Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 52:1-9
Jerusalem: Mzm 52:1-9 - Hukuman terhadap orang fasik Ini mazmur berupa "pengajaran" yang memperlawankan orang jahat yang kaya tetapi oleh Tuhan dihukum, Maz 52:3-7, dengan orang benar yang diberkati Tuha...
Ini mazmur berupa "pengajaran" yang memperlawankan orang jahat yang kaya tetapi oleh Tuhan dihukum, Maz 52:3-7, dengan orang benar yang diberkati Tuhan dan boleh menyaksikan hukuman atas orang fasik, Maz 52:8-9. Ini termasuk ke dalam kebahagiaan orang benar selama belum ada pengetahuan tentang pembalasan di dunia akhirat, bdk Maz 5:11+.
Ende -> Mzm 52:1-9
Ende: Mzm 52:1-9 - -- Mazmur ini menghadapkan satu sama lain si djahat jang akan dihukum
(Maz 52:3-7) dan di djudjur jang akan diberkati Allah dan menjaksikan
hukuman si dj...
Mazmur ini menghadapkan satu sama lain si djahat jang akan dihukum (Maz 52:3-7) dan di djudjur jang akan diberkati Allah dan menjaksikan hukuman si djahat (Maz 52:6-8).
Ref. Silang FULL -> Mzm 52:2
Ref. Silang FULL: Mzm 52:2 - merancangkan penghancuran // pisau cukur // engkau, penipu · merancangkan penghancuran: Mazm 5:10
· pisau cukur: Bil 6:5; Bil 6:5
· engkau, penipu: Mazm 50:19; Mazm 50:19
· merancangkan penghancuran: Mazm 5:10
· pisau cukur: Bil 6:5; [Lihat FULL. Bil 6:5]
· engkau, penipu: Mazm 50:19; [Lihat FULL. Mazm 50:19]
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 52:1-5
Matthew Henry: Mzm 52:1-5 - Kejahatan Doëg
Tidak diragukan lagi bahwa Daud sedang merasa amat sangat berduka ketika dia berkata kepada Abyatar (1 Sam. 22:22), “Akulah sebab utama dari pada ...
Tidak diragukan lagi bahwa Daud sedang merasa amat sangat berduka ketika dia berkata kepada Abyatar (1 Sam. 22:22), “Akulah sebab utama dari pada kematian seluruh keluargamu,” yang dibantai oleh Saul setelah mendengar kabar yang disampaikan oleh Doëg dengan penuh kebencian. Untuk melampiaskan rasa dukanya itu, dan untuk melegakan pikirannya dari duka itu, dia menuliskan mazmur ini, yang di dalamnya, sebagai nabi, dan juga dengan wewenang seolah-olah dia telah menjadi raja yang bertakhta,
- I. Ia mempersalahkan Doëg atas apa yang telah diperbuatnya (ay. 3).
- II. Ia menuduh, mendakwanya, dan menyatakan betapa besar kejahatannya itu (ay. 4-6).
- III. Ia menjatuhkan hukuman atasnya (ay. 7).
- IV. Ia menubuatkan kemenangan orang-orang benar di dalam pelaksanaan hukuman itu (ay. 8-9).
- V. Ia menghibur diri sendiri dengan kasih setia Allah dan dengan keyakinan yang dimilikinya bahwa ia akan tetap memuji-Nya (ay. 10- 11). Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus menanamkan rasa benci terhadap dosa berdusta, bisa melihat kehancuran orang-orang yang tetap bersiteguh dalam melakukannya. Tetapi kita juga boleh merasa terhibur dengan keyakinan akan pemeliharaan gereja dan umat Allah, kendati dengan segala rancangan penuh kebencian dari anak-anak Iblis, bapa segala dusta itu.
- I. Daud mengajukan perkara ini secara adil untuk menentang orang yang sombong dan perkasa ini (ay. 3). Ada kemungkinan Doëg adalah orang perkasa dalam hal kekuatan tubuh. Seandainya memang begitu, dia tidak mendapatkan kehormatan apa pun dengan kekuatannya itu atas kemenangan mudah yang didapatnya atas imam-imam Tuhan yang tidak bersenjata itu. Bukanlah suatu kehormatan bagi orang-orang yang berpedang untuk menakut-nakuti mereka yang memakai efod [jubah tak berlengan yang biasa dipakai para imam Israel pada zaman dulu – pen.]. Tetapi bagaimanapun juga, dia, menurut jabatannya, adalah seorang pahlawan sebab dia ditempatkan di atas hamba-hamba Saul, sebagai seorang pegawai istana raja yang mengatur urusan rumah tangga kerajaan. Inilah orang yang memegahkan diri, bukan hanya di dalam hal kuasa yang dimilikinya untuk melakukan kejahatan, melainkan juga di dalam kejahatan yang dilakukannya. Perhatikanlah, berbuat jahat itu buruk, tetapi lebih buruk lagi bila orang sampai menyombongkannya dan bermegah diri di dalamnya. Lebih buruk lagi bila kita bukan saja tidak malu terhadap perbuatan fasik melainkan juga justru membenarkannya, dan bukan saja membenarkannya melainkan juga membesar-besarkannya dan menilai tinggi diri kita sendiri berdasarkan perbuatan itu. Siapa yang bermegah di dalam dosa mereka berarti bermegah di dalam aib mereka, dan perbuatan mereka itu menjadi lebih memalukan lagi. Orang yang kuat sering kali jahat, dan memuji-muji keinginan hatinya ( 10:3). Tidaklah pasti bagaimana sampai perkataan berikut ini muncul: Kebaikan Allah tetap untuk seterusnya (ay. 3, kjv). Sebagian orang memahaminya sebagai jawaban orang fasik terhadap pertanyaan ini. Kesabaran Allah dan pengendalian diri-Nya, yang merupakan bukti-bukti besar akan kebaikan-Nya, biasa dilecehkan oleh orang-orang berdosa sedemikian rupa sehingga hati mereka mengeras di dalam jalan-jalan mereka yang fasik. Oleh karena hukuman melawan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat tidak dijalankan dengan segera, bahkan, karena Allah terus-menerus berbuat baik terhadap mereka, maka mereka bermegah di dalam kejahatan. Seolah-olah kemakmuran yang mereka dapatkan di dalam kefasikan mereka merupakan bukti bahwa berbuat fasik itu sama sekali tidak berbahaya. Walaupun demikian, perkataan tadi lebih tepat dipandang sebagai bantahan melawan orang fasik itu, untuk menunjukkan,
- 1. Parahnya dosa itu: “Allah terus-menerus berbuat baik, dan orang-orang yang sama seperti Dia di dalam hal ini mempunyai alasan untuk bermegah karenanya. Namun engkau terus-menerus berbuat jahat, dan di dalam hal ini engkau sama sekali tidak seperti Dia, dan bertentangan dengan-Nya, namun engkau justru bermegah karenanya.”
- 2. Kebodohan dosa mereka: “Engkau menyangka, dengan kejahatan yang engkau megahkan itu yang dirancang dengan begitu licik dan dijalankan dengan begitu berhasil, engkau akan menjatuhkan dan menghancurkan umat Allah. Namun, engkau akan mendapati bahwa sesungguhnya engkau keliru: kebaikan Allah tetap sampai seterusnya untuk memelihara mereka, dan karena itu mereka tidak perlu takut apa yang dapat dilakukan manusia terhadap mereka.” Sia-sia saja musuh-musuh bermegah di dalam kejahatan mereka, sementara kita mempunyai kasih setia Allah untuk bermegah di dalamnya.
- II. Daud mengajukan dakwaan berat melawan Doëg di hadapan pengadilan sorga, sama seperti Doëg telah mengajukan dakwaan berat melawan Ahimelekh di hadapan pengadilan Saul (ay. 4-6). Ia menuduhnya atas kefasikan lidahnya yang buas, tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan dan kefasikan hatinya, yang dibuktikan dengan kefasikan lidahnya itu. Ada empat hal yang didakwakan Daud kepadanya:
- 1. Kebencian. Lidahnya melakukan penghancuran, tidak hanya menusuk seperti jarum tetapi juga menyayat seperti pisau cukur yang tajam. Ia tidak puas hanya dengan mengatakan perkataan yang merendahkan dan mengolok-olok. Ia suka perkataan yang menghanguskan, perkataan yang akan menghancurkan imam-imam Tuhan, yang dibencinya.
- 2. Kebohongan. Dengan lidah penipulah dia mengerjakan penghancuran ini (ay. 6). Ia suka berdusta (ay. 5), dan pisau cukur yang tajam ini berjiwa penipu (ay. 4), artinya, sebelum ia diberi kesempatan untuk mengungkapkan kebenciannya terhadap imam-imam, ia melakukan perbuatan yang tampaknya sangat terpuji kepada mereka. Meskipun seorang Edom, ia melayani di mezbah, membawa korban-korban persembahannya, dan memberikan penghormatannya kepada imam-imam, dengan begitu sopan seperti layaknya orang Israel. Dia memaksakan dirinya sendiri untuk melakukan semuanya ini sebab dia dikhususkan melayani TUHAN, tetapi meskipun demikian dengan jalan ini dia memperoleh kesempatan untuk melakukan kejahatan yang jauh lebih besar terhadap mereka. Atau, ini mungkin merujuk pada kabar itu sendiri yang disampaikannya melawan Ahimelekh. Sebab dalam kenyataannya, pada intinya, kabar itu benar, namun digambarkan dengan salah dan ditambah-tambahkan, dan oleh sebab itu benar juga bila dia dikatakan suka berdusta dan memiliki lidah penipu. Ia mengatakan yang sebenarnya, namun bukan kebenaran yang seutuhnya, seperti yang seharusnya disampaikan oleh seorang saksi. Seandainya dia berkata bahwa Daud telah membuat Ahimelekh percaya bahwa Daud sedang menjalankan tugas yang diberikan Saul, maka kebaikan yang ditunjukkan Ahimelekh kepada Daud bukan saja tidak akan tampak sebagai pengkhianatan terhadap Saul melainkan juga penghormatan kepadanya. Kita tidak akan terhindar dari kesalahan berdusta walaupun kita dapat berkata, “Ada sedikit banyak kebenaran di dalam apa yang kita katakan.” Kita tetap berdusta jika kita menyelewengkannya, dan membuatnya tampak berlawanan dengan yang sebenarnya.
- 3. Kelicikan di dalam dosa: “Lidahmu merancangkan kejahatan (kjv), yaitu, lidahmu mengatakan kejahatan yang dirancang oleh hatimu.” Semakin banyak kelicikan dan rancangan di dalam kejahatan apa saja, semakin banyak peranan Iblis di dalamnya.
- 4. Kesukaan terhadap dosa: “Engkau mencintai yang jahat lebih dari pada yang baik, yang artinya, engkau mencintai yang jahat dan sama sekali tidak mencintai yang baik. Engkau bersuka dalam berkata dusta, dan tidak mempunyai kesadaran untuk berbuat benar. Engkau lebih ingin menyenangkan Saul dengan berkata dusta daripada menyenangkan Allah dengan mengatakan kebenaran.” Orang-orang yang berjiwa sama seperti Doëg adalah mereka yang, bukannya senang, seperti yang seharusnya dirasakan oleh kita semua jika diberi kesempatan untuk berbuat baik terhadap manusia demi kepentingan tubuhnya, harta miliknya, atau nama baiknya, melainkan justru bergembira apabila diberi kesempatan yang mulus untuk berbuat jahat terhadap sesama, dan selalu berusaha mencari-cari kesempatan semacam itu. Ini berarti mencintai yang jahat lebih daripada yang baik. Adalah buruk mengucapkan perkataan yang menghancurkan orang, tetapi lebih buruk lagi bila sampai mencintai perkataan-perkataan semacam itu baik di dalam diri orang lain ataupun di dalam diri kita sendiri.
- III. Daud membacakan ajal orang itu dan menyatakan penghakiman-penghakiman Allah terhadap dia atas kefasikannya (ay. 7): “Engkau telah menghancurkan imam-imam Tuhan dan membunuh mereka semua, dan karena itu Allah akan merobohkan engkau untuk seterusnya.” Manusia-manusia yang sudah ditentukan untuk binasa oleh karena perbuatan mereka pasti juga akan binasa oleh karena perbuatan pihak lain terhadap mereka, seperti Yudas dan si manusia durhaka. Para penghancur akan dihancurkan. Orang-orang yang terutama membenci, menganiaya, dan membinasakan imam-imam Tuhan, hamba-hamba, dan umat-Nya, yang dijadikan imam oleh Allah kita, imamat rajani, akan direnggut oleh kehancuran kekal yang akan datang dengan cepat. Doëg di sini dikutuk,
- 1. Akan diusir dari jemaat: Ia akan mencabut engkau dari dalam kemah, bukan dari kemahmu melainkan dari kemah Allah (begitulah pernyataan ini kemungkinan besar dapat dimengerti). “Engkau akan dibuang dari kebaikan Allah, dari hadirat-Nya, dan dari segala persekutuan dengan-Nya, dan tidak akan mendapatkan keuntungan baik melalui pelayanan sabda atau korban persembahan.” Sudah sewajarnya ia dilucuti dari semua hak istimewa yang ada di dalam rumah Allah, sebab ia sudah berlaku begitu jahat terhadap hamba-hamba-Nya. Sebelumnya, ia kadang-kadang datang ke kemah Allah dan melayani di pelataran-Nya, namun langkahnya tertahan di sana. Dia menjadi lelah melayani-Nya dan mencari-cari kesempatan untuk mencemarkan nama baik keluarga-Nya. Oleh sebab itu, sangatlah pantas baginya untuk dicampakkan dan dicabut dari sana. Kita harus menutup pintu bagi siapa saja yang ingin melayani kita dengan cara seperti itu. Perhatikanlah, kita akan kehilangan keuntungan dari ketetapan-ketetapan ibadah jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik.
- 2. Akan diusir dari dunia: “Ia akan membantun engkau dari dalam negeri orang-orang hidup, yang di dalamnya engkau menyangka bahwa dirimu berakar kuat.” Apabila orang baik mati, mereka dicangkokkan dari negeri orang hidup di bumi, yakni kebun bibit untuk tanaman kebenaran, ke negeri di sorga, taman Tuhan, di mana mereka akan berakar untuk selama-lamanya. Akan tetapi, apabila orang fasik mati, mereka akan dicabut dari negeri orang hidup, untuk binasa sampai selama-lamanya, sebagai bahan bakar untuk api murka ilahi. Inilah yang akan menjadi bagian orang-orang yang menentang Allah.
Kejahatan Doëg (52:1-7)
Judul mazmur ini merupakan penjelasan singkat mengenai kisah yang dirujuk oleh mazmur tersebut. Daud sekarang, pada akhirnya, merasa bahwa penting baginya untuk meninggalkan istana, dan melarikan diri demi keamanannya sendiri, karena takut terhadap Saul, yang sudah berkali-kali berusaha membunuhnya. Karena tidak ada perlindungan dan bekal, maka dengan tipu daya ia membuat imam Ahimelekh membekalinya dengan kedua hal itu. Doëg, orang Edom, kebetulan sedang ada di sana dan melihat kejadian ini, dan dia pergi memberi tahu Saul mengenai perbuatan Ahimelekh itu, dengan menggambarkannya sebagai orang yang bersekongkol dengan pengkhianat. Karena tuduhan tersebut, Saul mengeluarkan perintah yang sangat keji, yaitu membunuh semua imam. Dan Doëg, si penuduh itu, menjadi algojonya (1 Sam. 22:9, dst.). Dalam ayat-ayat ini,SH: Mzm 52:1-7 - Bukan sikap terpuji. (Senin, 02 Maret 1998) Bukan sikap terpuji.
Harta, tahta dan kuasa sejak dahulu diimpikan banyak orang. Sekalipun harus diperoleh dengan cara yang tidak wajar! Ini bukanlah...
Bukan sikap terpuji.
Harta, tahta dan kuasa sejak dahulu diimpikan banyak orang. Sekalipun harus diperoleh dengan cara yang tidak wajar! Ini bukanlah sikap yang patut dibanggakan. Ahimelekh menjadi korban ambisi pribadi Doeg untuk menjatuhkan Daud (">
Mengkhianati diri sendiri. Orang yang berkhianat, sebenarnya bukan sedang mengkhianati orang lain, tetapi dirinya sendiri. Dunia yang kita diami ini tidak begitu saja dapat dipermainkan oleh orang-orang yang punya kuasa. Dunia ini dunia kepunyaan Allah, yang di dalamnya berlaku hukum moral Allah. Barangsiapa berbuat jahat terhadap orang lain akan mengalami balasan Allah yang setimpal.
Renungkan: Bila Anda mengalami kesulitan dari orang yang tidak sungguh mengasihi Allah, janganlah gentar apalagi terpancing untuk menghakimi dan membalas dendam. Bukankah penghakiman Allah lebih adil dan lebih tepat?
Doa: Ajar kami untuk hidup taat dalam hukum moral Allah.
SH: Mzm 52:1-9 - Meneladani kebingungan Daud (Kamis, 23 Agustus 2001) Meneladani kebingungan Daud
Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat 2 bdk.
1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan ...
Meneladani kebingungan Daud
Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat 2 bdk. 1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan masa depan serta membahayakan keselamatan jiwa Daud. Namun ia tidak mengeluh. Sebaliknya ia justru bingung melihat Doeg yang bangga dengan kejahatannya terhadap orang yang dikasihi Allah (ayat 3-6) sebab tindakannya itu akan mendatangkan cemoohan serta kehancuran bagi diri Doeg (ayat 7-9).
Apa yang dapat dipelajari dari kebingungan Daud? Kebingungan Daud mendemonstrasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan dalam segala situasi tentang siapa dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya (ayat 3). Karena itu ia mampu untuk selalu berorientasi pada masa yang akan datang dimana Allah akan merobohkan ... Ia akan merebut ... (ayat 7). Kebingungan Daud juga memperlihatkan bahwa ia memahami realita kehidupan yaitu meskipun ia adalah seseorang yang dikasihi dan diurapi oleh Allah, ia tidak terbebas dari berbagai masalah maupun persoalan hidup.
Ia juga dengan yakin mengidentifikasikan dirinya sebagai pohon zaitun yang menghijau (ayat 10). Ini sangat mengagumkan. Pohon zaitun adalah pohon yang memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh. Pohon ini melambangkan keindahan, kekuatan, kedamaian, kelimpahan, bahkan berkat ilahi. Pengidentifikasiannya memperlihatkan kerohanian Daud yang dewasa dan kepribadiannya yang matang. Ia yakin tidak ada kekuatan apa pun yang akan mengubah rencana Allah bagi dirinya (ayat 10) namun ia tidak mengharapkan jalan pintas sebaliknya ia siap berjuang dan bekerja keras untuk merealisasikan rencana Allah bagi dirinya. Keyakinan yang luar biasa inilah yang mendorong Daud untuk bersyukur dan bersaksi akan kesetiaan dan kemuliaan Tuhan senantiasa tanpa tergantung pada situasi maupun keadaan (ayat 11).
Renungkan: Tekanan dan ancaman yang dialami oleh Daud mungkin sudah atau suatu saat akan kita alami. Namun hendaknya kita dapat bingung seperti Daud sebab bukankah kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah, karena Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan kita atau rencana Allah bagi hidup kita, maka bersiaplah senantiasa dan berjuang bagi perealisasian rencana-Nya dalam kehidupan kita.
SH: Mzm 52:1-9 - Percaya akan kasih setia Allah (Minggu, 6 Juni 2004) Percaya akan kasih setia Allah
Seorang pemuda berkata bahwa ia sudah enam tahun mengikut Tuhan
tetapi belum pernah melihat pertolongan Tuhan dal...
Percaya akan kasih setia Allah
Seorang pemuda berkata bahwa ia sudah enam tahun mengikut Tuhan tetapi belum pernah melihat pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebaliknya ada orang yang dilihatnya tidak mengikut Tuhan tetapi selalu berhasil dalam berbagai hal. Timbul pertanyaan dalam hatinya. Di manakah kesetiaan Allah? Bukankah Ia berjanji akan memberkati umat-Nya, melindunginya dan membuat hidupnya berhasil?
Mazmur ini menggambarkan kehidupan orang yang dikasihi Allah tetapi menderita bahkan hendak dibunuh oleh karena mengatakan kebenaran. Kitab 1 Samuel 22 menceritakan bagaimana atas perintah raja Saul dalam satu hari ada delapan puluh lima orang imam mati dibunuh. Saul menyuruh Doeg, seorang kafir untuk mengeksekusi orang-orang yang dikasihi Allah itu. Ternyata Saul lebih mencintai kejahatan dan dusta (ayat 5), bahkan bermegah atas kejahatan yang dilakukannya (ayat 3).
Akan tetapi pemazmur yakin bahwa Allah sendiri akan menghukum orang berdosa. Mereka tidak akan tinggal di rumahnya (ayat 7). Sementara ia sendiri akan tetap berada di dalam rumah Allah, dan percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya (ayat 10). Demikian kita lihat bahwa di akhir hidupnya, Saul jatuh oleh pedang. Sebaliknya Daud naik takhta dan tetap kokoh sebagai bukti kasih setia Allah terhadap janji dan perjanjian-Nya.
Renungkan: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habis rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu (Rat. 3:22-23).
SH: Mzm 52:1-9 - Penghukuman Allah (Sabtu, 24 Januari 2009) Penghukuman Allah
Hukuman adalah perlakuan Allah kepada manusia yang perbuatannya
melanggar hukum Allah atau hidup dalam ketidakbenaran. Hukuman...
Penghukuman Allah
Hukuman adalah perlakuan Allah kepada manusia yang perbuatannya melanggar hukum Allah atau hidup dalam ketidakbenaran. Hukuman ditujukan pertama-tama untuk umat Tuhan sendiri agar menyadari bahwa hidup mereka harus selaras dengan kekudusan Tuhan. Hukuman seperti itu merupakan alat pendisiplinan menuju kepada pertobatan. Terhadap orang yang hidup di luar Tuhan dan yang menolak mengakui Dia sebagai yang berdaulat mengatur hidupnya, hukuman adalah pembalasan setimpal.
Tuhan menghukum dengan berbagai cara. Pertama, dengan menggunakan seperangkat hukuman yang sudah diaturkan dalam hukum-hukum-Nya. Bagi umat Israel, misalnya, saat mereka tidak setia kepada Tuhan dengan menyembah Baal, Tuhan menyerahkan mereka kepada malapetaka alam bahkan penjajahan bangsa lain. Kedua, Tuhan bisa juga menimpakan akibat keberdosaan mereka sebagai hukuman yang memperberat penderitaan mereka. Misalnya orang yang bermain-main kekudusan Allah dihukum dengan semakin terjebak dalam kehidupan yang
najis (Rm. 1:24-32).
Penghukuman Tuhan bersifat adil dan benar sesuai dengan karakter Allah yang sudah dinyatakan lewat Alkitab. Adil karena Allah tidak membeda-bedakan siapa yang bersalah. Baik umat Israel sendiri maupun bangsa lain, yang bersalah pasti dihukum-Nya. Benar karena kriteria benar-salah berasal dari sumber kebenaran itu sendiri. Allah tidak keliru menghukum karena Dia mampu melihat keseluruhan hidup manusia. Dia melihat bukan hanya perbuatan salah yang dilakukan, tetapi juga motivasi salah dibalik perbuatan tersebut.
Penghukuman Allah bisa bersifat masa kini dan temporer. Hukuman dijatuhkan untuk suatu jangka waktu tertentu. Bila seseorang sudah selesai dihukum, Tuhan akan memulihkan. Penyesalan dan pertobatan menjadi respons yang tepat bagi anugerah pengampunan. Namun bila seseorang mengeraskan hati, tidak mau bertobat, Allah bisa menjatuhkan vonis yang final. Pada saat itu pengampunan telah tertutup. Penghukuman Allah seperti ini bersifat masa akan datang dan kekal.
SH: Mzm 52:1-9 - Orang jahat jangan megahkan diri (Minggu, 4 Maret 2012) Orang jahat jangan megahkan diri
Mazmur 52-55 memiliki bagian judul yang sama, yaitu "Nyanyian pengajaran Daud." Walaupun judul mazmur ini memberikan...
Orang jahat jangan megahkan diri
Mazmur 52-55 memiliki bagian judul yang sama, yaitu "Nyanyian pengajaran Daud." Walaupun judul mazmur ini memberikan konteks sejarah dari 1Samuel 21-22, agak sulit untuk melihat bahwa mazmur ini membicarakan Doeg, sang musuh Daud. Doeg tidak tepat disebut sebagai seorang yang memiliki lidah penipu (6). Lebih tepat Doeg adalah seorang penghasut. Ia menghasut Saul untuk mempersalahkan imam Ahimelekh yang menyambut kedatangan Daud. Akibatnya Ahimelekh dan seluruh keluarga imam di Nob dibantai oleh Saul dan Saul tambah lagi membenci Daud.
Mazmur ini menyatakan dengan tegas bahwa orang yang bersikap jahat (4-6) seperti Doeg atau siapa pun akan dibinasakan Allah (7). Nasihat Daud kepada orang semacam itu adalah "jangan memegahkan diri" (3). Walaupun orang seperti itu tidak kelihatan jahat oleh orang lain, namun Tuhan tidak bisa dikelabui. Tuhan akan menghukum orang jahat. Kehancuran orang jahat seperti itu akan membawa kelegaan bagi orang benar (8) karena mereka menyaksikan keadilan Allah ditegakkan (9).
Mazmur ini ditutup dengan pernyataan keyakinan Daud bahwa orang benar bertumbuh dalam pemeliharaan Tuhan, seperti pohon zaitun bertumbuh subur di dalam rumah Allah (10). Tuhan yang adil akan menegakkan kasih setia-Nya di atas orang-orang yang mengandalkan Dia. Maka tidak ada yang lebih tepat untuk menutup mazmur ini selain mengucap syukur kepada Allah!
Sebagai orang benar, kita jangan sampai putus asa apalagi menyerah melihat orang jahat sepertinya berjaya. Percayalah, pada waktunya mereka yang memegahkan diri atas kejahatan mereka akan menerima keadilan Allah dan dibinasakan-Nya. Sejarah sendiri menunjukkan bahwa tak ada orang jahat yang selama-lamanya tinggal tetap dalam kejahatan mereka. Pada saat itu, kita akan diyakinkan bahwa hidup mengandalkan Tuhan itu tidak sia-sia.
SH: Mzm 52:1-9 - Aman Dekat Tuhan (Minggu, 3 Januari 2016) Aman Dekat Tuhan
Mazmur ini ditulis oleh Daud ketika Do?g, orang Edom, memberitahu Saul mengenai keberadaan Daud di rumah Ahimelekh (1; bdk. 1Sam. 22...
Aman Dekat Tuhan
Mazmur ini ditulis oleh Daud ketika Do?g, orang Edom, memberitahu Saul mengenai keberadaan Daud di rumah Ahimelekh (1; bdk. 1Sam. 22:9-10). Dengan mengadukan Daud kepada Saul, Do?g pikir akan aman dari hukuman yang akan diberikan Saul bagi mereka yang tidak mau bekerja sama dan membelanya (lih. 1Sam. 22:7-8). Dengan membunuh para imam di Nob, Saul pikir dirinya aman dari orang-orang yang dianggap menentangnya (lih.1Sam. 22:13, 17-19). Baik Do?g maupun Saul lebih memilih bermegah dalam kejahatan (Mzm. 52:3), merancangkan kejahatan dan penipuan (4), serta lebih cinta kejahatan daripada kebaikan (5).
Keduanya berpikir bahwa mereka aman dengan segala kejahatan yang diperbuat. Sesungguhnya di mata Tuhan tidaklah demikian sebab hidup mereka akan roboh dan hancur (7). Bahkan kekayaan dan kejahatan mereka tidak dapat melindunginya lagi (9). Semua ini karena mereka tidak bersandar kepada Tuhan.
Berbeda dengan Daud. Ia percaya pada kasih setia dan kuasa Tuhan atas hidupnya (10-11). Ia percaya bahwa Allah yang ia kenal akan bertindak adil atas kesengsaraannya karena Allah itu baik adanya (11). Dalam hal ini, Daud menyadari bahwa bukan dengan mengandalkan kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan maka hidupnya akan menjadi aman. Hanya dekat Tuhan sajalah ia akan memperoleh keamanan dan perlindungan. Itulah sebabnya Daud dapat berkata kepada Abyatar untuk mendekat kepadanya (1Sam. 22:23). Daud berkata, "Di dekatku engkau aman." Ini bukan karena Daud memiliki kemampuan pasukan militer maupun ketrampilan perang yang hebat, melainkan ia tahu benar bahwa dirinya punya Allah yang baik dan penuh kasih setia (Mzm.52:10). Allah akan membuatnya aman dan kokoh seperti pohon zaitun yang menghijau (10).
Seberapapun besarnya kesusahan dan ancaman dalam hidup Anda, mendekatlah kepada Tuhan karena hanya dekat Dialah kita aman. [MFS]
SH: Mzm 52:1-9 - Berani Memilih yang Baik! (Sabtu, 26 Oktober 2019) Berani Memilih yang Baik!
Manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk menentukan jalan hidupnya. Seharusnya, kebebasan tersebut kita pakai untuk memuli...
Berani Memilih yang Baik!
Manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk menentukan jalan hidupnya. Seharusnya, kebebasan tersebut kita pakai untuk memuliakan nama-Nya. Namun, sering kali kita tergoda untuk memilih melakukan hal-hal buruk yang tidak dikehendaki Allah.
Karena itu, ada baiknya kita memperhatikan seruan pemazmur pada nas kali ini. Ia menyoroti orang-orang yang dalam hidupnya senang merancangkan hal-hal buruk (4). Kata "merancangkan" dipakai untuk menunjukkan unsur pilihan yang diambil secara sadar. Secara spesifik, hal jahat yang dilakukan berkaitan dengan perkataan dusta atau menipu orang lain. Pemazmur mengecam orang yang menyakiti sesamanya melalui perkataan yang dilontarkan (5-6). Ironisnya, kejahatan-kejahatan yang dilakukan justru semakin membuat orang-orang ini bangga dan memegahkan diri (3). Tidak ada penyesalan di dalam diri orang-orang itu. Hingga pada akhirnya, Allah sendirilah yang akan merobohkan segala keangkuhannya (7).
Sementara itu bagi orang-orang benar, nasib mereka akan berbanding terbalik dengan nasib orang-orang fasik. Mereka memilih untuk mencari ketenteraman hidup dengan berdiam bersama dengan Allah. Orang-orang ini adalah pihak yang senantiasa menghayati kasih setia Allah. Mereka terus berjuang untuk taat kepada-Nya (10).
Allah berpihak kepada mereka yang berjuang untuk berbuat benar dalam kehidupannya. Sementara itu, orang yang terus-menerus terjebak dalam perbuatan jahat akan menemukan kebinasaan.
Lantas apa yang sekarang hendak kita pilih? Sebagai manusia, kita memang tidak pernah terlepas dari kesalahan dan dosa. Namun, kondisi tersebut bukan pembenaran, sehingga kita bisa mendukakan-Nya. Sadarilah, kita akan terbiasa dengan dosa jika kita terus-menerus memakluminya. Sebaliknya, kita harus berani memilih segala sesuatu yang selaras dengan kehendak Allah. Jangan ragu memilih yang baik!
Doa: Tuhan, jauhkanlah kami dari kehendak untuk melakukan segala sesuatu yang mendukakan hati-Mu. [WN]
Baca Gali Alkitab 8
Pemazmur memuliakan Allah sebagai tempat perlindungan yang aman bagi umat-Nya. Sebagaimana Sion aman karena Allah tinggal di sana, begitu pula umat-Nya akan aman karena Ia berdiam di antara mereka.
Apa saja yang Anda baca?
1. Gambaran apa yang diberikan pemazmur untuk melukiskan masalah atau kesulitan yang dihadapi manusia (3-4)?
2. Apa yang harus diyakini umat Allah tatkala harus menghadapi badai kehidupan (2)?
3. Apa yang ingin disampaikan oleh pemazmur melalui gambaran "aliran-aliran sebuah sungai" (5)?
4. Apa yang terjadi ketika bangsa-bangsa bangkit melawan Allah dan Israel (7-8)? Apa yang Allah lakukan?
5. Cara apakah yang diusulkan pemazmur agar kita dapat tetap pada keyakinan kita akan Allah (9-11)?
6. Bagaimana keyakinan pemazmur kepada Allah (12)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Ketika umat memercayai Allah, apa yang akan mereka temukan?
2. Dari fakta bahwa meski kita memercayai Allah, tetapi tidak luput dari problem kehidupan, apa yang kita pelajari?
3. Dari cara Allah menangani musuh-Nya dan musuh umat-Nya, apa yang kita pelajari tentang Allah?
4. Bagaimana seharusnya respons umat terhadap Allah yang memberikan kemenangan dan keamanan?
Apa respons Anda?
1. Apakah keyakinan bahwa Allah adalah tempat perlindungan yang tepercaya membawa perubahan dalam cara pandang Anda ketika menghadapi masalah hidup? Dalam hal apa?
2. Penghiburan seperti apakah yang kita miliki dengan keyakinan bahwa Allah beserta kita?
Pokok Doa:
Agar umat Allah tidak berpaling dari iman saat menghadapi problem hidup.
Utley -> Mzm 52:1-4
Utley: Mzm 52:1-4 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 52:1-41 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran Daud, (52-2)ketika Doeg, orang Edom itu, datang memberitahukan kepada S...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 52:1-4
1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran Daud, (52-2)ketika Doeg, orang Edom itu, datang memberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah sampai di rumah Ahimelekh. (52-3)Mengapa engkau memegahkan diri dengan kejahatan, hai pahlawan, terhadap orang yang dikasihi Allah sepanjang hari? 2(52-4)Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah, hai engkau, penipu! 3(52-5)Engkau mencintai yang jahat lebih dari pada yang baik. dan dusta lebih dari pada perkataan yang benar. Sela 4(52-6)Engkau mencintai segala perkataan yang mengacaukan, hai lidah penipu!
Mazm 52:1 Ini adalah paralelisme yang berlawanan. Di seluruh Mazmur orang fasik dan orang benar dikontraskan (JPSOA). Peshitta membalikkan MT dan datang dengan "terhadap orang tak bersalah setiap hari..
LXX membuat keseluruhan ayat menunjuk pada "orang jahat." Baris kedua memiliki "pelanggaran hukum sepanjang hari." AB (hal. 11) membuat sarkasme baris kedua, "Hai yang dikhususkan dari El."
□ "memegahkan diri" KATA KERJA ini (BDB 237, KB 248, Hiphil IMPERFECT) dalam Hiphil sering digunakan untuk pujian diri (lih. 1Raj 20:11; Mazm 49:6; Ams 20:14; 27:1; Yer 49:4). Dalam Yer 9:23-24 istilah ini memiliki baik aspek negatif (bermegah palsu) maupun positif (alasan yang benar untuk bermegah).
□ "hai pahlawan" Ini adalah salah satu dari tiga VOCATIVE yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang fasik.
- 1. hai pahlawan - BDB 150, mereka perkasa dalam bermegahnya mereka tentang dosa mereka, ini adalah sarkasme yang menggigit
- 2. hai engkau penipu - BDB 793 I CONSTRUCT BDB 941 I
- 3. hai lidah penipu - BDB 546 CONSTRUCT 941, bukan akar yang sama seperti # 2, tapi sangat dekat (yaitu, perkataan jahat yang dipersonifikasikan)
□ "kasih" Lihat Topik Khusus pada Mazm 5:7.
□ "sepanjang hari" Ini menunjukkan suatu jangka waktu yang panjang (yaitu, selamanya). Konsep "selamanya" diulang beberapa kali dalam Mazmur ini.
- 1. penghakiman Allah - ay. Mazm 52:5a
- 2. kepercayaan orang benar akan kasih setia Tuhan - Mazm 52:8b
- 3. ucapan syukur orang benar kepada Allah - Mazm 52:9a
Mazm 52:2 Kita perlu ingat bahwa kata-kata berpengaruh. Kata-kata dapat memberkati atau mengutuk (lih. Yak 3:1-12). Ada kuasa dalam kata-kata (lih. ay. Mazm 52:4). Kita akan memberikan pertanggung-jawaban kepada Allah atas kata-kata kita (lih. Mat 12:34-37). Perkataan mengungkapkan hati.
Mazm 52:3 Ini adalah baris puisi paralel yang mengejutkan. Sekedar pikirkanlah seberapa jauhnya manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah telah jatuh! Mereka telah menjadi kutub yang berlawanan dari maksud dijadikannya mereka.
Kata "cinta" (BDB 12) digunakan dua kali dalam cara mengejutkan.
- 1. engkau mencintai yang jahat lebih dari pada yang baik, ay. Mazm 52:3
- 2. engkau mencintai segala perkataan yang mengacaukan, ay. Mazm 52:4
- NASB "dari pada berbicara apa yang benar."
- NKJV "dari pada membicarakan kebenaran."
- NRSV "dari pada berbicara kebenaran"
- TEV "dari pada kebenaran."
- NJB "untuk kejujuran."
- JPSOA "untuk berbicara yang benar" REB "dari pada perkataan yang benar."
- LXX "dari pada berbicara keadilan.
Alasan adanya berbagai ragam dalam terjemahan ini adalah karena ini merupakan sebuah penggunaan yang tidak lazim dari "kebenaran" (BDB 841). Ini sering digunakan dalam arti "benar" (lih. Mazm 23:3.) Tetapi di sini dalam arti "sejati" (lih. Mazm 58:1).
Mazm 52:4 "mengacaukan" KATA BENDA ini (BDB 118 I) pada dasarnya berarti menelan dan digunakan sebagai gambar untuk kehancuran.
Topik Teologia -> Mzm 52:2
Topik Teologia: Mzm 52:2 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Dosa
- Para Pendosa Menghancurkan
- Maz 5:10 Maz 14:4 Maz 52:4 Maz 69:5 Ams 11:9 Ams 11:11 Ams 28:24 Yes 32:7 Yes 59:7 Kis 8:3 Gal 1:13 1Ti 6:9 2Pe 2:1 Wah 11:18
- Dusta dan Kepalsuan
- Kel 20:16 Ayu 15:35 Ayu 21:34 Ayu 24:25 Ayu 31:33 Maz 5:7 Maz 31:19 Maz 50:19 Maz 52:4-6 Maz 55:21-22 Maz 62:5 Maz 63:12 Maz 116:11 Maz 119:69 Maz 120:3-4 Ams 2:12-15 Ams 6:16-17,19 Ams 10:18 Ams 12:22 Ams 17:4 Ams 19:22 Ams 21:6 Ams 26:23-26 Yes 59:2-3 Yer 5:2 Yer 7:8 Yer 9:3-6 Hos 4:1-2 Hos 12:1 Zak 8:16-17 Kis 5:7-9 Efe 4:25 Kol 3:9 Wah 21:8 Wah 22:15
- Pemegahan Diri dengan Membual
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.