Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 145:1-21; Mzm 145:4
Jerusalem: Mzm 145:1-21 - Puji-pujian karena kemurahan TUHAN Kidung ini tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 9:1-10:18+, dan terdiri atas kutipan-kutipan dari mazmur-mazmur lain. Ia meluhurkan Allah sebagai Ra...
Kidung ini tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 9:1-10:18+, dan terdiri atas kutipan-kutipan dari mazmur-mazmur lain. Ia meluhurkan Allah sebagai Raja, bdk Maz 47+ Sesudah pembukaan, Maz 145:1-2, pemazmur memuji kebesaran Tuhan, Maz 145:3-6, kebaikanNya, Maz 145:7-9, kekuasaan dan kekekalanNya, Maz 145:10-13. Raja yang mulia itu menolong manusia yang hina, Maz 145:14-17, dengan kemurahan terhadap semua orang benar, Maz 145:18-20. akhir kidung kembali kepada pembukaannya, Maz 145:21.
Bdk Maz 71:18; 78:4; Yes 38:19
Ende -> Mzm 145:1-21
Ende: Mzm 145:1-21 - -- Tersusun menurut abdjad Hibrani mazmur ini meluhurkan Keradjaan allah. Sesudah
pendahuluannja (Maz 145:1-2) ia memudji kebesaran Tuhan
(Maz 145:3-6), ...
Tersusun menurut abdjad Hibrani mazmur ini meluhurkan Keradjaan allah. Sesudah pendahuluannja (Maz 145:1-2) ia memudji kebesaran Tuhan (Maz 145:3-6), kebaikanNja (Maz 145:7-9), kekuasaan dan keabadianNja (Maz 145:10-13). Radja jang besar ini menolong manusia jang hina-dina (Maz 145:13-16) dengan kemurahanNja terhadap para mursjidNja (Maz 145:17-20). Achirnja kembali kepada permulaan mazmur.
Ref. Silang FULL -> Mzm 145:4
Ref. Silang FULL: Mzm 145:4 - Angkatan // akan memberitakan // keperkasaan-Mu · Angkatan: Mazm 22:31
· akan memberitakan: Ul 11:19; Ul 11:19
· keperkasaan-Mu: Mazm 71:16; Mazm 71:16
· Angkatan: Mazm 22:31
· akan memberitakan: Ul 11:19; [Lihat FULL. Ul 11:19]
· keperkasaan-Mu: Mazm 71:16; [Lihat FULL. Mazm 71:16]
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 145:1-9
Matthew Henry: Mzm 145:1-9 - Pengakuan-pengakuan yang Penuh Syukur
Lima mazmur sebelumnya semuanya sama, semuanya penuh dengan doa. Mazmur ini, dan lima mazmur sesudahnya hingga bagian akhir kitab ini, juga membentu...
Lima mazmur sebelumnya semuanya sama, semuanya penuh dengan doa. Mazmur ini, dan lima mazmur sesudahnya hingga bagian akhir kitab ini, juga membentuk satu bagian yang sama, semuanya penuh dengan pujian. Meskipun hanya mazmur ini yang diberi judul mazmur Daud, tidak ada alasan bagi kita untuk berpikir lain selain bahwa semua mazmur itu maupun kelima mazmur doa sebelumnya semuanya ditulis oleh dia. Di sini dapat diamati,
- 1. Bahwa setelah lima mazmur doa, menyusul enam mazmur pujian. Sebab, orang-orang yang banyak berdoa tidak akan kekurangan pokok pujian, dan orang-orang yang doanya sudah dijawab harus berlimpah dalam pujian. Ucapan syukur kita atas suatu belas kasihan, apabila kita sudah menerimanya, haruslah melampaui bahkan permohonan-permohonan kita saat meminta belas kasihan itu. Daud, dalam mazmur permohonannya yang terakhir, telah berjanji untuk memuji Allah ( 144:9), dan di sini ia memenuhi janjinya itu.
- 2. Bahwa kitab Mazmur ditutup dengan mazmur-mazmur pujian, sepenuhnya pujian, sebab pujian adalah penutup dari semua perkara. Di sinilah seluruh mazmur berpusat. Hal ini menunjukkan bahwa umat Allah, menjelang akhir hidup mereka, harus banyak-banyak memuji. Ini lebih perlu lagi karena, pada akhir hidup mereka, mereka berharap akan berpindah ke dunia pujian yang kekal. Semakin dekat mereka ke sorga semakin mereka harus membiasakan diri dengan pekerjaan sorga. Ini adalah salah satu dari mazmur-mazmur yang disusun menurut abjad (seperti Mazmur 25 dan 34, dst.), agar lebih mudah diingat, dan disimpan dalam pikiran. Sudah sewajarnyalah jika para penulis Yahudi sampai mengagung-agungkan mazmur ini sebagai bintang kejora dalam rangkaian mazmur yang cemerlang ini. Namun sebagian dari mereka juga memberikan pujian yang berlebihan untuknya, yang lebih mirip takhayul, bahwa barangsiapa yang menyanyikan mazmur ini terus-menerus selama tiga kali sehari pasti akan berbahagia di dunia yang akan datang. Dalam mazmur ini,
- I. Daud mengajak dirinya sendiri dan orang lain untuk memuji Allah (ay. 1-2, 4-7, 10-12).
- II. Ia memusatkan perhatian pada hal-hal yang pantas dijadikan pokok pujian, yaitu kebesaran Allah (ay. 3), kebaikan-Nya (ay. 8-9), bukti-bukti dari kebesaran dan kebaikan-Nya dalam penyelenggaraan kerajaan-Nya (ay. 13), kerajaan pemeliharaan (ay. 14-16), kerajaan anugerah (ay. 17-20), dan kemudian ia menutup dengan tekad untuk terus memuji Allah (ay. 21). Dengan tekad inilah hati kita harus dipenuhi, dan dalam tekad inilah hati kita harus terpatri, dalam menyanyikan mazmur ini.
- I. Siapa yang akan ikut dalam memberikan kemuliaan kepada Allah.
- 1. Apa pun yang dilakukan orang lain, si pemazmur sendiri akan banyak-banyak memuji Allah. Untuk pekerjaan baik inilah ia di sini menggugah dirinya sendiri, mengajak dirinya sendiri, dan membesarkan hatinya dalam melakukannya. Apa yang sekarang dilakukannya, akan dilakukannya, dan semakin lama semakin puas ia di dalamnya. Itulah kewajibannya. Itulah kesukaannya. Cermatilah,
- (1) Bagaimana ia mengungkapkan pekerjaan itu sendiri: “Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, dan memuji nama-Mu (ay. 1). Aku akan berkata-kata yang baik tentang Engkau, sebagaimana yang telah Engkau nyatakan sendiri diri-Mu demikian. Aku akan mengungkapkan pikiran-pikiran luhur tentang Engkau dan berusaha membangkitkan pikiran-pikiran serupa dalam diri orang lain.” Apabila dengan penuh hormat kita berbicara tentang Allah, hal ini ditafsirkan dan diterima dengan penuh rahmat sebagai perbuatan yang meninggikan Dia. Dan lagi (ay. 2): aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu. Pengulangan ini menunjukkan betapa kuatnya perasaannya dalam menjalankan pekerjaan ini, betapa kokohnya tujuannya untuk berlimpah-limpah dalam melakukannya, dan betapa seringnya ia melakukannya. Dan lagi (ay. 5, terjemahan KJV kjv– pen.): aku akan membicarakan kehormatan-Mu, dan (ay. 6) kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Ia akan memberikan kemuliaan kepada Allah, bukan hanya dalam ibadah-ibadahnya yang khidmat, melainkan juga dalam percakapannya sehari-hari. Jika hati penuh dengan Allah, maka dari kelimpahannya mulut akan berbicara dengan hormat, bagi pujian untuk-Nya, dalam segala kesempatan. Bahan pembicaraan apa yang lebih mulia, lebih berlimpah, lebih menyenangkan, berguna, dan tanpa cela yang dapat kita temukan selain tentang kemuliaan Allah?
- (2) Bagaimana ia mengungkapkan tekadnya untuk bertekun di dalam pekerjaan memuji ini.
- [1] Ia akan melakukan pekerjaan ini secara tetap: setiap hari aku hendak memuji Engkau. Memuji Allah haruslah menjadi pekerjaan kita sehari-hari. Tak ada hari yang boleh berlalu, meskipun begitu sibuk, meskipun begitu penuh duka, tanpa memuji Allah. Kita harus memandangnya sebagai pekerjaan sehari-hari kita yang paling diperlukan, dan penghiburan sehari-hari kita yang paling menyenangkan. Allah setiap hari memberkati kita, berbuat baik bagi kita. Oleh sebab itu, sudah semestinyalah setiap hari kita memuji-Nya, berkata-kata baik tentang Dia.
- [2] Ia akan terus terus-menerus melakukannya: aku hendak memuji Engkau untuk seterusnya dan selamanya (ay. 1, dan lagi ay. 2). Ini menunjukkan, pertama, bahwa ia bertekad untuk terus melakukan pekerjaan ini sampai akhir hayatnya, di sepanjang keberadaannya di dunia ini. Kedua, bahwa mazmur-mazmur yang ditulisnya haruslah digunakan oleh jemaat untuk memuji Allah sampai akhir zaman (2 Taw. 29:30). Ketiga, bahwa ia berharap untuk tetap memuji Allah sampai pada kehidupan kekal di dunia lain. Orang-orang yang menjadikan pujian sebagai pekerjaan mereka sehari-hari di bumi akan menjadikannya sebagai kebahagiaan mereka yang kekal di sorga.
- 2. Ia tidak ragu bahwa orang lain juga akan bergiat dalam melakukan pekerjaan memuji Allah ini.
- (1) “Mereka akan sehati sepikiran dalam melakukannya sekarang. Mereka akan bergabung bersamaku di dalamnya: ketika kuceritakan kebesaran-Mu, orang-orang akan mengumumkannya (ay. 6). Mereka akan memasyhurkannya” (ay. 7), atau mencurahkannya (sesuai dengan kata yang digunakan di sini). Mereka akan memuji Allah dengan indah dan lancar, lebih baik daripada ahli pidato yang paling fasih sekalipun. Semangat Daud akan menggerakkan banyak orang, dan demikianlah yang memang sudah terjadi.
- (2) “Mereka akan tetap memelihara pekerjaan itu ketika aku tiada, bergantian tanpa terputus (ay. 4): angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu.” Angkatan yang akan berlalu akan menceritakannya kepada angkatan yang muncul, akan menceritakan apa yang telah mereka lihat di masa mereka dan apa yang telah mereka dengar dari nenek moyang mereka; Dengan lengkap dan terperinci mereka akan memberitakan keperkasaan-Mu ( 78:3). Dan angkatan yang muncul akan mengikuti teladan angkatan yang berlalu: sehingga kematian para penyembah Allah tidak akan mengurangi penyembahan terhadap-Nya, sebab angkatan yang baru akan bangkit mengisi tempat yang ditinggalkan mereka untuk melanjutkan pekerjaan yang baik itu, tampaknya, sampai akhir zaman, yaitu saat pekerjaan penyembahan itu diserahkan kepada dunia yang lain untuk dilaksanakan, di mana tidak ada lagi pergantian angkatan.
- II. Untuk hal apa saja kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah.
- 1. Untuk kebesaran-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang besar. Kita harus menyatakan, besarlah TUHAN, kehadiran-Nya tak terhingga, kuasa-Nya tak terkalahkan, kecemerlangan-Nya tidak tertahankan, keagungan-Nya dahsyat, kekuasaan-Nya tak terbatas, dan kedaulatan-Nya tak terkalahkan. Oleh sebab itu, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa besarlah TUHAN, dan, karena Ia besar, maka sangat terpuji, dan harus dipuji dengan segenap hati kita, segenap kekuatan kita, dan dengan segala suasana yang sekhidmat-khidmatnya. Kebesaran-Nya memang tidak dapat dipahami, sebab tidak terduga dan tidak terselami. Siapakah yang dapat memikirkan atau mengungkapkan betapa besar Allah itu? Tetapi dengan demikian, maka kebesaran-Nya jauh lebih layak untuk dipuji. Apabila kita, dengan menyelami, tidak dapat menemukan dasar kebesaran-Nya, maka kita harus duduk di tepian, dan memuja kedalamannya (Rm. 11:33). Allah itu besar, sebab,
- (1) Keagungannya mulia di dunia atas, mengatasi segala langit, di mana Ia telah menetapkan kemuliaan-Nya. Apabila kita menyatakan kebesaran-Nya, kita tidak boleh lalai menceritakan semarak kemuliaan-Nya yang agung, gemilang kemuliaan dari keagungan-Nya (ay. 5), betapa cemerlangnya Ia bersinar di dunia atas, sehingga menyilaukan mata para malaikat itu sendiri, dan membuat mereka harus menutupi wajah mereka, karena tidak mampu menahan kemilaunya.
- (2) Perbuatan-perbuatan-Nya ajaib di dunia bawah ini. Penjagaan, pemeliharaan, dan pemerintahan terhadap semua makhluk, menyatakan bahwa Sang Pencipta sangatlah agung. Oleh sebab itu, ketika kita memberitakan kebesaran-Nya, kita harus mencermati bukti-bukti yang tak terbantahkan akan kebesaran-Nya itu, dan harus memberitakan keperkasaan-Nya(ay. 4), menyanyikan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib (ay. 5), dan kekuatan perbuatan-perbuatan-Nya yang dahsyat (ay. 6). Kita harus melihat Allah bertindak dan bekerja dalam semua perkara dunia bawah ini. Berbagai sarana digunakan, tetapi dalam segala peristiwa, Allah-lah sang sutradara utamanya. Dialah yang menjalankan segala sesuatunya. Banyak dari kekuasaan-Nya terlihat dalam pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan-Nya (semua itu adalah perbuatan-perbuatan yang perkasa, yang tidak bisa ditandingi oleh kekuatan makhluk mana pun), dan dalam pelaksanaan keadilan-Nya – semua itu adalah perbuatan-perbuatan yang dahsyat, dahsyat bagi orang-orang kudus, mengerikan bagi orang-orang berdosa. Tentang hal-hal inilah kita harus memanfaatkan segala kesempatan untuk membicarakannya, seraya memperhatikan jari Allah, tangan-Nya, lengan-Nya dalam segala hal, agar kita penuh dengan ketakjuban akan Dia.
- 2. Untuk kebaikan-Nya. Inilah kemuliaan-Nya (Kel. 33:19). Dalam hal itulah Dia bermegah (Kel. 34:6-7), dan untuk itulah kita harus memberi-Nya kemuliaan: peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyhurkan mereka (ay. 7). Kebaikan Allah adalah kebaikan yang besar, dan perbendaharaan kebaikan-Nya ini tidak akan pernah habis, bahkan, tidak akan pernah berkurang, sebab Ia akan tetap kaya dalam memberikan kasih setia sama seperti sebelum-sebelumnya. Kebaikan-Nya pantas diingat. Kebaikan-Nya haruslah selalu kita tempatkan di hadapan kita. Kenangan-kenangan akan kebaikan itu haruslah selalu kita ingat dan kita jaga, sebab itu pantas dikenang untuk selama-lamanya. Kemudian, kenangan yang melekat pada kita akan kebaikan Allah itu haruslah kita ceritakan, haruslah kita masyhurkan, sebagai orang yang dipenuhi dengan kebaikan itu, teramat sangat dipenuhi, dan rindu agar orang lain juga bisa mengenal dan merasakannya. Tetapi, bilamana kita menceritakan kebaikan Allah yang besar, kita tidak boleh lupa, pada saat yang sama, untuk bersorak-sorai tentang keadilan-Nya. Sebab, sama seperti Ia penuh rahmat dalam memberikan upah kepada orang-orang yang melayani-Nya dengan setia, demikian pula Ia adil dalam menghukum orang-orang yang memberontak melawan Dia. Keadilan yang tidak memihak dan tidak bisa diubah-ubah ada pada Allah dengan sama pastinya seperti kebaikan-Nya yang tiada habisnya. Kita harus menyanyikan keduanya secara bersama-sama (Rm. 11:22).
- (1) Ada sumber kebaikan dalam sifat Allah (ay. 8): TUHAN itu pengasih kepada orang-orang yang melayani-Nya. Dia penyayang kepada orang-orang yang membutuhkan-Nya, panjang sabar kepada orang-orang yang telah melanggar-Nya, dan besar kasih setia-Nya kepada semua orang yang mencari-Nya dan memohon kepada-Nya. Ia siap memberi dan siap mengampuni, lebih siap daripada kita untuk bertanya, daripada kita untuk bertobat.
- (2) Ada aliran-aliran kebaikan dalam semua penyelenggaraan pemeliharaan-Nya (ay. 9). Sama seperti Dia baik, demikian pula Dia berbuat baik. Dia baik kepada semua orang, kepada semua makhluk-Nya, dari malaikat yang tertinggi sampai cacing yang paling rendah, kepada semua kecuali setan-setan dan orang-orang berdosa yang terkutuk, yang telah menutup diri mereka sendiri dari kebaikan-Nya. Ia penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
- [1] Semua pekerjaan-Nya, semua makhluk ciptaan-Nya, menerima buah-buah dari kepedulian dan kebaikan-Nya yang penuh rahmat. Rahmat-Nya menjangkau mereka semua. Ia tidak membenci satu pun dari yang telah dijadikan-Nya.
- [2] Pekerjaan-pekerjaan rahmat-Nya bersinar terang jauh melampaui semua pekerjaan-Nya yang lain, dan memberitakan-Nya lebih banyak daripada pekerjaan-pekerjaan lain itu. Bukan dalam hal lain kemuliaan Allah akan menjadi begitu ternama untuk selama-lamanya selain dalam bejana-bejana rahmat yang sudah ditentukan untuk kemuliaan. Untuk kebaikan ilahilah akan dinyanyikan sorak-sorai haleluya dari orang-orang kudus sampai selama-lamanya.
Pengakuan-pengakuan yang Penuh Syukur (145:1-9)
Judul puji-pujian dari Daud pada mazmur ini mungkin tidak hanya menunjukkan bahwa Daudlah penulisnya, tetapi juga bahwa ia secara khusus bersuka di dalamnya dan sering kali menyanyikannya. Mazmur ini menemaninya ke mana pun ia pergi. Dalam bagian awal dari mazmur ini, sifat-sifat Allah yang mulia dipuji, sama seperti, dalam bagian akhir, kerajaan-Nya dan penyelenggaraannya yang dipuji. Amatilah:,SH: Mzm 145:1-21 - Keagungan Allah abadi (Jumat, 24 September 1999) Keagungan Allah abadi
Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita
mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa
ki...
Keagungan Allah abadi
Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami "berkat" Tuhan, atau karena kita menginginkan "berkat"-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar (ayat 4-7). Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad (ayat 13). Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya (ayat 4-7, 11-13).
Bukan pengakuan filosofis. Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya (ayat 8-10, 14-17, 19-20). Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya dalam kata dan tindakan.
SH: Mzm 145:1-7 - Karya Allah sebagai Raja (Senin, 21 Mei 2007) Karya Allah sebagai Raja
Mazmur ini mengakhiri rangkaian Mazmur Daud (ps. 138-144) dan
mengawali rangkaian mazmur doksologi, pujian bagi Allah (...
Karya Allah sebagai Raja
Mazmur ini mengakhiri rangkaian Mazmur Daud (ps. 138-144) dan mengawali rangkaian mazmur doksologi, pujian bagi Allah (ps. 146-150). Bagi pemazmur, Allah adalah Raja yang bertakhta kekal sehingga patut menerima pujian dan hormat selama-lamanya (1-3). Pada bagian pertama mazmur ini, puji-pujian diarahkan pada perbuatan dahsyat, yang merupakan wujud dari pemerintahan Sang Raja semesta alam (4-7). Pada bagian kedua (8-21) puji-pujian diarahkan pada karakter mulia dari Raja atas umat-Nya.
Karya besar apa yang Allah perbuat di alam semesta ini? Pemazmur tidak merincinya. Namun mengingat setiap angkatan memberitakannya (4), hal itu pasti bisa dilihat dalam sejarah dunia dan juga melingkupi sejarah Israel. Yaitu, penciptaan dan pemeliharaan atas segala ciptaan-Nya.
Karya penciptaan Allah menghasilkan baik alam semesta maupun umat Israel. Sebagaimana Allah menciptakan dunia dan segala isinya melalui kuasa firman-Nya, demikian Israel hadir dalam sejarah dunia sebagai penggenapan janji-Nya kepada Abraham, nenek moyang mereka (Kej. 12). Demikian juga dengan karya agung pemeliharaan Allah. Sebagaimana Allah menopang ciptaan-Nya dengan hukum-hukum yang Ia berlakukan dalam alam, demikian Israel dipelihara melalui Taurat dan para nabi-Nya. Dua karakter Allah yang mencerminkan pemeliharaan Allah atas umat-Nya adalah kebajikan (atau kebaikan, lih. Mzm. 25:7) dan keadilan (Mzm. 145:7).
Tuhan juga berkarya dalam hidup orang percaya. Dialah yang menciptakan hidup baru melalui kelahiran kembali yang dilakukan Roh. Dia juga yang mengutus Roh Kudus hadir dalam diri orang percaya untuk memelihara dan menumbuhkan hidup itu semakin menyerupai Kristus. Maka, kita patut bersama pemazmur memuji dan memuliakan Tuhan atas perbuatan-perbuatan besar-Nya dalam dunia ini, dalam umat-Nya, serta dalam diri kita masing-masing!
Renungkan: Dia Raja yang berdaulat atas hidup kita. Semua terjadi karena Dialah pencipta, pemelihara, dan penebus kita!
SH: Mzm 145:1-21 - Allah adalah Raja (Rabu, 1 September 2010) Allah adalah Raja
Bagaimana gambaran Anda tentang raja? Ada orang yang menjadikan raja sebagai indikasi kekuasaan dan kemutlakan yang tak terbantahka...
Allah adalah Raja
Bagaimana gambaran Anda tentang raja? Ada orang yang menjadikan raja sebagai indikasi kekuasaan dan kemutlakan yang tak terbantahkan. Namun ada juga yang melihat raja dari sisi kearifan, keadilan, dan perhatian.
Bagi pemazmur, Allah adalah Raja. Raja yang bagaimana? Raja yang besar dan perkasa, mulia dan agung, karya-Nya ajaib dan dahsyat (3-6). Sisi ini mungkin akan membuat orang segan bahkan takut. Namun pemazmur melengkapi gambaran tentang Sang Raja. Pemazmur menyatakan bahwa Raja itu juga melakukan kebajikan, Ia adil, pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya, baik dan penuh rahmat (7-13). Raja itu juga menopang dan menegakkan orang, Ia memenuhi kebutuhan orang pada waktunya (14-16). Ia menjaga orang-orang yang mengasihi Dia dan mendengarkan teriak mereka minta tolong (17-20). Dengan gambaran Raja yang sedemikian, bagaimana mungkin pemazmur tidak tergerak untuk menyanyikan pujian dan memuliakan Allah, Sang Raja itu (1-2)? Umat dari berbagai generasi juga tidak tinggal diam, mereka menceritakan keperkasaan Allah kepada penerus mereka (4).
Bagaimana hubungan kita dengan Allah, Sang Raja itu? Seberapa sering kita menyapa Allah sebagai Raja yang Maha Kuasa, yang patut menerima hormat dan sembah? Atau kita memperlakukan Allah hanya sebagai sahabat yang kita harapkan memaklumi segala kekurangan kita? Kehidupan yang tampak berjalan secara otomatis juga ikut melarutkan kita ke dalam rutinitas hingga kadang tidak sadar bahwa semua itu tak akan terjadi tanpa campur tangan dan kuasa Allah.
Maka cobalah ambil waktu untuk duduk tenang di hadapan Tuhan. Usahakan untuk mengingat ulang segala sesuatu yang Allah telah perbuat dalam hidup Anda, dan camkanlah bahwa sesungguhnya Anda tidak layak menerimanya. Perhatikanlah apa yang muncul dalam hati Anda, bukankah perasaan tunduk yang melahirkan puji dan syukur? Maka jangan ragu untuk menyanyi, memuji nama-Nya.
SH: Mzm 145:1-21 - Bersyukur Engkau Raja kami (Minggu, 31 Agustus 2014) Bersyukur Engkau Raja kami
Inilah mazmur berstruktur akrostik yang terakhir ditemukan di kumpulan 150 Mazmur. Yang dimaksud akrostik ialah, setiap ba...
Bersyukur Engkau Raja kami
Inilah mazmur berstruktur akrostik yang terakhir ditemukan di kumpulan 150 Mazmur. Yang dimaksud akrostik ialah, setiap baris dimulai dengan abjad Ibrani secara berurutan. Hanya dalam naskah Ibraninya, abjad ke-12 tidak terwakili. Keindahan akrostik ini hanya bisa dinikmati dalam bahasa aslinya. Namun, hal ini tidak mengurangi keindahan mazmur ini sendiri dan terutama makna rohaninya.
Mazmur ini mulai dengan menyebut Allah sebagai Raja (1). Pujian kepada Allah sebagai Raja diungkapkan (1-7). Dialah Allah yang besar dan perbuatan-perbuatan-Nya besar dan ajaib. Oleh karena itu, pujian ini bukan hanya keluar dari mulut umat Tuhan generasi kontemporernya pemazmur, melainkan juga keluar dari setiap generasi umat Tuhan (4). Pemazmur berkomitmen untuk memuji Tuhan terus menerus dan setiap hari (2) dan mengajak orang lain juga memuji Tuhan.
Dari pujian, beralih kepada ucapan syukur (10). Alasan bersyukur ialah karena perbuatan Tuhan kepada umat-Nya sesuai dengan karakter-Nya yang menjadi dasar Ia bertindak penuh kemurahan (8-9). Ayat 14-20 memberikan gambaran berbagai perbuatan Tuhan yang baik. Ia menopang orang yang jatuh, memberi makanan mereka yang membutuhkannya, menjawab doa mereka minta tolong, serta memelihara mereka yang mengasihi-Nya. Semua itu karena kasih setia dan keadilan-Nya. Kesetiaan-Nya menopang umat, sebaliknya keadilan-Nya membinasakan para musuh (20).
Mazmur ini dimulai dengan semangat memuji Tuhan, ditutup juga dengan tekad serta ajakan agar semua makhluk ikut memuji-Nya selamanya. Sama seperti pemamzur, kita juga perlu belajar memuji Allah kita di dalam Kristus karena memang hanya Dia patut disembah. Seraya mengucap syukur untuk segala yang Ia telah perbuat, di dalam Anak-Nya. Hitunglah berkat Tuhan agar kita mulai dapat bersyukur dengan jujur, dan membagikan pengalaman diberkati Tuhan kepada sesama.
SH: Mzm 145:1-21 - Di Hadapan Allah (Jumat, 21 Mei 2021) Di Hadapan Allah
Alkitab mengakui dan menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta, Penguasa, dan Pemelihara kehidupan. Allah menciptakan manusia supaya ma...
Di Hadapan Allah
Alkitab mengakui dan menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta, Penguasa, dan Pemelihara kehidupan. Allah menciptakan manusia supaya manusia dapat menjadi mitra Allah dalam mengelola dan memimpin dunia ini dalam gaya hidup yang memuliakan Allah.
Mazmur 145 adalah mazmur yang merangkum pengenalan Daud akan Allah yang dia sembah, sebuah pujian syukur atas pemeliharaan Allah yang senantiasa bermurah hati kepada umat-Nya.
Melalui mazmur ini, Daud mengajarkan bagaimana kita memuji Allah. Ia meninggikan Tuhan sebagai Raja karena kebesaran-Nya (1-3). Generasi-generasi akan menyatakan kebesaran karya Tuhan (4-7), demikian juga semua ciptaan.
Karya agung-Nya akan diberitakan ke segala penjuru dunia. Tuhan menopang dan memelihara hidup umat-Nya. Segala jalan-Nya ditandai dengan keadilan dan kesetiaan (10b-20). Karena itu, Daud menyimpulkan puji-pujian kepada Allah sebagai tindakan yang berkelanjutan untuk selamanya (21).
Kejatuhan manusia membawa manusia ke dalam pergumulan untuk dapat memuliakan Allah. Namun, Allah tetap menunjukkan kasih-Nya kepada umat-Nya. Melalui Abraham, Allah memanggil satu umat yang akan memuliakan nama-Nya. Di sepanjang sejarah, Allah adalah Raja atas umat-Nya. Bagaimana kita menghadap Dia? Apa yang harus kita lakukan ketika kita menghadap Dia? Mazmur 145 memberikan jawabannya.
Allah kita adalah Tuhan yang Besar dan Agung. Tangan-Nya menjangkau, meraih, dan menolong kita. Allah setia dalam perkataan-Nya, dan Ia penuh kasih setia dalam perbuatan-Nya. Kuasa kasih Allah tidak pernah berhenti mencari dan meraih umat pilihan-Nya. Oleh karena itu, kita pun tidak akan berhenti memuliakan-Nya. Mari kita menghadap Dia dengan puji-pujian, berharap kepada kasih dan keadilan-Nya. Di hadapan-Nya, kita turut memberitakan karya Allah yang agung seumur hidup kita.
Terpujilah Allah kita yang sejati! Di hadapan Allah, segala ciptaan memuji nama-Nya, Raja yang kekal dan Allah yang setia. [IBS]
Utley -> Mzm 145:1-7
Utley: Mzm 145:1-7 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 145:1-71 Puji-pujian dari Daud. Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk ...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 145:1-7
1 Puji-pujian dari Daud. Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. 2 Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. 3 Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. 4 Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. 5 Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan. 6 Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. 7 Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilan-Mu mereka akan bersorak-sorai.
Mazm 145:1 "Aku hendak mengagungkan Engkau" Perhatikan elemen pribadi yang begitu sering dinyatakan di Mazm 145:1-7. Ini jelas terlihat oleh frasa, "Allahku." Jelaslah bahwa iman pribadi adalah titik awal dalam memahami Tuhan Sang Penciptaa dan dalam sejarah.
Bait pembuka ini (yaitu, Mazm 145:1-7) memiliki beberapa COHORTATIVE.
- 1. Aku hendak mengagungkan Engkau, Mazm 145:1 - BDB 926, KB 1202, Polel IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
- 2. aku hendak memuji nama-Mu, Mazm 145:1 - BDB 138, KB 159, Piel COHORTATIVE
- 3. aku hendak memuji Engkau, Mazm 145:2 - BDB 138, KB 159, Piel IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
- 4. hendak memuliakan nama-Mu, Mazm 145:2 - BDB 237, KB 248, Piel COHORTATIVE
- 5. perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan, Mazm 145:5 - BDB 967, KB 1319, Qal COHORTATIVE
- 6. kebesaran-Mu hendak kuceritakan, Mazm 145:6 - BDB 707, KB 765, Piel IMPERFECT digunakan dalam arti cohortative
Para pengikut setia yang sejati harus mengungkapkan iman dan pujian mereka pada YHWH.
□ "Ya Raja" YHWH adalah Raja Israel yang sejati (lih. 1Sam 8:7). Raja duniawi hanya perwakilan Raja surgawi belaka (lih. Mazm 10:16; 29:10; 98:6).
□ "(aku) hendak memuliakan nama-Mu" Konsep "memberkati" ini (BDB 138-KATA KERJA, 139-BENDA) merupakan bagian dari teologi Ibrani yang terkait dengan kekuatan dari kata yang diucapkan. lihat Topik Khusus: MEMBERKATI (PL).
Kata "nama" ini (BDB 1027) adalah cara Ibrani merujuk kepada orang tersebut. Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00196\\ "NAMA" DARI YHWH.
Tuhan Israel disebut Eloah di Mazm 145:1 tetapi YHWH sembilan kali di Mazmur yang seterusnya. Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00197\\ NAMA TUHAN.
□ "Selama-lamanya" Frasa ini digunakan dalam Mazm 145:1b Mazm 2b dan tampaknya digunakan dalam arti yang sama di Mazm 34:1, yang secara eksplisit dinyatakan dalam Mazm 145:a. Hal ini tidak benar-benar penegasan dari akhirat tetapi ungkapan Ibrani tentang pujian setiap hari. lihat Topik Khusus: SELAMANYA ('OLAM).
145:a3 "kebesaran-Nya tidak terduga" KATA BENDA "kebesaran" ini (BDB 153) digunakan untuk
- 1. Allah sendiri - 1Taw 29:11; Mazm 48:1; 86:10; 147:5
- 2. tindakan-Nya - 2Sam 7:21; 1Taw 17:19-21
"tidak terduga" ini (har. "tidak ada pencarian," yaitu, KATA BENDA CONSTRUCT) digunakan dalam Ayub 5:9; 9:10; 11:7. Konsep yang sama tentang jalan Tuhan yang jauh di atas pemahaman kita dinyatakan dalam Mazm 40:5; 139:6; Yes 40:28; 55:8,9; Rom 11:33.
Mazm 145:4 "Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu" Ini adalah penekanan pada orang tua yang setia yang meneruskan iman mereka kepada anak-anak mereka (lih. Ul 4:9,10; 6:7,20-25; 11:19; 32:7,46; Mazm 22:30,31).
KATA KERJA di Mazm 145:4 ialah IMPERFECT tapi mungkin dalam arti JUSSIVE, menyatakan keinginan/doa pemazmur. Hal yang sama ini berlaku di Mazm 145:6,7 (Alkitab NET, hal. 1009).
□ "keperkasaan-Mu" Tekanannya ialah pada Allah yang bertindak dalam kesetiaan terhadap janji perjanjian- Nya, lih. Mazm 145:4,5,6,7,12. Biasanya istilah ini merujuk pada tindakan-tindakan penebusan Allah yang lalu, seperti Keluaran.
Mazm 145:5 "Pada kemuliaan dari Mulia" Kosakata Manusia tidaklah cukup memadai untuk bisa mengekspresikan kemuliaan Allah (lihat Topik Khusus: KEMULIAAN [PL]). Di sini adalah serangkaian kata-kata yang dihubungkan bersama untuk menangkap sifat mulia Allah.
- 1. kemegahan - BDB 214, lih. 1Taw 16:27; Mazm 29:4; 90:16; 96:6; 104:1; 111:3; Yes 2:10,19,21
- 2. keagungan - BDB 217, lih. 1Taw 16:27; 29:11; Mazm 96:6; 111:3; 148:13
- 3. menakjubkan - BDB 810, lihat Topik Khusus: PERKARA-PERKARA AJAIB.
□ "akan kunyanyikan" Pengikut setia akan mengingat karya agung YHWH, lih. Mazm 145:7. Sungguh menakjubkan berapa kali di Alkitab pengikut setia dinasihati agar ingat apa yang telah dilakukan Allah!
Mazm 145:6 "Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka" Ini adalah singgungan pertama kepada "semua orang," yang merupakan refrain umum dari Mazm 145:8-21. Ini memiliki potensi kontekstual mencakup semua bangsa-bangsa lain, serta juga orang-orang Yahudi. Namun demikian, ini bisa jadi merupakan keharusan sastra yang dihasilkan oleh bentuk tulisan akrostik.
Perhatikan beberapa cara pemazmur merujuk pada karya YHWH.
- 1. Pekerjaan-pekerjaan-Mu, Mazm 145:4a, 9b, 10a
- 2. Keperkasaan-Mu, Mazm 145:4b, 12
- 3. Perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, Mazm 145:5b
- 4. Perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat, Mazm 145:6a
Ini merujuk pada
- 1. penciptaan dan / atau banjir
- 2. tindakan pengampunan dan pemulihan
- 3. pemanggilan Abraham dan para Leluhur
- 4. Keluaran
- 5. Penaklukan
- 6. kemenangan dalam pertempuran
- 7. dll
Mazm 145:7 "akan dimasyhurkan" KATA KERJA ini (BDB 615, KB 665, Hiphil IMPERFECT) berarti "Meletup- letup." Ini sering digunakan dalam suatu arti kiasan (lih. Mazm 19:2; 78:2; 119:171; 145:7). Ini menyatakan suatu proklamasi yang bersemangat, konstan.
□ "keadilan-Mu" Istilah "keadilan" ini (BDB 842) berasal dari akar bahasa Ibrani, "sebuah buluh pengukur." Hal ini dapat digunakan dalam dua cara dalam PL:
- 1. kekudusan dan kekekalan transenden Allah
- 2. tindakan-Nya menebus Israel Lihat
Topik Khusus: Kebenaran.
Topik Teologia -> Mzm 145:4
Topik Teologia: Mzm 145:4 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Keagungan Allah
Ula 3:24 Ula 10:17 Ula 32:3-4 2Sa 7:22 1Ra 8:42 1Ta 16:25 1Ta 29:10-13 Neh ...
- Allah yang Berpribadi
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Penjagaan Allah
- Allah Aktif atas Ciptaan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Memuji Allah
- Alasan-alasan Memuji Allah
- Memuji Allah untuk Pekerjaan-Nya
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.