Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rut 4:1-8
Matthew Henry: Rut 4:1-8 - Rut Ditolak oleh Kerabat yang Wajib Menebusnya
Dalam pasal ini kita mendapati perkawinan antara Boas dan Rut. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam keadaan-keadaan yang melingkupinya, yang dicatat ...
- Dalam pasal ini kita mendapati perkawinan antara Boas dan Rut. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam keadaan-keadaan yang melingkupinya, yang dicatat untuk menggambarkan, bukan hanya hukum tentang menikahi janda dari saudara laki-laki (Ul. 25:5, dst.), sebab perkara-perkara yang terjadi dapat membantu menjelaskan hukum, melainkan juga tentang Injil. Sebab dari pernikahan ini diturunkanlah Daud, dan Anak Daud, yang perkawinan-Nya dengan jemaat bukan-Yahudi diperlambangkan di sini. Dalam perikop ini kita diberi tahu,
- I. Bagaimana Boas menjernihkan perkara dengan saingannya, dan dengan baik-baik menyelesaikannya dengan saingannya itu (ay. 1-8).
- II. Bagaimana perkawinannya dengan Rut dilangsungkan di depan umum, dan mendapat berbagai ucapan selamat dari para tetangganya (ay. 9-12).
- III. Buah hati yang membahagiakan yang diturunkan dari perkawinan ini, yaitu Obed, kakek Daud (ay. 13-17). Dan dengan begitu kitab ini diakhiri dengan silsilah Daud (ay. 18-22). Mungkin untuk membantu Daudlah Roh yang terberkati mengarahkan supaya cerita ini dimasukkan ke dalam kanon suci. Sebab Daud berkeinginan supaya kebajikan-kebajikan buyutnya, yaitu Rut, bersama dengan asal-usulnya dari bangsa bukan-Yahudi, dan penyelenggaraan-penyelenggaraan ilahi yang luar biasa yang mengiringinya, disampaikan kepada anak cucu.
Rut Ditolak oleh Kerabat yang Wajib Menebusnya (4:1-8)
- Dalam perikop ini,
- 1. Boas menggelar sebuah pengadilan dengan segera. Ada kemungkinan bahwa ia sendiri adalah salah satu dari tua-tua atau anggota dewan tertua kota itu. Sebab ia seorang yang kaya raya dan berkuasa. Mungkin ia adalah pemimpin kota itu, dan memerintah sebagai kepala. Sebab di sini ia tampak pergi ke pintu gerbang sebagai orang yang berwenang, dan bukan sebagai orang biasa. Sama seperti Ayub (Ayb. 29:7, dst.). Kita tidak dapat menduga bahwa ia lebih rendah daripada seorang hakim di kotanya, sebab ia adalah cucu Nahason, pembesar di Yehuda. Ia memang membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai di tempat pengirikan pada malam sebelumnya. Namun hal ini sama sekali bukan tidak sejalan, pada masa-masa yang sederhana itu, dengan kehormatannya untuk duduk sebagai hakim di pintu gerbang. Tetapi mengapa Boas begitu tergesa-gesa, mengapa ia begitu senang dengan perjodohan itu? Rut tidaklah kaya, tetapi hidup dari sedekah. Ia tidak terhormat, melainkan seorang asing yang miskin. Ia tidak pernah dikatakan sebagai orang yang cantik. Seandainya memang demikian adanya, maka kita dapat menduga bahwa tangisan, perjalanan panjang, dan pekerjaan memungut jelai telah membuat bunga bakung dan bunga mawar itu menjadi layu. Tetapi apa yang membuat Boas jatuh cinta kepadanya, dan berhasrat untuk mempercepat urusan itu, adalah bahwa semua tetangganya sependapat bahwa Rut adalah seorang perempuan yang sungguh bajik hatinya. Ini membuatnya lebih berharga dari pada permata (Ams. 31:10). Oleh sebab itu Boas berpikir, jika dengan menikahi Rut, ia dapat berbuat kebaikan yang sungguh-sungguh kepadanya, maka ia juga pasti berbuat kebaikan yang sangat besar bagi dirinya sendiri. Itulah sebabnya Boas ingin segera membereskan perkara ini. Hari itu bukan hari persidangan, tetapi ia menyuruh sepuluh orang dari para tua-tua kota itu untuk menemuinya di balai kota di pintu gerbang, di mana urusan umum biasa ditangani (ay. 2). Sepuluh orang, ada kemungkinan, menurut kebiasaan kota itu, dapat membentuk sidang pengadilan yang lengkap. Boas, meskipun seorang hakim, tidak mau menjadi hakim dalam perkaranya sendiri, tetapi menginginkan persetujuan dari para tua-tua yang lain. Niat yang jujur tidak takut diketahui oleh orang banyak.
- 2. Boas memanggil saingannya untuk datang dan mendengarkan perkara yang hendak diajukan kepadanya (ay. 1): “Hai saudara, duduklah di sini.” Ia memanggil orang itu dengan menyebut namanya, tidak diragukan lagi, tetapi sejarawan yang mendapat ilham ilahi menganggap tidak pantas untuk mencatat namanya. Karena orang itu sudah menolak untuk menegakkan nama orang yang sudah mati, maka namanya tidak layak dipelihara untuk angkatan-angkatan yang akan datang dalam sejarah ini. Sang Penyelenggara menyokong Boas dengan mengatur keadaan begitu rupa, hingga kerabat yang wajib menebus ini lewat tepat pada waktunya seperti itu, tepat ketika perkara itu siap diajukan kepadanya. Perkara-perkara besar kadang-kadang diperlancar oleh kejadian-kejadian kecil, yang mempermudah dan mempercepat jalannya.
- 3. Boas mengusulkan kepada kerabat yang lain itu untuk menebus tanah Naomi, yang, ada kemungkinan, telah digadaikan waktu dulu untuk mendapat uang, yang dipakai untuk membeli roti ketika kelaparan melanda negeri itu sebelumnya (ay. 3): “Naomi mempunyai sebidang tanah untuk dijual, yaitu, yang sudah digadaikan dan harus ditebus dari tangan orang menerima gadaian itu.” Atau, seperti menurut sebagian penafsir, tanah itu adalah harta peninggalan untuknya. Dan, karena kekurangan uang, untuk kebutuhan kecil ia mau menjual bunganya kepada ahli waris, yang paling pantas untuk menjadi pembeli tanah itu. Masalah hukum ini diberitahukan Boas kepada kerabatnya itu (ay. 4), supaya ia boleh memilih untuk menolak atau tidak. Siapa saja yang mau, dia harus membayarnya, dan karena itu Boas bisa saja berkata, “Saya juga kan punya uang sama seperti kerabatku itu. Jika aku mau, kan lebih baik aku membelinya diam-diam saja, sebab akulah yang pertama-tama mendapat tawaran itu, jadi mengapa pula aku harus menyampaikannya dahulu kepada kerabatku itu?” Tidak. Sekalipun Boas sangat senang untuk membeli tanah itu, namun ia tidak mau melakukan sesuatu yang begitu hina hingga merebut tawaran yang menjadi milik seseorang yang merupakan kerabat dekatnya sendiri. Dan kita diajar melalui teladannya untuk tidak hanya adil dan jujur, tetapi juga lurus hati dan terhormat, dalam semua urusan kita. Janganlah melakukan sesuatu yang tidak benar dengan diam-diam.
- 4. Kerabat itu tampak sangat ingin menebus tanah itu, tetapi ketika diberi tahu bahwa, jika ia menebusnya, ia harus menikahi juga sang janda, maka ia pun menarik diri. Ia cukup suka dengan tanah itu, dan mungkin ingin menyambarnya dengan lebih rakus sebab ia berharap bahwa, karena si janda miskin itu sedang memerlukan uang sampai menjual tanahnya, maka ia akan mendapatkan tawaran harga yang jauh lebih murah: “Aku akan menebusnya” katanya, “dengan segenap hatiku,” dengan menyangka bahwa tanah itu akan membuat harta bendanya bertambah banyak lagi (ay. 4). Tetapi Boas memberitahukan dia bahwa ada seorang janda muda dalam perkara itu, dan jika ia memiliki tanah itu, maka ia harus mengambil janda itu pula bersamanya. Terra transit cum onere – Lahan itu diberikan bersama beban ini. Entah hukum ilahi atau kebiasaan negeri itu mewajibkannya demikian, atau Naomi bersikeras bahwa ia tidak mau menjual tanah itu kecuali dengan syarat ini (ay. 5). Sebagian penafsir berpendapat bahwa ini tidak berhubungan dengan hukum menikahi janda saudara laki-laki sebab hukum itu tampak hanya mewajibkan anak-anak dari ayah yang sama (Ul. 25:5), kecuali melalui kebiasaan, hukum itu kemudian diperluas hingga mencakup keluarga terdekat. Tetapi bahwa ini berhubungan dengan hukum penebusan milik pusaka (Im. 25:24-25), sebab yang diminta untuk membeli di sini adalah goel, penebus. Dan jika demikian, maka bukan berdasarkan hukum, melainkan oleh ketetapan hati Naomi sendirilah si pembeli harus menikahi sang janda. Apa pun itu, kerabat ini, ketika mendengar syarat-syarat dari tawaran itu, menolaknya (ay. 6): “Aku tidak dapat menebusnya. Aku tidak mau ikut campur dalam perkara ini dengan syarat-syarat tersebut, karena aku akan merusak milik pusakaku sendiri.” Tanah itu, pikirnya, akan memperkaya milik pusakanya, tetapi bukan tanah dengan perempuan itu. Itu justru akan merusaknya. Mungkin ia berpikir bahwa akan menjadi penghinaan baginya untuk menikahi janda miskin yang datang dari negeri asing seperti itu, yang hidup hampir dari sedekah saja. Ia membayangkan bahwa itu akan menjadi noda bagi keluarganya, sebab hal itu akan mengotori darahnya, dan merendahkan keturunannya. Kebajikan yang merupakan keutamaan dari perempuan itu tidaklah cukup di matanya untuk mengimbangi kemuliaan keluarganya itu. Terjemahan Alkitab bahasa Aram menjelaskan, bahwa alasan penolakannya ini adalah karena ia mempunyai istri lain. Dan, kalau ia sampai mengambil Rut, itu dapat menimbulkan pertengkaran dan perselisihan dalam keluarganya, yang akan merusakkan penghiburan dari milik pusakanya. Atau ia berpikir bahwa Rut bisa jadi memberinya anak-anak yang sangat banyak, dan mereka semua akan berharap untuk mendapat bagian dari harta bendanya. Dengan begitu, hartanya akan tersebar ke terlalu banyak tangan, sehingga keluarga itu akan berkurang kebesarannya. Hal ini membuat banyak orang mengelak untuk menerima penebusan agung, yaitu mereka tidak bersedia menikahi atau menerima agama. Mereka sudah mendengar hal yang baik tentang agama, dan tidak menentangnya sama sekali. Mereka bersedia berkata-kata yang baik tentangnya, tetapi pada saat yang sama mereka tidak mau berurusan dengannya. Mereka rela berpisah dengannya, dan tidak dapat terikat dengannya, sebab mereka takut itu akan merusak milik pusaka mereka di dunia ini. Mereka senang dengan sorga, tetapi menghindar dari kekudusan. Kekudusan tidak akan akan sejalan dengan hawa nafsu yang sudah mereka turuti, dan karena itu, orang-orang yang ingin membeli sorga dengan harga itu, hendaklah mereka tahu bahwa mereka tidak dapat melakukannya.
- 5. Hak penebusan diserahkan kepada Boas secara adil. Jika kerabat yang tidak bernama ini kehilangan tawaran yang bagus, harta yang baik, dan istri yang baik pula, maka itu salahnya sendiri, karena tidak mempertimbangkannya dengan lebih baik. Dan Boas akan berterima kasih kepadanya karena sudah memuluskan jalannya mendapat apa yang ia hargai dan inginkan di atas segalanya. Pada masa-masa kuno itu, belum ada kebiasaan menyerahkan tanah secara tertulis, seperti di kemudian hari (Yer. 32:10, dst.). Cara yang dipakai saat itu adalah melalui suatu tanda atau upacara, suatu tanda serah terima seperti yang biasa kita sebut sekarang, yaitu, serah terima rumah dengan memberikan kunci, dan serah terima tanah dengan memberikan sejengkal tanah dan setangkai ranting. Upacara yang dipakai di zaman Boas adalah, orang yang menyerahkan tanah menanggalkan kasutnya sebelah (menurut terjemahan Alkitab bahasa Aram, sarung tangan kanannya) dan memberikannya kepada orang yang menerima. Ini mengisyaratkan bahwa, hak apa saja yang dimilikinya untuk menginjak atau berjalan di atas tanah itu, diserahkan dan dipindahkannya, atas pertimbahan yang berharga, kepada si pembeli: Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel (ay. 7). Dan itulah yang dilakukan dalam perkara ini (ay. 8). Seandainya kerabat ini terikat oleh hukum untuk menikahi Rut, dan penolakannya menjadi penghinaan terhadap hukum itu, maka Rut pasti sudah menanggalkan kasut orang itu dari kakinya dan meludahi mukanya (Ul. 25:9). Tetapi, walaupun hubungannya sebagai sanak kerabat seharusnya sedikit banyak mengikatnya pada kewajiban itu, namun karena ia saudara jauh, ia dari hukuman itu. Atau Rut bisa saja membatalkan hukum itu, sebab penolakan kerabat itu adalah apa yang dia inginkan darinya. Tetapi Uskup Patrick, dan para penafsir yang terbaik, berpendapat bahwa ini tidak ada kaitannya dengan hukum itu. Dan bahwa penanggalan kasut di sini bukanlah sesuatu yang tercela seperti dalam hukum itu, melainkan peneguhan atas penyerahan hak penebusan itu, dan bukti bahwa penyerahan itu tidak diperoleh dengan cara yang curang atau sembunyi-sembunyi. Perhatikanlah, semua orang yang mau membuktikan diri sebagai orang Israel yang sejati, dan tanpa kepalsuan, haruslah dengan kesadaran hati nurani berlaku adil dan terang-terangan dalam semua urusan perjanjian dan perdagangan. Betapa Boas tampak jauh lebih terhormat dan jujur dengan pembelian ini daripada seandainya ia secara sembunyi-sembunyi mengakali kerabatnya itu, dan secara diam-diam mengajukan tawaran kepada Naomi, yang tidak dikenalnya. Kejujuran terbukti merupakan cara yang terbaik.
SH: Rut 4:1-22 - Pria dan wanita ideal (Rabu, 14 April 1999) Pria dan wanita ideal
Semua yang diimpikan seorang wanita tentang pria ideal di masa
sekarang ada dalam diri Boas: kaya, pandai, berwibawa, rend...
Pria dan wanita ideal
Semua yang diimpikan seorang wanita tentang pria ideal di masa sekarang ada dalam diri Boas: kaya, pandai, berwibawa, rendah hati, dan berkepribadian menarik. Dan, semua yang diimpikan seorang pria tentang wanita idealnya, ada dalam diri Rut: lemah lembut, tak pantang menyerah, taat dan mengasihi orang tua. Ketika bertindak memikul beban sebagai penebus menurut adat yang berlaku, Boas tidak bermimpi akan memperoleh seorang pendamping seperti Rut. Begitu pula dengan Rut. Ketika melaksanakan anjuran Naomi, Rut tidak berharap akan menjadi pendamping Boas. Tetapi rencana Allah mempersatukan mereka dalam pernikahan.
Sekali seumur hidup. Seandainya setiap orang yang telah dan akan berkeluarga menyadari arti pernikahan, maka tidak akan terjadi perceraian. Bila ada pernikahan berada di ambang kehancuran, dapat dipastikan bahwa pernikahan itu tidak didasarkan atas dasar-dasar pertimbangan yang matang dan benar, juga tidak melibatkan watak dan pembinaan karakter pelaku-pelakunya.
Renungkan: Kunci keberhasilan kelanggengan pernikahan Boas dan Rut adalah bahwa Tuhan berkenan atas watak dan karakter yang terpancar dalam diri mereka. Akhirnya, dari mereka lahirlah: Obed, Isai, Daud, ... Yesus Kristus, Sang Juruselamat dunia.
SH: Rut 4:1-22 - Meneruskan nama (Jumat, 14 Desember 2007) Meneruskan nama
Pertolongan Tuhan tak pernah tanggung-tanggung. Dia tidak hanya
menyelamatkan dari kehancuran, Dia memulihkan dan mengurapi
...
Meneruskan nama
Pertolongan Tuhan tak pernah tanggung-tanggung. Dia tidak hanya menyelamatkan dari kehancuran, Dia memulihkan dan mengurapi hamba-Nya untuk ambil bagian dalam rencana kudus-Nya. Lewat Boas, yang respons imannya sangat bertanggung jawab, Tuhan menggenapkan karya agung-Nya. Di akhir kisah ini kita mengerti bahwa dari keluarga Elimelekhlah Daud lahir. Daud adalah raja Israel yang Tuhan pakai untuk memimpin Israel dan melahirkan pemimpin agung bukan hanya untuk Israel tetapi untuk bangsa-bangsa lainnya. Semua ini diteguhkan lewat ikatan perjanjian Tuhan dengan Daud (lih. 2Sam. 7).
Seperti Tuhan berkarya maksimal, Boas pun tak separuh-separuh. Dia tahu masih ada kerabat yang lebih dekat dengan keluarga Elimelekh dibandingkan dirinya. Karena itu, dengan strategi jitu ia berhasil mendapatkan hak menanggung kewajiban menolong keluarga Elimelekh. Bagi kerabat itu, menebus ladang Elimelekh bisa jadi menguntungkan. Ia akan beroleh hak untuk mengelola tanah, dan itu akan menguntungkan meski harus menanggung biaya hidup Rut dan Naomi. Lain masalah bila ia harus mengawini Rut. Segalanya akan kacau. Ini berkaitan dengan hukum levirat yang diatur dalam Taurat (Ul. 25:5-10). Hukum ini mewajibkan sanak terdekat dari keluarga yang ditinggal mati kepala keluarganya, untuk mengawini janda kepala keluarga itu demi meneruskan namanya. Kalau si kerabat menikahi Rut, ia akan mengacaukan harta pusakanya sendiri. Bila kemudian lahir anak dari pernikahan dia dengan Rut, maka harta si kerabat bisa beratasnamakan Elimelekh. Sebab pernikahan mereka adalah untuk menegakkan nama Elimelekh. Si kerabat memperhitungkan bahwa hal itu akan merugikan dia.
Dalam hal ini, Boas tidak hitung-hitungan seperti si kerabat. Inilah respons Boas yang dipakai Tuhan untuk menyatakan anugerah dan belas kasih-Nya pada umat manusia. Betapa berkuasanya Allah yang mengatur segala sesuatu bagi penggenapan rencana-Nya.
SH: Rut 4:1-22 - Happy ending (Jumat, 4 Oktober 2013) Happy ending
"Happy ending" adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menggambarkan sebuah film yang berakhir dengan indah, seperti harapan kebanyakan...
Happy ending
"Happy ending" adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menggambarkan sebuah film yang berakhir dengan indah, seperti harapan kebanyakan penonton. Apakah kisah Naomi dan Rut di Tanah Perjanjian memiliki happy ending?
Perkataan Naomi kepada Rut bahwa Boas akan membereskan masalah penebus (Rut 3:18) ternyata benar. Karena ada penebus atas keluarga Elimelekh yang lebih berhak daripada dirinya, Boas mengusahakan perundingan dengan orang tersebut di hadapan para tua-tua kota (1-2).
Semula pria itu bersedia menjalankan tugasnya sebagai penebus karena mengira bahwa ia hanya akan menjadi penebus tanah Elimelekh (3-4). Namun saat Boas memberitahu bahwa ia juga harus menjadi penebus bagi Rut supaya bisa memulihkan nama dan keturunan Elimelekh, pria itu keberatan (5-6). Maka Boaz pun mengambil alih hak penebusan itu (8-10). Lalu Boas dan Rut pun menikah (13). Rut kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Obed (17).
Kisah yang happy ending ini membuat perempuan-perempuan di situ memuji Tuhan (14-15). Dua perempuan yang semula tidak memiliki pengharapan, jadi punya masa depan. Di awal kisah Naomi menyatakan ketiadaan harapan untuk memiliki anak laki-laki (Rut 1:11-13). Di akhir kisah -melalui Rut- Naomi memiliki anak laki-laki yang menjadi penerus garis keturunan Elimelekh (17). Ini terjadi tentu bukan hanya karena kisah cinta antara Boas dan Rut, sebab di balik semua itu sesungguhnya Tuhan telah mencurahkan berkat-Nya atas Naomi.
Silsilah di akhir kitab Rut memperlihatkan juga bahwa Allah sesungguhnya memiliki rancangan atas umat dari generasi ke generasi. Ia menyatakan karya-Nya dari masa ke masa. Maka terlihat betapa sempurna rencana Allah atas umat-Nya, meskipun umat tidak mengetahui apa yang sedang Allah lakukan di tengah situasi yang mengikis pengharapan. Sebab Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28).
SH: Rut 4:1-22 - Allah Hadir dalam Masalah Hidup Manusia (Senin, 13 Juli 2020) Allah Hadir dalam Masalah Hidup Manusia
Pembacaan Kitab Rut ini membantu kita menghayati Tuhan dalam setiap masalah kehidupan. Maksud utama nas ini a...
Allah Hadir dalam Masalah Hidup Manusia
Pembacaan Kitab Rut ini membantu kita menghayati Tuhan dalam setiap masalah kehidupan. Maksud utama nas ini adalah agar kita tetap bisa mengalami Tuhan dalam menghadapi perkara-perkara yang terjadi. Tuhan selalu hadir dan sanggup menolong dalam mengentaskan tiap permasalahan yang merundung kita.
Pengalaman Rut dan Naomi adalah kisah manusia yang sedang menghadapi permasalahan hidup. Bahkan bisa dikatakan, masalah mereka cukup berat dan kompleks. Mereka kesulitan dalam kehidupan ekonomi dan sosial; lalu ditimpa duka karena ditinggal suami hingga usaha mereka untuk bangkit pun tidak mudah.
Akan tetapi, Tuhan punya cara dalam menemani setiap manusia yang pasrah dan berserah kepada-Nya. Ia selalu mengulurkan tangan bagi siapa saja yang mau membuka diri dan menyerahkan masalah kepada-Nya. Dalam kisah Rut dan Naomi, Tuhan menggunakan tradisi yang berlaku di masyarakat Israel untuk menolong mereka dari keterpurukan. Secara ekonomi, Boas mampu membeli dan menebus harta milik Naomi, yaitu warisan suaminya. Secara sosial pun, posisi Boas memang memungkinkan hal itu. Di sisi lain, secara adat, Boas juga diperbolehkan untuk menikahi Rut.
Setiap manusia pasti tidak luput dari masalah. Mulai dari yang berat sampai yang ringan, masalah bisa datang bergantian. Namun, dalam iman, kita jangan putus asa ketika menghadapi semua itu. Mari kita membangun harapan dan mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara. Apa pun penyebab persoalannya, asal kita berserah, tangan-Nya akan terulur menolong kita. Harus ada keyakinan di dalam diri kita bahwa Tuhan lebih besar daripada permasalahan kita.
Mari kita memohon agar perasaan, nalar, dan kehendak kita dibimbing-Nya saat kita berada dalam badai kehidupan. Hingga pada akhirnya, kita melihat pertolongan-Nya dan memuji nama-Nya dalam sukacita. Juga, kita mesti terus berbenah diri, sebab banyak kekurangan dan dosa dalam hidup kita. [KAP]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Rut (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM
Latar Belakang
Secara historis, kitab ini...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM
Latar Belakang
Secara historis, kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu keluarga Israel pada zaman para hakim (Rut 1:1; sekitar 1375-1050 SM). Secara geografis, latar belakang 18 ayat pertama kitab ini adalah di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab ini terjadi dekat atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"). Tiap-tiap tulisan ini dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen, kitab ini biasanya dibaca pada Hari Raya Panen (Pentakosta).
Karena kitab ini hanya merunut keturunan Rut sampai Raja Daud (Rut 4:21-22), mungkin sekali kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Penulis kitab ini tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, sekalipun tradisi Yahudi (mis. Talmud) menyebutkan Samuel sebagai penulisnya.
Tujuan
Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada masa itu (Lihat "PENDAHULUAN HAKIM-HAKIM" 08029).
Survai
Kisah kasih yang menebus ini dibuka dengan Elimelekh yang meninggalkan Yehuda dan menetap di Moab karena bencana kelaparan (Rut 1:1-2). Kesengsaraan terus mendampingi Elimelekh ketika ia dan kedua putranya wafat di Moab (Rut 1:3-5), serta meninggalkan istri mereka sebagai janda. Kemudian kisah ini dilanjutkan dengan empat periode utama.
- (1) Naomi (janda Elimelekh) dan menantunya yang saleh, Rut, kembali ke Betlehem di Yehuda (Rut 1:6-22).
- (2) Dalam pemeliharaan Allah, Rut menjumpai Boas, seorang sanak saudara Elimelekh yang kaya raya (pasal 2; Rut 2:1-23).
- (3) Karena anjuran Naomi, Rut menyampaikan kepada Boas minatnya terhadap kemungkinan untuk menikah menurut hukum penebus-kerabat (pasal 3; Rut 3:1-18).
- (4) Sebagai penebus-kerabat, Boas membeli tanah milik Naomi dan menikahi Rut. Rut melahirkan seorang putra bernama Obed -- kakek Daud (pasal 4; Rut 4:1-22). Kitab ini mulai dengan kemalangan yang suram, tetapi berakhir dengan penyelesaian yang indah -- bagi Naomi, Rut, Boas dan Israel.
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai kitab Rut.
- (1) Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang memakai nama seorang wanita (yang satunya adalah Ester).
- (2) Kitab ini ditulis dengan latar belakang gelap dari ketidaksetiaan dan kemurtadan Israel sepanjang masa hakim-hakim, sambil menguraikan sukacita dan kesusahan sebuah keluarga yang saleh di Betlehem selama masa yang kacau-balau itu.
- (3) Kitab ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah juga mencakup orang bukan Israel yang pada masa PL, ditempatkan dalam persemakmuran Israel setelah bertobat dan beriman kepada Tuhan.
- (4) Penebusan adalah tema inti sepanjang kitab ini dengan peranan penebus-kerabat Boas sebagai salah satu gambaran atau lambang PL yang paling jelas mengenai pelayanan syafaat Yesus Kristus.
- (5) Ayat yang paling terkenal dalam kitab ini adalah pernyataan Rut kepada Naomi ketika masih berada di Moab, "Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ... bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku" (Rut 1:16).
- (6) Kitab ini memberikan suatu gambaran hidup yang realistis dengan pergumulan dan kesedihan, namun menjelaskan bagaimana iman dan kesetiaan dari umat yang saleh memungkinkan Allah mengubah suatu tragedi menjadi kemenangan dan kekalahan menjadi penebusan.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru
Ada empat kebenaran PB yang dijelaskan dalam kitab ini.
- (1) Kesengsaraan yang dialami manusia menjadi kesempatan bagi Allah untuk memajukan maksud-maksud penebusan-Nya yang akbar (bd. Fili 1:12).
- (2) Termasuknya Rut dalam penebusan menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam Kerajaan Allah bukanlah karena keturunan, tetapi karena menyesuaikan kehidupan dengan kehendak Allah oleh ketaatan yang tumbuh karena iman (Rom 1:5; bd. Rom 16:26).
- (3) Kedudukan Rut dalam daftar keturunan Daud dan Yesus (lih. Mat 1:5) menandakan bahwa semua bangsa akan diwakili di dalam kerajaan "Putera Daud" (Wahy 5:9; Wahy 7:9).
- (4) Boas sebagai penebus-kerabat adalah lambang dari Penebus agung, Yesus Kristus (Mat 20:28; lih. Rut 4:10).
Full Life: Rut (Garis Besar) Garis Besar
I. Kemalangan Naomi
(Rut 1:1-5)
II. Naomi dan Rut
(Rut 1:6-22)
A. Keputusan Naomi untuk...
Garis Besar
- I. Kemalangan Naomi
(Rut 1:1-5) - II. Naomi dan Rut
(Rut 1:6-22) - A. Keputusan Naomi untuk Meninggalkan Moab
(Rut 1:6-13) - B. Kasih Rut yang Setia
(Rut 1:14-18) - C. Naomi dan Rut ke Betlehem
(Rut 1:19-22) - III.Rut Bertemu dengan Boas di Ladang Waktu Panen
(Rut 2:1-23) - A. Pemeliharaan Allah dalam Keputusan Rut
(Rut 2:1-3) - B. Persediaan Allah dalam Keputusan Rut
(Rut 2:4-16) - C. Rut Bercakap-cakap dengan Naomi
(Rut 2:17-23) - IV. Rut dan Boas di Tempat Pengirikan
(Rut 3:1-18) - A. Pengarahan Naomi Mengenai Boas
(Rut 3:1-5) - B. Permohonan Rut kepada Boas untuk Menjadi Penebus-Kerabat
(Rut 3:6-9) - C. Tanggapan Boas kepada Rut
(Rut 3:10-18) - V. Boas Menikahi Rut
(Rut 4:1-13) - A. Perjanjian Penebus-Kerabat
(Rut 4:1-12) - B. Pernikahan dan Seorang Putra
(Rut 4:13) - VI. Perwujudan Harapan Naomi
(Rut 4:14-17) - VII.Silsilah: Peres Sampai Daud
(Rut 4:18-22)
Matthew Henry: Rut (Pendahuluan Kitab)
Sejarah singkat mengenai urusan rumah tangga sebuah keluarga ini memang tepat diletakkan setelah Kitab Hakim-hakim, karena peristiwa yang diceritak...
- Sejarah singkat mengenai urusan rumah tangga sebuah keluarga ini memang tepat diletakkan setelah Kitab Hakim-hakim, karena peristiwa yang diceritakan terjadi pada zaman para hakim. Sejarah singkat ini juga cocok ditempatkan sebelum Kitab Samuel, karena pada bagian penutupnya, kitab ini memperkenalkan tokoh Daud. Namun, dalam Kitab Suci mereka, orang Yahudi memisahkan Kitab Rut dari Hakim-hakim dan Samuel, dan memasukkannya dalam Megilloth atau Gulungan Kitab Suci yang terdiri dari lima kitab, dengan urutan: Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, dan Ester. Penulis Kitab Rut kemungkinan adalah Samuel. Kitab ini tidak menceritakan tentang mujizat ataupun hukum, perang ataupun kemenangan, bukan juga tentang pergolakan negeri, melainkan pertama-tama kesengsaraan Naomi dan diikuti dengan penghiburannya. Juga mula-mula pertobatan Rut, lalu disusul dengan kenaikan kedudukannya. Banyak peristiwa semacam ini telah terjadi, yang mungkin layak untuk dicatat juga. Namun, Allah memandang kisah yang satu ini tepat untuk disampaikan kepada kita. Sejarawan yang biasa saja merasa bebas untuk memilih suatu kisah untuk mereka sampaikan, apalagi Tuhan Allah. Tujuan kitab ini adalah untuk:
- I. Menuntun kita kepada penyelenggaraan Allah, menunjukkan betapa penyelenggaraan itu sangat erat dengan persoalan pribadi kita, dan mengajar kita untuk tetap melihat penyelenggaraan-Nya di tengah semua persoalan tersebut, dan mengakui Allah dalam segala jalan kita dan semua peristiwa yang menimpa kita (lihat 1Sam. 2:7-8; Mzm. 113:7-9).
- II. Memperkenalkan sejarah yang menuntun kepada Kristus yang merupakan keturunan dari Rut, yang sebagian silsilahnya mengakhiri kitab ini. Dari situlah berasal silsilah dalam Matius 1. Dalam pertobatan Rut si orang Moab dan masuknya dia ke dalam garis leluhur Mesias, kita melihat sebuah perlambangan akan dipanggilnya orang-orang bukan Yahudi ke dalam persekutuan dengan Kristus Yesus, Tuhan kita. Kita dapati kesusahan Naomi dan Rut dalam pasal
- 1. Contoh kerja keras dan kerendahan hati mereka (ps. 1-2).
- 2. Masuknya kedua orang itu ke dalam ikatan dengan Boas (ps. 3).
- 3. Dan kebahagiaan mereka menetap dengan Boas (ps. 4).
- 4. Ingatlah, bahwa peristiwa ini terjadi di Betlehem, kota tempat Penebus kita lahir.
Ende: Rut (Pendahuluan Kitab) RUT
PENDAHULUAN
Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita
dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tok...
RUT
PENDAHULUAN
Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tokoh utamanja, Rut. Semua sependapat, bahwa kisah tersebut merupakan suatu permata sni tjerita Israil, dengan pelukisan watak jang tadjam, penggambaran dan pertjakapan jang hidup, ketegangan dramatis, tanpa mendjadi ketegangan jang ber-lebih2an dan sensasi.
Dalam Kitab Sutji Hibrani kitab ketjil tersebut termasuk dalam apa jang disebut “Ketubim” dan mendjadi bagian dari kelima “Megillot”. Jakni kitab2 ketjil, jang dibatjakan selama ibadah pada perajaan2 besar Israil: Madah Agung pada perajaan Paska, Lagu Ratap pada peringatan tahunan runtuhnja Jerusjalem, Pengchotbah pada perajaan pondok daun2, Ester pada perajan Purim, sedang Rut dichususkan untuk perajaan Pentekosta, perajaan panen, karena didalamnja diutarakan pula panen djelai. Tetapi dalam terdjemahan2 Junani dan Latin kuno kitab Rut ditempatkan sedudah kitab para Hakim, dan pengaran2 kono pun menjebutkan, bahwa memang itulah tempatnja. Makanja banjak ahli memandang kitab ketjil itu sebagai tambahan ketiga pada kitab para Hakim. Namun tempat aselinja sukarlah ditentukan dengan pasti. Dalam terdjemahan2 kuno kitab itu dapat digandingkan dengan kitab para Hakim, karena kisahnja berlangsung didjaman para Hakim (1, 1); sedangkan sebaliknja dalam daftar Hibrani kitab2 sutji mungkin digolongkan dalam Ketubim untuk keperluan ibadah.
Kisahnja agak sederhana susunannja. Suatu keluarga ketjil di Juda terpaksa mengungsi karena kelaparan kewilajah Moab. Dua anaknja, jakni Mahlon dan Kiljon, memperisteri dua wanita Moab, ‘Orpa dan Rut. Tetapi dalam perantauan jang lama itu keluarga tersebut mendapat pertjobaan jang berat. Bapak keluarga, Elimelek, meninggal dan djuga kedua anaknja. Demikianlah djanda Na’omi tertinggal bersama dengan kedua menantu perempuannja jang tak beranak. Beberapa waktu kemudian ia mau pulang ketanahairnja. Kedua menantu perempuannja ingin ikut sertanja. Tetapi Na’omi mendesak, supaja mereka kembali sadja. ‘Orpa menjetudjuinja, tetapi Rut bersikeras hati. Setibanja di Betlehem, Rut berusaha mentjari penghidupannja dnegan memungut sisa2 gandum diladang, seperti orang2 miskin lainnja. Kebetulan ia berada diladang seorang bernama Bo’az. Bo’az sudah mendengan tentang kelakuang Rut jang terpudji itu dan oleh karenanja memperlakukannja dengan sangat murah hati. Ternjatalah Bo’as itu masih sanak Na’omi. Adapun Na’omi mau mendjual sebidang tanah, milik suaminja jang telah meninggal, tetapi menurut undang2 milik-pusaka tersebut harus tetap tinggal dikalangan kaum kerabat. Dari sebab itu Rut didorongnja, untuk mengusahakan, supaja Bo’az membeli tanah itu dan mengawini Rut, sehingga Elimelek mendapat keturunan dan tanah itu tetap mendjadi milik lekuarganja sendiri. Sebab anak jang mungkin akan dilahirkan dari Bo’az dan Rut menurut hukum mendjadi tjutju Elimelek. Usaha ini berhasil. Bo’az tidak enggan menerima usul itu. Tetapi masih ada sanak lain, jang lebih berhak atasnja. Didalam himpunan rakjat dipintugerbang kota soal itu dikemukakan oleh Bo’az. Sanak tadi tidak mau mengawini Rut dan oleh karenanja melepaskan hak2nja demi untuk Bo’az. Maka Bo’az mengawini Rut dan dari perkawinan itu lahirlah mojang radja Dawud.
Dalam kisah itu Bo’az tampil sebagai “penebus” dan oleh karenanja ia mengawini Rut. Fungsi penebus itu agak luas dan berdasarkan hubungan darah. Jang paling dekat hubungan darahnja harus “menebus’sanaknja, entah ia djatuh dalam perbudakan, entah ia terantjam kisas, hal mana lalu ditebus, entah milik kerabat itu hendak djatuh kedalam tangan oralng lain dan oleh karenanja harus dibeli oleh si “penebus”. Adapun istilah “penebus” ini djuga diambil-alih dalam bidang keigamaan; maknanja Jahwe “menebus” umatNja dari perbudakan dan dari musuh2nja. Fungsi “penebus” tidak mengandung kewadjiban untuk kawin, sehingga perkawinan antara Bo’az dan Rut tidak merupakan menggantikan-tikar, seperti jang tertera dalam Taurat (Ul. 25, 5-10). Diluar kitab Rut tidak terdapat tjontoh satupun dari perkawinan sedemikian itu didalam Perdjandjian Lama. Mungkinlah kita bersua dengan adat lama, agaknja adat setempat, jang tidak sampai dimasukkan dalam kodifikasi resmi perundangan Israil. Dari kitab Rut itu sendiri njatalah, bahwa Bo’az tidak begitu wadjib melainkan berhak, demi fungsinja sebagai penebus, untuk mengawini Rut.
Apa jang mendjadi maksud dan pokok adjaran kitab Rut, sudah djelaslah pada
pembatjaan selintas-pintas. Kitab rut adalah madah pudjian atas “kesetiaan kaum
kerabat” baik dari pihak Rut maupun dari pihak Bo’az. Dan dikalangan orang2
Israil jang mursjid – Rut sudah dimasukkan kedalam umat Jahwe – hal itu
didasarkan atas kejakinan agama. Dalam seluruh kitab tersebut Jahwe membimbing
kedjadian2 dan djuga perkawinan antara Bo’az dan Rut. Kesetiaan aum kerabat atas
dasar keigamaan itu merupakan adjaran tetap kitab tersebut dan dalam diri Rut
dipudjilah Ibu Al Masih (Mt. 1, 5) sebagai wanita jang dalam rasa keigamaannja
dan mursjid, kendati asal kafirnja. Ada jang menjelipkan maksud2 lain pada kitab
ketjil itu. Beberapa ahli mengemukakan adanja ketjondongan politis didalamnja,
se-akan2 kisah itu hendak menjundjukkan, bahwa Dawud mempunjai hak atas daerah
Efraim demi asal-usulnja. Hanjalah sajangnja, menurut kitab itu Elimelek
bukannja dari suku Efraim melainkan dari marga Efrata di Juda. Ada pula ahli2
lain menganggap kitab ketjil itu suatu polemik lawan rigorisme dan eksklusivisme
Esra, jang bertindak keras terhadap perkawinan2 tjampuran (Esr. 9; 10;
Bila tepatnja kitab itu ditulis, tidak mudahlah ditentukan . mereka jang menganggapnja sebagai polemik lawan Esra, dengan sendirinja menempeatkannja pada djaman sesudah pembuangan, tidak lama sebelum ataupun didalam masa Esra-Nehemia. Tambahan pula mereka mengemukakaan bahasa, jang dipakai dalam kitab itu, jaitu bahasa Hibrani dari djaman belakangan jang sudah mendapat pengaruh kuat dari bahasa Aram. Tetapi semua argumen itu tidak dapat menjakinkan. Diatas sudh disebutkan, bahwa polemik itu tidak ada. Dan mengenai bahasanja, memang bahasa jang dipengaruhi bahasa Aram, tetapi didjaman radja2pun bahasa Aram sudah digunakan dan mempunjai pengaruhnja. Tambahan lagi hendaknja diingat, bahwa dalam peredaran djaman kitab itu disesuaikan dnegna bahasa jang berlaku. Beberapa ahli beranggapan, bahwa bahasa Hibrani kitab Rut tidak kalah dengan bahasa Hibrani kitab2 Sjemuel dan Radja2. sebaliknjapun kitab itu sendiri tidak memberikan banjak petundjuk, untuk menanggalkannja dengan teliti. Dari 1,1 njatalah, bahwa djaman para Hakim sudah lewat. Tjatatan 4, 7 – djika ini bukan tambahan – kemudian – mengandaikan, bahwa kisah itu terdjadi djauh kemudin daripada masa kedjadiannja. Karena djaman para Hakim itu berlangsung hingga ke Sjaul (sekitar th. 1030), maka tentulah kitab itu ditulis sesudahnja. Silsilah jang menguntji kitab itu sampai kepada Dawud. Djadi, se-tidak2nja dalam bentuknja jang sekarang ini, kitab itu tertanggal sesudah Dawud. Tetapi lalu tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab itu tjaja silsilah itu diteruskan. Tokoh Dawud kan tjukup besar, untuk merupakan kuntjinja. Karena kitab itu njatanja tidak mengenal undang Deuteromium 23, 3, jang melarang orang2 Moab dimasukkan kedalam djemaah Israil, dan lagi perkawinan Bo’az tidak persis tjotjok dengan undang2 tentang menggantikan tikar, kiranja orang dapat memutuskan, bahwa kitab itu terdjadi sebelum undang2 tadi berlaku umum, djadi sebelum penerimaan umum Kitab Ulangtutur dalam th. 621. djadi dapat dikata, sangat boleh djadi kitab Rut itu ditulis antara th. 900 dan 600. Menentukan lebih landjut, tidak dapat, tanpa djatuh dalam hipotese2 jang agak mengawang.
Itupun berlaku pula tentang pengarang kitab ketjil tersebut. Tradisi Jahudi menjebut2 Sjemuel. Tetapi hal ini terlalu didasarkan atas pemikiran theologis, untuk dipandang sebagai keterangan jang boleh dipertjaja. Nama2 lainpun tak dapat dikemukakan. Tentang sipengarang hanja dapat dikata, bahwa agaknja ia bukan dari kalangan levita atau imam, sebab tidak nampak sedikitpun perhatian chas kepada hal2, jang mendjadi perhatian kalangan2 tersebut. Hanja dapat dikatakan bahwa si penulis adalah orang jang dalam rasa keigamaannja dan dari kalangan awam.
Persoalan terachir ialah apa kitab Rut itu menjadjikan suatu chajalan sastera belaka ataukah peristiwa sedjarah. Pada dirinja chajalan sastera dalam Kitab Sutji dapat diterima, seperti misalnja kitab Jonas. Tetapi ini harus dibuktikan dalam tiap2 hal tersendiri. Beberapa ahli suka menamakan kitab Rut itu sebuah “novel” dengan maksud untuk pembinaan. Tetapi ini harus dibuktikan. Dikemukakanlah tjorak simbolis nama2, jang terdapat dalam kitab itu (Mahlon, Kiljon, Na’omi, ‘Orpa, Rut dan Bo’az) dan jang agaknja didasarkan atas kedjadian2 jang dikisahkan. Simbolik ini memang sangat mungkin, tetapi djanganlah lalu ditraik kesimpulan2 jang terlalu djauh daripadanja. Boleh djadi didalam tradisi, atau mungkin djuga oleh si pengarang kisah sendiri, nama2 tadi diberikan kepada orang2 jang sungguh pernah ada atas dasar hal-ihwal jang njata. Kenjataan bahwa Dawud (I Sjem. 22, 3-4) ada hubungan2nja dengan Moab, didjelaskan dengan hubungan kerabat, seperti jang dikemukakan dalam kitab Rut. Dari sebab itu tentulah ada dasar sedjarahnja bagi kisah itu. Sampai kemana perintjian2nja dan bagian2 ketjilnja itu historis adanja, sukarlah ditentukan dengan keterangan2 jang tersedia.
BIS: Rut (Pendahuluan Kitab) RUT
PENGANTAR
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan
dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang
RUT
PENGANTAR
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Isi
- Naomi kembali ke Betlehem dengan Rut
Rut 1:1-22 - Rut bertemu dengan Boas
Rut 2:1-3:18 - Boas menikah dengan Rut
Rut 4:1-22
Ajaran: Rut (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan melihat kehidupan Rut dan keluarganya, setiap anggota jemaat
mengerti pentingnya dan hasil dari kehidupan keluarga yang berdasa
Tujuan
Supaya dengan melihat kehidupan Rut dan keluarganya, setiap anggota jemaat mengerti pentingnya dan hasil dari kehidupan keluarga yang berdasarkan kasih kepada Allah.
Pendahuluan
Penulis : Isi Kitab: Kitab Rut terdiri dari 4 Pasal. Isi kitab Rut menceritakan tentang sebuah keluarga umat Allah dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam keluarga yang didasarkan pada kasih.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Rut
Pasal 1 (Rut 1:1-22).
Keluarga Elimelek Keluarga Naomi yaitu Elimelek serta kedua puteranya Mahlon dan Kilyon merantau ke Moab (ayat 2; Rut 1:2). Waktu di Moab Mahlon dan Kilyon menikah dengan Orpa dan Rut (ayat 4; Rut 1:4). Setelah
10 tahun, Mahlon dan Kilyon meninggal dunia mengikuti Elimelek yang telah meninggal lebih dahulu. Dengan demikian Naomi mengambil keputusan untuk pulang ke Bethlehem. Orpa kembali ke rumahnya sedangkan Rut mengikut Naomi karena mengasihi mertuanya itu.
Pendalaman
- Apakah yang membuktikan kasih Rut yang tulus itu? (Rut 1:16-17).
Pasal 2 (Rut 2:1-23).
Penderitaan Naomi dan Rut Naomi hidup sangat kekurangan, sehingga Rut harus membantu mencari nafkah dengan memungut jelai di ladang orang. Karena Rut hidup dengan penuh rendah hati dan jujur serta sangat mengasihi mertuanya, maka dia selalu dipimpin oleh Tuhan sehingga akhirnya dia bertemu dengan Boas yang menjadi penolong bagi Rut dan Naomi (ayat 18-23; Rut 2:18-23).
Pendalaman
Apakah bukti pernyataan Rut kepada Naomi waktu di Moab? (Rut 2:2).
Pasal 3 (Rut 3:1-18).
Pertemuan Rut dengan Boas Hubungan antara Rut dan Boas mulai berkembang dan Rut yang memiliki sifat yang sangat menarik bagi Boas itu menyampaikan permintaan berdasarkan adat Ibrani yang sesuai dengan Taurat Musa.
Permintaan Rut yang berdasarkan kasih itu adalah ayat 9; Rut 3:9. "Kembangkan kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang yang wajib menebus kami."
Pendalaman
Apakah pernyataan Rut kepada Boas, yang membuktikan kasih Rut kepada Naomi (Rut 3:9).
Pasal 4 (Rut 4:1-22).
Pernikahan Boas dengan Rut Boas berusaha untuk menikahkan Rut dengan penebus yang lain (ayat 5; Rut 4:5), namun akhirnya Boas sendiri yang mengambil Rut menjadi isterinya (ayat 13; Rut 4:13) dan atas karunia Tuhan mereka memperoleh anak bernama Obed yang menjadi kakek dari Daud (ayat
22; Rut 4:22).
Pendalaman
Apakah buah dari kasih yang tidak berpura-pura? (Rut 4:13-15)
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Rut menceritakan tentang kehidupan Rut yang penuh dengan kasih dan buah yang dihasilkan oleh kasih itu.
Kitab Rut mengajarkan bahwa Allah yang setia, selalu memperhatikan dan memelihara kehidupan anak-anak-Nya.
Kitab Rut mengajarkan, bahwa Allah sejak dahulu telah merencanakan keselamatan kepada bangsa kafir (ingatlah bahwa Rut sebenarnya orang kafir/Moab).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Apakah isi kitab Rut?
- Mengapakah Rut mengikut Naomi?
- Siapakah anak-anak Elimelekh?
- Siapakah nama suami Rut setelah kematian suaminya yang pertama?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dari mempelajari kitab Rut?
Intisari: Rut (Pendahuluan Kitab) Imbalan Kesetiaan
LATAR BELAKANGRut digambarkan sebagai kitab tentang kesetiaan manusia. Penulisnya tidak diketahui. Kitab itu menunjuk pada masa Hak
Imbalan Kesetiaan
LATAR BELAKANG
Rut digambarkan sebagai kitab tentang kesetiaan manusia. Penulisnya tidak diketahui. Kitab itu menunjuk pada masa Hakim-hakim dan memberikan gambaran mengenai kehidupan sehari-hari bangsa Israel pada waktu itu. Cerita itu sendiri hanya meliputi jangka waktu kira-kira sepuluh tahun.
TUJUAN
Pada dasarnya Rut merupakan kisah persahabatan Rut dengan ibu mertuanya, Naomi. Kitab ini mempunyai daya tarik tersendiri, sebab mengingatkan kita bahwa Raja Daud adalah seorang keturunan Rut dan suaminya, Boas. Lebih dari itu, dilihat dari sudut kemanusiaan, Yesus dapat menelusuri nenek moyangnya melalui Rut (Mat 1:5). Dengan demikian kitab ini menceritakan kepada kita bahwa keluarga penebus, yang darinya seribu tahun kemudian dilahirkan Sang Penebus, mempunyai seorang anggota keluarga yang bukan Yahudi.
KISAH-KISAH UTAMA
Rut memberikan gambaran sekilas tentang adat istiadat perkawinan pada masa itu. Merupakan kewajiban dari famili terdekat janda yang mempunyai anak untuk menggantikan kedudukan suaminya yang sudah meninggal itu. Tanggung jawab ini biasanya jatuh pada saudara laki-laki orang yang sudah meninggal itu (Ula 25:5-10). Suami Rut, Mahlon, meninggal tanpa meninggalkan anak. Boas bukanlah iparnya, tetapi ia diceritakan sebagai seorang sanak dari Naomi (Rut 2:1). Rut harus menunjukkan kepada Boas bahwa ia tertarik pada kemungkinan untuk menikah lagi, dan hal ini dilakukannya (Rut 3:1-18). Boas tahu bahwa ia masih mempunyai hubungan keluarga dengan Rut, tetapi ia mengatakan bahwa masih ada sanak yang hubungannya lebih dekat daripada dia. Hanya jika sanak terdekat itu menolak, maka baru ada kemungkinan bagi Boas untuk menggantikannya. Dalam pasal empat kita membaca tentang proses bagaimana akhirnya Rut menjadi istri Boas. Ada masalah lebih lanjut, yaitu siapa saja yang mengawini Rut diminta untuk menyelamatkan sebidang tanah yang dijual oleh Naomi atas namanya. Keluarga terdekat itu tidak bersedia melakukannya (Rut 4:6), dan oleh karenanya ia kehilangan haknya (Rut 4:7, 8). Dengan demikian terbuka jalan bagi Boas untuk menikahi Rut.
Pesan
Allah memperhatikan segala segi kehidupan sehari-hari masing-masing umat-Nya. Ini terlihat dalam campur tangan Allah dalam hubungan antar manusia:
1. Dalam kesetiaan Rut kepada Naomi dalam dukacitanya Rut 1:1-22
Ketika Elimelekh, suami Naomi, meninggal, menantu-menantu perempuannya mendukung dia. Dan Rut akhirnya kembali ke Betlehem bersama Naomi, karena ia tidak ingin melihat ibu mertuanya merana di hari tuanya.
2. Dalam pertemuan Rut dengan Boas yang pertama kali Rut 2:1-23
Kebaikan Boas kepada Rut melebihi apa yang lazim terjadi. Menantu dan mertua bersukacita bersama di dalam kebaikan Allah.
3. Dalam tindakan Boas terhadap Rut Rut 3:1-18
Sekali lagi kita melihat kebaikan Allah dalam hal ini. Sebenarnya Boas bukanlah sanak keluarga Elimelekh yang terdekat, namun ia berbaik hati kepada Rut dan bersedia menjadi "sanak penebus"nya.
4. Dalam hubungan perkawinan Rut 4:1-22
Boas menikahi Rut dan ia memberi Naomi seorang cucu laki-laki yang akan menjadi kakek Raja Daud, cikal bakal keturunan kerajaan Israel.
Penerapan
1. Gunakan akal sehatmu
Naomi sungguh-sungguh menaruh perhatian pada kesejahteraan menantunya. Ia memberi nasihat yang bijaksana kepada Rut dan Rut dengan sukarela menerima nasihat yang diberikan. Cara hidup yang suci memerlukan akal sehat yang benar dan memberikan kesempatan untuk saling menolong dengan sesama dengan cara-cara yang praktis.
2. Menaati peraturan
Boas sangat bahagia jika dapat menikahi Rut, tetapi ia juga menginginkan supaya keadilan ditegakkan. Ia tidak akan melanjutkan niatnya sampai sanak keluarga yang terdekat menanggalkan haknya di muka umum. Allah adalah Allah yang tertib dan oleh karena itu janganlah mencoba untuk menghindari prosedur yang benar.
3. Ingatlah bahwa Allah berkuasa dalam kehidupan kita
Pada saatnya Rut dapat memberikan semangat kepada Naomi dengan mempersembahkan kepadanya seorang cucu laki-laki. Anak ini kemudian mempunyai anak yang dinamai Isai dan Isai mempunyai delapan orang anak laki-laki dan yang terkecil ialah Daud! Allah mewujudkan rencana-Nya melalui keadaan Rut, walaupun ia tidak menyadari hal itu.
Tema-tema Kunci
1. Kebutuhan manusia
Allah tidak pernah memberikan gambaran romantis tentang kebutuhan manusia. Dalam Rut kita melihat suatu gambaran realistis mengenai keadaan yang gawat dari dua orang janda yang pada masa itu tidak mempunyai sarana pengangkutan. Keadaan Naomi lebih buruk lagi, karena ia adalah seorang asing di Moab. Allah dapat masuk ke dalam keadaan sosial yang paling gawat sekalipun dan mewujudkan rencana-Nya melalui keadaan itu. Apakah hal penting yang menonjol mengenai apa yang dimaksud dengan rujukan Kristus kepada orang miskin dalam Lukas 4:18?
2. Kesetiaan
Penyerahan Rut kepada mertuanya merupakan suatu pernyataan kasih dan kesetiaan yang luar biasa. Allah menghargai kesetiaan seperti itu. Orpa menghilang dari lembaran-lembaran Alkitab. Rut merupakan salah satu dari nenek moyang Sang Penebus. Dalam hal apa masyarakat modern dewasa ini gagal untuk mematuhi standar tanggung jawab alkitabiah kepada keluarga? Bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan kekeluargaan dalam keluarga-keluarga Kristen?
3. Campur tangan Allah
Telusuri cara bagaimana rencana Allah terwujud dalam buku ini sekalipun mereka yang terlibat di dalamnya tidak sadar akan hal itu. Apa dasar untuk mempercayai bahwa Allah juga sedang bekerja dengan cara yang sama dalam keadaan kita dewasa ini? (Lihat Rom 8:28, 29).
Garis Besar Intisari: Rut (Pendahuluan Kitab) [1] KISAH CINTA DAN KESETIAAN Rut 1:1-2:23
Rut 1:1-3Kematian Elimelekh, suami Naomi
Rut 1:4, 5Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putera Naomi
Rut
[1] KISAH CINTA DAN KESETIAAN Rut 1:1-2:23
Rut 1:1-3 | Kematian Elimelekh, suami Naomi |
Rut 1:4, 5 | Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putera Naomi |
Rut 1:6, 7 | Keputusan untuk pulang ke kampung halaman |
Rut 1:8-13 | Permohonan Naomi |
Rut 1:14, 15 | Tindakan Orpa |
Rut 1:16-22 | Keputusan Rut |
Rut 2:1-16 | Kebaikan Boas |
Rut 2:17-23 | Reaksi Naomi |
[2] RUT DAN BOAS Rut 3:1-18
Rut 3:1-4 | Perhatian Naomi terhadap Rut |
Rut 3:5-9 | Ketaatan Rut |
Rut 3:10-18 | Tindakan Boas |
[3] LONCENG PERKAWINAN Hak 4:1-22
Rut 4:1-8 | Boas mempersiapkan segalanya |
Rut 4:9-13 | Rut dan Boas menikah |
Rut 4:14-22 | Silsilah keturunan Daud |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi