Apakah dibenarkan kita menampilkan Alkitab atau bagiannya secara sekular dengan menempatkan tokoh-tokohnya atau pribadi Tuhan kita ke dalam latar cerita khayal?

Prasangka terhadap bentuk sastra seperti Ben Hur, The Prince of the House of David, dan sebagainya, adalah menyesatkan. Anda akan merampas karya sastra secara kejam jika mengeluarkan semua narasi serta ajaran Alkitab yang telah dicetak kembali, dan semua cerita yang indah, puisi, perumpamaan dan pantun indah yang telah berkembang di sekitar pribadi Kristus. Karya-karya para penyair besar seperti Dante, Milton, Tennyson, Browning, penuh dengan rujukan-rujukan Alkitab, dan menceritakan ulang kejadian-kejadian alkitabiah dan menyatakan kembali ajaran-ajaran Alkitab. Karya-karya cerita bagus yang telah berbuat kebajikan yang tak terhitung jumlahnya, seperti Pilgrim's Progress dan Holy War karangan Bunyan, di mana pribadi Kristus menjadi karakter atau tokoh cerita, membuktikan bahwa tulisan-tulisan mereka dapat dibenarkan. Tentu saja semua ada batasnya. Buku-buku seperti Ben Hur dan The Prince of the House of David telah memberikan sumbangan tak terkatakan, karena membuat pribadi Kristus dan fakta tentang kehidupan rohani lebih nyata. Kita tidak menyetujui (tidak sepaham dengan) banyak drama modern dan naskah film di mana pribadi Kristus dimunculkan, tetapi dalam buku-buku seperti yang Anda sebut maka kebaikan hanya dapat dilakukan dengan membicarakan Kristus melalui cara yang "lazim." Banyak di antara kita sering mengabaikan fakta bahwa "Firman itu telah menjadi manusia" dengan segala sesuatu yang berarti bagi kita. Dia menjadi seperti kita, memiliki tubuh, fungsi-fungsi badani maupun kejiwaan dan merasakan sakit (semua yang kita rasakan, kecuali dosa dan akibat-akibatnya). Dengan demikian Dia menjadi satu dengan kita, menjadi Saudara kita sehingga keserupaan ini membuat Dia dekat dan berharga, sebagaimana yang Dia harapkan. Banyak ciri dari karakter-Nya, banyak sifat yang khas tidak diceritakan dalam Alkitab. Banyak yang dikatakan dan diperbuat-Nya tidak dicatat dalam Alkitab. Mengapa kemudian tidak diangan-angankan, sejauh kita dalam batas-batas penghormatan yang pantas dan keserupaan seperti apa adanya? "Ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa" (Mat. 28:20). Sungguh, itu adalah perkataan yang mulia! Jika Dia selalu menyertai kita di manapun, kenapa tidak menggambarkan Dia seperti bersama orang-orang yang menjadi tokoh dalam Ben Hur, dan sebagainya?




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA