Teks -- Roma 16:19 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 16:19
Full Life: Rm 16:19 - BERSIH TERHADAP APA YANG JAHAT.
Nas : Rom 16:19
Kata "bersih" (Yun. _akeraios_) berarti "murni", "tidak tercampur"
yaitu, polos seperti anak yang pikirannya belum dicemarkan oleh ...
Nas : Rom 16:19
Kata "bersih" (Yun. _akeraios_) berarti "murni", "tidak tercampur" yaitu, polos seperti anak yang pikirannya belum dicemarkan oleh kejahatan atau tercampur dengan nilai-nilai dunia ini (bd. 1Kor 14:20).
- 1) Prinsip alkitabiah ini bertentangan sama sekali dengan paham yang dianjurkan oleh kalangan tertentu bahwa anak-anak orang Kristen harus mengetahui tentang dosa, kedursilaan, ketidaksalehan dan hal-hal dari Iblis supaya belajar menghadapi pencobaan. Ada yang mengusulkan bahwa anak-anak tidak perlu dilindungi dari kejahatan. Akan tetapi, menurut penyataan Alkitab, filsafat ini bukan saja bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi sangat cocok dengan keinginan Iblis sendiri agar semua orang tahu tentang yang baik dan yang jahat (Kej 3:5).
- 2) Pengenalan akan kejahatan, bersamaan dengan keterbukaan terus-menerus terhadap cara-cara Iblis, akan membelokkan banyak orang dari jalan iman dan ketaatan. Lot mengalami kenyataan pahit ini ketika dia kehilangan seluruh keluarganya (Kej 13:12-13; 19:1-38). Alkitab mengingatkan bahwa "pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1Kor 15:33), dan bahwa "Tuhan Yesus Kristus ... telah menyerahkan diri-Nya ... untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini" (Gal 1:3-4). Mereka yang menganjurkan bahwa anak-anak yang tidak berdosa harus mengetahui lingkungan fasik dan/atau pengaruhnya, adalah dalam bahaya melanggar peringatan Yesus dalam Mat 18:6.
- 3) Orang percaya harus berusaha sekuat-kuatnya untuk melindungi anak-anak mereka terhadap kelicikan dan kekejian dosa angkatan ini. Menolak untuk melindungi anak-anak kita berarti mengabaikan kehendak Roh Kudus bahwa mereka itu harus bersih terhadap apa yang jahat.
Jerusalem -> Rm 16:1-27
Jerusalem: Rm 16:1-27 - -- Soal apakah bab ini termasuk tidaknya ke dalam surat asli sudah dibicarakan dalam pengantar.
Soal apakah bab ini termasuk tidaknya ke dalam surat asli sudah dibicarakan dalam pengantar.
Ref. Silang FULL -> Rm 16:19
Ref. Silang FULL: Rm 16:19 - telah terdengar // yang jahat · telah terdengar: Rom 1:8
· yang jahat: 1Kor 14:20; 1Kor 14:20
· telah terdengar: Rom 1:8
· yang jahat: 1Kor 14:20; [Lihat FULL. 1Kor 14:20]
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 16:19 - -- 16:19 Ketaatanmu telah diketahui oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang...
16:19 Ketaatanmu telah diketahui oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih992 terhadap apa yang jahat.
Dalam pasal 1:8 Paulus sudah berkata, "Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku melalui Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia." Juga dalam kata-kata terakhir dia menegaskan bahwa dia sungguh menghargai tingkat kerohanian mereka. Dia tidak menulis Surat Roma oleh karena mereka tidak taat (pasal 15:14-15).
Berkaitan dengan penipuan yang disebut di atas, Rasul Paulus mengerti bahwa hati yang tunduk kepada Firman Allah tidak mudah ditipu, sedangkan orang yang mencari jalan mereka sendiri lebih mudah ditipu.993
...bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.
Paulus mau supaya mereka memiliki hikmat dan kepandaian terhadap apa yang baik, dan supaya mereka tidak belajar apa-apa dalam bidang kejahatan. Nats ini mirip apa yang dikatakan Tuhan dalam Matius 10:16, yaitu "...hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Kita dapat menjadi "tulus" terhadap apa yang jahat karena membalas kejahatan bukan urusan kita. Tetapi hati kita dapat tetap penuh dengan damai sejahtera karena, sesuai dengan apa yang ditulis dalam ayat yang berikut, Allah kita akan membalas.
Hagelberg: Rm 16:17-20 - -- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
Penerima Surat Roma taat dan tulus hati, jadi mereka akan menghindari orang yang me...
D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
Penerima Surat Roma taat dan tulus hati, jadi mereka akan menghindari orang yang melawan ajaran ini dengan perpecahan.
Rasul Paulus menutup Surat Roma dengan suatu perintah supaya pangacau dihindari oleh jemaat. Tempat perintah ini menimbulkan kesan bahwa bagi Rasul Paulus kesatuan jemaat harus dijaga dengan tindakan yang keras.
Hagelberg: Rm 16:19 - -- 16:19 Ketaatanmu telah diketahui oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang...
16:19 Ketaatanmu telah diketahui oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih992 terhadap apa yang jahat.
Dalam pasal 1:8 Paulus sudah berkata, "Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku melalui Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia." Juga dalam kata-kata terakhir dia menegaskan bahwa dia sungguh menghargai tingkat kerohanian mereka. Dia tidak menulis Surat Roma oleh karena mereka tidak taat (pasal 15:14-15).
Berkaitan dengan penipuan yang disebut di atas, Rasul Paulus mengerti bahwa hati yang tunduk kepada Firman Allah tidak mudah ditipu, sedangkan orang yang mencari jalan mereka sendiri lebih mudah ditipu.993
...bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.
Paulus mau supaya mereka memiliki hikmat dan kepandaian terhadap apa yang baik, dan supaya mereka tidak belajar apa-apa dalam bidang kejahatan. Nats ini mirip apa yang dikatakan Tuhan dalam Matius 10:16, yaitu "...hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Kita dapat menjadi "tulus" terhadap apa yang jahat karena membalas kejahatan bukan urusan kita. Tetapi hati kita dapat tetap penuh dengan damai sejahtera karena, sesuai dengan apa yang ditulis dalam ayat yang berikut, Allah kita akan membalas.
Hagelberg: Rm 15:14--16:27 - -- III. Penutup 15:14-16:27
Summary.
Bagian ini, yaitu pasal 15:14-16:27, merupakan penutup Surat Roma, di mana Paulus menyampaikan berita yang bersifa...
III. Penutup 15:14-16:27
Summary.
Bagian ini, yaitu pasal 15:14-16:27, merupakan penutup Surat Roma, di mana Paulus menyampaikan berita yang bersifat pribadi, salam kepada beberapa orang dan kelompok, teguran, dan salam dari beberapa orang.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 16:17-20
Matthew Henry: Rm 16:17-20 - Salam Kerasulan Salam Kerasulan (Roma 16:17-20)
Mengingat bahwa Rasul Paulus telah berusaha keras mempersatukan mereka melalui salamnya yang penuh kasih, amatlah ...
Salam Kerasulan (Roma 16:17-20)
- Mengingat bahwa Rasul Paulus telah berusaha keras mempersatukan mereka melalui salamnya yang penuh kasih, amatlah pantas untuk menambahkan peringatan agar waspada terhadap orang-orang yang memiliki asas-asas dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat merusak kasih kristiani. Kita juga dapat mengamati,
- I. Peringatan dari Paulus itu sendiri, yang diberikan dengan cara yang sangat memohon: aku menasihatkan kamu, saudara-saudara. Paulus tidak memaksa ataupun memerintahkan seperti orang yang menguasai warisan Allah, tetapi menasihatkan demi kasih. Betapa tulus dan betapa penuh kasihnya nasihat-nasihat Paulus! Dia mengajar mereka,
- 1. Untuk melihat bahaya yang mereka hadapi: Waspadalah terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan dan godaan. Guru kita sendiri telah mengatakan sebelumnya bahwa akan terjadi perpecahan dan godaan, namun Ia menjatuhkan celaka atas mereka yang menimbulkannya (Mat. 18:7). Di sini kita diperingatkan terhadap orang-orang seperti itu. Mereka yang menyusahkan jemaat dengan membawa kerugian berupa perpecahan dan godaan, yang membenarkan serta menjalankannya. Mereka memperkenalkan dan menganjurkan keinginan untuk memecah belah dan menggoda, sikap yang salah atau patut dicurigai. Karena kesombongan, keinginan serta upaya berlebihan dalam mengejar kesenangan yang baru atau sejenisnya, mereka memisahkan diri tanpa sebab dari saudara-saudara mereka. Melalui perbantahan yang curang, kecaman, dan sangkaan yang jahat, mereka menjauhkan perasaan kasih sayang di antara orang Kristen satu sama lain. Hal-hal ini menimbulkan perpecahan dan godaan, bertolak belakang atau berbeda dengan (karena secara tidak langsung hal itu dinyatakan sebagai para tēn didachēn) pengajaran yang telah kamu terima. Apa pun yang berbeda dengan bentuk pengajaran benar yang ada di dalam Kitab Suci akan membuka pintu bagi perpecahan dan godaan. Begitu kebenaran ditinggalkan, persatuan dan kedamaian tidak akan bertahan lama. Sekarang, waspadalah terhadap mereka yang menyebabkan perpecahan, skopein. Amatilah mereka, cara yang mereka gunakan, dan tujuan yang mereka kejar. Dibutuhkan pandangan yang tajam untuk bisa melihat bahaya yang kita hadapi dari orang-orang seperti itu. Sebab biasanya, kepalsuan yang mereka perlihatkan tampak masuk di akal, padahal rencana-rencana mereka sangatlah merusak. Jangan sekadar melihat kepada perpecahan dan godaannya saja, tetapi telusurilah sampai ke sumbernya. Waspadalah terhadap mereka yang menyebabkannya, terutama niat jahat di dalam diri mereka yang menyebabkan perpecahan dan godaan ini, yakni nafsu dari mana timbul pertentangan dan perselisihan ini. Mengungkap bahaya sama saja dengan mencegah setengahnya.
- 2. Untuk menjauhinya: “Hindarilah mereka! Jauhilah semua persekutuan dan hubungan dengan mereka, supaya kamu tidak dicemari dan tertular oleh mereka. Jangan melibatkan diri dengan kepentingan yang bisa memecah belah, atau menganut asas-asas dan perbuatan yang dapat merusak kasih dan kebaikan Kristen atau kebenaran yang sesuai dengan kesalehan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker.” Ada yang berpendapat bahwa Paulus terutama memperingatkan mereka agar waspada terhadap para guru Yudaisme yang meskipun telah mengubah nama mereka dengan nama Kristen, tetap melanjutkan adat istiadat Musa. Mereka ini berkhotbah tentang pentingnya hal ini, giat menarik orang di mana pun agar mau menjadi murid mereka, dan yang paling diperingatkan Paulus kepada jemaat-jemaat agar diwaspadai.
- II. Alasan-alasan untuk menjalankan peringatan ini.
- 1. Mengingat siasat merusak yang digunakan para penggoda ini (ay. 18). Semakin jahat mereka, semakin perlu kita berjaga-jaga terhadap mereka. Sekarang amatilah penggambaran Paulus tentang diri mereka dalam dua hal:
- (1) Tuan yang mereka layani: bukan Kristus, Tuhan kita. Meskipun mereka menyebut diri orang Kristen, mereka tidak melayani Kristus. Mereka tidak mencari kemuliaan-Nya, mendahulukan kepentingan-Nya, ataupun melakukan kehendak-Nya, sehebat apa pun mereka berpura-pura. Betapa banyaknya orang yang menyebut Kristus Guru dan Tuhan, tetapi sama sekali tidak melayani Dia! Mereka sebaliknya melayani perut mereka sendiri, yakni kepentingan mereka yang bersifat jasmani, penuh hawa nafsu, dan duniawi. Nafsu berahi rendah dan sejenisnyalah yang ingin mereka puaskan. Kesombongan, hasrat, ketamakan, kemewahan, dan gairah adalah tujuan utama mereka. Tuhan mereka ialah perut mereka (Flp. 3:19). Betapa rendahnya tuan yang mereka layani dan jika dibandingkan dengan Kristus, betapa tidak berharganya orang-orang yang melayani perut mereka, yang memanfaatkan sikap saleh, serta memuaskan hawa nafsu mereka sebagai tujuan dan kegiatan utama dalam hidup mereka. Seluruh tujuan dan rencana mereka harus tunduk dan patuh kepada hal-hal itu.
- (2) Cara yang mereka gunakan untuk menyusun rencana mereka: dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. Perkataan dan tutur kata mereka menunjukkan kekudusan dan semangat bagi Allah (sungguh mudah untuk tampak saleh dari luar). Mereka menunjukkan kebaikan dan kasih kepada orang-orang kepada siapa mereka hendak menanamkan pengajaran mereka yang sesat, sambil menyapa dengan sopan ketika mereka sebenarnya merencanakan kejahatan besar. Demikian jugalah si ular memperdayakan Hawa melalui kata-kata yang baik dan manis. Amatilah, mereka merusak pikiran dengan cara menipu hati, menyesatkan penilaian orang dengan cara licik, yakni mengelabui agar menyukai diri mereka sendiri. Oleh sebab itu kita sangat perlu menjaga hati kita dengan tekun, terutama pada saat roh penggoda datang.
- 2. Mengingat bahaya yang kita hadapi melalui kecenderungan dan kemungkinan kita untuk diperdaya dan dijerat oleh mereka: “Karena kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang, yakni kamu dikenal di semua jemaat sebagai orang-orang yang penurut, taat, dan patuh.” Jadi,
- (1) Oleh sebab itulah para guru penggoda ini semakin ingin menyerang mereka. Iblis dan para pengikutnya terutama sangat benci kepada jemaat dan jiwa-jiwa yang berkembang. Kapal yang ketahuan membawa muatan berharga menjadi incaran utama para perompak. Iblis dan musuh sangat menginginkan mangsa seperti itu, oleh karena itu jagalah dirimu (2Yoh. 1:8). “Para guru palsu itu mendengar bahwa kamu orang-orang yang patuh, dan oleh karena itu mereka mungkin akan mendatangimu untuk melihat apakah kamu akan mematuhi mereka juga.” Sudah menjadi siasat lazim bagi para penggoda untuk mengincar mangsa yang memiliki hati nurani yang lembut dan mulai menanyakan apa yang harus mereka lakukan, sebab orang-orang seperti inilah yang paling mudah menerima pengaruh dari pendapat mereka. Sungguh menyedihkan melihat betapa banyak orang yang telah mulai menanyakan jalan menuju Sion dengan pandangan tertuju ke sana, tetapi akhirnya justru berbelok dari batu karang ini. Hal ini membuktikan bahwa sudah menjadi kewajiban para pelayan Tuhan untuk dengan lebih berhati-hati memelihara kumpulan domba mereka, meletakkan dasar yang kokoh, dan membimbing domba-domba muda dengan lembut.
- (2) Sekalipun demikian, mereka ini masih menghadapi bahaya dari para penggoda ini. Hal ini disampaikan Paulus dengan teramat sederhana dan lembut, bukan sebagai orang yang mencurigai mereka, melainkan sangat memperhatikan mereka: “Ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Kami juga mengakui hal ini dan bersukacita oleh karenanya: Sebab itu aku bersukacita tentang kamu.” Demikianlah Paulus memuji kelebihan mereka dengan maksud untuk mengajak mereka berhati-hati. Kecemburuan kudus dari sahabat-sahabat kita dapat berjalan seiring dengan sukacita kudus. “Kamu menganggap dirimu sebagai umat yang sangat berbahagia, sama seperti pendapatku tentang dirimu. Walaupun demikian, janganlah merasa terlampau yakin: Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. Kamu adalah orang-orang yang penurut dan baik hati, tetapi lebih baik kamu waspada supaya tidak diperdaya oleh para penggoda itu.” Tabiat yang lembut memang baik apabila dikendalikan dengan baik. Bila tidak, tabiat itu justru bisa sangat menjerat, dan oleh sebab itu Paulus memberikan dua pedoman umum:
- [1] Agar bijaksana terhadap apa yang baik. Artinya, untuk bersikap terampil dan tekun hidup dalam kebenaran dan jalan-jalan Allah. “Bijaksanalah dalam menguji segala roh, dalam membuktikan segala sesuatu, dan kemudian berpegang teguh pada apa yang baik saja.” Dibutuhkan hikmat yang dalam apabila kita hendak melekat pada kebenaran yang baik, kewajiban yang baik, dan orang-orang yang baik, supaya jangan kita teperdaya dan tertipu dalam salah satunya. Sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular (Mat. 10:16). Cerdik dalam membedakan apa yang benar-benar baik dan yang palsu. Cerdik dalam menilik hal-hal yang berbeda dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sementara berada di tengah begitu banyak penipu, kita sangat membutuhkan hikmat orang bijaksana yang mengerti jalannya (Ams. 14:8).
- [2] Supaya bersih terhadap apa yang jahat. Kita perlu bijaksana supaya tidak dapat ditipu, dan juga supaya tidak menjadi penipu. Kudus artinya tidak merencanakan, berpura-pura, ataupun melaksanakan rencana yang jahat. Akeraious – tidak berbahaya, murni, tidak mengganggu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan (1Kor. 14:20). Kecerdikan ular pantas dimiliki orang Kristen, tetapi tidak demikian halnya dengan kelicikan si ular tua. Pada saat yang sama, kita juga harus tulus seperti merpati. Inilah yang akan dilakukan oleh seorang sederhana yang bijaksana, yaitu tahu untuk tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan kebenaran. Begitulah, Paulus lebih memohon lagi kepada jemaat di Roma, agar mereka memelihara ketulusan mereka yang sudah begitu terkenal itu. Jemaat ini bagaikan sebuah kota di atas bukit dan banyak mata yang tertuju kepada orang-orang Kristen di sana. Karena itu, kesalahan yang terjadi di situ dapat menjadi contoh yang buruk dan mendatangkan pengaruh buruk juga ke atas jemaat jemaat yang lain. Memang sudah terbukti bahwa kemurtadan hebat yang terjadi di kemudian hari bermula dari ibu kota ini. Kesalahan yang dibuat oleh gereja-gereja yang terkemuka merupakan kekeliruan yang terkemuka pula. Ketika uskup Roma jatuh dari langit bagaikan bintang besar (Why. 8:10), ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang bersamanya (Why. 12:4).
- 3. Mengingat janji Allah bahwa pada akhirnya kita akan meraih kemenangan. Janji ini diberikan untuk memberikan semangat dan dorongan, bukanlah untuk menggantikan sikap waspada dan upaya keras kita. Ini merupakan janji yang sangat manis (ay. 20): Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.
- (1) Gelar-gelar yang diberikan Paulus kepada Allah: Allah, sumber damai sejahtera, pencipta dan pemberi segala sesuatu yang baik. Ketika menghampiri Allah guna memperoleh kemenangan rohani, janganlah kita hanya memandang Dia sebagai Tuhan semesta alam yang memiliki segala kuasa, tetapi juga sebagai Allah sumber damai sejahtera. Allah yang berdamai dengan kita, menyampaikan damai sejahtera kepada kita, mengerjakan kedamaian di dalam diri kita, dan menciptakan kedamaian bagi kita. Kemenangan datang dari Allah lebih dari Dia sebagai sumber damai sejahtera daripada sebagai panglima perang. Sebab di tengah semua pertentangan kita, damai sejahtera adalah hal yang paling kita perjuangkan. Sebagai sumber damai sejahtera, Allah akan mencegah dan mengalahkan semua yang menimbulkan perpecahan dan serangan yang merusak dan mengganggu kedamaian jemaat.
- (2) Berkat yang dinantikan Paulus dari Allah, yaitu kemenangan atas Iblis. Jika yang dimaksudkan olehnya adalah pengajaran palsu dan roh-roh penggoda seperti yang telah disebutkan sebelum ini, yang Iblis merupakan pemicu dan pencipta utamanya, maka pastilah hal ini mencakup semua rencana dan rancangan Iblis untuk melawan jiwa-jiwa. Tujuannya adalah untuk mencemari, mengganggu, dan membinasakan mereka. Semua upayanya adalah untuk menjauhkan kita dari kesucian sorga, damai sejahtera sorgawi di bumi, dan sorga pada waktu nanti. Jika Iblis senantiasa mencobai dan mengganggu, bertindak sebagai penipu dan perusak, maka Allah, sumber damai sejahtera akan menghancurkan Iblis di bawah kaki kita. Sebelum ini Paulus telah memperingatkan mereka untuk melawan kebodohan. Karena menyadari kelemahan dan kebodohan mereka sendiri, sekarang mereka mungkin berpikir, “Bagaimana kita harus menghindari dan menjauhkan diri dari jerat-jerat yang dipasang bagi kita? Apakah lama-kelamaan musuh-musuh jiwa kita ini tidak akan terlampau kuat bagi kita?” “Tidak,” kata Paulus, “jangan takut. Walaupun kamu tidak mampu mengatasinya dengan kekuatan dan hikmat sendiri, Allah sumber damai sejahtera akan melakukannya untukmu. Dan melalui Dia yang mengasihi kita, kita akan jadi lebih dari pemenang.”
- [1] Kemenangan itu akan sempurna: Dia akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Hal ini jelas-jelas mengenai janji pertama yang telah diberikan Mesias di taman Firdaus (Kej. 3:15), bahwa keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala si ular. Hal ini digenapi setiap hari ketika orang-orang kudus dimampukan untuk melawan dan mengatasi pencobaan Iblis. Dan ini akan digenapi dengan sempurna saat semua orang yang terpilih dalam kasih karunia akan dibawa ke dalam kemuliaan, meskipun seluruh kuasa kegelapan dikerahkan. Waktu Yosua telah menaklukkan raja-raja Kanaan, ia menyuruh para pemimpin Israel menginjak leher raja-raja itu (Yos. 10:24). Demikian jugalah Kristus atau Yosua kita, memampukan semua pelayan dan prajurit-Nya yang setia untuk menginjak leher Iblis. Mereka akan menginjak dan mengalahkan musuh-musuh rohani mereka. Kristus telah menang bagi kita, melucuti senjata orang kuat, dan mematahkan kuasanya. Jadi tidak ada yang perlu kita kerjakan lagi selain mengejar kemenangan itu dan membagi-bagi hasil jarahan. Biarlah hal ini mendorong kita untuk giat dalam peperangan rohani kita, untuk berjuang dalam iman. Inilah yang harus kita lakukan dengan musuh yang telah dikalahkan, dan tidak lama lagi kemenangan itu akan sempurna.
- [2] Kemenangan itu akan terjadi segera: Dia akan segera melakukannya. Sebentar lagi Dia yang akan datang itu akan tiba. Dia telah mengatakannya, Aku datang segera. Ketika Iblis sepertinya telah menang dan kita siap menyerah kalah, maka saat itulah Allah sumber damai sejahtera itu akan mengakhirinya dengan kemenangan telak. Para prajurit pasti akan bersemangat bila mereka tahu bahwa perang akan segera berakhir, dan dengan penuh kemenangan. Sebagian orang memahami hal ini sebagai masa bahagia di mana orang merasa puas dalam kasih dan persatuan yang sejati. Ada pula yang mengacu kepada masa aniaya terhadap jemaat ketika beralih dari bawah kekuasaan kerajaan kepada Kekristenan, ketika musuh-musuh gereja ditaklukkan dan diinjak-injak oleh Konstantin serta gereja yang ada di bawah pemerintahannya. Namun, lebih tepat bila hal ini dipahami sebagai kemenangan yang akan diraih semua orang kudus atas Iblis ketika mereka naik ke sorga, berada jauh dari jangkauannya untuk selamanya, termasuk kemenangan-kemenangan masa kini yang mereka raih melalui kasih karunia sebagai pertanda akan kemenangan mereka di sorga itu. Oleh karena itu, bertahanlah dalam iman dan kesabaran sedikit lebih lama lagi. Begitu kita berhasil menyeberangi Laut Teberau, kita akan melihat musuh-musuh rohani kita mati di tepi pantainya. Dan saat itu kita akan melantunkan nyanyian Musa dan Anak Domba itu dengan sorak sorai. Oleh sebab itulah Paulus membubuhkan permohonan berkat, Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu, yaitu kehendak baik Kristus terhadapmu, perbuatan baik Kristus di dalam dirimu. Ini akan menjadi sarana pemeliharaan terbaik guna melawan jerat-jerat para penganut ajaran sesat, penyebab perpecahan, dan guru-guru palsu. Jika kasih karunia Kristus ada bersama kita, siapa yang dapat melawan kita hingga menang? Sebab itu, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Demikianlah Paulus, tidak saja sebagai sahabat, tetapi juga sebagai pelayan Tuhan dan rasul yang telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, memberkati mereka dengan kuasa, dan mengulanginya sekali lagi dalam ayat 24.
SH: Rm 16:17-24 - Sikap terhadap saudara palsu. (Rabu, 05 Agustus 1998) Sikap terhadap saudara palsu.
Bagaimana ciri orang yang aktif melayani dengan motif mencari untung sendiri? Mereka tidak mengutamakan doktrin, tetapi...
Sikap terhadap saudara palsu.
Bagaimana ciri orang yang aktif melayani dengan motif mencari untung sendiri? Mereka tidak mengutamakan doktrin, tetapi kesaksian pengalaman hebatnya. Pengajaran dan tuntutan Kristus direduksi ('dikurangi'). Mereka menimbulkan perpecahan dan perselisihan, suka menggoda, membujuk-rayu demi tujuan sendiri. Hidup tanpa hukum dan aturan. Paulus tegas. Jemaat harus menjauhi mereka. Mereka adalah alat Iblis (ayat 20). Di masa ini masih ada pemimpin Kristen yang pandai membujuk orang mendukung proyek-proyek mereka. Injil dijadikan pembungkus maksud liciknya. Jaga dan peliharalah hubungan pribadi yang intim dengan Firman, niscaya kita akan terhindar daripadanya. Ujilah setiap roh!
Kekuatan kasih karunia. Di akhir suratnya Paulus mengucapkan salam khusus, "Kasih karunia Yesus Kristus ..." (ayat 24). Apa maknanya? Salam ini meneguhkan iman dan pengharapan jemaat yang resah dalam menghadapi rasul dan doktrin palsu. Kristus selalu menyertai jemaat dengan kasih karunia-Nya yang berlimpah. Kekuatan kasih karunia Kristus dapat kita rasakan melalui persekutuan dengan firman-Nya dan persekutuan dalam Roh-Nya. Justru di tengah dunia yang makin kacau dan kondisi gereja yang tak menentu ini, janji berkat ilahi itu dapat teralami.
SH: Rm 16:17-27 - Kehangatan dan ketegasan (Selasa, 5 September 2006) Kehangatan dan ketegasan
Kasih sejati mewujud dalam tindakan penerimaan yang hangat, tetapi
juga tegas terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan...
Kehangatan dan ketegasan
Kasih sejati mewujud dalam tindakan penerimaan yang hangat, tetapi juga tegas terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran. Kasih menerima orang apa adanya, tetapi tidak serta merta menyetujui apalagi kompromi dengan perbuatan salah orang tersebut. Itulah yang seharusnya nyata dari pribadi anak-anak Tuhan.
Walaupun Paulus penuh kehangatan dan kasih kepada jemaat Tuhan, tetapi ia bersikap sangat tegas terhadap para pengajar palsu (17-18) karena mereka mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran sehingga menimbulkan perpecahan. Pada hakikatnya mereka bukan melayani Kristus, melainkan perut mereka sendiri. Sikap mereka licik dan licin, menipu dengan kata-kata muluk dan manis. Paulus menasihati jemaat di Roma agar mewaspadai bahkan menghindari para pengajar palsu itu.
Ketegasan Paulus masih sangat terasa dalam menyikapi `prestasi' jemaat di Roma (19-20). Jemaat tersebut termasyhur dengan ketaatannya terhadap Injil. Mengetahui hal itu, Paulus bersukacita. Akan tetapi, ia tidak menghendaki jemaat di Roma terlena. Masih ada berbagai kekurangan di sana-sini. Penuturan Paulus yang panjang lebar tentang pengajaran dan praktik hidup kristiani dalam suratnya menunjukkan hal itu. Jemaat di Roma harus banyak berbenah: "bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat" (19b). Dengan demikian Iblis tidak bisa merusakkan iman dan kesaksian mereka, sebaliknya Iblis sendiri akan dihancurkan oleh kesaksian itu.
Kekuatan untuk berdiri teguh memancarkan karakter kudus/kebenaran sekaligus kasih/kepedulian ada pada Allah sendiri (24-25). Saat kita berpegang teguh pada tangan-Nya yang perkasa, sambil dengan setia mengabarkan Injil Yesus Kristus, maka Allah dipermuliakan.
Renungkan: Jangan kompromi dengan dosa. Namun doakanlah orang yang bergumul dengan kelemahannya, nyatakanlah kasih dan pengampunan Kristus kepadanya.
SH: Rm 16:17-24 - Waspada terhadap pengacau (Minggu, 2 Mei 2010) Waspada terhadap pengacau
Betapa indahnya melayani bersama saudara-saudara seiman. Sehati, sepikir, serta saling menopang agar karya Kristus dinyatak...
Waspada terhadap pengacau
Betapa indahnya melayani bersama saudara-saudara seiman. Sehati, sepikir, serta saling menopang agar karya Kristus dinyatakan dan dialami oleh banyak orang di dunia ini, sungguh merupakan visi mulia yang sangat ideal. Namun hal tersebut tak boleh membuat orang Kristen lupa realitas manusia berdosa, kenyataan dunia yang diwarnai oleh perilaku egosentris. Bahwa selalu ada lawan atau musuh, baik dari luar yang membenci kekristenan, maupun dari dalam yang menggerogoti kehidupan iman, persekutuan, dan kasih anak-anak Tuhan.
Peringatan Paulus di tengah salamnya kepada jemaat di Roma (3-15) dan dari rekan-rekan sekerjanya kepada mereka (21-23) menyadarkan mereka bahwa di tengah-tengah rekan kerja sejati, bisa hadir musuh dalam selimut. Siapa mereka? Yaitu mereka yang mengajarkan pengajaran yang tidak benar di tengah jemaat. Pengajaran itu lahir dari motivasi untuk kepentingan diri sendiri, bukan demi Tuhan dimuliakan dan jemaat dibangun (17-18).
Bagaimana menyikapi orang-orang seperti itu? Pertama-tama, hindari mereka (17b). Jangan ladeni mereka seakan mereka adalah orang penting atau patut mendapat perhatian kita. Juga jangan biarkan mereka mendapatkan kesempatan untuk mengacau. Jemaat Tuhan harus bersikap tegas terhadap para pengacau tersebut, tentu sambil menjaga diri sendiri agar tidak terlibat dalam kejahatan mereka (19b). Hanya dengan cara demikianlah usaha Iblis untuk mendompleng orang-orang sedemikian tidak akan mendapatkan hasilnya (20).
Benteng yang teguh terhadap serangan ajaran yang sesat, tetapi menarik kedagingan kita adalah pemahaman firman yang benar, persekutuan anak Tuhan yang erat dan intim, serta kesaksian hidup yang mewujudkan kebenaran Kristus. Dengan memprioritaskan ketiga hal tersebut, kita akan lebih mudah untuk bersikap tegas terhadap segala upaya jahat merusak jemaat.
SH: Rm 16:17-24 - Waspada! (Senin, 15 April 2013) Waspada!
Paulus, pada bagian akhir suratnya, mengingatkan jemaat di Roma agar waspada terhadap guru-guru palsu. Guru-guru palsu adalah orang-orang ya...
Waspada!
Paulus, pada bagian akhir suratnya, mengingatkan jemaat di Roma agar waspada terhadap guru-guru palsu. Guru-guru palsu adalah orang-orang yang mengajarkan pokok-pokok yang bertentangan dengan Injil.
Guru-guru palsu setara dengan nabi-nabi palsu yang ada pada zaman Perjanjian Lama (lihat Yer. 23:16-40, 28:1-17). Mereka memutarbalikkan ajaran Kristus dan rasul-rasul-Nya. Mereka meremehkan kematian dan kebangkitan Yesus. Ada yang menyatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, sementara yang lain mengklaim bahwa Yesus bukan manusia sejati. Bahkan guru-guru palsu memperbolehkan pengikut mereka untuk melakukan segala macam perbuatan, sekalipun yang tidak bermoral. Oleh karena itu, guru-guru palsu harus diwaspadai (17)!
Pada waktu surat ini ditulis, Paulus belum menginjakkan kakinya di Roma untuk bertemu dengan jemaat ini. Jemaat ini memang bukan hasil penginjilan Paulus. Tradisi mengatakan bahwa jemaat Roma merupakan hasil penginjilan yang dilakukan Petrus. Meski demikian, Paulus mengingatkan mereka akan bahaya guru-guru palsu itu. Sebab itu jemaat harus membandingkan pengajaran guru-guru palsu dengan pengajaran para rasul.
Selain itu, Paulus meminta jemaat untuk menghindari guru-guru palsu karena mereka tidak melayani Kristus, tetapi melayani perut mereka sendiri. Kata-kata mereka muluk-muluk dan bahasa mereka manis-manis, tetapi sesungguhnya tipuan belaka. Merekalah yang menyebabkan jemaat pecah dan kacau sehingga Paulus harus bersusah payah untuk mengoreksi dan membimbing kembali jemaat-jemaat tersebut, misalnya jemaat di Korintus.
Guru-guru palsu selalu ada dari masa ke masa, datang silih berganti, menawarkan pengajaran yang menarik telinga dan hati kita. Bahkan kadang-kadang dengan iming-iming tertentu untuk menarik kita menjadi pengikut. Peringatan Paulus agar umat Tuhan waspada dan menghindari mereka, harus kita dengar! Kalau Anda ragu apakah suatu ajaran itu palsu atau bukan, bandingkan dengan Alkitab. Kalau masih belum yakin benar, tanyakan pendeta Anda.
SH: Rm 16:17-27 - Peringatan Terakhir (Kamis, 24 November 2016) Peringatan Terakhir
Di akhir tulisannya, Paulus perlu mengingatkan jemaat Roma untuk berhati-hati terhadap mereka yang menimbulkan perpecahan dan men...
Peringatan Terakhir
Di akhir tulisannya, Paulus perlu mengingatkan jemaat Roma untuk berhati-hati terhadap mereka yang menimbulkan perpecahan dan mengacaukan kepercayaan orang kepada Tuhan (17). Sebab, ajaran palsu yang berbeda dengan ajaran yang sehat pasti akan menimbulkan perpecahan. Karena itulah, Paulus mengingatkan mereka supaya tetap waspada.
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa gereja mesti tertutup kepada pendapat lain. Tidak berarti pula bahwa semua ajaran bisa diterima begitu saja. Semua ajaran perlu diuji kebenarannya. Sekali lagi, gereja perlu waspada.
Kelihatannya Paulus mengenal para pengajar palsu itu. Setidaknya Paulus mengetahui motivasi mereka: "Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya" (18). Pada hemat Paulus, mereka hanya mencari keuntungan pribadi-ujung-ujungnya perut! Mereka bermulut manis karena ingin orang tertarik dengan ajarannya; tetapi Paulus sekali lagi mengingatkan-juga bisa jadi tanda dari ajaran sesat-siapakah yang dimuliakan? Tuhan atau manusia?
Paulus mengakui bahwa ketaatan warga jemaat di Roma telah didengar oleh banyak orang. Dan karena itulah, Paulus mengingatkan mereka untuk bersikap bijaksana terhadap setiap ajaran yang muncul. Dalam doa Paulus-Allah, sumber damai sejahtera, akan segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu-kelihatannya hendak memperlihatkan ciri ajaran sesat, yaitu membuat banyak orang menjadi kehilangan damai sejahtera. Karena itu, ketika ada seorang yang merasa kehilangan damai sejahtera dalam jemaat kita perlu berhati-hati dan mengoreksi diri!
Sebelum mengakhiri suratnya, Paulus memberikan beberapa nama teman sejawatnya yang lain. Dia memang tahu bagaimana menghargai dan menghormati orang yang berjerih lelah dalam pelayanan. Demikian jugakah kita? [CC]
Pengantar Kitab Pengkhotbah
Dalam bahasa Ibrani, kitab Pengkhotbah disebut "qoheleth", yang artinya orang yang mengadakan dan berbicara pada suatu perkumpulan; atau diterjemahkan sebagai "pengkhotbah" (1:1, 2, 12; 7:27; 12:8-10). Penulis kitab ini adalah Salomo (1:1, 12, 16; 2:4-9; 12:9), pada tahun 935 sM. Tema utamanya adalah "kesia-siaan hidup yang terlepas dari Allah." Kitab ini merupakan salah satu di antara lima gulungan "Hagigrapha" (tulisan-tulisan kudus) yang dibacakan pada salah satu Hari Raya Yahudi, yaitu Hari Raya Pondok Daun.
Kemungkinan besar kitab Pengkhotbah ditulis pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Saat itu, kondisi kerohaniannya telah mengalami kemerosotan tajam karena ia ikut serta menyembah berhala. Ia telah berupaya mencari kebahagiaan melalui kesenangan maupun materi. Namun, ia kecewa sebab ia sama sekali tidak menemukan kebahagiaan sejati melalui gelimang harta. Akhirnya Salomo menyadari bahwa tanpa bersandar kepada Tuhan dan firman-Nya, semua kesuksesan dan usaha yang dilakukannya sebagai seorang manusia hanya membawa dirinya menuju kesia-siaan.
Kitab Pengkhotbah ini dapat menjadi kesaksian sekaligus peringatan bagi kaum muda atau pun siapa pun untuk tidak jatuh pada kesalahan sama yang telah dilakukan oleh Salamo. Setiap orang muda harus menikmati kehidupannya (11:9-10). Lebih dari itu, hidup takut akan Tuhan dan berpegang pada semua perintah-Nya jauh lebih penting (12:1, 13-14).
Kitab ini mempunyai ciri khas di mana menggunakan kata ganti "aku" sepanjang pasal pertama. Ia menggunakan kata "sia-sia" sebanyak 37 kali untuk menyatakan pandangannya yang sinis dan kebingungannya dalam hidup. Bagian inti kitab ini adalah "takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya" (12:13-14).
Tuhan Yesus juga menyatakan hal yang sama tentang kesia-siaan mengejar materi atau harta duniawi (Mat. 6:19-21, 24; 16:26). Tuhan Yesus disebutkan "lebih dari Salomo" (Mat. 12:42) karena di dalam-Nya tersimpan segala harta hikmat dan pengetahuan (Kol. 2:3).
SH: Rm 16:17-24 - Waspadai yang Bermulut Manis (Sabtu, 23 Juli 2022) Waspadai yang Bermulut Manis
Ajaran sesat atau palsu tampaknya merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kekristenan di sepanjang zaman. Mulai d...
Waspadai yang Bermulut Manis
Ajaran sesat atau palsu tampaknya merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kekristenan di sepanjang zaman. Mulai dari Perjanjian Lama (PL) sampai Perjanjian Baru (PB), tercatat di Alkitab bahwa akan terus ada penyesatan. Sepanjang sejarah umat Allah dan gereja, ajaran sesat hadir dalam berbagai bentuk, aspek, isi, dan cara. Oleh karena itu, sikap waspada adalah cara yang terus ditekankan oleh Alkitab untuk menghadapi ajaran palsu.
Sebelum mengakhiri surat Roma ini, Paulus mengingatkan jemaat untuk mewaspadai orang-orang yang menyesatkan yang ada di tengah-tengah jemaat (17-20). Pada saat itu ada orang-orang yang kelihatannya melayani, tetapi pada dasarnya apa yang mereka lakukan bertentangan dengan firman Tuhan. Kita tidak tahu persis apa ajaran mereka atau apa yang mereka lakukan, namun Paulus menekankan bahwa mereka menimbulkan perpecahan dan godaan di dalam jemaat. Paulus juga mengingatkan bahwa motivasi mereka yang sebenarnya bukanlah melayani Tuhan, melainkan mencari keuntungan diri sendiri. Paulus menasihati jemaat untuk mewaspadai mereka karena kemunafikan dapat mengecoh jemaat. Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang berkata muluk-muluk dan berbahasa manis (18). Mungkin mereka masuk ke dalam kategori yang disebut Tuhan Yesus sebagai serigala berbulu domba.
Bagaimana cara kita menghadapi orang-orang yang bermulut manis di tengah-tengah komunitas orang percaya? Pertama, Paulus meminta kita untuk menghindari mereka. Sikap menghindar adalah langkah pencegahan dari pengaruh orang-orang munafik tersebut terhadap keutuhan jemaat. Kedua, bijaksana dalam membedakan yang baik dan yang jahat. Maka dari itu, kita harus terus bergaul dengan firman Tuhan sebagai sumber pengajaran yang sehat dan sejati.
Seberapa setiakah kita dalam menggali kebenaran Alkitab sehingga kita makin dapat membedakan ajaran asli dan palsu? Luangkan waktu kita lebih lama untuk bergaul dengan Alkitab dan hindari mereka yang bermulut manis. [ABL]
Baca Gali Alkitab 4
Paulus mengingatkan jemaat di Roma agar waspada terhadap orang-orang yang memutarbalikkan ajaran Kristus dan rasul-rasul-Nya. Paulus meminta jemaat di Roma untuk menghindari guru-guru palsu karena mereka itu tidak melayani Kristus, tetapi melayani perut mereka sendiri.
Paulus juga mengingatkan kita bahwa Kristus selalu menyertai jemaat dengan kasih karunia-Nya yang berlimpah. Kekuatan kasih karunia Kristus dapat kita rasakan melalui persekutuan dengan firman-Nya dan persekutuan dalam Roh-Nya. Justru di tengah dunia yang makin kacau dan tak menentu ini, janji berkat ilahi dapat kita alami.
Apa saja yang Anda baca?
1. Terhadap orang-orang seperti apakah Anda harus waspada dan mengapa harus diwaspadai? (17-18)
2. Kabar apakah yang didengar oleh Paulus tentang jemaat di Roma dan apa harapan Paulus bagi mereka? (19-20)
3. Salam dari siapa sajakah yang disebutkan oleh Paulus dalam suratnya dan bagaimana ia mendoakan jemaat di Roma? (21-24)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Pernahkah Anda menjumpai orang-orang yang memutarbalikkan ajaran Kristus pada masa kini? Apa sajakah pelajaran yang Anda dapatkan dari pengalaman itu?
2. Sebagaimana Paulus mewartakan Injil bersama teman-temannya, apakah Anda terpanggil untuk melakukan hal yang sama? Bagaimana Anda akan melakukannya?
Apa respons Anda?
1. Bagaimana seharusnya Anda bersyukur ketika menerima Injil? Berikanlah contohnya!
2. Bagaimana cara Anda dalam mewujudkan tekad dalam mewartakan Injil agar dapat diterima oleh orang lain?
Pokok Doa:
Mendoakan pengajaran dan pembelajaran Alkitab yang dilakukan oleh masing-masing gereja di Indonesia.
Utley -> Rm 16:17-20
Utley: Rm 16:17-20 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 16:17-2017 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pen...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 16:17-20
17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! 18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. 19 Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. 20 Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Rom 16:17 Peringatan ini nampaknya untuk mendobrak konteks secara tak diduga-duga. Ada daftar dalam ayat Rom 16:17-18 mengenai apa yang dibuat oleh guru-guru palsu.
- 1. mereka menghasut perpecahan-perpecahan
- 2. mereka menaruh penghalang di jalan orang percaya
- 3. mereka mengajarkan kebalikan dari pelajaran yang diberikan oleh gereja
- 4. mereka melayani nafsu makan mereka sendiri
- 5. mereka mengelabui orang-orang yang tulus hatinya dengan gaya bicara yang lembut dan penuh bujuk rayu.
Daftar ini tidak berhubungan dengan orang percaya yang kuat dan lemah seperti dalam Rom 14:1-15:13.
□ "hindarilah mereka" ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Ini adalah suatu tema yang berulang (lih. Gal 1:8-9; 2Tes 3:6,14; 2Yoh 1:10).
- NASB NRSV
- TEV "nafsu makan mereka sendiri"
- NKJV "tetapi melayani perut mereka sendiri"
- NJB "ketamakan mereka sendiri"
Kata ini secara hurufiah berarti "perut-perut" (lih. Fili 3:19; Tit 1:12). Guru-guru palsu memutar balikkan segala sesuatu untuk membela kepentingan dasar mereka.
□ "dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis" Guru-guru palsu sering secara jasmani sangat menarik dan memiliki kepribadian yang dinamis. (lih. Kol 2:4). Mereka sering sangat logis dalam penyajian-penyajian mereka. Waspada! Beberapa kemungkinan ujian alkitabiah untuk mengenali guru palsu di dapati dalam Ul 13:1-5; 18:22; Mat 7; Fili 3:2-3,18-19; 1Yoh 4:1-6.
□ "mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya" Ini adalah suatu PRESENT ACTIVE INDICATIVE yang menyatakan penipuan yang sedang berjalan. Ini nampanya hal yang baru atau orang percaya yang lugu mudah diserang ("tak berpengalaman dalam kejahatan").
Rom 16:19 "Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang" Ini telah dirujuk dalam Rom 1:8. Ini adalah salah satu hiperbola Paulus.
□ "kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat" Ini mencerminkan pengajaran Yesus (lih. Mat 10:16; Luk 10:3).
Rom 16:20 "Allah, sumber damai sejahtera" Ini adalah sebuah gelar yang indah bagi Allah (lih. Rom 15:33; II Kor 13:16; Fili 4:9; 1Tes 5:23 dan Ibr 13:20).
□ "segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu" Ini adalah berdasar pada Kej 3:15. Hubungan antara orang percaya dengan Mesias memberikan mereka juga kemenangan (lih. 1Yoh 5:18-20). Ini adalah suatu janji dan tanggung jawab yang mengagumkan. Dalam konteks ini setan mendalangi kebingungan dan perpecahan yang disebabkan oleh guru-guru palsu yang menyebabkan gereja kehilangan fokusnya pada Amanat Agung. Di belakang guru-guru palsi adalah iblis! Namun demikian Injil menghalau kegelapan dan kejahatan bagi mereka yang memeluknya dan hidup di dalamnya. Untuk buku yang bagus dalam pokok bahasan ini, lihat Tiga Pertanyaan Penting Mengenai Peperangan Rohani , oleh Clinton E. Arnold.
□ "Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu" Ini adalah sebuah penutup yang lazim bagi Paulus (lih. 1Kor 16:23; 2Kor 13:14; Gal 6:18; Fili 4:23; Kol 4:18; 1Tes 5:28; 2Tes 3:18 dan juga dalam Wahy 22:21). Hal ini kemungkinan ditulis oleh tangannya sendiri. Ini adalah caranya untuk mengesahkan surat-suratnya (lih. 2Tes 3:17; 1Kor 16:21; Kol 4:18).
Topik Teologia -> Rm 16:19
Topik Teologia: Rm 16:19 - -- Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuha...
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Sarana Pertumbuhan
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Penuntutan Kesucian
- Ayu 28:28 Maz 19:14 Maz 24:3-6 Maz 37:27-28 Maz 97:10 Maz 119:1-3 Ams 16:17 Yes 51:1 Mat 5:6,8 Kis 24:16 Rom 6:1-23 Rom 13:12-14 Rom 16:19 1Ko 3:16-17 1Ko 5:6-8 1Ko 9:24-27 2Ko 7:1 2Ko 11:2 Gal 5:22-25 Efe 4:1 Efe 5:8-11 Fili 2:14-16 Fili 3:12-14 Fili 4:8 1Te 4:3-4,7 1Te 5:22 1Ti 5:22 1Ti 6:11-12 2Ti 2:19-22 Ibr 12:1-2 Ibr 12:14-15 Yak 1:21,27 1Pe 1:14-16 1Pe 2:9-12 1Pe 3:10-11 1Pe 4:1-2 2Pe 3:11-13 1Yo 2:1,29 1Yo 3:2-3 1Yo 5:21 3Yo 1:11 Wah 14:4-5
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Menaati Allah
- Taat kepada Allah
- Teladan-teladan Ketaatan
- Orang-orang Percaya dari Roma Menaati Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Berdiri Teguh Melawan Kejahatan dan Dosa
TFTWMS -> Rm 16:17-20
TFTWMS: Rm 16:17-20 - Peringatan Paulus Tentang Perpecahan PERINGATAN PAULUS TENTANG PERPECAHAN (Roma 16:17-20a)
17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang ber...
PERINGATAN PAULUS TENTANG PERPECAHAN (Roma 16:17-20a)
17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! 18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. 19 Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. 20 Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.
Kita telah tiba pada kata-kata terakhir dari surat Paulus kepada umat Kristen di Roma. Surat-surat Perjanjian Baru sering berakhir dengan rencana masa depan, salam akhir, permintaan, dan bahkan nasihat penutupan. Sebagaimana telah kita lihat, dalam kesimpulan kitab Roma, Paulus memasukkan unsur-unsur ini. Ia bicara tentang rencana untuk masa depan (15:22-29); ia minta didoakan (15:30-33); ia membuat permintaan lain (16:1, 2, 16); dan ia mengirim salam pribadi (16:3-15). Surat itu hampir berakhir—tapi belum berakhir sepenuhnya.
Perubahan pembahasan secara mendadak dari ayat 16 ke ayat 17 membuat orang bertanya-tanya apakah Paulus berhenti sejenak untuk mempertimbangkan hal apa lagi yang perlu ia katakan. Mungkin pada titik itu juru tulis Tertius membacakan dengan keras apa yang telah ditulis sejauh ini. Apa pun keadaan dan prosedurnya, Paulus— diilhami oleh Roh—memutuskan bahwa ia memiliki beberapa hal lagi yang harus dikatakan kepada orang-orang di Roma.
Ayat 17. Paulus memulai dengan peringatan dalam ayat 17 dan 18, mengawalinya dengan kata-kata ini: Sekarang aku mendorong kamu, saudara-saudara (NASB). Sebagaimana dicatat sebelumnya, "aku mendorong kamu" adalah bahasa yang kuat (lihat komentar tentang 12:1). Itu berarti "Aku mohon kamu; Aku menasihatkan kamu; Aku minta kamu. "
Ia mendesak mereka untuk menghindari orang-orang yang dapat menyakiti mereka secara rohani: Supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan.
Sebab itu hindarilah mereka! Dalam pasal 14 dan 15, Paulus mendorong para pembacanya untuk menerima sesama orang Kristen (14:1; 15:7); di sini, ia memberitahu mereka untuk menghindari beberapa dari mereka. Mengapa ada perbedaan dalam perintah itu? Karena dalam pasal 14 dan 15, Paulus bicara tentang masalah pendapat, sementara di sini yang terutama ada dalam pikirannya adalah masalah iman.43Ini didukung oleh frasa "pelajaran [didach, didachē] yang telah engkau terima." Paulus "menganggap sebagai ketentuan saja, begitu juga di awal sejarah gereja, bahwa ada norma doktrin dan etika yang orang Romawi harus ikuti, [dan itu] tidak bertentangan; itu dilestarikan bagi kita dalam Perjanjian Baru."44
Yesus dan para rasul memperingatkan para murid tentang guru-guru palsu yang akan datang (Mat. 7:15-23; Mrk. 13:22, 23; Kisah 20:29-31; 2 Tim. 4:3, 4; 1 Yoh. 4:1). Apakah guru-guru palsu sudah mencapai Roma atau apakah Paulus baru menyadari bahwa mereka akhirnya akan tiba, kita tidak tahu. Yang manapun, ia ingin para pembacanya memahami bahwa ketika siapa saja mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan apa yang para rasul telah ajarkan, hasil yang tak terelakkan akan berupa "perpecahan dan godaan."
"Perpecahan" adalah dari dicostasi÷a (dichostasia), kata majemuk yang menggabungkan dichv (dichē, "hancur, pecah") dan sta÷siß (stasis, "pendirian"). Kata itu mengacu kepada "perpecahan"45(lihat KJV). Dalam Galatia 5:19, 20, perpecahan/pemisahan dicantumkan sebagai perbuatan daging. "Godaan" adalah dari ska÷ndalon (skandalon), yang sebelumnya diterjemahkan "batu sandungan" (lihat komentar tentang 14:13). Hal ini mengacu kepada apa yang menyebabkan orang lain tersandung atau jatuh. Dalam 16:1-16, Paulus menggambarkan suasana kasih di mana orang-orang Kristen saling membantu satu sama lain. Bagaimanapun, semua itu akan hancur jika ajaran palsu ditoleransi dan dibiarkan menyebar. Guru-guru palsu masih ada di dunia saat ini; ketika mereka menjajakan dagangan mereka, hasilnya masih berupa perpecahan dan kehancuran jiwa-jiwa yang berharga.
Guru-guru palsu apakah yang ada dalam pikiran Paulus? Terkaan merentang dari guru-guru Yudaisme (yang mencoba untuk mengikatkan hukum Perjanjian Lama kepada orang Kristen) sampai dengan orang-orang yang dipengaruhi oleh filsafat Yunani (yang mengatakan orang Kristen tidak terikat oleh hukum apa saja). Mungkin Paulus sengaja membiarkan rincian itu kabur sehingga nas ini akan berlaku bagi siapa saja dan semua orang yang ajarannya bertentangan dengan firman Allah.
Bagaimanakah tanggapan kita seharusnya terhadap guru-guru palsu? Paulus mendesak orang Kristen untuk melakukan dua hal. Pertama, ia berkata, "waspada terhadap" mereka. "Waspada" adalah dari skope÷w (skopeō), yang berarti "memandang, melihat, memperhatikan, memikirkan."46Alkitab KJV menggunakan kata kerja "tanda." Tidak ada yang salah dengan kata "tanda" selama kita memahami maknanya seperti yang ditunjukkan dalam ungkapan itu "Tandailah kata-kataku." Ketika kita mengatakan, "tandailah kata-kataku," yang kita maksudkan, "Jangan abaikan kata-kataku; pertimbangkanlah dengan hati-hati apa yang harus aku katakan." Namun begitu, beberapa orang telah memahami kata "tandai" sebagai berarti Allah telah memberi mereka tanggung jawab untuk "melabel dan mencap" secara terbuka siapa saja yang mereka anggap sebagai guru palsu. Tindakan semacam ini tidak termasuk atau tersirat dalam skopeō. Apa sajakah implikasi dari kata itu? Pertimbangkanlah terje-mahan berikut ini:
"Lihatlah" (NCV). "Perhatikanlah" (TEV; NIV; SEB; CJB: CEV; NLT; McCord). "Tandailah" atau "catatlah" (RSV; NKJV).
"Waspadalah" (NASB; NEB).47"Perhatikanlah terus" (Phillips). "Berjaga-jagalah" (JB).
Paulus ingin para pembacanya tahu bahwa guru-guru palsu sudah berada di dunia dan bahwa mereka akan datang ke Roma, jika mereka belum datang. Ia tidak ingin umat Kristen di Roma menerima ajaran apa saja, tetapi mendesak mereka untuk waspada terhadap doktrin-doktrin yang bertentangan dengan yang diberikan oleh para utusan yang diilhamkan oleh Tuhan.
Kedua, Paulus berkata untuk "waspadalah terhadap" guru-guru palsu. Istilah Yunani di sini adalah ejkkli÷nw (ekklinō), yang berarti "berpaling dari, menyingkir dari."48Beberapa versi menulis "hindarilah" (KJV; NKJV; RSV; NRSV). Berikut ini adalah beberapa terjemahan lain:
"Jauhilah mereka" (NIV; CJB). "Hindarilah mereka" (CEV; NCV). "Lepaskan diri dari mereka" (Phillips).
Pemutusan persekutuan secara resmi dapat dimasukkan dalam perintah ini (lihat Mat. 18:15-17; 1 Kor. 5:3-5; 2 Tes. 3:14, 15; Tit. 3:10, 11), tapi penekanan Paulus adalah pada tanggung jawab pribadi. Setiap orang Kristen memiliki tanggung jawab untuk mencegah guru-guru palsu. Biasanya, ini tidak dicapai dengan berdebat dengan mereka,49tetapi dengan "berpaling dari" mereka, "menghindari" mereka. Jangan bergaul dengan mereka (lihat 2 Yoh. 10, 11); jangan beri mereka kesempatan untuk menyebarkan kesesatan.
Ayat 18. Seraya peringatan Paulus berlanjut, ia menelanjangi guru-guru palsu itu sebagaimana adanya mereka. Ia mengatakan, Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Nas ini secara harfiah mengatakan bahwa orang-orang itu adalah budak "perut mereka sendiri" (lihat KJV). Paulus menggunakan istilah yang sama, koili÷a (koilia), dalam Filipi 3:18, 19: "… kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka." Guru-guru sesat ini tidak peduli tentang memuliakan Yesus atau mendidik manusia. Mereka hanya peduli kepada diri mereka sendiri: untuk mengenyangkan "perut" mereka, untuk memuaskan hawa nafsu mereka.
Paulus melanjutkan, Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. "Bahasa … yang manis" adalah dari crhstologi÷a (chrēstologia), yang menggabungkan crhsto÷ß (chrestos," baik") dan lo÷goß (logos," kata"). Itu mengacu kepada "ucapan yang halus, yang masuk akal."50"Kata-kata yang muluk-muluk" adalah dari eujlogi÷a (eulogia), yang menggabungkan eu (eu, "baik") dengan lo÷goß (logos, "kata"); di sini kata itu digunakan dalam pengertian yang buruk. Guru-guru palsu tidak dapat dikenali melalui ucapan kasar dan sikap kurang ajar. Sering kali, mereka memiliki kepribadian yang menyenangkan dan membuat pertemanan yang menyenangkan. Banyak dari mereka adalah pembicara yang baik yang menyajikan argumen yang meyakinkan— yaitu, meyakinkan mereka yang tidak berakar dalam kebenaran.
Guru-guru sesat ini dapat "menipu orang-orang yang tulus hatinya." "Tulus hatinya" adalah dari a¡kakoß (akakos), yang menggabungkan a (a) negatif dengan kako÷ß (kakos, "jahat"); itu berarti "tanpa kejahatan." Kata itu mengacu kepada keadaan "tidak bersalah" atau "jujur."51Alkitab NIV menulis "naif." Gambaran ini mencakup mualaf baru dan mereka yang belum bertumbuh dalam pengetahuan rohani (lihat Ibr. 5:12). Orang-orang ini adalah target yang ideal bagi "kata-kata yang manis dan muluk-muluk" dari guru-guru palsu. Kita semua perlu menjadi pendengar yang skeptis, membandingkan segala sesuatu yang kita dengar dengan Firman Allah (lihat Kisah 17:11). Alkitab MSG menulis "Jangan mudah tertipu oleh kejahatan yang bicara manis." Pertimbangkanlah analogi hadiah: Jangan terpesona oleh pembungkusnya yang mewah, tapi periksalah dengan hati-hati isinya.
Paulus sangat peduli terhadap akibat yang ajaran palsu dapat timbulkan pada kepentingan Kristus di Roma. Ia ingin para pembacanya waspada terhadap kesesatan dan menghentikannya sebelum itu menyebar ke seluruh jemaat.
Ayat 19. Setelah memberikan peringatan ini, Paulus dengan cepat menambahkan catatan penjelasan: Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Implikasinya adalah bahwa yang ia maksudkan bukan umat Kristen di Roma ketika ia mengacukan orang-orang yang dengan mudahnya dapat ditipu. Pada awal surat itu, ia memberitahu mereka, "sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia" (1:8). Sebab itu, ia berkata, aku bersukacita tentang kamu.
Tapi, ia menambahkan, aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. "Bersih" adalah dari ajke÷raioß (akeraios), yang menggabungkan a (a) negatif dengan kera÷nnumi (kerannumi, "mencampur"). Kata ini berarti "tidak bercampur" atau "murni." Kata itu digunakan secara kiasan dalam Perjanjian Baru untuk mengacu kepada sikap terus terang.52
Di tempat lain, Paulus menasihati para pembacanya, "Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Kor. 14:20). Yesus menggunakan bahasa yang sama ketika ia mengutus murid-murid-Nya: "Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" (Mat. 10:16). Dalam penggunaan Perjanjian Lama, "hikmat" sering menyertakan keterampilan dan pengalaman. Nasihat Paulus itu dapat diungkapkan dengan berbagai cara:
"Jadilah ahli dalam kebaikan tapi pemula dalam kejahatan." "Terampilah dalam kebaikan dan canggung dalam kejahatan." "Berpengalamanlah dalam kebaikan dan bodoh dalam kejahatan."
Kata "tetapi" sebelum nasihat Paulus menunjukkan bahwa gereja di Roma bukan tidak terkalahkan ketika tiba pada masalah ajaran palsu meski mereka memiliki reputasi iman dan ketaatan di dalam persaudaraan yang luas. Fakta bahwa para anggota dipenuhi dengan pengetahuan dan dapat untuk saling menasihati (15:14) tidak berarti mereka tidak dapat disesatkan. Mereka harus jangan berpuas diri; mereka harus selalu waspada.
Ayat 20a. Jika mereka mau, Paulus memberi mereka jaminan ini: Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. "Menghancurkan" (dari suntri÷bw, suntribō) menunjukkan kekalahan total.53Bahasa itu mengingatkan kita kepada janji di Kejadian 3:15, yang menunjuk kepada salib. Dengan menempuh salib, Yesus mengalahkan Iblis (Ibr. 2:14). Kita sekarang melawan musuh yang sudah dikalahkan tapi masih berbahaya (1 Pet. 5:8).
Beberapa orang menganggap janji di Roma 16:20 mengacu kepada akhir dunia, dengan kata "segera" menunjukkan "sudah dekat" (kapan saja). Mungkin, Paulus hanya sedang meyakinkan mereka yang di Roma bahwa jika mereka tetap waspada, Allah akan memberi mereka kemenangan total atas Iblis dan kaki tangannya. (Apalagi, siapakah di belakang kata-kata manis, muluk-muluk guru-guru palsu itu? Iblis.)
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Kata-Kata Terakhir Paulus (Roma 16:17-27)
Telah dikatakan bahwa kata-kata terakhir Paulus dalam kitab Roma adalah kata-kata-nya yang terbaik. Ia meng...
Kata-Kata Terakhir Paulus (Roma 16:17-27)
Telah dikatakan bahwa kata-kata terakhir Paulus dalam kitab Roma adalah kata-kata-nya yang terbaik. Ia mengakhiri suratnya dengan:
Kata peringatan: Waspadalah terhadap guru-guru palsu dan jangan beri mereka kesempatan untuk menyebarkan kesesatan mereka (16:17-20a).
Kata dorongan: Dengan hangat dan sepenuh hati menyalami orang-orang yang seiman; tunjukkan kepada mereka bahwa Anda peduli kepada mereka (16:20b-24).
Kata pujian: Jangan pernah lupa bahwa tujuan hidup adalah memuliakan Allah— dalam cara hidup serta dalam kata-kata (16:25-27).
Seraya kita mengakhiri pelajaran kita atas surat Paulus kepada jemaat di Roma, saya harap Anda sadar bahwa Paulus, melalui Roh, juga sedang menyurati Anda. Paulus tidak mengenal Anda secara pribadi, tapi ia juga tidak mengenal sebagian besar orang Kristen di Roma.67Anda tidak hidup di abad pertama, tetapi Anda hidup di zaman dan masa yang ditandai dengan kejahatan yang sama yang dirinci dalam pasal 1 dan 2. Konroversi orangYahudi/bukan Yahudi di zaman Paulus tidak ada lagi di zaman kita, tapi kita masih dikelilingi segala jenis perpecahan dan keberpihakan. Di atas semua itu, kesalahan zaman dulu tentang keselamatan berdasarkan hidup baik masih diajarkan. Surat Paulus boleh saja berusia lebih dari seribu sembilan ratus tahun, tetapi surat itu sama segar dan relevannya seperti ketika pertama kali ditulis.
Kata terakhir Paulus dalam kitab Roma adalah "Amin." "Amin" tidak berarti "Saya harap seperti itu" atau "Saya ingin seperti itu" Kata itu mengungkapkan keyakinan yang dalam: "Ini memang seperti itu."68Dapatkah Anda mengakhiri pelajaran kita dengan "Amin" yang tulus? Apakah Anda percaya kepada pesan dari surat ini dengan sepenuh hati? Apakah pelajaran kita sudah mendorong Anda kepada "ketaatan iman"? Sudahkah Anda mengakui iman kepada Yesus (10: 9, 10) dan dibaptis (diselamkan) ke dalam Kristus (6:3-6)? Apakah Anda sekarang sedang hidup dalam hidup yang baru (6:4), menurut Roh bukan menurut daging (8:4)? Jika tidak, izinkan saya mendorong Anda dengan segenap kekuatan saya untuk melakukan apa yang perlu Anda lakukan selanjutnya untuk memanfaatkan kasih dan kemurahan Allah yang menakjubkan. Izinkan saya meyakinkan Anda bahwa "detik pertama di sorga akan bernilai lebih daripada apa pun biaya yang diperlukan untuk sampai ke sana"!69
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 16
SALAM DARI PAULUS DAN DOKSOLOGI TERAKHIR
Seseorang sudah mengatakan bahwa orang tidak pernah dapat memiliki terlalu banyak teman—dan seba...
PASAL 16
SALAM DARI PAULUS DAN DOKSOLOGI TERAKHIR
Seseorang sudah mengatakan bahwa orang tidak pernah dapat memiliki terlalu banyak teman—dan sebagian besar dari kita akan setuju.1Salomo menulis dalam Amsal, "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu" (Amsal 17:17); "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara" (Amsal 18:24). Pengkhotbah terkenal Marshall Keeble suka mengatakan, "Saya mungkin tidak punya satu juta dolar, tapi saya punya satu juta teman." Lalu ia akan menyeringai dan menambahkan, "Dan masing-masing dari satu juta teman itu akan memberi saya satu dolar jika saya membutuhkannya."
Paulus memiliki banyak musuh yang menentang dia dan pelayanannya (3:8; 15:31; 2 Kor. 11:26; Flp. 3:18). Namun begitu, ia juga memiliki banyak teman (Kisah 19:31; 24:23; 27:3)—dan ia bersyukur untuk setiap teman itu. Secara keseluruhan, Roma 16 menyebutkan tiga puluh lima orang dengan nama mereka; kebanyakan dari mereka adalah teman Paulus. Kita mengenal baik beberapa dari mereka, tetapi banyak yang dikenal hanya karena mereka tercantum di dalam teks ini. Apakah tidak dikenal atau dikenal baik, semua orang itu adalah penting bagi Paulus.
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ini mengasumsikan bahwa teman-teman itu adalah teman sejati yang "menguatkan kepercayaan kita kepada Allah" (lihat 1 Sam...
Catatan Akhir:
- 1 Ini mengasumsikan bahwa teman-teman itu adalah teman sejati yang "menguatkan kepercayaan kita kepada Allah" (lihat 1 Sam. 23:16).
- 2 Di sisi lain daratan sempit itu, pelabuhan barat yang melayani Korintus adalah Lechaeum (atau Lechaion), dekat dengan Teluk Korintus di Laut Adriatik.
- 3 Contoh-contoh instruksi lisan ditemukan dalam Kisah 9:11; 10:5, 6. Contoh-contoh instruksi tertulis dalam korespondensi kuno ditemukan dalam S. R. Llewelyn, "Directions for the Delivery of Letters and the Epistles of St. Paul," in Ancient History in a Modern University, vol. 2, Early Christianity, Late Antiquity and Beyond, ed. T. W. Hillard, R. A. Kearsley, C. E. V. Nixon, and A. M. Nobbs (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 184-94.
- 4 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 344, 203.
- 5 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 529. "In the Lord," "in Christ," and "in Christ Jesus" ditemukan sebelas kali dalam Roma 16, yang menunjukkan ini adalah konsep penting bagi Paulus.
- 6 Seorang wanita bernama Lidia (Kisah 16:14) bepergian dari Asia ke Makedonia untuk melakukan bisnis.
- 7 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 392.
- 8 Kadang-kadang dikatakan bahwa bentuk feminin diakonos digunakan dalam Roma 16:1; namun begitu, menurut Jack P. Lewis, tidak ada bentuk feminin diakonos. Ia mengatakan bahwa itu adalah "kata Yunani yang tak dapat berubah bentuknya" (Jack P. Lewis, Exegesis of Difficult Passages [Searcy, Ark.: Resource Publications, 1988], 105).
- 9 Beberapa orang mengatakan bahwa penggunaan frasa "pelayan gereja" adalah bukti bahwa ia adalah seorang diaken perempuan yang resmi, tapi saya telah mengenal ratusan wanita saleh yang menjadi "pelayan gereja" tanpa menduduki jabatan resmi.
- 10 Jika 1 Timotius 3:11 berisi daftar persyaratan untuk menjadi diaken perempuan, maka daftar itu anehnya singkat. Beberapa perempuan berusia delapan belas tahun yang belum menikah dapat memenuhi kriteria tersebut.
- 11 Lewis, 108. This third-century Syrian document is Didascalia Apostolorum.
- 12 Ibid., 109.
- 13 Stott, 394. Ada beberapa bukti bahwa surat Paulus kepada jemaat Roma beredar dalam berbagai bentuk, tetapi tidak ada bukti bahwa pasal 16 pernah beredar tanpa pasal 1 sampai 15.
- 14 Satu-satunya surat lain oleh Paulus di mana ia mengirim salam yang sama adalah kepada gereja di Kolose (Kol 4:15, 17). Roma dan Kolose adalah kota yang Paulus belum pernah kunjungi (1:13-15; Kol. 1:7, 8).
- 15 Stott, 392; mengutip Emil Brunner, The Letter to the Romans-A Commentary (Philadelphia: Westminster Press, 1959), 126.
- 16 Priskila dan Akwila disebutkan enam kali dalam Perjanjian Baru (Kisah 18:2, 18, 26; Rom. 16:3; 1 Kor. 16:19; 2 Tim. 4:19). Priskila disebut lebih dulu dalam empat acuan itu.
- 17 Serambi Salomo, atau Portico, berada di Pelataran Orang Bukan Yahudi di kompleks bait suci di Yerusalem.
- 18 Karena sebagian besar rumah pribadi tidak bertingkat tiga, ini mungkin sebuah kompleks apartemen seperti yang umum di Roma dan di kota-kota yang meniru Roma. (Troas adalah koloni Romawi.)
- 19 Dale Hartman, pelajaran yang dikhotbahkan di Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma, 21 December 2003.
- 20 Beberapa orang yang lebih menyukai kata-kata KJV berpendapat bahwa Epenetus adalah orang pertama dalam rumah tangga Stefanus yang dibaptis.
- 21 Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 441.
- 22 Ada pertanyaan tekstual mengenai apakah Paulus berkata "bekerja … untuk kamu" atau " bekerja … untuk kita" (lihat KJV). Jika kata-kata dari NASB benar, sungguh menarik bahwa Paulus mengetahui pekerjaan yang Maria telah lakukan di Roma (lihat 1:8).
- 23 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 480.
- 24 Karena istilah ini mencakup laki-laki dan perempuan, maka istilah itu tidak membantu kita untuk memutuskan antara "Yunias" dan "Yunia."
- 25 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 342.
- 26 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 259.
- 27 William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 212.
- 28 J. B. Lightfoot, Saint Paul's Epistle to the Philippians, 4th ed. (London: Macmillan and Co., 1879), 177.
- 29 Bauer, 941-42.
- 30 Vine, 35-36.
- 31 Bruce, 259.
- 32 "Budak bebas" adalah seorang budak yang telah memperoleh kebebasannya.
- 33 Bruce, 260.
- 34 Untuk informasi tentang keluarga Herodes, lihat David L. Roper, Acts 1-14, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 440-44, 546.
- 35 Paulus belakangan mencoba tapi gagal menobatkan salah satu dari keluarga Herodes, Raja Herodes Agripa II (Kisah 25:13-26:32).
- 36 Morris, 536.
- 37 Barclay, 214.
- 38 Kemungkinan bahwa kasusnya seperti itu meningkat bersama fakta bahwa beberapa laki-laki dari Kirene adalah bagian dari mereka yang pertama kali membawa injil kepada bangsa-bangsa lain di Antiokhia (Kisah 11:19-21).
- 39 "Hermes" dan "Hermas" terlihat hampir sama, tapi dua nama sama bedanya seperti Roper dan Ripper. "Hermes" adalah nama dewa Yunani yang disebut Mercury oleh orang Romawi; itu juga merupakan nama umum bagi seorang budak. "Hermas" dianggap sebagai kependekan dari nama tertentu yang lebih panjang, yang tidak diketahui.
- 40 "Filologus" berarti "pencinta kata-kata."
- 41 Pada zaman itu, jabat tangan terutama digunakan untuk meneguhkan kesepakatan (lihat Gal. 2:9).
- 42 Hartman.
- 43 Penerapan dapat dibuat untuk orang Kristen yang menjadikan masalah pendapat menjadi masalah iman dan sangat memecah tubuh Tuhan, melanggar ajaran Paulus dalam Roma 14; 15. Namun begitu, gambaran tentang para guru dalam Roma 16:17-20a lebih sesuai dengan guru-guru palsu pada umumnya.
- 44 Stott, 399-400.
- 45 Vine, 179.
- 46 Ibid., 394.
- 47 Barclay juga memberi terjemahan ini. (Barclay, 217.)
- 48 Vine, 47.
- 49 Pada beberapa kesempatan guru-guru palsu perlu untuk dihadapi, tapi di sini Paulus terutama mendesak orang Kristen untuk jangan memberi mereka kesempatan untuk menyebarkan kesesatan mereka.
- 50 Bauer, 1089.
- 51 W. Grundmann, "kakós," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 393.
- 52 Vine, 291.
- 53 Lihat Bauer, 976.
- 54 Paulus menyebut Timotius "anakku … dalam Tuhan" (1 Kor. 4:17), menunjukkan bahwa ia telah mengkristen-kan dia. Kita dapat menyimpulkan dari Kisah 16:1, 2 bahwa Timotius berasal dari Listra. Timotius mungkin dikristenkan di Listra ketika Paulus dan Barnabas berada dalam perjalanan misi pertama. (Kisah 14:6-23 berkisah tentang beberapa misionaris yang tinggal di Listra selama perjalanan pertama.)
- 55 Warga negara Romawi memiliki tiga nama, sebagaimana beberapa dari kita. Bangsa Romawi menyebut ini praenomen (nama pertama), nomen gentile (nama keluarga), dan cognomen (julukan atau nama pribadi). (Bruce, 265.)
- 56 Banyak orang di AS mengucapkan Erastus dengan penekanan pada suku kata kedua: "E-RAS-tus." Nama ini masih digunakan oleh orang Yunani sekarang ini. Namun begitu, mereka menekankan pada suku kata pertama: " ER-uhstus"
- 57 The Analytical Greek Lexicon , 284.
- 58 John McRay, Archaeology and the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1991), 331. Sebuah foto dari prasasti itu disertakan pada pelajaran ini. Satu foto juga muncul dalam David L. Roper, Acts 15-28, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 542.
- 59 Para orang tua di Amerika Serikat juga dikenal sudah menamakan anak-anak mereka dengan nama yang sebenarnya angka-angka Latin. Putri kesepuluh pemimpin Restorasi Alexander Campbell bernama Decima.
- 60 Ada beberapa pertanyaan tentang akhir seperti ini bagi kitab Roma karena akhir seperti itu muncul di berbagai tempat dalam naskah-naskah kuno yang berbeda. Bagi orang beriman, cukup untuk mengetahui bahwa Allah melalui penyediaan-Nya melestarikan untuk kita akhir itu di tempat ini. Betapa suatu akhir yang indah yang disediakan bagi dokumen yang agung ini!
- 61 McGuiggan, 446.
- 62 Beberapa orang percaya bahwa "para nabi" mengacu kepada nabi Perjanjian Baru (juru bicara terilham Allah). Karena Paulus terus-menerus mengutip dari Perjanjian Lama dalam suratnya kepada jemaat di Roma, maka tampaknya lebih baik untuk menagrtikan "para nabi" itu sebagai acuan kepada nabi-nabi Perjanjian Lama.
- 63 Barclay, 222.
- 64 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 565.
- 65 Dikutip dalam Leonard Louis Levinson, Webster's Unafraid Dictionary (New York: Collier Books, 1967), 92.
- 66 Diadaptasi dari Into the Abundant Life, 2d ed. (Searcy, Ark.: Truth for Today World Mission School, 2012), 250-54.
- 67 Beberapa pokok pikiran di dalam paragraf ini diadaptasi Bruce Barton, David Veerman, Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary series (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), 296.
- 68 Diadaptasi dari Charles R. Swindoll, Relating to Others in Love: A Study of Romans 12-16 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1985), 78.
- 69 Dale Hartman, pelajaran yang dikhotbahkan di Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma, 26 February 2006.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi