Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. ¹ 

Jangan berkata, “Mengapa hari-hari sebelumnya lebih baik daripada ini?” karena bukan dari hikmat kamu mengatakannya.

Janganlah katamu: Apa mulanya maka segala zaman dahulu itu baik dari pada zaman ini? karena bukannya dengan akal budi engkau bertanyakan hal itu.

Janganlah bertanya, "Mengapa zaman dulu lebih baik daripada zaman sekarang?" Hanya orang dungu yang bertanya begitu.

Janganlah bertanya, “Mengapa keadaan yang dulu lebih baik daripada sekarang?” Itu adalah pertanyaan bodoh.

Janganlah berkata, "Mengapa masa lalu lebih baik daripada masa sekarang?" Sebab bukanlah berdasarkan hikmat engkau bertanya seperti itu.

Janganlah berkata, "Apa sebabnya zaman dahulu lebih baik daripada zaman sekarang?" karena tidaklah berhikmat jika engkau bertanya demikian.

Jangan berkata: “Mengapa zaman dahulu lebih baik daripada zaman sekarang?” Sebabnya bukan atas hikmahmu kamu melontarkan hal itu.

Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. ¹ 

Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu ¹  lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat ²  engkau menanyakan hal itu.

Pkh 7:8-14 

Nas : Pengkh 7:8-14

Salomo meminta agar kita dengan tekun menuju sasaran-sasaran yang ditetapkan Allah (bd. Fili 3:13-14) sambil menerima jalan yang disediakan Allah, baik jalan itu licin maupun kasar. Dengan mengakui bahwa Allah bekerja di dalam kita, kita dapat bersukacita dalam kemakmuran dan belajar mengandalkan Allah dalam kemalangan. Seperti halnya rasul Paulus, kita harus belajar merasa puas -- baik dengan keadaan yang melimpah maupun yang kekurangan (Fili 4:12).