Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia ¹ . ¹ 

Waspadalah! Jika saudaramu berbuat dosa terhadap kamu, tegurlah dia; jika ia menyesali dosanya, ampunilah dia.

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu bersalah, tegurkanlah dia; jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

Sebab itu, waspadalah! Kalau saudaramu berdosa, tegurlah dia. Kalau ia menyesal, ampunilah dia.

Karena itu berhati-hatilah! Jangan sampai kalian melakukan hal seperti itu! “Kalau saudaramu seiman bersalah kepadamu, tegurlah dia. Kalau dia menyesali kesalahannya, maafkanlah dia.

Perhatikanlah dirimu! Dan, bilamana saudaramu berdosa terhadap engkau, tegurlah dia, dan jikalau ia bertobat, ampunkanlah kepadanya.

Karena itu jagalah dirimu baik-baik. Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Jika ia menyesal, ampunilah dia.

Berwaspadalah! Jika saudaramu telah berbuat dosa terhadapmu, tegurlah dia dan jika dia bertaubat, ampunilah dia.

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia ¹ . ¹ 

Jagalah ¹  dirimu! Jikalau ²  saudaramu berbuat dosa, tegorlah ³  dia, dan jikalau ²  ia menyesal, ampunilah dia.

Luk 17:3 

Nas : Luk 17:3

Perhatikan hal-hal berikut berkenaan dengan pernyataan Yesus mengenai pengampunan:

1. 1) Yesus menginginkan agar kita memiliki sikap yang suka mengampuni dan menolong mereka yang bersalah kepada kita, daripada sikap yang membalas dendam atau benci.
2. 2) Pengampunan dan kerukunan kembali tidak dapat benar-benar terjadi sebelum orang yang bersalah itu mengakui tindakannya yang keliru dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya, Yesus tidak menunjuk kepada kesalahan yang sama yang dilakukan berulang-ulang.
3. 3) Kita harus rela untuk terus memberi pengampunan jikalau orang yang bersalah itu benar-benar bertobat. Pernyataan Yesus mengenai mengampuni "tujuh kali sehari" tidak dimaksudkan untuk membiarkan dosa yang terbiasa dilakukan. Ia juga tidak bermaksud bahwa orang percaya harus membiarkan seseorang untuk menganiaya atau berlaku kejam kepadanya selama waktu yang tidak terbatas. Sebaliknya, Ia mengajarkan bahwa kita harus memelihara suatu sikap yang selalu siap untuk menolong dan mengampuni orang yang bersalah.