oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat ^x  akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.

Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama ¹ : baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah. ^x 

Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?

Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^q 

ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanyapun tidak puas ^m  dengan kekayaan; --untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? --Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.

Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. ^e 

Orang yang bodoh melipat tangannya ^k  dan memakan dagingnya sendiri.

(5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah. ^u 

Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, ^m  supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.

Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur ¹ ; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.

Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: ^t  yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa ¹ ! ^u 

Aku melihat budak-budak menunggang kuda dan pembesar-pembesar berjalan kaki seperti budak-budak. ^d 

Hikmat ^x  lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.

Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: ^z  "Orang itu bodoh!"

Tetapi orang yang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan ¹  dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur, ^l  karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah. ^m 

(5-5) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?

Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu ^f  dengan hati yang senang ¹ , ^g  karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.

Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah ^l  dan usaha menjaring angin.

Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat ^s  dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. ^t  Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angin,