mendapati berbagai permasalahan yang dihadapi Daud, rupa-rupa penyebabnya, dan dosanya di dalam perkara Uria (ps. 11-12). Kemudian permasalahan-permasalahan itu sendiri yang muncul akibat dosa Amnon (ps. 13), pemberontakan Absalom (ps. 14-19), dan pemberontakan Seba (ps. 20), serta penyakit sampar di Israel akibat Daud menghitung jumlah rakyat (ps. 24), di samping kelaparan yang menimpa orang Gibeon (ps. 21). Kita mendapati nyanyian Daud (ps. 22), dan perkataan terakhirnya serta pahlawan-pahlawan yang mengiringinya (ps. 23). Ada banyak hal di dalam riwayat Daud yang sangat berguna untuk memberi kita pelajaran. Akan tetapi, mengenai sang pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam sejarah itu, meskipun dalam berbagai peristiwa ia di sini terlihat sangat hebat, dan sangat baik hati, dan sungguh-sungguh menjadi kesayangan sorga, harus diakui bahwa kehormatannya bersinar lebih terang di dalam mazmur-mazmur gubahannya daripada di dalam riwayat dirinya.
Ende: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
BIS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di seb
II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4 2Sam 1:1-4:12), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24 2Sam 5:1-24:25). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segera melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Isi
- Pemerintahan Daud atas Yehuda
2Sam 1:1-4:12 - Pemerintahan Daud atas seluruh Israel
2Sam 5:1-24:25 - a. Tahun-tahun pertama
2Sam 5:1-10:19 - b. Daud dan Batsyeba
2Sam 11:1-12:25 - c. Musibah dan kesulitan-kesulitan
2Sam 12:26-20:26 - d. Tahun-tahun kemudian
2Sam 21:1-24:25
Ajaran: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan Israel di bawah pemerintahan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Samuel
Pasal 1-10 (2Sam 1:1-10:19).
Kemenangan-kemenangan Raja Daud
Ketika Daud mendengar berita kematian Saul, ia sangat sedih sekali. Kemudian bangsa Yehuda mengakui dia sebagai raja, sedang keluarga Saul mengangkat Isyboset sebagai raja sehingga terjadi perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud, tetapi karena Tuhan berkenan akan Daud maka Daud menang dan menjadi raja atas seluruh Israel (pasal 2Sam 5:1-12). Kemudian, nabi Natan menyampaikan janji Tuhan kepada Daud bahwa Allah menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang kekal dan anak Daud akan mendirikan Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Sam 1:11-16. Apakah sebabnya Daud sedih? Dan apakah sebabnya Daud tidak mau melawan Saul?
- Bacalah pasal 2Sam 8:15. Bagaimanakah pemerintahannya Daud?
Pasal 11-20 (2Sam 11:1-20:26).
Kesusahan-kesusahan Raja Daud Daud berbuat dosa yaitu berzinah dengan Betsyeba dan membunuh Uria, suami Betsyeba itu, akibatnya nabi Natan menegur Daud dan mulai terjadi kekacauan dalam istana Daud.
Pendalaman
- Apakah tanggapan Daud sebagai raja ketika ia ditegu karena perbuatan dosanya (2Sam 12:9-14)? Dan apakah akibat dosa itu?
- Apakah kesusahan demi kesusahan yang datang dalam keluarg Daud disebabkan dosanya membunuh Uria dan berzinah denga istri Uria?
Pasal 21-24 (2Sam 21:1-24:25).
Keterangan akhir Pasal 21-22; 2Sam 21:1-22:51mengenai nasib anak-anak Saul dan peperangan antara bangsa Filistin dan Israel serta Mazmur karangan Daud. Pasal 23; 2Sam 23:1-39kata-kata terakhir dari Daud dan akhirnya pasal 24; 2Sam 24:1-25tentang gambaran hukum Tuhan terhadap Daud.
II. Kesimpulan/penerapan
- Allah memilih Daud menjadi raja bukan karena ketampanan, ata kegagahannya, tetapi karena ketulusan hatinya kepada Allah.
- Melalui kejatuhan Daud ke dalam dosa, mengajarkan bahwa Allah mengampun dosa orang yang mau bertobat. Tetapi akibat dosa itu sendiri harus teta diterima seseorang yang hidup di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Mengapa Allah memilih Daud untuk menggantikan Saul?
- Apakah kesan yang saudara dapati dari mempelajari kehidupan Daud?
- Apakah akibat dosa yang Daud perbuat?
Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUDII Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagala
Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUD
II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.
MUSUH-MUSUH DAUD
Daud mempunyai karunia besar untuk menjadi pemimpin pasukan militer. Dia menarik "orang-orang perkasa" yang kegagahannya menjadi legenda di zaman mereka. Pada saat ia sudah menguasai seluruh bangsa Israel, ia mengkonsolidasikan kerajaannya dengan mengalahkan negara-negara tetangga yang susah dikendalikan dengan melancarkan serangkaian serangan (2Sa 8:1-14; 10:1-9; 11:1; 12:26-31). Tindakan ini melindungi daerah kekuasaannya dari serangan musuh dan memberinya kekuasaan atas daerah yang lebih luas daripada yang pernah ada sebelumnya.
PEMERINTAHAN DAUD
Sekali-sekali kita membaca siapa yang berkuasa dalam pemerintahan Raja Daud (2Sa 8:15-18; 20:23-26). Kemampuan Absalom untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat (2Sa 15:1-6) menunjukkan bahwa Daud bukanlah orang yang dapat memerintah dengan baik. Walaupun Daud dapat mendorong timbulnya kesetiaan yang sungguh-sungguh, tetapi kenyataan bahwa Absalom dapat menimbulkan perang saudara berarti ada kemungkinan bahwa pada waktu raja mulai tua, ia kehilangan kontrol dalam banyak hal. Sensus yang diadakannya dianggap sebagai suatu kekeliruan sebab hal itu boleh jadi dihubungkan dengan rencana kerja paksa (2Sa 24:1-10), sesuatu yang kemudian dieksploitasi secara kejam oleh anaknya, Salomo.
MASALAH RUMAH TANGGA DAUD
Poligami tidak dilarang dalam Perjanjian Lama, tetapi kisah kehidupan rumah tangga Daud menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Pada masa itu mempunyai banyak istri dan gundik serta keluarga besar merupakan simbol status. Namun, keluarga semacam itu dapat menimbulkan bahaya. Setiap anak merupakan calon pewaris takhta, dan jika anak itu keras kepala, ia menjadi ancaman bagi sang ayah. Di samping itu, Daud bukanlah orang-tua yang terbaik. Dia gagal mendisiplin anak-anaknya dan sebagai akibatnya ia harus menanggung derita.
Pesan
1. Kesetiaan Daud.o Daud digambarkan sebagai orang yang dilindungi dan dipatuhi oleh pasukannya yang rela mengorbankan jiwa bilamana diperlukan. Dia betul-betul adil dalam mengambil keputusan dan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap keadaan. Ia akan menghukum orang bersalah dan memberi anugerah kepada yang berhak menerimanya. Di samping itu, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mengerti kesedihan mereka. 2Sa 1:11-27; 3:36; 4:9-12; 15:21; 18:3; 23:13-17.
Apa yang dilakukannya terhadap Mefiboset, anak Saul, yang dapat menjadi musuhnya dan yang oleh rezim lain mungkin sudah dibinasakan, mencerminkan kemurahan Allah terhadap kita. 2Sa 9:1-13
o Daud semata-mata percaya kepada Allah dan bergantung kepada-Nya, dan ini merupakan kunci dari semua keberhasilan yang ia peroleh. Daud selalu berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Selain itu, kita juga melihat bahwa ia secara terbuka menaikkan puji-pujian dan menunjukkan sukacitanya di dalam Tuhan tanpa mempedulikan apa yang akan dikatakan orang lain mengenai dirinya. Daud adalah seorang yang penuh terima kasih, yang selalu menyatakan dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dengan bebas sambil bersaksi bahwa dia adalah dia oleh karena anugerah Allah. 2Sa 2:1; 5:19,23-25; 6:14-23; 15:31; 21:1; 22:1-51.
o Daud mau menerima kelemahan-kelemahannya sendiri dengan rendah hati. Bahkan, pada waktu ia bersalah ia segera menyesali kesalahannya dan meluruskan hubungannya dengan Allah, menerima hukuman Allah tanpa mengeluh. 2Sa 12:13, 15-23; 15:25,26; 16:10-12; 24:10,14,24.
2. Kesalahan-kesalahan Daud.
o Kendati ia adil, Daud sering menemukan kesukaran dalam mendisiplin orang lain. Ia membiarkan Yoab secara terang-terangan melakukan pembunuhan. Ia membiarkan perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, dan ia berlaku lunak terhadap Absalom sampai tampak seperti orang kehilangan akal. 2Sa 3:28,29; 13:21, 23-39; 18:4,5,32,33; 19:1-4.
o Ia menyerah pada godaan, menyalahgunakan wewenangnya seperti apa yang mungkin dilakukan oleh raja kafir pada masa itu. Lebih dari itu, sebagai usaha untuk menutupi perzinahannya dengan Batyeba ia malah menambah dosanya dengan pembunuhan. 2Sa 11:1-27.
o Ia melalaikan kewajibannya dan membiarkan segala sesuatu mengalami kemerosotan, sehingga ia membuka dirinya terhadap kecaman pedas. 2Sa 15:1-4.
Penerapan
1. Allah memberi kemakmuran dan perlindungan
Mereka yang percaya kepada Allah dan mencari kehendak Allah dalam hidup mereka boleh menyerahkan segala masalah mereka kepada-Nya. Ia siap untuk memberi petunjuk dan menjadi tempat berlindung di kala susah dan memimpin umat-Nya "ke tempat yang lebih lapang". Rencana-Nya mungkin memakan waktu lama sebelum menjadi kenyataan, tetapi Ia telah berjanji akan menyertai kita sampai pada akhirnya.
2. Kita semua rawan terhadap pencobaan
Sifat manusia masih sama sejak dulu hingga kini. Setan menggoda kita melalui apa yang kita lihat dan rasakan, tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Kita harus ingat akan kewajiban kita terhadap Allah dan taat kepada-Nya, daripada menyerah pada keinginan diri sendiri.
3. Bagaimana halnya dengan keluarga kita
Tidak ada gunanya sukses dalam masyarakat jika kehidupan keluarga kita tidak berkenan kepada Allah. Tempat pertama kita membuktikan kasih-Nya adalah di dalam rumah sendiri dan dalam hubungan kekeluargaan. Kasih yang sejati berarti disiplin dan ketaatan. Dengan demikian orang tua adalah ayah dan ibu yang sejati bagi anak-anak mereka, dan anak-anak adalah putra dan putri yang sejati bagi orang tua.
4. Meluruskan hubungan dengan Allah
Pada waktu kita berdosa dan sadar akan kebodohan kita, tidak ada gunanya untuk menutupi jejak kita. Yang harus kita lakukan ialah mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan serta menerima hukuman apa pun yang akan dikirimkan Allah kepada kita. Dalam hal ini perlu juga kita ingat bahwa segala sukses dan kemenangan yang telah kita capai bukan merupakan jaminan untuk tidak dapat gagal di masa yang akan datang. Usia bukanlah jaminan terhadap segala cobaan. Kenyataannya, usia malah dapat membawa godaan-godaan baru.
Tema-tema Kunci
1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.
2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.
3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).
Garis Besar Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16Anugerah yang tidak diduga-duga
2Sa 1:17-27Kejatuhan si penguasa!
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS
[1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16 | Anugerah yang tidak diduga-duga |
2Sa 1:17-27 | Kejatuhan si penguasa! |
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS YEHUDA 2Sa 2:1-4:12
2Sa 2:1-7 | Sambutan di Hebron |
2Sa 2:8-32 | Pertempuran yang membawa kepahitan |
2Sa 3:1-39 | Yoab membalas dendam |
2Sa 4:1-12 | Kematian tragis seorang raja yang lemah |
[3] KERAJAAN DIPERSATUKAN 2Sa 5:1-9:13
2Sa 5:1 | -5 Raja atas seluruh Israel |
2Sa 5:6-16 | Daud merebut Yerusalem |
2Sa 5:17-25 | Pembalasan terhadap orang Filistin |
2Sa 6:1-23 | Peti Perjanjian dibawa ke Yerusalem |
2Sa 7:1-29 | Kasih Allah kepada Daud |
2Sa 8:1-14 | Kemenangan di mana-mana |
2Sa 8:15-18 | Sistem pemerintahan Israel |
2Sa 9:1-13 | Kemurahan hati Daud |
[4] KEMENANGAN DAN KEKALAHAN YANG MEMALUKAN 2Sa 10:1-12:31
2Sa 10:1-19 | Pelajaran bagi orang Amon |
2Sa 11:1-27 | Daud kalah atas dirinya sendiri |
2Sa 12:1-31 | Kenyataan bagi seorang raja |
[5] PERANG SAUDARA 2Sa 13:1-20:26
2Sa 13:1-39 | Kebodohan Amnon dan pembalasan Absalom |
2Sa 14:1-15:12 | Permulaan bencana |
2Sa 15:13-16:14 | Daud terpaksa mengungsi |
2Sa 16:15-17:29 | Taktik menunda-nunda |
2Sa 18:1-19:43 | Absalom terbunuh; kekuasaan Daud dipulihkan |
2Sa 20:1-26 | Pemberontakan Seba |
[6] ORANG GIBEON DAN FILISTIN 2Sa 21:1-22
[7] KESAKSIAN DAUD 2Sa 22:1-23:7
2Sa 22:1-51 | Tuhan adalah gunung batuku |
2Sa 23:1-7 | Apa sebenarnya arti pemerintahan |
[8 ]PAHLAWAN-PAHLAWAN DAUD YANG PERKASA 2Sa 23:8-39
[9] DAUD MENGADAKAN SENSUS 2Sa 24:1-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi