Kebiasaan apakah yang menjadi keberatan Tuhan kita ketika Dia mencela orang-orang Farisi karena berdoa di jalan-jalan?
Ayat dalam Matius 6:5, "Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang," merujuk kepada keinginan orang Farisi untuk memamerkan penampilan lahiriah keagamaan mereka. Seorang Farisi yang keras berdoa berkali-kali dalam sehari dan menetapkan jam-jam tertentu untuk melakukan itu. Banyak di antara mereka berupaya mempertontonkan kebiasaan doa mereka kepada orang banyak agar dikagumi, dan dengan demikian mengizinkan waktu-waktu doa menyusul mereka sementara berada di tikungan-tikungan jalan dilihat secara terbuka oleh orang yang lewat. Mereka mencari pujian orang dan tidak akan keberatan dengan cara apa pun untuk menarik perhatian orang banyak. Di sini Tuhan ingin menekankan kepada kita bahwa hidup keagamaan kita seharusnya keluar dari hati, bukan ditunjukkan di tempat umum. Hidup keagamaan kita seharusnya memuaskan Dia yang mengetahuinya dari tempat yang tersembunyi. "Jika hidup keagamaan orang hanya merupakan rentetan bentuk lahiriah maupun upacara, maka dia pasti menginginkan seseorang - sesamanya - melihat dan mengagumi, lalu dia akan datang kurang lebih secara sadar, untuk menyesuaikan dan mempersiapkan tindakannya untuk merebut kekaguman orang-orang," demikian kata seorang penafsir. Tetapi, ini bukan hidup keagamaan Kristus, karenanya Dia memperingatkan terhadap hal itu.
Artikel yang terkait dengan Matius: