Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 81:1-16
Jerusalem: Mzm 81:1-16 - Nyanyian pada waktu pembaruan perjanjian Kidung ini dipakai dan kiranya diciptakan untuk merayakan perayaan Pondok Daun(barangkali juga Paskah). Pada bulan pertama, bulan Tisyri (September/Ok...
Kidung ini dipakai dan kiranya diciptakan untuk merayakan perayaan Pondok Daun(barangkali juga Paskah). Pada bulan pertama, bulan Tisyri (September/Oktober) umat Israel selama satu pekan hidup dalam pondok-pondok mengenangkan pengumuman hukum Taurat di gunung Sinai dan perjalanan di padang gurun. Ini perayaan pembaharuan perjanjian, bdk Neh 8:1-18. Umat diajak untuk ikut serta dalam perayaan, Maz 81:2-6, lalu dibawakan firman Allah, Maz 81:6, yang gaya bahasa serta isinya mengingatkan kitab Ulangan dan yang mengenai karya Tuhan yang membebaskan umat dari kerja paksa di negeri Mesir dan melindunginya di padang gurun, Maz 81:7-9. Ditekankan hukum utama, yaitu: umat hanya boleh memuja Tuhan semata-mata, Maz 81:10-11; lalu umat ditegor oleh karena melanggar hukum itu, Maz 81:12-13. Hendaknya umat selanjutnya taat dan setia, maka pasti mendapat perlindungan Allah dan menikmati damai-sejahtera, Maz 81:13-16.
Ende -> Mzm 81:1-16
Ende: Mzm 81:1-16 - -- Lagu ini dinjanjikan dalam suatu perajaan besar, agaknja hari raya pondok2
daun2an atau Paskah. Umat diundang, agar ikut serta dalam perajaan dan kera...
Lagu ini dinjanjikan dalam suatu perajaan besar, agaknja hari raya pondok2 daun2an atau Paskah. Umat diundang, agar ikut serta dalam perajaan dan keramaian (Maz 81:2-6). Lalu pengarang mengutip firman Allah sendiri, jang didengarnja (Maz 81:6c). Demikian dia mengingatkan kepada umat itu bagaimana Jahwe telah membebaskannja dari kerdja paksa di Mesir dan melindunginja dipadang gurun (Maz 81:7-9). Tapi djuga perintah Jahwe jang utama diulanginja, jakni bahwasanja umat tidak boleh memudja berhala (Maz 81:10-11) dan ia menegur umat, oleh sebab tiada diperbuatnja (Maz 81:12-13). Achirnja umat diadjak, supaja sekarang terus patuh, lalu akan dilindungi djuga (Maz 81:13-16).
Ref. Silang FULL -> Mzm 81:13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 81:8-16
Matthew Henry: Mzm 81:8-16 - Peringatan kepada Israel Peringatan kepada Israel (81:9-17)
Di sini, Allah, melalui sang pemazmur, berbicara kepada Israel, dan melalui mereka ini, berbicara kepada kita yang...
Peringatan kepada Israel (81:9-17)
Di sini, Allah, melalui sang pemazmur, berbicara kepada Israel, dan melalui mereka ini, berbicara kepada kita yang akan mengalami akhir zaman.- I. Allah menyuruh mereka menyimak dengan cermat apa yang hendak dikatakan-Nya (ay. 9): “Dengarlah hai umat-Ku! Siapa lagi yang akan mendengarkan Aku apabila umat-Ku tidak mau mendengarkan? Aku telah mendengar dan menjawab seruanmu. Sekarang, maukah engkau mendengarkan Aku? Dengarlah apa yang dikatakan ini dengan segala kesungguhan dan kepastian yang tidak perlu diragukan lagi, sebab Aku hendak memberi peringatan kepadamu. Jangan hanya mendengarkan Aku sepintas lalu saja, tetapi dengarkan Aku. Artinya, bersedialah dinasihati dan diatur oleh-Ku.” Tidak ada yang lebih masuk akal atau yang lebih pantas diharapkan daripada hal ini. Tetapi meskipun demikian, Allah menambahkan kata jika: “Jika engkau mau mendengarkan Aku. Sudah menjadi kepentinganmu untuk melakukan hal itu, tetapi masih menjadi pertanyaan apakah engkau mau melakukannya atau tidak, sebab tengkukmu tegar bagaikan otot besi.”
- II. Ia mengingatkan mereka akan kewajiban mereka terhadap diri-Nya sebagai Tuhan, Allah dan Penebus mereka (ay. 11): Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. Ini merupakan kata-kata pendahuluan bagi kesepuluh perintah itu, dan alasan yang kuat untuk memelihara perintah-perintah itu. Kata-kata pendahuluan ini menunjukkan bahwa kita terikat kepadanya dalam kewajiban, kepentingan, serta rasa syukur, dan semua ikatan ini akan putus apabila kita tidak taat.
- III. Sang pemazmur memberi mereka ringkasan tentang aturan-aturan maupun janji-janji yang telah diberikan Allah kepada mereka, sebagai Tuhan dan Allah mereka, ketika mereka dibawa keluar dari Mesir.
- 1. Perintah yang utama mengatakan bahwa mereka tidak boleh menyembah allah lain selain Dia (ay. 10): Janganlah ada di antaramu allah lain, selain Allahmu sendiri. Allah-allah lain bisa disebut allah-allah asing atau janggal, karena sangatlah janggal apabila ada umat yang memiliki Allah yang hidup dan benar sebagai Allah mereka menginginkan allah lain. Allah cemburu dalam hal ini, sebab Ia tidak mau membiarkan kemuliaan-Nya diberikan kepada allah lain. Oleh sebab itu, mereka harus sangat berhati-hati dalam hal ini (Kel. 23:13).
- 2. Janji terbesar adalah bahwa Allah sendiri sebagai Allah yang mampu mencukupi segala sesuatu akan dekat dengan mereka dalam segala sesuatu yang mereka minta dari-Nya (Ul. 4:7). Jika mereka mau bertaut kepada Dia sebagai pelindung dan pemimpin mereka yang penuh kuasa, mereka akan selalu mendapati-Nya sebagai dermawan bagi mereka: “Bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh, seperti burung rajawali muda yang membuka paruh lebar-lebar untuk diisi makanan oleh induknya.”
- Lihatlah di sini,
- (1) Apa yang menjadi tugas kita: yaitu untuk meningkatkan pengharapan kita kepada Allah dan juga kerinduan kita terhadap-Nya. Kita tidak dapat mengharapkan terlampau sedikit dari makhluk ciptaan ataupun terlampau banyak dari Sang Pencipta. Di dalam Dia, kita tidak berkekurangan. Oleh sebab itu, mengapa kita harus berkekurangan di dalam diri kita sendiri?
- (2) Apa yang menjadi janji Allah. Aku akan memuaskanmu dengan kebaikan ( 103:5). Terdapat cukup banyak harta di dalam Allah untuk membuat penuh perbendaharaan kita (Ams. 8:21), untuk memuaskan jiwa yang dahaga (Yer. 31:25), untuk mencukupi semua keperluan kita, menjawab semua kerinduan kita, dan untuk membuat kita bahagia seutuhnya. Kenikmatan indra akan membosankan dan tidak pernah memuaskan (Yes. 55:2). Kenikmatan ilahi akan memuaskan dan tidak pernah membosankan. Kita bisa menerima cukup dari Allah jika kita mendoakannya dengan iman. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Ia memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit. Allah meyakinkan Israel, umat-Nya, bahwa adalah salah mereka sendiri apabila Ia tidak melakukan hal-hal besar dan baik bagi mereka seperti yang pernah diperbuat-Nya bagi nenek moyang mereka. Tidak ada yang dapat dianggap terlampau baik atau terlampau besar untuk diberikan kepada mereka, selama mereka tetap berada di dekat Allah. Dia tentu menambah lagi ini dan itu (2 Sam. 12:8).
- IV. Ia mendakwa mereka bahwa mereka telah memandang rendah wibawa-Nya sebagai pemberi hukum, dan menghina Dia sebagai dermawan bagi mereka yang telah memberi kasih karunia serta anugerah-Nya (ay. 12) kepada mereka. Ia telah berbuat banyak bagi mereka dan berencana untuk berbuat lebih banyak lagi, tetapi semua ini percuma saja: “Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, melainkan menutup telinga terhadap segala sesuatu yang Kukatakan.” Ada dua hal yang dikeluhkan oleh-Nya:
- 1. Ketidaktaatan mereka terhadap perintah-perintah-Nya. Mereka memang mendengar suara-Nya, yang tidak pernah dilakukan bangsa lain mana pun, tetapi mereka tidak mau menaatinya dan tidak mau diatur olehnya, baik oleh hukum maupun alasan mengapa hukum itu diberikan.
- 2. Ketidaksukaan mereka terhadap relasi-kovenan antara mereka dan Allah: Mereka tidak suka kepada-Ku. Mereka tidak setuju dengan perkataan-Ku (menurut bahasa Aram). Allah bersedia menjadi Allah bagi mereka, tetapi mereka tidak bersedia menjadi umat bagi Dia. Mereka tidak menyukai persyaratan-persyaratan yang diajukan-Nya. “Aku hendak mengumpulkan mereka, tetapi mereka tidak mau.” Orang Israel tidak suka kepada-Nya. Mengapa? Bukan karena mereka tidak boleh berelasi dengan Allah, justru mereka telah diajak mengikat kovenan dengan Allah. Bukan juga karena mereka tidak dapat berelasi dengan-Nya, justru perkataan-Nya dekat dengan mereka, bahkan di dalam mulut dan hati mereka. Hal ini semata-mata karena mereka memang tidak mau. Allah menyebut mereka umat-Nya, sebab mereka telah ditebus oleh-Nya, terikat erat dengan-Nya, namun meskipun demikian, mereka tidak mau mendengarkan dan menaati Dia. “Israel, keturunan Yakub sahabat-Ku, menyia-nyiakan Aku, dan tidak suka kepada-Ku.” Perhatikanlah, seluruh kejahatan dunia yang jahat ini disebabkan oleh kedegilan keinginan jahat. Alasan mengapa orang tidak hidup saleh adalah karena mereka memang tidak menghendakinya.
- V. Ia memberikan alasan mengapa Ia benar dalam menjatuhkan hukuman rohani ke atas mereka (ay. 13): Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya. Kedegilan hati adalah musuh yang lebih berbahaya dan penindas yang lebih jahat daripada bangsa-bangsa tetangga. Allah menarik Roh-Nya dari mereka, melepas kekang anugerah yang bisa menahan hati mereka, dan membiarkan mereka sendiri, yang memang sudah sepatutnya. Mereka akan berbuat sesuka hati, dan oleh sebab itu Ia membiarkan mereka mengikuti keinginan sendiri. Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia! Merupakan hal yang benar apabila Allah menyerahkan orang-orang kepada hawa nafsu yang mereka turutkan dan membiarkan mereka dituntun olehnya. Sebab untuk apa Roh-Nya harus senantiasa berusaha keras menarik mereka? Anugerah-Nya adalah kepunyaan-Nya sendiri, dan Ia tidak berutang kepada siapa pun. Namun, karena Ia tidak pernah memberikan anugerah-Nya kepada siapa pun yang mengatakan bahwa mereka layak menerimanya, demikian pula Ia juga tidak pernah mengambil anugerah-Nya dari siapa pun selain bila orang itu yang pertama menyangkali anugerah itu sendiri: Mereka tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan mereka, biarlah mereka mengikuti jalan mereka sendiri. Lihatlah apa yang kemudian terjadi: Mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri, sesuai dengan keinginan hati dan mata mereka, baik dalam penyembahan maupun dalam perilaku mereka. “Aku membiarkan mereka berbuat sesuka hati, dan mereka berbuat segala sesuatu yang jahat.” Mereka berjalan mengikuti rencana sendiri dan bukan menurut rencana serta petunjuk Allah. Oleh karena itu Allah bukanlah perancang dosa mereka. Ia membiarkan mereka mengikuti hawa nafsu hati mereka dan rencana pikiran mereka sendiri. Jika mereka tidak berbuat baik, kesalahan itu harus ditimpakan pada hati mereka dan darah ditanggungkan ke atas kepala mereka sendiri.
- VI. Ia menyatakan kehendak baik-Nya bagi mereka dan berharap mereka melakukan yang baik bagi diri mereka sendiri. Ia melihat betapa parahnya masalah mereka, dan betapa pastinya kehancuran mereka ketika mereka diserahkan kepada hawa nafsu mereka sendiri. Ini lebih buruk daripada diserahkan kepada Iblis, suatu hal yang mungkin diperlukan demi terjadinya pembaruan (1Tim. 1:20) dan keselamatan (1 Kor. 5:5). Namun, diserahkan kepada hawa nafsu hati mereka sama saja dengan dimeteraikan di bawah penghukuman. Barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar. Alangkah curamnya tebing yang sedang dituju oleh orang seperti ini! Sekarang, di sini Allah memandang mereka dengan iba. Ia menunjukkan bahwa dengan rasa engganlah Ia telah menyerahkan mereka kepada kebodohan dan nasib seperti itu. Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim? (Hos. 11:8-9). Begitu pula di sini, O, sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! (Yes. 48:18). Begitu jugalah Kristus meratapi kedegilan Yerusalem. Betapa baiknya jika engkau mengerti (Luk. 19:42). Ungkapan isi hati yang dinyatakan di sini sangatlah menyentuh (ay. 14-17) dan dirancang untuk menunjukkan betapa Allah tidak menghendaki ada seorang pun yang binasa dan betapa inginnya Dia agar semua orang datang dan bertobat (Ia tidak menyukai kebinasaan orang-orang atau bangsa-bangsa yang hidup dalam dosa). Selain itu, juga untuk menunjukkan betapa orang berdosa telah menjadi musuh bagi dirinya sendiri, dan betapa menyakitkannya penderitaan yang bakal mereka alami karena tidak mau menjalani persyaratan yang ringan seperti itu dengan senang hati.
- Amatilah di sini:
- 1. Rahmat besar yang disediakan Allah bagi umat-Nya yang pasti akan dikerjakan-Nya bagi mereka seandainya saja mereka taat.
- (1) Ia pasti akan memberi mereka kemenangan atas musuh-musuh mereka dan segera menuntaskan kebinasaan lawan-lawan mereka itu. Mereka bukan saja akan dapat mempertahankan tanah mereka, tetapi juga menang atas orang-orang Kanaan yang tersisa beserta bangsa-bangsa tetangga mereka yang menjengkelkan dan suka mengganggu itu (ay. 15): Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan. Hanya Allah sajalah yang harus diandalkan untuk menundukkan musuh-musuh kita. Kita tidak perlu lagi melawan mereka dalam pertempuran yang melelahkan dan membosankan. Ia akan melakukannya seketika itu juga, sebab terhadap para lawan mereka Ia balikkan tangan-Nya, dan mereka tidak akan mampu berdiri di hadapan-Nya. Hal ini menyiratkan betapa mudahnya Ia bisa melakukan hal itu tanpa kesulitan sedikit pun. Hanya dengan membalikkan tangan, bahkan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik (Yes. 11:4). Jika Ia membalikkan tangan saja, orang-orang yang membenci TUHAN akan tunduk menjilat kepada-Nya (ay. 16). Meskipun mereka tidak berhasil digerakkan untuk mengasihi Dia, mereka akan dibuat takut kepada-Nya serta mengakui bahwa Dia terlampau kuat bagi mereka, dan bahwa sia-sia saja untuk menentang Dia. Allah dihormati, demikian juga Israel umat-Nya, melalui penundukan orang-orang yang pernah memberontak melawan mereka, walaupun penundukan itu hanya bersifat terpaksa dan pura-pura belaka.
- (2) Ia pasti telah meneguhkan dan mengabadikan keturunan mereka, dan menegakkannya di atas dasar yang kuat dan kekal, seandainya mereka taat kepada-Nya. Terlepas dari semua upaya musuh untuk melawan mereka, itulah nasib mereka untuk selama-lamanya, dan seharusnya mereka tidak pernah terkendala dalam menduduki tanah subur yang telah diberikan Allah kepada mereka, apalagi diusir dan harta benda mereka dirampas.
- (3) Ia pasti akan memberi mereka banyak perkara yang baik (ay. 17) seandainya mereka taat kepada-Nya: UmatNya akanIa beri makan gandum yang terbaik, dengan bulir-bulir dan jenis yang terbaik. Gandum merupakan bahan pokok dagangan di Kanaan dan mereka mengekspor sebagian besar dari hasil bumi ini (Yeh. 27:17). Ia bukan saja akan menyediakan bagi mereka roti dengan mutu paling baik, tetapi juga Ia akan mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu. Selain itu, Ia juga akan memberikan hasil bumi yang bernilai tinggi dari tanah yang subur, sehingga tidak ada sejengkal pun tanah yang tandus di seluruh negeri, bahkan celah-celah batu pun menjadi sarang lebah dan dari dalamnya mereka akan mendapatkan madu berlimpah (Ul. 32:13-14). Singkat kata, Allah berencana untuk menjadikan jalan mereka mudah dan menyenangkan.
- 2. Kewajiban yang dituntut Allah dari mereka sebagai persyaratan untuk menerima semua rahmat ini. Yang diharapkan-Nya dari mereka tidak lebih daripada mendengarkan suara-Nya, seperti murid yang mendengarkan perkataan gurunya untuk menerima pengajarannya. Atau, seperti seorang pelayan mendengarkan majikannya untuk menerima perintah-perintahnya. Juga supaya mereka hidup menurut jalan yangIa tunjukkan, jalan-jalan Tuhan yang benar dan menyenangkan. Lagi, supaya mereka memperhatikan dengan sungguh peraturan-peraturan yang telah ditetapkan-Nya dan mencermati isyarat tidak langsung dari tindakan pemeliharaan-Nya. Tidak ada yang tidak masuk akal dalam hal ini.
- 3. Amatilah bagaimana alasannya Ia menahan rahmat-Nya ini, yaitu karena kelalaian mereka dalam menjalankan kewajiban: “Seandainya saja mereka telah mendengarkan Aku, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan.” Dosa atau ketidaktaatan bangsa merupakan satu-satunya hal besar yang menghambat dan merintangi pembebasan bangsa itu. “Apabila Aku menyembuhkan Israel, dan memulihkan segala sesuatu di antara mereka, maka tersingkaplah kesalahan Efraim, sehingga terhentilah penyembuhan itu” (Hos. 7:1). Kita cenderung berkata, “Jika cara seperti itu telah dilaksanakan, dan sarana seperti itu digunakan, seketika itu juga kita akan bisa menundukkan musuh-musuh kita.” Tetapi ini keliru. Jika kita mendengarkan Allah dan tetap melaksanakan kewajiban kita, hal itu akan terlaksana. Tetapi dosalah yang membuat masalah kita berkepanjangan dan keselamatan datang berlambat-lambat. Inilah yang dikeluhkan oleh Allah sendiri, dan Ia rindu agar hal sebaliknyalah yang terjadi. Perhatikanlah, sebab itu Allah menghendaki kita melaksanakan kewajiban kita terhadap-Nya, supaya kita memenuhi syarat untuk menerima anugerah-Nya. Ia senang apabila kita melayani Dia, bukan demi kebaikan-Nya, melainkan demi kebaikan kita.
SH: Mzm 81:1-16 - Menyanyikan kebaikan Tuhan. (Kamis, 20 Agustus 1998) Menyanyikan kebaikan Tuhan.
Hati yang bersukacita dan gembira dalam kehidupan, menjadi keinginan setiap orang. Namun kesukaan, ungkapan nyanyian roha...
Menyanyikan kebaikan Tuhan.
Hati yang bersukacita dan gembira dalam kehidupan, menjadi keinginan setiap orang. Namun kesukaan, ungkapan nyanyian rohani dan puji-pujian adalah kualitas hidup umat yang ada dalam hubungan akrab dengan Allah. Di dalam Roh kita dimampukan berdoa, memuji Tuhan dengan benar. Kita miskin dalam puji-pujian bila hati kita beku terhadap keindahan dan mukjijat Tuhan. Bila kebaikan dan pertolongan Tuhan, tak terhitung jumlahnya atas hidup kita masing-masing, dosalah membuat kita tak mampu mensyukurinya.
Doa yang terlambat. Tujuan Asaf menyanyikan pujian tersebut adalah untuk mengingat-ingat karya penyelamatan Tuhan guna konteks penyelamatan Israel saat itu. Sayang Israel terlalu lambat meresponi Tuhan. Memang Tuhan Allah panjang sabar dan kemurahan-Nya kekal. Namun keadaan Israel yang berkeras hati membuat mereka menempatkan diri di luar jangkauan kesabaran dan kemurahan Tuhan itu. Dalam tugas kita menyaksikan Injil dan menyuarakan kebenaran pun kita harus tegas memberikan peringatan. Kasih karunia Tuhan bukan untuk dipermainkan!
Renungkan: Kristen, beritakan terus kebenaran tentang Injil, keadilan, kekudusan. Teguhkan hati untuk juga menyuarakan ancaman hukuman ilahi!
Doa: Bangkitkanlah di antara umatMu orang-orang yang berbicara vokal tentang kebenaran.
SH: Mzm 81:1-16 - Pertobatan telinga (Rabu, 31 Oktober 2001) Pertobatan telinga
Mendengar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan
pertumbuhan rohani orang percaya. Iman yang kita miliki dimula...
Pertobatan telinga
Mendengar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman yang kita miliki dimulai dari mendengar firman Allah (Rm. 10:17). Demikian pula, iman itu dapat disesatkan ataupun dibimbing ke jalan yang benar melalui apa yang kita dengar. Pentingnya mendengar dan dampak dari mendengar inilah yang menjadi penekanan Mazmur 81 ini.
Mazmur ini merupakan seruan bagi bangsa Israel untuk mendengar.
Karena mendengar adalah dasar bagi bangsa Israel untuk masuk ke
dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian
antara Allah dengan mereka (ayat 6b-11). Sejarah perjanjian antara
Allah dengan mereka diawali dengan perintah untuk mendengar (
Mazmur ini merupakan bukti kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan bagi mereka, sehingga Ia terus-menerus memanggil mereka untuk mendengar (ayat 9, 12, 14). Ini merupakan seruan keprihatinan Tuhan yang sangat mendesak. Tuhan tidak ingin umat-Nya terus- menerus berada dalam kesesatan karena menolak untuk mendengarkan Tuhan, dengan menyediakan telinganya bagi suara-suara lain yang mengacaukan, membelenggu, dan menjebak mereka ke dalam perangkap perbudakan (ayat 12-13). Dia mengajak umat-Nya bergerak maju bersama-Nya menuju hidup yang baru (ayat 14-17). Yang diperlukan untuk pemulihan ini hanya suatu ketaatan untuk mendengar.
Hidup baru buah pertobatan telinga ini akan berdampak pada pembaharuan sukacita umat-Nya untuk memuji (ayat 2-6a), perombakan komunitas yang rusak menjadi komunitas yang mempraktikkan keadilan dan terbebas dari tekanan (ayat 15-16), dan pemulihan kondisi ekonomi mereka sehingga tidak lagi mengalami kekurangan (ayat 17).
Renungkan: Pemulihan hidup diawali dengan pertobatan telinga. Sudahkah telinga Anda dipertajam oleh kebenaran sehingga dapat membedakan antara firman Tuhan dengan suara-suara lain yang menyesatkan? Bagaimanakah Anda berkomitmen pada kebenaran dan mempertajam telinga Anda bagi kebenaran?
SH: Mzm 81:1-16 - Musik sebagai sarana ekpresi iman (Jumat, 29 April 2005) Musik sebagai sarana ekpresi iman
Mazmur pujian ini mengajak umat Tuhan untuk terlibat dalam satu
ensambel kolosal. Musik dan nada meneruskan ka...
Musik sebagai sarana ekpresi iman
Mazmur pujian ini mengajak umat Tuhan untuk terlibat dalam satu
ensambel kolosal. Musik dan nada meneruskan kata-kata untuk
mengekspresikan sukacita dan syukur kepada Tuhan. Ada bahayanya
perayaan kolosal seperti ini. Seperti Natal sering dirayakan
keluar dari inti berita Natal karena nilai-nilai asing yang
menyelinap di dalamnya (misalnya, Sinterklas), demikian juga
perayaan pujian Israel di sini bisa kehilangan makna atau
disusupi makna lain. Itu sebabnya dasar dan alasan memuji Tuhan
tidak boleh dilupakan. Ia diatur dalam hukum Allah (ayat 5).
Pesan Mazmur ini jelas, pesan pembebasan. Israel pernah dilepaskan dari perbudakan Mesir oleh Tuhan (ayat 6-8). Oleh sebab itu Tuhan menuntut mereka untuk hanya menyembah Dia (ayat 9-11). Kenyataan bahwa Israel lebih memilih untuk hidup bagi diri sendiri (ayat 12), menunjukkan mereka gagal menghayati pesan ini. Akibatnya, mereka tidak bisa menikmati pembebasan mereka sepenuhnya. Ada belenggu hati yang belum dibebaskan (ayat 13). Hanya pertobatan yang sungguh akan membawa kembali mereka dalam tangan kasih setia Tuhan. Bila Israel taat dan setia, mereka akan menikmati Tuhan dan mengalami lagi pembebasan (ayat 14-17).
Tuhan terlalu besar dan terlalu agung sehingga berbagai sarana dipergunakan umat-Nya untuk membahasakan kebesaran dan keagungan Tuhan itu. Semua upaya manusia hanya bisa mengangkat ke atas permukaan sebagian kecil kebesaran dan keagungan Tuhan. Kidung pujian dan musik adalah salah satu sarana. Nyanyian yang diangkat ke atas ke arah Allah harus dibarengi dengan hati dan kehidupan yang tengadah ke atas agar pujian terharmoni, sepadan, dan senada dengan kehidupan. Apabila kehidupan tidak sesuai dengan jalan dan kehendak Tuhan, maka nada dan musik tidak lebih dari sebuah sarana yang sumbang dan lumpuh.
Renungkan: Pujian yang berarti dan dinikmati Tuhan bukan musik atau melodi yang indah, melainkan hati yang bersyukur dan sikap hidup yang memuliakan Dia.
SH: Mzm 81:1-16 - Bersediakah (Minggu, 8 November 2009) Bersediakah
Bagaimana perasaan Anda ketika melihat orang yang Anda kasihi
ternyata memilih untuk mengkhianati Anda? Kecewa bukan? Apalagi
j...
Bersediakah
Bagaimana perasaan Anda ketika melihat orang yang Anda kasihi ternyata memilih untuk mengkhianati Anda? Kecewa bukan? Apalagi jika hal itu dilakukan dengan sengaja. Anda bukan hanya merasakan kekecewaan melainkan juga merasakan kepedihan yang mendalam.
Inilah perasaan Tuhan, yang digambarkan di ayat 12-13. Tuhan kecewa akan sikap umat-Nya yang melupakan diri-Nya yang telah menolong mereka dalam kesesakan (ayat 7-8). Oleh karena sikap mereka yang mendurhaka tersebut, Ia telah menyerahkan mereka ke tangan para musuh supaya mereka sadar betapa Tuhan tidak boleh diduakan (ayat 9-11). Tujuannya adalah agar mereka segera sadar dan bertobat (ayat 14), sehingga Ia kembali memulihkan keadaan mereka bahkan memberkati mereka dengan limpah (ayat 15-17).
Mazmur ini ditulis bukan dengan nada sendu, tetapi secara positif (ayat 2-4). Pemazmur yakin Tuhan adalah setia dan dapat diandalkan. Mereka memang pernah keliru dalam hidup ini, tapi oleh karena kasih setia-Nya mereka pasti ditolong. Sebab itu mazmur ini mendorong pembacanya untuk bertekad tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Apakah mazmur ini merupakan cerminan dari perbuatan kita saat ini? Bisa jadi Allah juga merasakan hal yang sama ketika melihat kita. Ia kecewa melihat ketidaktaatan dan ketidaksetiaan kita pada-Nya. Berkali-kali ia mengingatkan kita, berkali-kali pula kita melanggar firman-Nya. Berkali-kali kita datang pada Tuhan dengan penyesalan, namun berkali-kali juga kita melakukan lagi pelanggaran.
Marilah kita beranjak maju dalam pertumbuhan iman kita. Jangan lagi hidup dalam kekalahan dan kegagalan. Syukur ada Tuhan Yesus yang sudah menang atas kuasa dosa. Kita yang percaya kepada-Nya diberi kuasa untuk bertahan bahkan tetap setia dan taat pada firman-Nya. Kita bisa meneladani Dia dalam menjalani hidup yang memuliakan Dia. Bersediakah Anda menjalani hidup ini berkemenangan ber-sama Yesus?
SH: Mzm 81:1-16 - Memuji dan mendengarkan (Minggu, 21 Oktober 2012) Memuji dan mendengarkan
Sepintas waktu membaca bagian pertama mazmur ini nampaknya merupakan mazmur pujian (2-4). Pemazmur mengajak kita memuji Tuhan...
Memuji dan mendengarkan
Sepintas waktu membaca bagian pertama mazmur ini nampaknya merupakan mazmur pujian (2-4). Pemazmur mengajak kita memuji Tuhan. Namun, bagian kedua mazmur ini berisi peringatan atau teguran (9-17). Seakan-akan Tuhan tidak berkenan pada pujian mereka.
Mungkin lebih tepat kita menggolongkan mazmur ini sebagai mazmur pengajaran. Mazmur ini mengajarkan ibadah yang benar yang terdiri dari dua komponen yang harus seimbang dan serasi. Dua komponen itu adalah Memuji menyembah Tuhan dan Mendengarkan firman-Nya.
Panggilan memuji Tuhan adalah bagian dari ketetapan Allah (5) agar umat-Nya mengingat karya-Nya atas hidup mereka (6-8). Memuji Tuhan harus tulus karena menghargai karya-Nya. Menghargai karya Tuhan berarti menerima karya-Nya tersebut dalam hidup sebagai umat-Nya. Oleh karena itu, bagian penting lainnya dalam ibadah adalah kesediaan mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tentunya dengan menaati sepenuh hati perintah-perintah-Nya.
Sepertinya bagian mendengarkan firman Tuhan ini adalah bagian yang paling sulit untuk ditaati oleh umat Tuhan. Terbukti berulang kali umat diperintahkan untuk mendengar (9, 14) dan Tuhan mengeluhkan ketidakmauan mereka untuk mendengar (12, 14). Apa yang dikeluhkan Tuhan adalah kenyataan dalam sejarah mereka. Berulang kali mereka melupakan Allah yang telah menebus mereka dari perbudakan Mesir dan berubah setia dengan menyembah allah asing (10-11).
Yang mana lebih penting? Memuji dan menyembah Tuhan atau mendengarkan dan menaati firman-Nya? Keduanya bukan untuk dipertentangkan atau diurutkan. Keduanya adalah bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Menyembah Tuhan berarti mengakui kedaulatan-Nya atas hidup kita. Hal itu baru terbukti saat kita menaati firman-Nya.
SH: Mzm 81:1-16 - Pertobatan Telinga (Minggu, 9 Oktober 2016) Pertobatan Telinga
Mendengarkan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman timbul dari pendengara...
Pertobatan Telinga
Mendengarkan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman timbul dari pendengaran akan firman Allah (Rm. 10:17). Demikian pula, iman dapat disesatkan atau pun dibimbing ke jalan yang benar melalui indra pendengaran. Mazmur 81 menekankan pentingnya sikap hati untuk mendengar dan dampak yang ditimbulkan dari pendengaran.
Mazmur ini menyerukan bangsa Israel untuk mendengar sabda Allah. Mendengarkan adalah fondasi bagi bangsa Israel untuk masuk ke dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (6b-11). Dalam sejarah Israel, perjanjian Allah dengan umat-Nya diawali dengan perintah untuk mendengarkan-Nya (Ul. 6:4). Kenyataanya, di sepanjang sejarah Israel berulang-ulang terjadi penolakan terhadap suara Allah. Dengan sengaja, umat-Nya menulikan hati dan telinga (12-13).
Dalam mazmur ini terlihat bahwa kasih setia Tuhan senantiasa memanggil bangsa Israel untuk mendengarkan peringatan-Nya (9, 12, 14). Seruan Allah memperlihatkan kepedulian dan keprihatinan-Nya. Ia tidak menginginkan umat-Nya terus-menerus jatuh dalam perbuatan dosa yang semakin dalam. Tindakan Allah terlihat dari kata "jika (9) dan sekiranya (14)". Kedua kata tersebut menunjukkan kenyataan pahit yang telah terjadi bahwa bangsa Israel lebih memilih membangkang daripada menaati ketetapan-Nya (12, 14-17). Dalam kemarahan-Nya, Allah menarik pemeliharaan dan anugerah-Nya atas bangsa Israel (13). Jadi, pertobatan memerlukan ketaatan untuk mendengarkan sabda-Nya.
Kedegilan hati terjadi karena manusia menutup pintu hati dan telinganya untuk mendengarkan kebenaran Allah. Jika terang Allah dengan sengaja dipadamkan, maka yang tersisa hanyalah ego diri. Keegoisan ini membuat hidup seseorang terpuruk dalam perbuatan jahat.
Pemulihan hidup diawali dengan pertobatan telinga. Apakah telinga Anda dapat membedakan antara firman Tuhan dan suara yang menyesatkan? [SH]
SH: Mzm 81:1-16 - Hidup Dalam Perjanjian dengan Allah (Selasa, 26 November 2019) Hidup Dalam Perjanjian dengan Allah
Acara perkawinan lazimnya dirayakan dengan penuh sukacita. Banyak pesta mewah digelar untuk merayakannya. Apa yan...
Hidup Dalam Perjanjian dengan Allah
Acara perkawinan lazimnya dirayakan dengan penuh sukacita. Banyak pesta mewah digelar untuk merayakannya. Apa yang dirayakan? Bersatunya dua insan dalam sebuah relasi intim yang diikat melalui sebuah perjanjian.
Mazmur ini diawali dengan nyanyian sukacita yang berisi ajakan untuk bersorak-sorai dan bernyanyi bagi Allah (2-3). Alat-alat musik seperti rebana, kecapi, gambus, dan sangkakala menunjukkan betapa besarnya sukacita ini. Besar kemungkinan nyanyian ini dilakukan dalam sebuah hari raya (4), yaitu perayaan akan ikatan perjanjian antara Allah dan umat. Allah berjanji untuk melepaskan umat dari segala kesesakan (7-8), melindungi umat dari musuh dan orang-orang yang melawan mereka (16-17), serta mengenyangkan mereka dengan gandum dan madu (16-17). Sebagai gantinya, Allah menuntut umat untuk mendengarkan dan memperhatikan perintah-Nya, yakni setia untuk tidak menyembah allah lain dan hidup menurut jalan-Nya (9, 10, 14).
Cara hidup yang dibangun Allah dengan umat selalu bercorak perjanjian. Mulai dari perjanjian Allah secara personal dengan Nuh, Abraham, Daud, Salomo, hingga perjanjian secara komunal dengan Israel sebagai bangsa. Inilah cara hidup orang percaya, yaitu hidup dalam perjanjian dengan Allah. Itu sebabnya, Alkitab terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bukan janji lama atau janji baru.
Sepanjang hidup sudah berapa banyak janji yang dibuat dan diikrarkan sebagai bentuk perjanjian kita dengan Allah? Lalu, bagaimana kita menjalaninya? Masih setiakah kita dengan janji tersebut? Atau kita yang ingkar janji? Ingatlah bahwa janji-janji kita merupakan bagian dari ikatan perjanjian dengan Allah. Ikatan ini akan membawa kita masuk dalam relasi yang lebih intim dengan Allah. Jalanilah dengan setia dan penuh sukacita sekalipun itu berat. Karena Allah selalu setia dengan janji-Nya bahwa Ia selalu menyertai kita. Itu sebabnya Ia disebut Imanuel.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk bisa terus-menerus hidup dalam ikatan perjanjian dengan-Mu. [YWA]
Utley -> Mzm 81:11-16
Utley: Mzm 81:11-16 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 81:11-1611 (81-12) Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. 12 (81-13) Sebab itu Aku ...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 81:11-16
11 (81-12) Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. 12 (81-13) Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri! 13 (81-14) Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! 14 (81-15) Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku. 15 (81-16) Orang-orang yang membenci TUHAN akan tunduk menjilat kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. 16 (81-17) Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya."
Mazm 81:11-16 Bait ini mengkontraskan apa yang telah dilakukan Israel dengan apa yang ingin dilakukan YHWH bagi mereka.
- 1. Sejarah pemberontakan Israel (lih. Mazm 78:17,40)
- a. tidak mendengarkan
- b. tidak suka
- c. memiliki hati yang degil
- d. berjalan mengikuti rencana mereka sendiri
- 2. Reaksi YHWH
- a. penghakiman
- (1) membiarkan mereka dalam (lih. Mazm 78:29; Yes 6:9-10; Rom 1:24,26,28) kedegilan hatinya, Mazm 81:12
- (2) membiarkan mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri, Mazm 81:12
- (3) orang-orang yang berpura-pura taat akan menderita kerugian yang kekal, Mazm 81:15
- b. kerinduan-Nya
- (1) bahwa mereka akan mendengarkan Dia, Mazm 81:13
- (2) bahwa mereka akan berjalan di jalan-Nya, Mazm 81:13
- c. berkat-Nya
- (1) menundukkan musuh-musuh mereka, Mazm 81:14
- (2) membalikkan tangan-Nya terhadap lawan-lawan mereka, Mazm 81:14
- (3) memberi mereka makan
- (a). gandum yang terbaik (lih. Ul 32:14)
- (b). madu dari gunung batu (yaitu, makanan terbaik dari tanah tersebut, lih. Ul 32:13)
- (4) mengenyangkan mereka
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.